Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta dilakukan semestinya. Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya adalah kulitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan 1

description

Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta dilakukan semestinya.

Transcript of Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

Page 1: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling

bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara

langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan

kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasaan

pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya

usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat

ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang

harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapiannya harus direncanakan serta

dilakukan semestinya.

Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang

baik, maka harus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu

diantaranya adalah kulitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan

memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa

pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti

standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha

maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang

berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang

ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan

kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan

meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan.

Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain

1

Page 2: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap

mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah

pemasaran dan perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan

lain dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki

kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa

depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaannya adalah bagaimana kualitas ini dapat

diukur sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan

pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran

kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat

ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya-

biaya yang dilkeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut.

Biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk

mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk

yang berkualitas. Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat

dijual dengan harga yang lebih tinggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan

produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini dapat membuat konsumen mencari

perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang murah dengan kualitas yang

baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak manajemen tidak

memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan kualitas secara

berkesinambungan diharapkan dapat mengurangi biaya karena terjadi pemborosan

akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuain dengan

standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari

penjualan dan mengurangi biaya.

2

Page 3: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan

diperoleh dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai.

Pemrosesan dilanjutkan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya

yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses.

Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan

efisien terutama yang menyangkut dengan peningkatan laba yang dijadikan sebagai

evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh

pemimpin.

Berapa besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian

kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefesienkan biaya yang terjadi tanpa

menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis

biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya produksi

akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya

karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan

tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin.

Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan

aspek kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality).

Biaya kualitas ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam

bahasa yang dapat di kuantitatifkan sehingga memudahkan dalam pengukurannya.

Biaya kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya kualitas

dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan

dan mempertahankan kualitas suatu produk. Sementara itu biaya sendiri dapat

dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan

(prevention cost) dan biaya penilaian (apprasial cost) serta biaya kegagalan yang terdiri

3

Page 4: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal

(eksternal failure cost).

Paparan  sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif yang

dipergunakan untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas

perusahaan , maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai

seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta

untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan

akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menjelaskan konsep tentang biaya kualitas?

2. Bagaimana menjelaskan konsep tentang produktifitas?

3. Bagaimana menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas

dan produktifitas?

C. Tujuan Makalah

1. Untuk menjelaskan konsep tentang biaya kualitas

2. Untuk menjelaskan konsep tentang produktifitas

3. Untuk menjelaskan pengukuran, pelaporan, dan pengendalian biaya kualitas dan

produktifitas

4

Page 5: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Terdahulu

1. Rochma Dwi Mutiari (2010) Analisa Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Jumlah

Produk Rusak Pada PT. Gunung Subur Karanganyar dengan hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan analisa regresi , uji F, koefisien

determinasi menunjukan bahwa secara bersama-sama berpengaruh terhadap jumlah

produk rusak. Hal ini ditunjukan dengan diperoleh angka dari SPSS bahwa uji F

hitung sebesar 12,446 dan F tabel sebesar 2,62. Serta hasil uji R2 didapat hasil nilai R

Square 0,713. Hal ini berarti variasi dari variable biaya kulitas dapat mempengaruhi

variable jumlah produk rusak sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variable lain yang

tidak termasuk dalam penelitian ini.

2. Nefriani Ester Sandag, Jantje Tinangon, Stanley Kho Walandouw (2014) Analisis

Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan Pada CV. Ake Abadi

Manado. Hasil penelitian menunjukkan dari tahun 2011 sampai 2013 total realisasi

biaya kualitas khsusnya biaya pengendalian terus meningkat, untuk biaya kegagalan

dari tahun 2011 sampai 2013 selalu menurun. Nilai EBIT sendiri cukup banyak

dipengaruhi oleh besarnya biaya kualitas secara keseluruhan, dan perusahaan harus

memberikan perhatian yang cukup besar terhadap alokasi biaya-biaya tersebut, karena

hasil penelitian ini membuktikan bahwa biaya kualitas yang dikeluarkan untuk

menghasilkan produk yang berkualitas, memiliki efek yang cukup besar terhadap

peningkatan profit dimasa yang akan datang. Manajemen sebaiknya lebih memperluas

perbaikan mutu tidak hanya pada proses produksi, malainkan juga kepada aktivitas-

aktivitas pemasaran, misalnya pada proses pengepakan, iklan, metode penjualan,

5

Page 6: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

distribusi dan pengiriman produk, harus dievaluasi dengan tujuan memperbaiki

kualitas total dan layanan bagi para pelanggan.

3. Kiki Adelina Wahyuningtias (2013) Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak

Pada CV. Ake Abadi. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab produk

rusak yang disebabkan oleh hama dan kesalahan karyawan dalam pengangkutan

barang dari pabrik kegudang sampai ke konsumen dan biaya kualitas tidak

berpengaruh terhadap produk rusak hal ini dapat dilihat dari hasil uji t variable biaya

produksi yang signifikan. Hal ini berarti bahwa biaya kualitas, tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap produk rusak, koefisien korelasi yang rendah yang berarti

terdapat hubungan yang lemah antara veriabel indepeden sedangkan hasil uji

koefisien determinasi (Kd) menunjukkan berbanding lurus.

4. Irianto Winarjo, Studi pengaruh biaya produksi dan biaya kualitas terhadap

profitabilitas PT S.S. Utama di Surabaya. Hasil penelitian, terdapat pengaruh antara

biaya produksi dan biaya kualitas terhadap laba, yaitu sebesar 70,93% dan sisanya

sebesar 29,07% dipengarahi oleh faktor-faktor yang lain.

6

Page 7: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

B. Kajian Pustaka

1. Biaya Kualitas

a. Definisi kualitas

Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Mendefinisikan kualitas sebagai

kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional.

Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau

melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan.

Produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam

8 dimensi:

1) Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsi

sebuah produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh

sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati.

2) Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta

penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan

dengan jasa.

3) Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan

tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.

4) Fitur (features), karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk

sejenis yang fungsinya sama.

5) Keandalan (reliability), probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi

seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu.

6) Tahan Lama (durability), jangka waktu produk dapat berfungsi.

7) Kualitas Kesesuaian (quality of conformance), ukuran mengenai apakah sebuah

produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.

7

Page 8: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

8) Kecocokan Penggunaan (fitness for use), kecocokan dari sebuah produk

menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah produk

mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal

meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya.

Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari dimensi tersebut

diatas namun tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan

dimensi tersebut penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi

atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian. Terutama

tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang mendapat perhatian paling besar.

Kesesuaian adalah dasar mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai

(nonconformance) atau produk cacat (defective).

b. Definisi Biaya Kualitas

Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah

terdapat produk yang kualitasnya buruk. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua

jenis aktivitas:

1) Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukan untuk

mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk mungkin

muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas

penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yang digunakan untuk melakukan

aktivitas pengendalian.

2) Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh

organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitas

yang buruk sudah terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalan

internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yang

harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.

8

Page 9: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

Pembahasan tentang aktivitas yang terkait dengan kualitas menyebabkan

munculnya kelompok biaya kualitas, yaitu:

1) Biaya Pencegahan (prevention cost)

Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah timbulnya

kualitas yang buruk dalam barang atau jasa yang yang dihasilkan. Dengan

meningkatnya biaya pencegahan diharapkan biaya kegagalan akan semakin

kecil. Contoh: perekayasaan kualitas, program pelatihan kualitas, perencanaan

kualitas, pelaporan kualitas, pemilihan dan evaluasi pemasok, audit kualitas.

2) Biaya Penilaian (appraisal cost)

Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah

produk dan jasa sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau sesuai dengan

kebutuhan pelanggan. Tujuan utama penilaian ini adalah untuk mencegah

produk yang tidak sesuai spesifikasi dikirimkan ke pelanggan. Contoh:

inspeksi dan pengujian bahan, inspeksi pengemasan, supervise terhadap

aktivitas penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, inspeksi dan

pengujian peralatan.

3) Biaya Kegagalan Internal (internal failure cost)

Biaya kegagalan internal dalah biaya yang terjadi jika produk dan jasa

tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan hal ini diketahui

sebelum produk dikirimkan kepada pihak di luar perusahaan. Biaya ini tidak

akan muncul jika tidak ada kerusakan/cacat pada produk. Contoh: bahan sisa,

pengerjaan ulang, inspeksi ulang, pengujian ulang, dan perubahan desain.

4) Biaya Kegagalan Eksternal (external failure cost)

Biaya yang terjadi jika barang dan jasa gagal/ tidak sesuai dengan

spesifikasi atau memuaskan pelanggan setelah produk dan jasa tersebut sampai di

9

Page 10: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

tangan pelanggan. Contoh: biaya penarikan produk, kerugian penjualan, return,

garansi, ketidakpuasan pelanggan, hilangnya pangsa pasar.

c. Pengukuran Biaya Kualitas

Biaya kualitas bisa juga diklasifikasikan sebagai biaya yang dapat diamati dan

tersembunyi. Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality cost) adalah

biaya- biaya yang tersedia atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan.

Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden cost) adalah biaya kesempatan atau

oportunitis yang tersedia karena kualitas yang buruk (biaya oportunitas biasanya tidak

disediakan dalam catatan akuntansi). Biaya kualitas yang tersembunyi bisa sangat

signifikan sehingga seharusnya di estimasi. Meskipun mengestimasi biaya kualitas

yang tersembunyi sangat sulit, akan tetapi dapat dihitung dengan beberapa metode.

Metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi biaya kualitas yang tersembunyi

diantaranya yaitu:

1) Metode Multiplier (Multiplier Method)/ Metode Pengali

Metode Multiplier ini digunakan untuk mengukur besarnya biaya kualitas

tersembunyi dengan cara mengalikan biaya kegagalan eksternal yang dialami oleh

perusahaan dengan suatu konstanta efek pengganda (multiplier). Adapun besarnya

konstanta, yang dilambangkan dengan k, tersebut adalah berlainan untuk setiap

perusahaan karena besarnya k tersebut didasarkan pada pengalaman masa lalu

masing-masing perusahaan. Apabila dituliskan adalah sebagai berikut :

Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)

k = efek pengganda , yang didasarkan pada pengalaman

Sebagai contoh, Westinghouse Electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4.

Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar,

maka biaya kegagalan eksternal aktual adalah $6 juta sampai $8 juta. Dengan

10

Page 11: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan akan meningkatkan

investasinya dalam biaya pengendalian. Metode ini memiliki kelemahan karena

penentuan besarnya k hanya didasarkan atas pengalaman masa lalu, sehingga

besarnya hidden cost yang timbul dari kegagalan eksternal tidak dapat mencerminkan

kondisi yang sebenarnya.

2) Metode Penelitian Pasar (Market Research Method)

Dengan menggunakan metode market research, pengukuran biaya kualitas

yang timbul dilakukan atas dasar penyelidikan terhadap pasar (konsumen) yang

mengkonsumsi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Metode ini biasanya

digunakan untuk menilai pengaruh kualitas jelek terhadap penjualan dan pangsa

pasar. Metode market research ini dilakukan dengan cara melakukan survey

konsumen dan wawancara dengan bagian penjualan. Biasanya perusahaan yang

melakukan metode ini menggunakannya sebagai proyeksi terhadap laba/rugi yang

berkaitan dengan kualitas produk jelek.

Metode ini sulit untuk diterapkan karena dalam penyelidikan terhadap pasar,

sistem sampling yang dilakukan terkadang tidak bisa mewakili seluruh lapisan

konsumen yang menggunakan produk tersebut. Selain itu kelemahan dari metode ini

adalah kurang bisa mencerminkan kondisi kerugian perusahaan yang sebenarnya

akibat adanya produk rusak/kualitas jelek.

d. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas

Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan

membantu perencanaan manajerial, pengendalian dan pembuatan keputusan.

Informasi biaya kualitas dapat digunakan antara lain untuk:

11

Page 12: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

1) Penentuan harga stratejik. Penggunaan informasi biaya kualitas dan

pengimplementasian total quality management membantu meningkatkan

kualitas produk, pengurangan harga dan membantu kelangsungan lini produk

dalam jangka panjang.

2) Melakukan analisis produk baru. Dengan mengidentifikasi dan menganalisa

perilaku biaya kualitas secara terpisah, kita dapat membuat keputusan yang

tepat terkait dengan pengurangan biaya kualitas, siklus/ perencanaan laba, dan

pengambilan keputusan penting lainnya.

2. Produktivitas

a. Definisi

Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menentukan

tujuan yang efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara yang produktivitas

untuk menggunakan sumber-sumber secara efisien, dan tetap menjaga adanya kualitas

yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber

daya manusia dan keterampilan, barang modal teknologi, manajemen, informasi,

energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan

standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas semesta total.

Produktivitas berhubungan dengan memproduksi output secara efisien, secara

khusus berkaitan dengan output dan input yang digunakan untuk menghasilkan output

tersebut. 

1) Efisiensi produksi total terjadi pada titik dimana satu dua kondisi terpenuhi:

Paduan input yang akan menghasilkan output tertentu; tidak ada satupun input

yang digunakan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output

tersebut (efisiensi teknis). Peningkatan efisiensi teknis terjadi jika digunakan

12

Page 13: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output tertentu atau dengan

menggunakan input yang sama dihasilkan output yang lebih banyak.

2) Dari paduan yang memenuhi kondisi pertama, paduan yang memiliki biaya

yang paling rendahlah yang dipilih (efisiensi trade off input). Harga input

menentukan proporsi relatif masing-masing input yang harus digunakan

sehingga pemilihan kombinasi input menjadi penting.

b. Pengukuran Produktivitas

1) Pengukuran Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan

produktivitas. Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif

telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada

suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.

Karena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu

disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam

kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika

output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran

produktivitas keuangan. Sebagai contoh, tahun 2007 pabrik Ladd memproduksi

120.000 lampu hias dan menggunakan 40.000 jam tenaga kerja. Rasio

produktivitas tenaga kerja adalah 3 lampu hias/jam (120.000/40.000). hal tersebut

adalah ukuran operasional karena unit-unit dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika

harga jual untuk setiap lampu hias adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah

$12 per jam, maka output dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio

13

Rasio Produktivitas = Output/ Input

Page 14: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

produktivitas tenaga kerja yang dinyatakan dalam keuangan adalah $12,50 dari

pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).

Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu mudah

diintepretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan sehingga ukuran tersebut

mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.

Akan tetapi, ukuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan.

Pertama, kemungkinan terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran

produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas.

Kedua, karena ada kemungkinan trade-off, ukuran produktivitas total harus

mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat sehingga harus dalam bentuk

sebuah ukuran keuangan.

2) Pengukuran Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran

produktivitas total. Dalam praktiknya, mengatur pengaruh dari seluruh

input mungkin tidak diperlukan. Perusahaan hanya mengukur produktivitas

dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indikator relevan bagi keberhasilan

dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total didefinisikan

sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan

keberhasilan perusahaan secara total.

Pengukuran produktivitas dengan menggunakan profil input (profil

measurement). Ukuran operasional seperti bahan baku dan tenaga kerja

disajikan secara terpisah dan dapat dibandingkan dari waktu ke waktu

untuk menunjukkan perubahan produktifitas.

Pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba (profit linked

productivity measurement). Perubahan laba dari waktu ke waktu

14

Page 15: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

dipengaruhi oleh perubahan produktivitas. Untuk menghubungkan

perubahan produktifitas dengan perubahan laba: (1) hitung biaya input

yang seharusnya digunakan jika tidak ada perubahan produktivitas, (2)

bandingkan biaya tersebut dengan biaya input aktual, dan (3) perbedaan

biaya yang muncul merupakan perubahan laba sebagai akibat dari

perubahan produktivitas.

3. Kualitas dan Produktivitas

Peningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya.

Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan

jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaan

mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat, tetapi masih

menjalankan proses yang tidak efisien. Untuk meningkatkan efisiensi, proses

manufaktur hendaknya didesain ulang. Dengan proses yang efisien, akan dihasilkan

lebih banyak output dengan input yang lebih sedikit.

Sebagai contoh, ada barang yang melewati dua proses yang masing-masing

membutuhkan waktu lima menit (anggaplah barang tersebut diproduksi tanpa cacat).

Jadi, untuk memproduksi satu unit dibutuhkan waktu 10 menit untuk melalui kedua

proses tersebut. Saat ini, jumlah yang diproduksi dalam tiap batch produksi adalah

1.200 unit. Proses 1 memproduksi 1.200 unit. Selanjutnya, batch produksi tersebut

dipindahkan ke lokasi lain untuk menjalani proses kedua. Jadi, untuk setiap proses

dibutuhkan waktu 6.000 menit (5 menit x 1.200 unit) atau 100 jam. Total waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan 1.200 unit adalah 200 jam (100 jam untuk setiap

proses) ditambah waktu pengiriman dari proses 1 ke proses 2, anggaplah 15 menit.

Berarti, waktu produksinya 200 jam 15 menit.

15

Page 16: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

Dengan mendesain ulang proses manufaktur, efisiensi dapat diperbaiki.

Misalkan lokasi proses 2 berada cukup dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera

setelah satu unit diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke

proses 2. Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan. Sehingga

proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya produksi 1.200 unit ditambah

dengan waktu pengiriman sebelum ia mulai dapat beroperasi. Sekaramg, total waktu

untuk memproduksi 1.200 unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu

pengiriman unit pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang

dari 200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyak output

yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini, waktu).

16

Page 17: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi karena kurang

pengetahuannya seorang manager dalam menganalisis biaya kualitas. Dengan mempelajari

dan mengaplikasikan system informasi biaya kualitas, diharapkan seorang manager nantinya

mampu mengestimasi biaya kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak

dalam bidang produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah

mampu menelusuri biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak tersembunyi.

Informasi biaya kualitas dapat berguna untuk seorang manajer dalam pengambilan

keputusan, mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara menyeluruh dan

membantu perbaikan berbagai keputusan manajerial. Karena begitu pentingnya biaya kualitas

wajib bagi sebuah perusahaan untuk menelusuri biaya kualitasnya.

Selain pentingnya biaya kualitas, perusahaan juga harus memperhatikan hubungan

output maupun input dalam sebuah kegiatan produktivitas. Karena akan mempengaruhi

harga, laba usaha, dan insentif bagi karyawan. Pengukuran produktivitas untuk satu input

pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial. Sedangkan, pengukuran

produktivitas dari seluruh input disebut pengukuran produktivitas total. Dengan adanya

kombinasi antara biaya kualitas dan produktifitas maka perusahaan akan mampu

mengalokasikan biaya-biaya secara efektif dan efisien.

17

Page 18: Akmen Biaya Kualitas Dan Produktifitas

DAFTAR PUSTAKA

Ciptani, M Kussetya. 1999. Pengukuran Biaya Kualitas : Suatu Paradigma Alternatif. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1: 68 -8.

Hansen, Don R. & Mowen, Maryanne M. 2006. Akuntansi Manajemen Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat

Mutiari, R. Dwi. 2010. Analisa Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Jumlah Produk Rusak. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sandag, N. Ester, dkk. 2014. Analisa Biaya Kualitas dalam Meningkatkan Profitabilitas Perusahaan. Jurnal EMBA Vol.2 No.2, Hal. 1327-1337

Sutanto, S Bobby. 2012. Laporan Biaya Kualitas Sebagai Upaya Pengendalian Kualitas Produk Dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2 2012

Wahyuningtias, K. Adelina. 2013. Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Produk Rusak. Jurnal EMBA Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. 321-330

Winarjo, Irianto. 2010. Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Kualitas terhadap Profitabilitas. repository.petra.ac.id

http://jurnalakuntansikeuangan.com

18