acara 1

15
1 I. PENGENALAN ALAT, BEKERJA SECARA ASEPTIK, STERILISASI, DAN PEMBUATAN MEDIA A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Mikrobiologi yaitu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroorganisme. Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil sehingga yang mengamati diperlukan alat bantu berupa mikroskop. Praktikum mikrobiologi khususnya mikrobiologi pertanian, mikroorganisme yang akan digunakan terlebih dahulu ditumbuhkan dengan jumlah yang besar dalam keadaan steril, agar penelitian dapat tetap diulangi apabila terjadi kontaminasi pada prosesnya. Langkah awal untuk menumbuhkan mikroorganisme tentu saja adalah pembuatan media pertumbuhan yang baik dan benar dengan mengetahui kebutuhan dasar yang diperlukan mikroorganisme tersebut. Bekerja aseptik adalah bekerja secara steril. Hal tersebut sangatlah penting ketika sedang bekerja di dalam laboratorium, karena jika dalam praktikum terdapat bakteri, jamur atau virus, maka bahan praktikum akan terkontaminasi. Stererilisasi sendiri adalah proses mematikan organisme pada atau dalam suatu benda, sterilisasi bisa dilakukan

description

acara

Transcript of acara 1

Page 1: acara 1

1

I. PENGENALAN ALAT, BEKERJA SECARA ASEPTIK,

STERILISASI, DAN PEMBUATAN MEDIA

A.Pendahuluan

1. Latar Belakang

Mikrobiologi yaitu cabang ilmu biologi yang

mempelajari tentang mikroorganisme. Mikroorganisme

atau mikroba merupakan organisme yang berukuran

sangat kecil sehingga yang mengamati diperlukan alat

bantu berupa mikroskop. Praktikum mikrobiologi

khususnya mikrobiologi pertanian, mikroorganisme yang

akan digunakan terlebih dahulu ditumbuhkan dengan

jumlah yang besar dalam keadaan steril, agar penelitian

dapat tetap diulangi apabila terjadi kontaminasi pada

prosesnya. Langkah awal untuk menumbuhkan

mikroorganisme tentu saja adalah pembuatan media

pertumbuhan yang baik dan benar dengan mengetahui

kebutuhan dasar yang diperlukan mikroorganisme

tersebut.

Bekerja aseptik adalah bekerja secara steril. Hal

tersebut sangatlah penting ketika sedang bekerja di dalam

laboratorium, karena jika dalam praktikum terdapat

bakteri, jamur atau virus, maka bahan praktikum akan

terkontaminasi. Stererilisasi sendiri adalah proses

mematikan organisme pada atau dalam suatu benda,

sterilisasi bisa dilakukan dengan 3 cara, yaitu sterilisasi

mekanik, sterilisasi fisik, dan sterilisasi kimia.

Sebelum praktikum dimulai sangatlah penting untuk

keselamatan kerja saat melakukan penelitian maupun praktikum di

laboratorium.Alat-alat laboratorium dapat rusak atau bahkan berbahaya

apabila penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur.Adanya pengenalan

Page 2: acara 1

2

alat-alat praktikum ini, diharapkan dapat meminimalisir kesalahan dalam

pelaksanaan praktikum.

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas

campuran zat makanan (nutrient) yang berfungsi sebagai

tempat tumbuh mikrobia.Selain untuk menumbuhkan

mikorbia, medium dapat digunakan juga untuk isolasi,

memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan

perhitungan jumlah mikrobia.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum acara I Pengenalan Alat, Bekerja

Aseptik, Sterilisasi dan Pembuatan Media adalah sebagai

berikut :

a. Mengenal dan memahami jenis-jenis peralatan yang

digunakan pada laboratorium mikrobiologi dan cara

penggunaannya.

b. Memiliki keterampilan dasar bekerja secara aseptik.

c. Mampu mempraktekkan cara-cara sterilisasi alat-alat.

d. Mengetahui,memahami dan mampu mempraktekkan

cara pembuatan media dan fungsi dari masing-masing

media.

1

Page 3: acara 1

3

B. Tinjauan Pustaka

1. Pengenalan Alat dan Pembuatan Media

Pengenalan peralatan laboratorium sangatlah penting dilakukan

sebelum peserta didikmenggunakan peralatan laboratorium tersebut saat

melaksanakan praktikum. Pengenalan alat dilakukan agar dalam

pelaksanaan praktikum peserta didik telah mengetahui prinsip, cara kerja,

dan cara penggunaan peralatan laboratorium.Pengenalan alat ini

diharapkan dapat meminimalkan terjadinya kesalahan penggunaan dan

kecelakaan saat mengoperasikan peralatan laboratorium (Budi 2012).

Mikroskop adalah alat yang memungkinkan perbesaran citra

obyek untuk mengamati rincian dari obyek tersebut. Perkembangannya

mulai dari mikroskop optik yang menggunakan satu seri lensa gelas untuk

membelokkan gelombang cahaya tampak agar menghasilkan citra yang

diperbesar, mikroskop petrografik, mikroskop medan-gelap, mikroskop

rasa,mikroskop ultraviolet, mikroskop medan dekat dan mikroskop

elektron yang menggunakan berkas electron untuk mengiluminasi obyek.

Jenis mikroskop optic umumnlya tidak dapat membentuk citra yang lebih

kecil dari pada panjang gelombang cahaya yang digunakan, jadi kekuatan

perbesaran mikroskop optik dibatasi oleh panjang gelombang

cahaya.Elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih kecil

daripada panjang gelombang cahaya, jadi mikroskop elektron dapat

melihat struktur yang lebih kecil. Panjang gelombang cahaya tampak

terkecil adalah 4.000 angstroms, sedangkan panjang gelombang elektron

yang digunakan pada mikroskop elektron biasanya dalam orde angstrom

tergantung tegangan pemercepat yang digunakan (J. = .Ji5OlV). Dengan

mikroskop elektron dapat diperoleh perbesaran obyek dengan resolusi

tinggi sampai ratusan ribu kali dibandingkan mikroskop optic yang

maksimum hanya dua ribu kali perbesaran dengan rincian obyek kurang

terlihat dengan jelas. Daya pemisah yang besar pada mikroskop elektron

dapat diturunkan dari persamaan limit resolusi suatu lensa: D = 0,61), /(n

sin 8) (Syamsa 2000).

Page 4: acara 1

4

Laboratorium merupakan tempat berkembangnya ilmu

pengetahuan melalui berbagai penelitan dan percobaan.Kegiatan

penelitian/percobaan tentunya menggunakan bermacam-macam jenis alat

dan bahan kimia.Alat dan bahan kimia tersebut digunakan untuk

menunjang kegitannya.Beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti air,

gas, listrik dan almari asam tentunya alat, bahan kimia dan fasiltas

laboratorium beserta aktivitasnya sangat berpotensi dalam menimbulkan

terjadinya suatu kecelakaan (Ila, Winardi, dan Ika 2012)

Madium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran

nutrisi.Medium dipakai untuk menumbuhkan mikrobia. Selain untuk

menumbuhkan mikrobia, medium dapat digunakan pula untuk isolasi,

memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah

mikroba (Jutono 1973)

Media adalah suatu substansi yang terdiri dari campuran

zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan

perkembang biakan bakteri.' Menaikan tekanan osmose dan menjaga

keseimbangan fisikokhemis sel-sel bakteri yang tumbuh, kedalam media

harus ditambahkan NaCl. Wadah yang digunakan pada pembuatan

media dipakai alat-alat gelas dan stainless, sedangkan pH (derajat

keasaman) media bisa diukur dengan kertas penunjuk, pH meter dan zat

penunjuk. Untuk sterilisasi media dapat dilakukan dengan uap air panas

bertekanan (autoclave), uap air panas yang mengalir (steam) atau dengan

saringan Seitz EK, sedangkan alat-alat gelas disterilisasi dengan udara

panas kering (oven). Setiap batch media yang sudah dikontrol

sterilitasdan mutunya hams disimpan pada suhu 5°C_SoC, selama

belumltidak dipakai (Yusuf dan Sutarma 2002)

2. Bekerja Secara Aseptik

Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak

kerusakan.Pengendalian mikroorganisme ditujukan untuk mencegah

penyebaran penyakit, membasmi mikroorganisme pada inang, serta

mencegah pembusukan dan kerusakan bahan.Mikroorganisme dapat

Page 5: acara 1

5

dihambat atau dibunuh secara fisik dan kimia.Secara fisik melalui suhu,

tekanan, radiasi dan penyaringan, misalnya sterilisasi, pembakaran atau

sanitasi.Secara kimia melalui perubahan komposisi molekul misalnya

dengan senyawasenyawa fenolik, alkohol, klor, iodium dan etilen

oksida.Keefektifan zat antimicrobial tergantung konsentrasi, jumlah dan

jenis mikroorganisme, suhu, bahan organik terlarut dan pH

(Ari dan Santi 2001 dalam Pelczar dan Chan 1988).

Sumber kontaminasi dapat berasal dari berbagai tempat. Sumber

tersebut antara lain eksplan tumbuhan, organisme kecil yang masuk ke

dalam media, alat yang tidak steril dan lingkungan kerja yang kotor. Usaha

yang dapat dilakukan untuk mencegak kontaminasi yaitu harus dilakukan:

sterilisasi lingkungan kerja, alat-alat, media dan bahan tanaman

(Ari dan Santi 2001 dan Gunawan 1988).

3. Sterilisasi

Pengendalian mikroorganisme melalui perlakuan suhu tinggi pada

umumnya dilakukan dengan pasteurisasi atau sterilisasi. Pasteurisasi

adalah pemanasan dengan suhu di bawah 100 °C dan tidak akan

menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim secara sempurna. Dengan

demikian produk yang dipasteurisasi tidak akan bertahan lama bila tidak

disertai perlakuan pendinginan atau faktor proses lainnya seperti

perubahan aw dan pH. Sterilisasi adalah pemanasan yang dapat

menyebabkan inaktivasi mikroba dan enzim sehingga produk dapat tahan

lama (Doddi 2010).

Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap barang atau

barang di mana pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya

mikroorganisme hidup pada bahan/barang tersebut. Teknik sterilisasi

ruangan ada beberapa metode diantaranya adalah penyinaran, penyaringan

dan sterilisasi dengan bahan kimia atau gas (Kahar 2005).

Praktek sterilisasi alat-alat atau medium dapat dikerjakan dengan

beberapa cara. Yaitu secara mekanik (misalnya secara penyaringan),

secara kimia (misalnya dengan desinfektan) ataupun secara fisik (misalnya

Page 6: acara 1

6

dengan pemanasan, sinar ultra violet, sinar x dan lain-lain). Cara yang

dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat bahan yang disterilkan

(ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan : padat, cair atau

berbentuk gas) (Jutono 1973)

Page 7: acara 1

7

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat

Praktikum Mikrobiologi Pertanian acara 1

dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 15.15-

17.00 WIB bertempat di Laboratorium Biologi Tanah

Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Alat

a. Pengenalan Alat

1. Tanur

2. Kulkas

3. Oven

4. Incubator

5. Autoclave

6. Hot Plate Stirrer

7. Timbangan Analitik

8. Centrifuge

9. Mikroskop Stereo

10. Mikroskop Binokuler

11. Vortex

12. Shaker

13. Refrigerator

14. LAF (Laminator Air Flow)

15. Spatula

16. Lup

17. Pinset

18. Jarum Ose

19. Stirer

20. Dry Glasky

21. Kaca Preparat

22. De Glass

Page 8: acara 1

8

23. Hemasitometer

24. Bunsen

25. Saringan Tiga Tingkat

26. Erlenmeyer

27. Beker Glass

28. Gelas Ukur

29. Corong

30. Petridish

31. Labu Ukur

32. Mortal + Alu

33. Tabung Reaksi

34. Penjepit Tabung Reaksi

35. Mikropipet + Chip

36. Pipet Ukur

37. Bulp

38. Pipet Tetes

39. Hand Colony Counter

40. Sprayer

b. Bekerja Secara aseptic

1. Tabung Reaksi

2. Petridish

3. Bunsen

4. Sarung Tangan

5. Masker

6. Sprayer

7. Jarum Ose

c. Pembuatan Media

1. Timbangan analitik

2. Stirrer/pengaduk

3. Erlenmeyer

Page 9: acara 1

9

4. Beaker glass

5. Petridish

6. Kompor Gas/ hot plate stirrer

3. Bahan

a. Bekerja Secara Aseptik

1. Alcohol 70 %

2. Kapas Penyumbat

3. Koloni Bakteri Dalam Media

b. Sterilisasi Alat dan Medium

1. Aquades untuk mencuci alat

2. Kertas pembungkus

3. Karet

c. Pembuatan Media

1. Nutrient Agar (NA) : Beef extract 3,5 g, Peptone 5g,

Agar 15g, Aquades 1000ml, NaCl 5g

2. Potato Dextrose Agar (PDA) : Kentang 200-250 g,

dextrosa 10 g, Agar 15 -20 g, Aquades 1000ml

4. Cara Kerja

a. Pembuatan Nutrient Agar

(NA)

1) Menimbang komponen medium dengan

menggunakan timbangan analitik

2) Akuades sebanyak 100ml dibagi menjadi dua satu

bagian untuk melarutkan Beef extract dan peptone

dan sebagian lagi untuk melarutkan agar. Sebaiknya

air untuk melarutkan agar lebih banyak.

3) Melarutkan agar pada sebagian air tersebut dengan

mengaduk secara konstan dan member panas. Dapat

menggunakan kompor gas atau hot plate stirrer

(jangan sampai overheat, karena akan terbentuk

Page 10: acara 1

10

busa dan memuai sehingga tumpah)

4) Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk

melarutkan peptonedan beef extract, cukup dengan

pengadukan

5) Setelahnya keduanya larut, menuangkan larutan ke

larutan agar dan mengaduk sampai homogen.

6) Setelah itu menasukkan media ke dalam labu

Erlenmeyer dan mensterilisasi dengan autoklaf.

7) Menuang media steril ke cawan petri steril secara

aseptis.

b. Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)

1) Memotong kentang menjadi kecil-kecil

2) Menimbang komponen media dengan

menggunakan timbangan analitik

3) Merebus kentang dalam sebagian akuades tadi

selama 1-3 jam sampai lunak, kemudian mengambil

ekstraknya dengan menyaring dan memerasnya

menggunakan kertas saring lalu ditampung di

Beaker glass baru.

4) Melarutkan agar dengan stirrer dalam 50ml akuades,

lalu setelah larut dapat menambahkan Dextrosa dan

dihomogenkan lagi

5) Setelah semua larut, mencampur dan

mmenghomogenkan ekstrak kentang dan agar-

dekstrosa.

Page 11: acara 1

11