Analisa kasus CHF

download Analisa kasus CHF

of 4

description

analisa kasus presus CHF gagal jantung kongestif

Transcript of Analisa kasus CHF

Anamnesa

Pasien laki-laki 57 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, sesak muncul ketika sedang beristirahat, kemudian apabila berjalan dan melakukan aktivitas seperti mandi sesak muncul juga. Ketika tidur pada malam hari sesak timbul, kemudian sesak mulai berkurang ketika terbangun. Kemudian saat os berbaring harus menggunakan 3 bantal karena kalau tidaak akan timbul sesak. Sesak tidak di pengaruhi oleh debu, cuasa dingin, dan emosi, mual (+). Sesak tidak disertai mengi (-), nyeri dada (-), batuk (-), mual (+), muntah (-), nyeri ulu hati (-), bengkak pada pergelangan tangan dan kaki (-), demam (-), BAK dan BAB biasa.

Berdasarkan anamnesa di atas tidak ada demam yang bisa dicurigai ke arah infeksi bisa disangkal, kemudian tidak ada mengi, batuk jangka lama, dan sesak tidak di pengaruhi oleh debu, cuaca dingin, dan emosi bisa menyingkirkan kelainan pada paru diantaranya asma, rhinitis, TBC. BAB dan BAK lancer tidak ada kelainan pada gastrointestinal dan saluran kemih. Sesak muncul ketika sedang beristirahat, kemudian apabila berjalan dan melakukan aktivitas seperti mandi sesak muncul juga. Ketika tidur pada malam hari sesak timbul, kemudian sesak mulai berkurang ketika terbangun. Kemudian saat os berbaring harus menggunakan 3 bantal karena kalau tidaak akan timbul sesak. Curiga mengarah ke gangguan jantung yaitu gagal jantung kongestif (CHF) yaitu ketidakmampuan jantung untuk menghasilkan curah jantung yang memadai guna memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Untuk mempertahankan fungsi sirkulasi yang adekuat maka di dalam tubuh terjadi suatu reflex homeostasis atau mekanisme kompensasi neurohumoral, dilatasi ventrikel. Akibatnya terjadi peningkatan tekanan pengisian dari jantung atau preload, akibatnya bisa terjadi edema paru dan bendungan di sistem vena yang akibatnya bisa terjadi sesak, lalu aliran darah jantung yang melambat tertahan menyebabkan cairan menumpuk dalam jaringan akibatnya edema pada kedua tungkai dan akibat sistem pencernaan menerima darah yang kurang menyebabkan masalah pencernaan seperti mual. RPO pasien sudah 2 kali berobat di RS ridwan dengan keluhan yang sama yaitu pada akhir tahun 2013 dengan keluhan sesak timbul ketika naik tangga, melakukan aktivitas berat seperti berlari, mengangkat beban berat. Dan mulai reda apabila istirahat. Kemudian awal tahun 2014 sekitar bulan Maret pasien kembali berobat dengan keluhan sesak timbul ketika berjalan dan melakukan aktivitas ringan seperti mandi. Berdasarkan riwayat di atas os gejalanya semakin memberat, di mana dalam beraktivitas semakin terbatas seiring berjalannya waktu.

Riwayat penyakit diabetes mellitus (+) dan riwayat penyakit jantung (+) tahun 2013, kemudian merokok perhari bungkus perhari ( pada pasien ini mempunya faktor resiko penyakit arteri koroner seperti diabetes dan merokok yang juga merupakan faktor yang dapat berpengaruh pada perkembangan dari gagal jantung.

Pada pemeriksaan fisik

Edema pada kedua tungkai

Pada foto thoraks

Pada foto toraks memperlihatkan kardiomegali, redistribusi vascular paru

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maka merujuk pada Kriteria Framingham diagnosis CHF membutuhkan adanya 2 mayor atau 1 mayor + 1 minor yaitu1. Paroksismal nocturnal dyspnea atau ortopnoe (mayor)

2. Dyspnea pada aktivitas biasa (minor)

3. Batuk pada malam hari (minor)

4. edema pada pergelangan kaki (minor)

5. Edema paru (mayor)

6. Kardiomegali (mayor)

Pentalaksanaan

IVFD RL 1 kolf/24 jam ( RL merupakan cairan yang paling fisiologis dapat diberikanpadakebutuhan volume dalam jumlah besar. RLjuga banyak di gunakan sebagai replacementtherapy. Diberikan sebagai asupan air, elektrolit, kalori dan nutrisi vena pusat. Tidak ada interaksi dengan makanan atau obat lain sehingga pemberian infus ini aman untuk digunakan. inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr ( Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi saluran nafas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan jaringan lunak, infeksi intra abdominal, infeksi genital (termasuk gonore), profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh. Inj. Lasix 1 x 2 amp ( obat yang berfungsi sebagai diuretic. Diuretic merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi cairan di dalam tubuh dan membuangnya melalui saluran kemih. Bahan aktif dari Lasix adalahFurosemid. Furosemid bekerja di ginjal dengan menghambat penyerapan garam dan elektrolit sehingga air terikat dengan garam tersebut dan tidak bisa diserap oleh ginjal. Akibatnya air akan dibuang melalui mekanisme buang air kecil. Ampul : terapi tambahan pada edema pulmonari akut. Digunakan jika ingin terjadi diuresis lebih cepat dan tidak mungkin diberi oral. Aspilet 1 x 80 mg ( merupakan asam salsilat (anti platelet) yang kerjanya menghambat COX-1 dan 2 pada trombosit ( tromboksan ( ( agregasi trombosit ( (Pengobatan dan pencegahan angina pektoris dan infark miokard) Captopril 2 x 12,5 mg tab ( Pengobatan hipertensi ringan sampai sedang. Pada hipertensi berat digunakan bila terapi standar tidak efektif atau tidak dapat digunakan. Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan bersama dengan diuretik dan bila mungkin dengan digitalis. Levimir 1 x15 unit ( Mengandung insulin untuk diabetes mellitus. Diberikan sebelum atau sesudah makan. Untuk pasien yang diterapi dengan rejimen 1x/hari, berikan bersama dengan makan malam atau menjelang tidur. Untuk pasien yang memerlukan pemberian dosis 2 x/hari, dosis malam dapat diberikan bersama makan malam atau menjelang tidur atau 12 jam sesudah pemberian dosis pagi. Omz 2 x 40mg IV ( merupakan PPI yaitu blok energy untuk keluarkan HCL dari kanalikuli sel parietal, Terapi jangka pendek ulkus duodenal dan lambung. Refluks esofagitis, sindroma Zollinger-Ellison. Carpiaton tab 1 x 100 mg ( mengandung spironolakton merupakan antagonis aldosterone. bekerja secara kompetitif dengan aldosterone sehingga menghambat reabsopsi natrium dan klorida, serta mengurangi ekseresi kalium di tubuli ginjal. Indikasi untuk HT esensial, edema payah jantung kongestif, edema sirosis hati, Digoxin tab 1 x 1 ( Digitalis, meningkatkan tonus vagal (parasimpatis) dan menghambat aktivitas sodium pump. Untuk mengobati gagal jantung kongestif, juga digunakan untuk mengobati fibrilasi atrial, gangguan irama jantung pada atrium (serambi bagian atas jantung yang membiarkan darah mengalir ke jantung). Inpepsa 4 x 1 sendok ( Sukralfat adalah suatu kompleks yang dibnetuk dari sukrosa oktasulfat dan polialmunium hidroksida. aktivitas sukralfat sebagai anti ulkus merupakan hasil dari pembentukan kompleks sukralfat dengan protein yang membentuk lapisan pelindung menutupiulkus serta melindungi dari serangan asam lambung, pepsin dan garam empedu Diet DM 1700 kkal

Lember Follow Up meninggal

TGL17 08 2014 jam 19:45

SOS dengan keadaan tidak bernafas kemudian di lakukan RJP

OTd : 90/60mmHg

N: 60 x/m

P: 30x/m

S: 36

RJP dilakukan tidak ada respon

EKG flat

Pupil midriasis

Nadi tidak ada

Nafas tidak ada

ACardiact arrest