Af Pengawet 2

download Af Pengawet 2

of 45

Transcript of Af Pengawet 2

LABORATORIUM KIMIA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HASANUDDINLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUMANALISIS PENGAWET

OLEH :KELOMPOK l (SATU)GOLONGAN : SABTUASISTEN : AMELIA

MAKASSAR2012

BAB IPENDAHULUANI.1Latar BelakangBahan pangan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia di samping pendidikan, kesehatan dan sandang lainnya. Kebutuhan bahan pangan ini akan terus meningkat sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk. Secara garis besar masalah pangan dan sistem pangan umumnya dibagi atas sub sistem produksi, pengadaan dan konsumsi. Bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan-perubahan yang tidak diinginkan antara lain pembusukan dan ketengikan. Proses pembusukan dan ketengikan disebabkan oleh adanya reaksi kimia yang bersumber dari dalam dan dari luar bahan pangan tersebut. PUSTAKADari segi ilmu kimia, komponen utama dari bahan pangan terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak. Kerusakan bahan pangan ini umumnya disebabkan oleh mikroorganisme melalui proses enzimates dan oksidasi, terutama yang mengandung protein dan lemak sementara karbohidrat mengalami dekomposisi. Dalam rangka menghambat proses kerusakan pangan, oleh beberapa pengusaha digunakan bahan pengawet dan antioksidan sintetis seperti formalin, asam benzoat, BHA (Butilated Hydroxyanisol), BHT (Butylated Hidroxytoluene) dan TBHQ (Tertier Butylated Hydroxyanisole) terutama untuk bahan makanan semi basah seperti tahu, mie, bakso, ikan, daging serta minyak/lemak. PUSTAKAPada saat ini penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis tidak direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena diduga dapat menimbulkan penyakit kanker (carcinogen agent). Karena itu perlu dicari alternatif lain yaitu bahan pengawet dan antioksidan alami yang bersumber dari bahan alam. Bahan pengawet dan antioksidan alami ini hampir terdapat pada semua tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan tersebar di seluruh tanah air. Sebagai contoh, asam sitrat yang bersumber dari jeruk nipis telah lama digunakan oleh nenek moyang kita untuk menunda pembusukan dari daging dan ikan.PUSTAKA

I.2Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1Maksud PercobaanMengetahui dan memahami cara melakukan analisis terhadap sampel pengawet dalam bentuk sediaan farmasi.I.2.2Tujuan PercobaanMengetahui cara analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap sampel pengawet derivate benzoat dalam sediaan farmasi seperti kecapa, saos dan selai.I.3Prinsip PercobaanA. KualitatifMelakukan identifikasi dari senyawa pengawet berdasarkan reaksi sampel dengan pereaksi NH4OH & Fecl3 sehingga dapat ditentukan kandungan senyawa pengawet dalam sediaan selai.

B. KuantitatifPenentuan kadar asam benzoat dalam sampel selai dengan menggunakan metode alkalimetri dengan larutan baku NaoH 0,1N dimana digunakan pereaksi etanol encer p dan indicator pp hingga warna merah muda

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1Teori UmumBeberapa bahan pengawet yang digunakan selama ini adalah formalin, asam benzoat dan sebagai antioksidan adalah BHT, BHA, TBHQ dan lain-lain bersumber dari bahan minyak bumi atau sintesis (Deiana M, 2003; Freidon Shahidi, 2003). Penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis pada saat ini tidak direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan karena diduga dapat menyebabkan penyakit kanker (Carcinogenic Agent) (Hernani; Mono Raharjo, 2005).TULIS PUSTAKA DI DAPUS, KALO DI TIPUS CUMA PAKE ANGKAAsam sitrat dari jeruk nipis dan asam jawa sebagai bahan pengawet telah lama digunakan, sementara sebagai antioksidan adalah senyawa polifenol yang bersumber dari biji pinang dan gambir (Sihombing T., 2000; Amos, dkk., 1998). TULIS PUSTAKA DI DAPUS, KALO DI TIPUS CUMA PAKE ANGKAIsolasi asam sitrat dan polifenol dari sumbernya juga tidak begitu sulit dilaksanakan, sehingga dapat digunakan oleh usaha kecil, menengah(UKM/UMKM) atau industri pengolahan bahan makanan. Berdasarkan literatur disebutkan bahwa senyawa kimia yang bersifat asam, ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan beberapapertimbangan antara lain: PUSTAKA- Sifat asam dari senyawa dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat bertindak sebagai pengawet (APC-6092-To; 2003).- Pada pH rendah merupakan buffer yang dihasilkannya sehingga mempermudah proses pengolahan (Kartasapoetra, 1996).- Asam bersifat sinergis terhadap antioksidan dalam mencegah ketengikan dan browning pada bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein minyak/lemak (Tranggono-1990).- Dapat menurunkan pH larutan sehingga dapat mengintensifkan rasarasa lain. Hal ini disebabkan pengaruh ion H+ atau ion H3O+ dari asam (Rukmana R., 2003).Dari strukturnya dapat dilihat bahwa asam sitrat ini dapat berfungsi sebagai kelator terhadap logam. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran. Dalam jeruk lemon dan limau (jeruk nipis dan jeruk purut) sekitar 8% bobot basah. Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk kristal, berwarna putih. Serbuk putih kristal tersebut dapat berupa anhydrous (bebas air) atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 700C. Selain dari penggunaan sebagai pengawet makanan dan minuman juga sebagai pemberi cita rasa, menghilangkan kesadahan air dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakomodasi pada bahan penukar ion sebagai komplek sitrat. Dalam industri bioteknologi dan obat-obatan digunakan sebagai pelapis (passivate)pipa mesin, dalam proses kemurnian tinggi untuk menggantikan asamnitrat.PUSTAKAMenurut menteri Kesehatan No 722/Menkes/RI/Per/IX/88 pengawet yang dilarang adalah Formalin dan Boraks. Formalin sebenarnya merupakan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh yang berbahaya bagi kesehatan manusia. (4) INI BENARSecara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan untuk : PUSTAKA Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogen. Memperpanjang umur simpan pangan Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkan Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkualitas rendah Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan.

NoNama PengawetPenggunaan dalam PanganUkuran Maksimum yang diijinkan

1Benzoat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau natrium benzoat)Untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap600 gr/kg

Sari buah, saus tomat, saus sambal, manisan, jem dan jelly1 gr/kg

2Propionat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau natrium propionat)Keju olahan3 gr/kg

3Nitrit dan NitratUntuk mengawetkan daging olahan atau yang diawetkan seperti sosis125 mg nirit/kg atau 500 mg nitrat/kg

4SorbatUntuk mengawetkan margarin1 gr/kg

5SulfitPekatan sari nenas500 kg/kg

Menurut menteri Kesehatan No 722/Menkes/RI/Per/IX/88 pengawet yang dilarang adalah Formalin dan Boraks. Formalin sebenarnya merupakan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh yang berbahaya bagi kesehatan manusia

Bahan pengawet yang tidal lazim digunakan yaitu: PUSTAKA1. FormalinFormalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 36 -40%. Nama lain formalin adalah Formol, Morbicid, Formic aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, formoform, atau paraforin. Di pasaran, formalin juga bisa diperoleh dalam bentuk yang sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehid 10, 20 dan 30%. Di samping dalam bentuk cairan, formalin dapat diperoleh dalam bentuk tablet yang masing-masingmempunyai berat 5 gram (Winarno dan Rahayu, 1994). Formalin biasanya juga mengandung alkohol sebanyak 10 15% yang berfungsi sebagai stabilisator agar formaldehid tidak mengalami polimerisasi. Formaldehid merupakan bentuk aldehid yang paling sederhana, namun ia merupakan elektrofil yang paling kuat dan paling reaktif di antara aldehid yang lain. Formaldehid mudah dioksidasi oleh oksigen di atmosfir untukmembentuk asam format. Senyawa ini juga mudah mengalami oksidasi oleh cahaya matahari menjadi karbon dioksida. Pada suhu 1500C, formaldehid terdekomposisi menjadi metanol dan karbon monoksida. Selain itu, formaldehid mampu berkondensasi dengan banyak komponen membentuk turunan metilol dan metilen. Formaldehid mempunyai banyak kegunaan dalam industri. Senyawa ini digunakan dalam produksi plastik dan resin, produk intermediet, dan keperluan lain yang bervariasi seperti agen pengkelat. Salah satu penggunaannya yang paling umum adalah dalam resin ureaformaldehid dan melamin-formaldehid. Di Amerika Serikat, resin dan plastik yang berbasis formaldehid mencapai 60%. Resin formaldehid digunakan sebagai alat perekat pada produksi triplek dan kayu. (4)2. Boraks Boraks merupakan kristal lunak yang mengandung unsur boron, tidak berwarna dan mudah larut dalam air. Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O (natrium tetraborat dekahidrat) yang banyak digunakan di industri non pangan (Winarno dan Rahayu, 1994). Borakspertama kali ditemukan di danau Searles, California, Amerika Serikat. Boraks yang ditemukan di danau Searles mempunyai berat molekul 381,44 dan pH dari 0,1 M larutan boraks adalah 9,2. Boraks biasanya digunakan untuk deterjen, sabun, perekat, kosmetik, lapisan kertas, desinfektan buahbuahan dan sebagai pelarut gum, dextrin, dan kasein. Selain itu, boraks juga digunakan pada industri kulit, kertas, plastik, dan kaca boraks merupakan pengawet makanan yang sudah ada sejak dulu, tetapi dilarang penggunaannya pada tahun 1925. Larangan ini dilonggarkan selama perang dunia II dengan mengizinkan penggunaan boraks di dalam minyak babi dan margarin. Kelonggaran ini dicabut kembali pada tahun 1959 oleh FSC (Food Standard Committee) dengan alasan bahwa pengawet boron sebagai bahan yang tidak diinginkan karena bersifat kumulatif (menimbulkan efek dengan penambahan berturut-turut) yang dapat membahayakan tubuh manusia. Menurut Winarno dan Rahayu (1994), daya pengawetan boraks kemungkinan disebabkan adanya senyawa aktif asam borat. Asam borat merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik. (4)Adapun sifat-sifat kimia dari asam benzoat dan garam-garamnya, yaitu : (4)1. Asam benzoatBerbentuk hablur atau jarum putih, sedikit putih, sedikit berbau benzaldehid atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat dan mudah menguap dalam air. Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol dan dalam eter. Asam benzoat merupakan asam lemah yang mengalami disiosiasi tergantung pada pH mediumnya.2. Natrium benzoatNatrium benzoat berupa granul atau serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, stabil diudara. Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol 90%. Kelarutan dalam air pada suhu 250C sebesar 660 gr/L dengan bentuk yang aktif sebagai pengawet sebesar 84,7%.3. Kalium benzoatKalium benzoat baerupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Efektifitas sebagai pengawet pada range pH 4,2.4. Kalsium benzoatKalsium benzoat berupa kristal yang larut dalam air dan alkohol. Dalam air pada suhu 250C laryt sebesar 40 gr/L dengan efektitivitas sebagai penagwet pada range pH 4,2.Efek beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan: (4)a. Asam Benzoat dan Garamnya (Ca, K dan Na) Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis enzim syntese dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang disimpan dalam hati disekresikan melalui urin. Jadi, di dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresikan sebagai asam hipurat dihilangkan toksitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan diekskresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangan sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.b. Asam Sorbat dan GaramnyaAsam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak bebas, dan tidak bereaksi sebagai antimetabolit. Kondisi yang ekstrim (suhu dan konsentrat asam sorbat tinggi) asam sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi di bawah kondisi normal penggunaan. Asam sorbat kemungkinan memberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit, sedangkan untuk garamnya belum diketahui efeknya terhadap tubuh.c. Asam Propionat dan GaramnyaAsam propionat dalam tubuh dimetabolisme menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam lemak menjadi CO2 dan H2O. Natrium propionat dengan migrain sedangkan untuk kalsium propionat tidak diketahui efek terhadap kesehatan.d. Ester dari asam benzoat (paraben)Ester asam benzoat (metil-p-hidroksi benzoat dan propil-p-hidroksi benzoat) memberikan gangguan berupa reaksi yang spesifik. Metil-p-hidroksi benzoat dan garam natriumnya, memberikan efek terhadap kesehatan dengan timbulnya reaksi alergi pada mulut dan kulit. Sedangkan propil-p-hidroksi benzoat dan garamnya, terutama pada orang penderita asma, urticaria, dan yang sensitif terhadap aspirin akan memberikan reaksi alergi pada kulit dan mulut.e. NisinPada tahun 1969, para ahli dari FAO/WHO dapat menerima Nisin sebagai bahan tambahan pangan, namun perlu juga diperhatikan timbulnya neprotoksik akhir-akhir ini. Acceptable Daily Intake ( ADI ) adalah suatu batasan berapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang dapat diterima dan dicerna setiap hari seumur hidup tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen. ADI dinyatakan dalam satuan mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. ADI untuk natrium benzoat adalah 1 g/kg berat badan. Konsep ADI didasarkan pada kenyataan bahwa semua bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pengawet adalah racun, tetapi toksisitasnya sangat ditentukan oleh jumlah yang diperlukan untuk menghasilkan pengaruh atau gangguan kesehatan atau sakit. (4)Secara umum panambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut: (4)a. Menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk pada pangan baik yang bersifat patogen maupun yang tidak patogenb. Memperpanjang umur simpan panganc. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang diawetkand. Tidak untuk menyembunyikan keadaan pangan yang berkuliats rendahe. Tidak digunakan untuk menyembunyikan penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratanf. Tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan panganTerdapat beberapa persyaratan untuk bahan pengawet kimiawi lainnya, selain persyaratan yang dituntut untuk semua bahan tambahan pangan, antara lain sebagai berikut : (4)a. Memberi arti ekonomis dari pengawet (secara ekonomis menguntungkan)b. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak mencukupi atau tidak tersedia.c. Memperpanjang umur simpan dalam pangan d. Tidak menurunkan kualitas (warna, rasa, dan bau) bahan pangan yang diawetkane. Mudah dilarutkanMekanisme kerja dari masing-masing bahan pengawet, yaitu (4)a. Asam benzoat dan garamnya (Na dan K)Senyawa ini relatif kurang efektif sebagai bahan pengawet pada pH lebih besar, tetapi kerja sebagai pengawet naik dengan turunnya pH sampai di bawah 5. Asam benzoat sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba dalam bahan pangan dengan pH rendah seperti sari buah dan penyegar.b. Asam propionat dan garamnya (Na dan Ca)Garam Na dan Ca dari asam propionat lebih efektif pada pH rendah. Asam ini tidak mengalami disiosiasi memiliki efektifitas pengawetan, tetapi sangat efektif menghambat pertumbuhan kapang pada roti dan hasil olahan tepung lainnya serta efektif untuk mencegah pembentukkan rape pada roti.c. Asam sorbat dan garamnya (Na, K dan Ca)Kerja asam sorbat efektif pada pH rendah dan pada kondisi tidak terdisiosiasi. Kerjany selektif, yaitu menghambat pertumbuhan mikroba yang tidk dikehendaki tanpa menggangu pertumbuhan mikroba yang menguntungkan, contohnya pada proses pematangan keju.

II.2Uraian Bahan1. Aquades (1)Nama resmi : Aqua destillataNama lain : Air sulingRM / BM : H2O / 18,02Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasaPenyimpanan : Dalam wadah tertutup baik2. Alkohol (1)Nama Resmi: AethanolumNama Lain: AlkoholRM / BM: C2H5OH / 46,0Pemerian: Cairan mudah terbakar, jerinih, bau merangsang, mudah menguap pada suhu rendah, rasa terbakarPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat3. HCl (1)Nama resmi : Acidum hydrochloridumNama lain : Asam kloridaRM / BM : HCl / 36.46Pemerian : Cairan, tidak berwarna, berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilangPenyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat4. NaOH (1)Nama Resmi:Natrii hydrxydumNama Lain: Natrium hidroksidaRM / BM:NaOH / 40,0Pemerian: Putih atau praktis putih, massa hablur, berbentuk pekat, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, Rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menguap menjadi CO2 dan lembabKelarutan:Mudah larut dalam air dan dalam etanolPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat5. Amonia (1)Nama Resmi:AmmoniumNama Lain:AmoniaRM / BM: NH4OH / 35,05 Pemerian :Cairan Jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuatKelarutan:Mudah larut dalam airPenyimpanan:Dalam Wadah Tertutup RapatKegunaan:Pereaksi6. Etanol (2)Nama Resmi:AethanollumNama Lain:Etanol, AlkoholRM / BM: C2H5OH / 45,67Pemerian:Cairan jernih, tidak berwarna, mudah menguap dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah terbakar dan member nyala biru yang tidak berasapKelarutan:Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform, dan dalam eter PPenyimpanan:Dalam wadah tertutup rapatKegunaan: Pelarut:7. FeCl3 (1)Nama Resmi:Ferri (III) chloridumNama Lain: Besi (III) kloridaRM / BM: FeCl3 / 162,206Pemerian:Cairan, tidak berwarna, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang.Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapatKegunaan: Pereaksi8. Fenolftalein (1)Nama Resmi : PhenolphtaleinumSinonim : FenolftaleinRumus Molekul: C20H14O4Pemerian :Serbuk hablur putih atau putih kekuningan, tidak berbau, stabil di udara.Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam eter.Trayek pH : 8,3 10,0 Penggunaan :Sebagai indikator9.Nacl (1) Nama resmi: Natrii chloridum Nama lain: Natrium klorida Pemerian: Hablur heksahedral tidak berwarna atau sebuk Kelarutan: Larut dalam 2,8 bagian airdalam 2,7 bagian air P Kegunaan: Mempertahankan suhu es batu agar tetap dingin Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baik10. Eter (1)Nama resmi:Aether AnastheticusNama lain: EterRm/Bm:C4H10O /74,12Pemerian:Cairan transparan, tidak berwarna,berbau khasKelarutan:Larut dalam 10 bagian air Penyimpanan :Dalam wadah tertutup baik11. Asam Benzoat (1)Nama resmi:Acidum BenzoicumNama lain:Asam benzoatRm/Bm:C7H6O2 / 122,12Pemerian:Hablur halus atau ringan,tidak berwarnaKelarutan:Larut dalam lebih kurang 350 bagian airPenyimpanan:Dalam wadah tertutup baikKegunaan;Antiseptikum ekstern12. Natrium Benzoat (1)Nama resmi;Natrii benzoasNama lain:Natrium benzoatRm/Bm:C7H5NaO2 /144,11Pemerian:Butiran atau serbuk hablur,putih,tidak berbauKelarutan:larut dalam 2 bagian air dan dalam 90 bagian etanolPenyimpanan :Dalam wadah tertutup baikKegunaan:Zat pengawet

II.3Prosedur Preparasia. Kedalam 100 gram sampel ditambahkan 15 gram NaCl dan dipindahkan campuran kedalam labu takar 500 ml. cuci wadah semula degan lebih kurang 150 ml larutan NaCl jenuh. Tambahkan NaOH 10% sampai alkali. Kemudian tempatkan sampai tanda batas degan larutan NaCl jenuh. Biarkan selama sedikitnya 2 jam. Kocok. Setiap selang waktu tertentu, sentrifuge jika perlu, kemudian saring. (2)b. Campurkan 100-150 gram sampel dengan 300 ml larutan NaCl jenuh. Tambahkan 15 gram NaCl dan buat larutan menjadi alkali dengan NaOH 10%. Pindahkan ke dalam labu takar 500 ml dan encerkan sampai tanda batas degan larutan NaCl jenuh. Biarkan sedkitnya selama 2 jam. Kocok teratur, sentrifuse bila perlu, kemudian saring.(2)c. Filtrat yang diperoleh pada penyiapan sampel dipipet 100 ml dan dimasukkan kedalam corong pisah, kemudian dinetralkan dengan penambahan HCl 5% sebanyak tiga kali dan ditambahkan lagi HCL 5 ml. setelah keadaan mencapai netral, selanjutnya siekdtraksi dengan pelarut dietil eter beberapa kali degan volume yang berturut-turut 70 50 40 dan 30 ml. untuk mencegah emulsi, digoyang-goyang secara kontinyu setiap kali di ekstraksi dengan gerakan rotasi. Lapisan dietil eter kemudian setiap kali ekstraksi dikumpulkan dan didestilasi dengan vakum rotavapor pada suhu 20 50oC hingga ekstrak menjadi pekat. Kemudian dikeringkan diatas penangas air. Lalu dibiarkan semalam di dalam deksikator yang berisi H2SO4 pekat. Selanjutnya ekstrak kering (asam benzoate) tersebut dilarutkan dalam labu tentukur 50 ml dengan aquades sampai batas tanda.(2)

II.4 Prosedur Kerjaa. Timbang saksama 3 gram, larutkan dalam 50 ml air. Netralkan bila perlu dengan HCl 0,1 N menggunakan indicator phenolptalein p. tambahkan 50 ml eter p dan beberapa tetes larutan brom timol biru p. Titrasi dengan HCl 0,5 N sambil terus menerus diaduk hingga warna indikatro mulai berubah. Pisahkan lapisan bawah. Cuci lapisan eter dengan 10 ml air. Pada lapisan air tambahkan cairan cucian, kemudian 20 ml eter p. lanjutkan titrasi dengan HCl 0,5 N sambil terus menerus diaduk. (7)1 ml HCl 0,5 N setara dengan 72,05 mg C7H5NaO2b. Timbang saksama 500 mg, larutkan dalam 15 ml etanol (95%) p yang telah dinetralkan terhadap larutan merah fenol p, tambahkan 20 ml air. Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indicator larutan merah fenol P. (7)1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2c. Timbang saksama lebih kurang 500 mg, larutkan dalam 25 ml etanol encer p yang telah dinetralkan degan NaOH 0,1 N. tambahkan phenolptalein LP. Titrasi dengan NaOH 1 LV sampai warna merah muda. (8)1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 12,21 mg C7H6O2d. Timbang saksama lebih kurang 600 mg, masukkan kedalam gelas piala 250 ml, tambahkan 100 ml asam asetat glacial p, aduk hingga larut sempurna, tambahkan 2 tetes kv LP, titrasi dengan HClO4 hingga warna hijau. Lakukan penetapan blanko. (8)1 ml HClO4 0,1 N setara dengan 14,41 mg C7H5NaO2

MANA PROSEDUR KUALITATIF (MIN.3) BOLEH JURNAL

BAB IIIMETODE KERJAIII.1Alat dan BahanIII.1.1AlatAlat-alat yang digunakan adalah batang pengaduk, buret, cawan petri, erlenmeyer, gegep, kaca arloji, lap halus, lap kasar, lumping dan alu, pipet panjang, pipet pendek, pipet tetes, plat tetes, rak tabung, sendok tanduk, dan tabung reaksi.

III.1.2BahanBahan-bahan yang digunakan adalah aluminium foil, aquades, Etanol Netral, FeCl3 0,5%, Indikator Phenolptalein, NaOH, NH4OH, Sampel selaiIII.2Cara KerjaA. Analisis Kualitatif1. Disiapkan alat dan bahan2. Dilarutkan sampel hasil preparasi dengan air panas di tabung reaksi3. Ditambahkan NH4OH dan FeCl3 0,5%4. Diamati. Positif jika terjadi endapan berwarna coklatB. Analisis Kuantitatif1. Disiapkan alat dan bahan2. Dilarutkan residu hasil preparasi kedalam 20 ml etanol netral3. Ditambahkan 5 ml air4. Ditambahkan indikator phenolptalein 2-3 tetes5. Dititrasi dengan NaOH6. Diamati perubahannya hingga menjadi warna pink7. Dicatat colume titrannya dan di hitung persen kadarnya

BAB IVHASIL PENGAMATANIV.1Data PengamatanKelompokSampelPengawet

KualitatifKuantitatif

IselainegatifVt = 1,8

IIsaosPositifVt = 1,1

IIISaos TomatPositifVt = 12,5

IVSirup lokalpositifVt=0,7

VSelaiPositifVt = 4,2

VImountiepositifVt=2,1

VIsaos colexpositifVt=2,1IV. 2 Perhitungan SEMUA SAMPEL KONVERSI UNTUK 1 KG1. Kelompok 1Selai (Pengawet)Bs= Vt x Nt x BE= 1,8ml x 0,0908N x 144,11 2= 1,8ml x 0,0908N x 72,55= 11,78 mg/ 10 gram= 1,178 gram / kg

2. Kelompok 2Saos (Pengawet)Bs = Vt x Nt x BE= 1,1ml x 0,0908N x 144,11 2= 1,1ml x 0,0908N x 72,055= 7,2 mg3. Kelompok 3Saos (Pengawet)Bs = Vt x Nt x BE= 12,5ml x 0,0908N x 144,11 2= 12,5ml x 0,0908N x 72,055= 81,8 mg4. Kelompok 4Sirup Lokal (Pengawet)Bs = Vt x Nt x BE= 0,7ml x 0,0908N x 144,11 2= 0,7ml x 0,0908N x 72,055= 4,58 mg

5. Kelompok 6Mountea (Pengawet)Bs = Vt x Nt x BE= 2,1ml x 0,0908N x 144,11 2= 2,1ml x 0,0908N x 72,055= 13,74 mg6. Kelompok 7Saos colex (Pengawet)Bs = Vt x Nt x BE= 2,1ml x 0,0908N x 144,11 2= 2,1ml x 0,0908N x 72,055= 13,74 mglV.ReaksiMANA REAKSI KUALI

BAB VPEMBAHASANPada percobaan ini dilakukan uji kualitatif dan kuantitatif pada sampel selai. Untuk sampel selai dilakukan dengan uji analisis pengawet natrium benzoate yang mungkin mengandung dalam sampel. Sampel ditambahkan NaOH 10% sampai pH basa yang berfungsi sebagai pembentuk garam benzoat yang dilarutkan dalam aquadest 100 ml, kemudian ditambahkan HCl sampai pHnya asam. MANA EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ETERSetelah itu diambil dan diuapkan. Residu yang diperoleh ditambahkan dengan NH4OH sampai basa, diuapkan lagi dan ditambahkan lagi air panas. Fungsi pemanasan adalah untuk menambahkan solute dan pelarut organiknya sehingga diperoleh residu tanpa pelarut organik, setelah itu ditambahkan FeCl3 secukupnya . FeCl3 berfungsi untuk mengendapkan benzoat menjadi besi III benzoat.Pada uji kualitatifnya , pertama-tama sampel ditambahkan air panas dan dilarutkan , kemudian ditambahkan NH4OH dan FECL3 , jika terbentuk endapan coklat maka positif mengandung natrium benzoate. Namun pada hasil yang telah dilakukan sampel selai ini tidak memberikan endapan coklat , hal ini berarti sampel negative untuk natrium benzoate. Pada uji kuantitatifnya , pertama-tama sampel dilarutkan dalam 20ml etanol netral lalu ditambahkan 5ml aquadest dan indicator pp. Selanjutnya dititrasi dengan NaoH hingga warna pink. Dimana diperoleh volume titrannya yaitu sebesar 1,8ml yang diperoleh dari titran NaoH 0,0908 N. Dari hasil percobaan ini menunjukkan bahwa sampel selai negative mengandung natrium benzoat. Pada beberapa sampel seperti kecap yang mengandung natrium benzoat mengandung 0,776 mg/10kg yang artinya dalam 10gram sampel terdapat 0,77 mg natrium benzoat atau 776 mg/kg yang artinya mengandung 776 mg natrium benzoat per 1g /kg sampel kecap sedangkan untuk sampel selai adalah 0,014mg /10g atau 14mg /kg yang artinya tiap kg sampel mengandung 14mg natrium benzoat. Adapun sampel kecap yang melebihi batas penggunaan natrium benzoate yakni 600mg /kg sedangkan pada sampel selai tidak melewati batas penggunaan maksimumnya yakni 1g /kg.Pengawet , natrium benzoate pada makanan selai 600mg /kg,saos tomat 1g /kg,makanan lain 1g /kg dan jeli 1g /kg.

BAB VIPENUTUPVI.1KesimpulanDari hasil percobaan ini diperoleh kesimpulan bahwa:1. untuk sampel selai, berdasarkan uji kualitatifnya diperoleh negative tidak mengandung pengawet natrium benzoat.VI.2SaranDiharapkan kepada asisten selalu mendampingi praktikannya pada saat praktikum berlangsung. Serta alat dan bahan lebih dilengkapi lagi.

Pantulan: PINDAHKAN KE TIPUSFormalin adalah nama dagang untuk larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30%-40%. Formalin dipasaran dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40%, 30%,20% dan 10% serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing 5 gram ( Anonimous, 2006).Formalin yang biasa ditambahkan pada makanan adalah larutan 30-50% gas formaldehid, untuk stabilitas dalam larutan formalin biasanya mengandung metanol 10-15%. Formalin mempunyai bau yang menyengat dan dapat menimbulkan pedih pada mata (Anonimus, 2006) Nama lain formalin :1. Formol - Methylene aldehyde - Paraforin2. Morbicid - Oxomethane - Polyoxymethylene glycols3. Methanal - Formoform - Superlysoform4. Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene5. Methyl oxide - Karsan - Trioxane6. Oxymethylene - Methylene glycol Sifat FormalinDalam udara bebas formalin berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang formalin atau formol. Dalam air, formalin mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formalin dalam air, dengan kadar antara 10%-40%. Meskipun formalin menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formalin merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formalin bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol. Formalin bisa membentuk trimer siklik,1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifatsifat gas formalin berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formalin bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara (Anonimous, 2006).Kegunaan Formalin1. Pengawet mayat2. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.3. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca4. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia Fotografi.5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.6. Bahan untuk pembuatan produk parfum.7. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.8. Pencegah korosi untuk sumur minyak9. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), Formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatan sepatu, shampoo mobil, lilin, dan pembersih karpet.Bahaya Formalin1.Bila terhirupIritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar padas hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru. Tanda-tanda lainnya meliputu bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.2. Bila terkena kulitApabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

3. Bila tertelanApabila tertelan maka mulut,tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakitmenelan, mual, muntah, dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakitperut yang hebat, sakit kepala, hipotensi ( tekanan darah rendah ), kejang,tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pancreas, system susunan saraf pusat dan ginjal (Anonimius, 2006) (9)Bahan tambahan yang dilarang oleh BPOM , melalui Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/88 adalh : Asam borat, Asam salisilat, Dietilpirokarbonat, Dulsin, Kalium klorat, Kloramfenol, Minyak nabati yang dibrominasi, Nitrofurazon, dan Formalin. Asam borat atau Boraks (boric acid) merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak dizinkan digunakan sebagai campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam borat.Boraks umumnya digunakan untuk mematri logam, pembuatan gelasl, dan sebagai pengawet kayu, serta pembasmi kecoa. Boraks ini sering gunakan untuk dicampurkan dalam pembuatan baso, tahu, ikan asin, mie dll.Boraks bersifat iritan dan racunbagi sel-sel tubuh, berbahaya bagi susunan saraf pusat, ginjal dan hati. Jika tertelan dapat menimbulkan kerusakan pada usus, otak atau ginjal. Kalau digunakan berulang-ulang serta kumulatif akan tertimbun dalam otak, hati dan jaringan lemak. Asam boraks ini akan menyerang sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala kerusakan seperti rasa mual, muntah, diare, kejang perut, iritasi kulit dan jaringan lemak, gangguan peredaran darah, kejang-kejang akibatnya koma, bahkan kematian dapat terjadi karena ada gangguan sistem sirkulasi darah.

Benzoat sering digunakan untuk mengawetkan berbagai pangan dan minuman seperti sari buah, minuman ringan, saus tomat, saus sambal, selai, jeli, manisan, kecap dan lain-lain (Cahyadi, 2008). Rumus kimia natrium benzoat yaitu C6H5COONa. Bentuk aslinya asam benzoat terjadi secara alami dalam bahan gum benzoin. Natrium benzoat berwarna putih, granula tanpa bau, bubuk kristal atau serpihan dan lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat dan juga dapat larut dalam alkohol. Dalam bahan pangan garam benzoat terurai menjadi lebih efektif dalam bentuk asam benzoat yang tak terdisosiasi. Memiliki fungsi sebagai anti mikroba yang optimum pada pH 2,5 4,0 untuk menghambat pertumbuhan kapang dan kamir (Anonim, 2012). Meskipun asam benzoat adalah pengawet yang lebih efektif, natrium benzoat lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan makanan karena natrium benzoat 200 kali lebih larut dalam air dibandingkan asam benzoat yang tidak larut dalam air.Asam benzoat sangat sedikit larut dalam air dingin tetapi larut dalam air panas, dimana ia akan mengkristal setelah didinginkan; asam benzoat larut dalam alkohol dan eter dan jika direaksikan dengan larutan besi (III) klorida akan membentuk endapan besi (III) benzoat basa berwarna jingga kekuningan dari larutan-larutan netral. (Vogel, 1985)Natrium benzoat dikenal sebagai pengawet sintesis, ia juga merupakan bakteriostatik dan fungistatik di bawah kondisi asam. Natrium benzoat digunakan paling lazim berupa asam dalam makanan seperti cuka, minuman bersoda (asam karbonat), selai dan jus buah (asam sitrat), acar (cuka), dan bumbu. Mekanisme kerja natrium benzoat sebagai bahan pengawet adalah berdasarkan permeabilitas membran sel mikroba terhadap molekul-molekul asam benzoat. Penggunaan bahan pengawet natrium benzoat tidak selalu aman terutama jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan.Dampak Pengawet Natrium benzoat terhadap kesehatanPengkonsumsian natrium benzoat secara berlebihan dapat menyebabkankeram perut, rasa kebas dimulut bagi orang yang lelah. Pengawet inimemperburuk keadaan juga bersifat akumulatif yang dapat menimbulkan penyakit kanker dalam jangka waktu panjang dan ada juga laporan yang menunjukkan bahwa pengawet ini dapat merusak sistem syaraf. Metabolisme asam benzoat didalam tubuh meliputi dua tahap reaksi,pertama dikatalisis oleh enzim syntetase dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang pengujiannya didalam hati, kemudian diekspresikan melalui urin. Jadi, didalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak dieksresi sebagai asam hipurat, dihilangkan toksisitasnya berkonjugasi dengan asam glukoronat dan dieksresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung.Acceptable Daily Intake ( ADI ) Natrium benzoatAcceptable Daily Intake ( ADI ) adalah suatu batasan berapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang dapat diterima dan dicerna setiap hari seumur hidup tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen. ADI dinyatakan dalam satuan mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. ADI untuk natrium benzoat adalah 1 g/kg berat badan (Winarno dan Rahayu,1994).Efek beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan:a. Asam Benzoat dan Garamnya (Ca, K dan Na)Metabolisme ini meliputi dua tahap reaksi, pertama dikatalisis enzimsyntese dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase. Asam hipurat yang disimpan dalam hati disekresikan melalui urin. Jadi, di dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat, sisa asam benzoat yang tidak diekskresikan sebagai asam hipurat dihilangkan toksitasnya berkonyugasi dengan asamglukoronat dan diekskresi melalui urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangan sensitif terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi lambung ( Depkes,2012).

b. Asam Sorbat dan GaramnyaAsam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak bebas, dantidak bereaksi sebagai antimetabolit. Kondisi yang ekstrim (suhu dan konsentrat asam sorbat tinggi) asam sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk mutagen yang tidak terdeteksi di bawah kondisi normal penggunaan. Asam sorbat kemungkinan memberikan efek iritasi kulit apabila langsung dipakai pada kulit, sedangkan untuk garamnya belum diketahui efeknya terhadap tubuh.c. Asam Propionat dan GaramnyaAsam propionat dalam tubuh dimetabolisme menjadi senyawa yang lebihsederhana seperti asam lemak menjadi CO2 dan H2O. Natrium propionat dengan migrain sedangkan untuk kalsium propionat tidak diketahui efek terhadap kesehatan.d. Ester dari asam benzoat (paraben)Ester asam benzoat (metil-p-hidroksi benzoat dan propil-p-hidroksibenzoat) memberikan gangguan berupa reaksi yang spesifik. Metil-p-hidroksi benzoat dan garam natriumnya, memberikan efek terhadap kesehatan dengan timbulnya reaksi alergi pada mulut dan kulit. Sedangkan propil-p-hidroksi benzoat dan garamnya, terutama pada orang penderita asma, urticaria, dan yang sensitif terhadap aspirin akan memberikan reaksi alergi pada kulit dan mulut.e. NisinPada tahun 1969, para ahli dari FAO/WHO dapat menerima Nisin sebagaibahan tambahan pangan, namun perlu juga diperhatikan timbulnya neprotoksik akhir-akhir ini. (Cahyadi, 2008) .

Secara garis besar pengawetan dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu :1) Cara alami2) Cara biologis3) Cara kimiawi

1) PENGAWETAN SECARA ALAMIProses pengawetan secara alami meliputi pemanasan dan pendinginan.

2) PENGAWETAN SECARA BIOLOGISProses pengawetan secara biologis misalnya dengan peragian (fermentasi). Merupakan proses perubahan karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini ialah enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Lamanya proses peragian tergantung dari bahan yang akan diragikan.EnzimEnzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia.Enzim yang terdapat dalam makanan dapat berasal dari bahan mentahnya atau mikroorganisme yang terdapat pada makanan tersebut. Bahan makanan seperti daging, ikan susu, buah-buahan dan biji-bijian mengandung enzim tertentu secara normal ikut aktif bekerja di dalam bahan tersebut. Enzim dapat menyebabkan perubahan dalam bahan pangan. Perubahan itu dapat menguntungkan ini dapat dikembangkan semaksimal mungkin, tetapi yang merugikan harus dicegah. Perubahan yang terjadi dapat berupa rasa, warna, bentuk, kalori, dan sifat-sifat lainnya. Beberapa enzim yang penting dalam pengolahan daging adalah bromelin dari nenas dan papain dari getah buah atau daun pepaya.Enzim BromalinDidapat dari buah nenas, digunakan untuk mengempukkan daging. Aktifitasnya dipengaruhi oleh kematangan buah, konsentrasi pemakaian, dan waktu.Enzim PapainBerupa getah pepaya, disadap dari buahnya yang berumur 2,5~3 bulan. Dapat digunakan untuk mengepukan daging, bahan penjernih pada industri minuman bir, industri tekstil, industri penyamakan kulit, industri pharmasi dan alat-alat kecantikan (kosmetik) dan lain-lain. Enzim papain biasa diperdagangkan dalam bentuk serbuk putih kekuningan, halus, dan kadar airnya 8%. Enzim ini harus disimpan dibawah suhu 60o C.Pada 1 (satu) buah pepaya dapat dilakukan 5 kali sadapan. Tiap sadapanmenghasilkan + 20 gram getah. Getah dapat diambil setiap 4 hari dengan jalan menggoreskan buah tersebut dengan pisau.3) PENGAWETAN SECARA KIMIAMenggunakan bahan-bahan kimia, seperti gula pasir, garam dapur, nitrat, nitrit, natrium benzoat, asam propionat, asam sitrat, garam sulfat, dan lain-lian. Proses pengasapan juga termasuk cara kimia sebab bahan-bahan kimia dalam asap dimasukkan ke dalam makanan yang diawetkan. Apabila jumlah pemakainannya tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena dapat menghambat berkembangbiaknya mikroorganisme seperti jamur atau kapang, bakteri, dan ragi.a) Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untukbahan tepung terigu, dosis maksimum yang digunakan adalah 0,32 % atau 3,2 gram/kg bahan; sedngkan untuk bahan dari keju, dosis maksimum sebesar 0,3 % atau 3 gram/kg bahan.b) Asam Sitrat (citric acid)Merupakan senyawa intermedier dari asam organik yang berbentuk kristalatau serbuk putih. Asam sitrat ini maudah larut dalam air, spriritus, danethanol, tidak berbau, rasanya sangat asam, serta jika dipanaskan akanmeleleh kemudian terurai yang selanjutnya terbakar sampai menjadi arang. Asam sitrat juga terdapat dalam sari buah-buahan seperti nenas, jeruk, lemon, markisa. Asam ini dipakai untuk meningkatkan rasa asam (mengatur tingkat keasaman) pada berbagai pengolahan minum, produk air susu, dan selai, jeli, dan lain-lain. Asam sitrat berfungsi sebagai pengawet pada keju dan sirup, digunakan untuk mencegah proses kristalisasi dalam madu, gula-gula (termasuk fondant), dan juga untuk mencegah pemucatan berbagai makanan, misalnya buah-buahan kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintik-bintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman adalah sebesar 3 gram/liter sari buah.c) Benzoat (acidum benzoicum atau flores benzoes atau benzoic acid)Benzoat biasa diperdagangkan adalah garam natrium benzoat, dengan ciriciri berbentuk serbuk atau kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh lalu terbakar.d) BlengMerupakan larutan garam fosfat, berbentuk kristal, dan berwarna kekuningkuningan. Bleng banyak mengandung unsur boron dan beberapa mineral lainnya. Penambahan bleng selain sebagai pengawet pada pengolahan bahan pangan terutama kerupuk, juga untuk mengembangkan dan mengenyalkan bahan, serta memberi aroma dan rasa yang khas. Penggunaannya sebagai pengawet maksimal sebanyak 20 gram per 25 kg bahan. Bleng dapat dicampur langsung dalam adonan setelah dilarutkan dalam air atau diendapkan terlebih dahulu kemudian cairannya dicampurkan dalam adonan.e) Garam dapur (natrium klorida)Garam dapur dalam keadaan murni tidak berwarna, tetapi kadang-kadangberwarna kuning kecoklatan yang berasal dari kotoran-kotoran yang adadidalamnya. Air laut mengandung + 3 % garam dapur. Garam dapur sebagai penghambat pertumbuhan mikroba, sering digunakan untuk mengawetkan ikan dan juga bahan-bahan lain. Pengunaannya sebagai pengawet minimal sebanyak 20 % atau 2 ons/kg bahan.

f) Garam sulfatDigunakan dalam makanan untuk mencegah timbulnya ragi, bakteri danwarna kecoklatan pada waktu pemasakan.g) Gula pasirDigunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai dengan tujuanmenghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet, pengunaangula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan.h) Kaporit (Calsium hypochlorit atau hypochloris calsiucus atau chlor kalkatau kapur klor)Merupakan campuran dari calsium hypochlorit, -chlorida da -oksida, berupa serbuk putih yang sering menggumpal hingga membentuk butiran. Biasanya mengandung 25~70 % chlor aktif dan baunya sangat khas.Kaporit yang mengandung klor ini digunakan untuk mensterilkan air minum dan kolam renang, serta mencuci ikan.i) Natrium MetabisulfitNatrium metabisulfit yang diperdagangkan berbentuk kristal. Pemakaiannya dalam pengolahan bahan pangan bertujuan untuk mencegah proses pencoklatan pada buah sebelum diolah, menghilangkan bau dan rasa getir terutama pada ubi kayu serta untuk mempertahankan warna agar tetap menarik. Natrium metabisulfit dapat dilarutkan bersama-sama bahan atau diasapkan. Prinsip pengasapan tersebut adalah mengalirkan gas SO2 ke dalam bahan sebelum pengeringan. Pengasapan dilakukan selama + 15 menit. Maksimum penggunaannya sebanyak 2 gram/kg bahan. Natrium metabisulfit yang berlebihan akan hilang sewaktu pengeringan.j) Nitrit dan NitratTerdapat dalam bentuk garam kalium dan natrium nitrit. Natrium nitritberbentuk butiran berwarna putih, sedangkan kalium nitrit berwarna putihatau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Nitrit dan nitrat dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang singkat. Sering digunakan pada danging yang telah dilayukan untuk mempertahankan warna merah daging. Jumlah nitrit yang ditambahkan biasanya 0,1 % atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat 0,2 % atau 2 gram/kg bahan. Apabila lebih dari jumlah tersebut akan menyebabkan keracunan, oleh sebab itu pemakaian nitrit dan nitrat diatur dalam undang-undang. Untuk mengatasi keracunan tersebut maka pemakaian nitrit biasanya dicampur dengan nitrat dalam jumlah yang sama. Nitrat tersebut akan diubah menjadi nitrit sedikit demi sedikit sehingga jumlah nitrit di dalam daging tidak berlebihan.k) SendawaMerupakan senyawa organik yang berbentuk kristal putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk. Sendawa mudah larut dalamair dan meleleh pada suhu 377oC. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium nitrat, kalsium nitrat dan natrium nitrat. Sendawa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium khlorida dengan asam nitrat atau natrium nitrat. Dalamindustri biasa digunakan untuk membuat korek api, bahan peledak, pupuk, dan juga untuk pengawet abahn pangan. Penggunaannya maksimum sebanyak 0,1 % atau 1 gram/kg bahan.

BAHAN-BAHAN PENGAWET YANG DIIZINKAN (9)etil p-hidroksi benzoat, asam benzoat asam propionat, asam sorbat kalium benzoat, kalium sulfit, kalium bisulfit, kalium nitrat, asam benzoat, asam propionat, asam sorbat, sulfur dioksida,etil p-hidroksi benzoat, kalium benzoat, kalium sulfit, kalium bisulfit, kalium nitrat, kalium nitrit, kalium propionat, kalium sorbat, kalsium propionat, kalsium sorbat, kalsium benzoat, natrium benzoat, metil-p-hidroksi benzoat, natrium sulfit, natrium bisulfit, natirum metabisulfit, natrium nitrat, natrium nitrit, natrium propionat, nisin, dan propil-p-hidroksi benzoat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI2. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI3. Tim Penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Analisis Farmasi. Makassar : UH Press4. Ruth, Herman J. 1998. Analisis Farmasi. Jogjakarta : UGM Press5. Gholib, Ibnu. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Jogjakarta : Pustaka Pelajar6. I.M.Siaka. Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saos Tomat yang Beredar di kota Denpasar. Denpasar : Universitas Udayana.7. Sudarmaji, S. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Press. 1996. Hal. 2568. Authertorff dan Kovar. Identifikasi Obat. Bandung: ITB Press. 2002. Hal. 170, 193.9. Sudjadi, dkk. Analisis Kualitatif Obat. Yogyakarta : UGM Press. 2007. Hal. 192, 208