Abstrak
description
Transcript of Abstrak
ABSTRAK
Air Minum Dalam Kemasan disebut juga AMDK. Keberadaan air sebagai air minum dalam kemasan (amdk) sangat menunjang kehidupan manusia. Tujuan diadakan analisis mutu terhadap AMDK yaitu untuk mengetahui kelayakan suatu AMDK sebagai bahan konsumsi. Beberapa parameter yang diperiksa berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-3553-2006 mengenai air minum dalam kemasan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) yaitu parameter fisika yang meliputi bau, rasa, kekeruhan dan warna, parameter kimia yang meliputi zat yang terlarut, zat organik (angka KMnO4), nitrat, nitrit, ammonium, sulfat, klorida, fluorida, sianida, besi, mangan, klor bebas, dan cemaran logam serta mikroorganisme. Metode analisis produk meliputi keadaan menunjukkan kisaran normal dengan pengamatan secara organoleptik, kadar zat terlarut 138 mg/L cara gravimetri dengan saringan miliphore, kadar zat organik 9,5685 mg/L, kadar klorida 1,3046 mg/L cara volumteri, kadar fluorida 0,54 mg/L, ammonium 0,006 mg/L, sianida <0,001 mg/L, nitrat 2,4531 mg/L, nitrit dan sulfat yang tidak terdeteksi cara spektrofotometri. Hasil untuk kadar cemaran logam Fe, Mn, Cr, Cu, Cd, Hg sesuai standar dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Angka Lempeng Total <1,0x102
koloni/mL karena pada tiap petri tidak ditumbuhi koloni. Hasil negatif untuk bakteri bentuk coli, Pseudomonas aeruginosa, dan Salmonella. Sesuai hasil analisis terdapat dua parameter yang tidak sesuai dengan standar, sedangkan parameter lain sudah sesuai dengan standar. Disarankan untuk analisis yang akan dilakukan mendatang , sebaiknya sampel yang akan dianalisis harus dalam keadaan tersegel sampai dilakukan analisis. Hal ini bertujuan untuk meminimalisasi kontaminan yang berasal dari luar produk.
PENDAHULUAN
Peranan air murni dan alami di zaman yang semakin maju seperti
sekarang ini sangatlah penting. Semua mahkluk hidup membutuhkan air
untuk kelangsungan hidupnya, terlebih manusia. Pada umumnya 60%-
70% berat tubuh manusia adalah air. Begitu pentingnya peranan air dalam
menunjang kegiatan manusia, oleh karena itu kehadiran air minum dalam
kemasan sebagai salah satu alternatif solusi persediaan air minum yang
higienis, praktis dan ekonomis.
Pada kenyataannya berbagai faktor juga dapat memengaruhi
kehigienisan dari air minum dalam kemasan tersebut. Produk air minum
dalam kemasan yang beredar di pasaran tidak semuanya sesuai dengan
standar yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional. Salah satu
merek terkemuka di antara air minum dalam kemasan lainnya adalah
merek A, produk ini sudah dijamin mutunya karena disesuaikan dengan
SNI No. 01-3553-2006 mengenai Air Minum Dalam Kemasan. Air minum
dengan merek tersebut sudah dianggap sebagai produk andalan oleh
masyarakat karena higienis, praktis, dan ekonomis.
Pengujian mutu air minum dalam kemasan ini dimaksudkan untuk
mengetahui mutu produk yang dianalisis yang diperjualbelikan di tempat
umum seperti stasiun dan terminal yang dikhawatirkan banyak dipalsukan
lewat penyuntikan bawah kemasan. Mutu air minum dalam kemasan
mencakup kandungan zat yang dapat membahayakan kesehatan
konsumen dalam batas maksimal. Hal ini
METODE ANALISIS
A. Parameter Fisika
1. Warna
Pemeriksaan warna ditentukan dengan pengamatan secara visual
pada warna tampak larutan contoh menggunakan indera sebagai
alat pengamatan.
2. Keadaan bau dan rasa
Adanya zat terlarut dan pembusukan akan memberikan rasa dan
bau pada air dan dapat ditentukan secara organoleptik.
3. Kekeruhan
Membandingkan intensitas cahaya dari contoh dengan intensitas
cahaya dari suspensi standar dengan turbidimeter dalam satuan
NTU (Nephelometric Turbidimeter Unit).
4. Zat padat terlarut
Contoh yang sudah diaduk sempurna, diuapkan, ditimbang, dan
dikeringkan sampai bobot tetap dalam oven 180oC. Penambahan
bobot dalam pinggan menunjukkan junlah zat yang terlarut.
B. Parameter Kimia
1. pH
Metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion
hidrogen dengan menggunakan metode pengukuran secara
potensiometri dengan elektroda gelas hidrogen sebagai standar
primer dan elektroda kalomel perak klorida sebagai pembanding.
2. Zat Organik (angka KMnO4 )
Zat organik di dalam air dioksidasikan oleh KMnO4, sisa KMnO4
direduksi oleh asam oksalat. Kelebihan asam oksalat dititar kembali
oleh KMnO4 sampai merah muda.
3. Klor bebas (Cl2)
Dalam suasana asam asetat glasial (pH 3-4) klorin akan
mengoksidasikan kalium iodida menjadi iodin. Jumlah I2 yang
dilepaskan dititar dengan larutan Na-tio sulfat (Na2S2O3) dan
ditambahkan kanji sebagai indikator.
4. Klorida
Dalam larutan netral atau sedikit alkali, kalium kromat dapat
menunjukkan titik akhir pada penitaran klorida dengan AgNO3. Perak
klorida diendapkan seluruhnya sebelum terbentuk perak kromat,
AgCrO4 yang berwarna kuning kemerahan.
5. Nitrat
Penambahan sejumlah larutan HCl ke dalam larutan yang
mengandung ion nitrat menyebabkan perubahan pada spektrum
absorpsi nitrat yang dapat diukur dengan spektrofotometer ultraviolet
pada panjang gelombang 220 nm.
6. Nitrit
Pengukuran konsentrasi NO2- berdasarkan pembentukan warna
merah yang terjadi bila nitrit bereaksi dengan asam sulfanilamida
dan naftilamin yang merupakan reaksi diazotisasi yang lambat
sehingga dilakukan pengocokan. Warna yang dihasilkan diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 520 nm.
7. Ammonium
Pereaksi Nessler (K2HgI4) dalam suasana basa kuat dengan
Nitrogen ammonia (N-NH3) yang terdapat dalam contoh membentuk
senyawa rangkai berwarna kuning yang sebanding dengan kadar
ammonia dan diperiksa dengan warna standar amonia yang
diperiksa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420
nm.
8. Sulfat
Ion sulfat diendapkan dalam suasan asam dengan barium klorida
(BaCl2) membentuk barium sulfat (BaSO4). Absorbansi dari suspensi
BaSO4 diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
420 nm.
9. Sianida
Sianida bebas diubah menjadi sianogen klorida (CNCl) dengan
penambahan kloramin-T pada pH kurang dari 8 dan direaksikan
dengan pereaksi asam barbiurat-piridin sehingga menghasilkan
warna merah kebiru-biruan. Warna tersebut dibaca pada gelombang
578 nm.
10. Fluorida
Metode kolorimetrik SPADNS berdasarkan reaksi fluorida
penyerapan warna zirkonium. Fluorida bereaksi dengan penyerapan
warna zirkonium membentuk anion kompleks yang tidak berwarna
yaitu ZrF6- .
11. Logam Fe, Mn, Pb, Cu, Cd, Cr, dan Hg
Analisis cemaran logam dengan spektrofotometer serapan atom
berdasarkan pada proses peneyrapan energi radiasi oleh atom-atom
yang berbeda-beda pada tingkat tenaga dasar.
C. Parameter Bakteriologi
1. Angka Lempeng Total
Penetapan dilakukan dengan menggunakan media plate count agar
yang dituangkan ke dalam pinggan petri yang telah berisi contoh.
Koloni dalam petri dapat diketahui dengan menghitung jumlah koloni
dalam suatu contoh yang diperiksa.
2. Jumlah Bakteri Betuk Coli
Penetapan dilakukan dengan media BGBB (Brilliant Green Bille
Broth). Preparasi contoh dilakukan dengan penyaringan oleh
saringan miliphore lalu diletakkan pada media yang telah membeku.
3. Penetapan Jumlah Salmonella
Penetapan dilakukan dengan media brilliant green agar (BGA).
Preparasi contoh dilakukan dengan penyaringan oleh saringan
miliphore lalu diletakkan pada media yang telah membeku.
4. Penentapan Jumlah Pseudomonas aeruginosa
Penetapan dilakukan dengan media centrimide agar. Preparasi
contoh dilakukan dengan penyaringan oleh saringan miliphore lalu
diletakkan pada media yang telah membeku.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil analisis kimia, fisika, dan instrumen terhadap contoh AMDK
dapat dilihat tabel hasil analisis, dengan pembanding SNI No. 01-3553-
2006 (AMDK).
Tabel 1. Perbandingan hasil analisis dan standar
N
o
ParameterSatuan Standar Hasil
1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau
2 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa
3 Warna - Tidak berwarna
4 pH - 6,0-8,5 6,5
5 Kekeruhan NTU maks.1,5 1,0
6 Zat yang terlarut mg/L maks.500 138
7 Zat organik
(angka KMnO4)mg/L maks. 1,0 9,5685
8 Nitrat (NO3) mg/L maks.45 2,4531
9 Nitrit (NO2) mg/L maks.0,005 ttd
10 Ammonium
(NH4)mg/L maks.0,15 0,006
11 Sulfat (SO4) mg/L maks.200 ttd
12 Klorida (Cl) mg/L maks.250 1,3046
13 Fluorida (F) mg/L maks.1 0,54
14 Sianida (CN) mg/L maks.0,05 <0,001
15 Besi (Fe) mg/L maks.0,1 ttd
16 Mangan (Mn) mg/L maks. 0,05 ttd
17 Klor bebas (Cl2) mg/L maks.0,1 ttd
18 Kromium (Cr) mg/L maks. 0,05 ttd
19 Timbal (Pb) mg/L maks.0,05 0,1129
20 Tembaga (Cu) mg/L maks.0,5 ttd
21 Kadmium (Cd) mg/L maks.0,003 ttd
22 Raksa (Hg) mg/L maks. 0,001 7,51x10-4
23 Angka Lempeng
TotalKoloni/ml maks. 1,0 x 102 < 1,0x102
24 Bakteri bentuk
coliAPM/100ml <2 <2
25 Salmonella Negatif/100ml (-) negatif
26 Pseudomonas
aeruginosaKoloni/ml Nol Nol
ttd= tidak terdeteksi (di bawah nol)
Hasil analisis terhadap cemaran logam rata-rata menunjukkan nilai
tidak terdeteksi karena jauh lebih kecil dari standar, kecuali pada logam
timbal yang menunjukkan penyimpangan terhadap standar. Hasil
menyimpang juga ditunjukkan pada parameter kadar zat organik yang
dihitung sebagai angka KMnO4. Sedangkan untuk parameter lainnya
sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu SNI No. 01-3553-
2006.
Beberapa penyebab penyimpangan pada hasil analisis, yaitu
tempat pengambilan sampel merupakan kawasan ramai seperti terminal
dan stasiun yang banyak mengandung polusi dan rawan pemalsuan
minuman oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut
khususnya berpengaruh terhadap hasil kadar timbal pada AMDK.
Sedangkan penyimpangan pada hasil zat organik dalam AMDK dapat
disebabkan karena tanah sumber tempat pengambilan sumber air baku
sudah mulai tercemar oleh mikroorganisme atau pada saat proses AMDK,
filtrasi yang menggunakan saringan karbon aktif kurang sempurna untuk
menyaring zat organik yang terdapat dalam air.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisis AMDK yang telah dilakukan oleh PKT
25, didapat hasil cemaran timbal dan zat organik yang dihitung sebagai
angka KMnO4 tidak sesuai dengan standar yang digunakan yaitu SNI No.
01-3553-2006. Sedangkan parameter lain sudah sesuai dengan standar.
Sebaiknya untuk mendapat hasil analisis yang lebih akurat, di
kesempatan mendatang perlu dilakukan beberapa kali pengujian mutu
terhadap sampel AMDK dengan merek A yang dijual di kawasan terminal
dan stasiun Bogor. Pengujian mutu juga perlu dilakukan oleh badan yang
lebih berwenang agar dapat langsung ditindaklanjuti.
DAFTAR PUSTAKA
http://forum.kafegaul.com/showtread.php?t=194365. Pukul 20.30 tanggal
10 Oktober 2010.
Anonimus. 2010. Standar Naional Indonesia No. 01-3553-2006, AMDK.
Badan Standar Nasional: Kementerian Perindustrian Indonesia.