Analisis Masalah Tutorial B

4
Diagnosis : Faringitis kronik eksaserbasi akut 1. Anatomi organ terlibat? Anatomi Faring Faring adalah otot berbentuk pipa corong dengan panjang 5 inch yang menghubungkan hidung dan mulut menuju laring. Faring adalah tempat dari tonsil dan adenoid. Dimana terdapat jaringan limfe yang melawan infeksi dengan melepas sel darah putih ( limfosit T dan B). Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi nasofaring, orofaring dan laringofaring. Gambar 1. Anatomi Faring NASOFARING disebut juga Epifaring, Rinofaring. merupakan yang terletak dibelakang rongga hidung, diatas Palatum Molle dan di bawah dasar tengkorak. Dinding

description

spam

Transcript of Analisis Masalah Tutorial B

Page 1: Analisis Masalah Tutorial B

Diagnosis : Faringitis kronik eksaserbasi akut

1. Anatomi organ terlibat?

Anatomi Faring

Faring adalah otot berbentuk pipa corong dengan panjang 5 inch yang

menghubungkan hidung dan mulut menuju laring. Faring adalah tempat dari tonsil

dan adenoid. Dimana terdapat jaringan limfe yang melawan infeksi dengan melepas

sel darah putih ( limfosit T dan B). Berdasarkan letaknya faring dibagi menjadi

nasofaring, orofaring dan laringofaring.

Gambar 1. Anatomi Faring

NASOFARING disebut juga Epifaring, Rinofaring. merupakan yang terletak

dibelakang rongga hidung, diatas Palatum Molle dan di bawah dasar tengkorak.

Dinding samping ini berhubungan dengan ruang telinga tengah melalui tuba

Eustachius. Bagian tulang rawan dari tuba Eustachius menonjol diatas ostium tuba

yang disebut Torus Tubarius. Tepat di belakang Ostium Tuba. Terdapat cekungan

kecil disebut Resesus Faringeus atau lebih di kenal dengan fosa Rosenmuller; yang

merupakan banyak penulis merupakan lokalisasi permulaan tumbuhnya tumor ganas

nasofaring.

Page 2: Analisis Masalah Tutorial B

OROFARING disebut juga mesofaring, dengan batas atasnya palatum mole,

batas bawah adalah tepi atas epiglotis, ke depan adalah rongga mulut, sedangkan ke

belakang adalah vertebra servikalis. struktur yang terdapat di rongga orofaring adalah

dinding posterior faring, tonsil palatina, fosa tonsil serta arkus faring anterior dan

posterior, uvula, tonsil lingual dan foramen sekum.

LARINGOFARING, batas laingofaring di sebelah superior adalah tepi atas

epiglotis, batas anterior adalah laring, batas inferior adalah esofagus serta batas

posterior adalah vertebre servikal.

Perdarahan

Faring mendapat darah dari beberapa sumber dan kadang kadang tidak

beraturan. Yang utama berasal dari cabang A. karotis eksterna ( cabang faring

asendens dan cabang fausial ) serta dari cabang A. maksila interna yakni cabang

palatina superior.

Persarafan

Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal dari pleksus faring yang

ekstensif. pleksus ini dibentuk oleh cabang faring dari N. vagus, cabang dari N.

glosofaring dan serabut simpatis. cabang faring dari N. vagus berisi serabut motorik.

Dari pleksus faring yang ekstensif ini keluar cabang cabang untuk otot otot faring

kecuali M. stilofaring yang dipersarafi langsung oleh cabang N. glosofaring ( N.IX )

Page 3: Analisis Masalah Tutorial B

2. Hubungan kebiasaan merokok dengan keluhan pada pasien

Merokok merupakan faktor predisposisi terjadinya faringitis

3. Bagaimana patofisiologi pada perokok?

4. Apa definisi diagnosis pada kasus?

Faringitis

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh

virus, bakteri, alergi, trauma ataupun penyebab lain seperti refluks gastroesofageal.

5. Bagaimana gejala klinis pada kasus

6. Bagaimana SKDI pada kasus?

4A

Faringitis berulang

Mengiritasi faring secara terus-menerus

Secara langsung terhirup zat kimia yang bersifat iritan terhadap saluran

pernafasan, terutama faring

merokok