ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00954-IF...

16
26 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Profil Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari- 1974. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991. 3.2 Visi dan Misi Perusahaan Adapun Visi dan Misi dari BPPT adalah Visi Pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan melalui pemanfaatan hasil rekayasa teknologi secara maksimum.

Transcript of ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2012-1-00954-IF...

26

BAB 3

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Profil Perusahaan

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah

non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan

Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan

Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari-

1974. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J.

Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan

teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan

membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina.

Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina

No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance

Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus

1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

Adapun Visi dan Misi dari BPPT adalah

Visi

Pusat unggulan teknologi yang mengutamakan kemitraan melalui pemanfaatan

hasil rekayasa teknologi secara maksimum.

27

Misi

- Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan daya saing produk industri

- Memacu perekayasaan teknologi untuk meningkatkan pelayanan publik instansi

pemerintah.

- Memacu perekayasaan teknologi untuk kemandirian bangsa

3.3 Fungsi dan Wewenang Perusahaan

BPPT mempunyai tugas pokok yaitu :

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BPPT mempunyai beberapa fungsi yaitu :

- Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan

penerapan teknologi

- Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

- Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah

dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi,

difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi.

- Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian,

keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan & rumah tangga.

BPPT mempunyai wewenang sebagai berikut :

- Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

- Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro.

- Penetapan sistem informasi di bidangnya.

28

Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:

a. Perumusan & pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian &

penerapan teknologi.

b. Pemberian rekomendasi penerapan teknologi & melaksanakan audit teknologi.

29

3.4 Struktur Organisasi

Berikut adalah struktur organisasi dari BPPT :

Gambar 3.1 Struktur Organisasi

30

3.5 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Pada bagian ini dibahas sejumlah informasi mengenai Topologi, Sistem, dan

Perangkat yang sedang berjalan pada BPPT.

3.5.1 Topologi

NOC: Network Operation Center

Gambar 3.2 Infrastruktur BPPT

31

Gambar 3.3 Topologi Jaringan Cloud di BPPT

OSPF : Open Shortest Path First, adalah sebuah routing protocol standard terbuka yang

telah diimplementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan. Alasan untuk

mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah topologi adalah untuk mengurangi overhead

(waktu pemrosesan) routing, mempercepat convergance,serta membatasi ketidakstabilan

network disebuah area dalam suatu network.

3.5.2 Sistem

Sistem untuk cloud computing pada BPPT sudah bersifat IaaS dengan

menggunakan Vmware ESXi5.0, dan Vcenter untuk manajemen blade, serta Windows

Server 2008 untuk melengkapi manajemen VM.Sedangkan untuk manajemen cloud

maka digunakan software bawaan fujitsu yaitu RoR cloud management system. Setiap

aplikasi dan data yang digunakan harus diinstall dan disimpan secara khusus pada

masing-masing komputer pengguna.

Berikut adalah diagram cloud di BPPT :

Ada 7 server blade

dibuat. Masing-masing server terdiri dari

mengatur semua VmWare

Berikut adalah diagram cloud di BPPT :

Gambar 3.4 Konsep Cloud di BPPT

server blade pada Cloud Hardware sehingga ada 7 server

masing server terdiri dari VmWare,OS dan Aplikasi.

VmWare yang ada di tiap-tiap server.

32

server yang dapat

dan Aplikasi. Hypervisor

33

Tabel 3.1 Perbandingan Proxmox dengan VMware VSphere, Windows Hyper-V dan Citrix Xen Server

Proxmox VE VMware vSphere

Windows Hyper-V

Citrix Xen Server

Guest operating system support

Windows dan Linux (KVM) dan operating system lainnya (OpenVZ hanya supports Linux)

Windows, Linux, UNIX

Modern Windows OS, Linux support terbatas

Most Windows OS, Linux support terbatas

Open Source Ya Tidak Tidak Tidak

OpenVZ container (known as OS Virtualization)

Ya

Tidak Tidak Tidak

High Availability

Ya Ya Memerlukan Microsoft Failover clustering

Ya

Live VM snapshots: Backup a running VM

Ya Ya Terbatas Ya

Bare metal hypervisor

Ya Ya Ya Ya

Virtual machine live migration

Ya Ya Ya Ya

Max. Ram dan CPU per Host

160 CPU/2 TB Ram

160 CPU/2 TB Ram

64 CPU/1 TB Ram

64 CPU/1TB Ram

VMware vSphere adalah virtualization platform untuk membangun sebuah cloud

infrastruktur. Microsoft Hyper-V Server adalah hypervisor-based server virtualization

product yang untuk mengkonsolidasikan beban kerja, serta meningkatkan utilisasi server

34

dan mengurangi biaya. Citrix XenServer adalah, virtualisasi server platform yang

lengkap, dikelola dan dibangun pada powerful Xen hypervisor.

3.5.3 Spesifikasi Hardware

Yang direkomendasikan:

-Dual or Quad Socket Server (Quad/Six/Hexa Core CPUs´)

-CPU: 64bit (Intel EMT64 or AMD64)

-Intel VT/AMD-V capable CPU/Mainboard (for KVM Full Virtualization support)

-8 GB RAM

-Hardware RAID(Redundant Array of Independent Disks) with batteries protected

write cache (BBU) or flash protection

-Fast hard drives, best results with 15k rpm Serial Attached SCSI(Small Computer

System Interface) (SAS)

-Two Gbit Network Interface Card (NIC) (for bonding), additional NIC´s depending

on the preferred storage technology and cluster setup

-Fencing hardware (only needed for High Availability (HA))

Minimum (untuk percobaan)

CPU: 64bit (Intel EMT64 or AMD64)

• Intel VT/AMD-V capable CPU/Mainboard (for KVM Full Virtualization

support)

• Minimum 1 GB RAM

• Hard drive

• One NIC

35

3.5.4 Perangkat

3.5.4.1 Hardware

a) Router

Gambar 3.5 Router

b) Switch

Gambar 3.6 Switch pada ruang Panel

36

Tabel 3.2 Switch di PDIS

SAN Switch Type Serial Number #Port #Lic Ext/Int

Switch Blade Kiri 24 14 18/6

Switch Blade Kanan 24 14 18/6

c) Server Blade

Gambar 3.7 Server Blade Cloud Computing

37

Tabel 3.3 Daftar Server Blade

Slot Hostname

Server

Type

Serial Number CPU Memory HDD #NIC

Qty Qty Qty Available

- Chassis

Blade

BX900 S1 YKNM003744

17 Vmware-

1

BX924 –

S2

YL4D002311 X55660 8GB - 2

2 9 - 2

6 Vmware-

2

BX924 –

S2

YL54D002578 X5660 8GB -

-

2

3 9 - 2

18 Vmware-

3

BX924 –

S2

YL4D002310 X5660 8GB - 2

4 9 - 2

13 Vmware-

4

BX924 –

S2

YL4D0023085 X5660 8GB - 2

5 9 - 2

- SER-

TEK3-

CLD

RX300556 MA6T027275 E5620 4GB 300GB 2

6 6 4 1

38

d) Cloud Storage

Gambar 3.8 Cloud Storage

Tabel 3.4 Cloud Storage

Storage Type Serial Number #DE Type HDD #HDD

ETERNUS DX90 S2 4511133501 - SAS / Serial Attached

SCSI/300GB

12

ETERNUS DX90 S2 dengan Intel ® Xeon ® processor adalah disk storage system yang

reliable dan fleksibel untuk lingkungan IT berukuran kecil hingga sedang.

39

e) Firewall

Gambar 3.9 Fortinet Firewall

f) Kabel UTP

Gambar 3.10 Kabel UTP RJ45

40

3.5.3.2 Software

a) Pada Proxmox dapat diinstall berbagi Operating System (OS) : Linux

(Redhead,Debian dan Ubuntu) , Windows, dan Operating System

lainnya

b) Cloud Management : ServerView dan RoR Cloud Management system

c) VM Management : Windows Server 2008

d) Blade Management : VMWare ESXi5.0 dan VCenter

3.6 Analisis Data

3.6.1 Analisis Topologi

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPPT, nampak bahwa Cloud Computing

yang beroperasi pada BPPT, masih bersifat IaaS dimana, Cloud Server di tempatkan

pada BPPT -Serpong sebagai pusat Cloud Computing yang ditempatkan pada PDIS,

Dengan server bertempat pada PDIS yang berada pada BPPT-Serpong, sehingga BPPT-

Thamrin dapat mengakses Cloud Computing dengan mudah. sedangkan pada saat ini,

seluruh jaringan terpusat pada infrastruktur internal. Dengan demikian, perusahaan

masih menitik beratkan infrastruktur dari sisi perangkat Cloud Computing, dan belum

terdapat aplikasi atau konten pada server Cloud Computing.

3.6.2 Analisis Sistem

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPPT, nampak sistem Cloud computing

yang berjalan masih manual. Sistem yang berjalan menggharuskan pengguna untuk

menginstal aplikasi dan menyimpan data yang akan digunakan pada masing-masing

komputer mereka. Dengan demikian, setiap penggunakannya dapat mengakses aplikasi

dan data mereka melalui komputer mereka. Pengguna tidak dapat mengakses aplikasi

41

dan data secara online dimana saja, kapan saja, dan dengan apapun perangkat yang

mereka gunakan.

3.6.3 Analisis Perangkat

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPPT, terdapat 7 server Cloud Computing

dimana dapat menampung data sebesar 7.2 Tb (7200Gb) dan dapat terlihat bahwa server

yang digunakan pada BPPT memiliki spesifikasi yang lebih dari minimum requirement

apabila digunakan sebagai server standard.

3.6.4 Rangkuman Permasalahan

Berdasarkan analisa di BPPT sudah terdapat layanan Cloud Computing yang bersifat

IaaS (Infrastructure as a Service). Tingkatan Cloud Computing ini masih berada di

paling bawah yang mengutamakan Cloud Storage saja. BPPT ingin meningkatkan cloud

computing dalam perusahaannya menjadi lebih baik lagi sehingga file-file yang ada pada

cloud dapat dipakai oleh semua divisi dan adanya software seperti microsoft office

dalam cloud BPPT untuk memudahkan pekerjaan para karyawan dan mempercepat

pengiriman data.

3.7 Solusi permasalahan

Dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan dalam analisa cloud computing yang

ada pada BPPT, maka dapat disimpulkan beberapa usulan yang dapat diterapkan untuk

pengembangan Sistem Cloud Computing di BPPT :

1. Remote Desktop Apps

2. Cloud Computing yang bersifat SaaS