Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

22
PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN RESPON BALIK TEKANAN DARAH ARTERI Laporan Praktikum Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia Disusun oleh: Jessica Anindita 12/331037/FA/09178

Transcript of Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

Page 1: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN RESPON BALIK TEKANAN

DARAH ARTERI

Laporan Praktikum Mata Kuliah Anatomi Fisiologi Manusia

Disusun oleh:

Jessica Anindita12/331037/FA/09178

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTASeptember 2012

Page 2: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG DAN RESPON BALIK TEKANAN

DARAH ARTERI

I. PENDAHULUAN

A. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Memahami pengaruh gaya gravitasi terhadap tekanan

darah arteri.

2. Menentukan hasil prediksi potensial hipertensi terhadap

probandus.

3.

B. DASAR TEORI

Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting

dalam dinamika peredaran darah (hemodinamika). Definisi

tekanan darah di sini merujuk kepada tekanan yang dialami darah

pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa

oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.

Pada pemeriksaan fisik seorang penderita, pemeriksaan

tekanan darah arteri merupakan hal terpenting dan merupakan

hal awal untuk dilakukan. Pengukuran tekanan darah arteri ini

bertujuan untuk mengetahui tinggi tekanan darah sistolik dan

tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan

darah tertinggi selama satu siklus jantung, merupakan tekanan

yang dialami pembuluh darah saat jantung memompa darah.

Sedangkan tekanan darah diastolik adalah tekanan darah

Page 3: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

terendah yang dialami pembuluh darah saat jantung beristirahat.

Dilakukannya pengukuran tekanan darah ini dapat membantu

untuk mendiagnosis penyakit apa yang diderita oleh penderita,

seperti misalnya penyakit hipertensi dan hipotensi. Hipertensi

adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan

darah secara kronis (dalam jangka waktu lama), dan penderita

mempunyai tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat

istirahat. Sedangkan hipotensi adalah kondisi medis di mana

terjadi penurunan tekanan darah secara kronis, dan penderita

mempunyai tekanan darah yang kurang dari 90/60 mmHg saat

istirahat.

Klasifikasi hipertensi menurut derajatnya adalah hipertensi

ringan, bila tekanan darah baik sistolik maupun diastolik berada

lebih besar dari 10 mmHg di atas tekanan darah normalnya

(khusus remaja 150/100-159/109 mmHg). Hipertensi sedang, bila

tekanan darah baik sistolik maupun diastolik lebih besar dari 20

mmHg di atas tekanan darah normalnya (khusus remaja besar

dari 160/110 mmHg). Penelitian menunjukkan kematian pada

penderita hipertensi terjadi pada tekanan darah sistolik 115

mmHg ke atas dan diastolik 75 mmHg ke atas. Setiap kenaikan

tekanan darah sisitolik 20 mmHg dan diastolik 10 mmHg

didapatkan resiko dua kali lipat. Secara sederhana, dapat

dinyatakan bahwa peningkatan tekanan darah yang normal pada

manusia adalah tidak boleh lebih dari 10 mmHg dan penurunan

Page 4: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

tekanan darah yang normal pada manusia adalah tidak boleh

kurang dari 10 mmHg.

Ada dua cara pengukuran tekanan darah arteri yang dikenal

sampai saat ini, yaitu pengukuran tekanan darah arteri secara

langsung (direct method) dan pengukuran tekanan darah arteri

secara tidak langsung (indirect method).

Pengukuran tekanan darah arteri secara langsung dilakukan

dengan menggunakan pipa (tube, catheter), yang dimasukkan

menembus pembuluh arteri. Ujung pipa yang lain dihubungkan

dengan manometer air raksa atau alat ukur lain yang sesuai,

dengan begitu tekanan darah arteri dapat terukur.

Pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung

dilakukan dengan teknik sederhana tanpa perlu menembus

arteri. Cara pengukuran tekanan darah arteri secara tidak

langsung ini dibagi lagi menjadi dua teknik, yaitu secara palpatoar

dan auskultatoar. Pengukuran secara palpatoar dilakukan dengan

cara meraba (palpasi) denyut arteri radialis, lebih mudah teraba

di atas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Namun, cara

palpatoar ini hanya mampu mengukur tekanan sistolik saja.

Berbeda dengan cara auskultatoar, cara ini tidak hanya mampu

mengukur tekanan sistolik, tetapi juga mampu mengukur tekanan

diastolik. Cara auskultatoar dilakukan dengan jalan mendengar

(auskultasi) bunyi detak pembuluh dengan perantaraan

stetoskop. Detak pertama yang terdengar menandakan tekanan

sistolik telah mencapai puncaknya. Bunyi detak tersebut akan

Page 5: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

diikuti dengan suara mendesis, desis ini disebut bising Korotkoff.

Bising Korotkoff ditimbulkan oleh aliran turbulen dalam arteria

brachialis, dan hilangnya bising Korotkoff pada saat pengukuran

menandakan saat tercapainya tekanan diastolik.

Tinggi tekanan darah normal pada orang dewasa, diukur

dalam posisi berbaring dalam keadaan istirahat adalah 120 mmHg

untuk tekanan sistolik, dan 70 mmHg untuk tekanan diastolik

(120/70 mmHg). Tekanan darah dalam kehidupan seseorang

bervariasi secara alami. Tekanan darah secara patologis

dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, temperatur, emosi, dan

aktivitas fisik. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, yaitu

paling tinggi di pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam

hari. Namun, faktor yang menimbulkan variasi tinggi tekanan

darah adalah perubahan posisi tubuh yang dipengatuhi oleh gaya

gravitasi.

Pada orang yang berdiri tegak tekanan darah arteri pada kaki

lebih tinggi daripada tekanan darah arteri pada kepala, hal ini

disebabkan karena tekanan darah arteri di kaki mendapat

tambahan tekanan hidrostatis kolom darah di dalam tubuh,

sedangkan di kepala tidak. Pada posisi ini, pengumpulan darah di

vena lebih banyak, dan sekitar 500 cc darah terkumpul di tubuh

bagian bawah. Dengan demikian selisih volume total dan volume

darah yang ditampung dalam vena kecil, berarti volume darah

yang kembali ke jantung sedikit, kerja jantung memompa darah

berkurang, dan tekanan darah arteri rata-rata jantung akan

Page 6: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

menurun. Sedangkan pada orang yang berbaring, efek gravitasi

pada tubuh akan berkurang yang membuat lebih banyak darah

mengalir kembali ke jantung. Seluruh bagian tubuh terletak pada

bidang horizontal (tegak lurus dengan arah gaya gravitasi),

sehingga tekanan darah pada seluruh bagian tubuh akan sama

tingginya.

Perubahan tekanan darah ini dikendalikan oleh reseptor-

reseptor yang disebut baroreseptor, mekanisme pengaturan

tekanan darah disebut dengan refleks baroreseptor. Peningkatan

dan penurunan tekanan darah akan menyebabkan baroreseptor

ini menjalankan sinyal menuju ke susunan saraf pusat, dan sinyal-

sinyal “umpan balik” akan dikirim kembali melalui sistem saraf

otonom menuju ke sirkulasi untuk mengurangi atau menaikkan

tekanan darah kembali ke nilai normal.

II. ALAT DAN LANGKAH KERJA

A. ALAT PRAKTIKUM

1. Sfigmomanometer, lengkap dengan balut Riva Rocci

(manset)

2. Stetoskop

B. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM

1. Menyiapkan sfigmomanometer dengan balut Riva Rocci

dan stetoskop. Memastikan bahwa kunci air raksa pada

Page 7: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

sfigmomanometer telah terbuka dan katup udara dari

pompa sfigmomanometer telah tertutup rapat.

2. Melilitkan balut Riva Rocci pada lengan atas probandus di

mana probandus sedang dalam posisi berbaring, sekitar 2-

3 jari di atas fossa cubiti (lipatan siku). Pembalutan

dilakukan cukup ketat dan cukup lebar pada lengan

probandus agar didapatkan hasil pengukuran yang benar.

3. Meraba denyut radialis di sekitar pergelangan tangan

pada sisi ibu jari probandus. Perabaan dilakukan dengan

menggunakan 3 jari agar lebih akurat. Setelah denyut

radialis ditemukan, tetap rasakan denyutannya dan tidak

melepaskannya.

4. Memompa katup udara sfigmomanometer dan

merasakan denyut radialis probandus secara bersamaan.

Memperhatikan kenaikan air raksa pada

sfigmomanometer dan terus memompa katup udara

sampai denyut radialis probandus menghilang.

5. Memperhatikan angka yang ditunjukkan

sfigmomanometer saat denyut radialis menghilang.

6. Mengeluarkan udara dari balut Riva Rocci dengan

memutar sekrup pada katup udara pompa. Setelah balut

mengempis, katup udara dikunci kembali.

7. Menempelkan ujung stetoskop yang berbentuk diafragma

pada fossa cubiti, di luar balut Riva Rocci. Memastikan

Page 8: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

bahwa stetoskop telah disetel pada mode dengar

diafragma dan telah terpasang dengan benar pada telinga.

8. Memompa kembali katup udara sfigmomanometer

sampai air raksa naik setinggi angka pengukuran hilangnya

denyut radialis, angka pengukuran tersebut ditambah

dengan 30 mmHg.

9. Membuka katup udara pompa secara perlahan dan

biarkan air raksa turun secara perlahan pula.

Mendengarkan dengan saksama bunyi detak melalui

stetoskop, dan memperhatikan angka yang ditunjukkan

air raksa sfigmomanometer saat bunyi detak yang

pertama terdengar (tekanan sistolik) dan saat bunyi detak

tersebut menghilang (tekanan diastolik).

10. Mengulangi langkah nomor 7 sampai dengan nomor 9

sebanyak tiga kali.

11. Mengulangi langkah nomor 7 sampai dengan nomor 9

dengan posisi tubuh probandus berbeda: duduk dengan

kedua lengan lurus ke bawah, dan berdiri dengan kedua

lengan lurus sejajar dengan sumbu badan. Mengulangi

percobaan ini masing-masing sebanyak tiga kali.

12. Mengulangi langkah nomor 7 sampai dengan nomor 9

dengan posisi tubuh probandus sedang berbaring

kemudian tiba-tiba berdiri, di mana langkah nomor 7

sampai dengan nomor 9 dilakukan pada saat probandus

berbaring, dan langkah nomor 7 sampai dengan nomor 9

Page 9: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

tersebut dilakukan kembali saat probandus tiba-tiba

berdiri. Pengukuran dilakukan 1-3 menit setelah

probandus tiba-tiba berdiri. Mengulangi percobaan ini

sebanyak tiga kali.

13. Mencatat semua data yang diperoleh.

III. HASIL PRAKTIKUM

A. DATA PROBANDUS

Nama probandus: Anastasia Putri M. S.

Umur : 17 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Tinggi badan : 164 cm

Berat badan : 64 kg

B. DATA PRAKTIKUM

Berdasarkan serangkaian langkah praktikum yang telah

dilakukan oleh praktikan terhadap probandus seperti yang

dijabarkan di atas, diperoleh data praktikum sebagai berikut:

1. Tekanan darah arteri probandus dengan posisi tubuh

berbaring dan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu

badan.

Page 10: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

Tekanan sistolik : (I) 100 mmHg (II) 100 mmHg

(III) 100 mmHg

Tekanan diastolik : (I) 80 mmHg (II) 80 mmHg

(III) 80 mmHg

Tekanan darah : 110/80 mmHg

2. Tekanan darah arteri probandus dengan posisi tubuh

duduk dan kedua lengan lurus ke bawah.

Tekanan sistolik : (I) 100 mmHg (II) 100 mmHg

(III) 100 mmHg

Tekanan diastolik : (I) 80 mmHg (II) 80 mmHg

(III) 80 mmHg

Tekanan darah : 100/80 mmHg

3. Tekanan darah arteri probandus dengan posisi tubuh

berdiri dan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu

badan.

Tekanan sistolik : (I) 120 mmHg (II) 120 mmHg

(III) 120 mmHg

Tekanan diastolik : (I) 90 mmHg (II) 90 mmHg

(III) 90 mmHg

Tekanan darah : 120/90 mmHg

4. Tekanan darah arteri probandus dengan posisi tubuh

berbaring kemudian tiba-tiba berdiri.

Page 11: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

Tekanan sistolik

Saat berbaring : (I) 100 mmHg (II) 100

mmHg (III) 100 mmHg

Tiba-tiba berdiri : (I) 110 mmHg (II) 110

mmHg (III) 110 mmHg

Tekanan diastolik

Saat berbaring : (I) 80 mmHg(II) 80 mmHg (III) 80

mmHg

Tiba-tiba berdiri : (I) 90 mmHg(II) 90 mmHg (III)

90 mmHg

Tekanan darah : dari 100/80 mmHg menjadi

110/90 mmHg

Selisih diastolik : 10 mmHg

Hasil Prediksi : Tidak Potensial Hipertensi

IV. PEMBAHASAN DATA PRAKTIKUM

Berdasarkan data praktikum di atas, didapatkan hasil bahwa

perubahan posisi probandus, yang dipengaruhi gaya gravitasi,

mempengaruhi tinggi tekanan darahnya. Dalam posisi berbaring,

didapatkan tekanan sistolik rata-rata jantung probandus adalah

100 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata jantungnya adalah 80

mmHg. Hal itu dikarenakan dalam posisi berbaring, seluruh

Page 12: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

bagian tubuh mendapat gaya gravitasi yang sama, karena tubuh

berada pada posisi tegak lurus dengan arah gaya gravitasi. Dalam

posisi berbaring, darah tersebar merata pada tubuh, sehingga

tekanan darahnya tetap.

Dalam posisi duduk tekanan sistolik dan diastolik rata-rata

probandus sama dengan tekanan sistolik dan diastolik rata-rata

jantung yang diukur dalam posisi berbaring, yaitu 100 mmHg

untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik. Hal

ini dikarenakan gaya gravitasi tidak terlalu berpengaruh dalam

posisi duduk probandus. Dalam posisi duduk, probandus tidak

terlalu mengeluarkan energi untuk tetap tegak karena bersandar

pada kursi, sehingga tubuh probandus tetap serileks dengan pada

saat posisi berbaring. Sirkulasi darah masih merata pada seluruh

anggota tubuh, sehingga tekanan darahnya menjadi tetap, tidak

mengalami peningkatan maupun penurunan.

Sedangkan secara teori pula, pada posisi berdiri, gaya

gravitasi menyebabkan sebagian besar darah dalam tubuh

menjadi terkumpul pada anggota tubuh bagian bawah, sehingga

terjadi penurunan tekanan darah. Namun, pada hasil praktikum

ini didapatkan data bahwa pada posisi berdiri, tekanan darah

probandus meningkat, yaitu 120 mmHg untuk tekanan sistolik

dan 90 mmHg untuk tekanan diastolik. Hal ini besar kemungkinan

dikarenakan penggunaan energi untuk berdiri. Pada posisi berdiri,

dibutuhkan energi untuk tetap seimbang dan tegak, yang berarti

Page 13: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

berdiri merupakan aktivitas fisik, di mana tekanan darah akan

mengalami peningkatan karena faktor aktivitas fisik.

Teori juga menyebutkan, bahwa pada perubahan posisi dari

berbaring kemudian tiba-tiba berdiri akan terjadi penurunan

tekanan darah. Tetapi pada hasil praktikum ini didapatkan hasil

yang juga berlawanan dari teori, yaitu pada perubahan posisi dari

berbaring kemudian tiba-tiba berdiri terjadi peningkatan tekanan

darah, dari 100/80 mmHg menjadi 110/90 mmHg. Terjadinya

peningkatan darah ini besar kemungkinan juga disebabkan oleh

faktor aktivitas fisik, di mana untuk bangkit berdiri diperlukan

sejumlah energi. Peningkatan tekanan darah ini juga dapat

disebabkan oleh faktor-faktor lain yang mempengaruhi

probandus, seperti perubahan emosional, misalnya rasa tidak

nyaman yang disebabkan oleh pemompaan balut Riva Rocci yang

berulang-ulang atau rasa panik pada saat praktikum berlangsung.

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan pada dasar teori di

atas, peningkatan dan penurunan tekanan darah yang normal

adalah tidak boleh lebih dan kurang dari 10 mmHg. Berdasarkan

data yang diperoleh, perubahan tekanan sistolik dan diastolik

pada probandus yang disebabkan oleh perubahan posisi tiba-tiba

adalah 10 mmHg. Dari data tersebut, dapat diprediksikan bahwa

probandus tidak memiliki potensi terserang hipertensi.

V. KESIMPULAN

Page 14: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

Berdasarkan analisa hasil praktikum, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

Gaya gravitasi memiliki pengaruh yang sangat penting dalam

perubahan tekanan darah arteri, terutama pada keadaan

berdiri, gaya gravitasi dapat menurunkan tekanan darah.

Tetapi hal ini juga dapat berubah karena keikutsertaan faktor-

faktor lain yang mempengaruhi probandus, di mana hasil yang

didapatkan tidak selalu sama dengan teori yang ada.

Berdasarkan hasil praktikum, probandus Anastasia Putri M. S.

tidak memiliki potensi terserang hipertensi.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Ganong, W.F. 1975. Review of Medical Physiology. Los Altos:

Lange Medical Publications.

Guyton, Arthur C. 1986. Textbook of Medical Physiology.

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Abdulcholiq Chuseri, Prof. dr. M.Sc. Ph.D. 2012. Petunjuk

Praktikum Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Bagian Ilmu Faal

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Page 15: Laporan Praktikum Anfisman Tekanan Darah

2012. Tekanan Darah dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah diunduh pada

Selasa, 11 September 2012 pukul 19.01.

2012. Tekanan Darah Tinggi dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi diunduh

pada Rabu, 12 September 2012 pukul 21.46.

2011. Hipotensi dalam

http://homecare.griyakami.com/2011/04/01/hipotensi/

diunduh pada Rabu, 12 September 2012 pukul 21.57.

Junaedi Abdillah. 2010. Kenapa Tiba-tiba Pusing Pada Saat

Berdiri? dalam

http://bisnis-ngeblogg.blogspot.com/2010/09/kenapa-tiba-

tiba-pusing-pada-saat.html diunduh pada Selasa, 11 September

2012 pukul 21.36.

Lusia Kus Anna. 2012. Anak Penderita Darah Tinggi Terus

Bertambah dalam

http://health.kompas.com/read/2012/07/31/15374314/Anak.

Penderita.Darah.Tinggi.Terus.Bertambah diunduh pada Kamis,

13 September 2012 pukul 21.02.