Anatomi Uro
-
Upload
sry-rahayu -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of Anatomi Uro
Referensi :
1. B. Purnomo Basuki. Dasar – Dasar Urologi, Edisi kedua. Jakarta :
Sagung Seto Jakarta.
2. Anatomi Umum. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin Makassar.
Anatomi sistem eritropoetika terdiri atas :1,2
1. Ginjal
Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga
retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi
cekungnya menghadap ke medial. Pada sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu
tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf dan
ureter menuju dan meninggalkan ginjal.
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla
ginjal. Kortex berwarna pucat, permukaan kasar. Di dalam korteks terdapat
berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medulla banyak terdapat duktuli ginjal.
Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus
kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis dan duktus koligentes.
Medulla renalis berwarna agak gelap yang terdiri dari 12-20 pyramidales. Basis
dari pyramis, disebut basis pyramis yang berada pada cortex. Apex dari
pyramis disebut papilla renalis terletak menghadap ke arah medial, yang
bermuara pada calix minor. Diantara satu piramid dengan piramid lainnya
terdapat jaringan cortex, disebut columna renalis Bertini. Setiap piramis
bersama-sama dengan columna renalis bertini yang ada disampingnya
membentuk lonus renalis, berjumlah 5 – 14 buah. Pada setiap papilla renalis
bermuara 10 – 40 buah ductus yang mengalirkan urine ke calix minor.
Hilum renale meluas membentuk sinus renalis, dan didalam sinus renalis
terdapat pelvis renalis, yang merupakan pembesaran dari ureter ke arah
cranialis. Pelvis renalis terbagi menjadi 2 – 3 calices renalis major dan setiap
calix major terbagi menjadi 3 – 4 buah calices renalis minor.
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibreus tipis dan mengkilat yang disebut
kapsula fibrosa ginjal dan di luar kapsula ini terdapat jaringan lemak perirenal.
Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anka ginjal atau glandula adrenal /
suprarenal. Facies anterior berbentuk cembung, berhadapan dengan organ-
organ berikut :
Ren sinister berbatasan dengan : pancreas, gaster, lien, duodenum, flexura
coli sinistra. Ren dextra letak berbatasan dengan : facies posterior lobus dextra
hepatis, flexura coli dextra dan duodenum.
Facies posterior ren letak berhadapan dengan organ-organ sebagai berikut:
- Ren sinister berbatasan dengan costa XI, costa XII, processus transversus
vertebra lumbalis 1, M.transversus abdominis, M.quadratus lumborum.
- Ren dextrer berbatasan dengan diaphragma thoracis, costa XII, processus
transversus abdominis, M.quadratus lumborum, M.psoas major dan
processus transversus vert. lumbalis 2.
Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan
cabang langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan
melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena cava inferior. Sistem arteri
ginjal adalah end arteries yaitu artei yang tidak mempunyai anastomosis
dengan cabang-cabang dari artei lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada
salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah
yang dilaluinya.
2. Ureter
Ureter adalah suatu saluran yang dibentuk oleh jaringan otot polos dengan
ukuran 25-30 cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria. Dindingnya
terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos
sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik
(berkontraksi) guna mengeluarkan urine ke vesica urinaria. Sebagian berada di
dalam cavum abdominis disebut pars abdominalis, dan sebagian lagi berada di
dalam cavum pelvicum disebut pars pelvina.
Kedua ureter bermuara ke dalam vesica urinaria dengan jarak 5 cm satu
sama lain. Berjalan obliq sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica urinaria
sebelum bermuara ke dalam vesica urinaria, disebut ostium ureteris. Ureter
menerima innervasi dari N.thoracalis 10 – 12, N.lumbalis 1 – sacralis 4.
Sepanjang perjalanan ureter, secara anatomis terdapat 3 tempat
penyempitan ureter, sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari
ginjal seringkali tersangkut ditempat itu, yakni pada : (1) peralihan dari pelvis
renalis menjadi ureter, (2) ketika menyilang di A.iliaca communis di rongga
pelvis, dan (3) ketika bermuara ke dalam vesica urinaria.
3. Vesica urinaria
Merupakan sebuah organ berongga yang berbentuk kantong yang dibentuk
oleh jaringan ikat dan otot polos, berfungsi menampung urine dari ureter dan
kemudian mengeluarannya melalui uretra. Volume 2000 – 3000 cc. Morfologi
sangat bervariasi, ditentukan oleh usia, jenis kelamin dan volume. Vesica
urinaria diinnervasi oleh plexus vesicalis yang berasal dari N.sacralis 2 – 4.
Secara anatomi, vesica urinaria terdiri atas 3 permukaan, yaitu :
1) Facies superior, berbentuk segitiga dengan batas menghadap ke arah
posterior.
2) Facies inferio-lateral, ada 2 buah yang saling bertemu di bagian anterior
membentuk sisi anterior yang bulat, dan dibagian inferior membentuk
collum vesicae, yang difiksasi oleh diaphragma urogenitalia. Facies
inferio-lateral dan facies superior bertemu di bagian ventral membentuk
apex vesicae.
3) Facies posterior, membentuk fundus.
Di sebelah dorsal vesica urinaria peritonium membentuk reflexi ke arah
uterus pada wanita dan rectum pada pria. Diantara symphisis osseum pubis dan
vesica urinaria terdapat spatium retropubis berbentuk huruf “U” berisi jaringan
ikat longgar, lemak dan plexus venosus.
Dari apex vesica sampai ke umbilicus terdapat ligamentum umbilicale
medianum, merupakan sisa dari urachus. Sisa arteri umbilicalis membentuk
ligamentum umbilicale laterale. Ketiga ligamenta tersebut dibungkus oleh
peritoneum parietale membentuk plica umbilicalis media dan plica umbilicalis
lateralis.
Pada fundus vesicae terdapat trigonum vesicae Lieutaudi, tempat bermuara
ureter pada sudut cranio-dorsal dan pangkal urethra di sudut caudal (= ostium
urethrae internum).
4. Urethra
Merupakan suatu saluran fibromuscular, dilalui oleh urin dari vesica
urinaria. Saluran ini menutup pada saat kosong. Pada pria juga dilalui oleh
semen (spermatozoa). Ada beberapa perbedaan antara urethra feminina dan
urethra masculina.
Urethra Feminina
Panjangnya kurang lebih 4 cm, terletak di bagian anterior vagiana.
Muaranya disebut ostium urethra externum, berada di dalam vestibulum
vaginae, di ventralis dari ostium vaginae, di antara ke dua ujung anterior labia
minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis dan urogenitale. Urethra difiksasi
pada os pubis oleh serabut - serabut ligamentum pubovesicae.
Urethra Masculina
Dimulai pada colium vesicae, mempunyai ukuran panjang kurang lebih
23-25 cm, berjalan menembusi glandua prostat, diaphragma pelvis, diaphragma
urogenitale dan penis. Di bagi menjadi tig abagian, yaitu : (1) pars prostatica,
(2) pars membranacea dan (3) pars spongiosa.
Urethra pars prostatica, berjalan melalui prostat. Panjang kira-kira 3 cm.
Mempunyai lumen yang lebih besar dari yang lainnya.
Urethra pars membranacea, berjalan kearah caudo ventral, mulai dari apex
prostat menuju ke bulbus penis. Merupakan bagian terpendek dan tersempit.
Panjangnya 1 – 2 cm, terletak 2,5 cm di dorsal tepi caudal symphisis ossis
pubis.
Urethra pars spongiosa, berada di dalam corpus spongiosa penis, berjalan
di dalam bulbus penis, corpus penis sampai glans penis. Panjang kira-kira 15
cm. Lumennya besar, membentuk pelebaran di dua tempat, yaitu di dalam
bulbus penis disebut fossa intrabulbaris, dan pada glans penis disebut fossa
navicularis urethrae.
Ostium urethra externum terdapat pada ujung glans penis, merupakan
bagian paling sempit.