Askep Acne Vulgaris

30
Kata Pengantar “Om Swastyastu” Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Akne Vulgaris.” Kami menyadari bahwa tulisan dari makalah ini jauh dari kesan sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Kami juga tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca, jika pada makalah ini ada kesalahan cetak, susunan, dan sistematika yang lolos dari pengamatan kami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. ”Om Santhi,Santhi,Santhi,Om” Denpasar, September 2012 Penulis 1 | Askep Akne Vulgaris

Transcript of Askep Acne Vulgaris

Page 1: Askep Acne Vulgaris

Kata Pengantar

“Om Swastyastu”

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat

rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan

pada Pasien Akne Vulgaris.”

Kami menyadari bahwa tulisan dari makalah ini jauh dari kesan sempurna, karena

keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami harapkan. Kami juga

tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca, jika pada makalah ini

ada kesalahan cetak, susunan, dan sistematika yang lolos dari pengamatan kami. Kami

berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

”Om Santhi,Santhi,Santhi,Om”

Denpasar, September 2012

Penulis

1 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 2: Askep Acne Vulgaris

Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................................1

Daftar Isi.....................................................................................................................................................2

BAB I3PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................3

B. TUJUAN.....................................................................................................................................3

C. MANFAAT..................................................................................................................................3

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AKNE VULGARIS.............................................4

I. KONSEP DASAR TEORI.............................................................................................................4

A. DEFINISI................................................................................................................................4

B. ETIOLOGI..............................................................................................................................5

C. EPIDEMOLOGI.....................................................................................................................7

D. GEJALA KLINIS....................................................................................................................7

E. PATOFISIOLOGI......................................................................................................................7

F. DIAGNOSA................................................................................................................................8

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...........................................................................................8

H. PENATALAKSANAAN..........................................................................................................8

I. KOMPLIKASI...........................................................................................................................10

J. PROGNOSIS...........................................................................................................................10

II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AKNE VULGARIS...........................................12

A. Pengkajian...........................................................................................................................12

B. Diagnosa..............................................................................................................................13

C. Rencana Keperawatan.......................................................................................................13

D. Evaluasi................................................................................................................................19

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................20

A. Kesimpulan..............................................................................................................................20

B. Saran........................................................................................................................................20

Daftar Pustaka.........................................................................................................................................21

2 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 3: Askep Acne Vulgaris

BAB I

PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

Penyakit kulit yang sering ditemukan namun tidak fatal, tetapi cukup merisaukan

karena berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya

keindahan wajah penderita yaitu akne atau jerawat.

Jerawat adalah istilah awam untuk acne vulgaris, yang biasa terjadi pada usia

remaja ketika terjadi perubahan hormon sehingga menghasilkan lebih banyak minyak.

Keadaan ini cenderung diturunkan dalam kelurga dan sama sekali tidak berbahaya. Tetapi

beberapa orang yang mengalami kasus yang berat mungkin merasa sangat tertekan dan

kehilangan kepercayaan pada diri sendiri. Sayang sekali, sampai saat ini belum ada cara

penyembuh yang tuntas, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Untungnya,

kondisi ini akan mengalami perbaikan dengan bertambahnya usia.

B. TUJUAN

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kuliah kami pada mata

kuliah Sistem Integumen. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk membuat kami

memahami tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan akne

vulgaris.

C. MANFAAT

Manfaat dibuatnya makalah ini dapat kami jelaskan sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang pengertian akne vulgaris.

2. Mengetahui tentang penyebab dari akne vulgaris.

3. Mengetahui tentang tanda dan gejala dari akne vulgaris.

4. Mengetahui tentang penanganan dari penyakit akne vulgaris.

5. Mengetahui tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan

akne vulgaris.

3 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 4: Askep Acne Vulgaris

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AKNE VULGARIS

I. KONSEP DASAR TEORI

A. DEFINISI

Akne vulgaris atau biasa disebut juga dengan jerawat adalah peradangan kronik

folikel filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista

pada daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior,

dada, dan punggung (Ilmu Penyakit Kulit, Marklali Harahap, 2000).

Akne merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar

sebasea.Penyakit ini dapat bersifat minor dengan hanya komedo atau peradangan

dengan pustule multiple atau kista.Keadaan ini sering dialami oleh mereka yang berusia

remaja dan dewasa muda, dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia sekitar

20-30 tahun.Walaupun demikian ada banyak juga orang setengah baya yang

mengalami serangan akne.Akne biasanya disebabkan oleh tingginya sekresi

sebum.Androgen telah diketahui sebagai perangsang sekresi sebum, dan estrogen

mengurangi produksi sebum.Tanpa androgen kelenjar sebasea akan tetap kecil.Akne

tidak terdapat pada laki-laki yang dikastrasi sebelum pubertas atau pada perempuan

yang sudah diooforektomi.

Suatu awitan mendadak serangan akne yang disertai hirsutisme atau kelainan

menstruasi mungkin menunjukkan adanya gangguan endokrin pada pasien

prempuan.Akne pada prempuan yang berusia sekitar 20-an, 30-an dan 40-an sering kali

disebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya dari minyak dan

menimbulkan komedo.Faktor-faktor mekanik, seperti mengusap, menggesek, tekanan,

dan meregangkan kulit yang kaya akan kelenjar sebasea dapat memperburuk akne

yang sudah ada.Dari penyebab mekanik yang paling sering menimbulkan akne adalah

helm yang dipakai pemain football Amerika, plester operasi, kerah kemeja.Agen

4 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 5: Askep Acne Vulgaris

komedogenik seperti petrolatum dan kosmetik yang mengandung minyak juga dapat,

merangsang akne.

Akne merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar sebasea.

(SylviaA. Pric, 2006).

Jadi akne vulgaris adalah penyakit kulit akibat peradangan kronik pada

kelenjarsebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan gambaran klinis

berupakomedo, papul, postul, nodus, dan kista pada tempat predileksinya.

B. ETIOLOGI

Berbagai faktor. Penyebab akne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik,

endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari

kelenjar sebasea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes),

kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

Penyebab yang pasti belum diketahui, tetapi banyak faktor yang berpengaruh:

1. Sebum

sebum merupakan faktor utama penyebab timbulnya akne. Akne yang keras selalu

disertai pengeluaran sebore yang banyak.

2. Bakteria

Mikroba yang terlibat pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes,

Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum ovale. Dari ketiga mikroba ini yang

terpenting yakni C. Acnes yang bekerja secara tidak langsung.

3. Herediter

Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit

(glandula sebasea). Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne,

kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.

4. Hormon

Hormon androgen. Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar

palit sangat sensitif terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes dan

kelenjar anak ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit bertamabah

besar dan produksi sebum meningkat.

Pada penyelidikan Pochi, Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa

konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan

5 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 6: Askep Acne Vulgaris

yang tidak menderita akne.Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat

meningkat pada penderita akne.

Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi

sebum. Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar

hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.

Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak mempunyai efek terhadap

efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi,

akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.

5. Iklim

Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada

musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.

Sinar ultraviolet (UV) mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit.

Selain itu, sinar ini juga dapat menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas

dermis sehingga berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar

palit. Sinar UV juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat membantu

menghilangkan sumbatan saluran pilosebasea.

Menurut Cunliffe, pada musim panas didapatkan 60% perbaikan akne, 20% tidak

ada perubahan, dan 20% bertambah hebat. Bertambah hebatnya akne pada musim

panas tidak disebabkan oleh sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada

keadaan yang sangat lembab dan panas tersebut.

6. Psikis

Pada beberapa penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan

eksaserbasi akne. Mekanisme yang pasti mengenai hal ini belum diketahui.

Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya secara mekanis,

sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi yang beradang yang

baru, teori lain mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan oleh meningkatnya

produksi hormon androgen dari kelenjar anak ginjal dan sebum, bahkan asam lemak

dalam sebum pun meningkat.

7. Kosmetik

Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu, secara terus menerus dalam waktu

lama, dapat menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari

komedo tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu. Bahan yang

sering menyebabkan akne ini terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak

dasar (faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari

6 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 7: Askep Acne Vulgaris

(sunscreen), dan krem malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin,

pektrolatum, minyak tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni (butil stearat,

lauril alcohol, dan bahn pewarna merah D &C dan asam oleic). Jenis kosmetika yang

dapat menimbulkan akne tak tergantung pada harga, merk, dan kemurnian

bahannya.

C. EPIDEMOLOGI

Insiden akne vulgaris 80-100% pada usia dewassa muda, yaitu umur 14-17

tahun pada wanita, dan 16-19 tahun pada pria. Meskipun demikian akne vulgaris dapat

pula terjadi pada usia lebih muda atau lebih tua dari pada usia tersebut.

Meskipun kebanyakan jerawat terjadi pada masa remaja atau dewasa muda,

tetapi dalam kenyataannya jerawat juga timbul pada berbagai golongan usia lainnya.

D. GEJALA KLINIS

Keluhan yang sering timbul biasanya lebih karena gangguan estetik atau

keindahan yang dirasakan oleh penderita, bukan karena gangguan fisik kesehatan

secara umum. Memang kadang-kadang jerawat menyebabkan rasa gatal yang

mengganggu atau bahkan rasa sakit, tetapi umumnya tidak ada efek menyeluruh pada

tubuh yang ditimbulkan.

Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-tempat predileksi,

yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas, dan lengan bagian atas. Dapat

disertai rasa gatal. Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus, atau kista. Isi

komedo ialah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus dan darah.

E. PATOFISIOLOGI

Jerawat merupakan penyakit yang melibatkan folikel pilosebasea (kompleks

folikel rambut dan kelenjar sebasea) pada wajah, leher, dada, dan punggung atas. Tiga

factor patofisiologi berperan dalam pertumbuhan jerawat yaitu kelebihan produksi

sebum, komedogenesis, dan pertumbuhan propionibacterium acnes yang berlebihan.

Distribusi akne sejalan dengan daerah yang mengandung kelenjar sebasea, dan

timbul pada wajah, leher, dada, punggung dan bahu.Lesi paling dini yang tampak pada

kulit adalah komedo.Komedo putih atau komedo tertutup kemungkinan besar akan

berkembang menjadi papula dan pustule.Komedo hitam atau komedo terbuka memiliki

sumbatan berwarna gelap yang menutup saluran pilosebasea.Komedo ini menghalangi

7 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 8: Askep Acne Vulgaris

aliran sebum ke permukaan.Sebum, bakteri (Propionibacteriumacnes), dan asam-asam

lemak diduga menyebabkan perkembangan peradangan di sekeliling saluran

pilosebasea dan kelenjar sebasea.

Komedogenesis (pembentukan komedo) menyebabkan lesi non inflamasi yang

dapat berupa komedo terbuka (bintil hitam) atau komedo tertutup (bintil putih). Inflamasi

terjadi bersamaan dengan proliferasi propionibacterium acnes, organism jinak yang

selaluada di kulit, yang menghasilkan papula, pustule, nodul, dan kista.Perhatian remaja

pada penampilan dirinya menggoda mereka untuk memencet,menyentuh, meremas,

dan memanipulasi lesi. Hal ini memainkan peranan penting dalamkemunculan jerawat

secara terus menerus da kemungkinan menyebabkan infeksisekunder. Selain itu pemberian krim

dan minyak, termasuk dasar riasan wajah yang beratdapat memperburuk jerawat.

(pathway terlampir).

F. DIAGNOSA

Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskokleasi

sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna).

Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa

lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

`Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa

sebukan sel radang kronis di sekitar folikel sebasea dengan massa sebum di dalam

folikel. Pada kista, radang sudah menghilang di ganti dengan jaringan ikat pembatas

massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.

Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada

etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi yang

lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.

Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat

pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free

fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara

untuk menurunkannya.

H. PENATALAKSANAAN

8 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 9: Askep Acne Vulgaris

1. Non-Farmakologi

a. Perawatan muka

Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan

pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne

bertambah hebat.

Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan

bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka

hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak

mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.

b. Pemakean kosmetik dan bahan kimia

Bahan-bahan yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita

akne. Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada

kulit penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan

pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan,

yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).

c. Emosi dan faktor psikosomatik

Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi

dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula

dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne,

sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne mekanika”.

2. Farmakologi

a. Obat-obat Topikal

1) Retinoid topical meliputi:

Tetrinoin (as.retinoat) gel,krim,solusia:0,01-0,1%

Isotetrion gel

Adapalen gel,krim solusio:0,1%

Tazaroten gel, krim:0,05-0,1%

2) Agen keratolitik

Sulfur 3-10%

As. Salisilikum

9 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 10: Askep Acne Vulgaris

Resorsinol

3) Agen antibiotic

Eritromisin gel, solusio 1%

Klindamisin gel, solusio 1%

Benzoil peroksida gel 2,5-5%

b. Obat-obat Sistemik

1) Agen antibiotik, dengan anjuran pengobatan selama 3 bualn. Alternative

pengobatan meliputi:

Tetrasiklin 3 x 250 mg/hari-2 x 500 mg/hari

Doksisiklin 2 x 50-100 mg/hari

Lymecycline 1 x 150-300 mg/hari

Minosiklin 2 x 20-100 mg/hari

Klindamisin 2-3 x 150-300 mg/hari

Eritromisin 2-3 x 500 mg/hari

Linkomisin 2-3 x 250-500 mg/hari

2) Terapi hormone

Siproteron asetat 2 mg dikombinasikan dengan etinil estradiol 35 mg

I. KOMPLIKASI

Jaringan parut dapat terbentuk pada kasus yang parah. Rasa percaya diri

dapatterganggu. (Elizabeth J. Cowin, 2001).Infeksi. Kepada pasien wanita yang

mendapatkan terapi antibiotik jangka panjang dengan tertasiklin harus disarankan untuk

terus mengamati dan melaporkan tanda-tandaserta gejala kandidiasis oral atau vaginal,

yaitu suatu infeksi jamur mirip ragi. (Bruner &Suddarth, 2002).

J. PROGNOSIS

Umumnya prognosis penyakit baik, tetapi sebagian penderita sering residif. Akne

vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne

vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu

10 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 11: Askep Acne Vulgaris

rawat inap di rumah sakit. Namun ada yang sukar diobati, mungkin ada faktor genetika.

Bila banyak sikatrik bisa dilakukan dermabrasi oleh yang ahli.

11 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 12: Askep Acne Vulgaris

II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AKNE VULGARIS

A. Pengkajian

1. Anamnesis

Dalam melakukan pengkajian anamnesis, perawat perlu menggali persepsi

pasien mengenai faktor-faktor yang memicu peningkatan intensitas akne atau yang

membuat lesi semakin parah, seperti makanan dan minuman, gesekan atau

tekanan dari pakain seperti kerah baju, helm, tali helm atau pita kepala, atau trauma

akibat upaya untuk memijet keluar komedo dengan tangan.Adanya ketidaksesuaian

atau kesalahan persepsi dari pasien tentang faktor-faktor tersebut dapat menjadi

data dasar dalam memberikan intervensi keperawatan pada masalah keperawatan

penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif.

2. Riwayat penyakit

a. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang didapatkan adanya keluhan lain

yaitu efek sekunder dari peradangan, seperti misalnya gatal yang berlebihan,

masalah plain pada kulit yang dialami.

b. Riwayat Penyakit terdahulu

Pengkajian riwayat penyakit dahulu diperlukan sebagai sarana dalam

pengkajian preoperative, serta penting untuk ditanyakan mengenai adanya

program pengobatan akne atau pasien berusaha mengobati sendiri dengan

berbagai produk komersial yang terdapat di pasaran. Buat daftar lengkap yang

memuat nama-nama preparat kosmetik, krim, obat, pelembap kulit, dan

preparat akne yang dibeli di toko-toko obat, serta baru saja digunakan oleh

pasian harus di peroleh.

c. Pengkajian psikososial

Pengkajian psikososial biasanya didapatkan kecemasan akan nyeri hebat atau

akibat respons pembedahan. Pada beberapa pasien juga didapatkan

mengalami ketidakefektifan koping berhubungan dengan perubahan peran

dalam keluarga

3. Pemeriksaan Fisik

12 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 13: Askep Acne Vulgaris

Pada pemeriksaan status lokalis kulit pasien diregangkan dengan hati-hati dan

kemudian lesinya diinspeksi pada saat melakukan pemeriksaan jasmani.Komedo

yang tertutup (yang merupakan precursor untuk terjadinya lesi inflamatori yang

lebih besar) tampak seperti papula kecil yang agak menonjol.Komedo yang tebuka

akan terlihat datar atau agak menonjol dengan pemadatan bagian tengah

folikel.Ciri-ciri lesi inflamatori (papula,pustule,nodul,kista) harus dicatat.

Apabila lesi utama akne mengalami peradangan akan disertai papula, pustul,

nodula, dan kista.Lesi nodula-kistik yang mengalami peradangan dapat terasa gatal

dan nyeri tekan, bila pecah dapat mengeluarkan pus.Lokasi terutama pada muka,

dada, dan punggung. .

B. Diagnosa

1. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

2. Nyeri b/d proses peradangan

3. Gangguan citra tubuh b/d keadaan luka

4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya

5. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat

C. Rencana Keperawatan

Dx 1: Kerusakan integritas kulit b.d kerusakan permukaan kulit

Tujuan dan Kreteria Hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam

diharapkan integritas kulit mengalami perbaikan dengan kreteria hasil: penurunan

jumlah lesi dan pembentukan jaringan parut minimal.

No Intervensi Rasional

1. Mandiri:

Kaji tingkat kerusakan integritas kulit yang

dialami oleh pasien.

Membantu dalam rehabilitasi dan

pemilihan intervensi selanjutnya untuk

pasien.

2. Dorong klien untuk menghindari semua

bentuk friksi (menyentuh, menggaruk dengan

tangan) pada kulit

Mencegah penularan bakteri yang

dapat memperparah infeksi pada lesi

kulit

3. Anjurkan pasien untuk dapat merawat kulit Perawatan kulit yang benar

13 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 14: Askep Acne Vulgaris

dengan bersih dan benar. mengurangi resiko terakumulasinya

kotoran di kulit

4. Motivasi pasien untuk tetap mengkonsumsi

obat dan makanan yang mengandung cukup

gizi

Untuk memperlancar proses

penyembuhan.

5. Observasi terhadap eritema dan palpasi area

sekitar terhadap kehangatan

Kehangatan merupakan tanda adanya

infeksi.

6. Kolaborasi:

Kolaborasi pemberian antibiotik topical

Untuk menghambat pertumbuhan

bakteri

Dx 2: Nyeri b.d proses peradangan

Tujuan dan Kreteria Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….. x 24

jam diharapkan nyeri pasien berkurang atau hilang denga kreteria hasil: menyatakan

secara verbal nyeri berkurang atau hilang dengan skala nyeri (0-1)

No Intervensi Rasional

Mandiri:

Kaji respons nyeri dengan pendekatan

PQRST

Pendekatan komprehensif untuk

menentukan

Lakukan menejemen nyeri keperawatan:

Istirahatkan klien pada saat nyeri muncul

Istirahat secara fisiologis akan

menurunkan kebutuhan oksigen yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

metabolism basal

Tingkatkan pengetahuan mengenai

sebab-sebab nyeri yang

menghubungkan beberapa lama nyeri

akan berlangsung

Pengetahuan yang akan dirasakan

membantu mengurangi nyerinya dan

dapat membantu mengembangkan

kepatuhan klien terhadap rencana

terapiutik.

Kolaborasi:

Analgetik memblok lintasan nyeri sehingga

14 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 15: Askep Acne Vulgaris

Kolaborasikan dengan tim medis

mengenai pemberian analgesic

nyeri akan berkurang.

Dx 3: Gangguan citra tubuh b.d rasa malu terhapad keadaan luka dan penampilannya

Tujuan dan Kreteria Hasil: Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama .... x 24 jam

Diharapkan citra diri pasien meningkata dengan kreteria hasil: mampu menyatakan atau

mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasai dan perubahan yang sedang

terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap kondisi tubuh.

No Intervensi Rasional

1. Kaji perubahan dari gangguan persepsi

dan hubungan dengan derajat

ketidakmampuan.

Menentukan bantuan individu dalam

menyusun rencana perawatan aatau

pemilihan interevensi.

2. Identivikasi arti dari kehilangan atau

disfungsi pada pasien.

Beberapa pasien dapat menerima secara

efektif kondisi perubahan yang sedang

dialaminya, sedangan yang lain

mempunyai kesulitan dalam menerima

perubahan fungsi yang dialaminya,

sehingga ,memberikan dapak kondisi

koping maladaptif.

3. Anjurkan orang yang terdekat untuk

mengizinkan pasien untuk melakukan

sebanyak-banyaknya hal-hal untuk

dirinya.

Menghidupak kembali persaan

kemandirian dan membantu

perkembangan harga diri, serta

mempengaruhi proses rehabilitasi.

4. Anjurkan untuk berbagi dengan individu

tentang nilai-nilai dan hal-hal yang

penting untuk mereka

Dengan mengungkapkan, saling berbagi,

dapat mengurangi beban secara psikologis

Dx 4: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya

15 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 16: Askep Acne Vulgaris

Tujuan dan Kreteria Hasil: Setelah dilakuan tindakan keperawatan selama …. X 24 jam

diharapakan pengetahuan pasein mengenai penyakit meningkat dengan kreteria hasil:

menyatakan terpenuhinya informasi tentang penyakit, prosedur pengobatan, jadwal control

ke dokter ahli kulit, pencegahan dan perawatan kulit.

No Interevensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang

akne vulgaris.

Pengetahuan tentang akne vulgaris,

pengobatan akne yang rasional, jadwal

control, upacaya pencegahan, dan

perawatan kulit yang konprehensif dapat

membantu peningkatan proses

penyembuhan.

2. Kaji persepsi pasien tentang akne

vulgaris.

Sebagian besar pasien akne vulgaris

mempunyai persepsi yang salah terhadap

bagaimana cara dalam menurunkan

kondisi akne sehingga kondisi ini dapat

memicu peningkatan intensitas akne atau

yang membuat lesi semakin parah dengan

manifestasi pada infeksi kulit melalui lesi

dari akne vulgaris.

3. Jelasakan mengenai pentingnya

pengobatan topical dan sistemik.

Pemberian pengobatan dirumah

dibutuhkan untuk mengurangi kerusakan

pada kulit.

4. Tingkatkan kepatuhan dan pemahaman

akan terapi.

Dengan meningkatkan kepatuhan dan

pemahaman akan terapi yang akan

menurunkan intensitas akne dan

menurunkan risiko infeksi klit pada lesi

akne vulgaris. Upaya penjelasan yang

diberikan oleh perawat akan meningkatkan

kepatuhan pasien akan penatalaksanaan

program terapuitik.

5. Anjurkan pada pasien yang

menggunakan antibiotic jangka panjang

Kepada pasien wanita yang menggunakan

antibiotik jangka panjang seperti tetrasiklin

16 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 17: Askep Acne Vulgaris

untuk segera memereksakan diri bila

ada perubahan.

harus disarkan untuk terus mengamati dan

melaporkan tanda-tanda, serta gejala

kondidiasis oral dan vaginal, yang suatu

infeksi jamur mirip ragi

6. Meningkatkan cara hidup sehat seperti

intake makanan yang baik,

keseimbangan anatara aktivitas dn

istirahat, serta monitor status kesehatan

dan adanya infeksi.

Meningkatkan terhadap system imun dan

pertahanan terhadap infeksi.

Dx 5: Resiko infeksi berhubungan dengan terbentuknya pus pada pustule

Tujuan dan kreteria hasil: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. X 24 jam

diharapan infeksi tidak terjadi dengan kreteria hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi seperti

kemerahan, panas pada luka.

No Intervensi Rasional

1. Ajarkan pasien agar dapat

mengidentifikasikan perubahan yang

terjadi pada kulit sedini mungkin.

Memandirikan pasien terhadap tanda-

tanda infeksi, agar pasien dapat

melakukan pengobatan secepat

mungkin ketika terjadi perubahan pada

kulitnya

2. Demonstrasikan perawatan kulit dan

tekankan pentingnya tehnik aseptik.

Perawatan kulit yang benar (aseptic)

mencegah infeksi yang berkelanjutan

3. Tekankan pentingnya diet nutrisi yang

bergizi untuk meningkatkan pemulihan

Nutrisi yang bagus meningkatkan

imunitas tubuh terhadap perkembangan

bakteri

4. Jelaskan hal-hal yang dapat menimbulkan

infeksi lain

Meningkatkan pengetahuan pasien agar

berperilaku sehat yang mencegah

mencegah infeksi yang lebih parah lagi

5. Jelaskan pentingnya istirahat. Seseorang dengan akne vulgaris

memerlukan nasehat untuk

17 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 18: Askep Acne Vulgaris

menghilangan iritan eksternal dan

menghindari panas yang berlebihan.

Kebiasaan menggaruk dan mengosok

bagian yang gatal akan mempengeruhi

lamanya penyakit.

18 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 19: Askep Acne Vulgaris

D. Evaluasi

Dx 1:

Pasien mengalami penurunan jumlah lesi dan pembentukan jaringan parut

minimal.

Dx 2:

Pasien menyatakan secara verbal nyeri berkurang atau hilang dengan skala

nyeri (0-1)

Dx 3:

Pasien mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat

tentang situasai dan perubahan yang sedang terjadi

Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap kondisi tubuh.

Dx 4:

Pasien menyatakan secara verbal terpenuhinya informasi tentang penyakit,

prosedur pengobatan, jadwal control ke dokter ahli kulit, pencegahan dan

perawatan kulit.

Dx 5:

Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kemerahan, panas pada luka.

19 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 20: Askep Acne Vulgaris

BAB III

PENUTUPA. Kesimpulan

Akne vulgaris atau biasa disebut juga dengan jerawat adalah peradangan kronik

folikel filosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papula, pustula, dan kista

pada daeah-faerah predileksi, seperti muka, bahu, bagian atas dari ekstremitas superior,

dada, dan punggung. Akne vulgaris dapat disebabkan oleh sebum, herediter, iklim,

psikis, hormone, bacteria, dan kosmetik. Selain dengan menggunakan obat-obatan

pasien yang dengan akne vulgaris juga harus menjaga kebersihan kluit dan perawatan

wajah untuk proses penyembuhan.

B. Saran

Sebagai seorang perawat, sebaiknya lebih menenkankan edukasi kepada pasien

akne vulgaris, karena apabila seorang pasien tidak mampmenjaga faktor-faktor yang

dapat mempercepat keparahan lukanya seperti menjaga kebersihan kulit, tepat tidur,

tidak mudah stress dan minum obat sesuai indikasi yang diberikan.

20 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 21: Askep Acne Vulgaris

Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta.

Djuanda, A . 2000. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin . FKUI : Jakarta.

Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi Ketiga. Media Aesculapius: Jakarta

Widjaja, E.2000. Rosasea dan Akne Vulgaris Ilmu Penyakit Kulit Ed. Marwali Harahap. Cetakan

1. Hipokrates: Jakarta

21 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 22: Askep Acne Vulgaris

PATWAY

Hereditas Bakterimia Iklim Sebum Hormon Psikis Kosmetik

Terbentuknya trigliserida dalam sebum

Asam lemak bebas Flora folikel

Produksi & kekentalan sebum

Keratinisasi Folikel

Sumbatan saluran pilosebasea

Reaksi radang

Papul, pustul, nodus, kista

Jaringan parut hiperpigmentasi

Black komedo White komedo

22 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Page 23: Askep Acne Vulgaris

23 | A s k e p A k n e V u l g a r i s

Gangguan Integritas Kulit

Gangguan Citra Tubuh

NyeriResiko Tinggi Infeksi

Kerusakan Integritas Kulit