anestesi lokal

4
 Beberapa anestesi lokal mempengaruhi vasoaktif intrinsik. Lidokain dapat sedikit menyebabkan vasodilatasi, dan mungkin menyebabkan penurunan potensi dalam tubuhnya dengan meningkatkan ambilan vaskular. Ropivakain dapat menyebabkan aktifitas vasokontstriksi yang berbanding lurus dengan dosis yang digunakan, yang mana dapat meningkatkan durasi kerja, terutama setelah dilakukannya infiltrasi lokal. Jalannya anestesi lokal melalui barrier plasenta dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisik dari obat anestesi itu sendiri. Obat anestesi sebagian besar mempunyai bentuk molekul yang kecil, dan oleh karenanya, berat molekul tidak mempengaruhi transpor obat tersebut. Kelarutan dalam lemak dan derajat nonionisasi akan mempengaruhi proporsi konsentrasi di vena maternal yang ada pada darah fetus, karena keduanya dapat mempermudah masuknya obat melewati membran lemak yang terdapat pada plasenta. Bagaimanapun, penelitian terbaru menyatakan bahwa berapapun konsentrasi obat yang terdapat pada plasenta berada dalam keadaan seimbang, maka ikatan protein yang kuat di darah maternal tidak dapat menjamin keamanan untuk fetus. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktifitas anestesi lokal Selain sifat kimia dan fisika dari sebuah obat, faktor resiko klinik lainnya dapat mempengaruhi derajat blokade neural yang dapat dicapai oleh sebuah obat anestesi. 1. Volume dan konstentrasi obat Dosis total sebuah obat anestesi dapat secara akurat mengetahui onset, kualitas, dan durasi blokade. Peningkatan dosis obat dapat menin gkatkan onset dan durasi kerja obat un tuk blokade. Contohnya peningkatan konsentrasi bupivacaine dari 0,25% menjadi 0,5% sambil menjaga volume tetap konstan dapat meningkatkan onset, kualitas, dan durasi blokade namun tidak terjadi perluasan blokade menurut dermatom. Volume, konsentrasi, dan dosis sangat erat hubungannya karena dosis = volume x konsentrasi. Oleh karena itu, perubahan pada salah satu parameter dapat mempengaruhi yang lainnya dan dapat menyebabkan komplikasi. Secara klinik, volume obat mempunyai efek terhadap penyebaran dan kualitas dari anestesi khususnya epidural anestesi, dimana dosis total kelihatannya menjadi sangat penting pada anestesi spinal. 2. Penambahan agen vasokonstriktor Epinefrin sering digunakan dengan anestesi lokal untuk meningkatkan kual itas dan durasi analgesia. Akibat dari efek vasokonstriksi oleh epinefrin, akan lebih banyak anestesi lokal yang dapat digunakan untuk blokade neural karena absorpsi yang sedikit pada vaskular bed. Norepinefrin dan fenilepinefri juga dapat digunakan untuk memperpanjang blokade, meskipun tidak lebih dikenal dibandingkan epinefrin. Penambahan epinefrin juga dapat menyebabkan turunnya puncak konsentrasi plasma pada beberapa anestesi lokal, termasuk mepivacaine dan lidokain. Epinefrin biasa digunakan sebagai penambah pada epidural anestesi dengan lidokain ataupun dengan bupivakain dengan konsentrasi 1,7-5mcg/ml atau 1:600.000 sampai dengan 1: 200.000. Kadar ini akan me nurunkan konsentrasi e fektif minimal hingga 30%. Selain itu, durasi juga akan diperpanjang oleh epinefrin. Dalam spinal anestesia, epinefrin hanya memiliki efek minimal, meningkatkan durasi dari blokade

Transcript of anestesi lokal

Page 1: anestesi lokal

5/17/2018 anestesi lokal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anestesi-lokal-55b082a04cbee 1/4

Beberapa anestesi lokal mempengaruhi vasoaktif intrinsik. Lidokain dapat sedikit menyebabkan

vasodilatasi, dan mungkin menyebabkan penurunan potensi dalam tubuhnya dengan meningkatkan

ambilan vaskular. Ropivakain dapat menyebabkan aktifitas vasokontstriksi yang berbanding lurus

dengan dosis yang digunakan, yang mana dapat meningkatkan durasi kerja, terutama setelah

dilakukannya infiltrasi lokal.

Jalannya anestesi lokal melalui barrier plasenta dipengaruhi oleh sifat kimia dan fisik dari obat

anestesi itu sendiri. Obat anestesi sebagian besar mempunyai bentuk molekul yang kecil, dan oleh

karenanya, berat molekul tidak mempengaruhi transpor obat tersebut. Kelarutan dalam lemak dan

derajat nonionisasi akan mempengaruhi proporsi konsentrasi di vena maternal yang ada pada darah

fetus, karena keduanya dapat mempermudah masuknya obat melewati membran lemak yang

terdapat pada plasenta. Bagaimanapun, penelitian terbaru menyatakan bahwa berapapun

konsentrasi obat yang terdapat pada plasenta berada dalam keadaan seimbang, maka ikatan protein

yang kuat di darah maternal tidak dapat menjamin keamanan untuk fetus.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktifitas anestesi lokal

Selain sifat kimia dan fisika dari sebuah obat, faktor resiko klinik lainnya dapat mempengaruhi

derajat blokade neural yang dapat dicapai oleh sebuah obat anestesi.

1.  Volume dan konstentrasi obat

Dosis total sebuah obat anestesi dapat secara akurat mengetahui onset, kualitas, dan durasi

blokade. Peningkatan dosis obat dapat meningkatkan onset dan durasi kerja obat untuk

blokade. Contohnya peningkatan konsentrasi bupivacaine dari 0,25% menjadi 0,5% sambil

menjaga volume tetap konstan dapat meningkatkan onset, kualitas, dan durasi blokade

namun tidak terjadi perluasan blokade menurut dermatom. Volume, konsentrasi, dan dosissangat erat hubungannya karena dosis = volume x konsentrasi. Oleh karena itu, perubahan

pada salah satu parameter dapat mempengaruhi yang lainnya dan dapat menyebabkan

komplikasi. Secara klinik, volume obat mempunyai efek terhadap penyebaran dan kualitas

dari anestesi khususnya epidural anestesi, dimana dosis total kelihatannya menjadi sangat

penting pada anestesi spinal.

2.  Penambahan agen vasokonstriktor

Epinefrin sering digunakan dengan anestesi lokal untuk meningkatkan kualitas dan durasi

analgesia. Akibat dari efek vasokonstriksi oleh epinefrin, akan lebih banyak anestesi lokal

yang dapat digunakan untuk blokade neural karena absorpsi yang sedikit pada vaskular bed.

Norepinefrin dan fenilepinefri juga dapat digunakan untuk memperpanjang blokade,

meskipun tidak lebih dikenal dibandingkan epinefrin. Penambahan epinefrin juga dapat

menyebabkan turunnya puncak konsentrasi plasma pada beberapa anestesi lokal, termasuk

mepivacaine dan lidokain. Epinefrin biasa digunakan sebagai penambah pada epidural

anestesi dengan lidokain ataupun dengan bupivakain dengan konsentrasi 1,7-5mcg/ml atau

1:600.000 sampai dengan 1: 200.000. Kadar ini akan menurunkan konsentrasi efektif 

minimal hingga 30%. Selain itu, durasi juga akan diperpanjang oleh epinefrin. Dalam spinal

anestesia, epinefrin hanya memiliki efek minimal, meningkatkan durasi dari blokade

Page 2: anestesi lokal

5/17/2018 anestesi lokal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anestesi-lokal-55b082a04cbee 2/4

motorik, tetapi tidak untuk sensorik pada anestesi lidokain, dan memperpanjang juga

blokade sensorik pada anestesi dengan bupivacain selama 4-19 menit.

3.  Lokasi penyuntikkanAwitan obat anestesi lokal bervariasi tergantung pada lokasi penyuntikan. Pada penyuntikan

melalui spinal dan subkutan dihubungkan dengan onset yang lebih cepat, dimana epidural

dan pleksus braachialis blokade didapatkan menyebabkan awitan yang lebih lambat.

4.  Bikarbonat

Zat anestesi lokal, terutama yang mengandung epinefrin, dikemas dengan pH rendah untuk

meningkatkan stabilitas membran. Penambahan biknat (1 ml dari larutan 1M ke 10 ml zat

anestesi) akan meningkatkan pH larutan tersebut yang sangat penting untuk difusi pada

membran sel saraf. Kecepatan awitan dan kualitas blokade meningkat dengan cara ini.

Penambahan bikarbonat pada bupivacaine tidak dianjurkan karena adanya kemungkinan

presipitasi apabila pH meningkat menjad 7,7. Penelitian di laboratorium juga menunjukkan

bahwa bikarbonat dapat meningkatkan efektivitas anestesi lokal.

5.  Campuran lokal anestesi: Chlororprocaine dan obat-obatan lain

Sejarahnya, kombinasi dari obat-obat lokal anestetik digunakan untuk memperpendek onset

kerja dan meningkatkan kualitas blokadenya. Kombinasi spinal 1% tetracain dan 10%

procaine setara dengan kemampuan tetrakain hiperbarik untuk anestesi superior. Untuk

penggunaan epidural diharapkan onset cepat dari 2-chlorprocain dan durasi yang lama dari

bupivacaine. Tetapi penggunaan 2-chlorprocaine mengurangi durasi kerja bupivacaine.

Mekanismenya belum diketahui secara jelas tetapi kemungkinan berhubungan dengan

reseptor bupivacain pada membran oleh kehadira dari 2-chloroprocaine atau metabolit

asam kloraminobenzoat.

Perbandingan pencampuran anestesi lokal (EMLA)adalah 1:1. Campuran dari prilokain dan

lidokain yang menghasilkan anestesi kutaneus melalui kulit. Dosis pemberian 0,5-1 gram.

6.  Kehamilan

Kehamilan mengurangi jumlah dari lokal anestesi baik spinal maupun epidural pada orang

hamil dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil pada umur yang sama. Onset

blokadenya juga lebih cepat dengan penggunaan spinal, epidural dan blok saraf perifer.

Walaupun banyak mekanisme disebutkan memiliki pengaruh, namun, terutama didapatkan

pengaruh progesteron untuk meningkatkan blokade saraf.

7.  Temperatur

Page 3: anestesi lokal

5/17/2018 anestesi lokal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anestesi-lokal-55b082a04cbee 3/4

Suhu 100 oF dapat menurunkan onset dari blokade anestesi epidural. Penurunan pKa karena

suhu mungkin dapat menjelaskannya.

8.  Toksisitas anestesi lokalAnestesi lokal dapat menyebabkan toksisitas sistemik yang bermanifestasi pada ssp atau

kardiovaskular, sama seperti toksisitas perifer yang dapat bermanifestasi sebagai blokade

konduksi irreversibel atau gejala-gejala neurologis. Anestesi lokal dapat menyebabkan efek

pada fetus.

9.  Toksisitas sistemik

Tampilan klinis dari toksisitas sistemik bergantung pada konsentrasi dalam darah dari

anestesi lokal. Pada sebagian besar kasus, gejala ssp akan mempengaruhi perubahan

kardiovaskular. Di konsentrasi rendah, pasien dapat mengeluhkan seperti 1. Tinitus, 2.

Melayang, 3. Rasa besi, 4. Rasa kebas mulut. Dengan konsentrasi tinggi dapat muncul kejang

dan gangguan kesadaran yang dapat diikuti dengan gagal nafas. Bila dosis tinggi bolus

diberikan secara tidak sengaja melalui intravena pada orang hamil dapat muncul kejang

sebagai gejala utama. Kejadian ini juga dapat muncul pada wanita hamil yang mendapatkan

diazepam atau midazolam dalam dosis tinggi sebagai premedikasi, karena obat-obat ini

dapat menutupi gejala subjektif yang berhubungan dengan kadar darah yang rendah.

Asidosis respiratori (peningkatan paCO2 dan pH yang rendah) mengurangi batas ambang

kejang dan mungkin juga meningkatkan distribusi obat ke otak dengan meningkatkan aliran

darah ke otak. Asidosis juga dapat menurunkan kadar plasma bebas dengan caramengurangi peningkatan protein. Potensi dari lokal anestetik dari yang paling berpotensial

toksik: Bupivacain >Lidokain >>klorprokain.

Toksisitas sistemik pada sistem kardiovaskular

Anestesi lokal menghambat pintu natrium dari jantung dan kadang mempengaruhi kalsium dan

kalium channel. Toksisitas dari kardiov askular dapat dihasilkan secara tidak langsung oleh depresi

pernafasan. Kadar sistemik yang tinggi dari anestesi lokal seperti bupivakain dan etidokain

menghasilkan toksisitas kardiovaskular lebih sedikit dari dosis konvulsi. Ini dikarenakan dari efek

proaritmia pada pace maker dan sel-sel konduksi di jantung, penurunan dari durasi kerja dan

periode refraktori yang efektif 

Toksisitas kv dari anestesi lokal lebih sering muncul secara signifikan pada isomer kanan dari anestesi

lokal yang lipofilik. Penelitian tersebut menghasilkan pengembanga dari bupivakain dan ropivakain

dimana mereka berdua memiliki gugus L atau S isomer. Levobupivakain memiliki sifat klinik yang

sama dengan bupivakain tetapi memiliki kadar toksik yang lebih rendah pada hewan percobaan.

Pada pembelajaran manusia, bupivakain menyebabkan gejala dari toksisitas kardiovaskular seperti

perubahan pada interval QT dan penurunan performa jantung dibandingkan levobupivakain.

Ropivakain juga menghasilkan toksisitas kardiovaskulr yang lebih rendah pada penelitian klinis,

tetapi ropivakain juga lebih lemh daripada bupivakain; penelitian membandungkan aktifitas median

Page 4: anestesi lokal

5/17/2018 anestesi lokal - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/anestesi-lokal-55b082a04cbee 4/4

konsentrasi percobaan anelgesi dan menghasilkan 40% lebih lemah. Tetapi, setelah menimbang

perbedaan keduanya, toksisiitas ropivakain jauh lebih lemah. Akan tetapi, perbedaan toksisitas

tersebut secara klinis lebih berpengaruh pdaa bidang obstetri dimana konsentrasi yang digunakan

biasanya rendah dan bolus dalam dosis tinggi jarngg. Tetapi, ropivakain jauh lebih mahal.