Refleksi Kasus CHF Dr Zulfachmi - FIX
-
Upload
idha-kurniasih -
Category
Documents
-
view
149 -
download
4
Transcript of Refleksi Kasus CHF Dr Zulfachmi - FIX
REFLEKSI KASUS
SEORANG LAKI – LAKI 45 TAHUN DENGAN KELUHAN SESAK
NAFAS DAN NYERI DADA
Disusun oleh:
Adryan Yoga Artanto 01.207.5342
Pembimbing:
dr. Zulfachmi Wahab, SpPD-Finasim
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO
SEMARANG
2012
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Presentasi Refleksi Kasus Ilmu Penyakit Dalam:
SEORANG LAKI – LAKI 45 TAHUN DENGAN KELUHAN SESAK
NAFAS DAN NYERI DADA
Oleh :
Adryan Yoga Artanto 01.207.5342
Telah dipresentasikan pada hari Rabu, 28 Agustus 2012
Pembimbing :
dr. Zulfachmi Wahab, Sp.PD-Finasim
2
DAFTAR MASALAH
No Masalah aktif Tanggal Keterangan
1. CHF NYHA 2 23 – 08 – 2012 EKG, Foto
thoraks terakhir
pertanggal
7/08/2012
2. Dispepsia 23 – 08 – 2012
3
LAPORAN KASUS
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. Identitas
Nama : Tn. T
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Sopir truk
Alamat : Talangsari Bendan 3/VII Semarang
No. CM : 28.47.99
Tanggal Pemeriksaan : 23 Agustus 2012
B. Keluhan Utama :
Sesak nafas
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Tugurejo untuk
kontrol sesak nafas, sesak dirasa pasien ketika malam hari sehabis
bekerja sebagai seorang sopir truk, atau ketika pasien berjalan naik dari
rumahnya menuju ke mesjid, atau jika kecapekan setelah beraktivitas
berat seperti angkat – angkat barang, naik turun tangga. Sesak dirasa 5
bulan ini dan sekarang sudah berkurang, sesaat sebelum sesak timbul
pasien biasa merasa nyeri di dada baik kanan maupun kiri seperti
ditusuk – tusuk jarum, nyeri tidak dijalarkan, akan tetapi terkadang
punggung pasien juga terasa nyeri. Saat sesak pasien juga merasakan
jantungnya berdebar – debar, berkeringat dingin dan tangan pasien
gemetar. Saat timbul serangan sesak pasien hanya bisa duduk bersandar
karena sesak semakin bertambah apabila pasien berbaring, sesak
kemudian akan berkurang sendiri setelah beristirahat beberapa saat.
4
Saat 5 bulan yang lalu saat sesak pasien merasakan kakinya bengkak baik
kanan maupun kiri tapi sekarang tidak kambuh lagi. Buang air kecil
pasien lancar, bening, tidak sakit maupun gatal, buang air besar pasien
juga lancar sehari satu kali, lembek warna kuning. Pasien teratur minum
obat dari dokter dan sesak sudah jarang kambuh kecuali pasien kecapekan.
Pasien tidak merasa demam sekarang maupun saat sesak, batuk dan
pilek saat sesak juga disangkal, pasien saat sesak merasa mual,
muntah disangkal.
Selain itu pasien juga merasakan perutnya kembung dan rasanya
tidak nyaman, kembung baru dirasakan 2 hari ini sehabis kemarin sore
pasien makan gorengan dan minum es, rasa kembung tidak mengganggu
aktivitas pasien, hanya terasa tidak nyaman, dan pasien tidak merasa
kembungnya berhubungan dengan sesak dan nyeri dadanya. Pasien tidak
merasakan perih di perut, dan pasien tidak telat makan. panas di ulu
hati disangkal, pasien merasa mual, muntah disangkal, pasien sudah
membeli obat maag yang dibeli di warung kembung sudah lumayan
berkurang, tetapi masih terasa tidak nyaman di perut. Riwayat
mengkonsumsi jamu – jamuan maupun obat pegel linu disangkal, bab
hitam maupun muntah warna hitam juga disangkal. Pasien merupakan
seorang perokok aktif yang dalam sehari bisa habis 1 bungkus batang
rokok, akan tetapi semenjak 5 bulan yang lalu pasien sudah mengurangi
konsumsi rokok hingga hanya 3 – 5 batang per hari. Pasien dirumah sudah
mengurangi makan – makanan yang mengandung garam maupun
kolesterol.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat sakit gula : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Diakui
- Riwayat mondok 5 bulan yang lalu akibat sesak, nyeri dada, mual ,
muntah dan juga bengkak di kedua kaki
- Riwayat sakit asma : Disangkal
5
- Riwayat alergi : Disangkal
- Riwayat operasi : Disangkal
E. Riwayat Penyakit Keluarga
- Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan serupa
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat sakit gula : Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat sakit jantung : Disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat minum jamu : Disangkal
- Riwayat minum obat-obatan : Diakui
Meminum obat – obat secara teratur untuk pengobatan jantung pasien
- Riwayat minum-minuman suplemen : Disangkal
G.Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien merupakan sopir truk. Saat ini, pasien berobat dengan biaya
dari JAMKESMAS.
H.Riwayat Gizi
Sebelum sakit, pasien makan teratur tiga kali sehari dengan nasi,
sayur, tahu, dan tempe, terkadang daging, telur dan ikan. Jarang
mengkonsumsi buah-buahan. Beberapa hari terakhir, sejak sakit nafsu
makan pasien menurun, sehari makan hanya 1 – 2 kali dan sedikit.
Sebelum sakit pasien tidak menjaga pola makan, akan tetapi setelah pernah
opname terakhir pasien mulai mengurangi konsumsi garam maupun yang
banyak kolesterol
I. Anamnesis Sistem
Keluhan utama : Sesak malam hari setelah beraktifitas
6
Kepala : Sakit kepala (-), pusing (-), nggliyer (-), jejas
(-), leher kaku (-)
Mata : Penglihatan kabur (-), pandangan ganda (-),
pandangan berputar (-), berkunang-kunang (-).
Hidung : Pilek (-), mimisan (-), tersumbat (-)
Telinga : Pendengaran berkurang (-), berdenging (-),
keluar cairan (-), darah (-).
Mulut : Sariawan (-), luka pada sudut bibir (-), bibir
pecah-pecah (-), gusi berdarah (-), mulut
kering (-).
Tenggorokan : Sakit menelan (-), suara serak (-), gatal (-).
Sistem respirasi : Sesak nafas (+), batuk (-), dahak (-), batuk
darah (-), mengi (-), tidur mendengkur (-)
Sistem kardiovaskuler : Sesak nafas saat beraktivitas (+), nyeri dada
(+), berdebar-debar (+), keringat dingin (+)
Sistem gastrointestinal : Mual (+), muntah (-), perut mules (+), diare
(-), nyeri ulu hati (-), nafsu makan menurun (-),
BB turun (-).
Sistem muskuloskeletal : Nyeri otot (-), nyeri sendi (-), kaku otot (-),
badan cepat capek (+)
Sistem genitourinaria : Sering kencing (-), nyeri saat kencing (-),
keluar darah (-), berpasir (-), kencing nanah (-),
sulit memulai kencing (-), warna kencing
kuning jernih, anyang-anyangan (-), berwarna
seperti teh (-).
Ekstremitas: Atas : Luka (-), kesemutan (-), bengkak(-), sakit sendi
(-), panas (-), berkeringat (-), palmar eritema
(-)
Bawah : Luka (-), gemetar (+), ujung jari dingin (-),
kesemutan di kaki (-), sakit sendi (-), bengkak
(-) kedua kaki
7
Sistem neuropsikiatri : Kejang (-), gelisah (-), kesemutan (-),
mengigau (-), emosi tidak stabil (-)
Sistem Integumentum : Kulit kuning (-), pucat (-), gatal (-), bercak
merah kehitaman di bagian dada, punggung,
tangan dan kaki (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 23 Agustus 2012 :
1. Keadaan Umum
Baik, kesadaran compos mentis, kesan gizi cukup
2. Status Gizi
BB: 60 kg
TB: 165 cm
BMI= kg/m2
Kesan: Normoweight
3. Tanda Vital
Tensi : 110/90 mmHg
Nadi : 106 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Respirasi : 18 x/menit, tipe thorakoabdominal
Suhu : 37,8° C (peraxiller)
4. Kulit
Ikterik (-), petekie (-), turgor cukup, hiperpigmentasi (-), kulit kering
(-), kulit hiperemis (-)
5. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah dicabut (-), luka (-)
6. Wajah
Simetris, moon face (-)
7. Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-/-),
perdarahan subkonjungtiva (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek
cahaya (+/+) normal, arcus senilis (-/-), katarak (-/-)
8. Telinga
8
Sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), gangguan fungsi
pendengaran (-/-)
9. Hidung
Napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), fungsi pembau
baik
10. Mulut
Sianosis (-), bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa basah
(-) gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor
(-), papil lidah atrofi (+) di bagian tepi
11. Leher
Simetris, trachea di tengah, KGB membesar (-),
tiroid membesar (-), nyeri tekan (-), JVP R+3 cm
12. Thoraks
Normochest, simetris, retraksi supraternal (-), retraksi intercostalis (-),
spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal, sela iga melebar
(-), pembesaran kelenjar getah bening aksilla (-), rambut ketiak rontok
(-)
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis kuat angkat di SIC V, 2 cm caudo
lateral linea midclavicularis sinistra, ictus
cordis teraba 3 jari
Perkusi : batas jantung
kiri bawah : SIC V, 2 cm lateral linea
midclavicularis sinistra
kiri atas : SIC II linea sternalis sinistra
kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
pinggang jantung : SIC III linea parasternalis sinistra
Kesan : konfigurasi jantung melebar ke lateral
Auskultasi :
HR : 106 kali/menit, reguler
BJ I-II reguler, bising (-), gallop (-)
Pulmo:
9
Depan
Inspeksi:
Statis : normochest, simetris kanan kiri, retraksi (-)
Dinamis : simetris, retraksi (-),
pergerakan paru simetris
Palpasi:
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-),
tidak ada yang tertinggal
Dinamis : Pengembangan paru simetris, tidak ada yang
tertinggal
Fremitus : fremitus raba kanan=kiri
Perkusi:
Kanan : sonor
Kiri : sonor
Auskultasi:
Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
Wheezing (-), ronki basah kasar (-), ronki
basah halus (-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus(-)
Belakang:
Inspeksi:
Statis : normochest, simetris, retraksi (-)
Dinamis : pengembangan dada kanan=kiri, retraksi
intercostalis (-)
Palpasi :
Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-)
Dinamis : pergerakan kanan=kiri, fremitus raba
kanan=kiri
Perkusi:
Kanan : sonor
10
Kiri : sonor
Auskultasi:
Kanan : Suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus (+)
Kiri : suara dasar vesikuler (+), suara tambahan
wheezing(-), ronki basah kasar(-), ronki
basah halus (+)
13. Punggung
Kifosis (-), lordosis (-), skoliosisi (-), nyeri ketok costovertebra (-)
14. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada,
spider nevi (-), sikatriks (-), striae (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal, Bising usus (+) normal
Perkusi : pekak beralih (-), pekak sisi (-), timpani di semua
kuadran abdomen
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrik (-), hepar tidak teraba, lien
tidak teraba, rovsing sign (-), nyeri menjalar ke punggung
(-), turgor kembali cepat
15. Genitourinaria
Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
16. Kelenjar getah bening inguinal
Tidak membesar
17. Ekstremitas
Akral dingin ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)
Oedem ektremitas atas (-/-) ektremitas bawah (-/-)
11
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Hasil EKG
Per tanggal 23 – 08 – 2012
Vent rate 105 bpm
PR int 190 ms
QRS dur 86 ms
QT/QTc int 322/383 ms
P/QRS/T axis 73/236/90
RV5+SV1 amp 1.040/0.315
RV5+SV1 amp 1.355
12
Frekuensi : 1500/14 = 107
Ritme : ritme reguler
Jenis irama : sinus takikardi , irama sinus
Zona Transisi : zona transisi di V5
Axis : lead 1 (+) dan AVF (-) deviasi ke kiri
Morfologi gelombang : lead II terdapat P mitral
AVR terdapat ST elevasi
V 1 terdapat R-R’ RBBB
B. Foto thoraks saat opname terakhir
Gambaran : kardiomegali dan efusi pleura
IV. DAFTAR MASALAH
Anamnesis
1. Sesak nafas setelah beraktivitas
2. Nyeri dada kanan dan kiri terasa seperti ditusuk tusuk
3. Dada berdebar – debar
4. Keringat dingin
5. Tangan gemetar
6. Riwayat kaki bengkak 5 bulan yang lalu
7. Saat sesak terasa mual
8. Kembung
9. Perokok aktif
Pemeriksaan Fisik
10. Takikardi
11. JVP R +3 cm
12. Ictus kordis di ics V 2 cm ke lateral linea midklavikula
13. Palpasi iktus kordis teraba 3 jari
14. Batas jantung kiri bawah di SIC V 2 cm ke lateral linea midklav
Pemeriksaan Penunjang
15. Gambaran EKG ST elevasi, RBBB dan P mitral
16. Foto rontgen opnam terakhir kardiomegali dan efusi pleura
13
V. RESUME
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Tugurejo untuk kontrol
sesak nafas, sesak dirasa pasien ketika malam hari sehabis bekerja sebagai
seorang sopir truk, atau jika kecapekan setelah beraktivitas berat. Sesak dirasa 5
bulan ini dan sekarang sudah berkurang, sesaat sebelum sesak timbul pasien
biasa merasa nyeri di dada baik kanan maupun kiri seperti ditusuk – tusuk
jarum, nyeri tidak dijalarkan, akan tetapi terkadang punggung pasien juga terasa
nyeri. Saat sesak pasien juga merasakan jantungnya berdebar – debar,
berkeringat dingin dan tangan pasien gemetar. sesak semakin bertambah apabila
pasien berbaring, sesak kemudian akan berkurang sendiri setelah beristirahat
beberapa saat. Saat 5 bulan yang lalu saat sesak pasien merasakan kakinya
bengkak baik kanan maupun kiri tapi sekarang tidak kambuh lagi. Buang air
kecil pasien lancar, buang air besar pasien juga lancar Pasien tidak merasa
demam sekarang maupun saat sesak, batuk dan pilek saat sesak juga disangkal,
pasien saat sesak merasa mual, muntah disangkal.
Selain itu pasien juga merasakan perutnya dirasakan 2 hari ini sehabis
kemarin sore pasien makan gorengan dan minum es, Pasien tidak merasakan
perih di perut, dan pasien tidak telat makan. panas di ulu hati disangkal, pasien
merasa mual, muntah disangkal, pasien sudah membeli obat maag kembung
sudah lumayan berkurang, tetapi masih terasa tidak nyaman di perut. Riwayat
mengkonsumsi jamu – jamuan maupun obat pegel linu disangkal, bab hitam
maupun muntah warna hitam juga disangkal. Pasien merupakan seorang
perokok aktif yang dalam sehari bisa habis 1 bungkus batang rokok, akan tetapi
semenjak 5 bulan yang lalu pasien sudah mengurangi konsumsi rokok hingga
hanya 3 – 5 batang per hari. Pasien dirumah sudah mengurangi makan –
makanan yang mengandung garam maupun kolesterol.
Pemeriksaan fisik peningkatan tekanan vena jugularis +3 cm, palpasi
ictus cordis teraba di 2 cm lateral di ics linea midclavicula, palpasi ictus cordis
teraba 3 jari, batas bawah jantung di ics V 2 cm ke lateral dari linea
midclavicula.
14
Pemeriksaan penunjang berupa EKG dan hasil foto thoraks terakhir
saat opname didapatkan gambaran kardiomegali dan efusi pleura
ANALISIS
1. Abnormalitas 1,2,3,4,5,6,7,9,10 CHF NYHA II
2. Abnormalitas 8 abdominal discomfort
DAFTAR PROBLEM
1. CHF NYHA II
2. Abdominal discomfort
Rencana Pemecahan Masalah
Problem I. CHF NYHA II
A. Ass : assesment diagnosis
Menggunakan kriteria Framingham untuk mendiagnosis gagal jantung
kongestif
Kriteria mayor Kriteria minor
1. Paroksismal nokturnal dyspneu 1 Edema ekstrimitas
2. Distensi vena leher 2 Batuk malam hari
3. Ronkhi paru 3 Dispnea d’effort
4. Kardiomegali 4 Hepatomegali
5. Edema paru akut 5 Efusi pleura
6. Gallop S3 6 Penurunan kapasitas vital 1/3
normal
7. Peningkatan JVP 7 Takikardia >120x/menit
8. Refluks hepatojuguler 8
Mayor atau minor : penurunan BB > 4,5 kg dalam 5 hr pengobatan
Diagnosis gagal jantung kongestif ditegakkan minimal ada 1 kriteria
mayor dan 2 kriteria minor
Sudah memenuhi kriteria Framingharm (Kriteria mayor :
Kardiomegali, peningkatan JVP ; Kriteria minor : dispnea
d’effort. Efusi pleura, edema ekstremitas)
15
ass. Etiologi :
Menurut tinjauan pustaka berbagai macam penyebab dan presipitasi
Gagal jantung antara lain :
1. Dekompensasi pada GJK (kardiomiopati)
2. Sindrom koroner akut
a. Infark miokard / unstable angina dengan iskemik yang
meluas dan disfungsi iskemik
b. Komplikasi kronik miokard akut
c. Infark ventrikel kanan
3. Krisis hipertensi
4. Aritmia akut
5. Regurgitasi valvular, endokarditis
6. Stenosis katup aorta berat
7. Miokarditis berat akut
8. Tamponade jantung
9. Diseksi aorta
10. Kardiomiopati pasca melahirkan
11. Presipitasi non kardiovaskular
12. Sindrom high output
Pada kasus ini pasien pernah rawat inap karena sesak, dada
merasa nyeri yang khas berupa rasa seperti ditusuk tusuk,
nyeri membaik dengan istirahat, timbul setelah beraktivitas,
terdapat gejala penyarta mual, muntah, keringat dingin,
gemetar dan rasa cemas, kemudian dari foto thorak didapati
kardiomegali dan efusi pleura CHF pada pasien ini berasal
dari infark miokard akut
16
ass. Penatalaksanaan
algoritme tata laksana CHF
Horrison
IPD hal 1524
NYHA I ace inhibitor / ARB jika intoleran ACE, pasca MI
tambah B blocker dan antagonis aldosteron; diuretik apabila ada retensi
cairan
NYHA II Ace inhibitor /ARB + B blocker dan antagonis aldosteron
bila pasca MI ; diuretik +/- tergantung banyaknya retensi cairan
NYHA III Ace inhibitor / ARB, B blocker, antagnis aldosteron ;
diuretik + digitalis jika simtomatik
NYHA IV ACE / ARB, B blocker, Antagonis aldosteron; digitalis +
diuretik + conside, support inotropis sementara
Ip Dx :
Darah rutin blood count, elektrolit
Pemeriksaan enzim jantung, CKMB, pemeriksaan fungsi ginjal ureum
creatinin, fungsi hepar SGOT/PT
EKG sudah dilakukan
RO Thoraks
Asesmen untuk melihat fungsi LV Ekhokardiogram/doppler
Biomarker BNP (Brain Natriuretic Peptide)
17
Ip Tx :
Digoxin 0,25 mg 1x1/ hari
Isosorbid dinitrate 10 mg 2x1/hari
Bisoprolol Fumarate 5 mg 1x1/hari
Spironolactone 5 mg 1 x 1 / hari\
IpMx :
Kontrol rutin tiap 1 bulan sekali
Monitoring EKG
Darah rutin
Fungsi ginjal dan hepar melihat efek samping obat
TTV
Ip Ex
Edukasi kepada pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien
Menyarankan kepada pasien untuk seimbang istirahat, olahraga ringan
Edukasi pola diet, kontrol asupan garam, air dan kebiasaan merokok
maupun alkohol
Monitoring BB
Problem II. Dispepsia
Assesment
Ass. Etiologi
Peningkatan sekresi asam lambung
Gastritis perih di perut atau sering telat makan disangkal
Peptic ulcer muntah hitam disangkal, perih di perut
disangkal
GERD tidak ada rasa panas terbakar ulu hati
Ass Penatalaksanaan
Dapat menggunakan beberapa obat antara lain :
Antasid
18
Antara lain berisi natrium bicarbonat, AL, Mg(OH)2 dan Mg
trisiklat bekerja untuk mengurangi rasa sakit dan sebagai
adsorben
Antagonis reseptor H2
Banyak digunakan untuk pengobatan dispepsia oleh karena
organik seperti tukak lambung, contoh obat : cimetidine,
ranitidine, dll
Proton pump inhibitor
Fungsinya di dalam menghambat sekresi asam lambung,
contoh obat : omeprazole, lansoprazole, dll
Golongan prokinetik
Bagus untuk mencegah refluks dan memperbaiki bersihan
asam lambung, contoh : donperidon, metoklopramid, dll
Golongan sitoprotektif
Merupakan prostaglandin sintetik, bersifat protektif terhadap
mukosa lambung, meningkatkan sekresi bikarbonat,
mengurangi sekresi asam lambung, contoh obat : misoprostol,
enprestil, dll
Ip Dx :
Pemeriksaan darah rutin leukositosis?
Foto abdomen dengan menggunakan kontras
USG abdomen
Endoskopi
Ip Tx : -
Menjaga pola makan yang teratur dan menghindari lemak serta minyak
Omeprazole 10 mg 1x1/hari
Ip Mx : Vital sign, KU
Ip Ex :
Menjaga pola makan
Menghindari makan makanan yang pedas, asin atau kecut
Mengurangi konsumsi rokok
19
VI. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Alur Keterkaitan masalah
20
Pola makan yang tidak terkontrol dengan baik
Pembentukan plak arteriosklerosis obstruksi pemb. koroner