AMDAL BAB I
-
Upload
fajar-andriansyah -
Category
Documents
-
view
143 -
download
0
Transcript of AMDAL BAB I
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 1/24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lalu lintas merupakan salah satu sarana komunikasi masyarakat yang
memegang peranan vital dalam memperlancar pembangunan yang kita laksanakan.
Masalah lalu lintas merupakan salah satu masalah yang berskala nasional yang
berkembang seirama dengan perkembangan masyarakat. Mobilitas manusia dan
barang dengan kendaraan bermotor berkembang begitu cepat sebagai akibat
peningkatan kesejahteraan dan kemajuan teknologi transportasi. Hal ini berdampak
kepada meningkatnya frekuensi kecelakaan lalulintas dengan korban pengemudi
maupun masyarakat pemakai jalan.
Kecelakaan lalu lintas di jalan, makin lama makin meningkat setiap
tahunnya. Tidak dapat disangkal lagi bahwa faktor manusia terutama pengemudi
merupakan faktor dominan dari terjadinya kecelakaan tersebut. Faktor manusia
dari sisi pengemudi yaitu melanggar rambu batas kecepatan, melanggar marka,
lalai, kurang antisipasi, mengambil jalan orang lain, menyalip dari kiri.
Penyebab lain yang mempengaruhi pengemudi sehingga terjadi kecelakaan
adalah keterampilan, disiplin, kesehatan (kelelahan, mengantuk) dan faktor
ekonomi (system setoran/gaji).
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya sebagian besar adalah sepeda
motor, hal ini dapat dilihat dari data pemerintah yang menyebutkan bahwa dari
sekitar 30 ribuan kecelakaan yang terjadi setiap tahunnya, lebih dari setengahnya
melibatkan sepeda motor. Bahkan data statistik PBB menyebutkan, setiap dua
kilometer pengendara sepeda motor mempunyai resiko mati karena kecelakaan, 20kali lebih besar ketimbang pengendara mobil. Umumnya, kematian itu disebabkan
oleh luka fatal pada kepala akibat tidak menggunakan helm. Penggunaan helm
pengaman sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan, dapat menurunkan
resiko kematian hingga 30 persen.
Korban akibat kecelakaan lalu lintas pun bermacam tingkatannya, dari mulai
korban luka ringan (LR), luka berat (LB), hingga meninggal dunia (M). Masalah
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 2/24
yang dihadapi dewasa ini adalah masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas di
jalan raya. Sementara itu di Indonesia, setiap tahun sekitar 9.000 nyawa
melayang sia-sia akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Data tersebut
menunjukkan bahwa dua puluh lima orang tewas setiap hari atau ada satu
orang meninggal dunia di jalan raya setiap lima puluh tujuh menit.
Tahapan-tahapan yang umum dilakukan dalam melaksanakan penanganan
terhadap lokasi rawan kecelakaan terdiri atas empat tahapan penyelidikan
kecelakaan lalu lintas yaitu tahap identifikasi lokasi rawan kecelakaan, tahap
analisis data, tahap pemilihan teknik penanganan, dan tahap monitoring dan
evaluasi.
Dalam menganalisis daerah rawan kecelakaan lalu-lintas di Jawa Tengah
Kabupaten Brebes, yang diutamakan adalah upaya-upaya yang perlu dilakukan
untuk menurunkan tingkat kecelakaan lalu-lintas di Jawa Tengah Kabupaten
Brebes. Rencana upaya mengurangi kecelakaan lalu-lintas di Jawa Tengah
Kabupaten Brebes adalah pada daerah rawan kecelakaan pada ruas jalan di
kabupaten tersebut.
1.2. Tujuan
Analisa tingkat kecelakaan dalam makalah ini mengambil latar seting di
Kabupaten Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Penyusunan makalah ini bertujuan
untuk :
1. Untuk mengetahui tingkat kecelakaan di Jawa Tengah Kabupaten Brebes.
2. Untuk mengetahui titik-titik mana saja yang sering terjadi kecelakaan di Jawa
Tengah Kabupaten Brebes.
3.
Untuk menganalisis daerah rawan kecelakaan lalu-lintas di Jawa TengahKabupaten Brebes.
4. Untuk memperoleh penanganan yang tepat sehingga dapat mengurangi
kecelakaan lalu-lintas pada daerah rawan kecelakaan di Jawa Tengah
Kabupaten Brebes.
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 3/24
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di depan, maka
dapat ditemukan masalah, namun untuk membatasi agar tidak terlalu luas
permasalahan yang harus diteliti, maka penulis memberi batasan penelitiannya
sebagai berikut:
Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kabupaten Brebes menjadi topik utama
dalam makalah ini. Kecelakaan lalu lintas hampir terjadi setiap hari di sana dengan
berbagai macam alasan penyebabnya dan memakan korban dalam jumlah yang
tidak sedikit.
Faktor penyebab yang ada di belakang dari kecelakaan lalu lintas tersebut pun
bermacam-macam jenisnya, mulai dari sikap pengemudi yang acuh terhadap
pengemudi lain, sehingga tidak memperhatikan jarak aman berkendara. Ruang gerak
yang sempit untuk berkendara, juga menjadi suatu kesalahan yang fatal dalam
berlalu-lintas di Kabupaten Brebes, hingga kondisi perkerasan jalan yang sudah
rusak menjadi ancaman bagi semua pengguna jalan di sana dan juga kondisi
kendaraan itu sendiri. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan
di depan, maka dapat ditemukan masalah, namun untuk membatasi agar tidak
terlalu luas permasalahan yang harus diteliti, maka penulis memberi batasan
penelitiannya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat kecelakaan lalu-lintas di Jawa Tengah Kabupaten
Brebes?
2.
Titik-titik mana sajakah yang sering terjadi kecelakaan di Jawa TengahKabupaten Brebes?
3. Metode-metode apa sajakah yang digunakan untuk perhitungan dan analisis
kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jawa Tengah Kabupaten Brebes?
4. Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi kecelakaan lalulintas pada
daerah rawan kecelakaan di Jawa Tengah Kabupaten Brebes?
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 4/24
BAB V
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
5.1. Metode Analisis Data
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif persentase yang
merupakan proses penggambaran lokasi penelitian, yaitu pada daerah rawan
kecelakaan di jalan Kabupaten Brebes. Dalam penelitian ini akan diperoleh
gambaran tentang:
- Waktu kejadian,
- Kendaraan yang terlibat,
- Tipe tabrakan,
- Cuaca.
5.1.1. Waktu Kejadian Kecelakaan
Waktu kejadian kecelakaan diklasifikasikan menjadi empat periode waktu dengan
interval waktu 6 jam.
Tabel. 5.1 Jumlah kecelakaan terhadap waktu terjadinya kecelakaan.
Waktu Kecelakaan Jumlah
Kecelakaan
06.00 - 12.00 15
12.01 - 18.00 8
18.01 - 00.00 2
00.01 - 06.00 7
TIDAK ADA
CATATAN
4
Total 36
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 5/24
Grafik 5.1. Presentase Jumlah kecelakaan vs waktu kecelakaan
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa waktu antara pukul
06:00 – 12:00 merupakan waktu yang paling sering terjadi kecelakaan, yaitu 15
kecelakaan dari 36 kecelakaan (42%), kemudian disusul pukul 12:00 – 18:00
terjadi 8 kecelakaan (22%), pukul 00:00 –
06:00 terjadi 7 kecelakaan (19%), tidak
ada keterangan waktu 4 kecelakaan (11%), dan antara pukul 18:00 – 00:00 terjadi
2 kecelakaan (6%).
Waktu kecelakaan berkaitan erat dengan terjadinya kecelakaan. Hal tersebut
dapat dilihat dari data tersebut bahwa pada kelompok waktu tertentu kejadian
kecelakaan lebih intens daripada waktu kejadian pada kelompok waktu yang
laiunnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
1. Tingkat produktifitas waktu. Tingkat produktifitas waktu disini berkaitan
dengan banyaknya kegiatan lalu lintas pada saat waktu tersebut. Kegiatan-
kegiatan yang mempengaruhi adalah jam pergi kerja dan pulang pegawai, jam
pergi dan pulang pelajar, distribusi barang bisnis dari suatu tempat ke tempat
lainnya, dan usaha distribusi kendaraan. Semakin tinggi tingkat produktifitas
waktu pada kelompok waktu tertentu maka peluang terjadinya kecelakaan akan
42%
22%
6%
19%
11%
WAKTU KECELAKAAN
06.00 - 12.00 12.01 - 18.00
18.01 - 00.00 00.01 - 06.00
TIDAK ADA CATATAN
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 6/24
semakin besar. Pada saat pukul 06.00 – 12.00 terdapat kecelakaan sebesar 42%
dan pukul 12.00 – 18.00 sebesar 22%. Jumlah tersebut lebih besar
dibandingkan dengan jumlah kecelakaan pada kelompok waktu tertentu. Hal
tersebut wajar karena berkaitan erat dengan tingkat produktifitas waktu.
2. Kuantitas pelaku lalu lintas pada waktu tersebut. Hal yang dimaksud disini
adalah banyak pengemudi kendaraan pada waktu tersebut. Hal ini berkaitan erat
dengan tingkat produktifitas waktu. Semakin banyak kendaraan yang
melakukan lalu lintas maka akan semaikn besar peluang terjadinya kecelakaan.
Sama seperti tingkat produktifitas waktu, pada pukul 06.00 – 12.00 dan 12.00 –
18.00 jumlah pelaku kendaraan lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
waktu lainnya sehingga jumlah kecelakaan yang terjadi pun lebih banyak.
5.1.2. Kendaraan yang Terlibat
Kendaraan yang terlibat mempunyai keterkaitan terhadap kecelakaan yang
terjadi. Data kecelakaan yang terjadi terhadap komposisi kendaraan yang terlibat
diperlihatkan di Tabel 5.2 :
Tabel 5.2 Lokasi Kejadian vs. Kendaraan yang Terlibat
No. Kecamatan Sepeda
Motor
Mobil
Penumpang
Minibus Truk Truk
Gandeng
Sepeda Becak Bus
1 Brebes 14 2 1 0 0 0 1
2 Bulukamba 5 3 2 2 1 1 0 0
3 Wanasari 8 3 2 9 0 2 1 1
4 Losari 0 0 0 3 0 0 0 0
5 Tanjung 3 0 0 0 1 0 0 0
Total 30 8 5 14 2 3 2 1
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 7/24
Grafik 5.2. Lokasi Kejadian vs. Kendaraan yang Terlibat
Grafik 5.3. Persentase Kendaraan yang terlibat Kecelakaan di Jawa Tengah Kabupaten
Brebes
Analisis yang akan dilakukan selanjutnya adalah mendeskripsikan seberapa besar
dampak jenis kendaraan terhadap terjadinya kecelakaan. Kendaraan yang terlibat
terdapat 8 jenis, yaitu sepeda motor, mobil penumpang, minibus, truk, truk gandeng,
sepeda, becak, dan bus. Banyaknya kecelakaan yang terjadi berkaitan erat dengan
kendaraan yang terlibat. Hal tersebut berkaitan erat dengan karakteristik dari kendaraan
46.15%
12.31%
7.69%
21.54%
3.08%
4.62% 3.08% 1.54%
Total Kendaraan yang Terlibat
SEPEDA MOTOR
MOBIL PENUMPANG
MINIBUS
TRUK
TRUK GANDENG
SEPEDA
BECAK
BUS
14
21
0 0 011
8
32
9
0
21 1
0 0 0
3
0 0 0 0
3
0 0 01
0 0 0
SEPEDA
MOTOR
MOBIL
PENUMPANG
MINIBUS TRUK TRUK
GANDENG
SEPEDA BECAK BUS
Lokasi Kejadian Vs Kendaraan yang Terlihat
Kec. Brebes Kec. Bulukamba Kec. Wanasari Kec. Losari Kec. Tanjung
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 8/24
tersebut. Perbedaan karakteristik yang membedakan dari setiap jenis kendaraan
tersebut yaitu:
1. Kebebasan manuver: kebebasan manuver disini adalah kebebasan setiap kendaraan
untuk memindahkan kendaraan dari suatu tempat ke tempat satunya. Hal-hal yang
bekaitan dengan kebebasan manuver adalah kesempatan yang lebih besar untuk
melakukan gerakan siapan, dan melakukan gerakan putaran dan atau belokan. Data
yang ada menunjukkan kendaraan yang terlibat mulai dari tinggi ke rendah yaitu
sepeda motor, truk, mobil penumpang, mini bus, sepeda angin, truk gandeng,
becak, dan bus.
Hal ini berkaitan erat dengan kebebasan manuvernya, motor mempunyai kebebasan
manuver yang lebih besar dibandingkan kendaraan lainnya. Motor memiliki
kesempatan intens untuk melakukan gerakan siapan karena dimensi kendaraan
yang dimilikinya relatif lebih kecil dibandingkan kendaraan lainnya dan dapat
melakukan gerakan putaran dan atau membelok dengan mudah akibat dimensinya
juga.
2. Peruntukkan penggunaan: peruntukkan penggunaan berkaitan terhadap intensnya
penggunaan kendaraan tersebut. Penggunaan kendaraan tersebut berkaitan dengan
kegiatan ekonomi dan moda transportasi favorit di daerah tersebut. Motor
merupakan moda transportasi favorit karena memiliki keunggulan yaitu, harga
belinya relatif murah, memiliki kemudahan akses di jalan karena dapat melewati
jalan sempit di kondisi lingkungan yang ada, dan dapat serba guna digunakan,
misalnya untuk membawa barang dagangan, kemudian kendaraan pribadi, ataukegiatan usaha seperti ojek. Kemudian yang kedua adalah sepeda angin. Hal ini
berkaitan dengan kondisi ekonomi daerah tersebut yang masih kondusif untuk
memakai kendaraan ini.
3. Beban kerja: beban kerja yang dimaksud disini adalah kewaspadaan dan kehati-
hatian pengemudi kendaraan. Beban kerja disini adalah beban bawaan kendaraan,
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 9/24
seperti bus yang mempunyai beban bawaan orang banyak, atau truk yang
mempunyai muatan barang tertentu, sedangkan sepeda motor biasanya hanya
pengemudi dan 1 penumpang yang dibawa. Semakin sedikit beban kerja maka
kemampuan akselerasi semakin besar dan mengurangi kehati-hatian dan
kewaspadaan. Dari data kita mengetahui bahwa motor memiliki kecelakaan yang
paling intens sesuai kemudahan melakukan akselerasi sehingga kehati-hatian dan
kewaspadaan berkurang.
4. Kemahiran pengemudi: kemahiran disini adalah pengetahuan, pengalaman, dan
kemahiran dalam berkendara. Kendaraan yang paling mudah untuk dikendarai dan
dikuasai lebih cepat adalah sepeda motor. Kemudahan tersebut membuat
pengemudi yang sebenarnya tidak mahir lalu lintas pun dapat mengendarai sepeda
motor. Hal tersebut berimpikasi pada intensnya kecelakaan pada sepeda motor.
Berbeda dengan pengemudi truk ataupun bus yang mesti menguasai lalu lintas
secara lebih ahli.
5. Jumlah kendaraan yang melakukan kegiatan lalu lintas: jumlah kendaraan
mempengaruhi banyaknya peluang terjadinya kendaraan pada jenis tersebut.
Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak melakukan kegiatan lalu
lintas sehingga jumlah kecelakaannya pun lebih banyak dari sekitarnya.
5.1.3. Usia Pelaku Kecelakaan
Kendaraan yang terlibat mempunyai keterkaitan terhadap usia pelaku
kecelakaan. Data kecelakaan yang terjadi terhadap komposisi usia pelakukecelakaan yang terlibat diperlihatkan di Tabel 1.2:
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 10/24
Tabel 5.3 Usia Pelaku Kecelakaan vs. Jumlah Kecelakaan
Usia Korban Jumlah
Kecelakaan
Usia 15 - 25 14Usia 26 - 35 17
Usia 36 - 45 15
Usia > 45 12
Total 58
Grafik 5.4 Persentase Usia Pelaku Kecelakaan terhadap Jumlah Kecelakaan di
Jawa Tengah Kabupaten Brebes
Analisis yang akan dilakukan dalam pembahasan ini adalah seberapa besar
dampak usia pelaku kecelakaan terhadap jumlah kecelakaan yang terjadi. Data
yang ada menunjukkan persebatse kecelakaan dari yang terbesar hingga terkecil
yaitu: kelompok usia 26 – 35 tahun (29 %), 36 – 45 tahun (26 %), 15 – 25 tahun
(24 %), dan > 45 tahun (21 %). Faktor-faktor yang mempengaruhi intensnya
kecelakaan di kelompok usia tertentu yaitu:
24%
29%
26%
21%
USIA PENGENDARAUSIA 15 - 25 USIA 26 - 35 USIA 36 - 45 USIA > 45
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 11/24
1. Tingkat produktivitas: tingkat produktivitas mempengaruhi banyaknya
pelaku kendaraan lalu lintas. Tingkat produktivitas disini berkaitan dengan
banyaknya jumlah pelaku kendaraan lalu lintas. Usia manusia terbagi
menjadi 3 golongan, yaitu usia praproduktif, produktif, dan pasca produktif.
Pada usia produktif maka kegiatan kerja yang dilakukan oleh kelompok
tersebut lebih banayk dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, hal
tersebut juga berlaku untuk kegiatan berlalu lintas. Semakin banyak
kelompok usia tersebut maka semakin besar peluang terjadinya kecelakaan
pada kelompok umur tersebut.
2. Tingkat emosi: tingkat emosi disini mempengaruhi cara berkendara di lalu
lintas, kewaspadaan, dan kehati-hatian. Kegiatan yang berkaitan dengan
tingkat emosi adalah kemauan memberikan hak jalan kepada orang lain,
kesopanan dalam menyalip kendaraan, dan rasa mematuhi marka dan rambu
lalu lintas. Pada kelompok usia produktif, tingkat emosi berada dalam
puncaknya sehingga kecenderungan untuk melanggar lalu lintas lebih besar
dibandingkan kelompok usia lainnya.
3. Tingkat antisipasi: tingkat antisipasi kecelakaan disini akan berkurang
semakin bertambahnya usia. Semakin tua usia maka tingkat respon dari
kelompok usia tersebut akan berkurang. Hal tersebut berkaitan dengan
menurunnya fungsi penglihatan, pendengaran, dan kecepatan mengambil
keputusan saat berkendara.
5.1.4. Kondisi Cuaca pada Saat Terjadinya Kecelakaan
Kecelakaan yang terjadi berkaitan erat dengan situasi cuaca di lokasi tersebut. Haltersebut dapat diperlihatkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.4 Cuaca pada Saat Kecelakaan Terhadap Jumlah Kecelakaan
No. Kecamatan Cerah Hujan
1 Brebes 8 0
2 Bulukamba 8 0
3 Wanasari 12 2
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 12/24
4 Losari 2 0
5 Tanjung 4 0
Total 34 2
Grafik 5.5 Persentase Kondisi Cuaca pada Saat Kecelakaan di Jawa Tengah Kabupaten
Brebes
Analisis yang akan dilakukan dalam pembahasan ini adalah menegtahui seberapa besar
dampak cuaca terhadap kecelakaan yang terjadi. Dari data didapatkan bahwa jumlah
kecelakaan yang terjadi pada saat cuaca cerah adalah 94%, sedangkan sisanya adalah 6%
pada saat hujan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi cuaca terhadap jumlah
kecelakaan yang terjadi adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kondusifitas berkendara: tingkat kondusifitas disini berkaitan erat dengan
tingkat kenyamanan berkendara yang akan membuat pengendara melaju dengan
kecepatan yang lebih tinggi. Pada saat cuaca cerah maka penglihatan dalam berkendara
lalu lintas akan optimum sehingga kecenderungan pengemudi kendaraan akan melaju
dengan lebih cepat. Hal tersebut memperbesar peluang terjadinya kecelakaan.
2. Tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian: tingkat kewaspadaan dan kehati-hatian
pengemudi akan bertambah ketika cuaca berubah menjadi tidak kondusif. Pada saat
mendung maka pencahayaan sinar matahari akan berkurang sehingga tingkat
kenyamanan penglihatan berkurang. Tingkat kenyamanan yang berkurang tersebut
94%
6%
CUACA
Cerah Hujan
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 13/24
berdampak pada cara berkendaraan pengemudi lalu lintas yang cenderung menurunkan
kecepatannya sehingga resiko kecelakaan lebih kecil.
5.1.5. Hirarki Penyebab Kecelakaan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di Lokasi
kerja wilayah Polres Kabupaten Brebes, baik faktor pengemudi, lingkungan
ataupun kendaraan itu sendiri. Secara detailnya dapat dilihat di tabel Tabel 2.1
Hirarki Penyebab Kecelakaan berikut:
Tabel 5.5 Hirarki Penyebab Kecelakaan
Penyebab kecelakaan Jumlah
1 Kurang hati-hati 14
2 Menyalip 6
3 Simpangan 6
4 Rem mendadak 2
5 Mengantuk 5
6 Kecepatan tinggi 6
Total 39
Grafik 5.6 Diagram Hirarki penyebab kecelakaan dalam persentase
Dari Tabel dan Diagram yang menampilkan faktor-faktor penyebab
kecelakaan dapat terlihat dengan jelas besar persentase dari setiap faktor. Faktor
35.90%
15.38%15.38%
5.13%
12.82%
15.38%
Hirarki Penyebab kecelakaan
Kurang hati-hati
Menyalip
Simpangan
Rem mendadak
Mengantuk
Kecepatan tinggi
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 14/24
penyebab utama kecelakaan disini diklasifikasikan menjadi delapan bagian, yaitu;
kendaraan yang menyalip, kurang hati-hati dipersimpangan, kecerobohan saat
ditikungan, adanya kendaraan yang merem mendadak, kecepatan kendaraan yang
tinggi, adanya tindakan melanggar lalu lintas, faktor jalan yang rusak dan
pengemudi yang tidak memperhatikan lingkungan sekitar.
Dari tabel dan diagram yang telah dibuat, maka kita dapat membuat analisa
mengenai hirarki penyebab kecelakaan yang ada.
1. Faktor penyebab kecelakaan yang terbesar adalah kurang hati-hatinya sebesar
35,90 % yaitu pengendara kendaraan bermotor dalam mengemudikan kendaraan
saat membelok kiri atau kanan arah belakang maupun samping belum aman,
kurang memperhatikan kendaraan yang berhenti di depan akibat pecah ban, dan
tidak memprioritaskan penyeberang lalu lintas saat menyeberang jalan.
2. Faktor penyebab kecelakaan yang terbesar adalah menyalip sebesar 15,38 %, hal
ini mungkin terjadi karena kendaraan yang paling banyak dalam kecelakaan
yang terjadi adalah kendaraan bermotor. Dimana kendaraan bermotor seperti
halnya didaerah lain sering mengabaikan kendaraan lainnya apabila sedang
berada dijalan raya, mereka menyalip tanpa memperhatikan kecepatan kendaran
yang disalip, sehingga sering terjadi tabrakan karena kecepatan kendaraan yang
disalip juga tinggi. Umumnya kecelakaan karena kendaraan motor menyalip
mobil penumpang ataupun truk.
3. Faktor penyebab kecelakaan mengendarai kendaraan bermotor dalam kecepatan
tinggi sebesar 15,38 %, kebanyakan pengemudi tidak mengabaikan batas
kecepatan maksimum untuk berkendara. Dan terutama kendaraan sepeda motor
yang seringkali mengabaikan batas kecepatan maksimum, untuk mempercepatwaktu tempuh dari tempat kediaman sampai tempat kerja.
4. Faktor penyebab kecelakaan lainnya yang cukup berperan adalah kecelakaan
karena masalah dipersimpangan yaitu sebesar 15,38 %, kebanyakan pengemudi
masih kurang berhati-hati saat melewati persimpangan, mereka tidak
memperhatikan kendaraan yang datang dari samping. Hal ini juga berkaitan
dengan managemen persimpangan yang mengatur bagaimana arah laju
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 15/24
kendaraan dipersimpangan, misalnya aturan kendaraan yang langsung belok kiri
yang akhir-akhir I ni sedang digalakkan.
5. Faktor penyebab kecelakaan disebabkan oleh pengemudi yang mengantuk
sebesar 12,82 %, pengemudi dalam kondisi tubuh lelah dan kurang
berkonsentrasi dalam berkendara. Kondisi ini tetap mereka paksakan untuk
mengemudi, sehingga menyebabkan kecelakaan.
6. Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah Faktor kendaraan merem mendadak,
yaitu sebesar 5,13 %. Biasanya rem mendadak ini akan menyebabkan kendaraan
dari arah belakang yang melaju dengan kecepatan tertentu akan menabrak,
sehingga terjadi tabrak depan belakang. Rem mendadak ini biasanya terjadi
karena sipengendara kurang baik dalam memperhitungkan laju kendaraan yang
didepannya, dan kurang baik dalam membaca situasi lalulintas yang ada. Bisa
juga adanya kendaraan yang menyalip sehingga sipengemudi kaget dan secara
refleks merem mendadak tanpa mengetahui dari arah belakang ada kendaraan
lain yang melaju dan menabrak dari belakang. Faktor rem mendadak ini juga
berhubungan erat dengan kemampuan PIEV si pengemudi, biasanya
kemampuan PIEV seorang pengemudi akan menurun seiring dengan usia yang
makin lanjut.
7. Ada beberapa faktor lainnya seperti kurang memperhatikan lingkungan sekitar,
kecepatan yang tinggi yang dapat menyebabkan kesulitan dalam mengontrol
kendaraan, kekurang hati-hatian saat menikung, jalan yang rusak dan adanya
faktor kesengajaan melawan aturan lalu lintas yang sudah ditetapkan misalnya
melawan arus kendaraan.
8. Adanya kendaraan yang terperosok kelubang mengindikasikan jalan yang ada
perlu perbaikan, lubang dijalan sangat berbahaya dan dapat menimbulkankecelakaan, khususnya kendaraan bermotor pada saat terjadi hujan atau pada
waktu malam hari, karena lubang tidak terlihat. Seperti kasus diarea polres
Kabupaten Brebes ini, sikorban meninggal dunia, dia terperosok kelubang dan
hilang keseimbangan sehingga terjatuh, dan dari arah belakang kendaraan yang
melaju dengan kencang menabrak si pengendara motor tadi, dan dia meninggal
dunia. Untuk itu kondisi jalan rusak segera diperbaiki.
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 16/24
5.1.6. Pengaruh Kondisi Geometrik Jalan Terhadap Terjadinya Kecelakaan
Dari banyaknya kecelakaan yang terjadi, dapat juga dibuat hubungan antara
jumlah kecelakaan yang terjadi dengan kondisi geometrik jalan dilokasi terjadinya
kecelakaan.
a. Kondisi Geometrik Horizontal di lokasi kejadian.
Berikut diagram antara jumlah kecelakaan yang ada dengan kondisi
geometrik Horizontal jalan dilokasi kejadian.
Grafik 5.7 Kondisi Geometrik Jalan Horizontal
Dari grafik yang ditampilkan terlihat bahwa kecelakaan yang terjadi sekitar
100 % terjadinya dikondisi jalan yang lurus. Pada jalan lurus biasanya orang
lengah, kurang hati-hati dan mengantuk sehingga faktor terjadinya kecelakaan
semakin tinggi bila dibandingkan dengan jalanan tikungan.
b. Kondisi Geometrik Vertikal di lokasi kejadian.
Berikut diagram antara jumlah kecelakaan yang ada dengan kondisi
geometrik Vertikal jalan dilokasi kejadian.
100.00%
Kondisi Geometrik JalanHorizontal di Lokasi Kecelakaan
Lurus
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 17/24
Grafik 5.7 Faktor kondisi geometrik jalan vertikal
Dari grafik yang ditampilkan terlihat bahwa kecelakaan yang terjadi sekitar
100 % terjadinya dikondisi jalan yang datar. Hal ini biasanya terjadi karena
para pengemudi kendaraan baik motor maupun mobil lebih berhati-hati
diarea tanjakan. Mereka sudah ada antisipasi, sedangkan dijalanan datar
para pengemudi biasanya lengah, dan saat mereka lengah maka akan terjadikecelakaan. Selain itu pada jalanan datar, biasanya banyak kendaraan yang
melaju dengan kecepatan tinggi dan saling menyalip.
5.1.7. Tipe Kecelakaan
Tipe kecelakaan dalam analisis data ini dikelompokkan menjadi tabrakan
depan – belakang , depan – depan, depan – samping, samping – samping,
pedestrian, tabrak lari dan tabrak obyek tetap.
Tabel 5.6 Tipe laka kecelakaan
Tipe Laka Jumlah
Kecelakaan
Depan - Belakang 12
Depan - Belakang 14
Tunggal 1
100.00%
Kondisi Geometrik Jalan
Vertikal di Lokasi Kecelakaan
Datar
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 18/24
Tabbrak Objek Tetap 2
Tabrak Objek Bergerak 1
Samping-samping 3
Lepas Kendali 1Terbalik 1
Tabrak Orang 1
Grafik 5.8 Jumlah kecelakaan berdasarkan tipe laka
Dari tabel dan grafik di atas, terlihat bahwa tipe kecelakaan yang sering
terjadi adalah tabrak depan – belakang sebanyak sebesar (38,89%). Kemudian
tabrak jenis depan – samping juga sering terjadi di Jawa Tengah Kabupaten Brebes
ini dengan (33,33%), tabrak jenis samping-samping sebesar 8,33 %, dan tipe laka
lainnya.
Berdasarkan data kita dapat melihat komposisi tipe kecelakaan yang terjadi.
Adapun yang mempengaruhi tipe kecelakaan tersebut antara lain:
1. Perilaku berkendaraan
Hal yang dimaksud disini ada beberapa perilaku kendaraan yang sulit
diantisipasi oleh pengemudi atau tingkat emosi yang berkecendrungan
33.33%
38.89%
2.78%
5.56%
2.78%
8.33%
2.78% 2.78%2.78%
Jumlah Kecelakaan Berdasarkan Tipe
LakaDepan - Samping
Depan - Belakang
Tunggal
Tabbrak Objek Tetap
Tabrak Objek Bergerak
Samping-samping
Lepas Kendali
Terbalik
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 19/24
melakukan kegiatan tersebut sehingga tipe kendaraan jenis tersebut intens
terjadi. Dari data dapat dilihat bahwa tipe kecelakaan yang intens terjadi adalah
tabrakan depan samping yang mempunyai persentase 39%, lebih besar
di8bandingkan dengan tipe kecelakaan lainnya. Tabrakan depan samping
seringf terjadi pada persimpangan. Pada saat di persimpangan pengemudi
cenderung tidak mengalah kepada pengendara lainnya sehingga ketika
kendaraan berlaju sama-sama kencang maka akan terjadi kecelakaan depan-
samping. Kegiatan yang sering menyebabkan tipe kecelakaan depan-samping
adalah pada saat menyalip. Pada saat menyalip membutuhkan pengambilan
keputusan yangc epat karena kendaran dari arah sebaliknya akan melaju
mengarah kepada kendaraan yang menyalip. Ketika presisi timing menyalip
tidak ttepat maka kan terjadi tabrakan depan-samping jika pengemudi yang di
salip tiodak memberikan jarak yang cukup terhadap kendaraan yang menyalip
ataupun kecepatan menyalip minimal tidak terpenuhi.
2. Kepedulian terhadap lingkungan sekitar
Hal yang dimaksud disini adalah cara berkendara yang memperhatikan prilaku-
prilaku lingkungan lalu lintas sekitar. Pada saat melakukan manuver kendaraan
hal yang perlu diperhatikan tidak hanya kendaraan di depan, tetapi kendaraan
di belakang dengan cara melihat spion, dan juga objek-objek yang terdapat di
samping, misalnya pedestrian. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka akan
terjadi beberapa dampak tipe kecelakan misalnya depan – belakang, hal
tersebut biasanya disebabkan kegiatan rem mendadak kendaraan di depan.
Rem mendadak bisanya dilakukan oleh pengemudi karena tidak membuat jarak
yang cukup bagi kendaraan di depannya dengan kecepatan laju kendaraantersebut, dan juga tidak mempedulikan kendaraan di belakangnya. Sehingga
ketika rem mendadak terjadi, kendaraan di belakangnya tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk merespons atau mengantisipasi kegiatan tersebut.
Ketidakpedulian lingkungan sekitar lainnya adalah tidak memperhatikan
pedestrian yangs sedang berjalan di bahu jalan atau yang ingin menyebarang.
Hal ini dapat mengahsilkan tipe kecelakaan pedestrian.
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 20/24
Dari data kecelakaan kita melihat bahwa komposis tingkat kecelakaan dariyang terbesar hingga terkcil adalah luka ringan, luka berat, dan meninggl dunia.
Pada saat terjadi kecelakaan, maka dampak yang yang terjadi akan dimulai dari
luka ringan merambat ke luka berat dan pada akhirnya yang paling fatal adalah
meninggal dunia.
Kemudian dari jumlah kejadian yang terjadi kita melihat lokasi kejadian yang
paling intens terjadi kecelakaan. Pada data, diketahui bahwa lokasi yang paling
intens terjadi kecelakaan adalah daerah Petarukan, kemudian Tamann dan
Ampelgading, selanjutnya Ulujami, Kabupaten Brebes, dan terakhir Comal.
Berdasrkan keintensan terjadinya kecelakaan di suatu tempat maka kita dapat
memprioritaskan penanganan kecelakaan pada lokasi tersebut. Penanganan dengan
cara prioritas berdasarkan banayknya jumlah kecelakaan yang terjadi diharapkan
jumlah kecelakaan yang terjadi menurun dengan drastis. Penanganan yang terjadi
di daerah tersebut didasarkan pada data kecelakaan penyebab-penyebab kecelakaan
didaerah tersebut sehingga nantinya penanganan yang dilakukan tepat sasaran.
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 21/24
5.2. Metodologi Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan
Diagram Alir Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan
Metodologi penanganan lokasi kecelakaan dilakukan melalui alur pada
diagram diatas. Proses identifikasi pertama adalah proses pengumpulan data. Data
yang diidentifikasi adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diambil
melalui instansi yang telah melakukan pencatatan terlebih dahulu, yaitu Polres
Semarang. Perbedaannya dengan data primer adalah datatersebut diambil sendiri di
Data Sekunder Kecelakaan di Kabupaten Kabupaten Brebes
Mengidentifikasi Lokasi Rawan Kecelakaan Berdasarkan Frekuensi
Kecelakaan yang Terjadi Berdasarkan Kecamatan
Mengidentifikasi dan Menganalisa Komponen-Komponen yang
Mengikuti Pada Saat Terjadinya Kecelakaan Terdiri Atas Cuaca,
Jenis Kendaraan, Kelompok Usia, dan lain-lain
Mengidentifikasi dan Menganalisa Penyebab-Penyebab Kecelakaan
Berdasarkan Hirarki yang Terjadi
Memberikan Penanggulangan Jangka Pendek, Jangka menengah, dan
Jangka Panjang dengan Prioritas Lokasi Rawan Kecelakaan
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 22/24
lokasi kejadian. Data sekunder ini kemudian di kelompokkan sesuai kebutuhan
proses identifikasi untuk mendapatkan penanggulangan yang tepat sasaran. Data
sekunder tersebut dikelompokkan berdasarkan lokasi kejadian, jumlah korban
dengan tingkat kerusakan berbeda, dimulai dari luka ringan, luka berat, dan
meninggal dunia, karakteristik pengemudi, tipe kecelakaan, kendaraan yang
terlibat, dan penyebab kecelakaan.
Kemudian data kecelakaan yang terjadi tersebut dikelompokkan menurut
lokasi kejadian berdasarkan kecamatan. Lokasi kecamatan tempat terjadinya
kecelakaan yaitu: Ampelgading, Bantarbolang, Comal, Kabupaten Brebes,
Petarukan, Taman, dan Ulujami. Kemudian setelah pengelompokkan data tersebut
maka didapatkan lokasi rawan kecelakaan berdasarkan frekuensi yang paling tinggi
terjadinya kecelakaan.
Kemudian setelah mengetahui lokasi rawan kecelakaan maka kita akan
mengidentifikasi komponen-komponen yang terlibat yang erat kaitannya terhadap
kecendrungan terjadinya kecelakaan tersebut. Komponen yang pertama adalah
kelompok usia dari karakteristik
pengemudi. Penyebaran data karakteristik pengemudi sebagai pelaku
klecelakaan menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara kelompok
usia terhadap frekuensi kecelakaan yang terjadi. Kemudian yang kedua adalah jenis
kendaraan yang terlibat. Jenis kendaraan yang terlibat bermacam-macam mulai dari
sepeda motor, sepeda dayung, bus, truk, dan mobil penumpang. Variasi dan jumlah
komponen masing-masing varian kendaraan mempengaruhi jumlah kecelakaan
yang terjadi.Faktor ketiga adalah kondisi cuaca yang terjadi pada saat terjadinya
kecelakaan. Cuaca pada saat terjadniya kecelakaan dapat melihat hubungan
lingkungan terhadap terjadinya kecelakaan. Kondisi cuaca tersebut terdiri dari
cerah, mendung, gerimis, dan hujan lebat. Faktor keempat adalah kondisi
geometrik jalan. Geometrik jalan pun terdiri atas 2 komponen, yaitu komponen
vertikal dan horizontal. Komponen vertikal terdiri atas jalan datar, tanjakan, atau
turunan. Sedangkan komponen jalan horizontal yaitu lurus dan tikungan. Pada data
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 23/24
yang telah dikelompokkan nantinya kita dapat melihat seberapa besar dampak
kondisi geometrik jalan terhadap terjadinya kecelakaan. Faktor kelima adalah
waktu terjadinya kecelakaan. Waktu terjadinya kecelakaan mempengaruhi
produktifitas dari kegiatan lalu lintas. Hal tersebut membuat peluang terjadinya
kecelakaan semakin besar. Waktu kecelakaan terbagi menjadi 4 bagian, yaitu 00.00
– 06.00, 06.00 – 12.00, 12.00 – 18.00, dan 18.00 – 00.00. Pada saat waktu
produktif frekuensi jumlah kecelakaan lebih banyak dari kelompok waktu lainnya.
Faktor yang terakhir, yaitu faktor keenam adalah tipe kecelakaan. Tipe kecelakaan
terdiri atas depan – belakang, depan-depan, depan-samping, samping-samping,
pedestrian, tabrak lari, dan tabrak obyek. Tipe kecelakaan ini berkaitan erat dengan
prilaku pengemudi.
Kemudian setelah itu kita mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh-
pengaruh kondisi komponen di atas dengan penyebab kejadian kecelakaan.
Penyebab kecelakaan yang terjadi kita klasifikasikan berdasarkan rumpun yang
sama sehingga kita dapat memberikan penanggulangan yang tepat sasaran.
Kemudian setelah diidentifikasikan dan dianalisa penyebab terjadinya
kecelakaan kita dapat memberikan penanganan solusi pada daerah rawan
kecelakaan. Penanganan tersebut terdir dari 3 jenis sesuai jangka waktu
peruntukkannya, yaitu jangka pendek, jangka menegah, dan jangka panjang, antara
lain :
1. Jangka Pendek
a. Faktor Pengguna Jalan
- Dilakukan penahanan surat ijin mengemudi bagi para pelanggar;
- Dilakukan inspeksi jalan untuk mengurangi jumlah pelanggar;
- Bagi pengendara diwajibkan menggunakan perlengkapan keselamatan
berkendara.
b. Faktor Fasilitas Jalan
5/13/2018 AMDAL BAB I - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/amdal-bab-i-55a8239764e19 24/24
- Pemasangan Marka Jalan dan Rambu-rambu jalan;
- Melakukan pembersihan daerah pinggiran jalan.
2.
Jangka Menengah:
- Mengadakan sosialisasi tentang pentingnya keselamatan berkendara
bagi para pengguna dan lingkungan sekitarnya;
- Melakukan pengecekan kendaran secara periode, agar kendaraan
tersebut layak untuk dipakai berkendara.
- Melakukan SIDAK secara berkala.
3. Jangka Panjang:
a. Faktor geometrik
- Perubahan kedataran / kelandaian vertikal;
- Perubahan lengkung horisontal dan lengkung vertikal;
- Perubahan friksi permukaan jalan;
- Perbaikan jalan;
- Pembuatan saluran drainase;
- Pelebaran jalan.
b. Faktor Manusia
- Diperlukan pendidikan khusus tentang lalu lintas ditingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA), pendidikan ini sangat diperlukan sebelum
mereka berumur 17 tahun dan membuat SIM (Surat Ijin Mengemudi).