Anestesi Lokal 1

31

description

OBAT ANESTESI

Transcript of Anestesi Lokal 1

Page 1: Anestesi Lokal 1
Page 2: Anestesi Lokal 1

Sebagian besar obat anestesi lokal, memblokade chanel (kanal) natrium dari dalam sel saraf, sehingga mencegah sel saraf terdepolarisasi.

Konduksi impuls melambat, aksi potensial membran menurun, dan batas ambang (treshold) untuk eksitasi secara progresif meningkat hingga aksi potensial tidak lagi dapat terjadi dan perambatan impuls ditiadakan

Page 3: Anestesi Lokal 1

Tidak semua serabut saraf terkena efek yang sama dari anestesi lokal.

Sensitivitas terhadap blokade tergantung dari diameter axon, derajat myelinasi dan beberapa faktor anatomi dan fisiologi lainnya.

Durasi kerja dari anestesi lokal tergantung dari lipid-solubility. Semakin tinggi lipid solubilitynya maka durasi kerjanya semakin panjang, dikarenakan mereka tidak cepat hilang dari peredaran darah

Lokal anestesi yang berasal dari ester, dimetabolisme terutama oleh pseudokolinesterase. Sementara anestesi lokal yang berasal dari amide dimetabolisme oleh enzim P-450 di hepar.

Page 4: Anestesi Lokal 1

Tanda overdosis pada pasien sadar yang paling terlihat adalah gangguan sistem saraf pusat.

Gejala motorik yaitu circumoral numbness, parestesia lidah, dan pusing. Gejala sensorik antara lain tinitus dan pandangan kabur.

Tanda rangsangan (agitasi, nervous, paranoid) sering mendahului depresi sistem saraf pusat (bicara tidak jelas, mengantuk hingga hilang kesadaran)

Page 5: Anestesi Lokal 1

Anestetik lokal mencegah pembentukan dana konduksi impuls saraf. Tempat kerja utamanya di membran sel saraf.

Sama dengan sel lainnya, potensial aksi saraf terjadi akibat adanya peningkatan sesaaat permeabilitas membran terhadap ion Na, proses inilah yang dihambat oleh zat anestetik lokal dengan channel Na

Semakin bertambahnya obat anestesi lokal dalam saraf, maka ambang rangsang membran akan meningkat secara bertahap, kecepatan potensial aksi menurun, konduksi impuls melambat dan pada akhirnya mengakibatkan kegagalan konduksi saraf.

Page 6: Anestesi Lokal 1
Page 7: Anestesi Lokal 1

Absorpsi› Kebanyakan membran mukosa seperti konjungtiva,

mukosa tracheal, mempunyai barrier yang lemah terhadap anestesi sehingga menyebabkan onset anestesi lokal menjadi lebih cepat

› Kulit yang intak memerlukan anestesi lokal dengan konsentrasi air yang tinggi untuk penetrasinya dan konsentrasi anestesi lokal dengan solubilitas lipid yang tinggi pula untuk mendapatkan suatu analgesia

› EMLA cream terdiri dari 1: 1 campuran lidokain 5% dan prokain 5% dalam suatu emulsi minyak dan air. Digunakan untuk dermal analgesia. Cukup untuk menghilangkan nyeri pada pemasangan iv line dengan kedalaman 3-5 mm dan durasi hingga 2 jam

Page 8: Anestesi Lokal 1

› Efek sampingnya dari cream EMLA termasuk eritema dan edema

› EMLA cream tidak digunakan untuk selaput mukosa atau jaringan kulit yang luka, infant yang usianya kurang dari 1 bulan

› Absorpsi sistemik sangat bergantung pada aliran darah, yang dipengaruhi faktor berikut : Site injection : vaskularisasi pada tempat

penyuntikan lebih menentukan proses absorpsi. Ada atau tanpa vasokonstriktor : keberadaan

vasokonstriktor contohnya epinefrin akan menyebabkan penurunan absorpsi, peningkatan kualitas analgetik, pemanjangan durasi dan penurunan toksisitas. Contoh : penambahan epinefrin pada lidokain dapat memperpanjang durasi hingga 50%

Agen anestesi lokal : anestesi lokal yang berikatan kuat dengan jaringan, lebih lambat penyerapannya

Page 9: Anestesi Lokal 1

Distribusi› Distribusi obat tergantung dari hal-hal

dibawah ini: Perfusi jaringan : organ yang banyak mengalami

perfusi paling kuat yaitu otak, paru-paru, hepar, ginjaal, dan jantung bertanggung jawab terhadap initial uptake yang cepat. Diikuti oleh organ yang mengalami perfusi sedang yaitu saluran pencernaan dan otot

Massa jaringan : otot merupakan reservoir yang baik untuk anestesi lokal karena mempunyai massa yang besar

Page 10: Anestesi Lokal 1

Metabolisme dan Ekskresi› Tergantung dari struktur anestesi lokalnya

1. Ester Di metabolisme terutama oleh pseudokolinesterase Ester dihidrolisis dengan cepat dan obat yang larut

dalam air diekskresikan melalui urin Pasien dengan keadaan pseudokolinesterase yang

abnormal dapat menyebabkan peningkatan resiko toksisitas karena metabolismenya menjadi lambat.

Untuk cocain, sebagian dimetabolisme melalui N methylation dan ester hidrolisis di hepar, sementara sebagian lagi diekskresikan utuh di urin

Page 11: Anestesi Lokal 1

2. Amide Lokal anestesi amida dimetabolisme oleh enzim mikrosomal P-450 di hepar.Metabolisme amida lebih lambat dibanding dengan metabolisme ester.Penyakit hepar dapat mengganggu metabolisme dan meningkatkan resiko toksisitas.Metabolisme prilokain dapat menyebabkan met-Hb-nemia. Begitu pula penggunaan benzocaine sebagai anestetik spray dapat menyebabkan met-hb-nemiametHb dapat ditangani dengan pemberian methylen blue secara intravena (1-2 mg/kg) selama 5 menit

Page 12: Anestesi Lokal 1

Susunan saraf pusat› Semua anestetik lokal merangsang SSP,

menyebabkan kegelisahan dan tremor yang selanjutnya dapat berkembang menjadi kejang klonik.

› Makin kuat suatu anestetik makin mudah menimbulkan kejang

› Selanjutnya akan menyebabkan depresi SSP dan kematian terjadi biasanya akibat kegagalan nafas akibat rangsangan SSP yang berlebihan.

› Kokain sangat kuat merangsang korteks dan menimbulkan adiksi pada penggunaan berulang, namun untuk anestesia lokal sintetik biasanya tidak menimbulkan adiksi.

Page 13: Anestesi Lokal 1

Sambungan Saraf-Otot-Ganglion› Anestesi lokal dapat mempengarui transmisi

dineuromuskular junction (persambungan saraf otot), yaitu menyebabkan berkurangnya respon otot atas rangsangan saraf.

Sistem Kardiovaskular› Pengaruh utama anestetik lokal pada miokard

adalah menyebabkan eksitabilitas, kecepatan konduksi dan kekuatan kontraksi.

› Menyebabkan vasodilatasi arteriol› Efek kardiovaskular biasanya baru terlihat

setelah dicapai kadar obat sistemik yang tinggi dan sesudah menimbulkan efek terhadap SSP

Page 14: Anestesi Lokal 1

Walaupun jarang terjadi, pemberian anestetik lokal dengan cara infiltrasi dapat menyebabkan kolaps kardiovaskular dan kematian. Mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, namun dicurigai adanya obat anestesi yang memasuki ruang intravaskular dan kemudian menyebabkan fibrilasi ventrikel akibat pengaruhnya terhadap nodus sinoatrial. Terutama bila anestetik lokal tersebut mengandung epipnefrin

Namun pemberian dalam dosis kecil dari lidokain dapat menjadi treatment yang efektif terhadap aritmia ventrikel

Page 15: Anestesi Lokal 1

Pemberian bupivacaine pada regional anestesi dapat menyebabkan reaksi kardiotoksik, termasuk hipotensi, atrioventrikular blok, ventrikel takikardi bahkan ventrikel fibrilasi.

Ropivacaine mempunyai efek samping yang lebih sedikit dibandingkan bupivacaine

Page 16: Anestesi Lokal 1

Otot Polos› Berefek spasmolitik karena depresi pada sistem

otot polos, sehingga menyebabkan hilangnya tonus otot setempat

Alergi › Reaksi anafilaktik dapat timbul akibat obat

anestetik lokal terutama golongan ester sedangkan golongan amida jarang menyebabkan alergi

Respirasi› Dapat menyebabkan respiratory distress akibat

paralisis pada pusat pernafasan› Menyebabkan relaksasi otot bronkus, sehingga

pemberian lidokain 1,5mg/kg dapat membantu ketika intubasi.

Page 17: Anestesi Lokal 1

Agen Anestesi

Lokal

Teknik Pemberian

Konsentrasi yang tersedia

Dosis maksimu

m (mg/kg)

Durasi

Ester

Benzocaine

Topical 20% - 0,5-1 jam

Chlorpocaine

Epidural, infiltration, peripheral nerve block

1%, 2%, 3%

12 0,5-1 jam

Cocain Topikal , lokal 4%, 10% 3 0,5-1 jamProcain Spinal,

infiltration, peripheral nerve block

1%, 2%, 10%

12 0,5-1 jam

Tetracaine Spinal, topical 0,2% , 0,3%, 0,5%, 1%, 2%

3 1,5-6 jam

Page 18: Anestesi Lokal 1

AmidaBupivacaine

Epidural, spinal, infiltrasi, peripheral nerve blok

0,25%, 0,5%, 0,75%

3 1,5-8 jam

Lidocain Epidural, spinal, infiltrasi, peripheral nerve blok, iv regional, topical

0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 4%, 5%

4,57 (dgn epinefrin)

0,75-2 jam

Mepivacaine Epidural, infiltration, peripheral nerve block

1%, 1,5%, 2%, 4%, 5%

4,57 (dgn epinefrin)

1-2 jam

Prilocaine Peripheral nerve block (dental)

4% 8 0,5-1 jam

Ropivacaine Epidural, spinal, infiltrasi, peripheral nerve blok

0,2%, 0,5%, 0,75%, 1%

3 1,5-8 jam

Page 19: Anestesi Lokal 1

Farmakodinamik› Menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal. Efek sistemik

yang paling mencolok yaitu efek rangsangan SSPa.SSP

• Merupakan perangsang korteks yang sangat kuat• Menyebabkan banyak bicara, gelisah, dan euforia• Menyebabkan berkurangnya rasa lelah menyebabkan adiksi• Kesemua efek ini disebabkan adanya depresi terhadap neuron

penghambatb. KardiovaskularDosis kecil menyebabkan perlambatan denyut jantung akibat perangsangan vagus, dosis sedang denyut jantung bertambah karena rangsangan simpatisPemberian dosis besar dapat menyebabkan kematian mendadak akibat efek toksik pada jantungPemberian kokain sistemik biasanya menyebabkan penurunan tekanan darah

Page 20: Anestesi Lokal 1

c. Otot SkeletBertambahnya kekuatan otot skelet bukan karena efek kokain terhadap otot namun merupakan rangsangan langsung terhadap SSPd. Suhu Badan mempunyai daya pirogen kuat. Penambahan suhu badan disebabkan karena :

› Penambahan aktivitas otot akan meningkatkan produksi panas

› Efek langsung pada pengaturan suhu di pusat. Pada keracunan kokain dapat menyebabkan pireksia

Page 21: Anestesi Lokal 1

e. Efek Anestesi Lokal efek lokal terpenting adalah memblokade konduksi saraf. Dahulu sering digunakan untuk operasi oftalmologi, namun belakangan ini penggunaannya dibatasi karena adanya efek adiksi.

Page 22: Anestesi Lokal 1

IntoksikasiKokain sering menyebabkan keracunan akutDosis fatal 1,2 gram namun keracunan hebat dengan 20 mg juga pernah dilaporkanGejala intoksikasi terutama berhubungan dengan SSPPasien mudah agitasi, gelisah, banyak bicara, cemas dan bingung. Refleks meningkat disertai nyeri kepala, nadi cepat dan tidak teratur, dan suhu badan naikSelain itu bisa juga terjadi midriasis, eksoftalmus, mual, muntah, sakit perut dan kesemutan. Selanjutnya delirium, penurunan kesdaran dan akhirnya kematian.

Page 23: Anestesi Lokal 1

Diperkenalkan thn 1905, dan dipakai selama kurang lebih 50 thn dengan merk dagang novokain.

Namun kegunaannya terkalahkan oleh kehadiran lidokain yang ternyata mempunyai efek anestesi yang lebih kuat dan efek sampingnya lebih aman.

Prokain pernah digunakan untuk anestesia infiltrasi, anestesia blok saraf, anestesia spinal, epidural dan kaudal. Namun krn potensinya rendah, onset kerja lambat dan durasinya cepat maka penggunaannya sekarang ini hanya terbatas untuk anestesia infiltrasi.

Page 24: Anestesi Lokal 1

FarmakodinamikMerupakan obat anestetik lokal kuat yang digunakan secara luas dengan pemberian topikal dan suntikan.Lidokain termasuk golongan amidaLarutan lidokain yang digunakan untuk infiltrasi adalah larutan 0,5, sedangkan yang digunakan untuk infiltrasi blok dan topikal adalah larutan 1,0-2%

Page 25: Anestesi Lokal 1

Efek SampingEfek samping berkaitan dengan efeknya terhadap SSP, misalnya mengantuk, pusing, parestesia, kedutan otot, gangguan mental, koma dan kejang.Lidokain dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kematian akibat fibrilasi ventrikel atau cardiac arrest

Page 26: Anestesi Lokal 1

IndikasiLidokain sering digunakan secara suntikan untuk anestesia infiltrasi, blokade saraf, anestesia spinal, anestesia epidural ataupun kaudal.Pada infiltrasi biasanya digunakan larutan 0,25-0,5% dengan atau tanpa epinefrinOnset kerja 5 menit, dengan durasi hingga 1 jamSebelum penggunaan kateter dapat digunakan lidokain gel 2%, atau sebelum pemasangan ETT dapat diberikan lidokain semprot dengan kadar 2-4%

Page 27: Anestesi Lokal 1

Merupakan anestetik lokal yang mempunyai masa kerja yang panjang, dengan efek blokade sensorik lebih besar daripada motorik

Oleh karena efek tersebut, bupivakain lebih banyak digunakan untuk memperpanjang analgesia selama persalinan.

Bupivakain lebih kardiotoksik dibanding lidokain. Pemberian bupivakain dalam jumlah besar dapat mengakibatkan aritmia ventrikel

Page 28: Anestesi Lokal 1

Ropivakain juga merupakan anestesi lokal dengan durasi yang panjang dengan toksisitas jantung lebih rendah daripada bupivakain namun efek anestesi lebih lemah dibanding bupivakain.

Larutan bupivakain yang biasa digunakan dgn konsentrasi 0,25% untuk anestesia infiltrasi dan 0,5% untuk anestesia regional. Dengan dosis maksimal 2 mg/ml

Page 29: Anestesi Lokal 1

Sifat farmakologinya mirip lidokain Digunakan untuk anestesia infiltrasi,

blokade regional, dan anestesi spinal Sediaannya berupa larutan 1; 1,5 dan 2% Mepivakain lebih toksik terhadap

neonatus sehingga tidak digunakan untuk anestesia obstetrik

Onset kerja hampir sama dengan lidokain namun punya durasi yang lebih panjang dibanding lidokain

Tidak efektif untuk anestetik topikal

Page 30: Anestesi Lokal 1

Dipergunakan untuk segala macam analgesia

Namun sejak diperkenalkan bupivakain, tetrakain jarang digunakan untuk blokade saraf perifer karena diperlukan dosis yang besar dan mula kerjanya lambat, sehingga berpotensi toksik

Page 31: Anestesi Lokal 1

Efeknya mirip lidokain Onset dan durasi lebih lama dibanding

lidokain Toksisitasnya terhadap SSP lebih rendah

sehingga lebih aman dalam penggunaan blokade regional

Efek samping yanag unik ialah, dapat menyebabkan methemoglobinemia, umumnya pada dosis 8mg/kgBB, sehingga dibatasi penggunnaanya pada neonatus