anatomi fisiologi pencernaan

15
Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Gambar 1: Sistem Pencernaan A. Mulut Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis. Gbr 2 : Anatomi Mulut B. Tenggorokan ( Faring) Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk. Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

description

anfis pencernaan

Transcript of anatomi fisiologi pencernaan

Page 1: anatomi fisiologi pencernaan

Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

ANATOMI DAN FISIOLOGI

SISTEM PENCERNAAN

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem

organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat

gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan

yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus,

usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar

saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Gambar 1: Sistem Pencernaan

A. Mulut

Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut

biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan

lengkap yang berakhir di anus.

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh

selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah.

Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh

saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,

geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah

akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan

mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang

memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar

dan berlanjut secara otomatis.

Gbr 2 : Anatomi Mulut

B. Tenggorokan ( Faring)

Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani

yaitu Pharynk.

Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring

Page 2: anatomi fisiologi pencernaan

Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak

mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak

bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan

rongga hidung, didepan ruas tulang belakang

Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama

koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang

disebut ismus fausium

Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media =

bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan

laring.

Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak

dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan

sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring

dengan laring

C. Kerongkongan (Esofagus)

Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan

mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan

menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: οiσω, oeso –

“membawa”, dan έφαγον, phagus – “memakan”).

Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.

Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:

Ø bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)

Ø bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)

Ø serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).

Gambar 4 : Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang

Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang

D. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Terdiri dari 3 bagian yaitu

Ø Kardia.

Page 3: anatomi fisiologi pencernaan

Ø Fundus.

Ø Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter),

yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya

kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur

makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :

* Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada

lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak

lambung.

* Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna

memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap

infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

* Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Gambar 5 : Anatomi Lambung

E. Usus halus (usus kecil)

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung

dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap

ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air

(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ),

lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )

Gambar 6 : Antomi Usus

Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),

dan usus penyerapan (ileum).

1. Usus dua belas jari (Duodenum)

Page 4: anatomi fisiologi pencernaan

Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung

dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian

terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.

Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh

selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada

usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama

duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan

bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus

dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal

kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Usus dua belas jari (duodenum)

Gambar 8 : Usus dua belas jari (duodenum)

2. Usus Kosong (jejenum)

Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus

halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia

dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus

kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.

Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang

memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari,

yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus

penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus

kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.

Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti

aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.

Gambar 9 : Diagram usus halus dan usus besar

Diagram usus halus (terlabel small intestine)

3. Usus Penyerapan (illeum)

Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan

manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan

dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan

berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.

Gambar 10 :Ileum dan organ-organ yang berhubungan

Page 5: anatomi fisiologi pencernaan

Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan

F. Usus Besar (Kolon)

Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi

utama organ ini adalah menyerap air dari feses.

Usus besar terdiri dari :

* Kolon asendens (kanan)

* Kolon transversum

* Kolon desendens (kiri)

* Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan

membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri

ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan

gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa

menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Gambar 10 : Anatomi Usus Besar

G. Usus Buntu (sekum)

Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu

kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar.

Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora

memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang

sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.

H. Umbai Cacing (Appendix)

Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini

disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan

apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga

abdomen).

Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau

hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.

Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing

berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks

selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang

(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.

Page 6: anatomi fisiologi pencernaan

Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang

lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.

Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.

I. Rektum dan anus

Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal

dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai

tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di

tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja

masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya

dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang

menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali

material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika

defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.

Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang

lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.

Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan

dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi

(buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus

J. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak

pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).

Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :

* Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

* Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam

darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.

Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan

dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi

melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Page 7: anatomi fisiologi pencernaan

Gambar 12 : Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum

Potongan depan perut, menunjukkan pankreas dan duodenum.

K. Hati

Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai

fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.

Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam

tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga

memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati

biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang

kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena

yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi

menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat

gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Gambar 12 : Hati

Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.

L. Kandung empedu

Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat

menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada

manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan

karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ

ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:

· Membantu pencernaan dan penyerapan lemak

· Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang

berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Page 8: anatomi fisiologi pencernaan
Page 9: anatomi fisiologi pencernaan

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, berturut-turut dimulai dari

1. Rongga Mulut,

2. Esofagus

3. Lambung

4. Usus Halus

Page 10: anatomi fisiologi pencernaan

5. Usus Besar

6. Rektum

7. Anus.

Rongga Mulut

rongga-mulut

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat

pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat

:

a.Gigi

Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-

kecil. Perhatikan gambar disamping.

b..Lidah

Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan.

c..Kelenjar Ludah

Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah

setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air,

mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta

mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

Esofagus (Kerongkongan) Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung

saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep,

yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi

esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang

esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung

Page 11: anatomi fisiologi pencernaan

Lambung

lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat

menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot

polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut.

Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot

menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa

kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta

merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus

Lipase , Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang

dihasilkan sangat sedikit

Renin , Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki

oleh bayi.

Mukus , Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan

menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Fungsi HCI Lambung :

1. Merangsang keluamya sekretin

2. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.

3. Desinfektan

4. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi merangsang empdu

mengeluarkan getahnya.

Page 12: anatomi fisiologi pencernaan

Usus Halus

usus-halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter.

Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum

(± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan

senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang

dilepaskan ke usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin

mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang

dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke

dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen

menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Page 13: anatomi fisiologi pencernaan

PROSES PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya

sebagai berikut :

a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat

dari pancreas.

b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan

dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida

kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil

pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan

diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino

kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan

empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak

kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan

gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

Usus Besar (Kolon)

usus-besar

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5

meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon

asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :

a. Menyerap air selama proses pencernaan.

b. Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan

bakteri usus, misalnya E.coli.

c. Membentuk massa feses

Page 14: anatomi fisiologi pencernaan

d. Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari

tubuh ddefekasi.

Rektum dan Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses

ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot

spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum

ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

Gangguan Sistem Pencernaan • Apendikitis-Radang usus buntu.

• Diare- Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

• Kontipasi -Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

• Maldigesti-Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

• Parotitis-Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

• Tukak Lambung/Maag-”Radang” pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi

Helicobacter pylori

• Xerostomia-Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,

infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare,

sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

Diare Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan

feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain

ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare

dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi

dehidrasi.

Konstipasi (Sembelit) Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak

diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang

mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

Tukak Lambung (Ulkus) Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan

mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan

lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan

berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak

lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis;

merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).

Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti

alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl

yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus,

sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau

lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan

mengakibatkan pendarahan pada lambung.

Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula

apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.

Page 15: anatomi fisiologi pencernaan