Anfisman I

27
BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL PRAKTIKUM KESANGGUPAN KARDIOVASKULER dan EKG B. WAKTU, TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU, 24 NOVEMBER 2012 C. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengetahui cara-cara pengukuran tekanan darah artei secara langsung pada manusia serta memahami factor-faktor yang memperngaruhinya 2. Mengukur tekanan darah A. brachialis dengan cara asukultasi 3. Menyebutkan nilai tekanan darah A.brachialis menurut metode lama dan metode baru American Heart Association (AHA) 4. Membandingkan tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring, duduk, dan berdiri 5. Menjelaskan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada sikap berbaring, duduk dan berdiri 6. Membandingkan tekanan darah A. brachialis pada berbagai kerja 7. Mengetahui kesanggupan kardiovaskuler seseorang 1

description

kesanggupan kardiovaskuler

Transcript of Anfisman I

BAB IPENDAHULUAN

A. JUDUL PRAKTIKUM

KESANGGUPAN KARDIOVASKULER dan EKGB. WAKTU, TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU, 24 NOVEMBER 2012

C. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mengetahui cara-cara pengukuran tekanan darah artei secara langsung pada manusia serta memahami factor-faktor yang memperngaruhinya

2. Mengukur tekanan darah A. brachialis dengan cara asukultasi3. Menyebutkan nilai tekanan darah A.brachialis menurut metode lama dan metode baru American Heart Association (AHA)

4. Membandingkan tekanan darah arteri brachialis pada sikap berbaring, duduk, dan berdiri

5. Menjelaskan perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada sikap berbaring, duduk dan berdiri

6. Membandingkan tekanan darah A. brachialis pada berbagai kerja

7. Mengetahui kesanggupan kardiovaskuler seseorang

D. DASAR TEORI

1. Tekanan darah merupakan besaran yang penting dalm system sirkulasi. Tekanan darah penting karena:

a. Tekanan harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukupb. Tekanan tidak boleh terlalu tinggi sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh, bahkan rupture pembuluh halus

c. Tekanan darah arteri merupakan hasil perkalian curah hujan dan resistensi vascular perifer

d. Tekanan darah seseorang secara langsung dipengaruhi oleh volume darah pada sirkulasi sistemik

2. Kesanggupan kardiovaskuler diperiksa dengan cara mengukur denyut arteri probandus setelah exercise yaitu naik turun bangku Harvard (Harvard Step Test) pada harvard step test akan dihitung tingkat toleransi probandus terhadap latihan.

E. METODE PEMERIKSAANa) Kesanggupan kardiovaskulerSebelum percobaan dimulai, aturlah metronome dengan kecepatan 30kalipermenityaitusesuaidengankecepatannaikturunnyabangkuyangakandilakukan. Ukurlahtekanandarahdankecepatandenyutnadi orangcobadalamkeadaanistirahat(duduk).BilaTDmelebihi160mmHg(systole)sebaiknyapercobban ini jangan dilakukan pada orang tersebut. Sekarang mintalah orang cobauntuk melakukan kerja naik turun bangku Harvard dengan kecepatan tetap 30 kalnaik turun 1 menit yaitu sesuai dengan bunyi metronome. Kerja ini dilakukan dengansesanggup mungkin tetapi tidak lebih dari 5 menit. Setelah selesai dengan kerja ini,orang segera diminta duduk danukurlah TDdan denyut nadi orang coba.Kemudianlakukan pencatatan denyut nadi pada 1 menit, 2 menit, dan 3 menit setelah percobaanb) Tensi darah

SpygnomanometerCara menggunakan : Pasang manset pada bahu pasien 2.5 cm di atas nadi lengan. Pasang stetoskop pada nadi lengan . pastikan pompa tertutup kemudian pompa hingga tidak terdengar bunyi detak(+30). Kemudian buka kancing pompa lalu dengarkan dimana detak terdengar dan menghilang .F. ALAT BAHAN

1. Spygnomanometer2. Pengukur waktu

3. Stetoskop

4. Bangku Harvard 19nci (1 inchi = 2,54cm)

5. Metronome (frekuensi 2x ayunan perdetik)

G. CARA KERJA

a) Kesanggupan Kardiovaskuler

1. Metronom diatur sehingga memberikan irama 120/menit

2. Probandus berdiri menghadap bangku Harvard dengan sikap tenang. Metronom mulai dijalankan

3. Probandus menempatkan salah satu kaki (yang ataupun yang kiri) di atas bangku tepat pada detikan pertama metronome

4. Pada detikan kedua, kaki lainnya dinaikan ke atas bangku, sehingga probandus berdiri ditegak diatas bangku

5. Pada detikan ketiga, kaki yang pertama naik ke ata diturunkan

6. Pada detikan keempat, kaki yang masih di atas bangku diturunkan pula, sehingga probandus didepan bangku

7. Segera setelah itu probandus disuruh duduk dan denyut nadinya dihitung selama 30 detik, sebanyak tiga kali pada 1-130, 2-230 dan dari 3-330

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Kesanggupan kardiovaskuler

Menghitung IMT probandus

Rumus =

Dengan IMT Normal 18-25

=

=

=

20,22

Probandus memenuhi IMT normal

WaktuDenyut nadi

30 detik pertama34

30 detik kedua31

30 detik ketiga27

*perhitungan sesudah 30 detik ditunggu selama 1 menit.

Hasil perhitungan

a. Cara lambat

=

= 97,82

Menurut interpretasi termasuk ke dalam golongan kesanggupan amat baik.

b. Cara cepat

=

= 96

Menurut interpretasi termasuk ke dalam golongan kesanggupan baik.

2. Menghitung tekanan darah

Berdasarkan hasil perhitungan, tekanan darah probandus adalah 110/70, menurut standar interpretasi tekanan darah JNC 7 termasuk kedalam golongan normal.B. PEMBAHASAN1. Harvard step testTes Harvard yang telah kita lakukan dapat digunakan untuk menentukan indeks kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas otot. Indeks kesanggupan badan seseorang, dapat ditentukan melalui perhitungan cara lambat dan cepat, dapat diketahui bahwa indeks kesanggupan badan sangat bergantung dari lamanya probandus mampu terus menerus naik-turun bangku dan frekuensi denyut nadinya segera setelah ia melakukan aktivitas tersebut. Semakin lama probandus mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula kesanggupannya. Kesanggupan badan seseorang dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB) yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan cara lambat dan cepat. Semakin besar nilai dari IKB seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik (Andrajati, Retnosari dkk., 2008).Probandus diminta untuk melakukan aktivitas fisik dalam percobaan kesanggupan kardiovaskular, yaitu dengan naik turun bangku Harvard yang bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah dan denyut nadi atau perubahan sistem kardiovaskuler sebelum dan setelah beraktivitas. Percobaan ini, dimulai dengan mengukur tekanan dan denyut nadi probandus. Namun, pada percobaan yang kami lakukan, tidak dilakukan pengukuran tekanan darah terlebih dahulu. Sebaiknya, pengukuran tekanan darah perlu dilakukan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan orang yang bertekanan darah tinggi tidak dapat melakukan percobaan ini. Seseorang yang mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi, aktivitas jantungnya sudah cukup tinggi dari orang normal sehingga pembuluh darahnya akan mengalami vasokontriksi dan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Jika percobaan ini dilakukan, maka tekanan darah pada orang yang hipertensi akan lebih meningkat lagi walaupun peningkatannya tidak signifikan. Akan tetapi, hal ini akan beresiko yaitu pecahnya pembuluh darah bahkan gagal jantung (Doohan, 2000).2. Tekanan darah arteri rata-rata

Tekanan darah arteri rata-rata adalah gaya utama yang mendorong darah kejaringan. Tekananini harus diatur secara ketatkarena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otakdanjaringanlaintidakakanmenerimaaliranyangkuatseberapapunpenyesuaianlokalmengenairesistensiarteriolkeorgan-organtersebutyang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan resiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.

Mekanisme-mekanisme yang melibatkan integrasi berbagai komponen sistemsirkulasi dan sistem tubuh lain penting untuk mengatur tekanan darah arteri rata-rata ini.Duapenentuutamatekanan daraharterirata-rataadalahcurahjantungdan resistensi perifer total:

Tekanan darah arteri rata-rata = curah jantung x resistensi perifer total.

Pada gilirannya, sejumlah faktor menentukan curah jantung dan resistensi perifertotal.Dengandemikian,kitadapatmemahamikompleksitaspengaturantekanan darah. Perubahan setiap faktor tersebut akan mengubah tekanan darah kecuali apabila terjadi perubahan kompensatorik pada variable lain sehingga tekanan darah konstan.

Aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya dorong berupa tekanan darah arterirata-ratadanderajatvasokonstriksiarteriol-arterioljaringantersebut.Dengandemikian,variablekardiovaskularharusterus-menerusdiubahuntukmempertahankan tekanan darah yang konstan walaupun kebutuhan jaringan akan darah berubah-ubah. Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau oleh baroreseptor (sensortekanan)didalamsistemsirkulasi.Apabilareseptormendeteksiadanyapenyimpangandarinormal,akandimulaiserangkaianresponsrefleksuntukmemulihkan tekanan arteri ke nilai normalnya.

Penyesuaianjangka pendek (dalambeberapa detik) dilakukan dengan mengubah curah jantung dan resistensi perifertotal, yang diperantarai oleh pengaruh sistem saraf otonom pada jantung, vena, dan arteriol. Penyesuaian jangka panjang (memerlukan waktu beberapa menit sampai hari) melibatkan penyesuaian volume darah total dengan memulihkan keseimbangan garam dan air melalui mekanisme yang mengatur pengeluaran urine dan rasa haus.

Besarnya volume darah total, pada gilirannya, menimbulkan efek nyata pada curahjantung dan tekanan arteri rata-rata3. Kelainan pada sistem kardiovaskuler

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama) yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.

Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Keadaan ini dapat merusak pembuluh darah dan organ serta meningkatkan mortalitas.

Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat diwaktu beraktifitas atau berolahraga.

Tekanan darah ditentukan oleh curah jantung, resistensi vaskula sistemik, dan volume sirkulasi. Kunci penentu resistensi vaskula sistemik adalah vasokonstriksi arteriol dan penentu volume sirkuasi adalah penanganan natrium oleh ginjal

Hipertensi primerHipertensi Primer adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

Hipertensi sekunderHipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.( dr.Lany Gunawan, 2003) MEKANISME RENIN ANGIOTENSIN ALDOSTERON Mekanisme yang bertanggung jawab dalam mempertahankan tekanan darah dan perfusi jaringan dengan mengatur homeostasis ion Na Hipotensi dan hipovolemia hipoperfusi ginjal tekanan perfusi dalam arteriole aferen dan hantaran NaCl ke makula densa keduanya menyebabkan sekresi renin dari sel JG (Juksta Glomerulus atau sel Granular) pada dinding arteriole aferen Renin di sirkulasi menyebabkan pecahnya Angiotensinogen substrat (dihasilkan hati) Angiotensin 1 Angiotensin 1 diubah menjadi Angiotensin 2 oleh ACE (Angiotensin Converted Enzim) yang dihasilkan Paru dan Ginjal

Angiotensin 2 punya 2 efek:

1. Vasokontriksi arteriole dan

2. Pe reabsorbsi air dan ion Na tekanan darah naik( Sacher, Ronald A, 2001)4. Pengukuran tekanan darah

Tekanan darah dapat diukur dengan kateler intra-arterial atau secara tidak lanmngsung dengan spygnomanometer. Spygnomanometer terdiri dari kantong karet yang dapat digembungkan dalam suatu penutup kain, bola karet untuk memompa kantong, dan manometer untuk mengukur tekanan didalam kantong karet. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung meliputi deteksi timbul dan hilangnya bunyi korotkoff secara auskulkatoris di arteri yang ditekan.

Bunyi korotkoff adalah bunyi yang bernada rendah yang berasal dari dalam pembuluih darah yang berkaitan dengahn turbulensi yang dihasilkan dengan menyumbat arteri secara parsial dengan manset tekanan darah. Ada beberapa fase yang terjadi secara berurutan ketika tekanan penyumbat turun. Fase 1 terjadi bila tekanan penyumbat turun sampai tekanan darah sistolik. Suara mengetuknya jelas dan secara berangsur-angsur intensitasnya meningkat ketika tekanan penyumbat menurun. Fase 2 terjadi pada tekanan kira-kira 10-15 mmHg dibawah fase 1 dan terdiri dari suara mengetuk dang diikuti dengan bising. Fase 3 terjadi ketika tekanan penyumbat turun cukup banyak sehingga sejumlah besar volume darah dapat mengalir melalui arteri yang tersumbat sebagian. Bunyinya seruopa dengan bunyi fase 2 kecuali bahwa hanya terdengan bunyi ketukan. Fase 4 terjadi ketika intensitas suara tiba-tiba melemah ketika tekanan mendekati tekanan darah diastolik. Fase 5 tejdai bila bunyi sama sekali menghilang. Pembuluh darah tidak tertekan lagi oleh manset penyumbat. Sekarang tidak ada lagi aliran tubulensi. Tekanan darah normal untuk orang dewasa adalah sampai 140 mmHg untuk tekana darah sistolik dan sampai 95 mmHg untuk tekanan darah diastolik. Titik hilangnya bunyi korotkof mungkin lebih tepat ketimbang titik meredupnya untuk penentyuan tekana darah diastolik. (london dan london 1976)Tetapi jika titik hilangnya kebih dari 10 mmHg dibawah titik meredup, titik meredup mungkin lebih akurat (freis, 1968). Pencatatan titik meredup dan hilangya bunyi seringkali membantu komunikasi. Tekanan darah dapat dicatat sebagai 125/75-65. tekanan sistoliknya 125, tekanan meredupnya 75 dan tekanan menghilangya 65 (tekanan darah diastolik).Tekanan darah sebaiknya dicatat hanya oada 5 mmHg terdekat, karena ada batas ketepatannya 3 mmHg bagi semua spygnomanometer. Disamping itu perubahan tekanan darah normal terjadi dari waktu ke waktu dengan pengukuran sampai kurang dari 5 mmHg memberikan perasaan ketepatan yang semu.

Ukuran manset penting untuk npenentuan tekana darah yang tepat. Manset ini harus dilingkarkan dengan sempit di sekeliling lengan dengan tepi bawah 1 inchi di atas fosa antekubiti. Manset ini sebaiknya lebih lebar 20% ketimbang diameter ekstremitas, kantong karet harus terletak diatas arteri. Pemakaian manset yang terlalu kecil untuk lengan yang terlalu besar akan mengahasilkan tekanan darah yang lebih tinggi daripada sebenarnya.

Celah auskultasi adalah keadaan hening yang disebabkan oleh hilangnya bunyi korotkoff setelah muncul pertama kali dan timbulnya kembali bunyi ini pada tekanan yang lebih rendah. Celah auskultasi ada sewaktu penurunan aliran darah ke ekstremitas, seperti ditemukan pada hipertensi dan stenosis aorta. Kepentingan klinis hal ini adalah tekanan darah sistolik dapat ditentukan secara keliru pada tingkat yang lebih rendah, yaitu titik timbulnya kembali bunyi korotkoff. (Mark. H Swartz, 1995)

C. APLIKASI KLINIS1. Gagal Jantung

Peningkatan beban dihasilkan oleh infark miokardium karena penurunan dalam otot jantung yang hidup seperti halnya pada berbagai macam proses penyakit. Semua mengaktifkan berbagai gen jantung. Respon awal terhadap peningkatan beban jantung adalah hopertrofi miosit jantung, dengan sedikit apabila ada hyperplasia karena miosit mempunyai kapasitas sangat terbatas untuk bertambah. Hipertrofi disertai dilatasi jantung dan pada beberapa kasus pengubahan bentuk ventrikel sebagai respon terhadap distorsi yang dihasilkan oleh proses penyakit. Pada awalnya respon ini suatu kompensasi, tetapi akhirnya sebagai penyebab perjalanan penyakit, jantung gagal mengeluarkan jumlah darah yang cukup dan menangani semua darah yang kembali ke jantung. Dua proses yang dibedakan : (1) disfungsi sistolik, yaitu kontraksi ventrikel melemah dan isi sekuncup berkurang ; (2) disfungsi diastolik, yaitu elastisitas ventrikel berkurang, menghalangi pengisian jantung selama diastol. Disfungsi sistolik menyebabkan peningaktan volume akhir sistolik ventrikel, sehingga fraksi ejeksi sistolik fraksi darah di dalam ventrikel yang diejeksi selama sistolik turun 65% sampai 20% dari nilai normal.Gagal jantung dapat melibatkan terutama ventrikel kanan (kor pulmonale) tetapi lebih sering melibatkan ventrikel kiri yang menjadi lebih besar dan lebih tebal. Selanjutnya penurunan curah jantung lebih relatif daripada absolute. Bila terjadi fistula besar arteriovena pada tirotoksikosis dan defisiensi tiamin, curah jantung mungkin meningkat dalam arti istilah absolut. Namun apabila tidak cukup dalam arti relatif terhadap kebutuhan jaringan, tetapi gagal jantung (kegagalan tinggi curah jantung).Pasien dengan penyakit jantung lanjut yang umumnya mempunyai gagal jantung kadang-kadang menghasilakn pulsus alternans, suatu kondisi yang menarik, yaitu isi sekuncup berkurang pada tiap denyut jantung kedua. Sebagai hasil, tekanan puncak sistolik berkurang pada tiap denyut jantung kedua. Penyebab kondisi ini masih belum diketahui.PengobatanPengobatan gagal jantung kongestif ditujukan untuk memperbaiki kontraktilitas jantung, mengobati gejala, dan menurunkan beban terhadap jantung. Akhir-akhir ini pengobatan paling efektif yang dipergunakan secara umum adalah menghambat produksi angiostensin II dengan penghambat enzim pengubah angiostensin. Menghalangi efek angiostensin II pada AT1 reseptor dengan antagonis bukan peptide juga berguna. Pengobatan ini mengurangi kadar aldosteron dalam sirkulasi dan menurunkan tekanan darah. Efek aldosteron dapat lebih lanjut dikurangi dengan penggunaan penghalang reseptor aldosteron, dan hal itu telah memperlihatkan harapan besar dalam percobaan akhir-akhir ini. Pengurangan tonus vena dengan nitrat atau hidralazin meningkatkan kapasitas vena sehingga jumlah darh yang kembali ke jantung berkurang, mengurangu preload. Diuretic mengurangi cairan overload. Obat yang menghalangi reseptor telah memperlihatkan penurunan mortalitas dan morbiditas. Derivat digitalis, seperti digoksin secara klasik telah dipergunakan untuk mengobati gagal kongestif karena kemampuannya meningkatkan Ca2+ intraselular dank arena itu mengembangkan efek inotrofik positif, tetapi obat itu sekarang digunakan dalam peran sekunder untuk mengobati disfungsi sistolik dan memperlambat frekuensi denyut ventrikel pada pasien dengan fibrilasi ventrikel.2. Hipertensi

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong).Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah jelas, sehingga klasifikasi Hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.Menurut WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi; dan di antara nilai tsb disebut sebagai normal-tinggi. (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa diatas 18 tahun).PenyebabBerdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :1. Hipertensi esensial atau primerPenyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.2. Hipertensi sekunderHipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:- Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya- Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.- Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

PengobatanOlah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:1. Pengobatan non obat (non farmakologis)2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)

Pengobatan non obat (non farmakologis)Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh

2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.

3. Ciptakan keadaan rileksBerbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.

5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkoholPengobatan dengan obat-obatan (farmakologis). Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini.Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter. DiuretikObat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid. Penghambat SimpatetikGolongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah Metildopa, Klonidin dan Reserpin. BetablokerMekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

VasodilatorObat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.

Penghambat ensim konversi AngiotensinCara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.

Antagonis kalsiumGolongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

Penghambat Reseptor Angiotensin IICara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.

3.HipotensiHipotensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Telah dijelaskan pada artikel sebelumnya (Penyakit darah tinggi) bahwa nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Namun demikian, beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90 mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja dalam aktivitas kesehariannya. Apabila kondisi itu terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut :1. Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.3. Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal), diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih berlabihan

4. Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah (dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).Penanganan dan Pengobatan Darah Rendah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah rendah (hipotensi), diantaranya :- Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat.- Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar garam- Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala- Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking yang elastis- Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin (suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.

Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang biasa dipakai seperti fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.

BAB III

KESIMPULAN

Kesanggupan badan seseorang dapat dinyatakan dengan Indeks Kesanggupan Badan (IKB). Semakin besar nilai IKB, semakin baik kesanggupan badan seseorang. Kesanggupan kardiovaskular dapat diketahui dari tes Harvard. Kesanggupan kardiovaskular dapat dikatakan baik jika memiliki indeks kesanggupan kardiovaskular 80 ke atas.

Daftar PustakaAndrajati, Retnosari dkk. 2008. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Depok: Departemen Farmasi FMIPA UI

Doohan, James. 2000. The Cardiovascular System and Exercise.

Gunawan, Lany.2003. Hipertensi, penyakit tekanan darah tinggi. Jakarta: EGC

Mark. H Swartz. 1995. Buku ajar diagnostik fisik. Jakarta: Penerbit buku kedokteran (EGC)

Sacher, Ronald A. 2001.Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Jakarta: EGC

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2104123-mengetahui-arti-tekanan-darah/#ixzz2Dfm4ieVW (diakses pada tanggal 30 November 2012)

PAGE 19