ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis ,...

122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA PENGGELEDAHAN DAN PENYITAAN DALAM PENYIDIKAN PERKARA PENCUCIAN UANG MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN MALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING ACT 2001 Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh BAMBANG PRAYITNO NIM. E0008124 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA 2012

Transcript of ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis ,...

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA

PENGGELEDAHAN DAN PENYITAAN DALAM PENYIDIKAN

PERKARA PENCUCIAN UANG MENURUT UNDANG-UNDANG

NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN

MALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING ACT 2001

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk

Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S1

dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh

BAMBANG PRAYITNO

NIM. E0008124

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

Allah meninggikan derajat orang yang menuntut ilmu.

(Al-mujadilah 11)

Allah membedakan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu

(azzumar 9)

"Barang siapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia,

wajiblah ia memiliki ilmunya ; dan barang siapa yang ingin (selamat dan

berbahagia) diakhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa

yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula"

(HR. Bukhari dan Muslim).

Sesungguhnya para nabi tak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya

mewariskan ilmu. Yang mengambilnya maka dia telah memperoleh

keberuntungan yang banyak

(HR. Abu Daud)

Dua halyang sejatinya dibutuhkan manusia ialah

keselamatan dan kebahagiaan dunia akhirat

(Bambang Prayitno)

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati... sebuah karya yang

sederhana ini, penulis persembahkan kepada:

1. Dzat yang Maha Agung, هللاSWT, penguasa alam semesta & pemilik hidupku

2. Nabi Muhammad SAW, suri teladan bagi umat yang senantiasa kita nantikan

safaatnya di akhirat kelak

3. Keluargaku tercinta (kedua orang tuaku, Mas Hartono, Mas Slamet Riyadi,

Mas Santoso, Mas Yono, Mas Anto, Mbak Mulyani, Mba Siti , keponakanku

yang lucu dan menggemaskan Hasan, Rahma, Tama, Ani, Hafidz. Terima

kasih atas cinta yang tak pernah padam, atas kepercayaan, suport, doa&

harapan yang diberikan untukku

4. Keluarga besar Alm. Mbah Harno dan Alm. MbahMerto Dikromo yang

selama ini terus memberikan doa dan motivasi bagi penulis

5. Yudhantara, Cindhy Cincrot, Noor Saefudin, Citra, Rere, Cori Pardosi, Maya

Hapsari, Angga Kristian, Mba Lina, Mba Elvira, Mas Galih, Mas Hage, Mas

Adhy BKKT, Mas Hifni, Mas Jupry, Mas Pengky, Ines, Galuh, Naris, Gea,

Aryani, Kiki,Anik, Ririz terima kasih sobat-sobatku semua atas dukungannya

hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi. Aku bangga dengan

kalian, semoga tetap dijaga persahabatan kita.

6. Mba Ratna Winasih, Mba Desy, Mba Nonik, Mba Anis, Mba Yaya, Mba Nia,

Mba Ary, Mba Mega, Mba Yurista, Mas Qomar, Mas Sasong, Mas Raharjo,

Mas Eky Terima kasih kepercayaan dan bimbingannya.

7. Danis, Ika Doblis Kencono, Syarifah, Wahyu, Mercent, Awaliyah, Mune

Kemprongseng, Maharadhika, Eko Phe, Dewi Priya, Tante Samy, Midhon

Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur

aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang namanya tidak bisa disebutkan

satu per satu , Terima Kasih semangat dan motivasinya selama ini serta

pelajaran KORSA-nya.

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Pak Muryanto, Bu Medy Aminah, Bu Sri Mulyani, Bu Siti Rohani, Bu Ana

Wulandari (bapak ibu guru SMP yang senantiasa memberikan wejangan-

wejangannya yang tiada henti). Pak Tulus Purwanto, Pak Bambang Budi

Raharjo, Pak Arif Sugiyo(bapak guru SD yang senantiasa memberikan

inspirasi hidup) Terima kasih.

9. Teman belajar kelompokku dari kelas 1-6 SD dan kelas 1-3 SMP; Wawan,

Nani, Rini, Nyanying, Yani, Titik, dan Juwar. Kita Masuk MURI!Hahaha.

10. Keluarga besar penghuni kost “PONDOK ERDHAN” (Mas Yanuar, Mas

Suko, Mas Rendhy, Mas Angga (mahasiswa PascaSarjana Matematika UNS

yang jarangngampus, ayo mas mas thesisnya dikerjain), Lilik, Bandhy, Avi &

Yusuf, Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. Menyenangkan!

11. Keluarga besar Paguyuban Sidang Ethok-Ethokan (Moot Court Community)

FH UNS (yang namanya gak bisa disebutin satu per satu, aku belajar banyak

hal dari kalian yang tak akan pernah aku dapatkan di tempat lain, I love U

ALL) dan keluarga besar angkatan 2008 dan temen-temenku yang suka

mencari inspirasi di kantin, TamJus, Taman DPR, Parkiran, Loby, Perpus,

Labkom FH UNS. Terima kasih atas kebersamaannya, semoga kita tetap

menjadi keluarga selamanya. Amin...

12. Jamaah Masjid Al-Hikmah Desa Bawu RT. 03, Terima kasih atas doanya.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsiku yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan bapak, ibu dan

teman-teman semua menjadi amalan kebaikan dan mendapat balasan pahala

dari Allah SWT. Amin...

14. Almamater tercinta Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

15. Semua insan yang rindu dan terus mengusung tegaknya supremasi hukum di

Indonesia serta selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan keadilan…

“viva justitia“...

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Bambang Prayitno, E0008124. 2012. ANALISIS PERBANDINGAN

HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA PENGGELEDAHAN DAN

PENYITAAN DALAM PENYIDIKAN PERKARA PENCUCIAN UANG

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG DENGANMALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING

ACT 2001. Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persamaan dan perbedaan serta

kelebihan dan kelemahan pengaturan upaya paksa penggeledahan

danpenyitaandalam penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-Undang

Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan MalaysiaAnti-Money Laundering Act 2001.

Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif, bersifat preskriptif.

Jenis bahan yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder. Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini adalah dengan

cara studi kepustakaan melalui pengumpulan peraturan perundang-undangan,

buku, jurnal dokumen lain yang mendukung. Adapun teknik analisis bahan hukum

dilakukan dengan analisis isi (content analysis).

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu bahwa pengaturan upaya

paksa penggeledahan dan penyitaan dalam tindak pidana pencucian uang

memiliki persamaan sekaligus perbedaan. Keduanya sama-sama merupakan

produk hukum yang mengatur tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang yang memberikan kewenangan kepada penyidik untuk

melakukan penggeledahan dan penyitaan. Sedangkan perbedaan mendasar antara

keduanya adalah mengenai dasar pengaturan dan tata cara penggeledahan dan

penyitaan. Selain itu, ditemukan banyak kelebihan maupun kelemahan mengenai

upaya paksa penggeledahan dan penyitaan Tindak Pidana Pencucian Uang di

Malaysia lebih efektif dibandingkan di Indonesia. Berkaca pada pengaturan upaya

paksa penggeledahan dan penyitaanTindak Pidana Pencucian Uang di Malaysia,

diharapkan Indonesia dapat mengambil nilai positif sehingga dapat meningkatkan

optimalisasi dan efektifitasupaya paksa penggeledahan dan penyitaan Tindak

Pidana Pencucian Uang.

Kata kunci: Penggeledahan dan Penyitaan, Pencucian Uang, Pencegahan dan

Pemberantasan

.

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Bambang Prayitno, E0008124. 2012COMPARATIVE ANALYSIS OF

REGULATORY MEASURES LAW FORCED ANDSEIZURE IN CASE OF

MONEY LAUNDERING INVESTIGATION BY LAW NUMBER 8 IN 2010

ON PREVENTING AND COMBATING CRIME OF MONEY LAUNDERING

WITH MALAYSIA MALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING ACT 2001

Faculty of Law of Sebelas Maret University of Surakarta. This study aims to examine the similarities and differences as well as the

strengths and weaknesses of the effort force setting search and seizure in cases of

money laundering investigations under Law No. 8 of 2010 on Preventing and

Combating Money Laundering in Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001.This

research is a normative legal research, to be prescriptive. Type of material used

consists of primary legal materials and secondary legal materials. The technique

of collecting legal materials in this study is to study literature through the

collection of laws, books, journals other supporting documents. In addition

analysis technique of material law is doing by content analysis.

The results of this study is that regulation forced efforts in search and

seizure of money laundering have similarities as well as differences. Both are a

product of law pertaining to the prevention and eradication of money laundering

which authorizes the investigator to conduct search and seizure. While the basic

difference between the two is on the basis of arrangements and procedures for

search and seizure. In addition, it was found many strengths and weaknesses of

attempted forcible search and seizure of Money Laundering in Malaysia is more

effective than in Indonesia. Reflecting on the setting of forced effort to search and

seizure of Money Laundering in Malaysia, Indonesia is expected to take positive

values, thereby increasing the effectiveness of efforts to force the optimization and

search and seizure of Money Laundering.

Key words: The search and seizure, Money Laundering,Preventing and

Combating

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan

penulisan hukum (skripsi) yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN

HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA PENGGELEDAHAN DAN

PENYITAAN DALAM PENYIDIKAN PERKARA PENCUCIAN UANG

MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA

PENCUCIAN UANG DENGANMALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING

ACT 2001”.

Penulisan hukum ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulisan hukum ini membahas Analisis Perbandingan Hukum

Pengaturan Upaya Paksa penggeledahan danpenyitaan dalam Penyidikan Perkara

Pencucian Uang menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia

Anti-Money Laundering Act 2001 . Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

hukum ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis dengan besar hati

akan menerima segala masukan yang dapat memperkaya pengetahuan penulis di

kemudian hari.

Dengan selesainya penulisan hukum ini, maka dengan segala kerendahan

hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan hukum ini :

1. Ibu Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum. selaku Dekan,beserta Bapak/Ibu

Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, Pembantu Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam

penyusunan penulisan hukum ini.

2. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H.selaku dosen pembimbing sekaligus Ketua

Bagian Hukum Acara dan Bapak Muhammad Rustamaji, S.H., M.H.

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yangkeduanyatelah mencurahkan segala ilmu dan pengetahuannya dengan

penuh kesabaran membimbing serta mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan penulisan hukum (Skripsi) ini dengan baik.

3. Bapak Bambang Santoso, S.H., M.Hum. selaku pembimbing MCC FH

UNSyang telah memberikan banyak ilmu dan mengarahkan penulis dalam

penyusunan penulisan hukum ini.

4. Bapak Sugeng Praptono, S.H., M.H. selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan bimbingan, motivasi dan arahan selama penulis belajar di

kampus Fakultas Hukum UNS.

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

dengan keikhlasan dan kemuliaan hati telah memberikan bekal ilmu kepada

penulis selama penulis belajar di kampus Fakultas Hukum UNS.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kakak-kakakku yang senantiasa

memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil.

7. Keluarga besar MCC FH UNSyang telah menjadi bagian dari keluarga,

terimakasih atas pengertian dan dukungannya.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsiku yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga segala kebaikan bapak, ibu dan

teman-teman semua mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT. Amin.

Demikian, semoga penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu hukum pada

khususnya.

Surakarta, 08Juli 2012

Penulis

Bambang Prayitno

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi

ABSTRAK .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................... 10

E. Metode Penelitian ..................................................... 11

F. Sistematika Penelitian .............................................. 14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................. 16

A. Kerangka Teori ......................................................... 16

1. Tinjauan Umum tentang Perbandingan Hukum 16

2. Tinjauan Umum tentang Penggeledahan ........... 19

3. Tinjauan Umum tentang Penyitaan ................... 24

4. Tinjauan Umum tentang Tindak Pidana Pidana

Pencucian Uang ................................................... 35

B. Kerangka Pemikiran ................................................. 42

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............... 44

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

A. Pembahasan…. ......................................................... 44

1. Analisis Penggunaan Putusan Pengadilan

sebagai Novum oleh Terpidana dalam

Pengajuan Peninjauan Kembali Perkara

Korupsi dalam Perspektif Kitab Undang-

dalam Pengajuan Peninjauan Kembali

Perkara Korupsi terhadap Prinsip ...................... 444

2. 2

2

84

BAB IV. PENUTUP ....................................................................... 95

A. Simpulan ................................................................... 95

B. Saran ......................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 101

Persamaan dan Perbedaan Pengaturan Upaya

Paksa Penggeledahan dan PenyitaanUndang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001...............................................

...........................................................................

.........................

Kelebihan dan Kelemahan Pengaturan Upaya

Paksa Penggeledahan dan Penyitaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001...........................................

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematik Kerangka Pemikiran .......................................... 42

Gambar 2. Skematik Perbedaan Upaya Paksa penggeledahan dan

Penyitaan dalam Perkara Pencucian Uang antara Undang-Undang

Nomor 8 tahun 2012 tentang pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti Money

Laundering Act 2001............................................................................... 45

Page 15: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi berdampak pesat pada kemajuan teknologi, komunikasi,

transportasi dan informatika. Globalisasi tidak selamanya membawa dampak

positif bagi kehidupan manusia namun adakalanya dampak negatif dari globalisasi

pun tidak dapat terhindarkan. Dampak negatif globalisasi salah satunya ialah

menjadi ladang subur bagi perkembangan jenis kejahatan baru yang dilakukan

dengan metode baru pula. Oleh karena itu, rumusan norma-norma hukum dan

sanksi hukum tentang kejahatan perlu dikembangkan.

Dalam hal perkembangan kejahatan ini, Bambang Poernomo

mengemukakan bahwa terjadi proses kejahatan ditinjau dari tingkat pertumbuhan

sejak dahulu, dapat dikelompokkan menjadi bentuk kejahatan individual dan

kejahatan konvensional yang menyentuh kepentingan orang dan harta kekayaan

sebagaimana telah dirumuskan dalam aturan hukum pidana atau kodifikasi hukum

pidana. Akan tetapi, dalam perkembangan kehidupan masyarakat yang makin

kompleks kepentingannya itu, menumbuhkan bentuk-bentuk kejahatan

inkonvensional yang makin sulit untuk merumuskan norma dan sanksi hukumnya,

sehingga menumbuhkan aturan hukum pidana baru yang bersifat peraturan khusus

( Bambang Poernomo dalam Supanto, 2010:62).

Kondisi perekonomian di Indonesia dan perubahan sistem perdagangan

dunia (berupa perdagangan bebas) serta di dukung oleh tradisi (budaya) kolusi

dan nepotisme di antara pelaku ekonomi dengan birokrat, merupakan faktor

kriminogen yang sangat potensial, bahkan krusial bagi perkembangan kejahatan di

Indonesia. Sejalan dengan perjuangan bangsa-bangsa di dunia khususnya negara

berkembang untuk persamaan hak politik, hak hukum, hak sosial dan hak

ekonomi, serta hak budaya, perkembangan kejahatan telah semakin meningkat

terutama sejak krisis ekonomi melanda kawasan regional Asean. Harus diakui

Page 16: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa perkembangan kejahatan pada hakekatnya merupakan perkosaan atas hak

asasi tadi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberikan perhatian besar dan telah

melakukan berbagai upaya untuk mencegah, dan menanggulangi berbagai jenis

kejahatan yang dipandang membahayakan umat manusia (hostis humanis

generis). Melalui upaya-upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa maka lahirlah

berbagai konvensi intrnasional yang mengatur tentang prinsip-prinsip dari

kerjasama di dalam pencegahan atau penanggulangan kejahatan tersebut baik

dalam tingkat internasional maupun di dalam lingkungan nasional.

Di dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dianut sistem ekonomi

terbuka yang menempatkan pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan di

bidang ekonomi. Kemudahan-kemudahan diberikan kepada investor untuk

menanamkan modalnya di Indonesia. Namun demikian tidak terelakan dampak

negatif dari deregulasi yaitu terbuka kemungkinan timbulnya kejahatan jenis baru

seperti money laundering dari negara lain ke Indonesia terutama pencucian uang

haram yang berasal dari perdagangan obat bius dan narkotika (Edy Setiadi dan

Rena Yulia. 2010:22).

Money laundering provisions are part of a legislation‟s criminal law,

which is a state‟s most powerful protective tool. As such, it may not only be used

for the purposes of carrying out this protective task, but selective or abusive

enforcement of the criminal law may become a danger for the very civil liberties it

is meant to protect. This danger concerns (i) selective/abusive proceedings and

(ii) selective/abusive criminal convictions: criminal proceedings can already be

used as an instrument to burden an unwanted person; unwarranted criminal

convictions may be used to silence these persons altogether (Peter Lewisch. 2008.

page 411).

Pada mulanya, kejahatan pencucian uang selalu dikaitkan dengan

perdagangan narkotika atau psikotropika, tetapi dalam perkembangannya

diperluas hingga meliputi uang haram hasil dari kejahatan-kejahatan terorganisasi

yang lain. Hal ini seperti yang tercantum dalam Rekomendasi 1 dari The Forty

Recomendations yaitu Each country should take immediate steps to ratify and to

Page 17: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

implement fully, the 1988 United Nations Convention against Illicit Traffic in

Narcotic Drugs and Psycotropic Substances (Konvensi Wina) (lampiran 4).

Dalam perkembangan selanjutnya, money laundering menjangkau terrorist

financing, yang meliputi freezing and confiscating terrorist assets, reporting

suspisous transactions related to terrorist assets, reporting suspicous transactions

related to terrorism. Bahkan dalam The Forty Recommendations yang telah

direvisi pada tahun 2003, FATF telah pula mencantumkan the 2000 United

Nations Convention on Transnational Organized Crime (The Palermo

Convention) sebagai ruang lingkup dari tindak pidana pencucian uang (lampiran

5) ( M. Arief Amrullah, 2004: 12).

FATF dalam pertemuan putaran ke-14 (2002-2003) yang diketahui oleh

Jochen Sanio, Presiden Federal Financial Supervisory Authority Jerman, telah

dibicarakan upaya-upaya untuk merevisi The Forty Recommendations. Hal itu

merupakan prioritas utama yang dilakukan selama pertemuan tersebut, dan

perubahan-perubahan penting yang dihasilkan dalam rangka memerangi money

laundering dan terrorism financing yang disetujui FATF pada tanggal 18 Juni

2003, meliputi (FATF Annual Report 2002-2003, 20 Juni 2003) :

1) specifying a list of crime that must underpin the money laundering offence;

2) the expansion of the customer due diligence process for financial institutions;

3) enhanced meaures for higher risk customer and transactions, including

correspondent banking and politically exposed persons;

4) the extension of anti-money laundering measures to designated non-financial

businesses and professions (casinos; real estate; agents; dealers of precious

metals/stones; accountans; lawyers; notarises; and independent legal

professions; trust and company service providers);

5) the inclusion of key institutional measures, notably regarding international

co-operation;

6) the improvement of transparency requirement through adequate and timely

information on the beneficial ownership of legal person such as companies, or

arrangement such as trusts;

Page 18: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) the extension of many anti-money laundering requirements to cover terrorist

financing; and

8) the prohibition of shell banks.

Perubahan rekomendasi tersebut, merupakan sebuah standar baru,

sehingga para anggota FATF harus dengan segera memulai kerja untuk

mengimplementasikannya. Semula, masalah pencucian uang merupakan bagian

dari the United Nations Convention againt Illicit Traffic in Nation Drugs and

Psychotropic Subtances, 1988. Oleh karena itu, dalam Rekomendasi ke-1

dinyatakan bahwa masing-masing negara seharusnya segera mengambil langkah

untuk meratifikasi dan mengimplementasikan secara penuh the United Nations

Convention againt Illicit Traffic in Nation Drugs and Psychotropic Subtances,

1988. Sehubungan dengan itu, Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut

dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 1997

Nomor 17). Dengan telah diratifikasinya Konvensi PBB itu, bararti masalah

tindak pidana pencucian uang merupakan bagian dari permasalahan Indonesia,

khususnya yang berkaitan dengan Illicit Traffic in Narcotic Drugs and

Psycotropic Subtances.

Namun, dalam perkembangannya, ruang lingkup money laundering tidak

hanya terbatas dari hasil Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotrapic

Substances, tetapi juga meliputi hasil kejahatan yang diperoleh dari smuggling of

illegal migrants, arms traffiking, trafikking in women and children, trafficking in

body parts, theft and smuggling of vehicles, coruption, sebagaimana telah

dikemukakan di atas. Selain itu, dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, telah pula ditentukan bahwa hasil

tindak pidana adalah harta kekayaan yang diperolah secara langsung atau tidak

langsung dari kejahatan : korupsi, penyuapan, penyelundupan barang,

penyelundupan tenaga kerja, penyelundupan imigran, perbankan, narkotika,

psikotropika, perdagangan budak, wanita dan anak, perdagangan senjata gelap,

penculikan, terorisme, pencurian, penggelapan, penipuan. Kemudian, dalam Pasal

2 Undang-Undang No. 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang

Page 19: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

No. 15 Tahun 2002, telah diatur ketentuan baru yang sebelumnya tidak diatur

dalam Undang-Undang No.15 Tahun 2002, yaitu di bidang pasar modal, di bidang

asuransi, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi, di bidang perpajakan, di bidang

kehutanan, di bidang lingkungan hidup, di bidang kelautan, atau tindak pidana

lainnya yang diancam dengan pidana penjara empat tahun atau lebih. ( M. Arief

Amrullah, 2004: 14-15).

Selanjutnya dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 menyebutkan bahwa Hasil tindak pidana adalah harta kekayaan yang

diperoleh dari tindak pidana: korupsi; penyuapan; narkotika; psikotropika;

penyelundupan tenaga kerja; penyelundupan migran; di bidang perbankan; di

bidang pasar modal; di bidang perasuransian; kepabeanan; cukai; perdagangan

orang; perdagangan senjata gelap; terorisme; penculikan; pencurian; penggelapan;

penipuan; pemalsuan uang; perjudian; prostitusi; di bidang; di bidang perpajakan;

di bidang kehutanan; di bidang lingkungan hidup; di bidang kelautan dan

perikanan; atau tindak pidana lain yang diancam dengan pidana penjara 4 (empat)

tahun atau lebih, yang dilakukan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tindak pidana

tersebut juga merupakan tindak pidana menurut hukum Indonesia.

Tiada undang-undang yang sempurna dibuat, begitu juga undang-undang

tindak pidana pencucian uang, disinyalir banyak mengandung kelemahan

diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Financial Actions task Force ( FATF)

suatu organisasi internasional anti money laundering yang memandang dari sudut

subtansi undang-undang ini belum memenuhi standar internasional, sehingga

Indonesia masih dimasukan dalam list of uncooperation nations in the fight

against money laundering dan dipandang sebagai tempat yang aman bagi pencuci

uang. Financial Actions task Force ( FATF) dapat memberikan sanksi terhadap

negara-negara yang masuk dalam list of uncooperation nations , misalnya dalam

transaksi keuangan perbankan, perdagangan internasional yang dapat merugikan

negara yang bersangkutan. (Edy Setiadi dan Rena Yulia. 2010:147).

Page 20: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Belum adanya suatu rezim anti pencucian uang yang memadai telah

mengakibatkan masuknya Indonesia ke dalam daftar negara yang tidak kooperatif

dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang (non

cooperative countries and territories/NCCTs)2 oleh FATF sejak bulan Juni 2001.

Dimasukkannya Indonesia ke dalam daftar NCCTs telah membawa konsekuensi

negatif tersendiri baik secara ekonomis maupun politis. Secara ekonomis, masuk

ke dalam daftar NCCT’s mengakibatkan mahalnya biaya yang ditanggung oleh

industri keuangan Indonesia khususnya perbankan nasional apabila melakukan

transaski dengan mitranya di luar negeri (tingginya risk premium). Biaya ini

tentunya menjadi beban tambahan bagi perekonomian yang pada gilirannya

mengurangi daya saing produk-produk Indonesia di luar negeri. Sedangkan secara

politis, masuknya Indonesia ke dalam NCCT’s dapat menggangu pergaulan

Indonesia di kancah internasional (Agus Triyono, 2004:1).

Sejak tanggal 11 Februari 2005 akhirnya FATF memutuskan untuk

mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs, Selanjutnya FATF secara tegas

menyatakan pula bahwa apabila Indonesia tidak dapat menunjukkan

perkembangan yang memadai dan berkelanjutan terhadap beberapa hal

diantaranya meningkatkan pelaporan transaksi keuangan mencurigakan,

khususnya yang disampaikan oleh smaller banks; meningkatkan capacity building

bagi aparat penegak hukum, yaitu penyidik dan penuntut, dengan memfo-kuskan

pada modus-modus tindak pidana pencucian uang (TPPU); melaksanakan

penanganan perkara TPPU secara efektif dan tepat waktu; Melaksanakan

pemeriksaan (audit) terhadap Penyedia Jasa Keuangan secara tegas, yang harus

diikuti pengenaan sanksi dalam ditemukan pelanggaran; mengundangkan RUU

Tentang Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual Legal Assistance), dan

memastikan efektifitas penerapannya; serta memenuhi komitmen untuk

menyediakan anggaran dan sumber daya manusia yang memadai untuk seluruh

instansi terkait, termasuk di dalamnya kewenangan pengangkatan pegawai tetap

PPATK. Selanjutnya FATF secara tegas menyatakan pula bahwa apabila

Indonesia tidak dapat menunjukkan perkembangan yang memadai dan

Page 21: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkelanjutan terhadap beberapa hal tersebut di atas dalam rangka pembangunan

rezim anti pencucian uang, maka FATF dapat memasukkan kembali Indonesia ke

dalam daftar NCCTs (http://indra5471.wordpress.com/ ; Diakses pada hari Kamis

tanggal 10 Mei 2012 pukul 09.45 WIB).

Implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sangat urgen.

Urgensi implementasi undang-undang tersebut bukan saja agar Indonesia tidak

dikucilkan oleh dunia internasional, tetapi juga bertujuan agar sumber uang haram

yang dicuci dalam proses pencucian uang dapat dicegah, diberantas ataupun

dikurangi. Agar implementasi undang-undang ini tepat sasaran, maka undang-

undang ini harus dipahami oleh aparat penegak hukum.

Di dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang menyebutkan

bahwa penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan oleh penyidik tindak

pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan peraturan

perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut Undang-Undang ini.

Penjelasan Pasal 74 ini menyebutkan bahwa Yang dimaksud dengan “penyidik

tindak pidana asal” adalah pejabat dari instansi yang oleh undang-undang diberi

kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Kepolisian Negara Republik

Indonesia, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika

Nasional (BNN), serta Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Penyidik tindak pidana asal

dapat melakukan penyidikan tindak pidana Pencucian Uang apabila menemukan

bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana Pencucian Uang saat

melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai kewenangannya. Ketentuan

mengenai proses penyidikan ini khusunya dalam hal penggeledahan dan penyitaan

ini belum begitu jelas sehingga dalam pelaksanaannya menimbulkan kesulitan

serta hambatan-hambatan.

Page 22: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rezim pelaksanaan Progran Pencegahan Pengubahan Wang Haram dan

Pencegahan Pembiayaan Keganasan (AML/CFT) Malaysia di bawah Akta

Pencegahan Pengubahan Wang Haram 2001 (AMLA) terus berubah seiring

dengan trend global baru dan pengatran yang diterima pakai di peringkat

antarbangsa, yaitu Rekomendasi 40+9 FATF (Pasukan Petugas Tindakan

Kewenangan mengenai Pencegahan Pengubahan Wang Haram).

Law of Malaysia Act 613 yang dikenal dengan Anti Money Laundering

Act of 2001 (AMLA) atau Akta Pencegahan Pengubahan Wang Haram yang

disetujui oleh raja pada tanggal 25 Juni 2001, diumumkan dalam lembaran negara

pada tanggal 5 juli 2001 dan mulai berlaku pada bulan Januari 2002. Malaysia

bukanlah suatu pusat regional money laundering. Sektor keuangan informal dan

formalnya sangat rentan dengan narkotika traffickers, pembiayaan terorisme, dan

unsur kejahatan. Sejak 2000, Malaysia telah membuat kemajuan penting dalam

membangun anti-money laundering Act. Malaysia‟s National Coordination

Committee to Counter Money Laundering (NCC), yang anggotanya terdiri dari 13

badan pemerintahan, melihat dari draft Malaysia Anti-Money Laundering Act

2001 (AMLA) dan mengkoordinir badan pemerintahan untuk anti-money

laundering.

Telah dibentuk juga suatu financial intelligence unit (FIU) yaitu Unit

Perisikan Kewangan yang ditempatkan damal Bank Sentral yaitu Bank Negara

Malaysia (BNM). Tugas FIU tersebut adalah menerima dan meneliti informasi

keuangan. FIU tersebut bekerja dengan lebih dari dua belas badan lain untuk

mengidentifikasi dan menyelidiki adanya transaksi mencurigakan. The

Government of Malaysia (GOM) mempunyai suatu kerangka pengatur yang baik,

mencakup perijinan dan sistem pemeriksaan yang dapat mengatur lembaga

keuangan. Sekarang ini telah ada memorondum of understanding (MOU) dalam

hal mutual legal assistence antara FIU Malaysia (Unit Perisikan Kewangan)

dengan FIU Indonesia (PPATK) (Anita Tiara Kusuma Wardani, 2008: 66-67).

Selain itu, negara Malaysia juga merupakan salah satu negara yang tidak masuk

Page 23: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam daftar NCCTs karena telah dianggap memiliki instrumen rezim anti

pencucian uang yang memadai.

Untuk mengkaji masalah tersebut, diperlukan bahan perbandingan yang

cukup dari Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang dan undang-undang

terkait lainnya dari negara yang berbeda. Berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul : ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN

UPAYA PAKSA PENGGELEDAHAN DAN PENYITAAN DALAM

PENYIDIKAN PERKARA PENCUCIAN UANG MENURUT UNDANG-

UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN

MALAYSIA ANTI-MONEY LAUNDERING ACT 2001.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang penulis paparkan

di atas, serta agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan

mencapai tujuan sebgaimana yang penulis harapkan, maka perlu adanya

perumusan masalah. Adapun beberapa permasalahan yang akan penulis kaji

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah persamaan dan perbedaan pengaturan upaya paksa penggeledahan dan

penyitaan dalam penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-Undang

Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001 ?

2. Apakah kelebihan dan kelemahan pengaturan upaya paksa penggeledahan dan

penyitaan dalam penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-Undang

Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001?

Page 24: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menyajikan data-data hukum

yang akurat dan memiliki validitas untuk menjawab permasalahan, sehingga

mendatangkan kemanfaatan bagi pihak-pihak terkait dengan penelitian ini.

Berdasarkan hal tersebut, maka Penulis membagi tujuan penelitian ini menjadi

dua antara lain:

1. Tujuan obyektif

a. Untuk mengkaji persamaan dan perbedaan pengaturan upaya paksa

penggeledahan dan penyitaan dalam penyidikan perkara pencucian uang

menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-

Money Laundering Act 2001.

b. Untuk mengkaji kelebihan dan kelemahan pengaturan upaya paksa

penggeledahan dan penyitaan dalam penyidikan perkara pencucian uang

menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-

Money Laundering Act 2001.

2. Tujuan subyektif

a. Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Hukum

dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

b. Memperluas wawasan, pengetahuan dan kemampuan penulis dalam

mengkaji masalah di bidang hukum acara pidana khususnya mengenai

Perbandingan Hukum Pengaturan Upaya Paksa penggeledahan dan

penyitaan dalam Penyidikan Perkara Pencucian Uang menurut Undang-

Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-Money Laundering

Act 2001 .

Page 25: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Penulis berharap penulisan hukum ini dapat bermanfaat bagi penulis

maupun orang lain. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan hukum

ini antara lain:

1. Manfaat teoritis

a. Penulisan hukum ini penulis harapkan mampu memberikan manfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya

dan hukum acara pidana pada khususnya.

b. Memperkaya literatur kepustakaan Hukum Acara Pidana mengenai

Analisis Perbandingan Hukum Pengaturan Upaya Paksa penggeledahan

dan penyitaan dalam Penyidikan Perkara Pencucian Uang menurut

Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-

Money Laundering Act 2001

c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian

sejenisnya pada tahap selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Untuk memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti.

b. Untuk mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir dinamis

sekaligus mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu yang

diperoleh.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum dimulai dengan melakukan penelusuran bahan hukum

sebagai dasar untuk membuat suatu keputusan hukum (legal decision making)

terhadap kasus-kasus hukum konkret. Pada sisi lainnya, penelitian hukum juga

merupakan kegiatan ilmiah untuk memberikan refleksi dan penilaian terhadap

keputusan-keputusan hukum yang telah dibuat terhadap kasus-kasus hukum yang

pernah terjadi atau akan terjadi (Johny Ibrahim, 2006: 299).

Page 26: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atas isu hukum

yang timbul. Oleh karena itulah, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di

dalam kerangka know-how di dalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk

memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogianya atas isu yang diajukan.

Mengingat penelitian hukum merupakan suatu kegiatan dalam kerangka know-

how, isu hukum hanya dapat diidentifikasi oleh ahli hukum dan tidak mungkin

oleh ahli yang lain (Peter Mahmud Marzuki, 2005:41)

Dalam penelitian ini, Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian hukum

normatif. Metode penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian

ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari

sisi normatifnya. Logika keilmuan yang ajeg, dalam penelitian hukum

normatif dibangun berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum

normatif, yaitu ilmu hukum yang obyeknya hukum itu sendiri (Johny Ibrahim,

2006: 57). Sebagai konsekuensi pemilihan topik permasalahan hukum, maka

tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif, yakni

penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau

norma-norma dalam hukum positif (Johny Ibrahim, 2006: 295)

2. Sifat Penelitian

Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif dan terapan. Ilmu hukum yang bersifat preskriptif berarti ilmu

hukum mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai keadilan, validitas aturan

hukum, konsep-konsep hukum dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu

terapan, ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan,

rambu-rambu dalam aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2005:22). Sifat

preskriptif dari penelitian ini yaitu penulis akan mempelajari mengenai

Page 27: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persamaan dan perbedaan pengaturan upaya paksa penggeledahan dan

penyitaan dalam penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-

Undang Nomor 9 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001

serta kelebihan dan kelemahan pengaturan upaya paksa penyitaan dan

penggeledahan dalam penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-

Undang Nomor 9 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001.

3. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan

pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai aspek

mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabnya. pendekatan-

pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan

undang-undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach),

pendekatan historis (historical approach), pendekatan komparatif

(comparative approach), dan pendekatan konseptual (conceptual approach)

(Peter Mahmud Marzuki, 2005:93).

Pendekatan penelitian yang akan digunakan adalah pendekatan

komparatif (comparative approach). Dalam hal ini, penulis akan

membandingkan pengaturan upaya paksa penggeledahan dan penyitaan dalam

penyidikan perkara pencucian uang menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

dengan Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001.

4. Jenis dan Sumber bahan hukum

Dalam penelitian hukum tidak mengenal adanya data, yang ada

dalam penelitian hukum adalah bahan hukum. Bahan hukum terdiri dari bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Bahan

hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-

Page 28: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

undangan berdasarkan hierarkinya. Bahan hukum sekunder adalah bahan

hukum yang terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis oleh para ahli

hukum yang berpengaruh (dehersende leer), jurnal-jurnal hukum, pendapat

para sarjana, kasus-kasus hukum, jurisprudensi, dan hasil-hasil symposium

mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian. Bahan hukum tersier adalah

bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kasus hukum,

encyclopedia, dan lain-lain (Johny Ibrahim, 2006: 295-296). Bahan hukum

yang digunakan dalam penelitian yaitu:

a. Bahan hukum primer yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

(KUHAP);

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang;

3) Malaysia Anti-Money Laundering Act 2001

b. Bahan hukum sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

buku-buku teks, jurnal-jurnal hukum dan bahan-bahan hukum lain yang

masih relevan dengan topik yang dibahas.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian hukum dalam

penelitian ini adalah menggunakan teknik studi pustaka. Pengumpulan bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier diinventarisasi

dan diklasifikasi dengan menyesuaikan masalah yang dibahas dipaparkan,

disistemisasi, kemudian dianalisis untuk menginterprestasikan hukum yang

berlaku (Johny Ibrahim, 2006:296)

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Analisis bahan hukum merupakan langkah selanjutnya untuk mengolah hasil

penelitian menjadi sebuah laporan. Bahan hukum yang telah terkumpul dalam

Page 29: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis konten/ isi (content analysis).

Menurut Krippendorf, analisis isi (content analysis) adalah serangkaian metode

untuk menganalisis isi segala bentuk komunikasi menjadi serangkaian kategori

yang mewakili hal-hal yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini, penulis hanya

menggunakan dokumen siap pakai sebagai satu-satunya bahan hukum, yaitu

melakukan inventarisasi dan menganalisis dokumen sekunder yang berkaitan

dengan masalah upaya paksa penggeledahan dan penyitaan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika

penulisan hukum yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum serta untuk

mempermudah pemahaman yang sesuai dengan aturan dalam penulisan hukum

serta untuk mempermudah pemahaman mengenai seluruh isi penulisan hukum ini,

maka penulis menjabarkan dalam bentuk sistematika penulisan hukum yang

terdiri dalam sub-sub bagian yang diamksudkan untuk memudahkan pemahaman

mengenai seluruh isi penulisan hukum ini. Adapun sistematika penulisan ini

adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini, penulis menguraikan latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan hukum (skripsi).

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, penulis akan memberikan landasan teori atau

memberikan penjelasan secara teoritik yang bersumber pada bahan

hukum yang penulis gunakan dan doktrin ilmu hukum yang dianut

secara universal mengenai persoalan yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang penulis teliti.

Page 30: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Landasan teori tersebut meliputi tinjauan umum perbandingan

hukum, tinjauan umum tentang penggeledahan dan penyitaan, dan

tinjauan umum tentang tindak pidana pencucuian uang. Selain itu

untuk memudahkan pemahaman alur berfikir alur berfikir, maka

dalam bab ini juga disertai kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menguraikan dan menyajikan pembahasan

berdasarkan rumusan masalah yaitu, Komparasi Tindakan Paksa

Penggeledahan dan Penyitaan antara Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dengan Anti-Money Laundering Malaysia

Act 2001

BAB IV : PENUTUP

Bab ini menguraikan simpulan dan saran terkait dengan

permasalahan yang teliti.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 31: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum Tentang Perbandingan Hukum

a. Istilah Dan Definisi Perbandingan Hukum

Istilah perbandingan hukum, dalam bahasa asing

diterjemahkan: comparative law (bahasa Inggris), verleihende

recht stlehre (bahasa Belanda), droit compare‟ (bahasa Perancis).

Istilah ini, dalam pendidikan tinggi hukum di Amerika Serikat,

sering diterjemahkan lain, yaitu sebagai conflict law atau dialih

bahasakan, menjadi hukum perselisihan, yang artinya menjadi

lain bagi pendidikan hukum di Indonesia (Romli Atmasasmita,

2000:6).

Di dalam Black‟s Law Dictionary dikemukakan bahwa,

“Comparative Jurisprudence is the study of principles of legal

science by the comparison of various system of law (suatu studi

mengenai prisip-prinsip ilmu hukum dengan melakukan

perbandingan berbagai macam sistem hukum)“.

Untuk memperoleh bahan yang lebih lengkap, maka perlu

dikemukakan definisi pebandingan hukum dari beberapa pakar

hukum terkenal.

Rudolf B. Schlesinger mengatakan bahwa, perbandingan

hukum merupakan metode penyelidikan dengan tujuan untuk

memperoleh pengetahuan yang lebih dalam tentang bahan hukum

tertentu. Perbandingan hukum bukanlah perangkat peraturan dan

asas-asas hukum dan bukan suatu cabang hukum, melainkan

merupakan teknik untuk menghadapi unsur hukum asing dari

suatu masalh hukum (Romli Atmasasmita, 2000:7).

Page 32: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Winterton mengemukakan, bahwa perbandingan hukum

adalah suatu metoda yaitu metoda perbandingan yang dapat

digunakan dalam semua cabang hukum. Gutterdigde

membedakan antara comparative law dan foreignlaw (hukum

asing), pengertian istilah yang pertama untuk membandingkan

dua sistem hukum atau lebih, sedangkan pengertian istilah yang

kedua, adalah mempelajari hukum asing tanpa secara nyata

membandingkannya dengan sitem hukum yang lain ( Winterton,

dalam The Am. J. of Comp. L,, 1975:72 diterjemahkan dalam

buku Romli Atmasasmita, 2000:7).

Perbandingan hukum adalah metoda umum dari suatu

perbandingan dan penelitian perbandingan yang dapat diterapkan

dalam bidang hukum. Para hukum ini adalah: Frederick Pollock,

Gutteridge, Rene david, dan George Winterton (Romli

Atmasasmita, 2000:8).

Lemaire mengemukakan, perbandingan hukum sebagai

cabang ilmu pengetahuan (yang juga mempergunakan metoda

perbandingan) mempunyai lingkup: (isi dari) kaidah-kaidah

hukum, persamaan, dan perbedaannya, sebab-sebabnya dan dasar-

dasar kemasyarakatannya (Romli Atmasasmita, 2000:9).

Ole Lando mengemukakan antara lain bahwa

perbandingan hukum mencakup:”analysis and comparison of the

laws”. Pendapat tersebut sudah menunjukan kecenderungan untuk

mengakui perbandingan sebagai cabang ilmu hukum (Romli

Atmasasmita, 2000:9).

Hesel Yutena mengemukakan definisi perbandingan

hukum sebagai berikut: Comparative law is simply another name

for legal science, or like other branches of science it has a

Page 33: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

universal humanistic outlock; it contemplates that while the

technique nay vary, the problems of justice are basically the same

in time and space throughout the world.( Perbandingan hukum

hanya suatu nama lain untuk ilmu hukum dan merupakan bagian

yang menyatu dari suatu ilmu social, atau seperti cabang ilmu

lainnya perbandingan hukum memiliki wawasan yang universal,

sekalipun caranya berlainan, masalh keadilan pada dasarnya sama

baik menurut waktu dan tempat di seluruh dunia) Romli

Atmasasmita, 2000:9).

Orucu mengemukakan suatu definsi perbandingan hukum

sebagai berikut: Comparative law is legal discipline aiming at

ascertaining similaraties and difference and finding out

relationship between various legal systems, their essence and

style, looking at comparable legal institutions and concepts and

typing to determine solutions to certain problems in these systems

with a definite goal in mind, such as law reform, unification etc.

(Perbandingan hukum merupakan suatu disiplin ilmu hukum yang

bertujuan menemukakan persamaan dan perbedaan serta

menemukakan pula hubungan-hubungan erta antara berbagai

sistem-sistem hukum;melihat perbandingan lembaga-lembaga

hukum kosep-konsep serta mencoba menentukan suatu

penyelesaian atas masalah-masalah tertentu dalam sistem-sistem

hukum dimaksud dengan tujuan seperti pembaharuan hukum,

unifikasi hukum dan lain-lain) (Romli Atmasasmita, 2000:10).

Definisi lain mengenai kedudukan perbandingan hukum

dikemukakan oleh Zweigert dan Kort yaitu: Comparison of the

spirit and style of different legal sistem or of comparable legal

institutions of the solustion of comparable legal problems in

different sistem. (Perbandingan hukum adalah perbandingan dari

jiwa dan gaya dari sistem hukum yang berbeda-beda atau

Page 34: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lembaga-lembaga hukum yang berbeda-beda atau penyelesaian

masalah hukum yang dapat diperbandingkan dalam sistem hukum

yang berbeda (Romli Atmasasmita, 2000:10).

Romli Atmasasmita yang berpendapat perbandingan

hukum adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara

sistematis hukum (pidana) dari dua atau lebih sistem hukum

dengan mempergunakan metoda perbandingan (Romli

Atmasasmita, 2000:12).

2. Tinjauan Umum Tentang Penyitaan dan Penggeledahan

a. Tinjauan tentang Penggeledahan

1) Pengertian Penggeledahan

Tindakan hukum yang diberikan kewenangan kepada

penyidik polri oleh undang-undang selain penangkapan dan

penahanan, adalah penggeledahan. Secara umum tentu sudah

dipahami bahwa penggeledahan itu adalah tindakan membongkar-

bongkar untuk menemukan sesuatau target yang dicari untuk

kepentingan tertentu yaitu kepentingan penegakan hukum pidana.

Menurut hukum, penggeledahan itu sebgaimana diatur dalam

Pasal 1 angka 17 dan 18, Pasal 33 sampai dengan Pasal 37

KUHAP yang berbunyi sebagai berikut. Berdasarkan Pasal 1

angka 17 KUHAP, Penggeledahan rumah adalah tindakan

penyidik untuk memasuki rumah tinggal dan tempat tertutup

lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan/atau

penangkapan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalama

undang-undang ini (Hartono, 2010: 181).

2) Pejabat Yang berwenang Menggeledah

Tidak semua instansi penegak hukum mempunyai

wewenang melakukan penggeledahan. Wewenang penggeledahan

Page 35: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

semata-mata hanya diberikan kepada “penyidik”, baik penyidik

Polri maupun penyidik pegawai negeri sipil. Penuntut umum

tidak mempunyai wewenang menggeledah. Demikian juga hakim

pada semua tingkat peradilan, tidak mempunyai wewenang untuk

itu. Penggeledahan benar-benar ditempatkan pada pemeriksaan

penyelidikan dan penyidikan, tidak terdapat pada tingkat

pemeriksaan selanjutnta baik dalam taraf penuntutan dan

pemeriksaan peradilan. Pemberian fungsi isi sesuai dan sejalan

dengan tujuan dan pengertian penggeledahan, bertujuan untuk

mencari dan mengumpulkan fakta dan bukti serta dimaksudkan

untuk mendapatkan orang yang diduga keras sebagai tersangka

pelaku tindak pidana ( M. Yahya Harahap, 2002:249).

3) Waktu Penggeladahan

Barangkali waktu yang baik dan paling tepat, apabila

penggeledahan dilakukan pada waktu siang hari, sebab pada saat

itu anak-anak tersangka sedang berada di sekolah dan tetangga

pun sibuk diuar rumah. Kecuali dalam hal-hal tertentu,

penggeledahan pada waktu malam adalah saat yang tidak tepat

dan tidak baik. Penggeledahan tengah malam, akan menimbulkan

ketakutan dan kekagetan yang sangat terutama bagi anak-anak.

Itu sebabnya, berdasar Stbl. 1865 No. 84, Pasal 3, melarang

penggeledahan rumah dilakukan malam hari dengan

pengecualian, “dalam keadaan mendesak sekali”, baru dapat

dilakukan pada malam hari. Oleh karena itu, penggeledahan

sedapate mungkin harus dilakukan pada “siang hari”. Itupun

hendaknya diusahakan dan dicari momen waktu yang dapat

menghindari akibat sampingan, yang bias merusak pertumbuhan

kejiowaan dan mental anak-anak dan keluarga tersangka ( M.

Yahya Harahap, 2002:251).

Page 36: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Penggeledahan Rumah Tempat Kediaman

Membicarakan penggeledahan rumah tempat kediaman,

dapat dibedakan sifatnya. Pertama bersifat atau dalam keadaan

biasa atau dalam keadaan normal, kesua bersifat atau dalam

keadaan yang “sangat perlu dan mendesak”,. Perbedaan sifat ini

dengan sendirinya membawa perbedaan dalam tata cara

pelaksanaan.

5) Penggeledahan Biasa

Yang dimaksud dengan penggeledahan dalam keadaan

biasa atau dalam keadaan normal adalah sekadar membedakannya

dengan tindakan penggeledahan dalam keadaan “sangat perlu dan

mendesak”. Hal ini berarti, penggeledahan dalam keadaan biasa,

dilakukan dengan cara-cara aturan umum yang ditentukan dalam

Pasal 33 KUHAP. Dengan demikian penggeledahan dalam

keadaan yang sangat perlu mendesak yang diatur dalam Pasal 34,

merupakan penyimpangan dari penggeledahan biasa yang diatur

dalam Pasal 33 ( M. Yahya Harahap, 2002:251).

Tata cara penggeledahan dalam keadaan biasa

(1) Harus ada “surat izin” Ketua Pengedilan Negeri Setempat

(2) Petugas Kepolisian membawa dan memperlihatkan “surat

tugas”

(3) Setiap Penggeledahan rumah tempat kediaman harus ada

pendamping

(4) Kewajiban membuat Berita Acara penggeledahan

(5) Penjagaan rumah atau tempat

(6) mendesak Penggeledahan dalam Keadaan

Page 37: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Diatur dalam Pasal 34, yang menegaskan: dalam keadaan

yang sangat perlu dan mendesak, bilamana penyidik harus segera

bertindak dan tidak mungkin untuk lebih dulu mendapatkan “surat

izin” Ketua Pengadilan Negeri, penyidik dapat langsung bertindak

mengadakan penggeledahan. ( M. Yahya Harahap, 2002:255)

Tata cara Penggeledahan dalam keadaan mendesak

(1) Penggeledahan dapat langsung dilaksanakan tanpa lebih dulu

ada izin Ketua Pengadilan Negeri

(2) Dalam tempo paling lama dua hari sesudah penggeledahan,

penyidik membuat beriata acara, yang berisi jalannya dan hasil

penggeledahan :

- Berita acara dibacakan lebih dulu kepada yang

bersangkutan;

- Kemudian diberi tanggal;

- Dan ditandatangani oleh penyidik maupun oleh tersangka

dan keluargnanya. Jika mereka tidak mau menandatanmgai,

penyidik membuat catatan tentang itu serta mnyebut

alasannya,

- Turunan berita acara disampaikan kepada pemilik atau

penghuni rumah yang yang bersangkutan, Misalnya,

tersangka digeledah dan ditangkap dalam sebuah hotel,

turunan berita acara penggeledahan disampaikan kepada

pemilik hotel.

(3) Kewajiban penyidik, segera melapor :

- Melaporkan penggeledahan yang telah dilakukan kepada

Ketua Pengadilan Negeri, dan

- Sekaligus dalam laporan itu penyidik meminta persetujuan

Ketua Pengadilan Negeri atas pengeladahan yang telah

dilakuakn dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak

6) Larangan Memasuki Tempat Tertentu

Page 38: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembuat undang-undang telah member penghormatan

yang tinggi dan mulia terhadap beberapa tempat tertentu. Selama

dalam tempat tertentu sedang berlangsung upacara peribadatan,

undang-undang melarang penyidik memasuki dan melakukan

penggeladahan di dalamnya kecuali dalam hal tertangkap tangan.

Selain daripada kejadian tertangkap tangan, penyidik dilarang

bertindak memasuki dan melakukan, penggeladahan pada saat :

(1) ruang dimana sedang berlangsung sidang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, atau

Dewan Perwakilan Daerah,

(2) tempat dimana sedang berlangsung ibadah atau upacara

keagamaan, dan

(3) ruang di mana sedang berlangsung sidang pengadilan ( M.

Yahya Harahap, 2002:258)

7) Penggeledahan Di Luar Daerah Hukum

Adakalanya, untuk kepentingan pemeriksaan penyidikan,

penggeledahan harus dilakukan di luar wilayah kekuasaan

penyidik. Dalam hal seperti ini penyidik memperkirakan alternatif

terbaik yang harus diempuh, ditinjau dari segi efektivitas dan

efisiensi kerja, maupun dari segi kesulitan pembiayaan lain-lain.

Dari segi efektivitas dan efisiensi penyidik yang bersangkutan

kurang memahami seluk-beluk daerah lain tempat dimana

penggeladahan akan dilakukan. Demikian juga halnya mengenai

efisiensi, untuk apa harus membuang tenaga, biaya, dan waktu

jika penggeladahan dapat dilimpahkan atau didelegasikan kepada

penyidik daerah tersebut. Akan tetapi, jika dalam kasus yang

dianggap serius, dan memperkirakan lebih besar manfaatnya jika

dia sendiri yang langsung melakukan penggeledahan, alternatif ini

harus dipilih.

Page 39: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Oleh karena itu, wajar ditinjau secara kasuistis atas dasar

pertimbangan cara yang paling berfaedah. Menghadapi peristiwa

seperti ini, penyidik dapat alternatif yang dirumuskan Pasal 36

KUHAP.

(1) Dapat melakukan sendiri

Sekalipun tindakan itu dilakukan di luar wilayah hukum

kekuasaannya, penggeledahan harus tetap mengikuti ketentuan

yang digariskan dalam Pasal 33 (ada izin Ketua Pengadilan

Negeri, ada perintah tugas jika yang melakukan penggeledahan

bukan langsung penyidik, disaksikan dua orang saksi dari

lingkungan aanggota masyarakat yang bersangkutan, dan atau

kepala desa atau kepala lingkungan jika tersangka atau

penghuni menolak atau tidak hadir menyaksikan

penggeledahan serta membuat berita acara yang ditandatangani

pihak-pihak yang berkepentingan, dan menyampaikan turunan

berita acara penggeledahan kepada mereka yang bersangkutan)

( M. Yahya Harahap, 2002:259).

(2) Penggeledahan didelegasikan

Penyidik yang bersangkutan tidak langsung datang melakukan

penggeledahan di luar daerahnya sendiri, tetapi minta bantuan

penyidik di daerah mana penggeledahan akan dilakukan.

Untuk itu di samping surat permintaan bantuan sekaligus

mengirimkan surat izin penggeledahan Ketua Pengadilan

Negeri setempat. Berdasar surat izin ini penyidik yang diminta

bantuan, memberitahukan penggeledahan kepada Ketua

Page 40: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pengadilan Negeri di tempat mana penggeledahan akan

dilaksanakan ( M. Yahya Harahap, 2002:260).

8) Penggeledahan Badan

Mengenai pengertian penggeledahan badan dijelaskan

pada Pasal 1 butir yang berbunyi: penggeledahan badan adalah

tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan dan

pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada

pada badannya atau dibawanya serta; untuk disita.

Selanjutnya, penjelasan Pasal 37 mengutarakan lagi:

penggeledahan badan meliputi pemeriksaan rongga badan, yang

wanita dilakuakn oleh pejabat wanita. Dalam hal ini penyidik

berpendapat perlu dilakukan pemeriksaan rongga badan, penyidik

minta bantuan kepada pejabat kesehatan. ( M. Yahya Harahap,

2002:260).

b. Tinjauan tentang Penyitaan

1) Pengertian Penyitaan

Penyitaan adalah tindakan hukum dalam proses

penyidikan yang dilakukan oleh penyidik untuk menguasai secara

hukum atas suatu barang, baik barang bergerak maupun barang

tidak bergerak yang disuga terkait erat dengan tindak pidana yang

sedang terjadi. Permasalahan ini secara normatif diatur dalam

Pasal 1 angka 16 KUHAP yang berbunyi sebagai berikut:

Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk mengambil

alih dan/atau menyimpan di bawah penguasaannya benda

bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk

Page 41: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kepentingan pembuktian dalam penyidikan penuntutan dan

peradilan (Hartono, 2010: 182).

2) Yang Berwenang Menyita

Penyitaan adalah tindakan hukum yang dilakukan pada

taraf penyidikan. Sesudah lewat taraf penyidikan tidak dapat lagi

dilakukan penyitaan untuk dan atas nama penyidik. Itu sebabnya

Pasal 38 dengan tegas menyatakan: penyitaan hanya dapat

dilakukan oleh penyidik. dengan penegasan Pasal 38 tersebut,

telah ditentukan dengan pasti, hanya penyidik yang berwenang

melakukan tindakan penyidikan. ( M. Yahya Harahap, 2002:265).

3) Bentuk dan Tata Cara Penyitaan

Memperhatikan ketentuan yang mengatur penyitaan,

undang-undang membedakan beberapa bentuk tata cara

penyitaan. Ada yang berbentuk biasa dengan tata cara

pelaksanaan biasa. bentuk yang biasa dengan tata cara yang biasa

merupakan landasan aturan umum penyitaan. Akan tetapi,

pembuat undang-undang telah memperkirakan kemungkinan yang

timbul dalam konkreto. Berdasar perkiraan kemungkinan itu

mendorong pembuat undang-undang mengatur berbagai bentuk

dan tata cara penyitaan agar penyitaan bisa terlaksana efektif

dalam segala kejadian.

4) Penyitaan Biasa dan Tata Caranya

Penyitaan dengan bentuk dan prosedur biasa merupakan

aturan umum penyitaan. Selama masih mungkin dan tidak ada

hal-hal yang luar biasa atau keadaan yang memrlukan

penyimpangan, aturan bentuk dan prosedur biasa yang ditempuh

dan diterapkan penyidik. Penyimpangan dari aturan bentuk dan

Page 42: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tata cara biasa, hanya dapat dilakukan apabila terdapat keadaan-

keadaan yang mengharuskan untuk mempergunakan aturan

bentuk dan prosedur lain, sesuai dengan yang mengikuti peristiwa

itu dalam kenyataan. ( M. Yahya Harahap, 2002:266).

Adapun tata cara pelaksanaan penyitaan bentuk biasa atau

yang umum dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Harus ada surat izin penyitaan dari ketua pengadilan negeri

b) Memperhatikan atau menunjukan tanda pengenal

c) Memperhatikan benda yang akan disita (Pasal 129)

d) Penyitaan dan memperlihatkan benda sitaan harus disaksikan

oleh kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang

saksi

e) Membuat Berita Acara Penyitaan

f) Menyampaikan Turunan Berita Acara Penyitaan

g) Membungkus benda sitaan

5) Penyitaan dalam Keadaan Perlu dan Mendesak

Sebagai pengecualian penyitaan biasa berdasar aturan

umum yang diuraikan terdahulu, Pasal 38 ayat (2) memberi

kemungkinan melakukan penyitaan tanpa melalui tata cara yang

ditentukan Pasal 38 ayat (1). Hal ini diperlukan untuk memberi

kelonggaran kepada penyidik bertindak cepat sesuai dengan

keadaan yang diperlukan. Seandainya pada setiap kasus penyidik

diharuskan menempuh prosedur penyitaan seperti yang diatur

pada Pasal 38 ayat (1), kemungkinan besar penyidik mengalami

hambatan dalam pencarian dan penemuan bukti tindak pidana.

Untuk menjaga kemungkinan kemacetan dan hambatan pada

kasus tertentu, yang mengharuskan penyidik segera bertindak

dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak, dapat

menempuh tata cara penyitaan yang ditentukan Pasal 41.

Page 43: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Landasan alasan penyimpangan ini, didasarkan kepada kriteria:

dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak ( M. Yahya

Harahap, 2002:269).

Mengenai tata cara penyitaan dalam keadaan yang sangat

perlu dan mendesak adalah sebagai berikut:

a) Tanpa surat izin Ketua Pengadilan Negeri

b) hanya terbatas atas benda bergerak saja

c) Wajib segera melaporkan guna mendapatkan persetujuan

6) Penyitaan dalam keadaan tertangkap tangan

Penyitaan benda dalam keadaan tertangkap tangan

merupakan pengecualian penyitaan biasa. dalam keadaan

tertangkap tangan, penyidik dapat langsung menyita sesuatu

benda dan alat:

- yang ternyata digunakan untuk melakukan tindak pidana atau

- benda dan alat yang patut diduga telah dipergunakan untuk

melakukan tindak pidana, atau

- benda lain yang dapat dipakai sebagai barang bukti.

Ketentuan Pasal 40 sangat beralasan, langsung memberi

wewenang kepada penyidik untuk menyita benda dan alat yang

dipergunakan pada peristiwa tindak pidana tertangkap tangan.

Pada ketentuan Pasal 41, pengertian keadaan tertangkap tangan,

bukan terbatas pada tersangka yang nyata-nyata sedang

melakukan tindak pidana, tetapi termasuk pengertian tertangkap

tangan atas paket atau surat dan benda-benda pos lainnya,

sehingga terhadap benda-benda tersebut dpat dilakukan tersebut

dapat dilakukan penyitaan langsung oleh penyidik.

7) Penyitaan Tidak langsung

Page 44: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kalau dalam keadaan tertangkap tangan dikenal bentuk

dan cara penyitaan langsung oleh pennyidik terhadap benda dan

alat serta benda-benda pos atau paket melaului jawatan maupun

perusahaan pengangkutan., Pasal 42 memperkenalkan bentuk dan

cara penyitaan tidak langsung. Benda yang hendak disita tidak

langsung didatangi dan diambil sendiri oleh penyidik dari tangan

dan kekuasaan orang yang memegang dan menguasai benda

tersebut. Tetapi penyidik mengajak yang bersangkutan untuk

menyerahkan sendiri benda yang hendak disita dengan sukarela (

M. Yahya Harahap, 2002:272).

8) Penyitaan Surat atau Tulisan Lain

Yang dimaksud dengan surat atau tulisan lai pada Pasal 43

adalah surat atau tulisan yang disimpan atau dikuasai oleh orang

tertentu, di mana orang tertentu yang menyimpan atau menguasai

surat itu, diwajibkan merahasiakannya oleh undang-undang.

Misalnya, seorang notaris adalah pejabat atau orang tertentu yang

menyimpan dan menguasai akta testamen, dan oleh undang-

undang diwajibkan untuk merahasiakannya. Akan tetapi harus

diingat, kepada kelompok surat atau tulisan lain ini tidak

termasuk surat atau tulisan yang menyangkut rahasia negara.

Surat atau tulisan yang menyangkut rahasai negara tidak takluk

kepada ketentuan Pasal 43 KUHAP. Oleh karena itu, Pasal 43

tidak dapat diperlakukan sepanjang tulisan atau surat yang

menyangkut rahasia negara. Atau kalau dibalik, Pasal 43 hanya

dapat diterapkan terhadap suratdan tulisan yang tidak menyangkut

rahasia negara. Mengenai syarat dan cara penyitaannya :

- hanya dapat disita atas persetujuan mereka yang dibebani

kewajiban oleh undang-undang untuk merahasiakan. Misalnya

Page 45: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

akta notaris atau sertifikat, hanya dapat disita atas persetujuan

notaris atau pejabat agraria yang bersangkutan,

- atas izin khusus Ketua Pengadilan Negeri, jika tidak ada

persetujuan dari mereka ( M. Yahya Harahap, 2002:273).

9) Benda Yang Dapat Disita

Terhadap benda apa saja penyitaan dapat diletakkan, atau

terhadap jenis benda yang bagaimana sita dapat dilakukan,

apabila benda yang bersangkuta ada keterlibatannya dengan

tindak pidana guna kepentingan pembuktian pada tingkat

penyidikan, penuntutan, dan sidang peradilan, ditentukan dalam

Pasal 39.

ayat (1) yang dapat dikenakan penyitaan adalah :

i. benda ata tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau

sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai

hasil dari tindak pidana,

ii. benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk

melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkan tindak

pidana,

iii. benda yang dipergunakan menghalang-halangi penyidikan

tindak pidana,

iv. benda khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak

pidana,

v. benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan

tindak pidana yang dilakukan.

ayat (2) : Benda yang berada dalam sitaan karena perkara

perdata atau karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan

penyidikan, penuntutan, dan mengadili perkara pidana, sepanjang

memenuhi ketentuan ayat (1) ( M. Yahya Harahap, 2002:275).

Page 46: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3. Tinjauan Umum Tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (Money

Laundering)

a. Pengertian Pencucian Uang (Money Laundering)

The term „„Money Laundering‟‟ was firstly used in 1973

during the Watergate Scandal and is therefore no original legal

definition but a colloquial paraphrase describing the process of

transforming illegal into legal assets. Based on US-American

approaches a supranational definition of money laundering was

created by the United Nations Convention on Drugs and an EU-

directive, which had to be converted into the national law of all

Member States (Friedrich Schneider. Ursula Windischbauer.

2008. page 392-393).

Banyak definisi yang dapat dikemukakan tentang money

laundering misalnya Amin Sunaryadi membuat rumusan Money

laundering adalah proses perubahan keuntungan yang didapat dari

kegiatan melawan hukum menjadi aset keuangan yang berasal dari

sumber yang tidak melawan hukum. Neil Jensen (Austrac) & Rick

MC Donald Money Laundering disefinisikan sebagai proses

perubahan keuntungan dari yang melawan hukum menjadi aset

keuangan yang terlihat berasal dari sumber yang sah.

Welling mengemukakan bahwa: Money Laundering is the

process by which one comcals the existence, illegal source illegal

application of in come, and than disguises that income to make it

legimate. Sedangkan Pamela H Bucy, memberikan pengertian

money laundering sebagai berikut: Money Laundering as

concealment of the existence, nature or illegal source of illict funds

in such a manner that the funds will appear legimate if discovered.

Sebenarnya tidak ada definisi yang universal dan

komprehensif mengenai money laundering, masing-masing pihak

mempunyai definisi sendiri berdasarkan prioritas dan perspektif

Page 47: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang berbeda. Definisi untuk tujuan penuntutan lebih sempit

dibandingkan dengan definisi untuk tujuan penyidikan.

Selain ada yang memberikan definisi tentang money

laundering ada juga pihak yang hanya memberikan beberapa

contoh tentang kegiatan yang disebut money laundering misalnya

dalam Statement on Prevention af Criminal Use of the Bunking

Sistem for the purpose of money laundering, Desember 1988 Basle

Committee menyebutkan: Criminal and their associates use the

financials sistem to make payment and transfers of funds from one

account to another; to hide the source and beneficial ownership of

money, and to provide storage for bank notes through a safe-

deposit facility this activities are commonly referred toas money

laundering.

Sutan Remi Sjahdeni memberikan definsi yang lengkap

tentang money laundering, yaitu: Pencucian uang adalah rangkaian

kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang

atau organisasi terhadap uang haram yaitu yang berasal dari

kejahatan, dengan maksud untuk menymbunyikan atau

menyamarkan asal usul uang tersebut dari pemerintah atau otoritas

yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak pidana

dengan cara terutama memasukka uang tersebut ke dalam sistem

keuangan (financial system) sehingga uang tersebut kemudian

dapat dikeluarkan dari sistem keuangan itu sebagai uang yang halal

(Edi Setiadi dan Rena Yulia, 2010:152-153).

Financial Action Task Forces on Money Laundering atau

FATF yang dibentuk oleh G 7 Summit di Paris tahun 1982 juga

tidak memberikan definisi mengenai pencucian uang, akan tetapi

memberikan uraian mengenai pencucian uang sebagai The goal of

the large number of criminal act is to generate ofprofilfor the

Page 48: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

individual or group that carries out the act. Money Laundering is

the processing. of this criminals to disguise their illegal origin.

This Process is of critical importance, as it enable that criminals to

enjoy this profits whitout the joepardissing their course. Illegal

arm sales, smuggling, and the activities of organized crime

induding for example drug trafficking and prostitution rings can

generate huge sums. Embezlement, insider trading, bribery and

computer fraud schems can also produce large profits and create

the intensive to legitimize the ill‟gotten through money laundering

(Pencucian Uang adalah suatu proses yang merupakan perbuatan

atau aktivitas menyembunyikan atau merahasiakn, atau

menyimpan hasil dari sebagian besar tindak kejahatan, dengan

menhyembunyikan sumber ataupun asal-usul uang kotor atau tidak

sah, adanya perdagangan gelap, penyelundupan, ataupun tindak

kejahatan teroragnisasi lainnya seperti halnya penjualan dan

peredaran narkoba, jaringan prostitusi, sehingga memang dapat

menghasilkan sejumlah uang yang sangat besar dari kegiatan

tersebut).

When a criminals activity generate subtanscial profits, the

individuals or groups involved must away to control the fund

whitout attracting attention to the underlaying activity or the

persons involved criminals do this by disguising the source,

changing the form, or moving the funds to a place where they are

les fikely to attract attention. (Ketika aktivitas ataupun tindak

kejahatan tersebut meghasilkan sebuah keuntungan baik secara

individu maupun kolektif terlibat secara ternyata keberadaannya

tidak dapat terdeteksi. Tindak kejahatan pencucian uang dapat

dilakukan dengan berbagai macam metode antara lain dengan

menyembunyikan sumber, merubah format, maupun dengan cara

memutar dana atau uang kotor tersebut dari suatu tempat ke tempat

Page 49: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang lain sehingga tidak dapat terdeteksi. (Sutan Remy Sjahdeini,

2004:3)

Dalam Draft From Europen Communities (EC) Directive

bulan Maret 1990 memberikan definisi pencucian uang sebagai

The conversions or transfer of property knowing that such property

of assisting any persons who involved in commiting such on

offences to evade the legal consequences of this action, and the

concealment or disguise of the true nature source, location,

disposition, movement, rights, with respect ownership of properties

derived from scious crime (Pencucian Uang adalah suatu proses di

mana, diketahui bahwa harta tersebut didapatkan berasal dari

kejahatan atau tindak pidana, baik dengan menggunakan metode

merahasiakan, menyembunyikan asal usul harta atau uang gelap

tersebut, di samping adanya proses pelibatan yang memang tidak

terdeteksi oleh undang-undang karena telah disamarkan baik

sumber ataupun asal usul uang gelap tersebut, serta adanya

penempatan, dan pergerakan ataupun perpindahan uang hasil

tindak kejahatan tersebut (Sutan Remy Sjahdeini, 2004:4)

Sedangkan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa,

TheUnited Nation Convention Againts Illicit Trafic in Narcotics,

Drugs, and Psychotropic Substances of 1998 mengartikan tindak

pidana pencucian uang sebagai The Convention or transfer of

property, knowing that such property is derived from any serious

offences, for the purpose of concealing or disguising the illicit of

the property or of assisting any person who is involeved in the

commission of such and offence or offences to evade the legal

consequences of his action, or the concealment or disguise of the

true neture, source, location, disposition, movement, right with

respect to or ownership of property, knowing that such property is

derived from a serious (indictable) offence or offences or from an

Page 50: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

act of participation in such an offence or offences (Pencucian Uang

adalah suatu proses penyerahan maupun perpindahan harta

kekayaan, dimana diketahui bahwa harta kekayaan tersebut

didapatkan dari tindak kejahatan atau dalam hal ini diperoleh dari

keikutsertaan dalam tindak kejahatan tersebut, dengan tujuan untuk

merahasiakan atau menyembunyikan baik sumber ataupun pihak-

pihak yang terlibat dari adanya konsekuensi atas undang-undang

atas tindakannya itu, maupun dengan cara penyamaran dari sumber

aslinya, asal-usul, dengan penempatan, pergerakan yang berkenaan

dengan harta kekayaan tersebut, dengan diketahui sebelumnya

bahwa harta kekayaan tersebut diperoleh dari tindak kejahatan,

maupun keikutsertaan dalam tindak kejahatan tersebut).

Menurut Black‟s Law Dictionary, Money Laundering is

term used to describe invesement or other transfer of money

flowing from racketeering, drug transaction and other illegal

sources into legimate chanels so that its originals source can not

be traced (Pencucian Uang adalah istilah yang digunakan dalam

menjelaskan aktivitas, dalam hal menguraikan atau memindahkan

asal usul yang tidak sah menjadi seolah-olah sah, sehingga sumber

asalnya tidak dapat diusut ataupun dideteksi)

Hal demikian berbeda dengan Undang-Undang Pencucian

Uang Malaysia atau Anti Money Laundering Act of 2001, yang

menyebutkan bahwa money laundering means the act of a person

who:

a) engages, directly or indirectly, in a transaction that involves

proceeds of any unlawful activity;

b) acquire, receives, possesses, disguises, transfers, converts,

exchanges, carries, disposes, uses, removes from or brings

into Malaysia proceeds ao any unlawful activity; or

Page 51: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) conceals, disguises or impedes the establishment of the true

nature, origin, location, movement, disposition, title of, rights

with respect to, or ownership of, proceeds of any unlawful

activity;

Pencucian Uang adalah perbuatan seseorang yang :

(a) Melakukan/terlibat (langsung/tidak) dalam suatu transaksi

harta kekayaan yang berasal dari perbuatan melawan hukum

(b) Memperoleh, menerima, memiliki, menyembunyikan,

mentransfer, mengubah, menukar, membawa, menyimpan,

menggunakan, memindahkan dari atau membawa ke

Malaysia, harta kekayaan yang berasal dari perbuatan yang

melawan hukum

(c) Menyembunyikan, menyamarkan atau merintangi penentuan

asal usul, tempat, penyaluran, penempatan, hak-hak yang

terkait dengan atau kepemilikan dari harta kekayaan yang

berasal dari perbuatan yang melawan hukum

Kemudian dalam ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang menyebutkan

bahwa Pencucian uang adalah segala perbuatan yang memenuhi

unsur-unsur tindak pidana sesuai dengan ketentuan dalam Undang-

Undang ini.

Sehingga dari beberapa definisi tersebut di atas bahwa yang

dimaksud sebagai pencucian uang dapat dismpulkan sebagai

berikut:

Page 52: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencucian uang adalah serangkaian aktivitas yang

dilakukan oleh seseorang maupun korporasi terhadap uang yang

berasal dari hasil suatu kejahatan yang dilakukan dengan

menyamarkan uang tersebut ke dalam suatu sistem tertentu

sehingga seolah-olah uang tersebut berasal dari perolehan yang

sah/halal.

b. Tahap-Tahap Tindak Pidana Pencucian Uang

Sebenarnya tidak mudah untuk membuktikan adanya suatu

tindakan pencucuian uang yang sangat kompleks, namun para

pakar telah berhasil menggolongkan proses pencucian uang

menjadi tiga tahap, yaitu:

a. Placement, yakni dengan mengubah uang tunai hasil kejahatan

menjadi aset yang legal, dimana ini merupakan suatu tahapan

atau proses menempatkan uang hasil kejahatan kedalam sistem

keuangan. Dalam tahapan ini perbuatan yang dilakukan berupa

pergerakan fisik dari uang tunai dengan maksud untuk

mengaburkan atau memisahkan sejauh mungkin uang hasil

kejahatan dari sumber perolehannya.

b. Layering, yaitu suatu proses yang dilakukan para pelaku

kejahatan setelah uang hasil kejahatan itu masuk kedalam

sistem keuangan (bank) dengan cara melakukan transaksi lebih

lanjut dengan maksud untuk menutupi asal usul uang. Proses

ini juga dapat berupa penggunaan uang baik di dalam negeri

maupun di negeri maupun di luar negeri melalui electronic

funds transfer.

c. Integration, yakni pelaku menggunakan uang hasil kejahatan

tersebut untuk kegiatan ekonomi yang sah karena merasa aman

bahwa kegiatan yang dilakukannya seolah tanpa berhubungan

dengan aktivitas illegal sebelumnya.

Page 53: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kemudian selain hal-hal di atas yang merupakan tahapan-

tahapan proses pencucian uang, karakteristik yang selanjutnya

dapat dijelaskna bahwa tindak pidana pencucian uang melibatkan

penjahat kelas atas atau kejahatan kerah putih, yang pelakunya

mempunyai kedudukan tinggi secara politik maupun dalam

hubungann ekonomi. Di samping adanya sejumlah karakteristik

yang umumnya melekat pada white collar crime adalah sebagai

berikut (Hazzel Croall 1992 sebagaimana dikutip oleh Harkristuti

Harkrisnowo, 2001: 4) :

a) Low Visibility, bahwa kejahatan kerah putih yang memang

super canggih sangat dimungkinkan tidak kasat mata, sehingga

akan sangat sulit diraba.

b) Complexity, dimana kejahatan kerah putih sangan kompleks,

hal tersebut dimungkinkan dengan banyaknya campur tangan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c) Diffusion of Responsibility, dalam perkara-perkara kejahatan

kerah putih selalu terjadi ketidakjelasan pertanggungjawaban

pidana, yang hal ini juga tidak terlepas dari sifat kejahatan

kerah putih yang memang sangat terselubung.

d) Diffusion of Victims, berawal dari pemanfaatan tekonologi yang

super canggih, kemudian dengan metode kejahatan yang

terselubung, maka akan mengakibatkan pula ketidakjelasan

korban yang memang sangat luas akibatnya.

Selain itu juga, tindak kejahatan penucian uang sebagai

bentuk kejahatan yang dilakukan secara terorganisir, dan terjadinya

dapat melintasi batas negara sebagai kejahatan transnasional,

dimana menggunakan sepenuhnya kemajuan teknologi dan

informasi sebagai modus operandi kejahatan berdimensi baru.

c Modus Kejahatan Pencucian Uang

Page 54: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencucian uang dimulai dengan perbuatan secara

memperoleh uang kotor, dalam hal ini terdapat dua cara utama

(Sutan Remy Sjahdeni, 2004:120) :

a) Tax Evasion, atau pengelakan pajak, dengan cara ini seseorang

memperoleh uang dengan legal, akan tetapi kemudian

melaporkan jumlah keuangan yang tidak sebenarnya supaya

didapatkan perhitungan pajak yang lebih sedikit dari yang

sebenarnya. Yang kemudian cara ini mengembang kepada

variasi yang bersifat collusion, dimana sangat dimungkinkan

ditemouhnya jalan terobosan secara illegal, mengingat

rumitnya birokrasi di negara kita, maka tindakan-tindakan yang

termasuk kategori penyuapan sungguh merajalela. Modus

tersebut juga timbul sebagai akibat dari mekanisme illegal

dengan cara memotong sejumlah pajak, sehingga akan

menimbulkan dua segi kriminalisasi pencucian uang, yakni

wajib pajak dan petugas pajak ( Robert Klitgaard dan Kimberly

Ann Elliot, 1998)

b) Melalui cara-cara criminal, atau yang jelas-jelas melanggar

hukum. cara seperti ini sangat beragam jumlahnya, seperti

dalam hasil amandemen TPPU, yaitu korupsi (Corruption),

penyuapan (bribery), penyelundupan barang (smuggling)

penyelundupan imigran (people smuggling), perbankan, pasar

modal, asuransi, narkotika, psikotropika, perdagangan manusia,

women and children trafficking, perdagangan senjata gelap

(arms trafficking), penculikan, terorisme, pencurian,

penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, perjudian, prostitusi,

perpajakan, kehutanan, lingkungan hidup, keleautan, serta

tindak pidana lain yang diancam pidana penjara 4 tahun atau

lebih.

Page 55: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perolehan uang secara kriminil di atas secara bawah tanah

(underground business), bahkan di bidang perdagangan umum juga

termasuk sebagai prkatik yang tergolong dirty money.

d. Modus dan Sarana Melakukan Pencucian Uang

Terdapat beberapa modus dengan menggunakan obyek dan sarana

yang dimanfaatkan oleh pelaku pencucian uang dalam operasinya.

Secara rinci dan konkret, modus operasional kejahatan pencucian

uang adalah sebagai berikut (Munir Fuady, 2001 dan Soetijprodjo,

1998):

1) Modus Loan Back, dengan cara meminjam uangnya sendiri, yang

terinci lagi dalam bentuk direct loan, yaitu dengan cara

meminjam uang dari perusahaan luar negeri, yakni semacam

perusahaan bayangan (immobilen invesement company) yang

direksi dan pemegang sahamnya adalah dia sendiri. Kemudian

bentuk pararel loan, yakni dengaan pembiayaan internasional

yang memperoleh aset dari luar negeri. Karena ada hambatan

retriksi mata uang, amka dicarii pperusahaan lain di luar negeri

untuk sama-sama mengambil loan dan dana loan itu

dipertukarkan satu sama lain.

2) Modus C Chase Operation, modus ini cukup rumit karena

memiliki sifat liku-liku sebagai cara menghapus jejak. Dalam hal

ini loan tidak pernah ditagih, namun hanya dengan mencairkan

deposito saja, sehingga hasil investasi ini dapat tercuci dengan

aman.

3) Modus Transaksi Dagang Internasional, dimana modus ini

menggunakan saran adokumen L/C, karena yang menjadi focus

urusan bank itu sendiri dan tidak mengenai keadaan barang,

sehingga pecucian uang dilakukan dengan cara membuat invoice

yang besar terhadap barang yang keccil, atau bahkan tidak ada.

Page 56: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Modus Penyelundupan Uang Tunai, atau sistem bank pararel ke

negara lain. Modus ini penyelundupan sejumlah fisik uang itu ke

luar negeri. karena modus ini berbahaya maka dicari juga modus

dengan transfer elektronik, yakni mentransfer dari satu negara ke

negara lain tanpa perpindahan fisik uang itu.

5) Modus Akuisisi, dimana yang diakuisisi adalah perusahaannya

sendiri. Dengan cara ini pemilik perusahaan di Indonesia

memiliki dana yang sah, karena telah tercuci melalui penjualan

saham-sahamnya di perusahaan yang terdapat di Indonesia.

6) Modus Real Estate Carousel, yakni dengan menjual suatu

properti beberapa kali kepada perusahaan di dalam kelompok

yang sama. pelaku pemcucian uang memiliki sejumlah

perusahaan (pemegang saham mayoritas) dalam bentuk real

estate. Sasarannya supaya melalui transaski ini hasil uang

penjualan menjadi putih, di samping itu pemilik saham minoritas

dapat ditarik modal dalam proses pencucian uang. Modus yang

sama pula dilakukan di pasar modal, yakni dengan pembeli

saham itu hanya perusahaan-perusahaan di lingkungannhya saja

dengan tawaran harga tinggi.

7) Modus Investasi Tertentu, biasanya dilakukan dalam bisnis

transaksi barang antik atau lukisan. Dimana terdapat kerjasama

antara penjual dengan pembeli dengan harga yang tak terukur.

Sehingga hasil penjualan yang sangat tinggi itu dapat dipandang

sebagai dana yang sah.

8) Modus Over Invoices atau Double Invoices, dilakukan dengan

mendidrikan perusahaan ekspor impor di negara sendiri, lalu di

luar negeri mendirikan pula perusahaan bayangan. Supaya

perusahaan di Indonesia bisa bertahan, maka perusahaan di luat

negeri memberikan loan. Demgam cara loan ini, uang kotor dari

perusahaan di luar negeri itu menjadi resmi masuk ke dalam

negeri.

Page 57: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9) Modus Perdagangan Saham, dimana para nasabah burs aefek ini

adalah pelaku pencucian uang, dalam hal ini dana dari

nasabahnya yang diinvestasi bersumebr dari uang gelap.

10) Modus Pizza Conection, dilakukan dengan menginvestasikan

uang hasil perdagangan obat bius diinvestasikan untuk

mendapatkan konsesi pizza, sementara sisa lainnya

diinvestasikan di Swiss atau Karibia sebagai suatu contoh.

11) Modus La Mina, dilakukan dengan dana yang diperoleh dari

perdagangan obat bius diserahkan kepada pedagang grosiran

emas dan permata. Hasil uang tunai tersebut kemudian di bawa

ke bank, dengan maksud supaya seolah-olah berasal dari

penjualan emas dan permata tersebut.

12) Modus Deposit Taking, dimana kasus pencucian uang yang

melibatkan institusi deposit taking antara lain melalui telex,

surat-surat berharga, penukaran valuta asing, pembelian obligasi

pemerintah, dan treasury bills.

13) Modus Identitas Palsu, yakni dengan memanfaatkan lembaga

perbankan sebagai pencucian sebagai mesin pencucian uang ,

dengan cara mendepositkan uang secara nama palsu,

menggunakan safe deposit box untuk menyembunyikan hasil

kejahatan, menyediakan fasilitas transfer supaya mudah

mentransfer ke tempat yang dikehendaki, atau nmenggunakan

electronic fund transfer untuk melunasi kewajiban transaksi

gelap, menyimpan atau mendistribusikan hasil transaksi gelap

tersebut.

e. Metode Pencucian Uang

Selanjutnya perlu diketahui bagaimana para pelaku

pemutihan uang melakukan pencucian uang, sehingga bisa dicapai

hasil dari uang ilegal menjadi uang legal. sebenarnya di atas sudah

dijelaskan beberapa hal mengenai modus-modus pencucian uang,

Page 58: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tetapi secara metodiknya dapat dikenal tiga metode dalam

kejahatan pencucuian uang, yang terdiri sebagai berikut (Business

News, 2011)

1) Metode Buy and Sell Conversions, metode ini dilakukan

melalui transaksi barang dan jasa. katakanlah suatu aset dapat

dibeli dan dijual kepada konspirator yang bersedia membeli

atau menjual secara lebih mahal dari harga normal dengan

mendapatkan laba ataupun diskon. Selisih harga dibayar

dengan uang ilegal dan kemudian dicuci secara transaksi bisnis.

Barang atau jasa itu dapat diubah seolah-olah menjadi hasil

yang legal melalui rekening pribadi atau perusahaan yang ada

di suatu bank.

2) Metode Offshore Conversions, dengan cara ini uang kotor,

dikonvensi ke suatu wilayah yang merupakan tempat yang

sangat aman bagi penghindaran pajak (tax heaven money

laundering center) untuk kemudian didepositkan di bank yang

berada di wilayah tersebut. Di negara-negara yang termasuk

atau bercirikan seperti tersebut di atas memang terdapat sistem

hukum perpajakan yang tidak ketat, terdapat sistem rahasia,

bank yang sangat ketat, birokrasi bisnis yang cukup mudah

untuk memungkinkan adanya rahasia bisnis yang ketat serta

pembentukan usaha trust fund.

3) Metode Legimate Business Conversions, metode ini dilakukan

dengan melalui kegiatan bisnis yang sah sebagai cara

pengalihan atau pemanfaatan dari sesuatu hasil uang kotor.

Hasil uang kotor itu kemudian dikonversi secara transfer, cek

atau alat pembayaran lain untuk disimpan di rekening bank

lainnya. Biasanya para pelaku dapat bekerjasama dengan suatu

perusahaan yang rekeningnya dapat dipergunakan sebagai

terminal untuk menampung uang kotor.

Page 59: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Globalisasi

Kejahatan

Transnasional/organized

d

Pencucian Uang

INDONESIA MALAYSIA

Persamaan

dan

Perbedaan

Kelebihan

dan

Kelemahan

Pembaharuan hukum

di Indonesia

Perbandingan Hukum

PengaturanUpaya

Paksa Penggeledahan

dan Penyitaan Malaysia Anti-Money

Laundering Act 2001

UU Nomor 10 Tahun 2008

tentang Pencegahan dan

Pemberantasan tindak Pidana

Pencucian Uang

Page 60: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Globalisasi mengakibatkan timbulnya kejahatan jenis baru seperti money

laundering dari negara lain ke Indonesia terutama pencucian uang haram yang

berasal dari perdagangan obat bius dan narkotika, tetapi dalam perkembangannya

diperluas hingga meliputi uang haram hasil dari kejahatan-kejahatan terorganisasi

yang lain.

Tiada undang-undang yang sempurna dibuat, begitu juga undang-undang

tindak pidana pencucian uang, disinyalir banyak mengandung kelemahan

diantaranya seperti yang dikemukakan oleh Financial Actions task Force ( FATF)

yang memandang dari sudut subtansi undang-undang ini belum memenuhi standar

internasional, sehingga Indonesia masih dimasukan dalam list of uncooperation

nations in the fight against money laundering dan dipandang sebagai tempat yang

aman bagi pencuci uang.Ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang,

mengenai tindakan penyidikan dalam tindak pidana pencucian uang .Penulis

dalam hal ingin mengkaji persoalan diatas mengenai serangakain penyidikan

khususnya upaya paksa penggeledahan dan penyitaan yang masih belum jelas

pengaturanya, pasti dalam hal pelaksanaan akan menghadapi berbagai kesulitan.

Perbandingan tentang pengaturan penyidikan antara Indonesia dan

Malaysia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan Anti-

Money laundering of Act 2001 akan menghasilkan pengetahuan mengenai

persamaan, perbedaan, kelebihan serta kelemahan dari masing-masing aturan

hukum yang mengatur di kedua negara. Dengan belajar dari upaya paksa

penggeledahan dan penyitaan di Malaysia, diharapkan akan didapat rekomendasi

yang berguna untuk pembaharuan hukum di Indonesia di masa yang akan datang,

khususnya terkait masalah upaya paksa penggeledahan dan penyitaan dalam

tindak pidana pencucian uang.

Page 61: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persamaan dan Perbedaan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan

Penyitaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia-

Anti Money Laundering Act 2001

1. Persamaan Pengaturan Upaya Paksa penggeledahan dan penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti

Money Laundering Act 2001

- Kedua perangkat hukum tersebut, yaitu Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

Sama-sama merupakan produk hukum yang mengatur tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang yang

memberikan kewenangan kepada penyidik untuk melakukan tindakan

penyidikan dan penyelidikan dalam hal ini penggeledahan dan

penyitaan.

- Dasar pertimbangan yang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan

penggeledahan dan penyitaan antara Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

adalah sama, yaitu Sama-sama bertujuan untuk menyelamatkan dan

mengembalikan aset hasil tindak pidana pencucian uang untuk negara

atau dikembalikan kepada yang berhak melalui upaya pemberantasan

Page 62: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan pencegahan untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,

penuntutan dan peradilan.

- Baik waktu maupun jangka waktu dalam melakukan tindakan

penggeledahan dan penyitaan oleh penyidik antara Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money Laundering Act

2001, sama-sama tidak ada ketentuan mengenai berapa lama bagi

penyidik untuk melakukan tindakan penggeledahan dan penyitaan dan

kapan waktu yang dianjurkan melakukan penyitaan.

2. Perbedaan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti

Money Laundering Act 2001

Tabel 1. Perbedaan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001

No. Aspek Pembeda Undang-Undang

Nomor 8 Tahun

2010 tentang

Pencegahan dan

Pemberantasan

Tindak Pidana

Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001

Page 63: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencucian Uang

1 Dasar Pengaturan

Penggeledahan

dan Penyitaan

Pasal 74 Pasal 31 tentang

penggeledahan ;

Pasal 45 tentang

penyitaan, penyitaan

harta bergerak diatur

pada pasal 46,

penyitaan harta

bergerak di lembaga

keuangan diatur pada

Pasal 50, Penyitaan

harta tidak bergerak

diatur pada Pasal 51,

Ketentuan khusus

tentang penyitaan

bisnis diatur pada Pasal

52.

2 Konsep Mengenai

Pengertian

Penggeledahan

dan Penyitaan

Tidak diatur secara

spesifik karena

mengacu KUHAP

Penggeledahan

berdasarkan Pasal 1

angka 17 KUHAP,

Penggeledahan rumah

adalah tindakan

penyidik untuk

memasuki rumah

tinggal dan tempat

tertutup lainnya untuk

Istilah penggeledahan

dapat ditemukan pada

Pasal 31 yang

menyebutkan bahwa di

mana seorang petugas

menyelidiki , atau

memiliki alasan untuk

mencurigai seseorang

telah melakukan

pelanggaran undang-

undang ini, dia dapat

menggeledah tanpa

surat perintah

Page 64: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melakukan tindakan

pemeriksaan dan/atau

penangkapan dalam

hal dan menurut cara

yang diatur dalama

undang-undang ini.

Penyitaan berdasarkan

Pasal 1 angka 16

KUHAP adalah

serangkaian tindakan

penyidik untuk

mengambil alih

dan/atau menyimpan

di bawah

penguasaannya benda

bergerak atau tidak

bergerak, berwujud

atau tidak berwujud

untuk kepentingan

pembuktian dalam

penyidikan penuntutan

dan peradilan

penggeledahan;

Istilah penyitaan

sendiri terdapat pada

Pasal 45 yang

menyebutkan bahwa

bahwa dalam

penyelidikan tindak

pidana dalam ayat 4,

seorang perwira yang

menyelidiki, atas

persetujuan dari atasan,

dapat merampas setiap

harta bergerak yang

memiliki alasan untuk

mencurigai menjadi

subjek soal

pelanggaran atau bukti

yang berkaitan dengan

pelanggaran tersebut

3 Pejabat Yang

Berwenang

Melakukan

Penggeledahan

Dilakukan oleh

Penyidik Tindak

Pidana Asal

Pejabat yang

berwenang atau

lembaga penegak yang

relevan

Page 65: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan Penyitaan

4 Obyek Yang

Dapat Digeledah

dan Disita

Tidak diatur secara

spesifik karena

mengacu KUHAP

Obyek yang dapat

digeledah :

a) penggeledahan

rumah tempat

kediaman

b) pengeledahan

badan

Obyek yang dapat

disita berdasarkan

Pasal 39 ayat (1)

antara lain:

a) benda atau tagihan

tersangka atau

terdakwa yang

seluruh atau

sebagian diduga

diperoleh dari

tindak pidana atau

sebagai hasil dari

tindak pidana,

Obyek yang dapat

digeledah: Pasal 25 (a)

setiap catatan lembaga

pelaporan atau laporan

yang berhubungan

dengan kewajiban

dalam bagian ini, yang

disimpan pada, atau

diakses dari, tempat

lembaga pelaporan ini,

dan

(b) sistem yang

digunakan oleh

lembaga pelaporan di

tempat untuk menjaga

catatan-catatan atau

laporan.

Pasal 26 (a) orang ,

direktur atau petugas

lembaga pelaporan atau

agennya, (b) klien, atau

memiliki hubungan

dengan lembaga

pelaporan; atau (C)

orang yang ia percaya

untuk berkenalan

Page 66: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) benda yang telah

dipergunakan

secara langsung

untuk melakukan

tindak pidana atau

untuk

mempersiapkan

tindak pidana,

c) benda yang

dipergunakan

menghalang-

halangi

penyidikan tindak

pidana,

d) benda khusus

dibuat atau

diperuntukkan

melakukan tindak

pidana,

e) benda lain yang

mempunyai

hubungan

langsung dengan

tindak pidana

yang dilakukan.

dengan fakta-fakta dan

keadaan dari kasus

tersebut, termasuk

auditor atau advokat

dan pengacara dari

lembaga pelaporan, dan

orang itu akan

memberikan dokumen

atau informasi seperti

pemeriksa dapat

meminta dalam waktu

seperti sebagai

pemeriksa dapat

menentukan; (D)

lembaga keuangan ;

Obyek yang dapat

disita: harta bergerak

dan harta tidak

bergerak, harta

bergerak di lembaga

keuangan.

5 Tata Cara

Penggeledahan

dan Penyitaan

Tidak diatur secara

spesifik karena

mengacu KUHAP

Tata cara

penggeledahan diatur

pada Pasal 31,

sedangkan tata cara

Page 67: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tata cara

penggeledahan biasa

diatur dalam KUHAP

meliputi:

a) Harus ada “surat

izin” Ketua

Pengedilan Negeri

Setempat;

b) Petugas

Kepolisian

membawa dan

memperlihatkan

“surat tugas”;

c) Setiap

Penggeledahan

rumah tempat

kediaman harus

ada pendamping;

d) Kewajiban

membuat Berita

Acara

Penggeledahan;

e) Penjagaan rumah

atau tempat;

f) mendesak

Penggeledahan

dalam Keadaan.

Tata cara pelaksanaan

penyitaan diatur pada

beberapa pasal:

a) penyitaan harta

bergerak diatur

pada pasal 46;

b) penyitaan harta

bergerak di

lembaga keuangan

diatur pada Pasal

50

c) Penyitaan harta

tidak bergerak

diatur pada Pasal

51

d) Ketentuan khusus

tentang penyitaan

bisnis diatur pada

Pasal 52.

Page 68: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyitaan bentuk

biasa atau yang umum

dapat diuraikan

sebagai berikut:

h) Harus ada surat

izin penyitaan dari

ketua pengadilan

negeri

i) Memperhatikan

atau menunjukan

tanda pengenal

j) Memperhatikan

benda yang akan

disita (Pasal 129)

k) Penyitaan dan

memperlihatkan

benda sitaan harus

disaksikan oleh

kepala desa atau

ketua lingkungan

dengan dua orang

saksi

l) Membuat Berita

Acara Penyitaan

m) Menyampaikan

Turunan Berita

Acara Penyitaan

n) Membungkus

benda sitaan

Page 69: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6 Penggeledahan

dan Penyitaan Di

Luar Wilayah

Hukum

Tidak diatur secara

spesifik karena

mengacu KUHAP

Berdasarkan Pasal 36

KUHAP:

a) Dapat dilakukan

oleh penyidik

sendiri

b) Dapat

didelegasikan

Pasal 29 ; Pejabat yang

berwenang dan aparat

penegak terkait

berkoordinasi dan

bekerja sama dengan

instansi penegak

hukum lainnya dalam

dan luar Malaysia,

sehubungan dengan

penyelidikan tindak

pidana serius atau

pelanggaran serius

7 Efektifitas

Penggeledahan

dan Penyitaan

Masih terdapat banyak

kekurangan sehingga

pelaksanaan belum

dapat optimal

Cukup efektif dalam

tindakan investigasi

untuk mengungkap

harta kekayaan hasil

tindak pidana

pencucian uang

Sumber: Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

Adapun mengenai perbedaan kedua pengaturan upaya paksa penggeledahan dan

penyitaan antara Indonesia dengan Malaysia sebagaimana diatur di dalam Undang-

Page 70: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001 dapat dijelaskan melalui

penguraian masing-masing aspek yaitu sebagai berikut:

a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

1) Dasar Pengaturan Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang menjadi satu-satunya

payung hukum yang mengatur mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang,

tetapi bukan berarti undang-undang ini menjadi penyempurna dari undang-

undang yang telah ada sebelumnya yang juga mengatur mengenai Tindak

Pidana Pencucian Uang. Undang-undang ini merupakan perubahan kedua

untuk mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang di

Indonesia. Undang-undang yang telah ada sebelumnya secara teoretis

hukum (doktrin) merupakan lex spesialis systematic, yaitu Undang-

Undang administratif (bersifat regulatif) yang diperkuat dengan sanksi

pidana. Adapun Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, secara

teoritis (doktrin) mencerminkan Undang-undang pidana khusus yang

bersifat preventive measure dan repressive measures dalam satu paket.

Adanya perubahan kedua ini menempatkan Tindak Pidana Pencucian

Uang sebagai tindak pidana khusus sehingga memerlukan perhatian,

sikap, dan tindakan khusus dengan tujuan menghilangkan sumber dan

operasional pencucian uang di Indonesia.

Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

menyebutkan bahwa penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan

oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan

Page 71: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut

Undang-Undang ini. Pasal 74 ini memberikan kewenangan kepada

penyidik untuk melakukan serangkaian tindakan penyelidikan dan

penyidikan pada tindak pidana pencucian uang , meskipun dalam hal

penggeledahan dan penyitaan belum diatur secara spesifik dalam undang-

undang ini. sehingga dalam pelaksanaannya masih berpedoman pada

KUHAP yang merupakan produk hukum acara pidana Indonesia.

2) Konsep Mengenai Pengertian Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak mengatur secara

spesifik mengenai penyidikan dan penyelidikan. Untuk itu tata cara

penyitaan dan penggeledahan tetap mengacu pada KUHAP. Permasalahan

penyitaan secara normatif diatur dalam Pasal 1 angka 16 KUHAP yang

menyebutkan bahwa penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik

untuk mengambil alih dan/atau menyimpan di bawah penguasaannya

benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk

kepentingan pembuktian dalam penyidikan penuntutan dan peradilan.

Dengan demikian dalam hal tindakan penyitaan pada tindak

pidana pencucian uang dapat diartikan sebagai tindakan hukum dalam

proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik untuk menguasai secara

hukum atas suatu barang, baik barang bergerak maupun barang tidak

bergerak yang diduga terkait erat dengan tindak pidana yang sedang

terjadi.

Penggeledahan itu sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 17

dan 18, Pasal 33 sampai dengan Pasal 37 KUHAP . Berdasarkan Pasal 1

angka 17 KUHAP, Penggeledahan rumah adalah tindakan penyidik untuk

memasuki rumah tinggal dan tempat tertutup lainnya untuk melakukan

Page 72: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tindakan pemeriksaan dan/atau penangkapan dalam hal dan menurut cara

yang diatur dalama undang-undang ini.

Dengan demikian dalam hal tindakan penggeledahan pada tindak

pidana pencucian uang dapat diartikan sebagai tindakan hukum yang

diberikan kewenangan kepada penyidik polri oleh undang-undang selain

penangkapan dan penahanan, adalah penggeledahan. Secara umum tentu

sudah dipahami bahwa penggeledahan itu adalah tindakan membongkar-

bongkar untuk menemukan sesuatau target yang dicari untuk kepentingan

tertentu yaitu kepentingan penegakan hukum pidana.

3) Pejabat yang Berwenang Melakukan Penggeledahan dan Penyitaan

Pasal 38 KUHAP dengan tegas menyatakan bahwa penyitaan

hanya dapat dilakukan oleh penyidik. dengan penegasan Pasal 38 tersebut,

telah ditentukan dengan pasti, hanya penyidik yang berwenang melakukan

tindakan penyidikan. Sedangkan pejabat yang berwenang melakukan

penggeledahan adalah tidak semua instansi penegak hukum mempunyai

wewenang melakukan penggeledahan. Wewenang penggeledahan semata-

mata hanya diberikan kepada “penyidik”, baik penyidik Polri maupun

penyidik pegawai negeri sipil. Penuntut umum tidak mempunyai

wewenang menggeledah.

Demikian juga hakim pada semua tingkat peradilan, tidak

mempunyai wewenang untuk itu. Penggeledahan benar-benar ditempatkan

pada pemeriksaan penyelidikan dan penyidikan, tidak terdapat pada

tingkat pemeriksaan selanjutnya baik dalam taraf penuntutan dan

pemeriksaan peradilan. Pemberian fungsi ini sesuai dan sejalan dengan

tujuan dan pengertian penggeledahan, yang bertujuan untuk mencari dan

mengumpulkan fakta dan bukti serta dimaksudkan untuk mendapatkan

orang yang diduga keras sebagai tersangka pelaku tindak pidana

Page 73: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

menyebutkan bahwa penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan

oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan

ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut

undang-undang ini.

Penjelasan Pasal 74 ini menyebutkan bahwa yang dimaksud

dengan “penyidik tindak pidana asal” adalah pejabat dari instansi yang

oleh undang-undang diberi kewenangan untuk melakukan penyidikan,

yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Narkotika Nasional (BNN), serta

Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Penyidik tindak pidana asal

dapat melakukan penyidikan tindak pidana Pencucian Uang apabila

menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya tindak pidana

Pencucian Uang saat melakukan penyidikan tindak pidana asal sesuai

kewenangannya.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang telah memberikan

wewenang kepada penyidik tindak pidana asal (lazimnya penyidik

pegawai negeri sipil/PPNS) di bawah koordinasi PPATK (Pusat Pelaporan

dan Analisis Transaksi Keuangan) untuk melakukan penyidikan Tindak

Pidana Pencucian Uang yang berkaitan dengan tindak pidana asalnya .

Kewenangan penyidikan yang diberikan Undang-undang tersebut kepada

penyidik tindak pidana asal (predicate crime) seperti tindak pidana

pabean, imigrasi, korupsi, suap, narkotika, perbankan dan sebagainya akan

menciptakan multi-investigasi sistem dalam mengaitkan tindak pidana

pencucian uang dengan perkara pokok, sekaligus memangkas jalur

birokrasi serta mempermudah penuntut umum dalam melakukan

pembuktian di pengadilan.

Page 74: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Perubahan Fungsi PPATK dari fungsi administratif menjadi

fungsi penegakan hukum, dapat dikatakan bahwa lembaga PPATK bukan

hanya sebagai supporting unit pada Polri dan kejaksaan, melainkan telah

menjadi bagian atau lembaga tersendiri dalam sistem peradilan pidana

(penegakan hukum) di Indonesia. PPATK dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya bersifat independen dan bebas dari campur tangan dan

pengaruh kekuasaan mana pun. PPATK mempunyai tugas mencegah dan

memberantas tindak pidana Pencucian Uang.

Dalam melaksanakan tugas mencegah dan memberantas tindak

pidana Pencucian Uang, berdasarkan Pasal 40 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang, PPATK mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) pencegahan dan pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang;

b) pengelolaan data dan informasi yang diperoleh PPATK;

c) pengawasan terhadap kepatuhan Pihak Pelapor; dan

d) analisis atau pemeriksaan laporan dan informasi Transaksi Keuangan

yang berindikasi tindak pidana;

e) Pencucian Uang dan/atau tindak pidana lain sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (1).

Dalam melaksanakan fungsi pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana Pencucian Uang, berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana pencucian uang PPATK berwenang:

a) meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah

dan/atau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data

dan informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga

swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu;

Page 75: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) menetapkan pedoman identifikasi Transaksi Keuangan Mencurigakan;

c) mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana Pencucian Uang

dengan instansi terkait;

d) memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya

pencegahan tindak pidana Pencucian Uang;

e) mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan forum

internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana Pencucian Uang;

f) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan antipencucian

uang; dan

g) menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana Pencucian Uang.

PPATK dalam melaksanakan fungsi dan tugas mencegah dan

memberantas tindak pidana pencucian uang sebagaimana yang telah

diamanahkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak

secara tegas menyebutkan kewenangannya dalam hal tindakan penyidikan

sebagaimana fungsi penyidik polri dan PPNS. Terkait fungsinya tersebut

maka PPATK tidak memiliki peranan melakukan upaya paksa

penggeledahan dan penyitaan, akan tetapi hanya berperan

mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana Pencucian Uang

dengan instansi terkait.

KPK juga diberi kewenangan sebagai penyidik pada tindak

pidana pencucian uang. KPK hanya sebatas menangani asal usul uang

tindak pidana pencucian uang yang berasal dari tindak pidana korupsi.

Tentu saja hal ini akan memaksimalkan dalam proses persidangan

pencucian uang bisa dilebur di Pengadilan Tipikor.

Page 76: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pasal 6 Undang-Undang nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi

mempunyai tugas:

a. koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi;

b. supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan

tindak pidana korupsi;

c. melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak

pidana korupsi;

d. melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan

e. melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.

Pasal 7 Undang-Undang nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Dalam melaksanakan tugas

koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, Komisi

Pemberantasan Korupsi berwenang :

a. mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak

pidana korupsi;

b. menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak

pidana korupsi;

c. meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana

korupsi kepada instansi yang terkait;

d. melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang

berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan

Page 77: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

e. meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana

korupsi.

Selain KPK, Badan Narkotika Nasional (BNN) juga diberi

wewenang sebagai penyidik dalam tindak pidana pencucian uang

sudahlah tepat. Menurut Laporan Biro Penegakan Hukum Dan Narkotika

Internasional Departemen Luar negeri Amerika Serikat pada tahun 1999,

dana yang dipergunakan untuk praktek money laundering di Indonesia

berasal dari hasil perdagangan narkotika, penyelewengan dan money

laundering. Tidak jauh berbeda dengan kondisi sekarang di Indonesia

masih marak perdagangan narkotika. Sebagai upaya pencegahan money

laundering, maka BNN perlu diberikan kewenangan penyidikan dalam

mencegah dan memberantas praktik pencucian uang di Indonesia.

Merespon perkembangan permasalahan narkoba yang terus

meningkat dan makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor

VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah merekomendasikan

kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena

itu, Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-

Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas

UU Nomor 22 Tahun 1997. Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009

tersebut, BNN diberikan kewenangan penyelidikan dan penyidikan tindak

pidana narkotika dan prekursor narkotika.

Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN

menjadi Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan struktur

vertikal ke propinsi dan kabupaten/kota. Di propinsi dibentuk BNN

Propinsi, dan di kabupaten/kota dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN

Page 78: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dipimpin oleh seorang Kepala BNN yang diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden. BNN berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada

Presiden. Kepala BNN dibantu oleh seorang Sekretaris Utama, Inspektur

Utama, dan 5 (lima) Deputi yaitu Deputi Pencegahan, Deputi

Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan,

dan Deputi Hukum dan Kerja Sama

PPATK juga menerima laporan dari Ditjen Bea dan Cukai berupa

laporan pembawaan uang tunai keluar masuk wilayah pabean Republik

Indonesia senilai Rp 100 juta atau lebih. Apabila dari hasil analisis

terdapat indikasi tindak pidana pencucian uang, maka hasil analisis

tersebut disampaikan kepada Kepolisian dan Kejaksaan ataupun ditindak

lanjuti BNN sendiri.

Sedangkan Ditjen pajak juga diberi wewenang sebagai penyidik

dalam tindak pidana pencucian uang terkait dengan tindak pidana asal

yaitu di bidang perpajakan diantaranya:

a) Setiap orang yang karena kealpaannya :

- tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT); atau

- menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap,

atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga

dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,

b) Setiap orang yang dengan sengaja :

- tidak mendaftarkan diri, atau menyalahgunakan, atau menggunakan

tanpa hak Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atau Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak (PKP); atau

Page 79: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Tidak menyampaikan SPT; atau

- menyampaikan SPT dan atau keterangan yang isinya tidak benar atau

tidak lengkap; atau

- menolak untuk dilakukan pemeriksaan; atau

- memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang

palsu atau dipalsukan seolaholah benar; atau

- tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, tidak

memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau

dokumen lainnya; atau

- tidak menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut,

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara,

Wewenang Penyidik bidang perpajakan antara lain:

a) menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau

laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b) meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

c) meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

d) memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumendokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;

e) melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan

penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f) meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan;

Page 80: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

g) menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud pada huruf e;

h) memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang

perpajakan;

i) memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi;

j) menghentikan penyidikan;

k) melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan

peundang-undangan. Penyidik Pajak tidak berwenang melakukan

penahanan dan penangkapan

4) Obyek yang Dapat Digeledah dan Disita

Undang -Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2003 perlu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan

penegakan hukum, praktik, dan standar internasional sehingga perlu

diganti dengan undang-undang baru. Salah satu dasar pertimbangan dalam

Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ini ialah sebagai upaya

penelusuran dan pengembalian harta kekayaan hasil tindak pidana yang

telah diubah maupun ditempatkan oleh para pelaku.

Pelacakan harta kekayaan hasil tindak pidana dilakukan oleh para

pejabat yang berwenang melalui serangkaian tindakan penyidikan dalam

hal ini dilakukan dengan penggeledahan maupun penyitaan. Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Page 81: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tindak Pidana Pencucian Uang tidak mengatur secara spesisifik mengenai

obyek yang dapat disita maupun yang digeledah.

Pasal 39 KUHAP mengatur mengenai benda apa saja penyitaan

dapat diletakkan, atau terhadap jenis benda yang bagaimana sita dapat

dilakukan, apabila benda yang bersangkutan ada keterlibatannya dengan

tindak pidana guna kepentingan pembuktian pada tingkat penyidikan,

penuntutan, dan sidang peradilan. Pasal 39 ayat (1) KUHAP yang dapat

dikenakan penyitaan adalah :

a) benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian

diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak

pidana,

b) benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk melakukan

tindak pidana atau untuk mempersiapkan tindak pidana,

c) benda yang dipergunakan menghalang-halangi penyidikan tindak

pidana,

d) benda khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana,

e) benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana

yang dilakukan.

Pasal 39 ayat (2) KUHAP menyebutkan bahwa benda yang

berada dalam sitaan karena perkara perdata atau karena pailit dapat juga

disita untuk kepentingan penyidikan, penuntutan, dan mengadili perkara

pidana, sepanjang memenuhi ketentuan ayat (1).

Dalam hal penggeledahan dalam KUHAP mengatur mengenai

penggeledahan rumah tempat kediaman, dapat dibedakan sifatnya.

Pertama bersifat atau dalam keadaan biasa atau dalam keadaan normal,

kesua bersifat atau dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak.

Perbedaan sifat ini dengan sendirinya membawa perbedaan dalam tata cara

pelaksanaan.

Page 82: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hal ini berarti, penggeledahan dalam keadaan biasa, dilakukan

dengan cara-cara aturan umum yang ditentukan dalam Pasal 33 KUHAP,

sedangkan penggeledahan dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak

diatur dalam Pasal 34 KUHAP, yang menegaskan: dalam keadaan yang

sangat perlu dan mendesak, bilamana penyidik harus segera bertindak dan

tidak mungkin untuk lebih dulu mendapatkan “surat izin” Ketua

Pengadilan Negeri, penyidik dapat langsung bertindak mengadakan

penggeledahan.

Selanjutnya dalam hal penggeledahan badan diatur dalam KUHAP

bahwa penggeledahan badan adalah tindakan penyidik untuk mengadakan

pemeriksaan badan dan pakaian tersangka untuk mencari benda yang

diduga keras ada pada badannya atau dibawanya dapat dilakukan

penyitaan.

5) Tata Cara Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak mengatur secara

spesisifik mengenai tata cara penggeledahan dan penyitaan. Tata cara

penggeledahan dan penyitaan dalam tindak pidana pencucian uang lebih

lanjut berpedoman pada KUHAP sebagai hukum acara pidana di

Indonesia.

Penyitaan dengan bentuk dan prosedur biasa merupakan aturan

umum penyitaan. Selama masih mungkin dan tidak ada hal-hal yang luar

biasa atau keadaan yang memerlukan penyimpangan, aturan bentuk dan

prosedur biasa yang ditempuh dan diterapkan penyidik. Penyimpangan

dari aturan bentuk dan tata cara biasa, hanya dapat dilakukan apabila

terdapat keadaan-keadaan yang mengharuskan untuk mempergunakan

Page 83: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

aturan bentuk dan prosedur lain, sesuai dengan yang mengikuti peristiwa

itu dalam kenyataan.

Adapun tata cara pelaksanaan penyitaan bentuk biasa atau yang

umum dapat diuraikan sebagai berikut:

a) Harus ada surat izin penyitaan dari ketua pengadilan negeri

b) Memperhatikan atau menunjukan tanda pengenal

c) Memperhatikan benda yang akan disita (Pasal 129)

d) Penyitaan dan memperlihatkan benda sitaan harus disaksikan oleh

kepala desa atau ketua lingkungan dengan dua orang saksi

e) Membuat Berita Acara Penyitaan

f) Menyampaikan Turunan Berita Acara Penyitaan

g) Membungkus benda sitaan

Sebagai pengecualian penyitaan biasa berdasar aturan umum

yang diuraikan terdahulu, Pasal 38 ayat (2) KUHAP memberi

kemungkinan melakukan penyitaan tanpa melalui tata cara yang

ditentukan Pasal 38 ayat (1) KUHAP . Hal ini diperlukan untuk memberi

kelonggaran kepada penyidik bertindak cepat sesuai dengan keadaan yang

diperlukan, Landasan alasan penyimpangan ini, didasarkan kepada

kriteria: dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak.

Mengenai tata cara penyitaan dalam keadaan yang sangat perlu

dan mendesak adalah sebagai berikut:

a) Tanpa surat izin Ketua Pengadilan Negeri

b) hanya terbatas atas benda bergerak saja

c) Wajib segera melaporkan guna mendapatkan persetujuan

Page 84: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Seperti halnya dengan penyitaan, dalam penggeladahan

dimungkinkan terjadi penggeledehan biasa dan penggeledahan dalam

keadaan mendesak. Tata cara penggeledahan biasa diatur dalam KUHAP

meliputi:

a) Harus ada “surat izin” Ketua Pengedilan Negeri Setempat;

b) Petugas Kepolisian membawa dan memperlihatkan “surat tugas”;

c) Setiap Penggeledahan rumah tempat kediaman harus ada pendamping;

d) Kewajiban membuat Berita Acara Penggeledahan;

e) Penjagaan rumah atau tempat;

f) mendesak Penggeledahan dalam Keadaan.

Sedangkan tata cara Tata carap penggeledahan dalam keadaan

mendesak meliputi:

a) Penggeledahan dapat langsung dilaksanakan tanpa lebih dulu ada izin Ketua

Pengadilan Negeri

b) Dalam tempo paling lama dua hari sesudah penggeledahan, penyidik

membuat beriata acara, yang berisi jalannya dan hasil penggeledahan :

- Berita acara dibacakan lebih dulu kepada yang bersangkutan;

- Kemudian diberi tanggal;

- Dan ditandatangani oleh penyidik maupun oleh tersangka dan

keluargnanya. Jika mereka tidak mau menandatanmgai, penyidik

membuat catatan tentang itu serta mnyebut alasannya,

- Turunan berita acara disampaikan kepada pemilik atau penghuni

rumah yang yang bersangkutan, Misalnya, tersangka digeledah dan

ditangkap dalam sebuah hotel, turunan berita acara penggeledahan

disampaikan kepada pemilik hotel.

c) Kewajiban penyidik, segera melapor :

Page 85: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

- Melaporkan penggeledahan yang telah dilakukan kepada Ketua

Pengadilan Negeri, dan

- Sekaligus dalam laporan itu penyidik meminta persetujuan Ketua

Pengadilan Negeri atas pengeladahan yang telah dilakukan dalam

keadaan yang sangat perlu dan mendesak.

6) Penggeledahan dan Penyitaan di Luar Wilayah Hukum

Tahap-Tahap Tindak Pidana Pencucian Uang yang dimulai dari

tahap placement, layering sampai Layering. Pada tahap layering ini

merupakan proses yang dilakukan para pelaku kejahatan setelah uang hasil

kejahatan itu masuk kedalam sistem keuangan (bank) dengan cara

melakukan transaksi lebih lanjut dengan maksud untuk menutupi asal usul

uang. Proses ini juga dapat berupa penggunaan uang baik di dalam negeri

maupun di negeri maupun di luar negeri melalui electronic funds

transfer.Tidak jarang juga uang hasil kejahatan maupun obyek lain yang

berasal dari uang haram tersebut berada di luar negeri maupun luar

wilayah hukum penyidik.

Adakalanya demi kepentingan pemeriksaan penyidikan,

penggeledahan maupun penyitaan harus dilakukan di luar wilayah

kekuasaan penyidik. Dalam hal seperti ini penyidik memperkirakan

alternatif terbaik yang harus diempuh, ditinjau dari segi efektivitas dan

efisiensi kerja, maupun dari segi kesulitan pembiayaan lain-lain. Dari segi

efektivitas dan efisiensi penyidik yang bersangkutan kurang memahami

seluk-beluk daerah lain tempat dimana penggeladahan akan dilakukan.

Demikian juga halnya mengenai efisiensi, untuk apa harus membuang

tenaga, biaya, dan waktu jika penggeladahan dapat dilimpahkan atau

didelegasikan kepada penyidik daerah tersebut. Akan tetapi, jika dalam

kasus yang dianggap serius, dan memperkirakan lebih besar manfaatnya

Page 86: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

jika dia sendiri yang langsung melakukan penggeledahan, alternatif ini

harus dipilih.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak mengatur mengenai

penggeledahan maupun penyitaan di luar wilayah hukum penyidik.

Berdasarkan Pasal 36 KUHAP, penyidik dapat:

a) Dapat melakukan sendiri

Sekalipun tindakan itu dilakukan di luar wilayah hukum

kekuasaannya, penggeledahan harus tetap mengikuti ketentuan yang

digariskan dalam Pasal 33 KUHAP antara lain: ada izin Ketua

Pengadilan Negeri, ada perintah tugas jika yang melakukan

penggeledahan bukan langsung penyidik, disaksikan dua orang saksi

dari lingkungan anggota masyarakat yang bersangkutan, dan atau

kepala desa atau kepala lingkungan jika tersangka atau penghuni

menolak atau tidak hadir menyaksikan penggeledahan serta membuat

berita acara yang ditandatangani pihak-pihak yang berkepentingan, dan

menyampaikan turunan berita acara penggeledahan kepada mereka

yang bersangkutan.

b) Penggeledahan didelegasikan

Penyidik yang bersangkutan tidak langsung datang melakukan

penggeledahan di luar daerahnya sendiri, tetapi minta bantuan

penyidik di daerah mana penggeledahan akan dilakukan. Untuk itu di

samping surat permintaan bantuan sekaligus mengirimkan surat izin

penggeledahan Ketua Pengadilan Negeri setempat. Berdasar surat izin

ini penyidik yang diminta bantuan, memberitahukan penggeledahan

kepada Ketua Pengadilan Negeri di tempat mana penggeledahan akan

dilaksanakan.

Page 87: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Apabila penyitaan dilakukan di luar wilayah hukum penyidik

maka harus tetap mengikuti ketentuan pasal 38 KUHAP antara lain :

Harus ada surat izin penyitaan dari ketua pengadilan negeri,

Memperhatikan atau menunjukan tanda pengenal, Memperhatikan benda

yang akan disita (Pasal 129 KUHAP), Penyitaan dan memperlihatkan

benda sitaan harus disaksikan oleh kepala desa atau ketua lingkungan

dengan dua orang saksi, Membuat Berita Acara Penyitaan, Menyampaikan

Turunan Berita Acara Penyitaan, dan Membungkus benda sitaan tersebut.

7) Efektifitas Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak mengatur secara

spesifik mengenai penyidikan dan penyelidikan. Untuk itu tata cara yang

berkaitan dengan penyitaan dan penggeledahan tetap mengacu pada

KUHAP. Implikasinya dalam praktik sering terjadi kesulitan, tentu saja

penyidik di luar Polri dalam hal ini PPNS yang memiliki kewenangan

melakukan penyidikan kurang begitu memahami hukum acaranya. Di

samping itu upaya untuk mengembalikan dan menyelamatkan harta

kekayaan hasil tindak pidana ini kurang begitu optimal karena masih

banyak harta kekayaan pelaku yang sulit untuk dilacak dan dikembalikan

kepada negara maupun orang yang berhak.

b. Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

1) Dasar Pengaturan Penggeledahan dan Penyitaan

Law of Malaysia Act 613 yang dikenal dengan Anti-Money

Laundering Act of 2001 (AMLA) yang disetujui oleh raja pada tanggal 25

Page 88: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Juni 2001, diumumkan dalam lembarang negara pada tanggal 5 Juli 2001

dan mulai berlakuu pada bulan Januari 2002. Malaysia bukanlah suatu

pusat regional money laundering. Sektor keuangan informal dan

formalnya sangat rentan dengan narkotika traffickers, pembiayaan

terorisme, dan unsur kejahatan. sejak 2000, Malaysia telah membuat

kemajuan penting dalam membangun anti-money laundeing act.

Malaysia‟s National Coordination Committee to Counter Money

Laundering (NCC), yang anggotanya terdiri dari 13 badan pemerintahan,

melihat dari draft Malaysia‟s Anti-Money Laundering Act 2001 (AMLA)

dan mengkoordinir badan pemerintahan untuk anti-money laundering.

Anti Money laundering Act of 2001 (AMLA) tentang anti-money

laundering, diharapkan mampu memenuhi, mengantisipasi perkembangan

kebutuhan hukum masyarakat dalam rangka pencegahan dan

pemberantasan secara efektif setiap bentuk tindak pidana money

laundering yang dapat merusak sistem perekonomian suatu negara pada

khususnya. Upaya yang ditempuh untuk menelusuri dan melacak harta

kekayaan hasil uang haram dilakukan oleh penyidik Malaysia melalui

tindakan penggeledahan dan penyitaan.

Pengeledahan pada tindak pidana pencucian uang diatur Pasal 31

Anti Money laundering Act of 2001 menyebutkan bahwa di mana seorang

petugas menyelidiki atau memiliki alasan untuk mencurigai seseorang

telah melakukan pelanggaran undang-undang ini, dia dapat menggeledah

tanpa surat perintah penggeledahan. Pasal 31 inilah menjadi landasan

hukum bagi penyidik untuk melakukan penggeledahan terhadap harta

kekayaan yang diduga merupakan hasil tindak pidana pencucian uang.

Sedangkan pengaturan penyitaan dalam tindak pidana pencucian uang

diatur dalam beberapa pasal diantaranya:

a) pada Pasal 45 yang menyebutkan bahwa dalam penyelidikan tindak

pidana dalam ayat 4 , seorang perwira yang menyelidiki, atas

Page 89: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

persetujuan dari atasan, dapat merebut setiap harta bergerak yang

memiliki alasan untuk mencurigai menjadi subjek soal pelanggaran

atau bukti yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut.

b) Pasal 46 mengatur mengenai penyitaan harta bergerak. Pasal 46 ini

menyebutkan bahwa di mana setiap harta bergerak yang disita

berdasarkan undang-undang ini, yang harus dilakukan dengan

menghapus harta bergerak dari tahanan, memiliki atau menguasai

orang dari siapa itu disita dan menempatkannya di bawah tahanan dari

orang tersebut, dan pada seperti menempatkan, sebagai petugas

menyelidiki ditentukan. Di mana tidak praktis, atau sebaliknya tidak

diinginkan, untuk menghapus setiap properti dalam ayat tersebut,

petugas menyelidiki mungkin meninggalkannya di tempat di mana ia

merebut bawah penjagaan dari orang seperti dia dapat menentukan

untuk tujuan. 4 Hukum Malaysia Act 613.

c) Pasal 50 mengatur mengenai Penyitaan harta bergerak di lembaga

keuangan. Pasal 50 ini menyebutkan bahwa dimana penuntut umum

yakin pada informasi yang diberikan kepadanya oleh petugas

menyelidiki bahwa setiap harta bergerak, termasuk instrumen moneter

atau akresi apapun untuk itu, yang merupakan subyek pelanggaran

dalam ayat 4 atau bukti sehubungan dengan mengakibatkan terjadinya

kejahatan tersebut, dalam, kepemilikan, pengawasan atau kontrol dari

lembaga keuangan dia dapat, meskipun hukum atau aturan hukum,

setelah berkonsultasi dengan Bank Negara Malaysia, Komisi sekuritas

atau labuan lepas pantai keuangan otoritas jasa, kasus mungkin, atas

perintah langsung lembaga keuangan tidak berpisah dengan,

menangani, atau melepaskan kekayaan tersebut atau bagian dari itu

sampai pesanan dibatalkan atau diubah.

d) Pasal 51 mengatur mengenai penyitaan harta tidak bergerak. Pasal 51

menyebutkan bahwa di mana penuntut umum yakin pada informasi

yang diberikan kepadanya oleh petugas menyelidiki bahwa setiap harta

tak gerak adalah subyek tindak pidana dalam ayat 4 atau bukti

Page 90: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadinya kejahatan tersebut, kekayaan tersebut dapat disita, dan yang

harus dilakukan :

(a) dengan isu pemberitahuan penyitaan oleh jaksa penuntut umum

menetapkan keterangan dari harta tak gerak yang disita sejauh

khusus tersebut dalam pengetahuannya, dan melarang semua

transaksi dalam bergerak seperti properti;

(b) dengan menerbitkan salinan pemberitahuan tersebut di dua surat

kabar yang beredar di malaysia, salah satunya harus dalam bahasa

nasional dan lainnya dalam bahasa inggris, dan

(c) dengan melayani salinan pemberitahuan tersebut pada

administrator tanah atau Panitera judul, sebagai kasus mungkin, di

Semenanjung Malaysia, atau pada Panitera judul atau Kolektor

Pendapatan tanah, sebagai kasus mungkin, di sabah , atau pada

direktur tanah dan survei atau Panitera bertanggung jawab untuk

sertifikat tanah, sebagai kasus mungkin, di sarawak, daerah di mana

harta tak gerak terletak. () Administrator tanah, Kolektor Pendapatan

tanah, direktur tanah dan survei, Panitera judul atau Panitera

bertanggung jawab untuk sertifikat tanah, sebagai kasus mungkin,

dimaksud pada ayat () harus segera setelah dilayani dengan 49 Anti

Pencucian Uang pemberitahuan penyitaan dalam ayat yang

mendukung hal pemberitahuan penyitaan pada dokumen

kepemilikan sehubungan dengan harta tak gerak dalam Daftar di

kantornya.

e) Pasal 52 mengatur mengenai ketentuan khusus penyitaan bisnis. Pasal

52 ini menyebutkan bahwa di mana lembaga penegak memiliki alasan

untuk percaya bahwa bisnis apapun :

Page 91: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(a) sedang dijalankan oleh atau atas nama setiap orang terhadap siapa

penuntutan atas tindak pidana dalam ayat 4 dimaksudkan untuk

dimulai;

(b) sedang dijalankan oleh atau atas nama keluarga atau rekan dari

orang tersebut;

(c) adalah bisnis yang mana orang tersebut, atau, kerabat atau rekan-

nya memiliki minat yang berjumlah atau membawa hak untuk

tidak kurang dari tiga puluh per Centum dari seluruh bisnis, atau

(d) adalah bisnis setiap orang tersebut atau kerabatnya atau rekan

memiliki manajemen atau kontrol yang efektif, baik sendiri

maupun bersama-sama, lembaga penegakan mungkin merebut

bisnis dengan cara yang diatur dalam Bagian ini atau dengan

perintah secara tertulis :

(a) mengarahkan tingkat dan cara di mana bisnis dapat dilakukan

pada;

(b) menetapkan setiap orang untuk mengawasi, mengarahkan atau

mengendalikan bisnis, termasuk rekening, atau untuk

melakukan usaha atau bagian seperti itu dapat ditentukan;

(c) langsung bahwa seluruh atau sebagian dari hasil atau

keuntungan dari bisnis dibayarkan kepada akuntan Umum dan

disimpan oleh dia menunggu petunjuk lebih lanjut sehubungan

dengan lembaga penegak hukum;

(d) melarang setiap direktur, pejabat atau karyawan atau orang lain

dari yang dengan cara apapun yang terlibat dalam bisnis

dengan efek dari tanggal surat larangan, atau

Page 92: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(e) langsung bahwa tempat di mana bisnis dilakukan pada harus

ditutup dan, jika perlu atau tidak bijaksana, ditempatkan di

bawah penjagaan atau pengawasan.

Dimana pesanan dibuat oleh lembaga penegak dalam ayat

tersebut, itu mungkin termasuk dalam urutan, atau selanjutnya

dapat memberikan arah lebih lanjut secara lisan atau tertulis

yang bersifat tambahan atau konsekuensial, atau yang mungkin

diperlukan, untuk memberlakukan , atau untuk melaksanakan

dari, pesanan. 51Anti-Pencucian Uang.

Berbeda dengan Indonesia, pengaturan mengenai penggeledahan

dan penyitaan yang tidak diatur secara khusus pada Undang-Undang Nomor

8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang sehingga dalam pelaksanaannya tetap mengacu pada

KUHAP. Di Malaysia, Anti Money Laundering Act of 2001 secara khusus

telah mengatur mengenai penggeladahan dan penyitaan pada tindak pidana

pencucian uang. Pengaturan penggeledahan diatur pada Pasal 31 dan

penyitaan diatur pada beberapa pasal karena pengaturan penyitaan

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu penyitaan harta bergerak

diatur pada Pasal 31, penyitaan harta bergerak diatur pada Pasal 46,

penyitaan harta bergerak di lembaga keuangan diatur pada Pasal 50,

penyitaan harta tidak bergerak diatur Pasal 51, dan ketentuan khusus

penyitaan bisnis yang diatur pada Pasal 52.

2) Konsep Mengenai Pengertian Penggeledahan dan Penyitaan

Anti Money Laundering Act of 2001 tidak memberikan definisi

penggeledahan dan penyitaan. Istilah penggeledahan dapat ditemukan pada

Pasal 31 yang menyebutkan bahwa di mana seorang petugas menyelidiki

Page 93: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

atau memiliki alasan untuk mencurigai, bahwa seseorang telah melakukan

pelanggaran undang-undang ini, dia dapat, tanpa surat perintah

penggeledahan. Istilah penyitaan sendiri terdapat pada Pasal 45 yang

menyebutkan bahwa bahwa dalam penyelidikan tindak pidana dalam ayat 4,

seorang perwira menyelidiki, atas persetujuan dari petugas menyelidiki

senior di peringkat dia, merebut setiap harta bergerak yang memiliki alasan

untuk mencurigai menjadi subjek soal pelanggaran atau bukti yang berkaitan

dengan pelanggaran tersebut.

Mencermati Pasal 31 tersebut pengertian penggeledahan tidak

dapat dijumpai karena hanya menyebutkan bahwa petugas yeng menyelidiki

memiliki alasan untuk mencurigai bahwa seseorang telah malakukan

pelanggaran terhadap Anti Money Laundering Act of 2001, pelaku dapat

digeledah oleh penyidik meskipun tanpa surat perintah penggeledahan.

Pengertian penyitaan pada pasal 45 yang menyebutkan bahwa seorang

perwira atas persetujuan dari penyelidik senior dapat merebut setiap harta

bergerak yang diduga menjadi subyek atau merupakan bukti yang berkaitan

dengan pelanggaran tindak pidana pencucian uang. Dengan demikian Anti

Money Laundering Act of 2001 secara khusus tidak memberikan pengertian

penggeledahan dan penyitaan, pengertian keduanya dapat ditemukan pada

pasal 31 yang menjadi dasar penggeledahan dan Pasal 45 yang menjadi

dasar penyitaan pada tindak pidana pencucian uang.

3) Pejabat yang Berwenang Melakukan Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang telah memberikan

wewenang kepada penyidik tindak pidana asal (lazimnya penyidik pegawai

negeri sipil/PPNS ) di bawah koordinasi PPATK (Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan) untuk melakukan penyidikan Tindak Pidana

Page 94: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pencucian Uang yang berkaitan dengan tindak pidana asalnya . Kewenangan

penyidikan yang diberikan Undang-undang tersebut kepada penyidik tindak

pidana asal (predicate crime) seperti tindak pidana pabean, imigrasi,

korupsi, suap, narkotika, perbankan. dan sebagainya .

Pejabat yang berwenang melakukan penggeledahan dan penyitaan

terhadap harta kekayaan yang diduga merupakan hasil tindak pidana

pencucian uang pada Anti Money Laundering Act of 2001 ialah pejabat

yang berwenang yaitu Polisi diraja Malaysia.

Sedangkan keberadaan Financial intelligence unit (FIU) yang

ditempatkan di Bank Sentral yaitu Bank Negara Malaysia bertugas

menerima dan meneliti informasi keuangan. FIU tersebut bekerja dengan

dua belas badan lain untuk mengidentifikasi dan menyelidiki adanya

transaksi mencurigakan. Sama halnya dengan fungsi PPATK di Indonesia,

keberadaan FIU di Malaysia sama-sama tidak memiliki kewenangan

melakukan upaya paksa penggeledahan dan penyitaan, akan tetapi hanya

berperan mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana Pencucian

Uang dengan instansi terkait.

4) Obyek yang Dapat Digeledah dan Disita

Adanya sinyalmen bahwa keinginan yang kuat dari pemerintah

untuk sesegera mungkin dapat membangun suatu rezim anti money

laundering yang efisien dan efektif di Malaysia adalah karena adanya

tekanan internasional dengan berbagai ancaman tersebut. Sinyalemen

tersebut tidaklah sepenuhnya benar apabila ditinjau dari sisi kepentingan

nasional yang lebih besar terutama dalam kerangka penegakan hukum (law

enforcement) di Malaysia.

Page 95: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dalam sistem penegakkan hukum sekarang ini, rezim anti money

laundering hadir dengan paradigama baru. Pada awalnya orinetasi tindak

pidana pada umumnya adalah mengejar pelaku pidana, sedangkan pada

tindak pidana money laundering lebih mengejar pada hasil tindak pidananya.

Untuk efektifitasnya, undang-undang money laundering telah dilengkapi

dengan ketentuan khusus, antara lain pengecualian dari ketentuan rahasia

bank dan kerahasian transaksi keuangan lainnya, azas pembuktian terbalik,

serta penyitaan dan perampasan aset. Di samping itu, agar rezim anti money

laundering dapat terlaksana secara efektif, koordinasi antara instansi terkait

merupakan kunsi pokok keberhasilan (Anita Tiara Kusuma Wardani,

2008:89).

Upaya untuk mengejar hasil tindak pidana money laundering

dilakukan penyidik melalui tindakan penggeladahan dan penyitaan. Obyek

yang dapat digeledah dan disita telah diatur Anti Money Laundering Act of

2001 antara lain :

a) Obyek yang dapat digeledah

Obyek yang dapat digeledah diatur pada Pasal 25 dan Pasal 26. Pasal 25

menyebutkan bahwa untuk tujuan pemantauan kepatuhan lembaga

pelaporan dengan bagian ini, pihak yang berwenang dapat mengizinkan

pemeriksa untuk memeriksa :

(a) setiap catatan lembaga pelaporan atau laporan yang berhubungan

dengan kewajiban dalam bagian ini, yang disimpan pada, atau

diakses dari, tempat lembaga pelaporan ini, dan

(b) sistem yang digunakan oleh lembaga pelaporan di tempat untuk

menjaga catatan-catatan atau laporan.

Selain Pasal 25 yang mengatur mengenai obyek yang dapat

digeledah, Pasal 26 juga mengatur mengenai permasalahan ini. Pasal 26

Page 96: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyebutkan bahwa Pemeriksa yang berwenang menurut pasal 5 dapat

memeriksa :

(a) orang yang, atau apakah setiap saat, direktur atau petugas lembaga

pelaporan atau agennya,

(b) orang yang, atau pada waktu apapun, klien, atau memiliki hubungan

dengan lembaga pelaporan; atau

(c) orang yang ia percaya untuk berkenalan dengan fakta-fakta dan

keadaan dari kasus tersebut, termasuk auditor atau advokat dan

pengacara dari lembaga pelaporan, dan orang itu akan memberikan

dokumen atau informasi seperti pemeriksa dapat meminta dalam

waktu seperti sebagai pemeriksa dapat menentukan.

b) Obyek yang dapat disita

Anti Money Laundering Act of 2001 mengatur mengenai obyek yang

dapat disita :

(1) penyitaan harta bergerak diatur pada pasal 46;

(2) penyitaan harta bergerak di lembaga keuangan diatur pada Pasal 50

(3) Penyitaan harta tidak bergerak diatur pada Pasal 51

(4) Ketentuan khusus tentang penyitaan bisnis diatur pada Pasal 52.

Apabila dicermati antara Indonesia dan Malaysia dalam hal

pengaturan obyek yang dapat digeledah sangat berbeda, Indonesia lebih luas

dalam hal menentukkan obyek yang dapat digeledah yaitu membedakannya

menjadi dua antara lain penggeledahan tempat kediaman dan penggeledahan

badan. penggeledahan tempat kediaman pun masih dibedakan menjadi dua

keadaan yaitu penggeledahan biasa dan penggeledahan dalam keadaan

Page 97: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mendesak. Sedangkan ketentuan mengenai obyek yang dapat digeledah di

Malaysia lebih spesifik.

5) Tata Cara Penggeledahan dan Penyitaan

Tata cara penggeladahan diatur pada Pasal 31 yang menyebutkan

bahwa seorang petugas yang menyelidiki atau memiliki alasan untuk

mencurigai, bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran undang-undang

ini, dia dapat menggeledah tanpa surat perintah penggeledahan :

(a) memasukkan tempat milik atau yang dikuasai atau kontrol dari orang

atau karyawan, dan dalam hal suatu badan hukum, direktur atau

manajer;

(b) mencari tempat untuk apapun, catatan laporan properti, atau dokumen;

(c) memeriksa, membuat salinan atau mengambil ekstrak dari setiap

laporan, catatan atau dokumen sehingga ditangkap dan ditahan;

(d) mengambil kepemilikan, dan menghapus dari tempat, properti, catatan,

laporan atau dokumen sehingga ditangkap dan ditahan dan menahan

untuk periode seperti dianggap perlu; Anti-Pencucian Uang

(e) mencari setiap orang yang berada, atau pada, dasar pemahaman ini,

jika petugas menyelidiki memiliki alasan untuk menduga bahwa orang

yang memiliki di badannya properti, catatan, laporan atau dokumen,

termasuk dokumen pribadi, perlu, petugas menyelidiki ini pendapat,

untuk tujuan penyelidikan tindak pidana dalam undang-undang ini;

(f) istirahat terbuka, memeriksa dan mencari setiap artikel, kontainer atau

wadah, atau

(g) berhenti, menahan atau mencari alat angkut apapun.

Page 98: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Selain itu penyidik dalam hal penggeledahan juga dimungkinkan

untuk melakukan tindakan diantaranya , Petugas menyelidiki dapat, jika

perlu untuk melakukannya :

(a) membuka setiap pintu luar atau bagian dalam bangunan atau alat angkut

dan memasuki tempat atau alat angkut,

(b) menghapus secara paksa halangan untuk masuk seperti itu, pencarian,

penyitaan, penahanan atau penghapusan karena ia diberdayakan untuk

efek; atau

(c) menahan siapapun yang ditemukan di lokasi, atau dalam alat angkut

tersebut, sampai pencarian selesai.

Penyidik dapat merebut, menguasai, dan menahan untuk jangka

waktu tertentu yang dia rasa perlu seperti properti, catatan, laporan atau

dokumen yang ditemukan pada saat penyelidikan atau ditemukan pada

orang yang sedang dicari. Seorang petugas investigasi, dalam perjalanan

penyelidikan atau pencarian akan :

a. menyiapkan dan menandatangani setiap daftar, catatan laporan properti,

atau dokumen disita, dan

b. menyatakan dalam daftar lokasi atau orang, properti, catatan, laporan atau

dokumen yang ditemukan.

c. seseorang yang terlibat dalam proses investigasi, atau orang atas namanya,

harus hadir selama pencarian dan salinan daftar yang dibuat dalam ayat (4)

disampaikan kepada orang tersebut atas permintaannya.

Tata cara penyitaan diatur dalam Pasal 45 meliputi penyitaan

terhadap obyek harta bergerak, harta tidak bergerak, harta bergerak di

lembaga keuangan, dan ketentuan khusus penyitaan bisnis yang prosedurnya

meliputi:

Pasal 45 menyatkan bahwa penyelidikan tindak pidana dalam ayat 4,

seorang perwira yang menyelidiki atas persetujuan dari atasannya, dapat

Page 99: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

merebut setiap harta bergerak yang dicurigai menjadi subjek pelanggaran

atau bukti yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut. Daftar seluruh harta

bergerak disita sesuai dengan ayat tersebut dan tempat masing-masing

ditemukan disusun oleh petugas yang menyelidiki dan ditandatangani oleh

dia. Selanjutnya salinan daftar sebagaimana dimaksud dalam ayat tersebut

akan dilayani secepatnya pada pemilik properti atau pada orang dari siapa

properti itu disita.

ketentuan ayat ini tidak berlaku untuk harta bergerak dikenakan yang dalam

ayat tersebut yang berada dalam tahanan, memiliki atau menguasai suatu

lembaga keuangan.

Ketentuan lebih lanjut yang berkaitan dengan penyitaan harta

bergerak adalah: Di mana setiap harta bergerak yang disita berdasarkan

undang-undang ini, yang harus dilakukan dengan menghapus harta bergerak

dari tahanan, memiliki atau menguasai orang dari siapa itu disita dan

menempatkannya di bawah tahanan dari orang tersebut, dan seperti

menempatkan, sebagai petugas menyelidiki ditentukan. Di mana tidak

praktis, atau sebaliknya tidak diinginkan, untuk menghapus setiap properti

dalam ayat tersebut, petugas menyelidiki mungkin meninggalkannya di

tempat di mana ia merebut bawah penjagaan dari orang seperti dia.

Meskipun ayat tersebut, bila ada harta bergerak, termasuk harta gerak

dimaksud pada ayat (6), telah disita berdasarkan undang-undang ini, seorang

perwira menyelidiki, selain petugas menyelidiki yang sudah melakukan,

setelah mendapat persetujuan dari atasannya dimungkinkan untuk:

(a) sementara mengembalikan harta bergerak kepada pemiliknya, atau

kepada orang tersebut dari pihak yang memiliki, menguasai atau

mengontrol itu disita, atau orang yang berhak untuk itu, sesuai dengan

syarat dan kondisi yang dapat dikenakan, dan subyek dalam hal apapun,

untuk keamanan cukup sedang dilengkapi untuk memastikan bahwa

harta bergerak harus diserahkan pada permintaan yang dibuat oleh

Page 100: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

petugas yang berwenang menyelidiki rilis dan bahwa syarat dan kondisi,

jika ada, harus dipenuhi, atau

(b) mengembalikan harta bergerak kepada pemilik, atau ke orang dari yang

memiliki, menguasai atau mengontrol itu disita, atau ke orang

sebagaimana dapat berhak atas harta bergerak, dengan kebebasan bagi

orang kepada siapa harta bergerak begitu kembali ke membuang harta

gerak, seperti kembali menjadi subjek keamanan yang dilengkapi dalam

jumlah yang tidak kurang dari jumlah yang merupakan nilai pasar

terbuka bahwa properti pada tanggal itu.

Pada Pasal 45 ayat (4) menyebutkan bahwa di mana setiap orang

kepada siapa bergerak properti untuk sementara dikembalikan dalam ayat

(a) gagal menyerahkan harta bergerak pada permintaan atau mematuhi atau

ketentuan apapun yang dikenakan berdasarkan ayat tersebut

(a) keamanan dilengkapi dalam hal harta gerak tersebut harus dibatalkan,

dan

(b) orang yang melakukan kejahatan dan harus pada keyakinan dikenakan

denda jumlah kurang dari dua kali dari keamanan yang diberikan oleh

dia atau penjara untuk jangka waktu tidak melebihi dua tahun atau

keduanya, dan, dalam kasus ini dari pelanggaran terus, untuk lebih jauh

denda seribu ringgit untuk setiap hari di mana pelanggaran itu berlanjut

setelah keyakinan.

Pasal 45 ayat (5) menyebutkan bahwa mana urutan penyitaan

dibuat oleh pengadilan dalam hal harta gerak dikembalikan dalam ayat

tersebut (b), seperti pada ayat (4), penyitaan akan berlaku efektif dengan

mengorbankan keamanan yang diberikan oleh orang kepada siapa harta

milik selanjutnya dikembalikan.

Pasal 45 ayat (6) menyebutkan bahwa bila ada harta gerak disita

berdasarkan undang-undang ini terdiri dari uang, saham, surat berharga,

Page 101: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saham, obligasi atau memilih-in-action dalam kepemilikan atau di bawah

pengawasan atau kontrol orang lain selain orang terhadap siapa penuntutan

adalah dimaksudkan untuk diambil, yang harus dilakukan oleh petugas

menyelidiki melayani perintah pada orang tersebut :

(a) yang melarang dia dari menggunakan, mentransfer, atau berurusan

dengan unit bangunan tersebut, atau

(b) membutuhkan dia untuk menyerah properti kepada petugas menyelidiki

dengan cara dan dalam waktu tertentu dalam urutan.

Pasal 45 ayat (7) menyebutkan bahwa di mana setiap harta gerak

disita dikenakan pembusukan cepat atau kerusakan, atau properti yang tidak

dapat dipertahankan tanpa kesulitan, atau yang tidak praktis untuk

mempertahankan, dan yang tidak dapat ditangani dalam ayat tersebut,

petugas menyelidiki dapat menjual atau menyebabkan properti yang akan

dijual dan memegang hasil penjualan, setelah dikurangi biaya dan

pengeluaran pemeliharaan dan penjualan harta bergerak, untuk mematuhi

hasil dari setiap proses dalam undang-undang ini.

Tata cara penyitaan harta bergerak di lembaga keuangan diatur

pada Pasal 50 yang menyebutkan bahwa: Di mana penuntut umum atas

informasi yang diberikan kepadanya oleh petugas menyelidiki bahwa setiap

harta bergerak, termasuk instrumen moneter atau akresi apapun untuk itu,

yang merupakan subyek pelanggaran dalam ayat 4 atau bukti sehubungan

dengan mengakibatkan terjadinya kejahatan tersebut, dalam, kepemilikan,

pengawasan atau kontrol dari lembaga keuangan dia dapat, meskipun hukum

atau aturan hukum, setelah berkonsultasi dengan Bank Negara Malaysia,

Komisi sekuritas atau labuan lepas pantai keuangan otoritas jasa, kasus

mungkin, atas perintah langsung lembaga keuangan tidak berpisah dengan,

menangani, atau melepaskan kekayaan tersebut atau bagian dari itu sampai

pesanan dibatalkan atau diubah.

Page 102: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Lembaga keuangan atau agen atau pegawai dari sebuah lembaga

keuangan tidak boleh, karena mematuhi perintah dari jaksa penuntut umum

dalam ayat tersebut, bertanggung jawab untuk setiap penuntutan berdasarkan

undang-undang atau untuk setiap proses atau klaim oleh setiap orang bawah

undang-undang atau perjanjian, kontrak, atau pengaturan, atau sebaliknya.

Tata cara penyitaan yang diatur pada Pasal 51 yang menyebutkan

bahwa di mana penuntut umum yakin pada informasi yang diberikan

kepadanya oleh petugas menyelidiki bahwa setiap harta tak gerak adalah

subyek tindak pidana dalam ayat 4 atau bukti terjadinya kejahatan tersebut,

kekayaan tersebut dapat disita, dan yang harus dilakukan :

(a) dengan isu pemberitahuan penyitaan oleh jaksa penuntut umum

menetapkan keterangan dari harta tak gerak yang disita sejauh khusus

tersebut dalam pengetahuannya, dan melarang semua transaksi dalam

bergerak seperti properti;

(b) dengan menerbitkan salinan pemberitahuan tersebut di dua surat kabar

yang beredar di malaysia, salah satunya harus dalam bahasa nasional dan

lainnya dalam bahasa inggris, dan

(c) dengan melayani salinan pemberitahuan tersebut pada administrator

tanah atau Panitera judul, sebagai kasus mungkin, di Semenanjung

Malaysia, atau pada Panitera judul atau Kolektor Pendapatan tanah,

sebagai kasus mungkin, di sabah , atau pada direktur tanah dan survei

atau Panitera bertanggung jawab untuk sertifikat tanah, sebagai kasus

mungkin, di sarawak, daerah di mana harta tak gerak terletak.

Administrator tanah, Kolektor Pendapatan tanah, direktur tanah dan

survei, Panitera judul atau Panitera bertanggung jawab untuk sertifikat

tanah, sebagai kasus mungkin, dimaksud pada ayat tersebut harus segera

setelah dilayani dengan Anti Pencucian Uang.

Pemberitahuan penyitaan dalam ayat yang mendukung hal

pemberitahuan penyitaan pada dokumen kepemilikan sehubungan

Page 103: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dengan harta tak gerak dalam Daftar di kantornya. Di mana suatu

dukungan dari pemberitahuan penyitaan telah dibuat dalam ayat tersebut,

pemberitahuan harus memiliki efek melarang semua transaksi

sehubungan dengan harta tak gerak, dan setelah pengesahan tersebut

telah dibuat tidak berurusan sehubungan dengan harta tak gerak harus

didaftarkan, terlepas apakah itu berpengaruh sebelum atau setelah

masalah pemberitahuan atau pembuatan dukungan tersebut.

(d) ayat tersebut tidak berlaku terhadap transaksi yang dipengaruhi oleh

petugas badan publik dalam kapasitasnya sebagai petugas tersebut, atau

oleh atau atas nama Pemerintah federal Malaysia atau Pemerintah negara,

atau pemerintah daerahnya atau otoritas hukum lainnya.

Ketentuan khusus yang berkaitan dengan penyitaan bisnis diatur

pada pasal 52, ketentuan mengenai tata cara penyitaan menyebutkan bahwa

di mana lembaga penegak memiliki alasan untuk percaya bahwa bisnis

apapun :

a) sedang dijalankan oleh atau atas nama setiap orang terhadap siapa

penuntutan atas tindak pidana dalam ayat 4 dimaksudkan untuk dimulai;

b) sedang dijalankan oleh atau atas nama keluarga atau rekan dari orang

tersebut;

c) bisnis yang mana orang tersebut atau kerabat atau rekan-nya memiliki

minat yang berjumlah atau membawa hak yang tidak kurang dari tiga

puluh per Centum dari seluruh bisnis, atau

d) bisnis setiap orang tersebut atau kerabatnya atau rekan memiliki

manajemen atau kontrol yang efektif, baik sendiri maupun bersama-

sama,

lembaga penegakan mungkin merebut bisnis dengan cara yang diatur

dalam Bagian ini atau dengan perintah secara tertulis:

(1) mengarahkan tingkat dan cara di mana bisnis dapat dilakukan;

Page 104: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(2) menetapkan setiap orang untuk mengawasi, mengarahkan atau

mengendalikan bisnis, termasuk rekening, atau untuk melakukan

usaha atau bagian seperti itu dapat ditentukan;

(3) langsung bahwa seluruh atau sebagian dari hasil atau keuntungan

dari bisnis dibayarkan kepada akuntan Umum dan disimpan oleh dia

menunggu petunjuk lebih lanjut sehubungan dengan lembaga

penegak hukum;

(4) melarang setiap direktur, pejabat atau karyawan atau orang lain

dengan cara apapun yang terlibat dalam bisnis dengan efek sejak

tanggal surat larangan, atau

(5) langsung bahwa tempat di mana bisnis dilakukan harus ditutup dan

jika perlu atau tidak bijaksana, ditempatkan di bawah penjagaan atau

pengawasan. Dimana pesanan dibuat oleh lembaga penegak dalam

ayat tersebut, mungkin termasuk dalam urutan atau selanjutnya dapat

memberikan arah lebih lanjut secara lisan atau tertulis yang bersifat

tambahan atau konsekuensial, atau yang mungkin diperlukan, untuk

memberlakukan atau untuk melaksanakan dari pesanan.

Apabila dicermati di Malaysia untuk melaksanakan

penggeledahan, penyidik tanpa menunjukkan surat perintah penggeledahan

dapat melaksanakan penggeledahan terhadap pelaku tindak pidana money

laundering. Sedangkan untuk melaksanakan penyitaan seorang penyidik

tidak harus meminta izin kepada ketua pengadilan negeri setempat

melainkan harus mendapat persetujuan dari atasannya. Dengan demikian

seorang penyidik tidak dapat melakukan penyitaan atas dasar inisiatifnya

sendiri sebelum mendapat persetujuan dari atasannya.

Berbeda dengan Indonesia, yang memberikan kelonggaran kepada

penyidik untuk melaksanakan penggeledahan dan penyitaan tanpa izin ketua

pengadilan negeri dalam keadaan mendesak. Hal itu dikhawatirkan pelaku

akan menghilangkan barang bukti, sehingga tanpa izin ketua pengadilan

negeri, penyidik dapat melaksanakan penggeledahan dan penyitaan.

Page 105: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6) Penggeledahan dan Penyitaan di Luar Wilayah Hukum

Penegakan hukum money laundering dapat terlaksana secara

efektif, koordinasi antara instansi terkait merupakan kunsi utama

keberhasilan. Tindakan penggeledahan dan penyitaan di luar wilayah

hukum, Pasal 29 memberikan landasan normatif dalam permasalahan ini.

Pasal 29 ini menyebutkan bahwa Pejabat yang berwenang dan badan

penegak relevan berkoordinasi dan bekerja sama dengan instansi penegak

hukum lainnya dalam dan luar Malaysia, sehubungan dengan penyelidikan

tindak pidana serius atau pelanggaran serius asing, sebagai kasus mungkin.

7) Efektifitas Penggeledahan dan Penyitaan

Dalam sistem penegakkan hukum sekarang ini, rezim anti money

laundering hadir dengan paradigama baru. Pada awalnya orinetasi tindak

pidana pada umumnya adalah mengejar pelaku pidana, sedangkan pada

tindak pidana money laundering lebih mengejar pada hasil tindak pidananya.

Untuk efektifitasnya, undang-undang money laundering telah dilengkapi

dengan ketentuan khusus, antara lain pengecualian dari ketentuan rahasia

bank dan kerahasian transaksi keuangan lainnya, azas pembuktian terbalik,

serta penyitaan dan perampasan aset. Di samping itu, agar rezim anti money

laundering dapat terlaksana secara efektif, koordinasi antara instansi terkait

merupakan kunsi pokok keberhasilan. Pada tahun 2005 dengan total 188

tuduhan pencucian uang senilai RM 29,9 juta ($ 7.900.000) dan pemerintah

Malaysia saat ini juga memiliki wewenang untuk mengidentifikasi dan

membekukan aset teroris.

Page 106: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kelebihan dan Kelemahan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

1. Kelebihan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

a. Kelebihan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang

1) pemberian wewenangan kepada PPNS untuk melakukan

penyidikan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

telah memberikan wewenang kepada penyidik tindak pidana asal

(lazimnya penyidik pegawai negeri sipil/PPNS ) di bawah

koordinasi PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi

Keuangan) untuk melakukan penyidikan Tindak Pidana Pencucian

Uang yang berkaitan dengan tindak pidana asalnya. Tentu saja

beban tugas penyidik polisi menjadi agak lebih berkurang,

sehingga dengan diberikannya wewenang kepada PPNS antara lain

: BNN, KPK, Dirjen Bea dan Cukai, serta Dirjen Pajak akan

memudahkan aparat penegak hukum untuk mengungkap dan

menelusuri harta kekayaan hasil tindak pidana pencucian uang.

Page 107: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Pada waktu keadaan mendesak Penyidik dapat melakukan

penggeledahan dan penyitaan tanpa harus izin Ketua Pengadilan

Negeri setempat

Pada waktu keadaan mendesak, penyidik tanpa harus izin

ketua pengadilan negeri yang obyek penggeledahan dan penyitaan

berada di wilayah hukumnya dapat melakukan tindakan

penggeledahan dan penyitaan terhadap harta kekayaan hasil

kejahatan tindak pidana pencucian uang. Hal ini menjadi

kemudahan bagi penyidik, terutama apabila pelaku yang berniat

menghilangkan barang bukti hasil kejahatannya. Meskipun

nantinya setelah tindakan penggeledahan dan penyitaan ini,

penyidik harus segera melaporkan tindakannya kepada ketua

pengadilan negeri setempat yang obyek penggeledahan dan

penyitaan berada di wilayah hukumnya.

3) Memberikan kewenangan kepada penyidik untuk melakukan

penggeledahan dan penyitaan di luar wilayah hukum

Adakalanya demi kepentingan pemeriksaan penyidikan,

penggeledahan maupun penyitaan harus dilakukan di luar wilayah

kekuasaan penyidik. Dalam hal seperti ini penyidik memperkirakan

alternatif terbaik yang harus diempuh, ditinjau dari segi efektivitas

dan efisiensi kerja, maupun dari segi kesulitan pembiayaan lain-

lain. KUHAP sendiri memberikan alternatif kepada penyidik yaitu

apabila obyek penggeledahan dan penyitaan berada di luar wilayah

hukum yaitu dilakukan sendiri atau mendelegasikan kepada

penyidik yang obyek penggeledahan dan penyitaan berada di

wilayah hukumnya. Apabila ternyata obyek penggeledahan dan

penyitaan tersebut berada di luar wilayah hukum Indonesia, maka

Page 108: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyidik Indonesia harus berkoordinasi dengan aparat dari negara

bersangkutan untuk melakukan tindakan penggeledahan dan

penyitaan. Biasanya antara pemerintah Indonesia melakukan kerja

sama bilateral dengan negara tertentu untuk melakukan tindakan

ini.

b. Kelebihan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan Malaysia-

Anti Money Laundering Act 2001

1) AMLA mengatur secara komprehensif mengenai tata cara

penggeledahan dan penyitaan

Berbeda dengan Indonesia, Anti Money Laundering Act

mengatur tata cara penggeledahan dan penyitaan lebih

komprehensif, tentu saja dalam praktiknya sangat memudahkan

bagi penyidik untuk melacak dan menelusuri terhadap harta

kekayaan hasil money laundering. Di Indonesia tata cara

penggeledahan dan penyitaan masih berpedoman pada KUHAP,

hal ini berakibat kesulitan dalam pelaksanaannya karena sifat

kejahatan money laundering adalah sangat kompleks sehingga

perlu instrumen secara khusus yang mengatur mengenai masalah

penggeledahan dan penyitaan.

2) Tanpa surat perintah penggeledahan dapat penyidik melakukan

penggeledahan

Berdasarkan Pasal 31 yang menyebutkan bahwa di mana

seorang petugas menyelidiki yakin, atau memiliki alasan untuk

mencurigai, bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran

Page 109: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

undang-undang ini, dia dapat, tanpa surat perintah penggeledahan.

Sehingga bagi penyidik apabila mencuriagi seseorang yang diduga

melakukan money laundering, tanpa surat perintah penggeledahan

dari atasan, penyidik tersebut dapat melakukan penggeledahan. Hal

ini memberikan implikas bagi proses pengungkapan yang diduga

harta kekayaan hasil mkoney laundering sehingga dapat mencegah

pelaku untuk mengalihkan, menyamarakan ataupun menghilangkan

barang bukti ini.

3) Memberikan keleluasaan yang penuh kepada penyidik pada waktu

penggeledahan

Malaysia Anti Money Laundering Act of 2001 telah

memberikan keleluasaan penuh kepada penyidik pada waktu

penggeledahan. Keleluasaan tersebut meliputi :

a) membuka setiap pintu luar atau bagian dalam bangunan atau

alat angkut dan memasuki tempat atau alat angkut,

b) menghapus secara paksa halangan untuk masuk seperti itu,

pencarian, penyitaan, penahanan atau penghapusan karena ia

diberdayakan untuk efek; atau

c) menahan siapapun yang ditemukan di lokasi, atau dalam alat

angkut tersebut, sampai pencarian selesai.

Selain keleluasaan di atas, penyidik dapat dimungkinkan

untuk merebut, menguasai, dan menahan untuk jangka waktu

seperti yang dia anggap perlu, properti apapun, catatan, laporan

atau dokumen diproduksi sebelum dia dalam perjalanan

penyelidikan atau ditemukan terhadap orang yang telah dia cari.

Page 110: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4) Mengelompokkan obyek-obyek yang dapat digeledah dan disita

secara jelas

Sama halnya dengan tata cara penggeledahan dan

penyitaan yang telah diatur lebih komprehensif. Anti Money

Laundering Act juga secara jelas dan spesifik telah mengatur

permasalahana mengenai obyek-obyek yang dapat digeledah

maupun disita. Obyek-obyek yang dapat digeledah sebagaimana

diatur pada Pasal 25 dan Pasal 26 sedangkan obyek-obyek yang

dapat disita diatur pada Pasal 46 tentang penyitaan harta bergerak;

Pasal 50 tentang penyitaan harta bergerak di lembaga keuangan;

Pasal 51 tentang Penyitaan harta tidak bergerak dan Pasal 52

tentang Ketentuan khusus tentang penyitaan bisnis.

2. Kelemahan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak

Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

a. Kelemahan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

1) Ketentuan penggeledahan dan penyitaan tidak diatur secara khusus

di undang-undang ini melainkan berpedoman pada KUHAP

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

tidak mengatur secara spesifik mengenai penyidikan dan

Page 111: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penyelidikan. Untuk itu tata cara yang berkaitan dengan penyitaan

dan penggeledahan tetap mengacu pada KUHAP. Menurut penulis

ini menjadi salah satu hambatan dalam mengungkap harta

kekayaan hasil tindak pidana pencucian uang. Hal ini dikarenakan

begitu kompleksnya kejahatan pencucian uang ini. Terlihat

tahapan-tahapan ada tindakan pidana ini mulai dari placement,

layering, dan placement. Sehingga apabila ketentuan

penggeledahan dan penyitaan berpedoman pada ketentuan KUHAP

padahal sifat dari kejahatan ini begitu kompleks dapat menghambat

dalam mengungkap harta kekayaan pelaku.

2) Kesulitan melacak apabila obyek yang akan digeledah dan disita

berada di luar wilayah hukum Republik Indonesia, karena terbentur

yurisdiksi hukum.

Seperti banyak negara di dunia, indonesia hanya bisa

melacak hasil money laundering sampai tahap placement.

Walaupun terkesan terlambat, melalui PPATK, lembaga yang

bertanggung jawab menjawab tantangan internasional perihal

money laundering di Indonesia, dikeluarkanlah empat pedoman

pemeberantasan money laundering di Indonesia. Satu, Pedoman

identifikasi transaksi keuangan mencurigakan bagi penyedia jasa

keuangan. Dua, pedoman tata cara pelaporan transaksi keuangan

mencurigakan bagi penyedia jasa keuangan. Tiga, pedoman

identifikasi transaksi keuangan mencurigakan bagi pedagang valuta

asing dan pengiriman uang. Empat, Pedoman tata cara pelaporan

transaksi keuangan mencurigakan bagi pedagang valuta asing dan

unit jasa pengiriman uang (Anita Tiara Kusuma Wardani, 2008:

59).

Page 112: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kesulitan melacak obyek yang akan digeledah dan disita

berada di luar wilayah hukum Indonesia, karena terbentur

yurisdiksi hukum. Kedepannya perlu koordinasi penyidik

Indonesia dengan negara lain untuk bersama-sama untuk mencegah

dan memberantas money laundering. Meskipun dalam ketentuan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 terdapat pengaturan

mengenai hal tersebut. Namaun dalam praktiknya,penyidik

mengalami kesulitan melacak harta kekayaan hasil kejahatan

money laundering. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan

predikat Indonesia sebagai salah satu surga money laundering.

Dalam rangka mencegah dan memberantas tindak pidana

pencucian uang, dapat dilakukan kerjasma bantuan timbal balik di

bidang hukum dengan negara lain, melalui forum bilateral atau

multilateral sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

berdasarkan prinsip reprositas. Kerjasama bantuan timbal balik

dengan negara lain antara lain:

a) Pengambilan barang bukti dan pernyataan seseorang termasuk

pelaksanaan surat ragotari;

b) Pemberian barang bukti berupa dokumen dan catatan;

c) Identifikasi dan lokasi keberadaan seseorang;

d) Pelaksanaan permintaan untuk pencarian barang bukti dan

penyitaan;

e) Upaya untuk melakukan pencarian, pembekuan dan penyitaan

hasil kejahatan;

f) Mengusahakan persetujuan orang-orang yang bersedia

memberikan kesaksian atau membantu penyidikan di negara

peminta;

g) bantuan lain yang sesuai dengan tujuan pemberian kerjasama

timbal balik yang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan (Yokotani. 2007:49).

Page 113: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3) Kurangnya peran PPATK dalam melakukan penggeledahan dan

penyitaan

Kelemahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian

uang selanjutnya adalah kurangnya peran PPATK dalam

melakukan penggeledahan dan penyitaan. Keterlibatan PPATK

lebih pada pemberian informasi keuangan yang bersifat rahasia

(financial intelligence) kepada penegak hukum terutama kepada

penyidik tindak pidana pencucian uang, mengawasi transaksi

keuangan mencurigakan dan memeriksa penyedia jasa keuangan

maupun lembaga keuangan akan tetapi selanjutnya PPATK

melaporkan kepada aparat penegak hukum apabila terbukti

terdapat indikasi tindak pidana pencucian uang untuk dilakukan

penyidikan.

Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian

uang mengenai Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan

adalah transaksi keuangan yang menyimpang dari profil,

karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang

bersangkutan, transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga

dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi

yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa

Keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-undang, transaksi

keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan

menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak

pidana. Berdasarkan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 8 Tahun

2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang PPATK hanya berwenang:

Page 114: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

a) meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi

pemerintah dan/atau lembaga swasta yang memiliki

kewenangan mengelola data dan informasi, termasuk dari

instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang menerima

laporan dari profesi tertentu;

b) menetapkan pedoman identifikasi Transaksi Keuangan

Mencurigakan;

c) mengoordinasikan upaya pencegahan tindak pidana Pencucian

Uang dengan instansi terkait;

d) memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya

pencegahan tindak pidana Pencucian Uang;

e) mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi dan

forum internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan

pemberantasan tindak pidana Pencucian Uang;

f) menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan

antipencucian uang; dan

g) menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan

tindak pidana Pencucian Uang.

4) Terbatasnya instrumen formal untuk pendeteksian dan penafsiran

serta penyitaan aset hasil kejahatan

Karaktersitik tindak pidana pencucian uang sangatlah

rumit, terlihat dari tahapan-tahapan tindak pidana ini mulai dari

placement, yaitu proses menempatkan uang hasil kejahatan

kedalam sistem keuangan. Dalam tahapan ini perbuatan yang

dilakukan berupa pergerakan fisik dari uang tunai dengan maksud

untuk mengaburkan atau memisahkan sejauh mungkin uang hasil

kejahatan dari sumber perolehannya, selanjutnya layering yaitu

proses yang dilakukan para pelaku kejahatan setelah uang hasil

Page 115: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kejahatan itu masuk kedalam sistem keuangan (bank) dengan cara

melakukan transaksi lebih lanjut dengan maksud untuk menutupi

asal usul uang. Proses ini juga dapat berupa penggunaan uang baik

di dalam negeri maupun di negeri maupun di luar negeri melalui

electronic funds transfer, dan tahap terakhir , kemudian integration

ialah pelaku menggunakan uang hasil kejahatan tersebut untuk

kegiatan ekonomi yang sah karena merasa aman bahwa kegiatan

yang dilakukannya seolah tanpa berhubungan dengan aktivitas

illegal sebelumnya.

Begitu rumitnya mengungkap kejahatan pencucian ini ,

terlebih dalam upaya untuk pendeteksian dan penafsiran serta

penyitaan aset hasil kejahatan. Instrumen yang ada sekarang yakni

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang tidak terdapat

metode untuk pendeteksian dan penafsiran serta penyitaan aset

hasil kejahatan. PPATK hanya menerima laporan meminta dan

mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah dan/atau

lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan

informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga

swasta yang menerima laporan dari profesi tertentu. Akan tetapi

PPATK hanya sebagai financial intelligence unit tidak dapat

melakukan pendeteksian dan penafsiran serta penyitaan aset hasil

kejahatan.

Dengan demikian jelas bahwa konsep kriminalisasi

pencucian uang dan Asset Recorvery adalah suatu pesan yang

sangat penting dalam rangka pencegahan dan pemberantasan

korupsi. Upaya pengembalian aset yang dikorupsi terutama setelah

hasil tindak pidana itu mengalir ke luar negeri, tentulah akan

menciptakan suatu kesulitan yang luar biasa dalam hal melacak

(tracing) dan, menyita (forfeiture) pada waktu proses persidangan

Page 116: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ataupun perampasan (confiscation) setelah ada keputusan hakim

yang telah mempunyai kekuatan mengikat. Untuk itu, diperlukan

suatu kerja sama internasional (Mutual Legal Assistance) dalam

upaya pengembalin aset. dari uraian di atas sangatlah penting untuk

segera mengesahkan ketentuan tentang Pengembalian aset (Asset

Recorvery). Dalam menyusun Asset Recorvery Act ( RUU

perampasan Aset ) tentu harus dikaji dan disesuaikan dengan hal-

hal yang secara tegas telah diamanatkan oleh UNCAC, 2003 (Yenti

Garnasih, 2010: 631).

b. Kelemahan Pengaturan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan

Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001

1) Penyidik harus mendapat izin dari atasannya untuk melakukan

penyitaan

Pada saat melakukan penyitaan, AMLA memberikan

ketentuan bahwa seorang penyidik harus memperoleh izin dari

atasannya. Sehingga tanpa izin dari atasannya, penyidik tidak dapat

melakukan penyitaan. Kondisi seperti ini menurut penulis tidaklah

menguntungkan bagi penyidik untuk melakukan penyitaan

terhadap harta kekayaan hasil pencucian uang, terkadang penyidik

dihadapkan pada kondisi yang mendesak sehingga perlu

Page 117: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

melakukan penyitaan seketika itu juga supaya pelaku tidak akan

mengaburkan barang bukti maupun menghilangkan barang bukti.

2) Terbatasnya penyidik, hanya disebutkan pejabat yang berwenang

saja

Apabila Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

memberikan kewenangan kepada penyidik tindak pidana asal antara

lain KPK, BNN, Ditjen Bea dan Cukai, dan Ditjen Pajak. Sehingga dalam

hal penyidikan terhadap tindak pidana pencucian uang tidak hanya

dilakukan oleh kepolisian saja, melainkan PPNS juga diberikan

kewenangan untuk melakukan penyidikan.

AMLA hanya menyebutkan bahwa pejabat yang berwenang

saja yang dapat melakukan penyidikan, akan tetapi PPNS tidak diberikan

wewenang untuk melakukan penyidikan. Hal demikian akan berimplikasi

pada terbatasnya penyidik untuk melakukan penyidikan terlebih pada

upaya penggeledahan dan penyitaan.

BAB IV. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di dalam bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa:

3. Persamaan pengaturan upaya paksa penggeledahan dan penyitaan Undang-

Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act

2001 adalah yang pertama, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan

Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001 Sama-sama merupakan produk

Page 118: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hukum yang mengatur tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang yang memberikan kewenangan kepada penyidik untuk

melakukan tindakan penyidikan dan penyelidikan dalam hal ini

penggeledahan dan penyitaan. Yang kedua, dasar pertimbangan yang

dijadikan alasan untuk melakukan tindakan penggeledahan dan penyitaan

antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001 adalah sama, yaitu Sama-sama bertujuan untuk

menyelamatkan dan mengembalikan aset hasil tindak pidana pencucian uang

untuk negara atau dikembalikan kepada yang berhak melalui upaya

pemberantasan dan pencegahan untuk kepentingan pembuktian dalam

penyidikan, penuntutan dan peradilan. Yang ketiga, Baik waktu maupun

jangka waktu dalam melakukan tindakan penggeledahan dan penyitaan oleh

penyidik antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan

dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001, sama-sama tidak ada ketentuan mengenai berapa lama

bagi penyidik untuk melakukan tindakan penggeledahan dan penyitaan dan

kapan waktu yang dianjurkan melakukan penyitaan. Sedangkan perbedaan

pengaturan upaya paksa penggeledahan dan penyitaan Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001 antara

lain Dasar Pengaturan Penggeledahan dan Penyitaan, Undang-Undang Nomor

8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana

Pencucian Uang Pasal 74 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang menyebutkan

bahwa penyidikan tindak pidana Pencucian Uang dilakukan oleh penyidik

tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan hukum acara dan ketentuan

peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain menurut Undang-

Undang ini. meskipun dalam hal penggeledahan dan penyitaan belum diatur

secara spesifik dalam undang-undang ini. sehingga dalam pelaksanaannya

masih berpedoman pada KUHAP yang merupakan produk hukum acara

Page 119: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pidana Indonesia. Sedangkan Pengeledahan pada tindak pidana pencucian

uang diatur Pasal 31 Anti Money laundering Act of 2001 dan Pasal 45 tentang

penyitaan, penyitaan harta bergerak diatur pada pasal 46, penyitaan harta

bergerak di lembaga keuangan diatur pada Pasal 50, Penyitaan harta tidak

bergerak diatur pada Pasal 51, Ketentuan khusus tentang penyitaan bisnis

diatur pada Pasal 52. Konsep Mengenai Pengertian Penggeledahan dan

Penyitaan, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Tidak diatur secara spesifik

karena mengacu KUHAP, sedangkan pada AMLA, Istilah penggeledahan

dapat ditemukan pada Pasal 31, dan Istilah penyitaan sendiri terdapat pada

Pasal 45, Pejabat Yang Berwenang Melakukan Penggeledahan dan Penyitaan,

pada , Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Dilakukan oleh Penyidik

Tindak Pidana Asal, sedangkan pada AMLA, Pejabat yang berwenang atau

lembaga penegak yang relevan yaitu polisi diraja dan PPNS. Obyek Yang

Dapat Digeledah dan Disita, pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Tidak

diatur secara spesifik karena mengacu KUHAP, Obyek yang dapat digeledah

pada AMLA yaitu Pasal 25 dan Pasal 26 dan obyek yang dapat disita Obyek

yang dapat disita: harta bergerak dan harta tidak bergerak, harta bergerak di

lembaga keuangan. Indikator perbedaan lainnya meliputi Tata Cara

Penggeledahan dan Penyitaan, Penggeledahan dan Penyitaan Di Luar Wilayah

Hukum, serta Efektifitas Penggeledahan dan Penyitaan

4. Selain memiliki persamaan dan perbedaan, Pengaturan upaya paksa

penggeledahan dan penyitaan antara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

dengan Malaysia- Anti Money Laundering Act 2001 juga memiliki kelebihan

maupun kelemahan. Kelebihan Pengaturan Tindakan Upaya Paksa

Penggeledahan dan Penyitaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010

tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ialah

pemberian wewenangan kepada PPNS untuk melakukan penyidikan antara

Page 120: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lain KPK, BNN, Ditjen Pajak, dan Ditjen Bea dan Cukai, Pada waktu keadaan

mendesak Penyidik dapat melakukan penggeledahan dan penyitaan tanpa

harus izin Ketua Pengadilan Negeri setempat , Memberikan kewenangan

kepada penyidik untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan di luar

wilayah hukum, Apabila ternyata obyek penggeledahan dan penyitaan tersebut

berada di luar wilayah hukum Indonesia, maka penyidik Indonesia harus

berkoordinasi dengan aparat dari negara bersangkutan untuk melakukan

tindakan penggeledahan dan penyitaan. Akan tetapi, Ketentuan penggeledahan

dan penyitaan tidak diatur secara khusus di Undang-undang ini melainkan

berpedoman pada KUHAP, Kesulitan melacak apabila obyek yang akan

digeledah dan disita berada di luar wilayah hukum Republik Indonesia, karena

terbentur yurisdiksi hukum. kurangnya peran PPATK dalam melakukan

penggeledahan dan penyitaan. Keterlibatan PPATK lebih pada pemberian

informasi keuangan yang bersifat rahasia (financial intelligence) kepada

penegak hukum terutama kepada penyidik tindak pidana pencucian uang,

mengawasi transaksi keuangan mencurigakan dan memeriksa penyedia jasa

keuangan maupun lembaga keuangan akan tetapi selanjutnya PPATK

melaporkan kepada aparat penegak hukum apabila terbukti terdapat indikasi

tindak pidana pencucian uang untuk dilakukan penyidikan. Sedangkan di

Malaysia, Anti Money Laundering Act mengatur tata cara penggeledahan dan

penyitaan lebih komprehensif, tentu saja dalam praktiknya sangat

memudahkan bagi penyidik untuk melacak dan menelusuri terhadap harta

kekayaan hasil money laundering. Tanpa surat perintah penggeledahan dapat

penyidik melakukan penggeledahan, Serta memberikan kewenangan kepada

penyidik untuk melakukan penggeledahan dan penyitaan di luar wilayah

hukum. Akan tetapi Pada saat melakukan penyitaan, AMLA memberikan

ketentuan bahwa seorang penyidik harus memperoleh izin dari atasannya,

AMLA hanya menyebutkan bahwa pejabat yang berwenang saja yang dapat

melakukan penyidikan, akan tetapi PPNS tidak diberikan wewenang untuk

melakukan penyidikan

Page 121: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Saran

1. Permasalahan mengenai pengaturan upaya paksa penggeledahan dan

penyitaan merupakan salah satu masalah yang sangat penting untuk ditangani

dengan baik hampir di setiap negara karena untuk menyelamatkan dan

mengembalikan aset hasil tindak pidana pencucian uang untuk negara atau

dikembalikan kepada yang berhak melalui upaya pemberantasan dan

pencegahan untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penuntutan

dan peradilan. Indonesia yang sebelumnya pernah dimasukan dalam daftar

NCCTs oleh FATF dan baru pada tanggal 11 Februari 2005 akhirnya FATF

memutuskan untuk mengeluarkan Indonesia dari daftar NCCTs. Adanya

penulisan mengenai perbandingan Tindakan Upaya Paksa Penggeledahan dan

Penyitaan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan Malaysia- Anti Money

Laundering Act 2001 diharapkan mampu menjadi bahan kajian bagi lembaga

penegak hukum yang ada di Indonesia, khususnya yang bertugas untuk

melakukan penggeledahan dan penyitaan dalam perkara pencucian uang.

2. Upaya paksa penggeledahan dan penyitaan di Indonesia seharusnya

dilaksanakan berdasarkan suatu instrumen yang jelas agar pelaksanaanya

dapat efektif dalam mengungkap dan menelusuri harta kekayaan hasil tindak

pidana money laundering. Ini artinya, perlu adanya perbaikan dan

pembenahan dalam hal regulasi dan koordinasi dengan instansi lain yang

terkait yang perlu dikaji ulang. Dengan demikian, pelaksanaan Tindakan

Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan dapat berjalan lebih efektif dan

tepat sasaran sehingga permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan

Tindakan Upaya Paksa Penggeledahan dan Penyitaan seperti yang selama ini

banyak terjadi, dapat dihindari. Berkaca pada Anti Money Laundering Act of

Page 122: ANALISIS PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN UPAYA PAKSA …/Analisis... · Suthe, segenap aktivis , pengurus dan pembinaDewan Ambalan ( Bu Nur aida, Pak Rohman, Pak Jojo, Bu Heny) yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2001 yang mengatur tata cara penggeledahan dan penyitaan lebih

komprehensif, tentu saja dalam praktiknya sangat memudahkan bagi penyidik

untuk melacak dan menelusuri terhadap harta kekayaan hasil money

laundering. Tanpa surat perintah penggeledahan dapat penyidik melakukan

penggeledahan, Serta memberikan kewenangan kepada penyidik untuk

melakukan penggeledahan dan penyitaan di luar wilayah hukum.

3. Perlu dilakukannya peninjauan ulang terhadap Undang-Undang Nomor 8

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian

Uang, terutama untuk Ketentuan penggeledahan dan penyitaan tidak diatur

secara khusus di Undang-undang ini melainkan berpedoman pada KUHAP,

Kesulitan melacak apabila obyek yang akan digeledah dan disita berada di luar

wilayah hukum Republik Indonesia, karena terbentur yurisdiksi hukum.

kurangnya peran PPATK dalam melakukan penggeledahan dan penyitaan.

Keterlibatan PPATK lebih pada pemberian informasi keuangan yang bersifat

rahasia (financial intelligence) kepada penegak hukum terutama kepada

penyidik tindak pidana pencucian uang, mengawasi transaksi keuangan

mencurigakan dan memeriksa penyedia jasa keuangan maupun lembaga

keuangan akan tetapi selanjutnya PPATK melaporkan kepada aparat penegak

hukum apabila terbukti terdapat indikasi tindak pidana pencucian uang untuk

dilakukan penyidikan. Oleh karena itu, peninjauan kembali (Judicial Review)

terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang perlu dilakukan untuk

memperbaiki ketidakjelasan regulasi yang terlanjur berjalan agar tidak

semakin terpuruk dan Indonesia tidak kembali dimasukkan ke dalam daftar

NCCTs oleh FATF dan dianggap sebagai negara yang tidak kooperatif dalam

mencegah dan memberantas tindak pidana pencucia uang.