acara 1
-
Upload
rukiya-sri-rayati -
Category
Documents
-
view
87 -
download
5
Transcript of acara 1
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
ACARA I
PENGENALAN ALAT
I. TUJUAN
- Mahasiswa dapat mengenali dan menyebutkan bagian- bagian peralatan
handasah.
II.ALAT
- Teodolit (T0, T100, dan RDS)
- Waterpass
- Kompas survey
- Yallon
- Baak Ukur
- Kompas Geologi
- Unting- Unting
- Payung
- Hagameter
- Statif
- Pita Ukur
- Abney Level
- Payung ‘
III. TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi mempelajari cara- cara
pengukuran yang ada dipermukaan bumi dan dibawah tanah untuk berbagai
keperluan seperti pemetaan dan penentuan posisi relatif pada daerah yang relatif
sempit sehingga unsur kelengkungan permukaan bumi dapat diabaikan.
( Basuki.Slamet .2006)
Ilmu ukur tanah dikenal dengan istilah “ surveying” merupakan kegiatan
pertama kedudukan titik- titik atau penggambaran keadaan fisik yang terdapat di
permukaan bumi. Kegiatan ini meliputi pengukuran jarak, pengukuran sudut atau
arah, pengukuran beda tinggi, pengukuran tofografi, serta untuk menghitung luas
permukaan tanah. Dari data yang diperoleh selanjutnya dilakukan untuk
pengolahan data untuk penggambaran peta. (Sukwardjono, 1996)
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
Ilmu ukur tanah adalah suatu tindakan untuk mendapatkan gambaran umum
dengan observasi dan pengukuran untuk menentukan batas- batas, ukuran, posisi,
jumlah, kondisi, nilai, dan sebagainya dari sesuatu misalnya permukaan tanah,
perkebunan, bagunan, pertanian , dan pertambangan dan lain lain. (Sukwardjono,
1996)
Ilmu ukur tanah bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari
bentuk- bentuk keruangan di permukaan bumi dengan jalan pengamatan dan
pengukuran serta menggambarkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut
keatas kertas gambar (bidang datar).
Tujuan, cakupan, lungkup dan wahana untuk penyajian tersebut berbeda-
beda, oleh karena nya disiplin dari surveying dapat digolongkan dalam beberapa
bidang studi, yaitu :
1. Survey geodesi
2. Survey permukaan tanah datar
a. Survey tofografi
b. Survey kadaster
c. Survey rekayasa
d. Survey tambang
3. Suryey hidrografi
4. Survey fotografi
5. Survey radargeometri
Survey geodesi meliputi penentuan bentuk dan ukuran bumi, medan gravitasi
dan pembuatan jaringan control pemetaan. Aktivitasnya disini juga dikembangkan
hingga beberapa hal tentang astronomi dan penentuan posisi dengan satelit.
Survey permukaan tanah datar meliputi pengukuran dalam areal yang terbatas
sehingga efek kelengkungan buminya dapat diabaikan dan perhitungannya dapat
langsung direferensikan pada bidang datar. Untuk itu titik –titik control yang
digunakan merupakan perapatan dari titik control geodesi, seperti halnya pada
ilmu ukur tanah dan survey rekayasa (bangunan, jembatan, terowongan,dll)
Survey kadaster adalah pengukuran untuk menentukan posisi batas – batas
pemilikan tanah (persil) ,pemetaan bidang- bidang tanah untuk pendaftaran ha
katas tanah dan untuk kepastian hukum pemilikan tanah (sertifikat), serta
pemetaan untuk pajak bumi dan bangunan (PBB) kadaster fisikal.
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
Pada pengukuran terdapat dua jenis unsur pengukuran, yaitu jarak dan sudut.
Selanjutnya unsur jarak dapat dibagi dua pula, yaitu unsur jarak mendatar (d) dan
beda tinggi (Ah). Sedangkan unsur sudut dibagi menjadi sudut horizontal, vertikal
dan jurusan. Sudut ini berperan penting dalam kerangka dasar pemetaan yang
datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang dirancang sedernikian rupa,
konstruksinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur
(Theodolite). Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di
permukaan burni digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk pengukuran
jarak dari suatu titik ke titik lain dapat digunakan pita ukur, EDM (Electronic
Distance Meter) dan dapat juga dengan Metoda Tachyrnetri.( Sukamto, 1992)
Tacheometer merupakan suatu alat pengukuran cepat yang dilengkapi oleh
peralatan optis, misalnya lensa sehingga dapat melakukan pengukuran secara
optis, dengan juga dibantu oleh baak (staff) dengan berbagai bentuk sesuai dengan
jenis alat. Sebagai contoh adalah kompas survey, waterpass dan theodolite.
Kompas survey merupakan alat ukur tanah yang berfungsi mengukur sudut
(horizontal maupun vertikal) dan beda tinggi. Alat ini sebenarnya merupakan
gabungan dari kompas dan abney level. (Sukamto, 1992)
Ada tiga unsur dalam ilmu ukur tanah yang harus diukur di lapangan , yaitu :
jarak antara dua titik , beda tinggi, dan sudut arah. Pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan alat ukur sederhana sering disebut pula dengan pengukuran
secara langsung karena hasilnya dapat diketahui sesaat setekah selesai
pengukuran. Sebagai contoh alat tersebut adalah pita ukur dan abney level.
(Basuki.2006)
Untuk mengukur jarak dan beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan
ketelitian yang tinggi, digunakan alat ukur optis yang disebut dengan waterpass.
Waterpass ini terdiri dari sebuah teropong dengan garis bidik yang dapat dibuat
horizontal dengan bantuan sebuah niveau tabung. (Sukamto, 1992)
Teodolit mempunyai fungsi yang sama dengan waterpass yaitu mwngukur
jarak, sudut arah, dan beda tinggi. Bedanya theodolite memiliki dua sumbu yaitu
sumbu 1 vertikal dan sumbuh II sumbu horizontal. Dengan adanya sumbu
horizontal, garis bidik/ teropong dapat digerakkan pada bidang vertikal. Dengan
kata lain teodolit mempunyai jangkauan yang lebih luas daripada waterpass.
(Sukwardjono, 1996)
Pada dasarnya alat teodolit dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (Sukamto, 1992)
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
- Bagian atas
Bagian atas terdiri dari sumbu kedua atau sumbu horizontal, plat berbentuk
lingkaran vertikal. Lingkaran vertikal bersifat statis, tidak turut bergerak sesuai
dengan gerakan teropong pada sumbu kedua.
- Bagian tengah
Bagian tengah terdiri atas sumbu vertikal. Pada bagian ini terdapat plau atau
lungkaran horizontal berskala dengan sepasang kaki yang berfungsi untuk
menyangga sumbu kedua (sumbu mendatar). Sebuah niveau tabung terdapat pada
bagian ini untuk mengoreksi posisi sumbu I. Lingkaran horizontal akan berputar
mengikuti gerakan teropong I.
- Bagian bawah
Bagian bawah merupakan bagian yang statis yang terdiri atas tiga skrup
pendatar dan plat dasat. Plat dasar ini pada penggunaannya dihubungkan dengan
statif (kaki tiga). Sebuah niveau kotak melengkapi bagian ini untuk mengatur
posisi alat supaya tepat mendatar.
IV. METODOLOGI DAN DIAGRAM ALIR
Metodologi
1. Memperhatikan penjelasan tentang masing- masing alat oleh asisten.
2. Menganalisis persamaan dan perbedaan, kelebihan serta kelemahan dari
masing – masing alat.
3. Membuat sketsa serta bagian- bagian dari alat – alat yang digunakan
beserta keterangannya.
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
Diagram Alir
Pengenalan Alat
Persiapan Alat yang akan dikenalkan
Mendengarkan penjelasan masing- masing alat dari asisten
Menganalisis masing- masing perbedaan dan persamaan , kelebihan dan kekurangan dari alat –
alat yng telah dijelaskan
Membuat sketsa dari masing- masing alat , fungsi, kekurangan dan kelebihan serta bagian-
bagian masing – masing alat
Membuat pembahasan dan menarik kesimpulan
Keterangan
Alur Kerja . : Input Proses Output
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Sketsa masing – masing alat disertai keterangan berupa fungsi, bagian-
bagian alat, kelebihan dan kekurangan. (Terlampir)
VI. PEMBAHASAN
Pengenalan alat- alat sangat penting sehingga fungsi dan bagian – bagian
alatnya dapat ditentukan dari setiap alat juga dapat menggunakan alat dalam
kegiatan ilmu ukur tanah serta tata caranya secara benar. Tata cara diantaranya
adalah mengeluarkan alat dari dalam tempatny, membawa alat saat dilapangan
dengan hati- hati hingga mengembalikan alat ke tempat semula. Perlakuan ini
dilakukan karena fungsi penting dari alat itu sendiri serta mahalnya harga alat- alat
tersebut.
Alat ukur lapangan yang diperkenalkan diantaranya teodolit (T0, T100, RDS),
kompas survey, waterpass, abney level, baak ukur, statif, pita ukur, yallon, kompas
geologi,hagameter, unting- unting dan payung. Semua alat – alat tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu alat ukur optis dan non-optis. Alat ukur
optis yaitu alat ukur yang menggunakan lensa yaitu teodolit, waterpass, abney
level, haga meter, kompas dan kompas survey. Sedangkan alat non-optis
diantaranya pita ukur, yallon, statif, payung, unting-unting, baak ukur.
Penguaasaan alat dalam pengukuran sangat penting, karena hal ini sangat
berdampak pada hasil pembacaan alat tersebut. Disampingkan pemakaian alat ini
juga diperlukan kehati-hatian dalam menggunakannya, karena sebagian alat – alat
ini sangat rentan terhadap cuaca dan rawan kerusakan. Cuaca panas sangat
berpengaruh pada alat- alat optis yang memiliki tabung niveau. Oleh karena itu
payung sangat memiliki peran penting dalam melindungi tabung niveau agar tidak
pecah. Karena dalam tabung niveau ini terdapat cairan zat ether yang mudah
memuai jika terkena panas. Disamping itu payung tidak hanya melindungi alat dari
panas matahari juga untuk melindungi dari hujan, karena tetesan hujan dan juga
embun yang menempel pada lensa alat dapat menyebabkan pengukuran menjadi
tidak akurat.
Abney level berfungsi untuk menentukan arah vertikal, dan juga untuk
mengukur kemiringan lereng. Abney level ini termasuk alat optis karena cara
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
kerjanya mnggunakan system optis yang memakai lensa pembidik (teropong). Jika
membidik lereng dengan teropong bidik maka nilainya dapat diketahui dari
pembacaan skala vernier (skala geser) yang di dukung oleh tabung niveau. Satuan
kemiringan lereng dengan mengunakan abney level ini berupa (º dan %)
Kelemahan dari abney level ini adalah kurang teliti karena tidak semua orang bisa
mengarahkan gelembung tabung viveau berada pada posisi ditengah- tengah, hal
ini mengakibatkan ketidaktelitian dalam pembacaan alat. Akan tetapi jika
gelembung niveaunya berada tepat ditengah-tengah maka dalam pembacaannya
cukup teliti meskipun tidak seteliti ala pengukur sudut lainnya.
Waterpass digunakan untuk mengukur beda tinggi akan tetapi tidak sejauh
teodolit. Waterpass ini digunakan untuk mengukur sudut horizontal, oleh karena
itu alat waterpass ini lebih optimal jika menggunakannya pada kemiringan lereng
yang termasuk datar- landai, hal ini dikarenakan dalam pengukurannya lebih
simple sehingga dalam pengolahan datanya lebih mudah. System kerja waterpass
ini menggunakan prinsip kedataran horizontal tetapi tidak dapat mengukur sudut
vertikal, penggunaan waterpas menggunakan keterbatasan yaitu menghasilkan
pembacaan yang terbalik.
Statif berfungsi untuk menopang alat ( waterpass/teodolit) agar tidak terjatuh
dan tetap pada posisi bidang horizontal. Sedangkan baak ukur digunakan untuk
pembacaan pengamatan melalui benang stadia pada teropong. Kondisi alat sangat
penting pada saat penggunaan pita ukur dan yallon. Artinya angka- angka pada pita
ukur jangan sampai tergores ataupun hilang karena dapat menyebabkan
pengukuran yang tidak akurat, sementara pada penggunaan yallon yang perlu
diperhatikan posisi yallon jangan sampai miring/ bengkok.
Kompas survey digunakan untuk mengukur sudut horizontal jurusan, sudut
vertikal , dan perbedaan tinggi. Pada dasarnya fungsi dari kompas survey ini
hampir sama dengan teodolit. Akan tetapi kompas survey ini lebih menghitung
sudut vertikal. Disamping itu pembacaan pada kompas survey ini pada pembacaan
vernier (skala graduasi geser). Sedangkan pada teodolit melalui system optis
mikroskopis dalam. System kerja kompas ini dengan menggunakan prinsip jarum
magnetis. Oleh Karena itu benda yang memiliki sifat logam seperti besi dan juga
sifat listrik dapat mempengaruhi ketelitian alat karena dapat menyebabkan atraksi
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
local. Pengarih dari atraksi local ini adalah selisih antara forward bearing dan back
bearing tidak sama dengan 180º.
Teodolite T0 dapat menentukan azimuth suatu objek suatu objek secara
otomatis. theodolite ini sudah dilengkapi lensa pembalik sehingga tampilan objek
pada teropong tidak terbalik yang memudahkan dalam membidik suatu titik.
Berbeda dengan teodolit RDS penggunaan nya hampis sama akan tetapi dalam
menentukan arah azimuth harus disesuaikan dulu dengan arah kompas.
Keunggulan dari alat ini adalah untuk pengukuran sudut horizontal dari kedetilan
skala pembacaan pada mikro meter RDS lebih teliti dibandingkan T0. Teodolit T0
merupakan teodolit yang digunakan secara manual .Sedangkan teodolit T100
penggunaanya sudah mulai secara digital. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
ketelitian teodolit T100 lebih akurat dibandingkan dengan teodolit T0. Dalam
perhitungan data dikatakan benar jika alat yang digunakan dalam pembacaannya
diusahakan sedetil mungkin agar data yang diperoleh akurat.
VII. KESIMPULAN
1. Alat- alat yang digunakan antara lain teodolit (T0, T100 dan RDS),
waterpass, kompas geologi, baak ukur, yallon, pita ukur, kompas survey,
abney level, payung dan unting- unting.
2. Masing-masing alat memiliki karekteristik dan kegunaan masing-masing.
3. Theodolite berfungsi untuk mencari sudut horizontal (azimuth) dan sudut
vertikal, dan pembacaan alat (Ca, Ct, Cb) sehingga dapat digunakan untuk
mengukur jarak, sudut arah, beda tinggi.
4. Abney level merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur sudut
kemiringan objek terhadap bidang horizontal atau mengukur beda tinggi.
5. Kelebihan dari kompas survey adalah dapat mengukur objek dengan sudut
lebih kurang dari (90º), kelemahannya yaitu pada pengaruh atraksi local
yang kuat, jika dekat dengan logam yang mempengaruhi kompas.
6. Keunggulan dari waterpass dapat menghitung dua jarak selain jarak
horizontal , kelemahannya yaitu tidak dapat mengukur sudut vertikal.
7. Yallon dapat digunaakan untuk menentukan titik sementara.
8. Statif digunakan sebagai penunjang alat, sedangkan baak ukur mempunyai
fungsi untuk penanda titik yang diamati dan untuk membantu pengukuran
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
saat menentukan beda tinggi sedangkan pita ukur berfungsi untuk
mengukur jarak secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Slamet. 2006 . “Ilmu Ukur Tanah”. Yogyakarta : Universitas Gadjah
Mada
Sukamto, 1992. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Lembaga Pendidikan
Perkebunan.
Sukwardjono, 1996. Dasar- Dasar Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta : Fakultas
Geografi Universitas Gadjah Mada.
Pengenalan Alat
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah Acara I Rukiyya Sri Rayati Harahap 12/334353/GE/07463
LAMPIRAN
Pengenalan Alat