ANATOMI PENCERNAAN

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencernaan atau system gastrointestinal adalah system organ manusia yang menerima makanan, mencernanya menjadi energy dan nutrient serta mengeluarkan sisa-sisa proses tersebut. System pencernaan antara satu dengan yang lain bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya system pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. B. Rumusan Masalah 1. Apa anatomi sistem pencernaan? 2. Bagaimana proses ingesti, digesti, absorpsi dan eliminasi? 3. Bagaimana metabolisme dari karbohidrat, protein, dan lipid? 4. Enzim apa saja yang berperan dalam sistem pencernaan? 5. Apa itu motilitas? C. Tujuan 1. Umum 1

Transcript of ANATOMI PENCERNAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencernaan atau system gastrointestinal adalah system organ manusia yang menerima

makanan, mencernanya menjadi energy dan nutrient serta mengeluarkan sisa-sisa proses

tersebut. System pencernaan antara satu dengan yang lain bisa sangat jauh berbeda.

Pada dasarnya system pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus.

B. Rumusan Masalah

1. Apa anatomi sistem pencernaan?

2. Bagaimana proses ingesti, digesti, absorpsi dan eliminasi?

3. Bagaimana metabolisme dari karbohidrat, protein, dan lipid?

4. Enzim apa saja yang berperan dalam sistem pencernaan?

5. Apa itu motilitas?

C. Tujuan

1. Umum

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami anatomi, fisiologi dan biokimia

sistem pencernaan.

2. Khusus

a. Mahasiswa mangetahui anatomi sistem pencernaan.

b. Mahasiswa mangetahui proses ingesti, digesti, absorpsi dan eliminasi.

c. Mahasiswa mangetahui metabolisme dari karbohidrat, protein, dan lipid.

d. Mahasiswa mangetahui enzim yang berperan dalam sistem pencernaan.

e. Mahasiswa mangetahui motilitas.

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan yaitusaluran panjang yang merentang

dari mulut sampai anus, dan organ – organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati,

kandung empedu, dan pankreas.

Proses pencernaan melibatkan enzim – enzim sekretorik yang spesifik untuk berbagai

makanan dan bekerja untuk menguraikan karbohidrat menjadi gula sederhana, lemak menjadi

asam lemak bebas dan monogliserida, serta protein menjadi asam amino.Sistem pencernaan

makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari 1. Rongga

Mulut, 2. Esofagus, 3. Lambung, 4. Usus Halus, 5. Usus Besar, 6 Anus.

1. Mulut (oris)

Rongga mulut dibatasi oleh beberapa bagian, yaitu sebelah atas oleh tulang

rahang dan langit-langit (palatum), sebelah kiri dan kanan oleh otot-otot pipi, serta

sebelah bawah oleh rahang bawah.

a. Gigi (dentis)

Fungsi : Berperan dalam proses mastikasi (pengunyahan).

2

Gambar organ system pencernaan manusia

Sumber:

Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi

membantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini

akan membantu enzim-enzim pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih

efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan per- kembangan, gigi manusia

mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap (permanen). Gigi pertama

pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu (dens

lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai

berikut.

1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.

2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.

3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah

makanan.

4) Geigi geraham belakang (dens molar), berjumlah 12 buah, berfungsi mengunyah

Bagian-bagian gigi adalah sebagai berikut:

1) Mahkota Gigi : dilapisi oleh email dan di dalamnya terdapat dentin (tulang gigi).

2) Tulang Gigi ; terletak di bawah lapisan email.

3) Rongga gigi ; berada di bagian dalam gigi. Di dalamnya terdapat pembuluh darah,

jaringan ikat, dan jaringan saraf.

b. Lidah (lingua)

Lidah berfungsi untuk membantu mengunyah makanan yakni dalam hal

membolak-balikkan makanan dalam rongga mulut, membantu dalam menelan

makanan, sebagai indera pengecap, dan membantu dalam berbicara.

Sebagai indera pengecap,pada permukaan lidah terdapat badan sel saraf perasa

(papila). ada tiga bentuk papila, yaitu:

1) Papila fungiformis

2) Papila filiformis.

3) Papila serkumvalata

c. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan saliva. Saliva mengandung enzim ptyalin atau

amylase dan ion natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium.

Fungsi saliva adalah  :

1) Melarutkan makanan secara kimia,

2) Melembabkan dan melumasi makanan.

3) Memecah protein.

3

4) Mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltose

5) Zat buangan

6) Zat antibakteri dan antibody.

Kelenjar ludah terdiri atas tiga pasang sebagai berikut:

1) Kelenjar sublingual adalah kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di bawah

lidah bagian depan.

2) Kelenjar submandibular  terletak di belakang kelenjar sublingual dan lebih dalam.

3) Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling besar dan terletak di bagian atas

mulut depan telinga.

2. Faring ( Tenggorokan)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongongan. Berasal dari

bahasa yunani pharynk.

Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang

banyak mengandung kelenjar lomfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi,

disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya berada

dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, di depan ruas tulang belakang.

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantara lubang

bernama koana, keadaannya tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan

perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.

Tekak terdiri dari : bagian superior = bagian yang sangat tinggi dengan hidung,

bagian media = bagian yang sama tingginya dengan mulut dan bagian inferior = bagian

yang sama tinggi dengan laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang

menghubungkan tukak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring,

bagian ini berbatas kedepan sampai keakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring

yang menghubungkan orofaring dengan laring.

3. Esofagus (Kerongkongan)

Esofagus merupakan saluran sempit berbentuk pipa yang menghubungkan faring

dengan lambung (gaster). Yang panjang kira-kira 25 cm, diameter 2,5 cm. pH cairannya

5 – 6.

4

Fungsi: menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak

peristalsis.Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan

oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar

bolus menjadi basah dan licin.

Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke

lambung. Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan

adanya gerak peristaltic (ritmik) pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik

dapat terjadi karena adanya kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang

tersusun secara me- manjang dan melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan

menuju lambung.

Sebelum seseorang mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai

jalannya udara dari hidung. Di kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir

mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru. Ketika makan, makanan dikunyah dan

ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan bergerak menuju

kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian belakang

mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu

makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak

masuk trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

Esophagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Esophagus

dibagi menjadi tiga bagian :

a. Bagian superior ( sebagian besar adalah otot rangka)

b. Bagaian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

c. Serta bagian inferior(terutama terdiri dari otot halus)

4. Lambung (gaster)

Lambung terdapat di dalam rongga perut di sebelah bawah diafragma, berupa

kantong penyimpanan makanan. Lambung terdiri dari tiga bagian : kardiak (bagian

atas), fundus (bagian tengah) dan pilorus (bagian akhir).

Lambung melakukan gerakan peristaltik dan pendular untuk meremas dan

mengaduk makanan yang masuk. Di dalam lambung terdapat kelenjar yang

menghasilkan enzim pencernaan seperti asam khlorida (HCl), enzim pepsin dan enzim

renin. Enzim ptialin dalam air ludah tidak dapat bekerja di dalam lambung karena

terlalu asam (pH sekitar 1,5 sampai 3). Makanan berada di lambung kira-kira 3 sampai

5

4 jam atau sampai 7 jam untuk bahan makanan yang mengandung banyak lemak.

Makanan yang sudah hancur sedikit demi sedikit masuk ke usus halus.

Getah lambung mengandung:

a. Asam klorida (HCl). Berfungsi sebagai desinfektan,mengasamkan makanan dan

mengubah pepsinogen menjadi pepsin (enzim yang memecah protein).

Pelepasan enzim ini dirangsang oleh :

1) Saraf yang menuju ke lambung

2) Gastrin (hormone yang dilepaskan oleh lambung)

3) Histamine (zat yang dilepaskan oleh lambung)

b. Lendir. Melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan

enzim. Memcegah infeksi oleh bakteri helicobacter pylori.

c. Rennin, merupakan enzim yang berfungsi mengendapkan kasein (protein susu)

dari air susu.

d. Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi polipeptida..

e. Lipase, berfungsi untuk mencerna lemak.

Fungsi lambung adalah:

a. Penyimpan makanan

b. Memproduksi kimus

c. Digesti protein

d. Memproduksi mucus

e. Memproduksi glikoprotein

f. Penyerapan.

5. Usus halus (Intestinum tenue)

Usus halus adalah tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan

penyerapan yang panjangnya sekitar 6 m berdiameter sekitar 2,5 cm. sedangkan pHnya

6,3 – 7,6. Dinding usus halus terdiri atas tiga lapis, yaitu tunica mucosa, tunica

muscularis, dan tunika serosa. Tunica muscularis merupakan bagian yang

menyebabkan  gerakan  usus halus. Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim

yang mencerna protein, lemak, dan gula.

Fungsi usus halus :

a. Mengakhiri proses pencernaan makanan. Proses ini diselesaikan oleh enzim

usus dan enzim pangkreas serta dibantu empedu dalam hati.

b. Usus halus secara selektif mengabsorbsi produk digesti.

6

Usus halus dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu:

a. Deudenum (usus dua belas jari).

Usus deudenum adalah bagaian dari usus halus yang terletak setelah lambung

dan menghubungkannya ke usus kosong. Deudenum merukan usus yang

terpendek dari usus halus yaitu panjangnya sekitar 25 cm, diameternya 5 cm.,

dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus deudenum merupakan organ retroperitoneal, ang tidak terbungkus

seluruhnya oleh selapun peritoneum, pHnya berkisar derajat Sembilan. Pada

usus duodenum terdapat dua bermuara saluran yaitu dari pancreas dan kantung

empedu.

b. Jejunum (usus kosong).

Usus kosong adalah usus ke dua dari usus halus setelah usus dua belas jari dan

usus penyeapan (ileum). Pada manusia dewasa panjang usus kosong berkisar 1-2

meter. Usus kosong dan usus penyerapana digantungkan dengan tubuh oleh

mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membrane mucus dan terdapat jonjot

usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara hitologis dapat dibedakan

dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara histologis

pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak

peyeri. Sedikit sulit membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara

makroskopis.

c. Ileum (usus belit/ usus penyerapan).

Usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada system

pencernaan manusia, ini memiliki panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah

deodenuem dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ilium memiliki pH antara

7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan

garam-garam empedu.

Kelenjar – kelenjar usus menghasilkan enzim – enzim pencernaan, yaitu :

a. Peptidase, berfungsi mengubah peptide menjadi asam amino

b. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.

7

c. Maltase, berfungsi mengubah maltose menjadi glukosa

d. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.

6. Usus Besar (colon)

Usus besar adalah saluran yang berhubung dengan bagian usus halus ( ileum )

dan berakhir dengan anus. Yang panjangnya sekitar  1,5 m dan diameternya kurang

lebih 6,3 cm. pH nya 7,5 – 8,0.

Fungsi dari usus besar adalah :

a. Mengabsorbsi 80 %  sampai 90 % air dan elektrolit dari kimus yang tersisa dan

mengubah kimus dari cairan menjadi massa semipadat.

b. Memproduksi mucus

c. Mengeksresikan zat sisa dalam bentuk feses.

Usus besar dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Coecum. Merupakan pembatas antara ileum dengan kolon.

b. Kolon. Pada  kolon  terjadi  gerakan  mencampur isi kolon dengan gerakan

mendorong.Pada kolon ada empat divisi yaitu :

1) Kolon asendens; yang merentang dari coecum sampai ke tepi bawah hati

disebelah kanan dan membalik secara horizontal pada fleksura hepatika.

2) Kolon transversum ; merentang menyilang abdomen ke bawah hati dan

lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri, tempatnya memutar ke bawah pada

fleksura spienik.

3) Kolon desendens; merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi

kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rectum.

4) Kolon sigmoid berhubungan dengan rectum.

c. Rectum.

Biasanya rectum isi kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih

tinggi, yaitu pada kolon descendens. Jika kolon descenden penuh dan tinja masuk

ke dalam rectum, maka timbullah keinginan untuk BAB. Mengembangnya

dinding rectum karena penumpukan material di dalam rectum akan memicu

system saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika

defekasi tidak terjadi maka feses akan dikembalikan ke usus besar disana akan

kembali mengalami fase penyerapan air kembali dilakukan. Jika defekasi tidak

8

juga dilakukan dalam periode yang lama konstipasi dan pengeraan feses akan

terjadi.

7. Usus Buntu (Sekum)

Sekum adalah suatu kantong yang terhubung pada usus penyerapan serta

bagian kolon menanjak dari usus besar.

Umbai cacing yang sering disebut dengan appendix adalah organ tambahan

pada usus buntu infeksi pada organ ini disebut apendiksitis atau radang umbai

cacing. Apendiksitis yang parah menyebabkan apendik yang pecah dan membentuk

nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa,

umbai cacing berukuran sekitar 10cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20cm.

walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing berbeda-beda bisa

di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak si peritoneum.

Banyaknya bakteri yang erdapat di dalam usus besar berfungsi untuk

mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam

usus besar berfungsi untuk membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini

penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotika bias menyebbkan gangguan pada bakteri-

bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi isitasi yang bias menyebabkan

dikeluarnya lender dam air, dan terjadilah diare.

8. Anus

Anus  merupakan  lubang  pada  ujung saluran pencernaan. Pada anus terdapat

dua macam otot, yaitu:

a. Sfingter anus internus; bekerja tidak menurut kehendak.

b. Sfingter anus eksterus; bekerja menurut kehendak.

Fungsi anus sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Anus merupakan

lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.

Sehingga anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari

usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot spihnkter. Feses dibuang dari

tubuh melalui proses defekasi, yang merupakan fungsi utama anus.

9. Pankreas

9

Pankreas merupakan organ system pencernaan yang memiliki dua fungsi

utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormone penting

seperti insulin. Pancreas terletak pada bagian superior perut dan berhubungan erat

dengan duodenum.

Pancreas terdiri dari dua jaringan dasar, yaitu:

a. Asini, mengahsilkan enzim-enzim pencernaan

b. Pulau pancreas, menghasilkan hormone.

Pancreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepasan

hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pancreas akan mencerna

protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk

yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini

hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pancreas juga melepaskan

sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi utnuk melindungi duodenum

dengan cara menetralkan asam lambung.

Hormon yang dihasilkan oleh pankreas :

a. Insulin, yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula dalam darah

b. Glucagon, yang berfungsi untuk menaikan kadar gula dalam darah.

c. Somtostanin, yang berfungsi mengahalangi pelepasan kedua hormone lainnya

(insulin dan glucagon).

10. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia memiliki

berbagai fungsi berhubungan dengan system pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolism dan memiliki beberapa

fungi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sistesis protein plsma, dan

penetral obat. Hati juga memproduki bile, yang penting dalam pencernaan.

Zat-zat gizi dari makanan diserap dalam dinding usus yang kaya akan

pembuluh darah yang kecil. Kapiler ini akan mengalirkan darah ke vena yang

bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirny masuk ke dalam hati

sebagai vena porta. Vena porta dibagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam

hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah

diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke sirkulasi umum.

10

Hati menghasilkan sekitar separuh dariseluruh kolesterol dari tubuh, sisanya

berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan

untuk membuat empedu.

11. Kantung Empedu

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang

selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini bergabung

dengan sebuah saluran yang berasal dari kantung empedu (duktus sistikus) untuk

membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreastikus bergabung dengan

saluran empeu umum dan masuk ke dalam duodenum.

Saluran makanan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kantung empedu

dan hanya sedikit empedu yang mengalir ke hati. Makanan dalam duodenum

memicu serangkaian sinyal hormoral dan sinyal saraf sehingga kantung empedu

berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan

bercampur dengan makanan.

Empedu memiliki 2 fungsi penting :

a. Membantu penyerapan dan pencernaan lemak.

b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin

yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalm berbagai proses berikut:

a. Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang

larut dalm lemak untuk membantu proses penyerapan.

b. Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu

menggerakan isinya.

c. Bilirubin (pigmen utama dari empedu) di buang ke dalam empedu sebagai

limbah dari sel darah merah yang dihancurkan.

d. Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari

tubuh

e. Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

B. Fisiologi dan Biokimia Saluran Pencernaan

1. Mekanisme sistem pencernaan

a. Ingesti

Memasukkan makanan (bolus)  ke rongga mulut.

11

b. Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks

menjadi satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang

diproduksi didalam sistem pencernaan. Karbohidrat, protein dan lemak merupakan

molekul-molekul besar yang tidak dapat menembus membran plasma utuh untuk

diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe sehingga diperlukan

proses pencernaan untuk menguraikan molekul-molekul tersebut.

c. Absorpsi

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil

dapat diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit, dari lumen saluran

pencernaan ke dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar terjadi di usus halus.

d. Defekasi (eliminasi)

Pembuangan, maksudnya proses eliminasi atau pengeluaran zat-zat makanan

yang tidak diperlukan tubuh.

2. Metabolisme Karbohidrat,  Protein, dan Lemak

a. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi, tentunya tidak begitu

saja secara langsung diserap oleh tubuh melalui dinding usus untuk selanjutnya masuk

ke peredaran darah, melainkan harus dipecah dahulu menjadi persenyawaaan yang

lebih sederhana, dan hal tersebut melalui suatu proses yang disebut dengan proses

pencernaan karbohidrat.

Dalam proses pemecahan karbohidrat kompleks tersebut menjadi senyawa yang

lebih sederhana akan terlibat beberapa enzim, misalnya enzim pengubah pati menjadi

amilase, atau ptyalin, dan enzim-enzim pengubah disakharida menjadi disakharidase.

Monosakharida merupakan karbohidrat yang biasanya dapat melewati usus halus.

Didalam mulut , makanan yang dikonsumsi akan dikunyah sampai lumat. Karbohidrat

yang diperoleh mempunyai kandungan zat pati dan zat gula (malthosa-sukrosa-

laktosa). Deangn adanya amylase (ptialin) yang bercampur dengan makanan didalam

mulut, pati dengan bantuan air ludah / saliva akan diubah menjadi dekstrin. Dengan

terdapatnya asam klorida (HCl) yang diproduksi lambung, sebelum makanan bereaksi

asam, pati sebesar mungkin akan diubah menjadi disakharida.

12

Selanjutnya makanan yang telah dikunyah masuk ke usus dan dinding usus yang

mempunyai kelenjar yang mengeluarkan enzim amylase atau enzim pengubah pati

akan berlangsung pemecahan pati menjadi disakharida. Didalam usus berlangsung

pemecahan:

1) Sukrosa      :   fruktosa + glukosa, oleh enzim intestinal sukrase

2) Maltose      :   glukosa + glukosa, oleh enzim intestinal maltase

3) Laktosa      :   galaktosa+glukosa, oleh enzim intestinal laktosa.

Kemampuan pencernaan karbohidrat didalam tubuh tergantung pada tidak

terganggunya alat-alat pencernaan dan sumbernya, apakah berserat,berbiji dan

sejenisnya, biasanya bervariasi antara 90%-98%, namun kalau sumbernya berserat

maka daya cerna akan menurun sampai 80%-85%.

b. Metabolisme Protein

Pemecahan protein menjadi bentuk yang sederhana (asam amino) tidak lain agar

dapat diserap melalui dinding usus, masuk ke peredaran darah dan disampaikan ke

jaringan tubuh. Sama halnya dengan karbohidrat dan lemak, zat ini baru akan bisa

diserap ketika sudah dipecah menjadi zat-zat yang lebih sederhana.

Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung

dalam saliva, dengan demikian peronbakan terhadap protein (ikatan peptida) tidak

terjadi didalam mulut melainkan untuk pertama kalinya dirombak dalam lambung.

Dalam lambung, media atau cairan lambung yang asam sangat membantu dan

mempermudah pepsin (protease lambung) bekerja melakukan perombakan rantaian

khusus ikatan peptide dari asam amino yang rantainya pendek yang disebut pepton.

Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk kedalam usus, disini

ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi

sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pankreas mengandung dua

macam enzim pengubah protein, yaitu protease pankreatik (tripsin dan chimotripsin)

sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat

diserap oleh usus.

Setiap 70% lagi dari protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida yang terdiri atas

lebih asam amino. Enzim proteolitik lain yang berkemampuan memecah protein yaitu

carboxy peptidase, amino peptidase. Enzim pengubah protein bersifat hidrolotik—

memerlukan air pada perombakan atau pelepasan asam amino. Proses pencernaan

13

karbohidrat lemak atau protein menjadi susunan yang lebih sederhana dimaksudkan

agar  zat tersebut siap diserap melalui dinding usus dan masuk dalam darah (peredaran

darah). Penyerapan atau absorption zat-zat makanan tadi sebbagian besar

dilangsungkan didalam usus halus kecuali air yang diserap didalam usus besar.

Absorpsi tidak selamnya berlangsung mulus hal ini ddikarenakan adanya faktor yang

mempengaruhi yang dapat menghambatnya, yang tentunya akan berakibat pada

gangguan kesehatan tubuh.

Diantara faktor tadi yang penting adalah: (a) rangsangan (iritasi), dalam hal ini

yaitu rangsangan yang menyebabkan gerakan-gerakan kuat dari usus, akibatnya dapat

menghambat penyerapan (b) kurang aktifnya produksi empedu yang diperlukan kurang

cukup tersedia, akiibatnya dapat menghambat penyerapan lemak (c) Tersedianya forro

yang lebih siap diserap dari ferri. (d) Tersedianya vitamin C dan vitamin E yang dapat

mempertinggi menyerapan Fe (zat besi). (e) Kurang tersedianya vitamin D ternyata

kurang baik bagi kelancaran penyerapan kalsium. (f) Adanya parasit, dapat

menimbulkan hambatan dalam penyerapan, terutama mineral Fe.

Mekanisme penyerapan tersebut melalui dua cara yaitu (1) Proses penyerapan

melalui system pori-pori, (proses pasif difusi) yang berlangsung menurut hukum

keseimbangan osmosa dan difusi yang dalam proses ini diketahui bahwa zat-zat

makanan akan didistribusikan dari konsentrasi yang lebih tinggi ketempat yang

konsentrasinya lebih rendah. (2) Proses penyerapan aktif difusi (proses transportasi)

yang tergantung pada adnya energy atau energy transport yang dependen, yang lazim

pula diknal sebagai mekanisme pompa (pumps mecanisme) dengan prinsip agar zat-zat

makanan yang telah dicerna dapat melewati dinding usus.

c. Metabolisme Lemak

Lemak yang dihasilkan makanan yang sudah dikunyah dalam mulut menunjukkan

bentuk lemak yang telah teremulsi (emulsied fat) dan belum diemulsi (unemulsied

fat), lemak yang belum diemulsi dalam lambung dengan bentuan empedu akan diubah

menjadi lemak yang sudah teremulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak

yang teremulsi akan masuk dalam uss halus.

Didalam usus halus itu lemak yang teremulsi dengan bantuan enzim intestinal

lipase dan pencreatik lipase akan diubah kedalam 3 struktur yang lebih sederhana,

jelasnya sebagai berikut:

1) Lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol 40%-50%

14

2) Lemak dipecah menjadi monogliserid 40%-50%

3) Lemak dipecah menjadi gliserida, trigliserida,10%-20%.

Adapun kemampuan alat-alat pencernaan dalam mencerna lemak yang terdapat

dalam tubuh adalah bervariasi, sangat tergantung pada kesehatan tubuh. Pada tubuh

yang benar-benar sehat sekitar 95%-100% lemak yang dapat dicerna, penggumpalan-

penngumpalan lemak tidak terjadi. Lama berlangsungnya proses pencrnaan lemak

sangat bergantung pada panjang pendeknya rantai (jumlah atom karbon) dalam

molekul asam lemak.

3. Enzim Pencernaan

a. Enzim ptialin

Enzim ptialin terdapat di dalam air ludah, dihasilkan oleh kelenjar ludah. Fungsi

enzim ptialin untuk mengubah amilum (zat tepung) menjadi glukosa.

b. Enzim amilase

Enzim amilase dihasilkan oleh kelenjar ludah (parotis) di mulut dan kelenjar

pankreas. Kerja enzim amilase yaitu :Amilum sering dikenal dengan sebutan zat

tepung atau pati. Amilum merupakan karbohidrat atau sakarida yang memiliki

molekul kompleks. Enzim amilase memecah molekul amilum ini menjadi sakarida

dengan molekul yang lebih sederhana yaitu maltosa.

c. Enzim maltase

Enzim maltase terdapat di usus dua belas jari, berfungsi memecah

molekul maltosamenjadi molekul glukosa. Glukosa merupakan sakarida sederhana

(monosakarida). Molekul glukosa berukuran kecil dan lebih ringan dari pada maltosa,

sehingga darah dapat mengangkut glukosa untuk dibawa ke seluruh sel yang

membutuhkan.

d. Enzim pepsin

Enzim pepsin dihasilkan oleh kelenjar di lambung berupa pepsinogen.

Selanjutnyapepsinogen bereaksi dengan asam lambung menjadi pepsin. Cara kerja

enzim pepsin yaitu :  Enzim pepsin memecah molekul protein yang kompleks menjadi

molekul yang lebih sederhana yaitu pepton. Molekul pepton perlu dipecah lagi agar

dapat diangkut oleh darah.

15

e. Enzim tripsin

Enzim tripsin dihasilkan oleh kelenjar pancreas dan dialirkan ke dalam usus dua

belas jari   (duodenum). Cara kerja enzim tripsin yaitu :Asam amino memiliki molekul

yang lebih sederhana jika dibanding molekul pepton. Molekul asam amino inilah

yang diangkut darah dan dibawa ke seluruh sel yang membutuhkan. Selanjutnya sel

akan merakit kembali asam amino-asam amino membentuk protein untuk berbagai

kebutuhan sel.

f. Enzim renin

Enzim renin dihasilkan oleh kelenjar di dinding lambung. Fungsi

enzim renin untuk mengendapkan kasein dari air susu. Kasein merupakan protein

susu, sering disebut keju. Setelah kasein diendapkan dari air susu maka zat dalam air

susu dapat dicerna.

g. Asam khlorida (HCl)

Asam khlorida (HCl) sering dikenal dengan sebutan asam lambung, dihasilkan

oleh kelenjar didalam dinding lambung. Asam khlorida berfungsi untuk

membunuhmikroorganisme tertentu yang masuk bersama-sama makanan.

Produksi asam khloridayang tidak stabil dan cenderung berlebih, dapat menyebabkan

radang lambung yang sering disebut penyakit ”mag”.

h. Cairan empedu

Cairan empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam kantong empedu.

Empedu mengandung zat warna bilirubin dan biliverdin yang menyebabkan kotoran

sisa pencernaan berwarna kekuningan. Empedu berasal dari rombakan sel darah

merah (erithrosit) yang tua atau telah rusak dan tidak digunakan untuk membentuk sel

darah merah yang baru. Fungsi empedu yaitu memecah molekul lemak menjadi

butiran-butiran yang lebih halus sehingga membentuk suatu emulsi. Lemak yang

sudah berwujud emulsiini selanjutnya akan dicerna menjadi molekul-molekul yang

lebih sederhana lagi.

i. Enzim lipase

16

Enzim lipase dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan kemudian dialirkan ke dalam

usus dua belas jari (duodenum). Enzim lipase juga dihasilkan oleh lambung, tetapi

jumlahnya sangat sedikit. Cara kerja enzim lipase yaitu :Lipid (seperti lemak dan

minyak) merupakan senyawa dengan molekul kompleks yang berukuran besar.

Molekul lipid tidak dapat diangkut oleh cairan getah bening, sehingga perlu dipecah

lebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil. Enzim lipase memecah

molekul lipid menjadi asam lemak dan gliserol yang memiliki molekul lebih

sederhana dan lebih kecil. Asam lemak dan gliserol tidak larut dalam air, maka

pengangkutannya dilakukan oleh cairan getah bening (limfe).Enzim pencernaan

bekerja untuk mempercepat reaksi pada pencernaan makanan, tetapi enzim

pencernaan tidak ikut diproses.

4. Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah

dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan

mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran

pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada

setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran

pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus

berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari

mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan

dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses

penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan

ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan

mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna

suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di

sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler

dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan

sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi,

17

sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal

menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan

gerakan propulsif dan mencampur.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

System pencernaan merupakan salam satu system dalam tubuh manusia yang

mana melibatkan beberapa organ penting dan organ aksesoris. Sistem pencernaan

dimulai dari makanan masuk ke mulut di kunyah dngan bantuan gigi dan lidah

setelah itu masuk ke faring dan ke esophagus, makanan masuk ke lambung,disini

makanan disimpan sementara dan disini terjadi digesti protein. Makanan menuju ke

usus halus, disini tempat berlangsungnya sebagian besar pencernaan dan

penyerapan kemudian dilanjutkan ke usus besar dan terakhir anus. Dalam system

pencernaan juga terjadi beberapa reaksi biokimia yang melibatkan enzim-enzim

yang mempunyai perannya masing-masing.

18

DAFTAR PUSTAKA

Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Jakarta : EGC

Sherwood, Lauralee., 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi II. Jakarta: EGC

Sloane, Ethel., 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC

Tambayong,Jan., 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Rudi Haryono.2012.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Jogjakarta: Gosyen

Publishing.

19