BA B II akbid

63
BA B II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Ekslusif 1. Pengertian ASI Ekslusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan gararn-gararn an-organik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI sampai bayi berumur dua tahun. (Hubertin: 2004) ASI ekslusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik. Masa lompatan pertumbuhan

Transcript of BA B II akbid

Page 1: BA B II akbid

BA B II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Ekslusif

1. Pengertian ASI Ekslusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa, dan gararn-gararn an-organik yang disekresi oleh kelenjar mamae

ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI ekslusif

adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan

tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air

putih sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bulan, bayi

mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI

sampai bayi berumur dua tahun. (Hubertin: 2004)

ASI ekslusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas

terbaik. Masa lompatan pertumbuhan otak adalah 0-6 bulan, bahkan sampai

dua tahun. Jika bayi mengalami kekurangan gizi besi pada masa

ini, pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 % dan

untuk pertumbuhan bayi, asupan terpenting adalah nutrisi (Utami

Roesli : 2008:45)

Mengapa pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam

bulan dan bukan empat bulan? Pertama, dari hasil penelitian jumlah

komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

Page 2: BA B II akbid

apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam

bulan. Namun pada kenyataannya, 60% bayi belum berumur empat bulan

sudah mendapat tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur

enam bulan, sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus

bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga

sehingga memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung

masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-

pori dalarn usus bayi itu akan tertutup rapat setelah bayi berumur enarn bulan.

Dengan demikian, usus bayi setelah berumur enam bulan mampu

menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.

Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa

anak yang menyusu ASI sampai enam bulan jauh lebih sehat dari bayi

yang menyusu ASI hanya sampai empat bulan, dan frekuensi terkena

diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama enam

bulan akan merangsang hormon prolaktin secara terus menerus sehingga

memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan sampai bayi berurnur dua

tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar dari stress

yang berkepanjangan.

2. Manfaat Pemberian ASI

Pemberian ASI memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun

bayinya.

Page 3: BA B II akbid

a. Manfaat ASI bagi bayi

1) Komposisi yang sesuai

Air susu ibu mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi

kebutuhan bayi. Tidak ada jenis air susu jenis lain yang memiliki

komposisi seperti ASI. Banyak orang tua yang memberi air susu

dari spesies lain untuk bayi. Namun tidak mungkin membuat air

susu sapi atau air susu lainnya menjadi seperti ASI.

2) Tidak memerlukan persiapan

Air susu ibu selalu segar, murni, dan siap untuk diminum,

tidak perlu untuk melakukan persiapan. Oleh karenanya,

pemaparan terhadap kontaminasi dari luar dapat dihindai.

3) Hangatnya sesuai untuk bayi

Air susu ibu selalu memiliki suhu yang paling baik untuk

bayi. Anda tidak perlu merebusnya dan memastikan suhunya tepat

untuk bayi.

4) Kontaminasi minuman

Air susu ibu besifat steril. Oleh karenanya aman bagi

bayi. Bebeapa studi membuktikan dan menunjukan bahwa

kejadian infeksi pernapasan sepeti flu, dan infeksi

gastointestinal (diare) jarang tejadi pada bayi yang menerima

ASI.

Page 4: BA B II akbid

5) Bersifat anti alergi

Air susu ibu mengandung anti-body dibandinghan protein lain

sepeti makanan dan potein dari susu sapi. Anti-body ini

berguna untuk menghalangi penyerapan bahan makanan

beracun atau besifat alergi pada saat bayi tidak memiliki

respon tehadap kekebalan usus.

6) Petahanan melewati infeksi

Air susu ibu mengandung beberapa faktor anti mikroba (agen

yang menghalangi invasi) yang memiliki peran penting dalam

melawan infeksi pada bayi.

7) Hubungan ibu dan anak yang sehat

Air susu ibu sangat baik sekali dalam membangun interaksi

ibu dan anak yang sehat. Bayi yang menerima ASI merniliki kontak

yang dekat dan hangat dengan ibunya yang sudah melahirkan.

Dibandingkan dengan kehangatan air ketuban (air yang menjadi

tempat bayi berenang di dalam perut ibunya) yang

menyelimutinya dan baru saja ditinggalkan". Menyusui bayi akan

membeikan kepuasan dan rasa pemenuhan kebutuhan. Demikian

halnya dengan bayi yang mendapat kepuasan dan kesenangan.

(Suraj Gupte: 2004:86-87)

Page 5: BA B II akbid

8) Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi yang optimal. baik

kuantitas dan kualitasnya

Air susu ibu mahluk mamalia adalah spesifik spesies

disesuaikan untuk tumbuh kembang anaknya masing-masing.

Komposisi ASI isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang

banyak mengandung karbohidrat atau “nasi" dan lernak. Jadi, sekali

menyusu, bayi bisa mendapat nasi dan air.

9) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kesehatan bayi

Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu yang cukup

banyak. Daya tahan ibu akan cepat menurun. sedangkan daya

tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya

daya tahan tubuh dari Ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh

bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASl

akan dilindungi oleh daya tahan tubuh yang terdiri atas zat

hidup, misalnya daya tahan tubuh. Berikut ini adalah contoh

penyakit yang dapat mengenai bayi, diantaranya.

a) Muntah dan mencret

(1) Di Amerika Serikat, 400 bayi meninggal per tahun

akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya tidak disusui.

(2) Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada

bayi susu formula. (Vic: 1989)

(3) Mencret 17 kali lebih banyak pada bayi susu formula

Page 6: BA B II akbid

b) Penyakit akibat saluran pemapasan

(1) Kematian akibat penyakit saluran pernapasan 2-5 kali lebih

banyak pada bayi susu formula. (Cunningham: 1991)

(2) Enam kali terjadi lebih sering pada bayi susu formula.

(Howwie: 1990)

c) Kanker pada anak (Limfoma maligna, Hodgkin, Leukimia,

Neuroblastoma).

Sekitar 6-8 kali lebih terjadi pada bayi susu formula.

(Davis: 1998, Benner Daniels 2002, Svanborg: 2003)

d) Sepsis dan meningitis

Sekitar 18 kali dan 4 kali lebih tinggi pada bayi susu

formula. (Ashraf: 1991)

10) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan bayi

Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kecerdasan

anak;

a) Faktor genetis : kecerdasan yang diturunkan dari orang tua.

b) Faktor lingkungan : faktor ini dapat ditingkatkan melalui asuh,

asah dan asih.

11) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak.

(Utami Roesli: 2008;41)

b. Manfaat ASI bagi ibu

Manfaat pemberian ASI bagi ibu yang dikutip oleh Utami Roesli

(2008: 64-67) adalah sebagai berikut ;

Page 7: BA B II akbid

1) Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mamma)

Peneliti dari Inggris mengevaluasi hubungan antara terjadinya

kanker dan menyusui. Penelitian ini melibatkan hampir 4.000

orang dewasa yang disurvei dari tahun 1937-1939. Menyusui

mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi,

alergi, dan automunitas pada bayi. (Martin R. Middleton N, Gunnell

D, Owen C, Smith G: 2005)

2) Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker

rahim (Ca Endometrium)

Penelitian besar di Italia pada 1.031 wanita yang mengidap

kaknker indung telur ephithelial dibandingkan dengan 2.411

perempuan dengan kondisi non-neoplastic akut vang tidak beresiko

menderita kanker indung telur. Hasilnya menunjukan tren terbaik

terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan

durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui. (Chiaffarino

F, Pellucchi E, Parazzini F, Fransceschi S, Motella M,

Ramazzotti V, La Vecchia: 2005).

Untuk menentukan hubungan antara menyusui dengan kanker

rahim, rumah sakit di Jepang membandingkan perempuan dengan

kanker rahim (155) dengan kontrol (96). Resiko kanker rahim

lebih besar pada perempuan yang tidak pernah menyusui.

(Okamura C. Terada Y, Murakami T, Sato S, Aoki D, Jobo T,

Okamura K. Yaeghasi N: 2006)

Page 8: BA B II akbid

3) Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis)

Penelitian mengindikasikan bahwa perempuan dengan

banyak anak dan periode menyusui yang panjang mempunyai

kapadatan mineral tuang yang lebih tinggi atau sama. Dan resiko

patah lebih rendah atau sama dibandingkan dengan yang tidak

pernah melahirkan dan menyusui. (Karlson MK, Ahlborg HG,

Karlson C: 2005)

4) Mengurangi resiko "Rheumatoid Arthritis"

Penelitian dilakukan pada 121.700 perempuan. Perempuan

yang menyusui lebih sebentar beresiko yang lebih tinggi menderita

Rheumatoid Arthritis. (Karlson EW : 2004)

5) Metode KB paling aman

Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di

Nigeria untuk mengetahui dampak menyusui dengan jarak

kelahiran anak secara alami. Jarak kelahiran anak lebih

panjang pada ibu yang menyusui secara ekslusif dari pada

yang tidak. (Egbounu I, Ezechukwu CC, Shukwuka JO,

Ikechebelu JL: 2005)

6) Mengurangi resiko diabetes maternal

Menyusui mengurangi resiko diabetes pada ibu dalam

hidupnya nanti. Lebih lama durasi menyusuinya, lebih rendah

resikonya menderrita diabetes. Berdasarkan penelitian

Harvard pada 83.585 ibu di Nurses' Health Study (NHS) dan

Page 9: BA B II akbid

74.418 ibu di NHS II, diketahui menyusui mengurangi resiko

ibu dari diabetes sebanyak 15%. (Stube AM, Rich Edwars.

Willett WC : 2005)

7) Mengurangi stress dan gelisah

Penelitian membandingkan respon emosi dari 84 perempuan

yang menguasai ekslusif. 99 perempuan yang menggunakan susu

formula, dan 33 perempuan yang sehat yang tidak melahirkan.

Ibu yang menyusui lebih banyak memiliki mood positif, peristiwa

positif, dan kejadian stress lebih rendah dari pada ibu yang

menggunakan susu formula. Ibu yang Menyusui merniliki tingkat

depresi dan kemarahan yang lebih rendah dari pada ibu dengan susu

formula. (Goer MW: 200-5)

8) Berat badan lebih cepat kembali normal

Penelitian di Bazilia pada 405 perempuan selama 6-9 bulan

setelah melahirkan untuk membuktikan hubungan antara

pengurangan berat badan dan menyusui. Perempuan yang

kelebihan berat badan 20% dan menyusui 30 hari, setiap bulan

berat badannya berkurang antara 0,44 kg. Terdapat hubungan

antara menyusui dengan penurunan berat badan setelah melahirkan,

waktu menyusui yang lebih lama memberikan kontribusi yang

lebih banyak untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan.

(Kac G, Benicio MHDA. Velazquez Mendelez G, Valente JG,

Sruchiner CG: 2004)

Page 10: BA B II akbid

Menyusui setidaknya sampai enam bulan mengurangi

kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim,

kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker

payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui

akan 20-30% terhindar dari kanker payudara.

Berdasakan 43 penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu

menyusui dan 97.000 tidak menyusui, kemungkinan kejadian

kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui

lebih dari dua tahun, ibu akan 59% lebih jarang menderita kanker

payudara.

3. Pemberian ASI

Ibu-ibu yang akan menyusui bayinya tentu harus mengetahui tentang

persiapan yang harus dilakukan dan cara-cara menyusui yang

benar, supaya kegiatan laktasi ini bisa berjalan dengan baik.

a. Mempersiapkan pemberian ASI

Cara terbaik dalam pemberian – pemberian ASI adalah

dengan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak banyak

menghadapi banyak permasalahan. Hygiene perorangan dan

kesejahteraan yang normal sangat penting. Seperti menjaga

kebersihan tangan dan kuku, jari tangan ibu, atau orang lain yang akan

merawat bayi juga harus ditekan. Puting susu tidak boleh

digunakan sebagai ganjal di balik BH untuk menghentikan pembatasan

Page 11: BA B II akbid

ASI. Bantalan disposable ini sudah tersedia untuk keperluan ini dan

dapat dikenakan dalam waktu relatif singkat jika perembesan

ASI menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang

tidak menghalangi pemberian ASI. Jika gaun yang dikenakan harus

dinaikan dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini

tentunya tidak mengenakan dan pada bagian bawah pakaian

semacam ini bisa terdapat lokia. BH khusus untuk laktasi yang

bersih dan dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang

siang serta malam harinya untuk memberikan kenyamanan dan

mencegah statis air susu pada daerah-daerah payudara yang

tergantung. Jika ibu memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat

menggunakan alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH

untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya bisa diturunkan

sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali

setelah ibu selesai menyusui.

Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang

satu dan rumah sakit yang lainnya. Namun, selama puting berada dalam

keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan cara mengusapnya

memakai air yang steril ataukah dibersihkan secara khusus

dengan larutan pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap

kerak atau air susu yang mengering dan setiap bekas krim/salep yang

dioleskan sebelumnya harus dibersihkan dengan hati-hati. Larutan

Page 12: BA B II akbid

alkohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena

dapat membuat puting menjadi kering dan mudah pecah-pecah.

Bayi harus berada dalam keadaan bersih; tangan, mata, hidung,

pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi

disusui. Perhatian terhadap semua detail ini akan membantu

mengurangi kemungkinan infeksi pada payudara dan menghindari

komplikasi lainnya.

b. Cara menyusui bayi

Ibu harus menyusui bergantian diantara dua payudara. Namun,

satu buah dada harus disusukan sampai dianggap habis air

susunya kemudian ke payudara yang lainnya. Bila payudara pertama

yang disusui masih ada air susunya, hendaknya dikeluarkan

dengan memasase payudara ke arah puting susu sampai payudara

tidak mengeluarkan air susu lagi. Hal ini untuk memperlancar

pengeluaran air susu berikutnya dan pengeluaran berikut akan

lebih banyak. Demikian halnya pada payudara kedua. Bila tedapat

sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu tetapi bila masih banyak

biakan saja dan untuk menyusui berikutnya dimulai pada payudara

yang mengandung sisa ASI sebelumnya. (Hubetin: 2004 : 52)

Adapun urutan tindakan menyusui adalah sebagai berikut :

1) Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan

peralatan sepeti kapas, air hangat, handuk kecil, dan penopang

kaki ibu. Siapkan semua sesuai dengan kebutuhan.

Page 13: BA B II akbid

2) Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi

bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu behadapan dan

bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikan kepalanya agar tidak

terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus lurus (tidak

membungkuk).

3) Setelah bayi siap menyusu masukan putting susu sampai daerah

areola mamae masuk ke mulut bayi . pastikan bayi mengisap

dengan benar dan biarkan bayi bersandar kearah ibu. Jaga agar

posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan

menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan

sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi

tidak tertekan pada buah dada ibu.

4) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga

memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. Air susu

keluar dengan lancar dan puting susu tidak lecet. Bila posisi tidak

benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman

yang membahayakan ibu dan bayi.

5) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian

pada kedua payudara sehingga mempertahankan ASI tetap

diproduksi seimbang pada kedua payudara. Bila menghadapi

masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tata

laksana ASI sehingga segera mendapatkan pemecahannya

Page 14: BA B II akbid

karena bila produksi ASI mengelami penekanan, produksinya

akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali.

6) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan

sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri untuk

menjaga kelembapan.

7) Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur. sendawakan bayi dengan

meletakkan bayi terlungkup kemudian punggungnya ditepuk-tepuk

secara perlahan atau bayi ditidurkan terlungkup di pangkuan dan

tepuk punggung bayi. (Hubertin: 2004; 56-61)

Setelah mengetahui cara menyusui dan urutan tindakan

menyusui, sebaiknya seorang ibu menyusui harus mengetahui apakah

dia sudah menyusui dengan benar atau belum? Dan untuk mengetahui

hal ini ibu tersebut harus mengetahui tanda-tandanya, antara lain

sebagai berikut:

1) Tanda-tanda menyusui yang benar

a) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir melipat ke luar,

b) Dagu dan hidungnya menempel payudara:

c) Dia telah memasukkan sebanyak Mungkin bagian areola ke

mulutnya;

d) Dia menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar

berhenti sesaat;

e) Dia menelannya secara teratur;

Page 15: BA B II akbid

f) Puting susu ibu terasa nyaman setelah beberapa kali

susuan pertama.

2) Tanda-tanda menyusui yang tidak benar

a) Kepala bayi tidak lurus dengan badannya;

b) Dia menyusu hanya pada puting susu, tidak menyusu pada areola

dengan puting susu masuk jauh ke bagian belakang mulutnya;

c) Bayi menyusu dengan ringan, cepat dan gugup, tidak menyusu

secara sungguh-sungguh dan teratur,

d) Pipinya berkerut ke arah dalam atau terdengar suara "cik-

cik";

e) Ibu tidak mendengar bayi menelan secara teratur setelah

produksi ASI meningkat. (Kathryn: 2005: 91)

4. Pengelompokkan ASI

Menurut Hubertin (2004: 25) produksi ASI berbeda dalam kadar

komposisi. Ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan bayi untuk

berkembang dari hari ke hari. Dari berbagai unsur kebutuhan yang sangat

berbeda. Di bawah ini akan diuraikan berbagai stadium ASI serta

komposisinya.

a. Air Susu Ibu (ASI) stadium I

Air Susu Ibu (ASI) stadium I adalah kolostrum. Kolostrum

merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari

hari ke-l sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi

Page 16: BA B II akbid

kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning

keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel

hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang

membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir

segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang

mendapat ASI pada minggu ke-1 fasesnya berwarna hitam

Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah anti-body yang siap

melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan

protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan

protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi

kolostrum menjadi paket ataupun padat sehingga bayi lebih lama

merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.

Kandungan hidrat arang dalarn kolostrum lebih rendah dibanding

ASI matur. Ini disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama

masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori

dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrrum (dalam bentuk

cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc).

Mineral terutama natrium, kalium dan klorida dalam kolostrum

lebih tinggi dibanding susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak

lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit.

Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan

lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah

Page 17: BA B II akbid

kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang

mencerna kolesterol.

Karena adanya tipsin inhibitor, hidrolis protein di dalam usus

bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena

dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan

terhambat sehingga tidak menimbulkan alergi. Kekebalan bayi

bertambah dengan volume kolostrum yang meningkat, akibat isapan

bayi baru lahir terus menerus. Hal ini mengharuskan bayi segera setelah

lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara.

agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak

kalah penting adalah adanya refleks let-down pada ibu untuk

merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak.

b. Air Susu Ibu (ASI) stadium II

Air Susu Ibu (ASI) stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini

diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-l0. Komposisi protein makin

rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, dan jumlah

volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan

terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah

beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini. pengeluaran ASI

mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara

sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah

kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.

Page 18: BA B II akbid

c. Air Susu Ibu (ASI) stadium III

ASI Stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi pada

hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang

terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai

berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi rnulai dikenalkan

dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang

lunak. kemudian padat dan makanan yang biasa sesuai dengan umur

bayi. Telur akan lebih aman bila diberi setelah satu tahun karena sistem

pencernaan bayi telah siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan

oleh jenis, proteinnya.

Masa kritis pemberian ASI adalah pada bulan kedua bagi ibu

yang harus kembali bekerja. Biasanya ibu mulai melatih dengan

memberi pengenalan susu buatan. Hal ini merupakan tindakan yang

keliru karena dengan memberi pengenalan pada susu buatan berarti

akan mulai terjadi penekan produksi ASI. Keadaan ini dapat dengan

ibu tetap harus lebih sering memberikan ASI dan mengosongkan

payudara dengan melakukan pengurutan tiap kali sehabis menyusui.

Pengosongan payudara setiap kali menyusui akan terus

merangsang hormon prolaktin yang membantu memproduksi ASI

menjadi lebih banyak dan dapat menyimpan sisa ASI nya dalam lemari

pendingin. Dengan metode ini, bayi tidak pernah kekurangan ASI

walaupun ibu pergi bekerja.

Page 19: BA B II akbid

5. Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui

Masa laktasi tidak dapat dipisahkan dari masa kehamilan dan

persalinan. Apabila kedua masa ini dilalui dengan sehat berarti masa

laktasi tidak terlalu berat untuk memenuhinya. Pertumbuhan pada tiap

tahap perkembangan akan saling mempengaruhi.

Nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangan

bayi yang harus dilakukan sejak awal kehamilan

Berdasarkan kenyataan yang ada. kelompok masyarakat dengan

keadaan ekonomi yang kurang tepat menyusui dengan baik dan bayi dapat

tumbuh dan berkembang walau hanya mendapat ASI saja sampai

bayi berumur enam bulan. Hal ini dapat terjadi disebabkan kebutuhan

protein dalam ASI diambil dari tubuh ibu sendiri dari berbagai cadangan

zat gizi untuk pemenuhan pembentukan ASI, terutama dengan lemak

ibu. Dernikian juga kadar lemak dari diet ibu yang kurang pada masa

laktasi tidak terlalu memberi pengaruh komposisi lemak pada ASI

sehingga kornposisi lemak dalam ASI akan sama dengan komposisi lemak

dalam depot ibu (cadangan lemak ibu di bawah kulit) akan diambil.

Kurang karbohidrat, sedikit berpengaruh pada kadar laktosa ASI, hanya

volume ASI akan berkurang bila ibu diet rendah kalori sehingga selama

menyusui tidak dibenarkan menurunkan berat badan. Vitamin sangat

dipengaruhi oleh diet ibu sehingga sangat perlu bagi ibu hamil atau

menyusui untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya.

Kekurangan mineral pada diet ibu memberi dampak kecil terhadap mineral

Page 20: BA B II akbid

ASI. Kebutuhan mineral akan diambil dari depot ibu yang juga akan

berdampak bila kekurangan dalam waktu yang lama.

Jadi, asupan nutrisi pada ibu menyusui perlu diperhatikan dengan

baik. Dan porsi makanan yang paling banyak dimakan oleh ibu menyusui

adalah :

a. Karbohidrat komplek, seperti nasi. roti dan sereal;

b. Sayur-sayuran;

c. Daging, tahu, tempe, ikan laut, atau ikan tawar;

d. Buah segar, yogurt rendah lemak, kue kering asin sebagai snack;

e. Susu

Berlawanan dengan kepercayaan umum, tidak ada makanan atau

komposisi tertentu dijamin bisa meningkatkan volume ASI, tetapi

kekurangan cairan bisa bepengaruh negatif terhadap produksi air susu

dan menjadikan ibu merasa kelelahan. Pada orang dewasa sehat

disarankan minum air antara enam hingga delapan gelas per hari. Ibu

menyusui tidak dianjurkan memaksakan diri minum air disaat tidak

sedang merasa haus. Tetapi harus diingat pada saat ibu merasa haus,

ibu mungkin akan sedikit mengalami dehidrasi. Jika air seni

berwarna kuning tua atau ibu mengalami kesulitan buang air besar,

mungkin ibu belum mendapatkan cukup cairan. (Kathryn: 2005; 172)

Jadi kebutuhan nutrisi selama menyusui harus diberikan secara

adekuat, kekurangan dalam waktu sesaat tidak terlalu mempengaruhi

kualitas ASI karena masih dapat dipengaruhi oleh cadangan lemak

Page 21: BA B II akbid

dari tubuh ibu, tetapi kekurangan dalam waktu yang lama dan cadangan

tubuh ibu habis akan memberikan dampak kepada ibu maupun

pertumbuhan dan perkembangan bayi. Upaya menurunkan berat badan

pada masa laktasi akan merugikan ibu dan bayinya. (Hubertin: 2004; 9)

6. Cara menyusui yang baik dan benar

a. Melekat dengan baik

Dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar,

bibir bawah bayi membuka keluar, areola bagian atas ibu tampak

lebih banyak.

b. Posisi benar

Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi

lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya dan badan bayi dekat

ke ibunya.

c. Menghisap dengan efektif

Bayi menghisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya

terdengar suara menelan (NTBS DFA PHP – II. 2005).

7. 10 Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu

a. Bayi mendapatkan nutrisi terbaik

Air susu setiap spsies, makhluk hidup yang menyusui itu

berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan

menyusui anaknya. Jadi, ASI dirancang sedemikian rupa untuk

bayi manusia. Melalui proses menyusui, bayi akan mendapatkan ASI

Page 22: BA B II akbid

sebagai nutrisi terbaik yang dibutuhkan karena ASI memenuhi

komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Dibanding dengan susu formula, ASI mengandung kebutuhan

nutrien yang lebih lengkap dengan kualitas, kuantitas, dan komposisi

ideal untuk pertumbuhan dan kesehatan, kesehatan dan kecerdasan bayi.

b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi di dalam rahim, secara alami mendapat zat kekebalan

tubuh dari ibunya melalui tali plasenta, tetapi zat kekebalan ini

akan cepat menurun setelah lahir. Sementara itu, kemampuan

bayi untuk membuat pertahanan tubuhnya sendiri masih lemah.

Kesenjangan ini bisa diatasi bila bayi mendapatkan ASI.

ASI di hari-hari pertama mengandung colostrum yang hampir

tidak ditemukan dalam susu formula. Colostrum adalah zat antibodi

aktif yang sangat diperlukan untuk daya tahan tubuh.

c. Meningkatkan kecerdasan anak

Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan

otak. Faktor utarna yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi dan

anak adalah nutrisi atau gizi yang diterimanya.

ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan

memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga dapat menunjang

perkembangan kognitifnya. Perkembangan otak paling pesat terjadi

pada usia 0 - 2 atau 3 tahun, dimana volume otak akan mencapai

80%. Karenanya, pemberian ASI sangat dibutuhkan pada masa ini.

Page 23: BA B II akbid

Walaupun otak telah mengalami perkembangan yang pesat pada masa

ini, bukan berarti bahwa perkembangan otak berhenti sampai disitu

saja. Volume otak akan terus berkembang hingga usia 12 tahun.

d. Dasar perkembangan kepribadian anak

Menyusui bayi akan memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa

aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan

ibunya. la menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi

jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam

kehamilan. Kondisi tersebut merupakan dasar bagi perkembangan

emosi yang hangat pada diri anak. Melalui proses menyusui, anak

akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang

di sekitarnya.

e. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya

rahim ke bentuk semula

Saat bayi rnenghisap puting susu ibu, kelenjar pituitary akan

terstimulasi untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin guna

merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terpancar

keluar. Hormon oksitosin juga akan merangsang kontraksi otot polos

rahim berikut pembuluh darahnya. Efek ini akan bekerja maksimal

jika setelah persalinan, ibu langsung menyusui bayinya. Dengan

begitu, penyempitan pembuluh darah yang terbuka saat persalinan

bisa dipercepat. Hal ini jelas berdampak positif, karena perdarahan di

rahim akibat persalinan akan cepat terhenti. Otot-otot rahim yang

Page 24: BA B II akbid

mengkerut secara otomatis akan menyebabkan pembuluh darah

yang terbuka menjadi terjepit sehingga perdarahan akan segera

terhenti.

f. Mencegah anemia defisiensi zat besi

Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih

cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia

pada ibu akan berkurang. Berhentinya pendarahan setelah persalinan

akan mengurangi terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah

yang menyebabkan anemia pada ibu.

g. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil

Dengan menyusui, cadangan lemak dalarn tubuh ibu yang memang

disiapkan sebagai sumber energi selarna kehamilan akan

digunakan sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan

lemak tersebut akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu

pun akan terjadi lebih cepat.

h. Menunda kesuburan

Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah

sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan.

Kemungkinan untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99%.

Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu bayi belum

diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan, dan ibu

belum mengalami menstruasi

Page 25: BA B II akbid

i. Menimbulkan perasaan dibutuhkan

Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu

dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan

memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.

j. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium

Penelitian mernbuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara

eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker

ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak

menyusui secara eksklusif.

B. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh

menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika

seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda

atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah

informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,

konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian

adalah benar atau berguna. Misalnya ketika seseorang mencicipi

masakan yang baru dikenalnya, la akan mendapatkan pengetahuan

Page 26: BA B II akbid

tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut.

(www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)

Pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman

inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan

aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan observasi

yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut

juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang

dapat melukiskan objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa

didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang

kali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk pemimpin organisasi

dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen

organisasi dengan sendirinya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses

tanggal 15 Januari 2011)

Selain pengetahuan empiris, ada juga pengetahuan yang didapatkan

melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.

Rasionalisme lebih menekan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak

menekan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.

Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2, bukan didapatkan melalui

pengalaman atau pengamatan empiris, melalui sebuah pemikiran logis

atau akal budi. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari

2011)

Page 27: BA B II akbid

Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan

pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam

suatu bangunan yang teratur. (Hadi: 2001; 2)

Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman

seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang

menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah

sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya. Rasa sakit

akan menyebabkan seseorang bertindak pasif atau aktif dengan tahapan-

tahapannya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)

Pengetahuan di atas digunakan oleh individu sebagai dasar

pembentukan perilaku, penelitian Rogers mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam anti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu;

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus;

c. Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi;

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru;

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo: 2003)

Page 28: BA B II akbid

Adapun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-

tahap di atas.

2. Macam-Macam Pengetahuan

Pengetahuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan

atau tahu bahwa, pengetahuan atau bagaimana dan pengetahuan atau

tahu tentang dapat ditambahkan satu lagi jenis pengetahuan yang

serumpun dengan itu pengetahuan atau tahu mengapa.

a. Tahu bahwa

Pengetahuan tahu bahwa adalah pengetahuan tentang informasi

tertentu tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa itu atau itu

memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang

benar. Jenis pengetahuan itu disebut juga pengetahuan teoritis,

pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkatan yang tidak

begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan

dalam mengumpulkan informasi atau data tertentu. Seseorang yang

mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai

informasi akurat melebihi orang lain.

b. Tahu tentang/akan/mengenai

Yang dimaksud dengan jenis pengetahuan ini adalah sesuatu

yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau

seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi secara

langsung pada objeknya. Oleh karena itu, sering disebut sebagai

Page 29: BA B II akbid

pengetahuan berdasarkan pengenalan, ciri-ciri pengetahuan

model ini adalah sebagai berikut :

1) Mempunyai tingkat objektivitas yang cukup tinggi;

2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya

karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat

langsung dengan objek;

3) Bersifat singular yaitu hanya berkaitan dengan barang atau

ojek khusus.

c. Tahu mengapa

Biasanya jenis pengetahuan berkaitan dengan "pengetahuan

bahwa" hanya saja "tahu mengapa" jauh lebih mendalam dan

serius, karena berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini merupakan

pengetahuan tertinggi dan mendalam sekaligus juga merupakan

pengetahuan ilmiah. (Notoatmodjo: 2003; 21)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang

Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor

eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu :

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,

yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.

Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau

tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung

Page 30: BA B II akbid

kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi

penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi

seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orang-

orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang

mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan

yang baik dan sebaliknya.

b. Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan

pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau

meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-

aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang

berkembang. Pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan

yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan

melalui pola tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 18). Jadi tingkat

pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh

tingkat pendidikan.

c. Pengalaman

Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO,

menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku

tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan

perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan,

persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian

Page 31: BA B II akbid

seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan

pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang

lain. (Notoatmodjo: 2003; 143)

d. Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan

bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang

memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan

konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam

aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan

mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi

kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau

menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem,

keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai

tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 102)

Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi

boolet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan

poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide,

dan film serta papan (billboard). (Notoatmodjo: 2003; 99)

e. Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa

yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk,

maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa

yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin: 2002; 130) .

Page 32: BA B II akbid

f. Umur

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur

tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang

dalam berpikir dan menerima informasi.

g. Sosial budaya

Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok

etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam

penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.

h. Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.

Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonominya

baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan

masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga

dengan status ekonomi rendah.

C. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui

penelititan yang akan dilakukan (Notoatmodjo. 2005).

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang ASI eksklusif, maka

peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut.

Page 33: BA B II akbid

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :Umur Pendidikan Pengalaman

Factor eksternal antara lain :LingkunganSocial ekonomi

Pengetahuan ibu tentang :Umur Pengertian ASI eksklusif Manfaat ASI eksklusifCara pemberian ASI eksklusif

Baik Cukup Kurang

Kerangka konsep

Diteliti

Tidak diteliti

Page 34: BA B II akbid

2. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel

diamati atau diteliti perlu sekali, variabel-variabel tersebut diberi batasan

atau definisi operasianal.

Defnisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada

pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang

bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,

2006).

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 2.1Definisi Operasional

Variabel Sub

Variabel

Definisi

OperasionalSkala

Alat

UkurKategori

Pengetahuan

ibu tentang

ASI

Eksklusif

Segala

sesuatu yang

diketahui

oleh seorang

ibu

mengenai

ASI

Eksklusif

Ordinal Kuisioner Baik

76 % - 100 %

Cukup

56 % - 75 %

Kurang

< 55 %

Manfaat

ASI

Eksklusif

Menambah

kekebalan

pada bayi

dan tidak

perlu biaya

Ordinal Koisioner Baik

76 % - 100 %

Cukup

56 % - 75 %

Kurang

< 55 %

Cara Saat Ordinal Kuisioner Baik

Page 35: BA B II akbid

pemberian

ASI

Eksklusif

menyusui

putting

harus masuk

ke mulut

bayi

76 % - 100 %

Cukup

56 % - 75 %

Kurang

< 55 %

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu

konsep pengertian tertentu (Noto Atmodjo, 2005:70).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan Ibu

tentang ASI eksklusif.

Page 36: BA B II akbid

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian

yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan

sekarang (sedang terjadi) (Arikunto; 2006: 10).

Adapun peristiwa yang digambarkan pada penelitian ini adalah

gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa

Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur Tahun 2011.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto; 2006: 130).

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu

menyusui di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten

Cianjur yang berjumlah 206 orang (F/II/Gizi/PKM NLD: 2010).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto;

2006: 131).

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Bersedia menjadi responden;

b. lbu yang memberikan ASI eksktusif;

Page 37: BA B II akbid

c. Bisa baca dan tulis dalam bahasa indonesia.

3. Cara pengambilan sampel

Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random

Sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan propabilitas

yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen di

seleksi secara acak (Notoatmodjo; 2005: 85).

C. Besarnya Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Besar sample

Sampel dalam penelitian ini diamhil dengan rumus proporsi

menurut Arikunto yaitu "bilamana populasi homogaen sekedar ancer-ancer

maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 maka jumlah dapat diambil

antara 10-15 atau 20-25%". (Arikunto; 2006: 134).

Jadi besar sample yang di ambil adalah 10 % dari populasi 206 bayi

yaitu 21 bayi. Dan untuk antisipasi terjadinya mising data/kesalahan

data maka sample ditambah 10 % menjadi 28 dari jumlah bayi menurut

mardalis 2000.

2. Cara pengambilan sample

Cara pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan

teknik Stratified random sampling, di mana setiap unit atau anggota

mempunyai karaktistik bersipat heterogen. Hal ini di fokukan dengan

Page 38: BA B II akbid

cara mengidentifikasi dan besarnya populasi. Cara pengambilan sampel

menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel sebagian

responden dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

terpilih sebagai sampel. (Notoatmodjo; 2005: 85).

Kriteria inklusi penelitian ini adalah:

1. Ibu yang memberikan ASI eksklusif;

2. Ibu yang bersedia menjadi responden;

3. Ibu yang bisa membaca dan menulis.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kertamukti Kecamatan

Haur Wangi Kabupaten Cianjur pada tanggal …………………….. 2011.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik

wawancara (interview), yaitu suatu medote yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau

pendirian secara lisan dari responden yang menjadi objek penelitian atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (faca to face).

Jadi data tersebut dapat diperoleh langsung dari responden melalui suatu

pertemuan atau percakapan.

Page 39: BA B II akbid

2. Instrumen Penelitian

Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam

kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

dipermudah olehnya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen koesioner yaitu

sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda

ceklist ( √ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih benar atau salah.

F. Teknik Analisis Data

Tahapan proses analisa dalam penelitian ini adalah:

1. Editing Data

Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui

pembagian koisioner dengan tujuan mencetak kembali apakah hasilnya

sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal

ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat dibaca

serta relevan.

2. Coding data

Merupakan kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan

menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam

melakukan tabulasi dan anilisis data. Jawaban yang benar diberi

nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.

Page 40: BA B II akbid

3. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk

(data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini

meliputi:

1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat

sesuai kebutuhan;

2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban. Dan

hasil angket yang telah diisi ditabulasi dan diberi skor yaitu:

a) Yang menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor l;

b) Yang tidak menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor

0.

Berdasarkan skor tabulasi kemudian diprosentasikan dengan

menggunakan rumus:

P = xy

100%

Keterangan :

P : Prosentase

X : Skor yang didapat

Y : Skor yang diharapkan

Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan

tingkat pengetahuan yaitu : Baik : 75%-100%

Cukup : 55%-74%

Kurang baik : < 55%

(Arikunto; 2006).

Page 41: BA B II akbid

Jumlah.jawaban yang benar X 100 %

Jumlah Seluruh soal

Rumus untuk menentukan kesimpulan dari data yang telah

dikumpulkan dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner pada

responden yaitu

G. Etika Penelitian

Sebelum responden diberikan kuesioner yang harus diisi, maka peneliti

harus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dengan

membuat informed concent.

Adapun hak-hak responden yang harus dilindungi menurut American

Nurse Association (ANA) antara lain:

1. Kerelaan diri untuk menjadi responden;

2. Kebebasan sendiri tidak ada unsur paksaan;

3. Tanpa identitas dan dijaga kerahasiaannya;

4. Perlakuan yang wajar;

5. Terlindung dari ketidaknyamanan dan hal-hal yang membahayakan.