Acara I Pengenalan Alat

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Mineralogi optis adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data geologi. Untuk dapat melakukan pengamatan secara optis atau petrografi diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek pengamatan. Hasil polarisasi obyek selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif dan lensa okuler ke mata (pengamat). Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Perlunya mengetahui penggunaan mikroskop ini tidak terlepas dari bagaimana mengenal dan mengetahui tiap-tiap bagian mikroskop berserta fungsi dari tiap-tiap bagiannya. Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk mengenal bagian bagian mikroskop dalam acara pengenalan alat. 1.2 Maksud dan Tujuan

description

hyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfuhyghyfghfghyfhyfyfyfgjuyfuyfu

Transcript of Acara I Pengenalan Alat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu Geologi analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik, seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan. Mineralogi optis adalah suatu metode yang sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data geologi. Untuk dapat melakukan pengamatan secara optis atau petrografi diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang mempolarisasi obyek pengamatan. Hasil polarisasi obyek selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif dan lensa okuler ke mata (pengamat).Terkait dengan peranan mikroskop polarisasi dalam identifikasi sifat optik suatu mineral maka dianggap perlu untuk mampu menggunakan mikroskop tersebut. Perlunya mengetahui penggunaan mikroskop ini tidak terlepas dari bagaimana mengenal dan mengetahui tiap-tiap bagian mikroskop berserta fungsi dari tiap-tiap bagiannya. Oleh karena itu diadakanlah praktikum untuk mengenal bagian bagian mikroskop dalam acara pengenalan alat.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya Praktikum Pengenalan Alat ini adalah untuk dapat mengenal mikroskop polarisasi dengan mengetahui fungsi dari tiap-tiap bagiannya, sehingga mampu menggunakan mikroskop secara baik dan benar.Adapun tujuan dari Praktikum Pengenalan Alat ini adalah:

1. Mengetahui bagian-bagian dari mikroskop polarisasi.2. Mengetahui fungsi dari tiap-tiap bagian dari mikroskop polarisasi.1.3 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah:1. Mikroskop Polarisasi

2. Alat tulis menulis

3. Format praktikum 4. Pensil warna5. Lap kasar/lap halus1.4 Prosedur KerjaProsedur kerja dalam Praktikum Mineral optik acara Pengenalan Alat adalah setiap praktikan diharuskan menggambar secara utuh mikroskop polarisasi yang telah ditentukan, kemudian dari gambar mikroskop yang telah dibuat tersebut, kemudian ditentukan bagian bagian dari mikroskop tersebut serta fungsi fungsi dari bagian tersebut.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroskop Polarisasi

Dengan kemampuan mata manusia yang terbatas maka untuk pengamatan mineral penyusun batuan lebih lanjut harus menggunakan alat yaitu mikroskop. Yang dimaksud di sini adalah mikroskop polarisasi yang berbeda dengan mikroskop biasa, dimana mikroskop biasa hanya memperbesar benda yang diamati. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya yang dibelokkan atau terbias, bukan cahaya terpantul. Selain itu, perbedaannya pada beberapa komponen khusus yang hanya terdapat pada mikroskop ini, antara lain keping analisator, polarisator, kompensator, dan lensa amici bertrand.Mikroskop Polarisasi ialah mikroskop yang menggunakan/memanfaatkan sinar yang masuk berupa sinar yang terpolarisasi, sehingga dengan demikian dapat digunakan dalam pengamatan mineral dimana beberapa sifat-sifat optis dari batuan ataupun mineral dapat diketahui. Mikroskop polarisasi sendiri dikenal ada beberapa type, yaitu type Bausch dan Lomb coorporated (merupakan type paling sederhana), type Reinchert dan type Nikon.

Gambar 2.1 Mikroskop Polarisasi

Gambar di atas adalah salah satu jenis mikroskop yaitu mikroskop cahaya. Bentuk dan jenis mikroskop memang bermacam- macam, tetapi pada intinya hampir sama prinsip kerjanya. Bagian bagian mikroskop dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu bagian optik, penerangan, dan mekanis.

Bagian Optik

Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda menjadi lebih besar. Ada dua macam lensa, lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler atau lubang pengintai. Kekuatan perbesaran biasanya tertulis pada permukaanya, misalnya 10x dan lain-lain. Lensa yang dekat dengan benda/objek pengamatan disebut lensa objektif dan terpasang pada revolver. Kekuatan perbesaran berbeda-beda misalnya 10x, 20x, maupun 100x. Lensa objektif dapat diatur sesuai dengan pilihan yang kita perlukan dengan cara memutar revolver (tempat lensa objektif). Masih ada satu lagi lensa kondensor yang berfungsi mengumpulkan cahaya atau menerangi objek yang diamati. Perbesaran yang tampak pada pengamatan merupakan hasil kali dari lensa okuler dan lensa objektif yang digunakan. Contohnya, bila kamu menggunakan lensa okuler 10x dan objektif 20x maka perbesarannya adalah 10x20 atau sama dengan 200x. Ini berarti benda yang diamati melalui mikroskop telah diperbesar 200x. Bagian Penerangan

Salah satu syarat sediaan (preparat) dapat diamati dengan jelas adalah pencahayaan yang cukup. Untuk menangkap dan memantulkan cahaya yang masuk, mikroskop dilengkapi dengan reflektor berupa cermin. Cermin tersebut memiliki 2 sisi, datar dan cekung. Permukaan yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang, sedangkan bagian yang cekung digunakan bila cahaya kurang terang. Di bawah meja objek, dapat kita temukan bagian yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Bagian ini disebut diafragma, di dalamnya terdapat lubang-lubang berupa lingkaran yang dapat diputar, ada yang besar maupun kecil. Semakin kecil diafragma yang digunakan semakin kecil pula cahaya yang masuk ke dalam mikroskop, demikian juga sebaliknya.

Bagian Mekanis

Bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan mikroskop. Bagian tersebut di antaranya landasan/dasar/kaki mikroskop dan pegangan mikroskop. Selain itu, ada bagian yang berguna untuk pengatur fokus, yaitu pemutar kasar (makrometer) dan pemutar halus (mikrometer).2.2 Mempersiapkan Mikroskop Polarisasi

Agar mikroskop siap pakai, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:

1. Sinar yang masuk ke medan pandang harus merata.

Jika menggunakan mikroskop dengan sumber cahaya yang sudah tersedia pada mikroskop, maka kita hanya menghidupkan lampu. Namun jika cahaya yang digunakan berasal dari pantulan cermin, maka kita usahakan agar sinar yang masuk merata dan maksimum. Bila preparat diletakkan di atas meja obyek, bayangan sinar harus terlihat bulat dan intensitas cahaya merata.

2. Mikroskop harus dalam keadaan terpusat

Pada pengamatan mineral, seringkali pada waktu meja obyek diputar, mineral keluar dari medan pandang (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Keadaan Mikroskop Tidak Terpusat

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa mikroskop belum dalam keadaan terpusat. Untuk memusatkan dilakukan dengan cara :

Letakkan sayatan tipis pada meja obyek, fokuskan dengan sekrup pengatur kasar maupun halus sehingga diperoleh gambaran obyek yang jelas.

Pilih satu titik kecil (misalnya mineral bijih), letakkan tepat pada perpotongan benang silang.

Putar meja obyek, jika titik tersebut berputar pada tempatnya, berarti mikroskop dalam keadaan terpusat.

Jika mikroskop belum terpusat, pergunakan 2 (dua) sekrup pemusat di atas lensa obyek. 3. Arah getar polarisator harus sejajar dengan salah satu benang silang. Untuk mengetahui posisi tersebut, dapat diuji dengan menggunakan mineral biotit dan turmalin.Dengan menggunakan mineral biotit.

Mineral biotit, jika sumbu indikatrik sinar Z (berimpit dengan sumbu panjang kristalografi), sejajar arah getar polarisator, akan memperlihatkan warna absorpsi maksimum (Gambar 2.3).

Lensa polarisator dipasang, lensa analisator dilepas.

Pastikan bahwa lensa okuler tepat pada kedudukannya yaitu kedua benang silang terletak pada N-S (vertikal) dan E-W (horisontal).

Putar meja obyek hingga biotit memperlihatkan warna absorpsi maksimum. Apabila pada saat warna absorpsi maksimum kedudukan biotit sudah horisontal atau vertikal, berarti arah getar polarisator sudah sejajar salah satu benang silang.

Apabila pada saat memperlihatkan absorpsi maksimum kedudukan biotit miring, berarti arah getar polarisator tidak sejajar salah satu benang silang.

Jika arah getar miring, maka letakkan biotit agar sejajar salah satu benang silang (berarti biotit tidak memperlihatkan absorpsi maksimum).

Gerakkan tangkai pengatur polarisator, sampai biotit memperlihatkan warna absorpsi maksimum. Pada keadaan ini berarti arah getar polarisator sudah sejajar dengan salah satu benang silang.

Gambar 2.3 Pengujian arah getar Polarisator sejajar dengan salah satu benang silang dengan menggunakan Mineral Biotit.

Dengan menggunakan mineral turmalin

Mineral turmalin akan memperlihatkan warna absorpsi maksimum jika sinar ordiner sejajar arah getar polarisator. Sedangkan sinar ekstraordiner akan memperlihatkan warna absorpsi minimum jika sejajar arah getar polarisator (indeks bias sinar ordiner > sinar ekstraordiner).

Pada mineral sumbu satu (uniaxial), sinar ekstraordiner yang sesungguhnya selalu berimpit dengan sumbu-c kristalografi (pada turmalin merupakan sumbu panjang kristalografi). Oleh karena itu, pada mineral turmalin akan memperlihatkan kenampakan warna absorpsi maksimum jika sumbu panjang kristalografi tegak lurus arah getar polarisator.

4. Arah getar polarisator harus tegak lurus arah getar analisator

Polarisator sejajar salah satu benang silang

Polarisator dan analisator dipasang dengan tanpa sayatan tipis.

Bila medan pandang tampak gelap berarti polarisator sudah tegak lurus analisator. Bila masih nampak terang berarti bidang arah getaran kedua polaroid tersebut belum tegak lurus. Maka, analisator harus diputar sambil mengamati medan pandang hingga didapat kenampakan gelap maksimum.BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian bagian Mikroskop serta fungsinya :

1. Lensa Okuler, berfungsi untuk memperbesar benda yang dibentuk oleh lensa objektif.2. Eyepieces, berfungsi sebagai tempat mata pengamat melihat sayatan tipis yang telah diletakkan di meja preparat.3. Dioptring.4. Pin hole.5. Lensa Amici Bertrand, untuk pengamatan konoskopik, untuk memperbesar gambar interferensi yang terbentuk pada bidang fokus balik (back focal plane) pada lensa objektif, dan memfokuskan pada lensa okuler.6. Skala tubus atas.7. Pengunci tubus atas bagian atas.8. Sekrup Pengunci skala kompensator.9. Kompensator, berupa baji kuarsa atau gips yang menipis ke arah depan, sehingga pada saat dimasukkan lubang akan menghasilkan perubahan warna interferensi pada mineral.10. Filter.11. Pengunci tubus atas bagian tengah.12. Mikrofotometri.13. Dashcap.14. Tabung hologen.15. Lensa tabung hologen.16. Pengunci tubus atas bagian bawah.17. Lensa Objektif perbesaran 20x.18. Lensa Objektif perbesaran 10x.19. Lensa Objektif perbesaran 5x.20. Lensa Objektif perbesaran 100x.21. Meja objek, berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan diamati.22. Pengatur skala absis, digunakan untuk mengetahui ukuran dari mineral atau dengan kata lain berfungsi sebagai x.23. Pengatur skala nonius, digunakan untuk mengetahui ukuran dari mineral atau dengan kata lain berfungsi sebagai y.24. Penjepit preparat, berfungsi untuk menjepit preparat di atas meja objek agar preparat tidak bergeser.25. Pengunci meja objek.26. Lengan mikroskop, berfungsi untuk pegangan saat membawa mikroskop.27. Pengarah kasar, berfungsi untuk mencari fokus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan cepat.28. Pengarah halus, berfungsi untuk memfokuskan bayangan objek secara lambat, sehingga tabung mikroskop turun atau naik dengan lambat.29. Clip diafragma.30. Bukaan diafragma, berfungsi untuk mengatur berapa besar bukaan diafragma yang akan digunakan oleh pengamat.31. Iris.32. Iluminator, berfungsi untuk menangkap cahaya yang datang dari luar.33. Selubung iluminator.34. Kaki Mikroskop, merupakan tempat tumpuan dari seluruh bagian mikroskop.35. Brightness dial control.36. Lamp socket, berfungsi sebagai tempat sumber cahaya apabila listrik telah dinyalakan.37. Kabel, berfungsi untuk sbagai alat aliran listrik untuk menyalakan lampu mikroskop.BAB IVPENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu :

Mikroskop polarisasi merupakan mikroskop yang digunakan dalam pengamatan petrografi berupa sayatan tipis, dimana mikroskop polarisasi menggunakan cahaya dari dalam mikroskop itu sendiri.

Dengan mengetahui bagian-bagian serta fungsi dari mikroskop dapat mempermudah pada saat melakukan praktikum. Dalam menyentringkan mikroskop tersebut dapat digunakan mineral Biotit, Tourmalin dan Natrolit, selain itu juga dapat dengan cara lain tanpa menggunakan mineral.4.2 Saran

Demi kelancaran dan pemahaman dalam mengamati kenampakkan mkroskopis mineral ada baiknya dilakukan penambahan mikroskop agar supaya praktikan dapat dengan fokus melakukan praktikum tanpa harus saling bergantian.

DAFTAR PUSTAKAIrfan Ria Ulva., 2006, Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik Jurusan

Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar.Graha Setia Doddy, Batuan dan Mineral, Bandung.www.mikroskop polarisasi.comKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

LAPORAN

PRAKTIKUM MINERAL OPTIK

ACARA I : PENGENALAN ALAT

OLEH : MOH. SYAIFUL

NO. MHS : D611 06 079

MAKASSAR

2011