Anatomi Ovum Dan Spermatozoa

8
Nama: Zara Hana Neswari NPM: 1206323161 ANATOMI OVUM DAN SPERMATOZOA, PROSES FERTILASI SERTA PERKEMBANGAN EMBRIO DAN JANIN A. Anatomi Ovum Ovum atau sel telur adalah suatu sel terbesar dalam tubuh manusia. Ukuran ovum sekitar 0,2 mm dan tertutup dalam folikel telur dari indung telur. Ovum dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiata. Pertumbuhan ovum (oogenesis ) dimulai dengan oogonia, oosit primer (primary oocyte), primary ovarian follicle, liquar folliculi, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada sperma membuahi ovum . Pada masa pubertas , oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid ). Pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua

description

ovum

Transcript of Anatomi Ovum Dan Spermatozoa

Nama: Zara Hana Neswari

NPM: 1206323161

ANATOMI OVUM DAN SPERMATOZOA, PROSES FERTILASI SERTA PERKEMBANGAN EMBRIO DAN JANINA. Anatomi Ovum

Ovum atau sel telur adalah suatu sel terbesar dalam tubuh manusia. Ukuran ovum sekitar 0,2 mm dan tertutup dalam folikel telur dari indung telur. Ovum dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiata. Pertumbuhan ovum (oogenesis) dimulai dengan oogonia, oosit primer (primary oocyte), primary ovarian follicle, liquar folliculi, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada sperma membuahi ovum. Pada masa pubertas, oosit primer mengadakan pembelahan meiosis I menghasilkan satu sel oosit sekunder yang besar dan satu sel badan kutub pertama (polar body primer) yang lebih kecil. Perbedaan bentuk ini disebabkan sel oosit sekunder mengandung hampir semua sitoplasma dan kuning telur, sedangkan sel badan kutub pertama hanya terdiri dari nucleus saja. Oosit sekunder ini mempunyai kromosom setengah kromosom oosit primer yaitu 23 kromosom (haploid). Pembelahan meiosis II, oosit sekunder membelah diri menghasilkan satu sel ootid yang besar dan satu badan kutub kedua (polar body sekunder). Ootid yang besar tersebut mengandung hampir semua kuning telur dan sitoplasma. Pada saat yang sama, badan kutub pertama membelah diri menjadi dua kutub. Selanjutnya ootid tumbuh menjadi sel telur (ovum) yang mempunyai 23 kromosom (haploid). Sedangkan ketiga badan kutub kecil hancur sehingga setiap oosit primer hanya menghasilkan satu sel telur yang fungsional. Sel telur (ovum) yang besar itu mengandung sumber persediaan makanan, ribosom, RNA, dan komponen komponen sitoplasma lain yang berperan dalam perkembangan embrio. Sel telur yang matang diselubungi oleh membrane corona radiate dan zona pellusida. Oogenesis hanya berlangsung hingga seseorang usia 40 sampai 50 tahun. Setelah wanita tidak mengalami menstruasi lagi (menopause) sel telur tidak diproduksi lagi.

B. Anatomi Spermatozoa

Spermatozoa merupakan sel seks atau gamet pada pria. Spermatozoa ini diproduksi di testis (spermatogenesis) dan mengalami proses pematangan di epididimis. Seluruh proses pembentukan sperma ini membutuhkan waktu 64-72 hari. Spermatozoa memiliki panjang 60 m dan merupakan bagian generative dari semen. Spermatozoa terdiri atas 23 kromosom haploid. Sel sperma terdiri atas tiga bagian, yaitu:a. Kepala yang terdiri atas nucleus dengan gulungan benang-benang kromatin yang rapat, dikelilingi oleh sebuah acrosome (tutup kepala) yang mengandung enzim-enzim yang digunakan untuk menembus ovum atau sel telur wanita.b. Badan yang memiiki suatu inti filamentousdengan banyak mitokondria mengelilinginya, digunakan dalam produksi ATP untuk perjalanansepanjang serviks wanita, uterus, dan saluran uterus.

c. Ekor sperma atau disebut juga dengan flagellum yang mengakibatkan motilitas sperma sehingga sperma dapat berenang dengan mudah dalam cairan

C. Proses Fertilisasi

Fertilasi berlangsung di ampula (sepertiga bagian luar) tuba uterina. Apabila sperma berhasil menembus membran yang melindungi ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran dan membran tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain. Hal ini disebut dengan reaksi zona. Pembelahan meiosis kedua oosit selesai dan nukleus ovom menjadi pronukleus ovum. Kepala sperma membesar dan menjadi pronukleus pria, sedangkan ekornya berdegrenerasi. Nukleus-nukelus akan menyatu dan kromosom akan bergabung, sehingga dicapai jumlah yang diploid. Dengan demikian kontrasepsi berlangsung dan terbentuklah zigot (sel pertama individu baru).

Replikasi sel mitosis, yang disebut pembelahan, dimulai saat zigot berjalan di sepanjang tuba uterenia menuju uterus. Perjalanan ini membutuhkan waktu tiga sampai empat hari. Karena telur yang difertilasi membelah dengan cepat, sedangkan ukurannya tidak bertambah, terbentuk sel kecil-kecil yang disebut dengan blastomer, terbentuk pada setiap pembelahan. Morula terdiri atas 16 sel, berupa satu bola padat yang dihasilkan dalam tiga hari. Morula masih dikelilingi dengan lapisan pelindung zona pelusida. Perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu morula mengapung bebas di dalam uterus. Cairan masuk ke dalam zona pelusida dan menyusup ke dalam ruang interselular di antara blastomer. Selanjutnya, terbentuk ruangan di dalam massa sel karena ruang-ruang interselular itu menyatu dan terbentuknya struktur yang disebut dengan blastosis. Pembentukan blastosis menandai diferensiasi utama pertama embrio. Masa padat sel bagian dalam berkembang, menjadi embrio dan membran embrio yang disebut dengan amnion. Lapisan sel luar yang mengelilingi rongga disebut tropoblas, akan berkembang menjadi membran embrio lain yaitu korion bagian embrionik plasenta. Proses Fertilisasi

D. Perkembangan Embrio dan Janin

1. Perkembangan Embrio

Tahap embrio berlangsung dari hari ke 15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm, dari puncak kepala sampai bokong. Tahap ini merupakan massa yang paling krisis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin. Daerah yang bekembang dan mengalami pembelahan sel yang cepat sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen lingkungan. Pada akhir minggu ke 8 semua sistem organ dan struktur eksterna terbentuk dan embrio tidak diragukan lagi telah menjadi manusia. Embrio memiliki plasenta yang berfungsi sebagai kelrnjar endokrin yang memproduksi empat hormon yang diperlukan untuk mempertahankan kehamilan dan menunjang embrio janin. Fungsi metabolik plasenta sebagai respirasi, nutrisi, ekskresi dan penyimpanan. Oksigen berdifusi dari darah ibu melalui membran plasenta kedalam janin sedangkan CO2 berdisfusi arah yang berlawanan. Dengan demikian plasenta berfungsi sebagi paru-paru janin. Air, garam anorganik, karbohidrat, protein, lemak dan vitamin berpindah dari suplai darah ibu melalui membran plasenta ke dalam darah janin untuk menyediakan nutrisi.Janin mempunyai cairan amnion untuk embrio yang berfungsi sebagai bantalan bagi janin terhadap trauma, yakni dengan menumpulkan dan menyebarkan kekuatannya. Cairan ini memungkinkan muskuloskeletal janin bergerak bebas selama janin berkembang. Cairan ini juga menjaga embrio supaya tidak terbelit membran dan membantu supaya pertumbuhan janin simetris. Amnion diperoleh dari darah ibu melalui proses difusi. Jumlah cairan amnion meningkat setiap minggu, sehingga pada aterm antara 800 sampai 1200 ml cairan bening agak kekuningan. Janin menelan dan cairan dan cairan mengalir masuk dan keluar paru janin. Plasenta Dan Embrio

2. Perkembangan Janin Pada tahapan ini berlangsung sejak minggu ke-9 sampai akhir masa hamil. Perubahan pada periode janin tidak sedramatis perubahan padda masa embrio karena pada tahap ini hanya terjadi peristiwa pematangan struktur dan fungsi. Kemampuan janin untuk bertahan hidup diluar uterus disebut dengan viabilitas. Ada tiga karakteristik khusus yang memampukan janin memperoleh oksigen cukup dari darah ibu yaitu:1. Hemoglobin janin membawa 20% sampai 30% oksigen lebih besar dari pada hemoglobin ibu

2. Konsentrasi hemoglobin janin sekitar 50% lebih besar dari pada hemoglobin ibu.

3. Denyut janin (FHR 120 sampai 160 denyut permenit, membuat curah jantung janin perunit berat badan lebih besar dari pada curah jantung orang dewasa.

Bagan perkembangan janin

Daftar Pustaka:

Bobak, Lowedermilk.2004. Ahli bahasa: Maria A. Buku ajar keperawatan marternitas. Jakarta: EGC

Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi-Obstetri Patologi. Edisi 2. Jakarta: EGCSincliar, Constance. 2009. Ahli bahasa: Renata Komalasari Buku saku kebidanan. Jakarta: EGCSloane, Ethel. 2003. Ahli bahasa: James Veldman Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:EGC