Amniotic Membrane Transplantation for Keratitis
-
Upload
rezka-octaviano -
Category
Documents
-
view
250 -
download
8
description
Transcript of Amniotic Membrane Transplantation for Keratitis
AMNIOTIC MEMBRANE TRANSPLANTATION FOR
KERATITIS Snezhana Murgova1, Chavdar Balabanov1, Mariela Oblashka2
1) Eye Clinic, University Hospital, Medical University - Pleven, Bulgaria
2) Medical Center “Svetlina” - Pleven, Bulgaria
ABSTRAK
Keratitis tanpa penanganan yang baik dapat melubangi kornea, mengakibatkan
konsekuensi yang sangat merugikan. Dalam studi terbaru, membran amnion dilaporkan
memiliki efek antiinflamasi dan memperlihatkan penyembuhan luka dari ulkus kornea.
Tujuan : untuk melaporkan manfaat transplantasi membran amnion permanen dalam
pengobatan keratitis.
Laporan kasus : seorang laki – laki berusia 58 tahun dengan keratitis yang parah di
kedua matanya disebabkan oleh pemberian jangka panjang anestesi topikal (alcaine) untuk
oftalmia listrik. Lapisan tunggal dari membran amnion ditempatkan pada defek dan
diamankan ke limbus dengan jahitan terputus oleh nylon 10.0. Sebuah lensa kontak perban
ditetapkan pada membran amnion. Pengobatan pasca operasi termasuk antibiotik topikal,
airmata buatan dan midriatikum. Tiga bulan kemudian kortikosteroid termasuk. Terdapat
penurunan segera nyeri pada pasien setelah operasi. Epitelisasi lengkap, tercatat setelah satu
bulan.
Kesimpulan : transplantasi membran amnion adalah metode ajuvan alternatif pada
pengobatan keratitis, ini memperlihatkan proses epitelisasi, penurunan inflamasi, kabut
kornea dan neovaskularisasi.
Kata kunci : keratitis, ulkus kornea, membran amnion.
Permukaan mata dilapisi oleh epitel yang dalam keadaan regenerasi spontan. Proses
ini dapat diganggu oleh banyak faktor, menyebabkan defek kornea dengan miskin epitelisasi.
Pengobatan pasien tersebut, melibatkan perbaikan kondisi yang mendasarinya dan menekan
inflamasi dan memperlihatkan proses penyembuhan – antibiotik, pelumas, air mata, lensa
kontak, faktor pertumbuhan. Meskipun ada pengobatan, defek ini dapat berkembang, dan
akhirnya perforasi dapat terjadi. Dalam kasus seperti intervensi bedah diperlukan – flap
konjungtiva, tarsorrhaphy, aplikasi lem atau dilakukan keratoplasty.
1
Baru – baru ini, dalam kasus yang progresif, transplantasi membran amnion telah
dipertimbangkan dalam kombinasi dengan pengobatan medis. Penelitian telah menunjukkan
bahwa transplantasi membran amnion memperlihatkan epitelisasi yang cepat, mengurangi
inflamasi stroma dan jaringan parut. Transplantasi membran amnion memiliki sifat
antimikroba dan berperan sebagai sistem pengiriman obat yang efektif. Beberapa penelitian
telah menggambarkan penggunaan membran amnion untuk pengobatan ulkus kornea yang
dalam. Disini, kami melaporkan manfaat dan transplantasi membran amnion permanen untuk
pengobatan keratitis.
Laporan Kasus :
Seorang laki – laki berusia 58 tahun dengan keratitis yang parah di kedua matanya
disebabkan oleh pemberian jangka panjang anestesi topikal (alcaine) untuk oftalmia listrik.
Riwayat penyakitnya adalah penurunan penglihatan, kemerahan dan berair di kedua matanya.
Ketajaman visual adalah PPLC di kedua mata. Biomikroskop slit lamp memperlihatkan ulkus
kornea sentral dengan hipopion di kamar anterior di kedua mata (gambar 1).
Gambar 1. Ulkus di kedua mata
Prosedur Operasi :
Jaringan nekrotik di dasar ulkus kornea telah dihilangkan. Lapisan tunggal membran amnion
ditempatkan pada defek dan diamankan ke limbus dengan jahitan terputus oleh nylon 10.0.
Sebuah lensa kontak perban ditetapkan pada membran amnion (gambar 2).
Pengobatan pasca operasi termasuk antibiotik topikal, airmata buatan dan midriatikum. Tiga
bulan kemudian kortikosteroid termasuk.
2
Gambar 2. Prosedur Operasi Transplantasi Membran Amnion
Terdapat penurunan nyeri pada pasien setelah operasi. Epitelisasi komplit di catat pada 1
bulan (gambar 3).
Gambar 3. Satu bulan setelah operasi
Pada akhir kunjungan tindak lanjut, tujuh bulan setelah operasi, penglihatan 0,7 untuk mata
kanan dan 0,6 untuk mata kiri (gambar 4).
Gambar 4. Tujuh bulan setelah operasi
DISKUSI
3
Hasil ini menunjukkan bahwa transplantasi membran amnion adalah metode efektif
untuk pengobatan keratitis yang parah, dimana strategi lainnya gagal. Efek terapetik dari
membran amnion melibatkan dua aksi dasar yang bekerja secara sinergis dalam
memperlihatkan epitelisasi dan menekan peradangan.
Penelitian menunjukkan, bahwa membran amnion bertindak sebagai substrat baru
yang sehat dan cocok untuk epitelisasi. Itu berfungsi sebagai “ membran basement “,
memproduksi macam – macam growth factor dan memperlihatkan penyembuhan kornea.
Pada kasus kita, dicatat bahwa epitelisasi komplit setelah bulan pertama.
Membran amnion berisi mediator antiinflamasi. Ini ditemukan bahwa membran
amnion menekan ekpresi sitokin inflamasi. Sebagai tambahan, sel PMN mengikuti sisi
stroma dan menjalani apoptosis cepat. Kim dan rekan kerjanya telah melaporkan pada pasien
seri besar dengan keratitis yang berhasil diobati dengan tranplanstasi membran amnion.
Talmi et al, melaporkan bahwa ketika metode membran amnion digunakan, tidak ada bakteri
yang dikembangkan dan ini mungkin dapat dijelaskan dengan mengikuti dekat membran
amnion ke permukaan luka atau adanya peptida antimikroba.
Membran terintegrasi ke dalam jaringan kornea pejamu dan secara spontan larut pada
epitelisasi sebagai yang ditujukan dalam kasus yang dilaporkan (gambar 4).
Membran amnion telah dipertimbangkan dalam kondisi dengan pengobatan medis.
Penelitian terbaru dilaporkan bahwa membran amnion bertindak sebagai sistem reservoir
untuk antibiotik, yang meningkatkan manfaat efek dari transplantasi membran amnion untuk
pengobatan keratitis.
KESIMPULAN
Transplantasi membran amnion adalah metode ajuvan alternatif pada pengobatan
keratitis. Ini memberikan dukungan tehnik, memperlihatkan proses epitelisasi, menurunkan
peradangan dan kabut kornea.
4