Akuntansi Sektor Publik

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi meliputi kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara ekonomis, efisien dan efektif. Pusat pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dipergunakannya sistem pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya organisasi. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja sektor publik ? 1

description

Pengukuran Kinerja

Transcript of Akuntansi Sektor Publik

Page 1: Akuntansi Sektor Publik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengukuran kinerja sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer

dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik. Akuntabilitas bukan sekedar

kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan tetapi meliputi

kemampuan menunjukkan bahwa uang publik tersebut telah dibelanjakan secara

ekonomis, efisien dan efektif.  Pusat pertanggungjawaban berperan untuk menciptakan

indikator kinerja sebagai dasar untuk menilai kinerja. Dipergunakannya sistem

pengukuran kinerja yang handal (reliable) merupakan salah satu faktor kunci suksesnya

organisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja sektor publik ?

2. Apa yang dimaksud dengan indikator kinerja sektor publik ?

3. Apa saja prinsip – prinsip pemilihan ukuran kinerja sektor publik ?

4. Bagaimana sistem pengukuran kinerja sektor publik ?

5. Bagaiamana siklus pengukuran kinerja sektor publik ?

6. Apa yang dimaksud dengan value for money ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur kinerja sektor publik.

1

Page 2: Akuntansi Sektor Publik

2. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai pengukuran sektor publik.

3.  Untuk mengetahui bagaimana sistem pengukuran kinerja.

4. Untuk memperdalam pengetahuan mengenai value for money.

2

Page 3: Akuntansi Sektor Publik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran Kinerja

Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan/program/kebijakan untuk mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Menurut Mardiasmo (2002), sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai pencapaian suatu strategi

melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja ini dapat

dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik antara lain:

1. Membantu memperbaiki kinerja pemerintah agar dapat berfokus pada tujuan dan

sasaran program unit kerja yangn pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan

efektivitas organisasi sektor publik dalam memberikan layanan kepada masyarakat.

2. Ukuran kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan

pembuatan keputusan.

3. Untuk mewujudkan tanggung jawab publik dan memperbaiki komunikasi

kelembagaan.

Selain itu, pihak legislatif menggunakan ukuran kinerja ini untuk menentukan

kelayakan biaya pelayanan (cost of service) yang dibebankan kepada masyarakat

pengguna jasa publik karena mereka tidak mau selalu ditarik pungutan tanpa adanya

peningkatan kualitas dan kuantitas dari pelayanan yang diterima tersebut. Kinerja sektor

publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat

digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda dengan sektor

swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik lebih banyak bersifat intangible

3

Page 4: Akuntansi Sektor Publik

output, maka ukuran finansial saja tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan ukuran kerja non-finansial.

2.2 Indikator Kinerja

2.2.1 Pengertian Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan

tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, yaitu :

1. Indikator masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksaan

kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran. Indikator ini dapat berupa

dana, sumber daya manusia, informasi, kebijakan/ peraturan perundang-undangan,

dan sebagainya.

2. Indikator keluaran (outputs) adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari

suatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/ atau nonfisik.

3. Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

4. Indikator manfaat ( benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari

pelaksanaan kegiatan.

5. Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif

maupun negative terhadap setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang

telah ditetapkan.

2.2.2 Peranan Indikator Kinerja dalam Pengukuran Kinerja

Indikator kinerja digunakan sebagai indikator pelaksanaan strategi yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja tersebut dapat berbentuk faktor – faktor keberhasilan

utama organisasi (critical success factor) dan indicator kinerja kunci (key

performance indicator).

4

Page 5: Akuntansi Sektor Publik

2.2.3 Syarat-Syarat Indikator Kinerja

Syarat indikator kinerja menurut BPKP (2000) adalah sebagai berikut :

1. Spesifik, jelas, dan tidak ada kemungkinan kesalahan interprestasi.

2. Dapat diukur secara objektif baik yang bersifat kuantitatif mapun

kualitatif, yaitu dua atau lebih yang mengukur indikator kinerja

mempunyai kesimpulan yang sama.

3. Relevan, indikator kinerja harus mengenai aspek objektif yang relevan.

4. Dapat dicapai, penting dan harus berguna untuk menunjukan keberhasilan

masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat serta dampak atau pencapaian

(accomplishment).

5. Efektif, data/ informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja

bersangkutan dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis denga biaya yang

tersedia.

2.3 Prinsip-Prinsip Pemilihan Ukuran Kinerja

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih ukuran-ukuran

kinerja instansi yang sesuai dengan skema indikator:

Evaluasi kembali ukuran yang ada Informasi kinerja tetap dibutuhkan oleh

manajemen. Apabila skema indikator kinerja

sudah tidak berfungsi, maka manajemen akan

mengembangkan skema baru.

Mengukur kegiatan yang penting,

tidak hanya hasil

Kinerja selalu berorientasi hasil. Ukuran hasil

sering diformulasikan dalam rasio keuangan.

Pencapaian hasil akan menunjukkan adanya

permasalahan. Hasil tersebut tidak akan

5

Page 6: Akuntansi Sektor Publik

menunjukkan diagnosis hasil.

Pengukuran harus mendorong tim

kerja yang akan mencapai tujuan

Pembagian proses pengukuran menciptakan

lingkungan tim kerja yang aktivitasnya

diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi.

Pengukuran harus merupakan

perangkat yang terintegrasi,

seimbang dalam penerapannya

Agar efektif, sistem pengukuran harus

diciptakan sebagai perangkat terintegrasi

yang diperoleh dari strategi perusahaan.

Sebagian besar perusahaan berusaha

meminimalkan biaya, meningkatkan kualitas,

mengurangi waktu pelaksanaan produksi dan

menciptakan pengembalian investasi yang

wajar.

Pengukuran harus memiliki fokus

eksternal jika memungkinkan

Ukuran internal yang umum dipakai dalam

sebuah organisasi perbandingan kinerja dari

tahun ke tahun. Suatu perbandingan tertentu

dapat dilakukan ke tingkatan mikro: divisi,

departemen, kelompok, bahkan individu.

2.4 Sistem Pengukuran Kinerja

2.4.1 Konsep Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan langkah awal dari proses pembandingan

industri. Perbandingan industry seringkali merupakan langkah pengujian model,

dimana pengelolaan input sektor publik akan menghasilkan output yang mampu

mempengaruhi lingkungannya. Tujuan dari pemodelan kinerja ini adalah untuk

menguraikan masalah melalui analisis kinerja yang diterapkan melalui proses

6

Page 7: Akuntansi Sektor Publik

penilaian kinerja sektor publik. Dalam analisis kinerja, perbandingan dinamis antara

cross sectional akan menghasilkan suatu benchbmark. Dari hasil analisis itu, daftar

keinginan kinerja dan target dapat dibuat sesuai skema indikator kinerja. Ini berarti

bahwa indikator kinerja merupakan prospektif sistem pelayanan, dan target serta

penghargaan merupakan model eksplisit yang dapat dijadikan sebagai acuan oleh

pihak eksternal.

2.4.2 Tujuan dan manfaat Sistem Pengukuran Kinerja

1. Tujuan sistem pengukuran kinerja, yaitu :

Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan

bottom up),

Menyeimbangkan ukuran kinerja financial dan non financial,

Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah

dan bawah serta memotivasi untuk mencapai gold congruence: dan

Alat untuk mencapai kepuasan individual maupun kolektif yang rasioanal.

2. Manfaat pengukuran kinerja, yaitu :

Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai

kinerja manajemen,

Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan,

Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan

membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan

korektif untuk memperbaiki kinerja,

Dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &

punishment) secara objektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai

dengan system pengkuran kinerja yang telah disepakati,     

7

Page 8: Akuntansi Sektor Publik

Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka

memperbaiki kinerja organisasi,

Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi,

Membantu memahami proses kegiatan pemerintah, dan

Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.

2.5 Siklus Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja dilakukan dengan melalui lima tahapan berikut ini:

1. Perencanaan strategi: siklus pengukuran kinerja dimulai dengan proses

penskemaan strategi, yang berkenaan dengan penetapan visi, misi, tujuan dan

sasaran, kebijakan, program operasional san kegiatan/aktivitas.

2. Penciptaan indikator kinerja: penciptaan indikator kinerja dilakukan setelah

perumusan strategi. Indikator yang mudah adalah untuk aktivitas yang dapat

dihitung, contohnya adalah jumlah klaim yang diproses.

3. Mengembangkan sistem pengukuran kinerja: tahap ini terdiri dari tiga langkah,

yaitu: pertama, meyakinkan keberadaan data yang diperlukan dalam siklus

pengukuran kinerja. Kedua, mengukur kinerja dengan data yang tersedia dan data

yang dikumpulkan. Ketiga, penggunaan data pengukuran yang dihimpun, harus

dipresentasikan dalam cara-cara yang dapat dimengerti dan bermanfaat.

4. Penyempurnaan ukuran: pada tahap ini dilakukan pemikiran kembali atas

indikator hasil (outcomes) dan indikator dampak (impacts) menjadi lebih penting

dibandingkan dengan pemikiran kembali atas indikator masukan (inputs) dan

keluaran (outputs).

8

Page 9: Akuntansi Sektor Publik

5. Pengintegrasian dengan proses manajemen: bagaimana menggunakan ukuran

kinerja tersedian secara efektif merupakan tantangan selanjutnya. Penggunaan

data organisasi dapat dijadikan alat untuk memotivasi tindakan dalam organisasi.

2.4 Value For Money

Value for Money merupakan inti pengukuran kinerja pada organisasi pemerintah.

Kinerja pemerintah tidak dapat dinilai dari sisi output yang dihasilkan saja, akan tetapi

harus mempertimbangkan input, output dan outcome secara bersama - sama.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh pemerintah dalam melakukan pengukuran

kinerja adalah sulitnya mengukur output, karena output yang dihasilkan tidak selalu

berupa output yang berwujud, akan tetapi lebih banyak berupa intangible output. 

2.4.1 Pengukuran Value for Money

Kriteria pokok yang mendasari pelaksanaan manajemen publik yang dikehendaki oleh

masyarakat mencakup pertanggungjawaban mengenai pelaksanaan value for

money, yaitu : ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi sumber daya,

efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti penggunaannya

diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan , serta efektif (berhasil guna) dalam arti

mencapai tujuan dan sasaran.

2.4.2 Langkah – Langkah Pengukuran Value For Money

1. Pengukuran Ekonomi

Pengukuran ekonomi hanya mempertimbangkan masukan yang dipergunakan.

Ekonomi merupakan ukuran relative.

2. Pengukuran Efisiensi

9

Page 10: Akuntansi Sektor Publik

Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for

maney. Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar

output daripada input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi.

3. Pengukuran Efektifitas

Efektifitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.

Efektifitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

4. Pengukuran Outcome

Outcome adalah dampak suatu program terhadap masyarakat. Outcome lebih tinggi

nilainya daripada output. Karena output hanya mengukur hasil tanpa mengukur

dampaknya terhadap masyarakat, sedangkan outcome mengukur kualitas output dan

dampak yang dihasilkan (Smith, 1996). Pengukuran outcome memiliki dua peran

yaitu peran retrospektif dan prospektif.

 

 

 

 

 

10

Page 11: Akuntansi Sektor Publik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulaan

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan untuk

membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur financial

dan non financial. Sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu alat pengendalian

organisasi karena di perkuat oleh adanya mekanisme reward dan

punishment, dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja pemerintah,

memperbaiki pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, serta untuk

memfasilitasi terwujudnya akuntabilitas publik.

Inti pengukuran kinerja pemerintah adalah pengukuran value of money. Kinerja

pemerintah harus diukur dari sisi input, output dan outcome. Tujuan pengukuran value of

money yaitu mengukur tingkat keekonomisan dalam alokasi sumber daya, efisiensi, serta

efektifitas dalam pengguanaan sumber daya.

3.2 Saran

11

Page 12: Akuntansi Sektor Publik

DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. (2004). “Akuntansi Sektor Publik”. Edisi Ke 2. Yogyakarta: Penerbit Andi

http://kotaawan.wordpress.com/2011/12/24/pengukuran-kinerja-akuntansi-sektor-publik/

http://www.fileden.com/files/2009/10/21/2613195/ASP%20TM%208%20UP.doc

http://www.menpan.go.id/index.php?option=com_phocadownload&view=category&download=336:p..

12