Artikel Akuntansi Sektor Publik

24
PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH INDONESIA Artikel ini disusun untuk memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik Dosen Pengampu: Drs. Sulardi, SE. M.Si. Akt. Oleh: R. Indra Sarjono Sipahutar (F0312096) JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

description

TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK KHUSUSNYA AKUNTANSI PEMERINTAHAN

Transcript of Artikel Akuntansi Sektor Publik

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH INDONESIAArtikel ini disusun untuk memenuhi tugas Akuntansi Sektor Publik Dosen Pengampu: Drs. Sulardi, SE. M.Si. Akt.

Oleh:R. Indra Sarjono Sipahutar(F0312096)JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARETTAHUN AJARAN 2013/2014PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL PADA STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH INDONESIAR. Indra Sarjono SipahutarUniversitas Sebelas Maret

ABSTRAKArtikel ini menjelaskan mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual pada akuntansi pemerintahan. Akuntansi berbasis akrual diharapkan akan memperbaiki kinerja pemerintahan di Indonesia. Oleh karena itu, penjelasan dalam artikel ini akan menyinggung mengenai basis akuntansi yang digunakan oleh pemerintah Indonesia dan bagaimana penerapannya pada standar akuntansi pemerintahan. Kelebihan dan kekurangan basis akrual akan dijelaskan untuk memberikan gambaran mengenai penerapan akuntansi akrual pada standar akuntansi pemerintah Indonesia. Penerapan akuntansi berbasis akrual disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 yang mengharuskan penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh pada tahun 2015. Artikel ini juga menjelaskan mengenai peluang, tantangan serta strategi yang tepat untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual pada standar akuntansi pemerintahan Indonesia.Kata Kunci : Basis, pemerintah

PENDAHULUANDalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan di bidang akuntansi pemerintahan. Perubahan di bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia bagi berbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnyagood governance dalam penyelenggaraan pemerintahan (Simanjuntak, 2012).Perubahan basis akuntansi pemerintah Indonesia yaitu dari akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual telah menjadi program reformasi pemerintah Indonesia di bidang akuntansi. Penerapan akuntansi berbasis akrual menjadi keharusan pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, dan perubahan ini telah mulai dilaksanakan pada tahun anggaran 2008. Pelaksanaan perubahan ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengatur syarat bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD yang disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Selanjutnya untuk mendukung proses penerapan akuntansi berbasis akrual, maka pemerintah mengeluarkan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang berisikan amanatk tugas penyusunan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual tersebut kepada suatu komite standar yang independen yang ditetapkan dengan suatu keputusan presiden tentang komisi standar akuntansi pemerintahan (KSAP).Dalam perkembangannya, Komisi Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) telah melakukan berbagai penelitian dan pembahasan selama kurun waktu 2 tahun dimulai dari tahun 2006 sampai tahun 2008 mengenai penerapan akuntansi berbasis akrual dalam pemerintahan Indonesia. Adapun hasil kajian Komisi Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) adalah berupa Draft Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbasis akrual berdasarkan kesepakatan sementara dari KSAP. Kemudian Draft Standar Akutansi Pemerintahan ini ditetapkan sebagai Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP Akrual yang menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP dengan basis cash toward accrual. Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP ini maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang SAP dengan basis cash toward accrual tidak berlaku lagi.Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Akrual mengubah basis akuntansi pemerintahan Indonesia dari kas menuju akrual menjadi akrual penuh. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Akrual dan kesepakatan pemerintah dan DPR, maka penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap, hingga implementasi penuhnya di tahun 2015.Peraturan Pemerintah No.7 Tahun 2010 mengharuskan pada tahun 2015 setiap entitas pelaporan dan entitas akuntansi pada pemerintah pusat akan mulai menerapkan basis akrual dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah. Satuan kerja pada pemerintah pusat sebagai entitas akuntansi yang menjadi bagian dari Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat tentunya memegang peranan penting dalam menyediakan data dan informasi yang lengkap dan benar demi tercapainya kualitas Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.Hal-hal yang yang menjadi latar belakang penerapan akuntansi berbasis akrual pada pemerintahan Indonesia ini supaya pengguna dapat mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi dan pencapaian tujuan; dapat mengidentifikasi posisi keuangan pemerintah dan perubahannya; untuk mengetahui sumber pendanaan pemerintah; dan juga untuk mengidentifikasi kesempatan dalam menggunakan sumber daya masa depan dan pengelolaan yang baik atas sumber daya tersebut. Tujuan-tujuan penerapan akuntansi berbasis akrual diatas akan dibuktikan keefektifannya setelah akuntansi berbasis akrual resmi diterapkan di Indonesia mulai tahun 2015.

TINJAUAN TEORIBasis AkuntansiBasis akuntansi merupakan prinsip akuntansi untuk menentukan saat pengakuan dan pelaporan suatu transaksi ekonomi dalam laporan keuangan. Terdapat empat basis yang umum digunakan dalam pencatatan transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan, yaitu basis kas, modifikasi kas, modifikasi akrual dan akrual penuh. Basis akuntansi yang paling sering digunakan adalah basis akuntansi kas dan basis akuntansi akrual.Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Dalam akuntansi berbasis akrual, waktu pencatatan (recording) sesuai dengan saat terjadinya arus sumber daya, sehingga dapat menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat. Sedangkan akuntansi berbasis kasadalahbasis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.Penggunaan Basis AkuntansiAkuntansi berbasis kas disukai berbagai negara terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia antara lain karena sederhana, kaitan anggaran dan sistem pajak yang jelas, mudah dipahami dan dilaksanakan, dapat diaudit dengan mudah. Penggunaan akuntansi berbasis kas memiliki berbagai risiko dan kelemahan dalam pelaksanaanya seperti terdapat risiko rentannya manipulasi arus kas, mendorong kecenderungan pemerintah untuk mengeluarkan pengeluaran sampai anggaran habis, tidak terdapatnya pengendalian aset tidak lancar (nonkas) secara terkoordinasi melalui akuntansi, risiko aset terabaikan atau tidak digunakan, kemungkinan peningkatan utang yang besar dan risiko kebangkrutan yang tidak dapat dideteksi secara dini pada akuntansi dan laporan keuangan. Akuntansi berbasis kas ini juga tidak mengukur hubungan antara analisis ekonomi dan output negara, tidak menggambarkan biaya atau beban tetap negara terutama beban penyusutan aset tetap. Akuntansi berbasis kas hanya memberikan gambaran parsial mengenai posisi keuangan negaraAkuntansi berbasis akrual cocok digunakan pada negara karena basis ini menyeimbangkan antara belanja modal dengan akuntansi penyusutan, mengakumulasi kewajiban pembayaran uang pensiun, mewaspadai adanya risiko utang di masa depan, kemampuan memberikan gambaran secara keseluruhan mengenai keuangan negara, tidak hanya berfokus pada kas, manipulasi kas lebih mudah terdeteksi dengan menggunakan akuntansi berbasis akrual.

PEMBAHASANDalam sejarah Indonesia, perubahan akuntansi pemerintah belum banyak dilakukan sejak tahun 1945. Tetapi sejak reformasi tahun 1998, muncul keinginan untuk melakukan reformasi dalam standar akuntansi pemerintah Indonesia. Hal ini ditandai dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, undang-undang ini menjadi dasar penting dalam perubahan standar akuntansi pemerintahan Indonesia. Penerbitan UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ini juga diikuti dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara dan UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Ketiga undang-undang tersebut menjadikan tuntutan perubahan standar akuntansi pemerintahah semakin kuat.Sebelum dikeluarkannya UU No.17 Tahun 2003, pencatatan keuangan negara dilakukan dengan pencatatan single entry dengan menggunakan akuntansi berbasis kas. UU No.17 Tahun 2003 menjadi dasar hukum Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) yang terdapat pada pasal 32, yaitu:1. Bentuk dan isi LPJ pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)2. Standar Akuntansi disusun oleh suatu Komite Independen dan ditetapkan dengan PPLaporan keuangan pokok menurut SAPadalah:1. Laporan Realisasi Anggaran;2. Neraca;3. Laporan Arus Kas4. Catatan Atas Laporan KeuanganLaporan keuangan Pemerintah untuk tujuan umum juga mempunyai kemampuan prediktif dan prospektif dalam hal memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi berkelanjutan, sumber daya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan serta resiko dan ketidakpastian yang terkait.3. Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:1) Masyarakat2) Para wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa3) Pihak yang memberi atau beperan dalam proses donasi, investasi dan pinjaman4) Pemerintah4. Tujuan dari Standar Akuntansi Pemerintahan adalah :1) Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuanganpemerintah2) SAP disusun dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangannegara3) SAP berlaku untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Selain tujuan diatas, Standar Akuntansi Pemerintahan bertujuan untuk :a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuanb. Manajemen; memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana pemerintahc. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur, menyeluruh kepadastakeholdersd. Keseimbangan Antargenerasi; memberikan informasi mengenai kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah generasi yang ada ikut menanggung beban pengeluaran tersebut.Untuk mendukung proses peralihan dari basis kas menuju basis akrual dan penerapan akuntansi berbasis akrual secra penuh dalam pemerintahan, maka pada tahun 2005 dikeluarkan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 yang menetapkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) basis kas menuju akrual (Cash Towards Accrual). Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakuipendapatan,belanja, danpembiayaanberbasis kas, serta mengakuiaset,utang, danekuitas danaberbasis akrual. Basis kas menuju akrual ini melakukan pencatatan dengan cara menggunakan basis kas pada periode pelaksanaan anggaran (yaitu pendapatan diakui pada saat kas diterima ke Kas Negara dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas Negara). Dan pada akhir periode diperlukan penyesuaian-penyesuaian untuk mencatat belanja harta tetap yang dilakukan pada periode pelaksanaan (dengan menggunakan metode kolorari), serta mencatat hak ataupun keawajiban Negara.Dalam pelaksanaannya, penerapan basis akuntansi akrual yang direncanakan akan diterapkan secara penuh pada tahun 2008 (sesuai dengan UU No.17 tahun 2003: penerapan basis akrual selambat-lambatnya 5 tahun setelah undang-undang tersebut dikeluarkan) mengalami keterlambatan. Untuk menindaklanjuti penerapan akuntansi berbasis akrual maka diterbitkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 yang menetapkan bahwa akuntansi berbasis akrual akan ditetapkan secara penuh mulai tahun 2015 atau kurang lebih satu setengah tahun lagi. Peraturan Pemerintah Nomor 71 2010 Pasal 1 ayat (8) menyebutkan bahwa yang dimaksud denganSAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakuipendapatan,beban,aset,utang, danekuitasdalampelaporan finansialberbasis akrual, serta mengakuipendapatan,belanja, danpembiayaandalampelaporan pelaksanaan anggaranberdasarkan basis yang ditetapkan dalamAPBN/APBD. Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010). Hal yang membedakan antara akuntansi berbasis kas menuju akrual (Cash Towards Accrual) dengan akuntansi berbasis akrual yang diatur dalam PP No.71 Tahun 2010 dengan PP No.24 tahun 2005, terutama dalam laporan keuangannya seperti berikut:

PerbedaanPP No. 24 Tahun 2005 (Cash Towards Accrual)PP No. 71 Tahun 2010 ( Basis Akrual)

1. Jenis Laporan Keuangan

2. Pengakuan pendapatan

3. Pengakuan belanja1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)2) Neraca3) Laporan Arus Kas4) Catatan atas Laporan Keuangan

Pada saat kas diterima

Pada saat kas dikeluarkan1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)2) Neraca 3) Laporan Arus Kas4) Catatan Atas Laporan Keuangan5) Laporan Operasional (LO)6) Laporan Perubahan Saldo7) Laporan Perubahan Ekuitas

1) Pendapatan-LO, pada saat hak timbul atau adanya aliran sumber daya ekonomi2) Pendapatan-LRA pada saat kas diterima

1) Beban pada LO, saat kewajiban timbul, konsumsi set, atau penurunan nilai ekonomis2) Belanja pada LRA, saat pembayaran/kas keluar

Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Basis Akrual

Kelebihan akuntansi berbasis akrual, antara lain:1. Memberikan gambaran bagaimana pemerintahan membiayai aktivitas-aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan pendanaannya2. Memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah saat ini untuk membiayai aktivitas-aktivitasnya dan untuk memenuhi segala kewajiban dan komitmen-komitmen yang ada3. Menunjukkan posisi keuangan pemerintah dan perubahan posisi keuangannya4. Menyediakan ruang bagi pemerintah untuk menunjukkan keberhasilan pengelolaan sumber daya yang dikelola pemerintah5. Memberikan manfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas serta pencapaian hasil akhir atas penggunaan sumber daya yang dikelola oeh pemerintah.Adapun kekurangan dalam penerapan basis akrual, antara lain:1. Biaya yang cukup besar yang harus disiapkan untuk menangani hal-hal sebagai berikut:a. Biaya untuk penilaian asetb. Biaya untuk penyiapan kebijakan akuntansic. Biaya untuk membangun sistem akuntansi termasuk membeli komputer atau peralatan lainnya untuk mendukung sistem tersebutd. Biaya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memadai dan kompeten untuk menangani akuntansi pemrintahan berbasis akrual;2. Basis akrual pada dasarnya didesain untuk mengukur laba sehingga kurang memberikan arti pada sektor publik atau pemerintahan3. Basis akrual lebih kompleks dibandingkan dengan basis kas sehingga ada kemungkinan parlemen (DPR/DPRD) kurang memberikan perhatian dalam penelaahan sehingga mengurangi akuntabilitas laporan keuangan tersebut4. Memerlukan ruang yang lebih luas dalam hal pertimbangan profesioanal (profetional judgement) baik oleh penyedian laporan.Perkembangan yang terjadi selama kurun waktu 11 tahun sejak diterbitkannya UU No. 17 Tahun 2003 telah menunjukkan kemajuan yang signifikan untuk mendukung penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh pada tahun 2015. Kemajuan ini dapat kita ketahui dari adanya perkembangan opini atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LKKL) yang semakin meningkat kualitasnya setiap tahunnya. Adapun peluang penerapan akuntansi berbasis akrual, antara lain:1. Amanat UU No.17 Tahun 2003 tentang penerapan akuntansi berbasis akrual.2. Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah para pihak yang berkepentingan secara umum terhadap realisasi anggaran. Pengguna laporan keuangan pemerintah adalah:a. Badan legislatif baik DPR maupun DPRD serta badan-badan pemerintahan lainnya dalam rangka menilai pemerintah dalam pengelolaan sumber daya, dan bentuk konsistensi atas perundangundangan;b. Masyarakat yang memberikan pendapatan dan sumber daya yang diperlukan untuk operasional pemerintahan, yang menerima pelayanan dari pemerintah dan siapa pemilik manfaat dari uang publik dan property tersebut3. Para investor pada sekuritas pemerintahInvestor dan kreditor tersebut menyediakan sumber daya keuangan bagi pemerintah. Pemerintah memiliki kepentingan dalam memberikan pihak investor dan kreditor informasi yang berguna dalam mengevaluasi pemerintah atau kemampuan unit tertentu untuk membiayai kegiatan-kegiatannya dan untuk memenuhi kewajiban dan komitmen4. Pelaporan keuangan pemerintah yang baik juga akan memberikan persepsi lembaga pemeringkat pemberi kredit, investasi, dan lainnya Berdasarkan rangking lembaga pemeringkat maka citra negara akan meningkat dan dapat mengundang para investor untuk berinvestasi ke dalam negeri baik langsung ataupun portofolio dalam bentuk saham atau obligasi pemerintah. Terbukti dengan membaiknya investasi terhadap 17 negara-negara yang telah menerapkan basis akrual pada akuntasi pemerintahan mereka.5. Pengalaman dalam mengembangkan dan menyusun sistem akuntansi dan aplikasi laporan keuangan berbasis kas menuju akrual (cash towards accrual)Tantangan dalam Penerapan Basis AkrualDalam penerapan akuntansi berbasis akrual ini masih terdapat beberapa kekurangan yang menimbulkan adanya tantangan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh pada tahun 2015. Adapun tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan akuntansi berbasis akrual ini adalah:1. Perbaikan pada sistem akuntansi dan teknologi akuntansi (Information Technology Based System)2. Komitmen dari pimpinan atau dukungan penerapan akuntansi berbasis akrual dari pemerintah3. Tersedianya sumber daya manusia khususnya tenaga akuntan yang kompeten4. Resistensi atau penolakan atas perubahan basis akuntansi5. Biaya besar yang dibutuhkanStrategi Penerapan Basis Akrual di IndonesiaBerdasarkan analisis kelebihan,kekurangan, peluang serta tantangan terhadap penerapan akuntansi berbasis akrual, maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dan dipersiapkan untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual secara penuh pada tahun 2015 mendatang termasuk strategi yang akan digunakan untuk mendukung kelancaran proses penerapan akuntansi tersebut. Adapu strategi yang sesuai untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual pada pemerintah Indonesia, adalah:1. Pertimbangan dalam memilih strategi penerapan akuntansi berbasis akrualPemerintah ndonesia telah memilih penerapan akuntansi berbasis akrual dengan model bertahap. Strategi ini telah dilaksanakan sejak diterbitkannya UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan dinilai cukup baik dalam pelaksanaannya.2. Komitmen politik Pemerintah Indonesia, komitmen ini diperlukan untuk menjaga supaya tujuan penerapan akuntansi berbasis akrual tetap sesuai dengan undang-undang yang mengaturnya.3. Sosialisasi tujuan yang akan dicapai kepada semua pihak-pihak yang bersangkutan4. Mempersiapkan sistem akuntansi dan sistem pengendalian internal (SPI) yang memadai.5. Perlunya sumber daya manusia terutama tenaga akuntan yang kompeten6. Penerapan akuntansi berbasis akrual harus ditetapkan sebagai bagian dari reformasi birokrasi, penerapan akuntans berbasis akrual tidak hanya menyangkut masalah teknis akuntansinya, tetapi juga mengenai perubahan budaya organisasi secara menyeluruh dan perubahan anggaran yang akan digunakan.

PENUTUPSistem akuntansi berbasis akrual merupakan sistem akuntansi modern yang biasanya digunakan pada sektor swasta dan banyak diterapkan di negara-negara maju. Penerapan akuntansi berbasis akrual ini diamanatkan pada UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dam PP No.71 Tahun 2010 yang mengatur penerapan akuntansi berbasis akrual secara utuh pada pemerintahan Indonesia. Penerapan akuntansi berbasis akrual ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi penyusunan laporan keuangan pemerintah dan mampu memperbaiki kinerja pemerintah. Sebelum menerapkan akuntansi berbasis akrual secara utuh pada tahun 2015, dibutuhkan analisis mengenai empat komponen penting mengenai akuntansi berbasis akrual seperti kelemahan dan kelebihannya serta peluang dan tantangan dalam penerapannya. Untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi berbasis akrual secara utuh pada tahun 2015 maka dibutuhkan : (a) Strategi yang tepat dalam penerapan basis akrual; (b) Komitemen politik; (c) sosialisasi penerapan akuntansi berbasis akrual; (d) Perbaikan pada sistem akuntansi dan teknologi akuntansi yang akan digunakan, termasuk sistem pengendalian internalnya; dan (e) sumber daya manusia yang kompeten dan memadai

DAFTAR PUSTAKADewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara http://www.bpk.go.id/assets/files/storage/2013/12/file_storage_1386152419.pdf (diakses online 12 Juni 2014)Hoesada, Jan. 2010.Accrual Budgeting and Accrual Accounting pada Pemerintahan NKRI. Jurnal Akuntansi/Tahun XIV, No. 01, Januari 2010: 1-12.Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP). 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta:KSAP http://www.djpk.kemenkeu.go.id/produk-hukum/peraturan pemerintah/item/download/1205_8325f42d9ad691db6260c5fdfa0c1235 (diakses 13 Juni 2014)Nur Amriani, Tenry. 2014. Menyongsong Penerapan Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual http://www.bppk.depkeu.go.id/bdk/makassar/index.php/component/content/article/14-artikel-widyaiswara/669-menyongsong-penerapan-akuntansi-pemerintahan-berbasis-akrual (diakses 13 Juni 2014)Simanjuntak, Binsar H., ____. Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Sektor Pemerintahan di Indonesia, Disampaikan Pada Kongres XI IAI.

Yafie, M.Dhairolly._____. Penerapan Basis Akrual Pada Standar Akuntansi Pemerintahan Indonesia, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya