Acne Jurnal

22
Akne Oleh William D. James, M.D. Kasus Seorang anak laki-laki usia 17 tahun menderita akne sejak 6 bulan datang untuk terapi yang pertama. Pada permeriksaan fisik ditemukan komedo terbuka dan tertutup, papul eritem dan pustul dalam jumlah yang banyak. Masalah klinis Akne mengenai 85% remaja tetapi sering berlanjut sampai usia dewasa. Meskipun lebih dari 2 juta kunjungan, yang datang ke dokter umum setiap tahun adalah pasien yang berusia 15-19 tahun, rata-rata umur yang mendapatkan terapi adalah usia 24 tahun, dimana 10% kunjungan yang datang adalah usia 35 - 44 tahun. Dampak sosial, psikologis dan emosional yang disebabkan oleh akne telah dilaporkan sebagaimana juga telah terjadinya epilepsi, asma, diabetes dan arthritis. Pasien-pasien yang dievaluasi pada tiga pusat kesehatan cenderung mudah menjadi depresi, menarik diri dari kehidupan sosial, cemas, dan pemarah dan banyak yang menjadi pengangguran daripada orang-orang yang tanpa akne. Jaringan parut dapat menjadi masalah jangka panjang sehingga menyebabkan harga diri turun. Biaya untuk akne ini di Amerika Serikat diperkirakan mencapai $100 juta dihabiskan untuk membeli obat-obatan di klinik akne.

Transcript of Acne Jurnal

Page 1: Acne Jurnal

Akne

Oleh

William D. James, M.D.

Kasus

Seorang anak laki-laki usia 17 tahun menderita akne sejak 6 bulan datang untuk

terapi yang pertama. Pada permeriksaan fisik ditemukan komedo terbuka dan tertutup,

papul eritem dan pustul dalam jumlah yang banyak.

Masalah klinis

Akne mengenai 85% remaja tetapi sering berlanjut sampai usia dewasa.

Meskipun lebih dari 2 juta kunjungan, yang datang ke dokter umum setiap tahun adalah

pasien yang berusia 15-19 tahun, rata-rata umur yang mendapatkan terapi adalah usia 24

tahun, dimana 10% kunjungan yang datang adalah usia 35 - 44 tahun. Dampak sosial,

psikologis dan emosional yang disebabkan oleh akne telah dilaporkan sebagaimana juga

telah terjadinya epilepsi, asma, diabetes dan arthritis. Pasien-pasien yang dievaluasi pada

tiga pusat kesehatan cenderung mudah menjadi depresi, menarik diri dari kehidupan

sosial, cemas, dan pemarah dan banyak yang menjadi pengangguran daripada orang-

orang yang tanpa akne. Jaringan parut dapat menjadi masalah jangka panjang sehingga

menyebabkan harga diri turun. Biaya untuk akne ini di Amerika Serikat diperkirakan

mencapai $100 juta dihabiskan untuk membeli obat-obatan di klinik akne.

Akne adalah penyakit pada folikel rambut, ketidaknormalan yang utama adalah ke

kelenjar polisebasea yang terjepit dan menggelembung. Penyebab hiperproliferasi

kertatinosit dan ketidaknormalan diferensiasi dan deskuamasi tidak diketahui. Hal ini

seperti hiperresponsif terhadap stimulasi sel-sel sebocyt dan sel-sel keratinosit folikular

oleh androgen yang berperan menyebabkan hiperplasia glandula sebasea dan daerah

sebore yang karakteristik disebut akne.

Propionibacterium acne dikolonisasi pada duktus folikularis dan diproliferasikan

pada remaja dengan akne. Organisme ini mungkin menyebabkan terjadinya inflamasi.

Dengan kombinasi faktor-faktor tersebut, epitel folikular diserbu oleh sel-sel limfosit;

sehingga pecah kemudian sebum, mikroorganisme dan keratin akan dilepaskan ke

dermis. Sel-sel netrofil, limfosit, dan sel-sel giant yang ada dalam tubuh berakumulasi

Page 2: Acne Jurnal

dan membentuk papul eritem, pustul, dan nodul-nodul yang bengkak yang kita kenal

dengan akne yang sedang mengalami peradangan.

Strategi dan Bukti

Diagnosis

Diagnosis akne biasanya segera ditegakkan. Akne khas dengan adanya komedo

terbuka dan tertutup (warna hitam dan putih) yang bisa tunggal atau berkelompok dengan

pustul dan papul yang eritem yang terdapat pada wajah dan punggung atas. Beberapa

sistem yang menggolongkan tingkat keparahan penyakit telah digunakan. Tingkat

keparahan akne umumnya berdasarkan jumlah, tipe, dan distribusi dari lesi.

Dari sebuah tahapan terapi, timbulnya skar mungkin dapat merupakan masalah

yang lebih hebat. Tabel 1 memberikan gambaran akne, yang diwakili oleh foto yang

menggambarkan klasifikasi sederhana tingkat keparahan akne (gambar 1-4).

Tabel 1. Klasifikasi akne

Tingkat keparahan Deskripsi

Akne ringan Komedo (lesi tidak meradang) adalah lesi yang banyak ditemukan.

Tampak papul-papul dan pustul-pustul (gambar1) tetapi dalam

jumlah sedikit atau beberapa saja.

Akne sedang Terdapat papul dan pustul (10-40) dalam jumlah sedang dan

komedo (10-40) juga ada (gambar 2). Lesi ini bisa juga terdapat

di punggung

Akne cukup berat Terdapat papul dan pustul dalam jumlah yang cukup banyak (40-

100), biasanya dengan komedo yang cukup banyak (40-100) dan

berukuran lebih besar, nodul inflamasi yang lebih dalam (bisa

sampai 5). Daerah yang terinfeksi biasanya meliputi wajah, dada

dan punggung

Akne Berat Akne nodul kistik dan akne konglobata dengan jumlah banyak,

nodul atau pustul yang nyeri dikelilingi papul, pustul dan

Page 3: Acne Jurnal

komedo dalam jumlah kecil (gambar 4A)

Gambar 1. Akne ringan. Banyak terdapat komedo terbuka dan tertutupdengan beberapa

papul yang meradang

Gambar 2. Akne sedang. Papul-papul eritem dan pustul adalah lesi yang paling banyak,

penyakit ini hanya terbatas pada wajah.

Page 4: Acne Jurnal

Gambar 3. Akne cukup berat. Papu-papul eritem, pustul-pustul dan nodul-nodul tertdapat di

wajah.

Gambar 4. Akne berat. Nodul-nodul yang nyeri dalam jumlah banyak tampak pada punggung

(gambar A) dalam pengobatan topikal dan oral. (lesi yang sama terdapat pada dada dan wajah

pasien). Gambar B menunjukkan respon setelah pemberian terapi isotretionin.

Terapi

Obat-obat topikal dan oral untuk terapi akne dicantumkan pada tabel 2.

Tabel 2. Obat-obat untuk terapi AkneObat Dosis Efek samping Pertimbangan

lainTopikal Retinoid Tretionin Digunakan sekali

pada malam hari ; konsentrasi

Iritasi (kemerahan) Tersedia dalam bentuk generik

Page 5: Acne Jurnal

0,025-0,1%Adapalene Digunakan sekali

sehari pada malam hari atau pada pagi hari.

Iritasi minimal

Tazarotene* Digunakan sekali pada malam hari

Iritasi Keterbatasan data menyarankan tazarotene lebih efektif daripada alternatif yang lain

AntibiotikBenzoyl peroxida, diberikan tunggal atau dengan zinc, 2,5-10%

Digunakan 1-2 kali sehari

Dapat memutihkan pakaian dan selimut

Banyak terdapat di toko; konsentrasi 2,5-5% sama efektifnya daripada konsentrasi 10%

Clindamycin, eritromycin #

Digunakan 1-2 kali sehari

Cenderung resisten Paling efektif untuk lesi dengan peradangan (daripada komedo) resisten bila digunakan tunggal

Kombinasi benzoyl peroxida dengan klindamycin atau eritromycin

Digunakan 1-2 kali sehari

Kombinasi lebih efektif daripada antibiotik topikal saja; membatasi terjadinya resistensi; menggunakan produk kombinasi lebih murah dan memiliki efek yang sama

Topikal lainAzelaic acid, sodium sulfacetamide-sulfur, asam salisilat #

Diberikan sekali atau dua kali sehari

Toleransi baik Pilihan yang baik atau digunakan sebagai alernatif

Obat Dosis Efek samping Pertimbangan lain

Antibiotik oral‡Tetrasiklin† 250-500 mg

1-2x/hrGangguan saluran cerna Murah, dosis

terbatas untuk

Page 6: Acne Jurnal

perut kosongDoksisiklin† 50-100 mg

1-2x/hariFototoksisitas Dosis 20 mg hanya

anti inflamasi, terbatas data tentang khasiatnya

Minosiklin† 50-100 mg 1-2x/hari

Hiperpigmentasi pada gigi, mukosa mulut dan kulit, lupus-like reactions pada pengobatan jangka panjang

Trimethoprim-sulfamethoxazole

1 dosis (160 mg trimethoprim, 800 mg sulfamethoxazole)2x/hari

Necrolisis Epidermal Toksis dan Allergic eruptions

Trimethoprim dapat digunakan tunggal pada dosis 300 mg 2x/hari, data yang tersedia terbatas

Eritromisin # 250-500 mg2-4x/hari

Gangguan saluran cerna Masah resistensi, konsensus tentang kemanjurannya terbatas

Agen hormonal¶Spirinolactone† 50-200 mg

dalam dosis terbagi

Siklus menstruasi tidak teratur, nyeri pada payudara

Dosis lebih tinggi lebih efektif tapi menyebabkan lebih memiliki efek samping, terbaru diberikan kombinasi dengan kontrasepsi oral

Estrogen-mengandung kontrasepsi oral

Tiap hari Efek samping potensial meliputi trombo emboli

Oral retinoidIsotretinoin§ 0,5-1 mg/kg/hr

dalam dosis terbagi

Cacat lahir; kepatuhan pada program pencegahan kehamilan oleh pembuat obat, mencakup dua tes kehamilan awal negative, hipertrigliseridemia,peningkatan tes fungsi hati, penglihatan malam yang abnormal, hipertensi intracranial ringan, mukosa bibir, mata hidung, mulut dan kulit kering, infeksi sekunder staphilokokus,

Angka relaps lebih tinggi pada pasien berusia kurang dari 16 tahun pada terapi awal, jika acne pada keparahan yang tinggi dan mengenai tubuh atau penggunaan pada orang dewasa

Page 7: Acne Jurnal

atralgia mungkin terjadi atau efek samping penting, hasil tes laboratorium profil lipid dan fungsi hati/bulan sampai dosis stabil

*Tazarotene pada kehamilan kategori X : kontraindikasi pada kehamilan

#Klindamisin,eritromisin dan azelaic acid pada kehamilan kategori B:tidak ada bukti berisiko

pada manusia

‡Oral antibiotik diindikasikan untuk penyakit sedang sampai berat, untuk terapi acne pada dada,

punggung, bahu dan pada pasien dengan penyakit inflamasi pada orang dengan terapi kombinasi

yang gagal atau tidak ditoleransi

†Obat ini pada kehamilan kategori D : bukti positf berisiko pada manusia

¶Agen hormonal digunakan hanya pada wanita

§Isotretinoin pada kehamilan kategori X: kontra indikasi pada kehamilan Hanya digunakan pada

pasien dengan acne berat yang tidak bisa disembuhkan dengan kombinasi terapi oral dan topikal.

Terapi topikal

Obat-obatan topikal berefek hanya pada dimana dan saat kapan kita berikan; efek

utamanya adalah mencegah terbentuknya lesi baru. Meskipun begitu, obat ini sebaiknya

digunakan setiap hari pada semua daerah kulit yang terkena akne. Terapi pemeliharaan

dibutuhkan untuk mencegah kekambuhan. Efek samping utama obat-obat topikal yang

membatasi penggunaannya adalah iritasi ; ini adalah pertimbangan utama pada pasien

yang mendapat resep obat multipel dan mereka yang menggunakan produk diluar dari

yang diresepkan. Pasien sebaiknya menghindari pemakaian segala sesuatu pada wajahnya

selain yang dianjurkan sehingga iritasi dapat dicegah. Banyak dari obat topikal

disediakan dalam berbagai macam tingkat kekuatan dan penyerapan. Gel, sabun dan

solusio menyebabkan pengeringan sehingga sesuai untuk kulit berminyak sedangkan

krem, lotion, ointment lebih disukai pada pasien dengan kulit kering, dan dan kulit yang

sangat mudah iritasi.

Retinoid topikal

Retinoid topikal bekerja untuk memperbaiki ketidaknormalan pada keratinosit

folikular. Obat ini efektif untuk mengobati ataupun mencegah lesi primer dari akne,

Page 8: Acne Jurnal

komedo, dan dengan cara demikian dapat membatasi lesi-lesi yang meradang. Beberapa

obat juga mengurangi peradangan dengan menjembatani hubungan antara “tool-like

receptor 2” dan produk eksternal dari P.acnes pada permukaan Antigen Precenting Cells

(APC). Sebagai tambahan, retinoid topikal meningkatkan penetrasi obat-obat topikal

lainnya dan dapat memperbaiki hiperpigmentasi yang bisa terjadi pada kulit hitam setelah

pengobatan lesi yang meradang.

Untuk akne ringan, dimana komedo sebagai bentuk primernya(gambar 1), retinoid

topikal dapat digunakan tunggal, sedangkan untuk pasien dengan akne berat, penggunaan

produk ini harus dikombinasikan dengan obat antibiotik topikal atau oral. Pada beberapa

pusat penelitian pembanding yang acak, double-blind menunjukkan terdapat pengurangan

38-71% jumlah lesi yang tidak mengalami peradangan dan yang mengalami peradangan.

Pembanding langsung retinoid topikal telah diindikasikan bahwa tazarotene gel 0,1%

lebih efisien daripada tretionin 0,1% atau adapalene 0,1%, meskipun tazarotene juga

sangat bersifat iritatif. Respon terapi maksimum retinoid topikal terjadi kira-kira 12

minggu.

Antimikroba topikal

Obat antimikroba topikal efektif untuk mengobati akne yang meradang. Benzoyl

peroxide adalah bakterisid dan merupakan pengobatan lini pertama. Respon

pengobatannya cepat, dengan perbaikan yang tercatat dalam 5 hari setelah pengobatan

dimulai, tetapi iritasi sering terjadi. Produk yang berbahan dasar air, sebanding dengan

produk yang berbahan dasar alkohol, dimana digunakan peroxida dalam konsentrasi

rendah (2,5-5%) dapat mengatasi masalah ini dan memiliki efisiensi yang sama dengan

produk lain dalam golongan obat yang sama.

Klindamycin atau eritromycin topikal mungkin berguna, tetapi beberapa catatan

yang acak, percobaan klinis , obat-obat ini efektif digunakan dengan mengkombinasinya

dengan benzoyl peroxida atau retinoid topikal. Percobaan acak menunjukkan

pengurangan jumlah lesi 50-70% pada kombinasi terapi. Antibiotik topikal klindamycin

dan eritromycin secara cepat menginduksi resistensi terhadap bakteri jika digunakan

sebagai terapi tunggal, dan resistensi ini berkaitan dengan penurunan efisiensi secara

klinis. Benzoyl peroxida tidak menyebabkan terjadinya resistensi ; sehingga digunakan

dengan antibiotik topikal atau oral, untuk mengurangi terjadinya resistensi, dan

Page 9: Acne Jurnal

kombinasi ini dianjurkan pada terapi dengan antibiotik yang berlangsung lebih dari 3

bulan. Pada percobaan terkini, efektivitas benzoyl peroxida tunggal sama dengan

kombinasi benzyl peroxida dengan eritromycin. Meskipun, pembanding ini digunakan 2

kali sehari tanpa penggunaan retinoid topikal. Tidak ada aturan untuk penggunaan

antibiotik topikal klindamycin atau eritromycin jika antibiotik oral juga digunakan.

Terapi Topikal lain

Azelaic acid, produk yang terdiri dari sodium sulfacetamide dan sulfur, dan

preparat asam salisilat umumnya ditoleransi baik, tapi pengalaman klinis bahwa kurang

efektif dari pada obat yang didiskusikan di atas. Studi yang menyangkut produk ini

sedikit dan terbatas kepada metode mereka. Obat ini terbaik digunakan sebagai terapi

tambahan atau ketika obat lain tidak ditoleransi. Akhirnya, menghindari bahan yang

berpotensi mengiritasi seperti astringent, bahan pembersih yang keras atau sabun

antibakterial harus ditekankan.

TERAPI ORAL

Antibiotik oral

Antibiotik oral diindikasikan untuk penyakit sedang-berat, akne pada dada,

punggung, bahu dan pada pasien dengan penyakit inflamasi dimana terapi kombinasi

topikal gagal atau tidak ditoleransi.

Ketika terapi oral diperlukan, tetrasiklin tidak mahal dan seringkali efektif

sebelumnya untuk kasus tidak terobati. Hasil percobaan klinik secara acak

mengindikasikan 50-60% angka perbaikan pada lesi inflamasi dapat diharapkan.

Bagaimanapun, efek samping saluran cerna dan meminum tetrasiklin pada perut kosong

tidak menguntungkan. Pengalaman klinik dan data yang terbatas menyarankan bahwa

doksisiklin, minosiklin dan trimethoprim-sulfamethoxazole lebih efektif dari pada

tetrasiklin. Doksisiklin dan minosiklin dipilih dari trimethoprim-sulfamethoxazole karena

profil efek sampingnya.

Memulai terapi dengan dosis tinggi direkomendasikan karena respon tidak dapat

dinilai dalam sekurangnya enam minggu dan khasiat penuh tidak terlihat dalam tiga

bulan. Jika sedikit respon telah terlihat pada enam minggu, disesuaikan rencana

pengobatan seperti menambah obat topikal atau mengganti antibiotik oral.

Page 10: Acne Jurnal

Setelah kontrol akne dicapai dan dipertahankan untuk sekurangnya dua bulan,

pengurangan dosis dapat dicoba. Terapi antibiotik oral umumnya digunakan sampai 3-6

bulan. Akhirnya penghentian obat merupakan tujuan, diikuti oleh penghentian panjang

terapi topikal (dengan retinoid topikal tunggal atau kombinasi dengan benzoyil peroxide).

Penggunaan kontrasepsi oral dengan antibiotik oral pada wanita masih merupakan

kontroversi tapi diskusi para ahli telah merekomendasikan pendekatan konservatif –

contohnya : dua bentuk kontrasepsi- diberikan pada pasien yang memperlihatkan

penurunan besar pada level ethinyl estradiol plasma pada penggunaaan antibiotik, seperti

tetrasiklin.

Respon Kurang

Alasan bahwa akne mempunyai respon yang kurang dengan terapi antibiotik

meliputi potensi yang tidak adekuat (contohnya : penggunaaan terapi topikal untuk

penyakit berat), tidak adekuatnya durasi terapi (sekurangnya satu bulan dibutuhkan untuk

melihat respon), edukasi yang salah pada pasien, kurangnya penggunaan obat, atau

perkembangan resistensi antibiotik. Resistensi meningkatkan masalah tersebut karena

60% P.acnes resisten terhadap sekurangnya satu antibiotik, resistensi tersering terjadi

pada penggunaan eritromisin (50% kasus), klindamisin (35%) dan tetrasiklin (25%).

Resistensi antibiotik harus dicurigai pada pasien yang tidak memiliki respon terhadap

terapi atau yang mengalami relaps selama terapi, khususnya orang yang menggunakan

multipel terapi antibiotik oral dan topikal. Karena resistensi eritromisin dan klindamisin

sering terjadi secara bersamaan. Kejadian meluasnya akne selama pengobatan dengan

salah satu antibiotik diatas dianjurkan diganti dengan tetrasiklin ataupun doksisiklin.

Resistensi P.acnes terhadap tetrasiklin biasanya terjadi pula resistensi terhadap

doksisiklin sehingga penggantian dengan minosiklin direkomendasikan jika hal itu

terjadi.

Resistensi yang terjadi dihubungkan dengan Staphylococcus aureus pada nares,

streptococci di orofaring, dan enterobacteria.

Page 11: Acne Jurnal

Infeksi oleh bakteri gram negatif mungkin juga merupakan komplikasi dari

terapi antibiotik yang lama. Telah dilaporkan terjadi pertumbuhan bakteri gram negatif

pada nares anterior pada 85 % dari pasien yang telah diterapi dengan antibiotik oral

selama 6 bulan ataupun lebih. Pada 4 % dari pasien, pustul bertambah, dan primernya

terdapat pada bagian sentral dan bagian bawah muka (gbr.5). kultur dari salah satu pustul

akan menghasilkan bakteri gram negatif yang identik dengan yang terdapat pada nares

anterior. Akne superinfeksi paling baik diterapi dengan isotretinoin.

Gambar 5. folikulitis gram negatif. Terdapat pustul pada sekitar nares anterior

Terapi Hormonal

Pada wanita yang mempunyai tanda hiperandrogen ( mens yang tidak teratur,

rambut rontok akibat penurunan densitas rambut dari vertex sampai anterior skalp atau

hirsutism), yang memiliki akne yang resisten terhadap terapi konvensional, yang

mengalami relaps yang cepat setelah terapi dengan isotretinoin, atau yang memiliki onset

akne yang berat serta mendadak diakibatkan oleh kelebihan androgen dan hal ini

seharusnya dikurangi termasuk kadar serum dehydroepiandrosterone dan free-

testosterone. Jika kadar ini meningkat, seperti pada kelainan spesifik ( tumor, hiperplasia

adrenal kongenital, atau sindrom polikistik ovarium) dapat termasuk sebagai target terapi,

walaupun pada diskusi terapi ini, jauh dari ruang lingkup pembahasan.

Page 12: Acne Jurnal

Terapi dengan oral kontrasepsi yang mengandung estrogen atau dengan

spironolactone, antagonis androgen sering berguna pada wanita dengan hiperandrogen

dan wanita yang memiliki kadar serum androgen yang normal. Norgestimate-ethinyl

estradiol (ortho Tri-cyclen) dan norethindrone asetat-ethinyl estradiol (estrostep) diakui

oleh The Food And Drug Administration sebagai terapi akne, dan penilitian menunjukan

bahwa drospirenone-ethinyl estradiol (yasmin) dan levonorgestrel-ethinyl estradiol

(alesse) juga efektif. Penelitian secara umum menujukan setelah 6 sampai 9 bulan

penggunaan, terjadi penurunan lesi inflamasi sebanyak 30-60 %, dengan perbaikan pada

50-90% pasien. Oral kontrasepsi lainnya yang mengandung estrogen juga mempunyai

efek positif. Injeksi progestin belum pernah diteliti, sedangkan kontrasepsi progesteron

saja dapat membuat perburukan pada akne.

Observasi klinik menunjukan bahwa wanita dengan nodul yang dalam pada

bagian bawah wajah dan leher (Gbr.6) merupakan pasien yang secara khusus berhasil

diterapi dengan terapi hormonal. Respon dari kegunaan hormon dapat terlihat setelah satu

siklus mesntruasi, tapi dibutuhkan 3-6 bulan untuk melihat seluruh efek terapi tersebut.

Biasanya, kontrasepsi oral diberikan pertama, dan jika tidak efektif pada beberapa bulan,

ditambahkan spironolactone 50-100 mg. Tahapan terapi ini beralasan karena efek

kontrasepsi dikuatkan oleh spironolactone. Terapi hormonal secara khusus berguna pada

wanita yang memakai kontrasepsi atau yang mempunyai tanda hiperandrogen, seperti

mens yang tidak teratur atau hirsutisme. Terapi antibiotik oral dan topikal dapat

digunakan sebagai kombinasi dengan terapi hormonal.

Gambar 6. terdapat akne pada wajah bagian bawah

Isotretinoin

Page 13: Acne Jurnal

Pasien dengan akne yang berat yang tidak teratasi oleh terapi kombinasi oral dan

topikal merupakan indikasi untuk terapi dengan isotretinoin oral. Pada saat penggunaan

terapi ini penilaian dari keparahan penyakit seharusnya meliputi efek pada akne pasien,

seperti kemungkinan timbulnya skar. Isotrertinoin mengecilkan ukuran dan menekan

sekresi dari glandula sebasea, dan menghambat pertumbuhan P.acnes serta proses

inflamasi, dan juga mencegah komedogenesis melalui diferensiasi dari folikular

keratinosit. Isotretinoin mempunyai efek pada 4 faktor patogen dari akne, dimana ini

menjelaskan daya kemampuan terapi yang menyeluruh. Sebagai tambahan, ini

merupakan satu-satunya terapi yang mempunyai perbaikan yang dapat secara permanen.

Kira-kira 40% dari pasien bebas dari akne setelah menjalani sekali terapi, 40%

mengalami rekuren ringan yang merupakan respon terhadap obat dimana itu menandakan

akne sudah mengalami resisten,dan 20% membutuhkan terapi ulangan dengan

isotretinoin nantinya. Pasien umur 16 tahun kebawah dengan akne yang berat pada badan

dan wanita dewasa lebih beresiko terjadinya relaps. Pada 2 grup pertama membutuhkan

terapi isotretinoin yang lama, sedangkan pada grup yang ketiga terapi terbaik adalah

dengan terapi hormonal. Remisi yang lama dan terbaik terjadi pada dosis total 120-150

mg per kilogram berat badan. Kebanyakan pasien dapat dimulai dengan dosis 20-40 mg

perhari, dan dengan meningkatkan menjadi 40-80mg perhari setelah beberapa bulan. Efek

samping dari terapi tergantung dosis dan dapat dihindari dengan menurunkan dosis

setelah masa periode pengobatan.

Isotretinoin adalah teratogenik; embriopati (seperti defek pada telinga,SSP,

jantung) telah dilaporkan dapat terjadi setelah dosis tunggal. Wanita dalam usia produktif

harus mengikuti program pencegahan kehamilan oleh perusahaan obat tersebut. Status

Psikologis dari pasien harus juga dimonitor dengan baik. Walaupun populasi yang diteliti

tidak ditegaskan oleh peneliti mengenai hubungan kegunaan isotretinoin dan resiko

kerusakan tubuh ataupun depresi. Telah dilaporkan kasus dari depresi yang terjadi pada 2

bulan pertama setelah memulai terapi, dan hilang setelah penghentian terapi dan timbul

kembali saat terapi dimulai kembali. Akne diketahui berhubungan dengan kecemasan,

depresi dan presepsi negatif terhadap diri dan keberhasilan terapi dengan isotretinoin

meningkatkan faktor-faktor tersebut. Maka, yang terbaik dalam hal tersebut adalah

dengan menyeimbangkan terapi isotretinoin dengan terapi psikologis.

Page 14: Acne Jurnal

Isotretinoin dapat menyebabkan hipertrigliseridemia dan efek lainnya dapat

berpengaruh pada kadar kolesterol. Pengubahan dosis atau diet dapat dilakukan untuk

melanjutkan terapi. Kekeringan mukosa nasal dapat terjadi, dimana dapat memacu

kolonisasi S.aureu. Komplikasi dapat berupa abses, konjungtivitis, impetigo, selulitis, dan

folikulitis. Komplikasi ini dapat dicegah dengan menggunakan bacitracin intranasal.

Terapi lainnya

Mengeluarkan komedo secara fisik dan injeksi langsung steroid pada lesi

merupakan 2 teknik terapi yang telah terbukti secara klinik mengurangi timbul akne.

Metode lain seperti peeling kimia, mikrodermabrasi, dan terapi dengan sinar, laser, atau

radiofrekuensi membutuhkan investigasi lebih dalam pelaksanaan.

Kesimpulan dan saran

Prinsip pengobatan akne tergantung pada tingkat keparahan pada pasien. Pasien

dengan akne yang berat saya akan meresepkan terapi topikal dan oral. Pada wajah, saya

akan meresepkan tretinoin 0.025% pada penggunaan malam hari, dan dikombinasikan

dengan benzoil peroxide 5% dalam vehikulum berupa air pada pagi harinya. Saya juga

akan memberikin tetrasiklin 2 kali sehari. Saya akan melihat efek dan iritasi setelah 6-8

minggu.