AMDAL BAB I

56
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan. Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh seminar tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” yang Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 1

Transcript of AMDAL BAB I

Page 1: AMDAL BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa

sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan

pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia

menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia

dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu adanya usaha agar

hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin serasi. Sebagai modal

dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, oleh karena itu harus

selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi

apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang

diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh

seminar tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” yang

diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para

Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan,

namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak

mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.

Pentingnya persoalan lingkungan hidup untuk segera ditangani secara khusus

ditandai dengan adanya komitmen pemerintah yaitu dengan dibentuknya lembaga

Kependudukan dan Lingkungan Hidup, demikian juga dengan pengembangan

jaringan Pusat Studi Lingkungan yang berkedudukan di beberapa Universitas yang

masing-masing mengarahkan pendidikan khusus. Lingkungan Hidup Indonesia

adalah lingkungan hidup yang ada dalam batas wilayah Negara Kesatuan Republik

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 1

Page 2: AMDAL BAB I

Indonesia. Lingkungan hidup Indonesia menurut konsep kewilayahan merupakan

suatu pengertian hukum. Dalam pengertian lingkungan hidup Indonesia tidaklah lain

daripada Kawasan Nusantara.

Lingkungan hidup Indonesia sebagai suatu ekosistem terdiri dari berbagai

daerah, yang masing-masing sebagai subsistem yang meliputi aspek sosial budaya,

ekonomi dan fisik, dengan corak ragam yang berbeda antara subsistem yang satu

dengan subsistem yang lain dengan dengan daya dukung lingkungan yang berbeda.

Pembinaan dan pengembangan yang didasarkan kepada keadaan daya dukung

lingkungan akan meningkatkan keselarasan dan keseimbangan subsistem, yang

berarti juga ketahanan subsistem.

Sejak Indonesia mengikuti sidang khusus PBB 5 Juni 1972, Indonesia sepakat

untuk menanggulangi masalah lingkungan bersama negara-negara lain. Dalam Pelita

III masalah lingkungan hidup mendapat tanggapan khusus sebagai Program

Pembangunan Nasional. Untuk pertama kali dalam kabinet, yaitu Kabinet

Pembangunan III telah diangkat seorang Menteri yang mengkoordinasikan aparatur

pemerintah dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup )Prof. DR.

Emil Salim). Mengingat bahwa Bangsa Indonesia dewasa ini sedang giat

melaksanakan pembangunan di segala bidang, maka yang harus menjadi perhatian

adalah bahwa pembangunan itu tidak boleh mengorbankan lingkungan. Untuk itu

lingkungan hidup perlu dilindungi, dan keperluan tersebut pada tahun 1982 telah

terbentuk Undang-undang yang melindungi lingkungan hidup.

Sebagai tindak lanjut bagi perlindungan terhadap lingkungan hidup telah

ditentukan pula antara lain Baku Mutu Lingkungan dan Peraturan Pemerintah No. 29

tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, dan sekarang telah

diganti dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisis mengenai

Dampak Lingkungan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 2

Page 3: AMDAL BAB I

Dengan demikian kelayakan suatu proyek untuk sekarang bukan hanya

ditinjau dari kelayakan ekonomi dan teknologi saja, tetapi juga dari lingkungan hidup.

Perlu dikemukakan juga bahwa keacuhan kita terhadap lingkungan bukan

untuk menghambat pembangunan (karena pada dasarnya pembangunan di Indonesia

memang sangat diperlukan), tetapi justru agar pembangunan yang lestari memerlukan

keutuhan lingkungan hidup.

Dalam lingkungan hidup yang baik, akan terajadi interaksi antara berbagai

jenis komponen yang selalu seimbang, tetapi keseimbangan tersebut harus dilihat dari

kepentingan manusia, mengapa dikatakan demikian . Hal ini disebabkan karena pada

hakekatnya lingkungan hidup bersifat antroposentris, artinya lingkungan hidup itu

dipelihara, dibangun atau dikelola dengan sebaik-baiknya tidak lain hanya untuk

kepentingan manusia semata.

Untuk itu AMDAL diperlukan sebagai sarana control terhadap pembangunan.

Dan dalam hubungannya dengan kesehatan lingkungan , dengan adanya AMDAL

maka pembangunan tidak dapat merusak lingkungan sehngga seiring dengan pesatnya

pembangunan kesehatan dan kelestarian ingkungan pun tetap terjaga.

Dengan demikian kami menyusun makalah ini sebagai sarana pembelajaran

dan peningkatan pengetahuan mahasiswa terhadap AMDAL hubungannya terhadap

kesehatan lingkungan.

B. Masalah

Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :

1. Pengertian AMDAL

2. sistem regulasi AMDAL

3. fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. tahap-tahap penyusunan AMDAL

5. alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 3

Page 4: AMDAL BAB I

C. Tujuan

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian AMDAL

2. Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3. Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. Untuk mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5. Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

D. Manfaat

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1. Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL

2. Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3. Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4. Kita dapat mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5. Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

BAB II

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 4

Page 5: AMDAL BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem

perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini

disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.

Di indonesia pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek

dan jangka panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk

dapat menciptakan kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan

ini dilaksanakan dengan menggunkan apa yang disebut proyek.

Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi

disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu

proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup

yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis,

dan lingkungan.

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan

bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan

lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan

berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai pembangunan

berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Menurut PP 29/1986, yang kemudian disempurnakan dengan PP 27/1999,

yang semula hanya memiliki satu model AMDAL, berkembang dan mempunyai

beberapa bentuk AMDAL dan mempunya pengertian:

1) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai

dampak besar dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 5

Page 6: AMDAL BAB I

penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka

Acuan Analisis Dampak Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana

Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu

pengertian ANDAL adalah sebagai berikut.

2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan

mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.

Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL

Proyek Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL

Kawasan, dan AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993

tersebut adalah:

1) Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil

studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang

direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan

ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung

jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan

dampak penting menjadi dampak besar dan penting.

2) Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai

dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu

instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil

studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.

3) Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai

dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan

wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan

kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 6

Page 7: AMDAL BAB I

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai

dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Hasil studi ini terdiri dari

beberapa dokumen. Atas dasar beberapa dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan

diambil.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala

bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia

menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar

kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan

wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 11 Tahun 2006

2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib

menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor 86 Tahun 2002

3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai

dengan Permen LH NO. 08/2006

4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008

B. Sistem Regulasi AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 7

Page 8: AMDAL BAB I

Sistem regulasi AMDAL mencakup :

- UU No 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup

- PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL:

Pasal 3 ayat 1

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumber daya

alam dalam pemanfaatannya

4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi lingkungan

7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

8. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi lingkungan alam,

lingkungan buatan serta lingkungan sosial dan budaya

9. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan

konservasi sumber daya alam dan/atau perlindungan cagar budaya.

Pasal 5

Kriteria mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap

lingkungan hidup antara lain :

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

b. Luas wilayah persebaran dampak

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak

e. Sifat kumulatif dampak

f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (irreversible) dampak.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 8

Page 9: AMDAL BAB I

- Permen LH no8 tahun 2006 tentang pedoman penyusunan dokumen

AMDAL

- Permen LH no.11 tahun 2006 tentang jenis rencana kegiatan yang wajib

dilengkapi dengan dokumen

- Keputusan kepala bappedal no.8 tahun 2000 yentan keterlibatab

masyarakat untuk memperoleh info dalam AMDAL

- Peraturan UU no.15 tentang pedoman penilaian dokumen AMDAL.

C. Fungsi, peran dan manfaat AMDAL

Fungsi dan peran Amdal

Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu

besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu

intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan pada

lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk memulihkan

diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama makin besar sehingga

menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah manusia perlu

berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan itu tidak akan merugikan

manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi akibat adanya kegiatan

oleh manusia itu sendiri.

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat untuk

merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan

ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang direncanakan.

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis mengenai

dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang

direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pngambilan

keputusan”.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 9

Page 10: AMDAL BAB I

AMDAL harus dilakukan untuk proyek yang diperkirakan akan menimbulkan

dampak penting, karena ini memang yang dikehendaki baik oleh Peraturan

Pemerintah maupun oleh Undang-undang, dengan tujuan agar kualitas lingkungan

tidak rusak karena adanya proyek-proyek pembangunan. Oleh karena itu pemilik

proyek atau pemrakarsa akan melanggar perundangan bila tidak menyusun AMDAL,

semua perizinan akan sulit didapat dan di samping itu pemilik proyek dapat dituntut

dimuka pengadilan. Keharusan membuat AMDAL merupakan cara yang efektif

untuk memaksa para pemilik proyek memperhatikan kualitas lingkungan, tidak hanya

memikirkan keuntungan proyek sebesar mungkin tanpa memperhatikan dampak

lingkungan yang timbul. Dampak dari suatu kegiatan, baik dampak negatif maupun

dampak positif harus sudah diperkirakan sebelum kegiatan itu dimulai. Dengan

adanya AMDAL, pengambil keputusan akan lebih luas wawasannya di dalam

melaksanakan tugasnya. Karena di dalam suatu rencana kegiatan, banyak sekali hal-

hal yang akan dikerjakan, maka AMDAL harus dapat membatasi diri, hanya

mempelajari hal-hal yang penting bagi proses pengambilan keputusan.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia,

karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan

pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL

maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap lingkungan

hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin

bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak

negatif yang kemungkinan timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan

MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi /

mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut

merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu dikembangkan

di dalam AMDAL.

Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara

berkembang ditujukan untuk :

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 10

Page 11: AMDAL BAB I

a. Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi

akibat kegiatan pembangunan

b. Mengidentifikasi kerugian dan keuntungan terhadap lingkungan alam dan

ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat akibat kegiatan pembangunan

c. Mengidentifikasi masalah lingkungan yang kritis yang memerlukan kajian

lebih dalam dan pemantauannya.

d. Mengkaji dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan

pembangunan.

e. Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan

berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.

f. Memabantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak

pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya

satu sama lain.

Manfaat AMDAL

Bagi masyarakat

- Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga

dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila

diperlukan;

- Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek

dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat

menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang

dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;

- Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya

sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun

ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan proyek;

- Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas

sehingga kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang

menguntungkan dapat digalang;

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 11

Page 12: AMDAL BAB I

- Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya

dengan proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan

mengelola lingkungan.

Bagi pemilik proyek

- Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau peraturan

yang berlaku;

- Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau perusakan

lingkungan;

- Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan

dihadapi di masa yang akan datang;

- Pemilik proyek dapat mempersiapkan cara-cara pemecahan masalah di masa

yang akan datang;

- Nalisis dampak lingkungan merupakan sumber informasi lingkungan di

sekitar lokasi proyeknya secara kuantitatif, termasuk informasi sosial ekonomi

dan sosial budaya;

- Analisis dampak lingkungan merupakan bahan penguji secara komprehensif

dari perencanaan proyeknya, sehingga dapat diketahui kelemahan-

kelemahannya untuk segera dapat dilakukan penyempurnaannya;

- Dengan adanya analisis dampak lingkungan, pemilik proyek dapat

mengetahui keadaan lingkungan yang membahayakan (misalnya banjir, tanah

longsor, gempa bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan

yang aman bagi proyek.

Bagi pemerintah

- Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak

rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);

- Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar

lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang

belum diolah;

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 12

Page 13: AMDAL BAB I

- Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya

pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga

tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;

- Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin

timbul khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;

- Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana

pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu

proyek lain;

- Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi

negara dan masyarakat;

- Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat

pengambil keputusan.

D. Tahapan Penyusunan AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

1. Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL

sebagaimana tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut ini.

a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan

(PIL) kepada instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuatkan

berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri yang ditugaskan

mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang dimaksud

degan menteri KLH adalah “Menteri yang di tugasi mengelola lingkungan

hidup” instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang memberi

keputusan tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa

kewenangan berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah

Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 13

Page 14: AMDAL BAB I

Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan yang berada di bawah

wewenangnya

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka

instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan

petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa

untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat menimbulkan

perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggung jawab

mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c. Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL,

berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap

lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya, maka

pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat Kerangka

Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

d. Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung

tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat

Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan

Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah

“Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka

tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA

bagi pembuat ANDAL.

f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga

dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 14

Page 15: AMDAL BAB I

pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana

kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan

tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan

pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.

Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan

Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang

bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL yang dibuat

oleh Menteri KLH.

h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat

ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan

dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan

menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini,

pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi dari

instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari.

Sejak diterimanya keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut

memberi keputusan atas keberatan tersebut selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) hari sejak diterimanya pernyataan keberatan, setelah mendapat

pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan

terakhir.

i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL

dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh

Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila rencana

kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 15

Page 16: AMDAL BAB I

ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali

permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan ini instansi

yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali ANDAL,

RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-

dokumen tersebut.

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan

lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan

lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat

ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

Dokumen AMDAL Menurut PP 29/1986 Dan PP 51/1993 serta PP 29/1999

Menurut PP 29/1986, AMDAL terdiri atas 5 dokumen, sebagai berikut:

1. Penyajian informasi lingkungan (PIL)

2. Kerangka acuan untuk analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL)

3. Analisis dampak lingkungan (ANDAL)

4. Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

5. Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

Sementara itu menurut PP 51/1993 Serta PP 29/1999, AMDAL terdiri atas 4

dokumen yaitu:

1. Kerangka Acuan untuk ANDAL (KA)

2. Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

4. Rencana Pemantauan Lingkungan RPL)

Keempat dokumen tersebut sangat erat kaitannya dengan tahapan/proses

perencanaan dan pelaksanaan dari suatu kegiatan pembangunan. Dokumen AMDAL

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 16

Page 17: AMDAL BAB I

tersebut berkaitan dan diperlukan dalam mengurus perisinan suatu usaha/kegitan yang

direncanakan.

Menurut PP 29/1986 (Damopolii,1988) fungsi dan proses penyusunan PIL

adalah sebagai berikut:

a) Penyajian Informasi Lingkungan

1. Fungsi PIL

a. PIL berfungsi sebagai alat penapis apakah suatu rencana kegiatn perlu

dilengkapi dengan ANDAL atau tidak yang dikaitkan dengan dampak

lingkungan.

b. PIL digunakan untuk penilaian ketetapan lokasi dari suatu rencana

kegiatan apakah lokasinya harus dipindah atau tidak

c. PIL berfungsi sebagai acuan untuk menyusun RKL dan RPL apabila

rencana kegiatan tidak mempunyai dampak penting.

d. PIL berfungsi sebagai acuan untuk penyusunan KA ANDAL apabila

ternyata rencana kegiatan mempunyai dampak penting.

e. Data PIL digunakan pula untuk ANDAL, sehingga tidak diperlukan

lagi pengambilan sampel ulang, hanya menambahkan saja ini berati

juga menghemat biaya dalam studi ANDAL.

2. Penyusunan PIL

Dalam rangka penyusunan PIL maka sebaiknya dapat dibuat suatu matriks

interaksi antara komponen rencana kegiatan dengan rona kegiatan awal

sesuai pedoman yang ada. Apabila diduga ada interaksi, maka inilah yang

akan dikumpulkan nantinya. Selanjutnya langkah-langkah berikutnya

adalah sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

1. Aktifitas Kegiatan

Data yang dikumpulkan adalah komponen aktifitas kegiatan yang

relevan yaitu yang ada interaksinya dengan rona lingkungan awal,

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 17

Page 18: AMDAL BAB I

baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca

konstruksi. Atau dengan kata lain data yang dikumpulkan adalah

komponen rencana kegiatan yang diperkirakan akan menimbulkan

dampakterhadap lingkungan. Data ini diambil dari pemrakarsa.

2. Rona Lingkungan Awal

Data yang dikumpulkan adalah rona lingkungan awal yang

relevan, yaitu ada interaksinya dengan komponen rencana kegiatan

tersebut, baik yang akan terkena dampak dari rencana kegiatan

maupun yang dapat menimbulkan dampak terhadap rencana

kegiatan itu sendiri. Data yang dikumpulkan ini adalah data

sekunder yang masih cukup validitasnya dan bila tidak ada maka

perlu diambil data primernya. Dalam pengumpulan data sekunder

tersebut maka pertama-tama yang harus diperhatikan adalah

ketersediaan data yang ada pada pra studi kelayakan teknis dan

ekonomis rencana kegiatan tersebut.

b. Analisis dampak dan penentuan dampak

Interaksi antara komponen rencana kegiatan dan komponen rona

lingkungan awal dikaji untuk mengetahui dampak yang mungkin

timbul, baik besar maupun sifat/ karakteristiknya menurut waktu dan

ruang. Hasil analisis dampak tersebut kemudian dibandingkan dengan

kriteria ukuran dampak penting atau baku mutu limbah dan

lingkungan. Apabila ternyata salah satu atau lebih parameter

lingkungan masuk kategori dampak penting atau melebihi ambang

batas, maka kegiatan tersebut dikategorikan mempunyai dampak

penting sehingga diperlukan ANDAL.

c. Penanganan dampak lingkungan

Penyajian penanganan dampak lingkungan (pengelolaan dan

pemantauan) hanya diperlukan bagi rencana kegiatan yang ternyata

tidak mempunyai dampak penting. Hasil kajian secara garis besar ini

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 18

Page 19: AMDAL BAB I

kemudian digunakan untuk bahan acuan bagi penyusunan RKL dan

RPL. Bagi sesuatu kegiatan yang mempunyai dampak penting, tidak

diperlukan uraian penanganan dampak karena hal ini akan diuraikan

dalam laporan ANDAL nantinya.

b) Penyusunan Kerangka Acuan ANDAL

1. Pengertian menurut PP 27 Tahun 1999

Kerangka acuan ANDAL adalah runag lingkup kajian analisis

dampak lingkungan yang merupakan hasil pelingkupan ( PP 27 Tahun

1999 pasal 1)

2. Tujuan dan fungsi KA ANDAL

a. Tujuan penyusunan KA ANDAL adalah:

a.1. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL

a.2. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan

efisien sesuai dengan biaya,tenaga dan waktu yang tersedia.

b. Fungsi dokumen KA ANDAL

b.1. Sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, instansi teknis yang

bertanggung jawab, konsultan penysun dan komisi ANDAL,

tentang lingkup dan kedalaman studi AMDAL.

b.2. Sebagai salah satu rujuan untukpenilaian dokumen ANDAL untuk

evaluasi hasil studi ANDAL.

3. Manfaat Kerangka Acuan

a. KA menggambarkan ruang lingkup sesuatu pekerjaan yang disepakati

bersama oleh semua pihak yang berkepentingan.

b. Bahwa KA harus disusun dan disepakati bersama oleh semua pihak yang

berkepentingan, yaitu: pemrakarsa, instansi yang bertanggung

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 19

Page 20: AMDAL BAB I

jawab/komisi maupun calon penyusun ANDAL dimaksud untuk

mempercepat proses penyelesaiannya.

c. Dasar pertimbangan perlunya KA ANDAL disusun adalah:

1. Keanekaragaman

Rencana kegiatan sangatlah beranekaragam menurut bentuknya,

ukuran, tujuan dan lain sebagainya.Demikian pua ronalingkungan akan

berbeda pule menurut keanekaragaman geografis, factor lingkungan,

factor manusia dan sebagainya. Dengan demikian KA diperlukan

untuk memberikan arahan tentang komponen kegiatan yang manakah

yang harus ditelaah , dan komponen lingkungan manakah yang perlu

diamati selama penyususnan ANDAL.

2. Keterbatasan SDA

Dalam KA ditonjolkan upaya untuk menyusun prioritas yang

harus diutamakan agar tujuan AMDAL dapat terpenuhi meskipun

sumber daya terbatas.

3. Efisiensi

Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL

perlu dibatasi pada factor-faktor yang berkaitan langsung dengan

kebutuhan. Dengan cara ini maka ANDAL dapat dilaksanakan dengan

cara efisien.

4. Hubungan penyusun KA dengan pemakai hasil ANDAL

Dalam penyusunan KA perlu dipahami bahwa pemakai hasil ANDAL

adalah para pengambil keputusan, perencana dan pengelola lingkungan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 20

Page 21: AMDAL BAB I

sehingga studi ini harus ditekankan pada pendugaan dampak yang

ditimbulkan terhadap lingkungan dan usaha penanganannya.

5. Wawasan lingkungan bagi penyusun ANDAL

Setiap penyusunan KA harus menempatkan rencana kegiatan sebagai

bagian dari pembangunan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk

melestarikan kemampuan sumber daya alam dan memelihara serta

meningkatkan keserasian kualitas lingkungan hidup.

6. Proses pelingkupan dalam penyusunan KA

Pelingkupan pada saat menyusun KA adalah proses awal untuk

menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting

yang terkait dengan usaha atau rencana kegiatan. Dalam KA ini

pelingkupan meliputi main issues untuk mendapatkan dampak besar dan

dampak penting serta mendapat batas wilayah studi .

c) Penyusunan ANDAL

1. Umum

Dalam penyusunan ANDAL, maka hal-hal yang perlu diperhtikan

antara lain:

a. Dalam pelaksanaan ANDAL harus berpegangan pada KA yang telah

disepakati bersama

b. Laporan ANDAL disusun sesuai Pedoman Umum secara nasional

tentang Penyusunan ANDAL yang telah ditetapkan oleh Kep.

Kaepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 beserta lampirannya.

c. Setiap tahapan penyusunan ANDAL, dibuat laporan kemajuan

secara bersambung yang ini dikonsultasikan dengan pihak

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 21

Page 22: AMDAL BAB I

pemrakarsa dan pihak tim teknis AMDAL dan komisi penilai untuk

memperoleh perbaikan seperlunya.

d. Draft laporan akhir dipresentasikan/diseminarkan dihadapan

pemrakarsa dan pihak lain yang dianggap perlu untuk mendapat

masukan bagi penyempurnaan lapran tersebut.

e. Laporan ANDAL yang telah selesai dibuatkan (Exekutif Summary)

ringkasan eksekutifnya sekitar 10-20 halaman terpisah dari dokumen

ANDAL.

2. Tahapan–tahapan penyusunan ANDAL

Dalam ANDAL ada 5 (lima) tahapan kegiatan yang akan

dilaksanakan sebagai berikut :

a) Pengumpulan data informasi tentang :

i. Komponen rencana kegiatan

ii. Komponen rona lingkungan awal

Komponen rencana kegiatan

Data yang dikumpulkan adalah data tentang berbagai aktifitas rencana

kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi maupun pasca

konstruksi. Pemilihan data yang dikumpulkan tersebut harus

mengutamakan data yang berkaitan langsung dengan berbagai dampak

yang mungkin akan timbul apabila rencana kegiatan tersebut akan

dilaksanakan nantinya.

Komponen Rona Lingkungan Awal

Data yang dikumpulkan terutama komponen lingkungan (biogeofisik,

sosial, ekonomi, sosial budaya dan kesehatan masyarakat

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 22

Page 23: AMDAL BAB I

b) proyeksi perubahan rona lingkungan awal

Rona lingkungana awal merupakan kondisi (kualitas)

linggkungan sesuai hasil analisis data lingkungan yang dikumpulkan

sebelum ada kegiatan. Rona lingkungan awal ini akan mengalami

perubahan akibat adanya rencana kegiatan apabila telah dilaksanankan

nantinya. Besarnya perubahan lingkungan ini perlu diketahui menurut

ruang dan waktu bagi kepentingan evaluasi maupun penanganan.

c) Penentuan (prakiraan/prediksi dan interpretasi) dampak penting

Hasil kajian terhadap besarnya perubahan dari rona lingkungan

awal dengan kondisi lingkungan akibat adanya rencana kegiatan yang

kelak dilaksanakan.untuk mengetahui apakah dampak termasuk

penting atau tidak, dapat dibandingkan dengan kriteria ukuran dampak

penting atau baku mutu lingkungan atau baku mutu limbah yang telah

ditetapkan oleh pemerintah.

d) Evalusi dampak penting

Pada tahap evaluasi dampak penting ini, uraian yang disajikan

meliputi hal-hal berikut ini.

Evaluasi dampak penting yang bersifat holistik terhadap seluruh

dampak yang diperkirakan misal dampak positif maupun dampak

negatif dianalisis sebagi satu kesatuan yang saling terkait dan

pengaruh mempengaruhi, sehungga akan diketahui

perimbangannya.

Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana kegiatan dengan

rona lingkungan

Setiap rencana kegiatan apabila telah dilaksanakan akan

menimbulkan dampak yang berbeda pada rona lingkungan yang

berbeda. Miisalnya mungkin saja sesuatu dampak penting timbul

karena rencana kegiatan itu dilaksanakan pada sesuatu lokasi yang

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 23

Page 24: AMDAL BAB I

padat penduduknya, pada sesuatu daaerah yang sensitif terhadap

kegiatan atau bentuk teknologi yang tidak sesuai atau lain

sebagainya.

Ciri (karakteristik) dampak penting

Pada bagian ini perlu dikemukakan adalah sifat-sifat (karakteristik)

sesuatu dampak seperti lama berlangsungnya, fluktuasinya sifat

antagonistik atau sinergetik antara berbagai dampak atau satu sama

lain, saling meniadakan.

Luas penyebaran dampak penting

Sesuatu dampak mungkin akan mengenai sesuatu daerah yang

sempit atau mungkin akan sangat luas. Misalnya dampak hanya

bisa dirasakan secara lokal, regional, nasional maupun mungkin

antar negara.

Cara pendekatan dalam penanganan dampak

Hal ini memuat cara penanganan dampak yang mungkin akan

terjadi, baik dari segi ekonomi, teknologi maupun instansi. Dari

segi ekonomi misalnya dengan bantuan, pemerintah untuk

menanggulangi masalah lingkungan. dari segi teknologi

adalahdengan cara membatasi,mengisolasi atau netralisasi terhadap

bahan berbahaya dan lain sebagainya.

e) Alternatif pengelolaan dan pemantauan lingkungan

Uraian ini akan memuat hal-hal sebagai berikut:

Komponen lingkungan terkena dampak, sumber dampak, tolak

ukur dam bobot dampak untuk kepentingan pengelolaan maupun

pemantauan lingkungan.

Metode pengeloaan dan pemantauan lingkungan yang mencakup

faktor biogeofisik-kimia, sosial ekonomi,sosial budaya dan

kesehtan masyarakat

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 24

Page 25: AMDAL BAB I

Saat pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan dilaksankan

frekuensi/kekerapanya menurut ruang dan waktu.

Pelaksanaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan

pengelolaan dan pemantauan lingkungannya.

Pemanfaatan hasil pemantauan lingkungan baik sebagai umpan

balik penyempurnaan sistem pengelolaan lingkungan kedalam

maupun keluar dari batas rencana kegiatan.

d) Rencana Pengelolaan Lingkungan

1. Umum

Rencan pengelolaan lingkungan (RKL) sebagai sesuatu dokumen

harus dibuat setelah ANDAL diterima oleh Komisi AMDAL (menurut PP

29/1986). Tetapi pada PP 27/1999 dokumen RKL dan RPL disusun

bersamaan dengan penyusunan ANDAL. Presentasi dokumen ANDAL,RKL,

RPL dilakukan penilaian bersama-sama.

Untuk membuat RKL dapat dilaksanakan tanpa pengumpulan data

dilapangan. RKL didasarkan akan adanya dampak penting ynag timbul. RKL

yang akan dilaksanakan disusun dengan pendekatan teknologi, ekonomi dan

institusional.sesuai dengan prosedur penyusunan dokmen ANDAL,RKL yang

bersamaan sesuai PP 51/1993 dan PP 27 Tahun 1999 maka penyusunan RKL

dan RPL tidak perlu melakukan studi ke lapangan. RKL ini bersi uraian

tentang komponen lingkungan terkena dampak, tujuan, sumber dampak, bobot

dan tolak ukur dampak serta upaya pengelolaan lingkungan.

Di dalam dokumen RKL ada pendekatan teknologi berupa upaya

secara teknis untuk menanggulangi kerusakan lingkungan khususnya limbah

dan pencemaran. Penanggulangan terutama diprioritaskan terhadap

pencemaran B3 (bahan beracu berbahaya) dan kerusakan sumber daya alam

( hayati dan non hayati) yang diduga timbul.

2. Fungsi

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 25

Page 26: AMDAL BAB I

RKL berfungsi sebagai pedoman dalam menanggulangi dampak.

Dengan demikian RKL dapat mengikat semua pihak untuk ikut membantu

menanggulangi kemungkinan terjadinya dampak negatif dalam pembangunan.

Dalam RKL dapat dikemukakan instansi yang bertindak sebagai pelaksana,

dan instansi lainnya yang bertindak sebagai pengawas dan instansi

bertanggung jawab.

3. Penyusunan RKL

Dokumen RKL ini penyusunannya menjadi tanggung jawab

pemrakarsa kegiatan.

e) Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan

1. Umum

RPL merupakan dokumen ke empat dalam AMDAL. RPL disusun atas

dasar rekomendasi yang terdapat dalam dokumen ANDAL dan dokumen

RKL. RPL sangat penting artinya terutama terkait dengan upaya

mempertahankan mutu kualitas lingkungan dan mengurangi pemborosan

sumberdaya.

RPL berisikan uraian tentang dampak penting yang timbul, faktor

lingkungnan yang dipantau, tolak ukur dampak, lokasi dan periode

pemantauan. Disamping itu juga secara jelas diuraikan pihak-pihak yang

berkewajiban sebagai pelaksana untuk memantau lingkungan dan kewajiban

pihak-pihak lain (selain pemrakarsa), yang memanfaatka umpan balik hasil

pemantauan yang dilaksanakan.

2. Fungsi

RPL merupakan pedoman yang lebih rinci tentang bagaimana

seharusnya pemantauan lingkungan dilaksanakan, kapan dilaksanakan dan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 26

Page 27: AMDAL BAB I

sipa yang bertanggung jawab terhadap upaya pemantauan dari hasil

pemantauan. Sehingga RPL dapat memberikan pedoman bagi setiap instansi

terkait tentang apa, bagaimana, kapan ikut menjaga, mempertahankan, sokur

meningkatkan mutu lingkungan.

3. penyusunan RPL

Penyusunan RPL (seperti halnya RKL, KA dan ANDAL) menjadi

tanggung jawab pemrakarsa. Pelaksanaan penyusunan KA, ANDAL, RKL

DAN RPL harus disusun oleh konsultan. Konsultan yang ditunjuk harus

sesuai kualifikasinya dan bukan perusahaan yang ada hubungan secara

organisatoris dengan pemrakarsa.

Syarat kualifikasi konsultan adalah memiliki bdan hukum dengan akte

notaries dan memiliki staf yang telah memiliki sertifikat AMDAL B, memiliki

kemampuan untuk menganalisis data yang didapat di laboratorium dan

terdaftar di Inkindo atau kantor yang bertanggung jawab di bidang AMDAL.

Konsultan yang memiliki peralatan dan laboratorium sendiri mempunyai

kualifikasi yang lebih tinggi. Pada saat ini berhubung konsultan swasta masih

belum banyak yang kualifikasinya baik, maka untuk sementara dapat ditunjuk

konsultan pemerintah yaituPusat Studi Lingkungan atau Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup yang dimiliki oleh Universitas .

Konsultan yang ditunjuk dapat sama, yaitu mengerjakan KA, ANDAL

sekaligus RKL dan RPL, tetapi dapat juga berbeda-beda konsultan.

Permasalahan seputar AMDAL dalam pembuatan dokumen AMDAL

diantaranya:

1. Status lahan yang sering bermasalah.

Permasalahan biasanya muncul dari pihak pemrakarsa yang menyatakan

secara sepihak telah mengurus perijinan melalui prosedur pemerintahan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 27

Page 28: AMDAL BAB I

Kenyataan dilapangan ternyata lahan tersebut dalam keadaan bermasalah.

Ini sering ditemui pada investor yang akan mendirikan perkebunan tapi

terkendala pada status tanah ulayat.

Permasalahan bisa muncul dari masyarakat sekitar kegiatan yang merasa

lahan itu adalah lahan pribadi.

Dibeberapa daerah yang mengakui hak ulayat, akan mendapat tantangan

yang lebih berat mengenai status lahan ini. Ini disebabkan adanya

perlindungan hukum terhadap hak ulayat. Jadi harus jelas dulu status lahan

baru bisa melanjutkan pembangunan.

2. Adanya alih fungsi lahan yang sering terjadi dengan alasan untuk

pembangunan ekonomi suatu daerah. Alih fungsi lahan ini biasanya

mempersempit areal pertanian khususnya sawah. Padahal kita ketahui

bersama bahwa areal sawah tiap tahunnya selalu terjadi penurunan luasan.

Perkebunan dimana-mana, pembangunan perumahan adalah contoh yang

dominan terhadap alih fungsi lahan produktif ini.

3. Tidak adanya pengawasan terhadap proses pembuatan dokumen AMDAL dari

tim yang independent. Ketika memasukkan dokumen KA-ANDAl ke instansi

lingkungan didaerah, maka status kegiatan ini adalah pada tahap Pra

konstruksi. Tapi pada kenyataan masih banyak ditemukan ketika prosedur

AMDAL masih dalam pengurusan, pemrakarsa telah melakukan prose

kontruksi, kenyataan yang lebih parah ketika dokumen AMDAL tersebut di

fiktifkan.

4. Seringnya lokasi kegiatan tidak mengacu pada tata ruang. Padahal semua

kegiatan tidak boleh bertentangan dengan tata ruang peruntukan lahan.

5. Masih belum beraninya Tim Komisi Teknis dan Komisi Penilai untuk

menyatakan tidak layak secara lingkungan untuk sebuah dokumen AMDAL .

6. Lamanya proses dari satu sidang ke sidang berikutnya disebabkan prosedur

yang ada tidak berjalan sesuai peraturan dalam pengurusan perijinan

AMDAL. Apabila dokumen sudah didaftarkan pada institusi lingkungan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 28

Page 29: AMDAL BAB I

hidup daerah yang bersangkutan, selama 75 hari kerja tidak di proses oleh

instansi tersebut, maka dokumen secara hukum sudah syah.

7. Masih banyaknya Konsultan yang asal jadi dalam membuat dokumen

AMDAL ini, ini disebabkan tidak adanya harga minimal dan maksimal dari

pembuatan sebuah dokumen AMDAL. Jadi terkadang ada konsultan yang

banting harga. Tentunya hasil yang diharapkan akan jauh panggang dari api.

Solusi yang Ditawarkan

Ada beberapa solusi yang menurut penulis sangat perlu dicermati:

1. Ketika pengumuman akan diadakan studi AMDAL pada salah satu kegiatan yang

berdampak lingkungan melalui media masa (surat kabar), ini benar-benar media

masa yang bisa dipantau oleh masyarakat terkena dampak.

2. Dokumen ANDAL, RKL dan RPL tidak bisa dinyatakan layak apabila

permasalahan yang berhubungan dengan beberapa Aspek (tata ruang, Geo Fisik

Kimia, Biologi dan Komponen Sosekbud) belum selesai. Ini terkait dengan

institusi sekretariat dalam hal ini Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

(Bapedalda) Propinsi atau Kab/Kota. Karena yang mengajukan untuk ditindak

lanjuti adalah institusi ini.

3. Perlu adanya sebuah lembaga yang mengawasi proses pembuatan Amdal sampai

pada konstruksi dan mengawasi pelaporan berkala mengenai status lingkungan

pada tapak kegiatan. Untuk sekarang pengawas ini sebenarnya sudah ada, namun

tidak berjalan karena yang mengawasi adalah institusi lingkungan yang ada

didaerah. Seharusnya institusi ini tersendiri. Tim Komisi teknis harusnya

dilakukan sertifikasi kelayakan sesuai dengan bidangnya, sehingga akan

memperbaiki isi dokumen ditinjau dari konsistensi penulisan sampai kedalaman

kajian isi dokumen.

4. Perlu adanya sertifikasi untuk perusahaan yang bergerak pada bidang konsultan

AMDAL, sehingga isi dari dokumen akan lebih dalam.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 29

Page 30: AMDAL BAB I

D. Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting,

wajib dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999

yaitu ;

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya

4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi lingkungan

7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan

di atas wajib AMDAL.

Meskipun AMDAL secara resmi diperkenalkan ke Indonesia pada tahun

1982, sebagian besar praktisi mengetahui asal muasal sebenarnya untuk beranjak dari

Peraturan No. 29/19869 yang menciptakan berbagai elemen penting dari proses

AMDAL10. Sepanjang awal era 1990 didirikan suatu badan perlindungan lingkungan

pusat (BAPEDAL) terlepas dari Kementerian Negara Lingkungan, dengan mandat

meningkatkan pelaksanaan

AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian

dan persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi

Pusat atau Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih

dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi lebih jelas bahwa

berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan terlalu banyak didasarkan

pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang baru yang diberlakukan pada

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 30

Page 31: AMDAL BAB I

tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas prosedur penapisan,

mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan memperkenalkan status format EMP

yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas.

Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini

termasuk sejumlah kecil AMDAL daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan

di dalam BAPEDAL.

Dengan diundangkannya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan yang baru

(No. 23/1997) berbagai reformasi lanjutan atas regulasi AMDAL menjadi perlu.

Peraturan 27/199912 diperkenalkan dengan simplifikasi lebih lanjut. Komisi sektoral

dibubarkan dan dikonsolidasikan ke dalam suatu komisi pusat tunggal, sementara

komisi propinsi diperkuat. Ketentuan yang lebih spesifik dan lengkap atas

keterlibatan publik juga diperkenalkan, sebagaimana halnya juga dengan suatu

rangkaian arahan teknis pendukung. Namun demikian PP 27/1999 ternyata tidak tepat

waktu, gagal untuk secara memadai merefleksikan berbagai perubahan politis yang

pada saat itu lebih luas yang akhirnya mengarah kepada desentralisasi politik dan

administratif. AnalisisMengenai Dampak Lingkungan, yang sering di singkat dengan

AMDAL, lahir dengan di undangkannya undang-undang tentang lingkungan hidup di

Amerika Serikat, National Environmental Policy Act (NEPA), pada tahun 1969.

NEPA 1969 mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1970. Pasal 102 (2) (C) dalam

undang-undang ini menyatakan, semua usulan legislasi dan aktifitas pemerintah

federal yang besar di perkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap

lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessment (Analisis

Dampak Lingkungan) tentang usulan tersebut.

NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh

aktifitas manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh

pestisida serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan

langka, serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950-

an Los Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah terganggu oleh

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 31

Page 32: AMDAL BAB I

asap-kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang menyelubungi kota, mengganggu

kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah kendaraan dan pabrik

yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat (PAN),

nitrogenoksida, dan zat lain lagi.

AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) adalah instrumen yang

sifatnya formal dan wajib (control and command) yang merupakan kajian bagi

pembangunan proyek-proyek kegiatan-kegiatan pasal 17a yang kemungkinan akan

menimbulkan dampak besar dari penting terhadap lingkungan hidup.

Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting

adalah perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh

suatu usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan

bahwa kriteria dari dampak besar dan periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap

lingkungan antara lain:

a. Jumlah manusia yang akan terkena dampak

b. Luas wilayah persebaran dampak

c. Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

d. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

e. Sifat kumulatif dampak

f. Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)

Dasar hukum dan prosedur pelaksanaan AMDAL diatur dalam PP No.27

tahun 1999 beserta beberapa KEPMEN yang terkait dan dikeluarkan oleh Kementrian

Negara Lingkungan Hidup. AMDAL dibuat sebelum kegiatan berjalan atau operasi

proyek dilakukan. Karena itu AMDAL merupakan salah satu persyaratan keluarnya

perizinan.

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 32

Page 33: AMDAL BAB I

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 33

Page 34: AMDAL BAB I

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di

atas ialah :

1. Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi mengenai

dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan

hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan.

2. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL

Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala

bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

3. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia

menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar

kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan

wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor 11 Tahun 2006

Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut,

maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan

AMDAL sesuai dengan Permen LH NO. 08/2006

Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no.

05/2008

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 34

Page 35: AMDAL BAB I

4. Sistem regulasi AMDAL mencakup :

UU No 23 tahun 1997 tentang lingkungan hidup

PP No 27 tahun 1999 tentang AMDAL:

5. Menurut PP 29/1986, AMDAL terdiri atas 5 dokumen, sebagai berikut:

Penyajian informasi lingkungan (PIL)

Kerangka acuan untuk analisis dampak lingkungan (KA-ANDAL)

Analisis dampak lingkungan (ANDAL)

Rencana pengelolaan lingkungan (RKL)

Rencana pemantauan lingkungan (RPL)

6. Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat

AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;

Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan,

kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar budaya

Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk

mempengaruhi lingkungan

Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara

Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan

di atas wajib AMDAL.

7. pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa kriteria dari dampak besar dan

periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap lingkungan antara lain:

Jumlah manusia yang akan terkena dampak

Luas wilayah persebaran dampak

Intensitas dan lamanya dampak berlangsung

Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 35

Page 36: AMDAL BAB I

Sifat kumulatif dampak

Berbalik (reversible) atau tidak berbaliknya (ireversible)

B. Saran

saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami

hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam

penyusunan makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di

adakannya kunjungan lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud

untuk mengetahui secara langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.

DAFTAR PUSTAKA

Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset.

Yogyakarta

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 36

Page 37: AMDAL BAB I

Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas MIPA UNHALU. Kendari

Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta

Makalah dasar-dasar kesehatan lingkungan 37