acara 1

15
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463 ACARA I PENGENALAN ALAT I. TUJUAN - Mahasiswa dapat mengenali dan menyebutkan bagian- bagian peralatan handasah. II. ALAT - Teodolit (T0, T100, dan RDS) - Waterpass - Kompas survey - Yallon - Baak Ukur - Kompas Geologi - Unting- Unting - Payung - Hagameter - Statif - Pita Ukur - Abney Level - Payung ‘ III. TINJAUAN PUSTAKA Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi mempelajari cara- cara pengukuran yang ada dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk berbagai keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada Pengenalan Alat

Transcript of acara 1

Page 1: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

ACARA I

PENGENALAN ALAT

I. TUJUAN

- Mahasiswa dapat mengenali dan menyebutkan bagian- bagian peralatan

handasah.

II.ALAT

- Teodolit (T0, T100, dan RDS)

- Waterpass

- Kompas survey

- Yallon

- Baak Ukur

- Kompas Geologi

- Unting- Unting

- Payung

- Hagameter

- Statif

- Pita Ukur

- Abney Level

- Payung ‘

III. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi mempelajari cara- cara

pengukuran yang ada dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk berbagai

keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif

sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan.

( Basuki.Slamet .2006)

Ilmu ukur tanah dikenal dengan istilah “ surveying” merupakan kegiatan

pertama kedudukan titik- titik atau penggambaran keadaan fisik yang terdapat di

permukaan bumi. Kegiatan ini meliputi pengukuran jarak, pengukuran sudut atau

arah, pengukuran beda tinggi, pengukuran tofografi, serta untuk menghitung luas

permukaan tanah. Dari data yang diperoleh selanjutnya dilakukan untuk

pengolahan data untuk penggambaran peta. (Sukwardjono, 1996)

Pengenalan Alat

Page 2: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

Ilmu ukur tanah adalah suatu tindakan untuk mendapatkan gambaran umum

dengan observasi dan pengukuran untuk menentukan batas- batas, ukuran, posisi,

jumlah, kondisi, nilai, dan sebagainya dari sesuatu misalnya permukaan tanah,

perkebunan, bagunan, pertanian , dan pertambangan dan lain lain. (Sukwardjono,

1996)

Ilmu ukur tanah bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari

bentuk- bentuk keruangan di permukaan bumi dengan jalan pengamatan dan

pengukuran serta menggambarkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut

keatas kertas gambar (bidang datar).

Tujuan, cakupan, lungkup dan wahana untuk penyajian tersebut berbeda-

beda, oleh karena nya disiplin dari surveying dapat digolongkan dalam beberapa

bidang studi, yaitu :

1. Survey geodesi

2. Survey permukaan tanah datar

a. Survey tofografi

b. Survey kadaster

c. Survey rekayasa

d. Survey tambang

3. Suryey hidrografi

4. Survey fotografi

5. Survey radargeometri

Survey geodesi meliputi penentuan bentuk dan ukuran bumi, medan gravitasi

dan pembuatan jaringan control pemetaan. Aktivitasnya disini juga dikembangkan

hingga beberapa hal tentang astronomi dan penentuan posisi dengan satelit.

Survey permukaan tanah datar meliputi pengukuran dalam areal yang terbatas

sehingga efek kelengkungan buminya dapat diabaikan dan perhitungannya dapat

langsung direferensikan pada bidang datar. Untuk itu titik –titik control yang

digunakan merupakan perapatan dari titik control geodesi, seperti halnya pada

ilmu ukur tanah dan survey rekayasa (bangunan, jembatan, terowongan,dll)

Survey kadaster adalah pengukuran untuk menentukan posisi batas – batas

pemilikan tanah (persil) ,pemetaan bidang- bidang tanah untuk pendaftaran ha

katas tanah dan untuk kepastian hukum pemilikan tanah (sertifikat), serta

pemetaan untuk pajak bumi dan bangunan (PBB) kadaster fisikal.

Pengenalan Alat

Page 3: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan sudut.

Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak mendatar (d) dan

beda tinggi (Ah). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, vertikal

dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang

datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang dirancang sedernikian rupa,

konstruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur

(Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di

permukaan burni digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk pengukuran

jarak dari suatu titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (Electronic

Distance Meter) dan dapat juga dengan Metoda Tachyrnetri.( Sukamto, 1992)

Tacheometer merupakan suatu alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh

peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara

optis, dengan juga dibantu oleh baak (staff) dengan berbagai bentuk sesuai dengan

jenis alat. Sebagai contoh adalah kompas survey, waterpass dan theodolite.

Kompas survey merupakan alat ukur tanah yang berfungsi mengukur sudut

(horizontal maupun vertikal) dan beda tinggi. Alat ini sebenarnya merupakan

gabungan dari kompas dan abney level. (Sukamto, 1992)

Ada tiga unsur dalam ilmu ukur tanah yang harus diukur di lapangan , yaitu :

jarak antara dua titik , beda tinggi, dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan

dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan pengukuran

secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setekah selesai

pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur dan abney level.

(Basuki.2006)

Untuk mengukur jarak dan beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan

ketelitian yang tinggi, digunakan alat ukur optis yang disebut dengan waterpass.

Waterpass ini terdiri dari sebuah teropong dengan garis bidik yang dapat dibuat

horizontal dengan bantuan sebuah niveau tabung. (Sukamto, 1992)

Teodolit mempunyai fungsi yang sama dengan waterpass yaitu mwngukur

jarak, sudut arah, dan beda tinggi. Bedanya theodolite memiliki dua sumbu yaitu

sumbu 1 vertikal dan sumbuh II sumbu horizontal. Dengan adanya sumbu

horizontal, garis bidik/ teropong dapat digerakkan pada bidang vertikal. Dengan

kata lain teodolit mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada waterpass.

(Sukwardjono, 1996)

Pada dasarnya alat teodolit dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (Sukamto, 1992)

Pengenalan Alat

Page 4: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

- Bagian atas

Bagian atas terdiri dari sumbu kedua atau sumbu horizontal, plat berbentuk

lingkaran vertikal. Lingkaran vertikal bersifat statis, tidak turut bergerak sesuai

dengan gerakan teropong pada sumbu kedua.

- Bagian tengah

Bagian tengah terdiri atas sumbu vertikal. Pada bagian ini terdapat plau atau

lungkaran horizontal berskala dengan sepasang kaki yang berfungsi untuk

menyangga sumbu kedua (sumbu mendatar). Sebuah niveau tabung terdapat pada

bagian ini untuk mengoreksi posisi sumbu I. Lingkaran horizontal akan berputar

mengikuti gerakan teropong I.

- Bagian bawah

Bagian bawah merupakan bagian yang statis yang terdiri atas tiga skrup

pendatar dan plat dasat. Plat dasar ini pada penggunaannya dihubungkan dengan

statif (kaki tiga). Sebuah niveau kotak melengkapi bagian ini untuk mengatur

posisi alat supaya tepat mendatar.

IV. METODOLOGI DAN DIAGRAM ALIR

Metodologi

1. Memperhatikan penjelasan tentang masing- masing alat oleh asisten.

2. Menganalisis persamaan dan perbedaan, kelebihan serta kelemahan dari

masing – masing alat.

3. Membuat sketsa serta bagian- bagian dari alat – alat yang digunakan

beserta keterangannya.

Pengenalan Alat

Page 5: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

Diagram Alir

Pengenalan Alat

Persiapan Alat yang akan dikenalkan

Mendengarkan penjelasan masing- masing alat dari asisten

Menganalisis masing- masing perbedaan dan persamaan , kelebihan dan kekurangan dari alat –

alat yng telah dijelaskan

Membuat sketsa dari masing- masing alat , fungsi, kekurangan dan kelebihan serta bagian-

bagian masing – masing alat

Membuat pembahasan dan menarik kesimpulan

Keterangan

Alur Kerja . : Input Proses Output

Page 6: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

V. HASIL PRAKTIKUM

1. Sketsa masing – masing alat disertai keterangan berupa fungsi, bagian-

bagian alat, kelebihan dan kekurangan. (Terlampir)

VI. PEMBAHASAN

Pengenalan alat- alat sangat penting sehingga fungsi dan bagian – bagian

alatnya dapat ditentukan dari setiap alat juga dapat menggunakan alat dalam

kegiatan ilmu ukur tanah serta tata caranya secara benar. Tata cara diantaranya

adalah mengeluarkan alat dari dalam tempatny, membawa alat saat dilapangan

dengan hati- hati hingga mengembalikan alat ke tempat semula. Perlakuan ini

dilakukan karena fungsi penting dari alat itu sendiri serta mahalnya harga alat- alat

tersebut.

Alat ukur lapangan yang diperkenalkan diantaranya teodolit (T0, T100, RDS),

kompas survey, waterpass, abney level, baak ukur, statif, pita ukur, yallon, kompas

geologi,hagameter, unting- unting dan payung. Semua alat – alat tersebut dapat

diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu alat ukur optis dan non-optis. Alat ukur

optis yaitu alat ukur yang menggunakan lensa yaitu teodolit, waterpass, abney

level, haga meter, kompas dan kompas survey. Sedangkan alat non-optis

diantaranya pita ukur, yallon, statif, payung, unting-unting, baak ukur.

Penguaasaan alat dalam pengukuran sangat penting, karena hal ini sangat

berdampak pada hasil pembacaan alat tersebut. Disampingkan pemakaian alat ini

juga diperlukan kehati-hatian dalam menggunakannya, karena sebagian alat – alat

ini sangat rentan terhadap cuaca dan rawan kerusakan. Cuaca panas sangat

berpengaruh pada alat- alat optis yang memiliki tabung niveau. Oleh karena itu

payung sangat memiliki peran penting dalam melindungi tabung niveau agar tidak

pecah. Karena dalam tabung niveau ini terdapat cairan zat ether yang mudah

memuai jika terkena panas. Disamping itu payung tidak hanya melindungi alat dari

panas matahari juga untuk melindungi dari hujan, karena tetesan hujan dan juga

embun yang menempel pada lensa alat dapat menyebabkan pengukuran menjadi

tidak akurat.

Abney level berfungsi untuk menentukan arah vertikal, dan juga untuk

mengukur kemiringan lereng. Abney level ini termasuk alat optis karena cara

Pengenalan Alat

Page 7: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

kerjanya mnggunakan system optis yang memakai lensa pembidik (teropong). Jika

membidik lereng dengan teropong bidik maka nilainya dapat diketahui dari

pembacaan skala vernier (skala geser) yang di dukung oleh tabung niveau. Satuan

kemiringan lereng dengan mengunakan abney level ini berupa (º dan %)

Kelemahan dari abney level ini adalah kurang teliti karena tidak semua orang bisa

mengarahkan gelembung tabung viveau berada pada posisi ditengah- tengah, hal

ini mengakibatkan ketidaktelitian dalam pembacaan alat. Akan tetapi jika

gelembung niveaunya berada tepat ditengah-tengah maka dalam pembacaannya

cukup teliti meskipun tidak seteliti ala pengukur sudut lainnya.

Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi akan tetapi tidak sejauh

teodolit. Waterpass ini digunakan untuk mengukur sudut horizontal, oleh karena

itu alat waterpass ini lebih optimal jika menggunakannya pada kemiringan lereng

yang termasuk datar- landai, hal ini dikarenakan dalam pengukurannya lebih

simple sehingga dalam pengolahan datanya lebih mudah. System kerja waterpass

ini menggunakan prinsip kedataran horizontal tetapi tidak dapat mengukur sudut

vertikal, penggunaan waterpas menggunakan keterbatasan yaitu menghasilkan

pembacaan yang terbalik.

Statif berfungsi untuk menopang alat ( waterpass/teodolit) agar tidak terjatuh

dan tetap pada posisi bidang horizontal. Sedangkan baak ukur digunakan untuk

pembacaan pengamatan melalui benang stadia pada teropong. Kondisi alat sangat

penting pada saat penggunaan pita ukur dan yallon. Artinya angka- angka pada pita

ukur jangan sampai tergores ataupun hilang karena dapat menyebabkan

pengukuran yang tidak akurat, sementara pada penggunaan yallon yang perlu

diperhatikan posisi yallon jangan sampai miring/ bengkok.

Kompas survey digunakan untuk mengukur sudut horizontal jurusan, sudut

vertikal , dan perbedaan tinggi. Pada dasarnya fungsi dari kompas survey ini

hampir sama dengan teodolit. Akan tetapi kompas survey ini lebih menghitung

sudut vertikal. Disamping itu pembacaan pada kompas survey ini pada pembacaan

vernier (skala graduasi geser). Sedangkan pada teodolit melalui system optis

mikroskopis dalam. System kerja kompas ini dengan menggunakan prinsip jarum

magnetis. Oleh Karena itu benda yang memiliki sifat logam seperti besi dan juga

sifat listrik dapat mempengaruhi ketelitian alat karena dapat menyebabkan atraksi

Pengenalan Alat

Page 8: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

local. Pengarih dari atraksi local ini adalah selisih antara forward bearing dan back

bearing tidak sama dengan 180º.

Teodolite T0 dapat menentukan azimuth suatu objek suatu objek secara

otomatis. theodolite ini sudah dilengkapi lensa pembalik sehingga tampilan objek

pada teropong tidak terbalik yang memudahkan dalam membidik suatu titik.

Berbeda dengan teodolit RDS penggunaan nya hampis sama akan tetapi dalam

menentukan arah azimuth harus disesuaikan dulu dengan arah kompas.

Keunggulan dari alat ini adalah untuk pengukuran sudut horizontal dari kedetilan

skala pembacaan pada mikro meter RDS lebih teliti dibandingkan T0. Teodolit T0

merupakan teodolit yang digunakan secara manual .Sedangkan teodolit T100

penggunaanya sudah mulai secara digital. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

ketelitian teodolit T100 lebih akurat dibandingkan dengan teodolit T0. Dalam

perhitungan data dikatakan benar jika alat yang digunakan dalam pembacaannya

diusahakan sedetil mungkin agar data yang diperoleh akurat.

VII. KESIMPULAN

1. Alat- alat yang digunakan antara lain teodolit (T0, T100 dan RDS),

waterpass, kompas geologi, baak ukur, yallon, pita ukur, kompas survey,

abney level, payung dan unting- unting.

2. Masing-masing alat memiliki karekteristik dan kegunaan masing-masing.

3. Theodolite berfungsi untuk mencari sudut horizontal (azimuth) dan sudut

vertikal, dan pembacaan alat (Ca, Ct, Cb) sehingga dapat digunakan untuk

mengukur jarak, sudut arah, beda tinggi.

4. Abney level merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur sudut

kemiringan objek terhadap bidang horizontal atau mengukur beda tinggi.

5. Kelebihan dari kompas survey adalah dapat mengukur objek dengan sudut

lebih kurang dari (90º), kelemahannya yaitu pada pengaruh atraksi local

yang kuat, jika dekat dengan logam yang mempengaruhi kompas.

6. Keunggulan dari waterpass dapat menghitung dua jarak selain jarak

horizontal , kelemahannya yaitu tidak dapat mengukur sudut vertikal.

7. Yallon dapat digunaakan untuk menentukan titik sementara.

8. Statif digunakan sebagai penunjang alat, sedangkan baak ukur mempunyai

fungsi untuk penanda titik yang diamati dan untuk membantu pengukuran

Pengenalan Alat

Page 9: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

saat menentukan beda tinggi sedangkan pita ukur berfungsi untuk

mengukur jarak secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Slamet. 2006 . “Ilmu Ukur Tanah”. Yogyakarta : Universitas Gadjah

Mada

Sukamto, 1992. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Lembaga Pendidikan

Perkebunan.

Sukwardjono, 1996. Dasar- Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Fakultas

Geografi Universitas Gadjah Mada.

Pengenalan Alat

Page 10: acara 1

Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463

LAMPIRAN

Pengenalan Alat