Akbid Kode Etik Nurul

31

Click here to load reader

Transcript of Akbid Kode Etik Nurul

Page 1: Akbid Kode Etik Nurul

MAKALAHTENTANG ETIKA DAN KODE ETIK KEBIDANAN

Disusun Oleh:Siti Nur Fadzilah

08200061

PRODI DIII KEBIDANANSTIKES SATRIA BHAKTI NGANJUK

TA 2009 / 2010

Page 2: Akbid Kode Etik Nurul

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, pemilik segala Ilmu

Pengetahuan atas segala rahmat dan karunia-Nya, penyusun diberi kekuatan,

kemampuan, kesabaran dan kesehatan untuk menyelesaikan makalah tentang etika dan

kode etik kebidanan.

Dalam penulisan makalah ini penyusun mendapat bantuan dari berbagai pihak

yang berupa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat membantu

penyusun. Untuk itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun berusaha untuk membuat yang terbaik,

akan tetapi dengan keterbatasan yang ada penyusun menyadari dalam makalah ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun, supaya makalah ini menjadi lebih baik. Semoga ini

bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi pembaca.

Oktober 2009

Penyusun

Page 3: Akbid Kode Etik Nurul

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................2

I. Etika Pelayanan Kebidanan .................................................................2II. Kode Etik..............................................................................................8

a. Pengertian Kode Etik .................................................................8b. Kode Etik Profesi .......................................................................8c. Tujuan Kode Etik........................................................................9d. Dimensi Kode Etik .....................................................................10e. Prinsip Kode Etik........................................................................11f. Penerapan Kode Etik ..................................................................11

III. Kode Etik Kebidanan............................................................................111. Pendahuluan ...............................................................................112. Pengertian...................................................................................12

BAB III PENUTUPI KESIMPULAN.....................................................................................16II SARAN ................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................17

Page 4: Akbid Kode Etik Nurul

BAB I

PENDAHULUAN

Kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban

umat manusia. Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan menolong

Ibu-ibu yang melahirkan. Profesi ini telah mendudukkan peran dan posisi seorang bidan

menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia dalam

upaya memberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Di samping itu dengan setia

mendampingi dan menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu dapat merawat

bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan

dari mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi

laki-laki bangsa Yahudi (sebgai orang-orang yang terjajah bangsa Mesir) yang

diperintahkan oleh Fir’aun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral

yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada pada

posisi lemah, yang pada zaman modern, kita sebut peran advokasi. Dalam menjalankan

tugas dan prakteknya bidan bekerja berdasarkan pada pandangan filosofis yang dianut,

keilmuan, metode kerja, kode etik profesi, dan etika pelayanan kebidanan.

Pelayanan kebidanan terintegrasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini

pelayanan kebidanan tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan

dimana bidan bekerja. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat

penting dalam pelayanan kebidanan.

Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan antara lain :

a. Perbaikan status gizi ibu dan bayi

b. Cakupan persalinan oleh bidan

c. Menurunnya angka kematian Ibu melahirkan

d. Menurunnya angka kematian neonatal

e. Cakupan penanganan resiko tinggi

f. Meningkatnya cakupan peemeriksaan antenatal

Page 5: Akbid Kode Etik Nurul

BAB II

PEMBAHASAN

ETIKA DAN KODE ETIK PELAYANAN KEBIDANAN

I. ETIKA PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan Kebidanan yang Adil

Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek yang

pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan ini dimulai

dengan :

a. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai.

b. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani.

c. Adanya penelitian untuk mengembangkan/meningkatkan pelayanan.

d. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan.

Tingkat ketersediaan tersebut di atas adalah syarat utama untuk

terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan

sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai dengan kebutuhan klien, dan tidak

membedakan pelayanan kepada siapapun.

Metode Pemberian Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan diberikan secara holistik, yaitu memperhatikan aspek

bio, psiko sosio dan kultural sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut

diberikan dengan tujuan kehidupan dan kelangsungan pelayanan. Pasien

memerlukan pelayanan dari provider yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

- semangat untuk melayani

- simpati

- empati

- tulus ikhlas

- memberikan kepuasan

Page 6: Akbid Kode Etik Nurul

setelah itu, bidan sebagai pemberi pelayanan harus memperhatikan hal-hal seperti

di bawah ini :

- aman

- nyaman

- privacy

- alami

- tepat

Bidan adalah tenaga pelayanan profesional yang memberikan pelayanan

sesuai dengan ilmu dan kiat kebidanan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang

optimal kepada pasien diperlukan data masukan. Data tersebut dikumpulkan

dengan format pengumpul data yang didesain sesuai dengan kasus yang ada.

Teknik pengumpulan data memakai metode wawancara, observasi, inspeksi,

palpasi dan auskultasi serta pemeriksaan penunjang lainnya.

Metode pelayanan kebidanan yang sistematis, tearah dan terukur ini

dinamakan manajemen kebidanan. Langkah-langkah dari manajemen kebidanan

adalah :

a. Mengumpulkan data, dilanjutkan dengan membuat/menentukan diagnose

kebidanan.

b. Membuat perencanaan tindakan dan asuhan.

c. Melaksankan tindakan kebidanan sesuai kebutuhan.

d. Evaluasi.

Semua langkah manajemen kebidanan didokumentasikan sebagai aspek

legal dan informasi dalam asuhan kebidanan.

Dokumentasi Pelayanan Kebidanan

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti bahan pustaka, baik

berbentuk tulisan maupun berbentuk rekaman lainnya, seperti pita suara/cassette,

video, film, gambar dan foto (Suyono Trimo, 1987, hal 7).

Kegunaan dokumentasi adalah sebagai berikut:

Page 7: Akbid Kode Etik Nurul

a. Sebagai data atau fakta yang dapat dipakai untuk mendukung ilmu dan

pengetahuan.

b. Merupakan alat untuk mengambil keputusan, perencanaan, pengontrolan

terhadap suatu masalah.

c. Sebagai sarana penyimpanan berkas agar tetap aman dan terpelihara dengan

baik.

Sifat dokumentasi adalah : tertutup dan terbuka. Tertutup artinya apabila

didalamnya berisi rahasia yang tidak pantas untuk diperlihatkan, diungkapkan dan

disebarluaskan kepada masyarakat. Bersifat terbuka artinya, dokumentasi selalu

berinteraksi dengan lingkungannya untuk menerima dan menghimpun informasi.

Petugas yang bertanggung jawab untuk dokumentasi ini adalah mereka yang

bertugas langsung di institusi pelayanan yang bersangkutan. Bidan sebagai

provider dalam pelayanan kebidanan bertanggung jawab terhadap dokumentasi

kebidanan. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua pelayanan

mandiri yang diberikan oleh bidan, pelayanan konsultasi dan pelayanan

kolaborasi.

Format dokumentasi kebidanan telah didesain sesuai dengan jenis pelayanan yang

diberikan oleh bidan. Semua format dokumentasi telah terdaftar pada register/

nomor catatanmedis untuk dokumentasi rumah sakit dan sudah tercatat pada

register puskesmas untuk pelayanan di Puskesmas, rumah sakit bahkan bidan

Praktek Swasta.

Keikutsertaan Suami dalam Pelayanan Kebidanan/Kelahiran

Dalam memberikan pelayanan kebidanan/kelahiran, bidan dituntut untuk

mengaplikasikan beberapa disiplin keilmuan, baik ilmu sosial, psikologi,

kebutuhan dasar manusia secara holistik, komunikasi serta ilmu kebidanan itu

sendiri. Interaksi pasien dengan lingkungannya merupakan faktor pendukung

terjadinya proses kelahiran yang fisiologis.

Page 8: Akbid Kode Etik Nurul

Suami adalah orang terdekat yang menyebabkan proses kehamilan terjadi.

Kehadiran suami dalam persalinan masih dianggap janggal. Beberapa tempat

persalinan belum memperbolehkan kehadiran suami dalam proses persalinan

isterinya. Apabila ada seorang pasien yang menginginkan suaminya menuggu

pada saat isterinya melahirkan, sebaiknya bidan memperbolehkan dengan lebih

dahulu memberikan wawasan pengertian dan penjelasan kepada suaminya dan

tidak mengganggu jalannya persalinan. Sebelumnya suami pasien diberi

penjelasan tentang persalinan yang meliputi: mekanisme persalinan, hal-hal yang

dialaminya oleh isterinya, dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.

Semua penjelasan yang diberikan oleh bidan ditindak lanjuti dengan

penandatanganan informed consent.

Kehadiran suami untuk mendampingi istrinya saat melahirkan sangat diharapkan,

karena untuk memberikan dukungan kepada isterinya, agar isterinya merasa

aman, nyaman dan berbesar hati, sehingga kelahiran akan berjalan lancar dan

normal. Kehadiran suami akan lebih mendekatkan hubungan keluarga, yaitu

antara istri, anak dan suami. Peristiwa kelahiran adalah peristiwa yang sakral dan

otentik yang perlu disadari dan dihayati oleh suami, karena itu suami selalu

diikutsertakan.

Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan yang bermutu adalah pelayanan kebidanan yang dapat

memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kebidanan yang sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk, serta yang menyelenggarakannya sesuai dengan

kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan.

Kode etik serta standar pelayanan profesi, pada dasarnya merupakan kesepakatan

antara warga profesi sendiri, dan karenanya bersifat wajib untuk dipakai sebagai

pedoman dalam penyelenggaraan setiap kegiatan profesi.

Page 9: Akbid Kode Etik Nurul

Dimensi kepuasan pasien dapat dibedakan atas dua macam :

a. kepuasan yang mengacu pada penerapan kode etik serta standar pelayanan

profesi kebidanan. Kepuasan yang dimaksud pada dasarnya mencakup

penilaian terhadap kepuasan pasien mengenai :

1. Hubungan bidan dengan pasien.

Hubungan antara bidan dengan pasien yang baik karena kepekaan,

kepedulian dan perhatian bidan terhadap pasien yang memungkinkan

bidan dapat memberikan penjelasan terhadap semua informasi

tindakan yang diperlukan pasien. Pasien mengerti, menerima dan

menyetujuinya.

2. Kenyamanan pelayanan

menyelenggarakan suatu pelayanan yang nyaman adalah salah satu

dari kewajiban etik.

3. Kebebasan melakukan pilihan

suatu pelayanan kebidanan yang bermutu apabila kebebasan memilih

ini dapat diberikan oleh bidan.

4. Pengetahuan dan kompetensi teknis (scientific knowledge and technical

skill)

makin tinggi pengetahuan dan tingkat kemampuan teknis bidan akan

lebih meningkatkan mutu pelayanan kebidanan.

5. Efektifitas pelayanan

makin efektif pelayanan yang diberikan oleh bidan, makin tinggi mutu

pelayanannya.

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan

kebidanan. Suatu pelayanan dikatakan bermutu bila penerapan semua

persyaratan pelayanan kebidanan dapat memuaskan pasien.

Ukuran pelayanan kebidanan yang bermutu adalah :

a. Ketersediaan pelayanan kebidanan (available)

b. Kewajaran pelayanan kebidanan (appropiate)

Page 10: Akbid Kode Etik Nurul

c. Kesinambungan pelayanan kebidanan (continue)

d. Penerimaan jasa pelayanan kebidanan (acceptable)

e. Ketercapaian pelayanan kebidanan (accesible)

f. Keterjangkauan pelayanan kebidanan (affordable)

g. Efisiensi pelayanan kebidanan (afficient)

h. Mutu pelayanan kebidanan (quality)

Mutu pelayanan kebidanan berorientasi pada penerapan kode etik dan standar

pelayanan kebidanan, serta kepuasan yang mengacu pada penerapan semua

persyaratan pelayanan kebidanan. Dari dua dimensi mutu pelayanan

kebidanan tersebut, tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien yang dilayani

oleh bidan.

Implementasi Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan disuatu institusi pelayanan kesehatan, misalya rumah

sakit atau puskesmas memiliki norma atau budaya pelayanan yang unik. Setiap

institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan. Yang

perlu diperhatikan oleh bidan adalah bahwa di suatu institusi pelayanan terdapat

beberapa praktisi dan profesi pelayanan kesehatan. Walaupun ada beberapa

pelayanan kesehatan, subyek pelayanan hanya satu, yaitu manusia atau individu.

Oleh karena itu, semua atau tiap profesi harus jelas batas wewenangnya. Batas

wewenang tersebut telah disetujui oleh antar profesi dan merupakan daftar

wewenang yang sudah tertulis. Apabila tiap profesi tersebut melanggar batas

wewenangnya, maka terjadilah konflik antar para praktisi pemberi pelayanan

tersebut.

Untuk mengantisipasinya terjadilah konflik peran, PP IBI telah membuat standar

praktek kebidanan dan standar operating prosedur untuk pelayanan kepada ibu,

bayi dan Keluarga Berencana. Standar ini merupakan alat/senjata dalam

memberikan pelayanan kebidanan. Sedangkan kapling/area dalam memberikan

pelayanan kebidanan telah tertuang pada permenkes 572/tahun 1996 tentang

Page 11: Akbid Kode Etik Nurul

wewenang dan Registrasi Praktek Bidan. Dalam implementsi pelayanan

kebidanan yang harus disadari oleh bidan adalah jenis pelayanan yang diberikan,

apakah itu pelayanan mandiri, pelayanan konsultasi atau pelayanan kolaborasi.

II. KODE ETIK

Setiap profesi mutlak mengenal atau mempunyai kode etik. Dengan demikian

dokter, perawat, bidan, guru dan sebagainya yang merupakan bidang pekerjaan

profesi mempunyai kode etik.

A. Pengertian kode Etik

Kode etik suatu profesi adalah berupa norma-norma yang harus diindahkan

oleh setiap anggota profesi yang bersngkutan didalam melaksanakan tugas

profesinya dan dlam hidupnya di masyarakat.

Norma-norma tersebut berisi petunjuk-petunjuk bagi anggota profesi tentang

bagaimana mereka harus menjalankan profesinya dan larangan-larangan yaitu

ketentuan-ketentuan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh

diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam

menjalankan tugas profesinya, melainkan juga menyangkut tingkah laku pada

umumnya dalam pergaulan sehari-hari di ddalam masyarakat.

B. Kode Etik Profesi

Sejak zaman sebelum Masehi dunia kedokteran sudah mengenal kode etik

yang dipergunakan untuk melaksanakan praktek kedokteran zaman itu. Kode

etik merupakan suatu kesepakatan yang diterima dan dianut bersama

(kelompok tradisional) sebagai tuntunan dalam melakukan praktek. Kode etik

ini disusun oleh profesi berdasarkan keyakinan dan kesadaran profesional

serta tanggung jawab yang berakar pada kekuatan moral dan kemampuan

manusia.

Page 12: Akbid Kode Etik Nurul

Kode etik profesi merupakan suatu pernyataaan komprehensif dari profesi

yang memberikan tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakn praktek

dalam bidang profesinya baik yang berhubungan dengan klien/psien, keluarga,

masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Namun dikatakan

bahwa kode etik pada zaman dimana nilai-nilai peradaban semakin kompleks,

kode etik tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu-satunya dalam

menyelesikan masalah etik. Untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan

yang berhubungan dengan hukum. Benar atau salah pada penerapan kode etik,

ketentuan/nilai moral yang berlaku terpulang kepada profesi.

C. Tujuan Kode Etik

Pada dasarnya tujuan menciptakan atau merumuskan kode etik suatu profesi

adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan organisasi. Secara umum

tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut:

1. untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi

dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat

mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh

karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarng berbagai bentuk

tindak tanduk atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan

nama baik profesi di dunia luar. Dari segi ini kkode etik juga disebut kode

kehormatan.

2. untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota

yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan materiil dan spiritual

atau mental. Dalam hal kesejahteraan materiil anggota profesi kode etik

umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk

melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga

menciptakan peraturan-peraturan yang ditujukan kepada pembahasan

tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam

interaksinya dengan sesama anggota profesi.

Page 13: Akbid Kode Etik Nurul

3. untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

Dalm hal ini kode etik juga beriasi tujuan pengabdian profesi tertentu,

sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan

tanggungjawab pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik

merumuskan ketentuan-ketentuan yang diperlukan oleh para anggota

profesi dalam menjalankan tugasnya.

4. untuk meningkatkan mutu profesi.

Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi

selalu berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang

pengabdiannya. Selain itu kode etik juga mengatur bagaimana cara

memelihara dan menigkatkan mutu organisasi profesi. Dari uraian di atas,

jelas bahwa tujuan suatu profesi, menjaga dan memelihara kesejahtereaan

para anggota, meningkatkan pengabdian anggota, dan meningkatkan mutu

profesi serta meningkatkan mutu organisasi profesi.

D. Dimensi Kode Etik

1. anggota profesi dan klien / pasien.

2. Anggota profesi dan sistem kesehatan.

3. Anggota profesi dan profesi kesehatan

4. Sesama anggota profesi

Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang

memberikan tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan praktek kebidanan baik

yang berhubungan dengan kesejahteraan, keluarga, masyarakat, teman

sejawat, profesi dan dirinya.

Page 14: Akbid Kode Etik Nurul

E. Prinsip Kode Etik

1. menghargai otonomi

2. Melakukan tindakan yang benar

3. Mencegah tindakan yang dapat merugikan

4. Memberlakukan manusia secara adil

5. Menjelaskan dengan benar

6. Menepati janji yang telah disepakati

7. Menjaga kerahasiaan

F. Penerapan Kode Etik

Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya.

Penetapan kode etik IBI harus dilakukan dalam kongres IBI.Kode etik suatu

organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di

kalangan profesi, jika semua orang yang menjalankan profesi yang sama

tergabung dalam suatu organisasi profesi. Apabila setiap orang yang menjalankan

suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu organisasi atau ikatan profesi

maka barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni

dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap

kode etik dapat dikenakan sanksi.

B. KODE ETIK KEBIDANAN

1. Pendahuluan

Pola pikir manusia Indonesia dari tahun ketahun terus berkembang sejalan dengan

pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnoligi yang dari hari

kehari semakin cepat sehubungan dengan derasnya era informasi

Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan antara lain

mahalnya pelayanan medik. Selain itu terjadi pula perubahan tata nilai dalam

masyarakat, yaitu masyarakat semakin kritis memandang masalah yang ada

termasuk menilai pelayanan yang diperolehnya

Page 15: Akbid Kode Etik Nurul

Saat ini masyarakat acap kali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan

bahkan tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntunan kemuka pengadilan.

Apabila se4seorang bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut

akan merugikan merugikan berita yang menarik dan tersebar luas di masyarakat

melalui media elektronik dan media massa lainnya. Hal tersebut menjadi

permasalahan yang perlu diperhatikan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang

menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh

seorang bidan. Pedoman ini sudah ada yaitu Kode Etik Bidan. Sebelum

pembahasan mengenai Kode Etik Bidan, perlu dipahami terlebih dulu tentang

pengertian atau definisi bidan dan kodec etik kebidanan

2. Pengertian

a. Definisi bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan

yang berlaku, dicatat ( register ), diberi izin secara sah untuk menjaklankan

praktek

b. Definisi Kode Etik

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai internal

dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu

profesi yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian

profesi

c.kode etik bidan

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan

dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk

pelaksanaanya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional ( Rekernas ) IBI tahun 1991,

kemudian disempurnakan dan disahkan pada Kongres Nasional IBI ke XII tahun

1998. Sebagai pedoman sdalam berperilaku, Kode Etik Bidan indonesia

mengandung beberapa kekuatan yang yang semuanya tertuang dalam mukadimah

Page 16: Akbid Kode Etik Nurul

dan tujuan dan bab. Secara umum kode etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab

dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :

a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat ( 6 butir )

b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya ( 3 butir )

c. Kewajiban Bidan terhadap sejawab dan tenaga kesehatan lainnya ( 2 butir )

d. Kewajiban bidan terhadap profesinya ( 3 butir )

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri ( 2 butir )

f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air ( 2 butir )

g. Penutup ( 1 butir )

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :

a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

1. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan

mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas

pengabdiannya.

2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas proofesinya menjunjung tinggi

harkat dan martabat kemanusiaan yang yang utuh dan memelihara

citra bidan

3. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada

peran tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,

keluarga dan masyarakat

4. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan

klien, menghormati hak klien, dan menghormati niulai – nilai yang

berlaku dimasyarakat

5. setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan

kepentingan klien, keluarga dan masyarakat denganj indentitas yang

sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang

dimilikinya.

6. setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam

hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi

masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal

Page 17: Akbid Kode Etik Nurul

b. Kewajiban Terhadap Tugasnya

1. Setiap bidan senantiasa mwemberikan pelayanan paripurna terhadap

klien, keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi

yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan

masyarakat

2. Setiap bidan berhal memberikan pertolongan dan mempunyai

kewenangan dalam mengambil keputusan mengadakan konsultasi dan

atau rujukan

3. setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan

atau dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan

atau diperlukan sehubungan kepentingan klien

c. kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk

menciptakan suasana kerja yang serasi

2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati

baik terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

d. kewajiban bidan terhadap profesinya

1. setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra

profesinya dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan

memberikan pelatyanan yang bermutu kepada masyarakat

2. Setiap harus senantiasa mengembangkan diri dan mmeningkatkan

kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan

kegiatan sejenisnya yang dapat meniingkatkan mutu dan citra

profesinya

Page 18: Akbid Kode Etik Nurul

e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

1. setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dalam melaksanakan

tugas profesinya dengan baik

2. Setiap bidan harus berusaha secara terus – menerus untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

f. Kewajiban bidan terhadap pemerinytah nusa, bangsa dan tanah air

1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan

ketentuan – ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya

dalam palayanan KIA / KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat

2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan

pemikirannya kepada pemerintahan untuk meningkatakan mutu

jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA / KB dan

kesehatan keluarga

Page 19: Akbid Kode Etik Nurul

BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Sebagai Seorang Bidan dalam menjalankan tugas dan kewajibanya harus

sesuai dengan etika dan Kode etik yang telah ditentukan.

II. SARAN

Kita sebagai mahasiswi harus mempelajari serta menanamkan sedini

mungkin sebagai tolok ukur dan rambu-rambu dalam melaksanakan praktek

pelayanan Kebidanan.

Page 20: Akbid Kode Etik Nurul

DAFTAR PUSTAKA

Guwandi, Etika dan Hukum Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

balai Penerbitan FKUI, 1991

Berten, Etika, Gramedia Pustaka utama, Jakarta : 1997

Hernawan, Etika Keguruan, Margi wahyu, Jakarta : 1979

Myle, Textbook for Midwives, Twelve edition, Great Britain by Buth Press Colourbooks,

Glasgow.

K. Bertens, Etika, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 1997.

Setiawan dan Maramis, Etika Kedokteran, Airlangga University Press, Surabaya, 19990.