ACNE VULGARIS.docx

9
ACNE VULGARIS Acne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula, pastula, kista, dan nodulus di tempat predileksinya, yaitu wajah, leher, badan atas, dan lengan atas. Penyakit ini terutama terjadi pada remaja dan biasanya berinvolusi sebelum usia 25 tahun namun bisa berlanjut sampai usia dewasa. Acne vulgaris terutama timbul pada kulit yang berminyak berlebihan akibat produksi sebum berlebihan ditempat dengan glandula sebasea yang banyak. PATOFISIOLOGI Proses terbentuknya dimulai dengan adanya radang saluran kelenjar minyak kulit, kemudian dapat menyebabkan sumbatan aliran sebum yang dikeluarkan oleh kelenjar sebasea di permukaan kulit, sehingga timbul erupsi ke permukaan kulit yang dimulai dengan komedo. Proses peradangan selanjutnya akan membuat komedo berkembang menjadi papul, pustul, nodus dan kista. Bila peradangan surut terjadi jaringan parut. Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan akne yaitu hiperproliferasi folikel epidermal dengan rangkaian penutupan folikel,kelebihan sebum,aktivitas Propionibacterium acnes,dan inflamasi. 1. Hiperproliferasi foikel epidermis,dapat dijelaskan oleh 3 teori yaitu :

Transcript of ACNE VULGARIS.docx

Page 1: ACNE VULGARIS.docx

ACNE VULGARIS

Acne vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula,

pastula, kista, dan nodulus di tempat predileksinya, yaitu wajah, leher, badan atas, dan lengan

atas. Penyakit ini terutama terjadi pada remaja dan biasanya berinvolusi sebelum usia 25 tahun

namun bisa berlanjut sampai usia dewasa. Acne vulgaris terutama timbul pada kulit yang

berminyak berlebihan akibat produksi sebum berlebihan ditempat dengan glandula sebasea yang

banyak.

PATOFISIOLOGI

Proses terbentuknya dimulai dengan adanya radang saluran kelenjar minyak kulit,

kemudian dapat menyebabkan sumbatan aliran sebum yang dikeluarkan oleh kelenjar sebasea di

permukaan kulit, sehingga timbul erupsi ke permukaan kulit yang dimulai dengan komedo.

Proses peradangan selanjutnya akan membuat komedo berkembang menjadi papul, pustul, nodus

dan kista. Bila peradangan surut terjadi jaringan parut.

Terdapat 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan akne yaitu hiperproliferasi folikel

epidermal dengan rangkaian penutupan folikel,kelebihan sebum,aktivitas Propionibacterium

acnes,dan inflamasi.

1. Hiperproliferasi foikel epidermis,dapat dijelaskan oleh 3 teori yaitu :

a. Teori hormone androgen.Pada masa adrenarche didapatkan penutupan folikel

sebasea yang mengakibatkan munculnya komedo selain itu beratnya komedo pada

usia remaja berbanding lurus dengan nilai androgen adrenal dehydroiandrosterone

sulfate (DHEA-S) dan peningkatan reseptor androgen pada folikel sebasea.

b. Perubahan komposisi lemak kulit.Penderita akne sering disertai dengan kelebihan

produksi sebum dan kulit yang berminyak.Kelebihan sebum ini akan terlarut

dalam lemak epidermal dan merubah berbagai konsentrasi berbagai lemak

termasuk penurunan asam linoleat.

c. Inflamasi,Interleukin (IL)- 1-Alpha adalah sitokin pro inflamatori yang dipakai

jaringan dalam memicu terjadinya hiperproliferasi folikel epidermal.

Page 2: ACNE VULGARIS.docx

2. Kelebihan sebum juga menjadi faktor lain terbentuknya akne.Produksi dan akskresi

sebum diatur oleh beberapa hormon dan mediator.Hiperresponsif organ terhadap

hormon androgen,hormon pertumbuhan menjadi penyebab timbulnya akne.

3. Propionibacterium acnes adalah organisme mikroaerofili yang didapatkan pada akne.

Propionibacterium acnes menstimulasi inflamasi melalui produksi mediator

proinflamasi yang dapat berdifusi melalui dinding folikel.Selain itu juga mengaktivasi

toll-like receptor 2 pada monosit dan netrofil yang akan memicu produksi berbagai

sitokin proinflamatori misalnya IL-12,IL-8,dan TNF.

4. Inflamasi dapat terjadi primer maupun sekunder karena Propionibacterium acnes.

PATOGENESIS

Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan kadang-kadang masih

controversial. Asam lemak bebas yang terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan

kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi radang

disekitarnya (komedogenik). Pembentukan pustula, nodus, dan kista terjadi sesudahnya.

Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne :

1. Kenaikan sekresi sebum

Acne biasanya mulai timbul pada masa pubertas pada waktu kelenjar sebasea

membesar dan mengeluarkan sebum lebih banyak. Terdapat korelasi antara acne dan

produksi sebum. Pertumbuhan kelenjar palit dan produksi sebum dibawah pengaruh hormon

androgen. Pada penderita acne terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal

berada dalam darah ( testosteron ) kebentuk metabolit yang lebih aktif ( 5-alfa

dihidrotestosteron ). Hormon ini mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya

menyebabkan proliferasi sel penghasil sebum.

Meningkatnya produksi sebum pada penderita acne disebabkan oleh respon organ akhir

yang berlebihan ( end-organ hyperresponse ) pada kelenjar palit terhadap kadar normal

Page 3: ACNE VULGARIS.docx

androgen dalam darah. Terbukti bahwa, pada kebanyakan penderita, lesi acne hanya

ditemukan dibeberapa tempat yang kaya akan kelenjar palit.

Acne mungkin juga berhubungan dengan komposisi lemak. Sebum bersifat

komedogenik tersusun dari campuaran skualen, lilin ( wax ), ester dari sterol, kholesterol,

lipid polar, dan trigliserida. Pada penderita acne terdapat kecenderungan mempunyai kadar

skualen dan ester lilin ( wax ) yang tinggi, sedangkan kadar asam lemak terutama asam

leinoleik, rendah. Mungkin hal ini ada hubungan dengan terjadinya hiperkeratinisasi pada

kelenjar sebasea.

2. Adanya keratinisasi folikel

Keratinisasi pada saluran pilosebasea disebabkan oleh adanya penumpukan korniosit

dalam saluran pilosebasea.

Hal ini dapat disebabkan :

a. Bertambahnya erupsi korniosis pada saluran pilosebasea

b. Pelepasan korniosit yang tidak adekuat

c. Kombinasi kedua faktor diatas.

Bertambahnya produksi korniosit dari sel keratinosit merupakan salah satu sifat komedo.

Terdapat hubungan terbalik antara sekresi sebum dan konsentrasi asam linoleik dalam sebum.

Menurut Downing, akibat dari meningkatnya sebum pada penderita akne, terjadi penurunan

konsentrasi asam lenolik. Hal ini dapat menyebabkan defisiensi asam lenoleik pada epitel folikel,

yang akan menimbulkan hiperkeratosis folikuler dan penurunan fungsi barier dari epitel. Dinding

komedo lebih mudah ditembus bahan-bahan yang menimbulkan peradangan. Walaupun asam

lenoleik merupakan unsur penting dalam seramaid-1, lemak lain mungkin juga berpengaruh pada

patogenesis akne. Kadar sterol bebas juga menurun pada komedo sehingga terjadi ketidak

seimbangan antara kholesterol bebas dengan kholesterol sulfat sehinggga adhesi korneosit pada

akroinfundibulum bertambah dan terjadi hiperkeratosis folikel.

3. Bakteri

Page 4: ACNE VULGARIS.docx

Tiga macam mikroba yang terlibat dalam patogenesis acne adalah

Corynebakterium acne, Stafylococcus epidermidis, dan Pityrosporum ovale ( malazzea

furfur ). Adanya sebore pada pubertas biasanya disertai dengan kenaikan jumlah

corynebacterium acne, tetapi tidak ada hubungan dengan jumlah bakteri pada permukaan

kulit atau dalam saluran pilosebasea dengan derajat hebatnya acne. Tampaknya ketiga

macam bakteri ini bukanlah penyebab primer pada proses patologis acne. Beberapa lesi

mungkin timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup, sedangkan pada lesi yang lain

mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Bakteri mungkin berperan pada

lamanya masing-masing lesi. Apakah bakteri yang berdiam dalam folikel ( residen

bacteria ) mengadakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel

tersebut. Menurut hipotesis Saint-Leger skualen yang dihasilkan oleh kelenjar palit

dioksidasi dalam kelenjar folikel dan hasil oksidasi ini dapat menyebabkan terjadinya

komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan akhirnya menjadi kolonisasi C.

Acnes. bakteri ini memproduksi porfirin, yang bila dilepaskan dalam folikel akan

menjadi katalisator untuk terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel

tambah berkurang lagi. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat

menyebabkan peradangan folikel. Hipotesis ini dapat menerangkan mengapa akne hanya

dapat terjadi pada beberapa folikel, sedangkan folikel yang lain tetap normal

4. Peradangan ( inflamasi )

Faktor yang menyebabkan peradangan pada acne belum diketahui dengan pasti.

Pencetus kemotaksis adalah dinding sel dan produk yang dihasilkan oleh C.Acnes seperti

lipase, hialuronidase, protease, lesitinase dan nioranidase, memegang peranan penting

dalam proses peradangan.

Faktor kemotaktik yang berberat molekul rendah ( tidak memerlukan komplemen

untuk bekerja aktif ), bila keluar dari folikel, dapat menarik leukosit nucleus polimorfi

( PMN ) dan limfosit. Bila masuk kedalam folikel, PMN dapat mencerna C. Acnes dan

mengeluarkan enzim hidrolitik yang bisa menyebabkan kerusakan dari folikel sebasea.

Limfosit dapat merupakan pencetus terbentuknya sitokin. Bahan keratin yang sukar larut,

Page 5: ACNE VULGARIS.docx

yang terdapat di dalam sel tanduk serta lemak dari kelenjar palit dapat menyebabkan

reaksi non spesifik, yang disertai makrofag dan sel-sel raksasa.

Pada masa permulaan peradangan yang ditimbulkan oleh C.Acnes, juga terjadi

aktivasi jalur komplemen klasik dan alternatif (classical and alternative complement

pathways). Respon penjamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibody

terhadap C.Acnes juga meningkat pada penderita acne hebat.

TERAPI NON FARMAKOLOGI

Bertujuan untuk mencegah terjadinya erupsi (preventiv) dan usaha untuk menghilangkan

jerawat yang terjadi (kuratif), mencegah pembentukan komedo (dengan peeling agents),

mencegah pecahnya micro komedo atau melemahkan reaksi radang yang berlangsung (denan

antibiotika),mempercepat resolusi lesi yang beradang (dengan sinar ultra

violet,pembekuan,bahan iritan,dsb)

1. Cuci muka dengan sabun dan air hangat 2 kali sehari. Melakukan perawatan kulit

( tidak hanya wajah ) secara rutin dan teratur, misalnya teratur mencuci muka

setelah pulang dari berpergian.

2. Jangan memencat atau memijit-mijit lesi yang ada

3. Mencegah pemakaian kosmetik yang berminyak. Penggunaan kosmetika

secukupnya dan sewajarnya ( baik jumlah atau banyaknya dan lamanya ).

4. Jangan mencuci muka berlebihan dengan sabun (6 – 8 kali sehari) karena sabun

bersifat komedogenikdan dapat menyebabkan akne detergen

5. Sabun-sabun bakteriostatik yang biasanya mengandung bahan-bahan heksaflofen

trikarbaninid,dan chlorinated salicylanilidies dapat mengurangi flora aerobik kulit

tetapi tidak ada efek terhadap Propionibacterium acnes

6. Hindari menggosok kulit (scrubbing) atau mencuci wajah secara berlebihan sebab

tidak membuka atau membersihkan pori dan mungkin berdampak pada iritasi

kulit.

Page 6: ACNE VULGARIS.docx

7. Penggunaan zat pembersih yang lembut dan yang tidak menyebabkan kering

penting diperhatikan untuk menghindari iritasi dan kulit kering selama terapi

acne.

8. Jangan biarkan rambut menutupi daerah wajah. Rambut terutama yang kotor,

dapat memperburuk kondisi pori-pori yang tersumbat.

9. Asupan gizi seimbang juga bermanfaat membantu menjaga kesehatan kulit

usahakan untuk tetap rileks. Stres diketahui merupakan salah satu faktor penyebab

timbulnya akne.

10. Diet rendah lemak dan karbohidrat

11. Hidup teratur dan seimbang, cukup istirahat, olahraga, dan hindari stress.

12. Menghindari polusi, debu, asap ( rokok, pabrik, kendaraan bermotor, dll ), rokok,

minuman keras, semua yang bercita rasa pedas.

13. Mengetahui dan memahami informasi tentang jerawat dari berbagai literature.