PLTSa Abstrak

download PLTSa Abstrak

of 16

description

makalah

Transcript of PLTSa Abstrak

Pembangkit ListrikTenaga Sampah (PLTSa)Tujuan Didirikan nya PLTSa :Tujuan dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Pada dasarnya adadua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yangmenghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. PLTSa yang sedangdiperdebatkan untuk dibangun di Bandung menggunakan proses thermal sebagai proseskonversinya. Pada keduaproses tersebut, hasil proses dapat langsung dimanfaatkan untukmenggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses biologismenghasilkan gas-bio yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang akanmenggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermalmenghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudiandigunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.Proses Konversi ThermalProses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapacara, yaitu insinerasi, pirolisa, dangasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahananorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik denganoksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalamsampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsurpenyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapacontoh insineratorialah open burning, single chamber,open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, danfluidized bed incinerator.

Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiranoksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organikyang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana.Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasimelibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatiftinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gasyangdapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan prosesinsenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalaminserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untukmerubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaranseperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa prosespembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkitlistrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara.Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakargratis juga bisa menghemat devisa.

Proses Konversi BiologisProses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atautanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas denganbantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry.Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurrydapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapatdibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.Pernah mendengan PLTSa? Pembangkit Listrik Tenaga Sampah? Suatu isu yang sedang hangatdibicarakan di Kota Bandung, sebuah kota besar di Indonesa yang beberapa waktu yang lalupernah heboh karena keberadaan sampah yang merayap bahkan hingga badan jalan-jalanutamanya. Jangankan jalan utama, saat Anda memasuki Bandung menuju flyover. Anda pasti akan disambut dengan segunduk besar sampah yang hampir menutupi setengah badan jalan.Itu dulu. Sekarang, Kota Bandung sudah kembali menjadi sedia kala dan solusi PLTSa-lah yangsedang diperdebatkan.Tujuan akhir dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Padadasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yangmenghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. PLTSa yang sedangdiperdebatkan untuk dibangun di Bandung menggunakan proses thermal sebagai proseskonversinya. Pada keduaproses tersebut, hasil proses dapat langsung dimanfaatkan untukmenggerakkan generator listrik. Perbedaan mendasar di antarakeduanya ialah proses biologismenghasilkan gas-bio yang kemudian dibarak untuk menghasilkan tenaga yang akanmenggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermalmenghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudiandigunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.Proses Konversi ThermalProses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapacara, yaitu insinerasi, pirolisa, dangasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahananorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik denganoksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalamsampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsurpenyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insineratorialahopen burning, single chamber, openpit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, danfluidized bed incinerator.

Incinerator.Sebuah ilustrasi bagian-bagian dalam sebuah incinerator.Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiranoksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organikyang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana.Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasimelibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatiftinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gasyangdapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.Proses Konversi BiologisProses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atautanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan

bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry.Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurrydapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapatdibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.

Modern Landfill.Konsep landfill seperti di atas ialah sebuah konseplandfill modern yang didalamnya terdapat suatu sistem pengolahan produk buangan yang baik.Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahanlandfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbahdan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi(leachate). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunyapermeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2(pada tahap awal proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya).Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilangashasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dandihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gasdengan pompa desentralisasi.Pemilihan TeknologiTujuan suatu sitem pemanfaatan sampah ialah dengan mengkonversi sampah tersebut menjadibahan yang berguna secara efisien dan ekonomis dengan dampak lingkungan yang minimal.Untuk melakukan pemilihan alur konversi sampahdiperlukan adanya informasi tentang karakter sampah, karakter teknis teknologi konversi yang ada, karakter pasar dari produk pengolahan,implikasi lingkungan dan sistem, persyaratan lingkungan, dan yang pasti: keekonomian.PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah)BAB IPENDAHULUAN1.1.Latar BelakangSampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampahdibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkanberbagai dampak kesehatan yang serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu sajaakan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawakuman penyakit yang pada akibatnyamenurunkan kualitas lingkungan.Menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh sampah harus ditangani secara serius.Ibarat sebuah bom waktu masalah sampah dapat menjadi bencana besar bagi umat manusia, karenadapat meledak kapan saja.Sampah adalah problem umat manusia, khususnya di perkotaan. Bagi masyarakat perdesaansampah masih bisa dikelola dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, di antaranya adalah untukpupuk dalam upaya menyuburkan lahan pertanian. Tetapi bagi perkotaan justru sebaliknya. Sampahselain dianggap sumber penyakit, juga mencemarkan lingkungan dengan bau busuk yang menyengat.Berbagai upaya dilakukan untuk menangani sampah di perkotaan. Namun upaya tersebut kerapmenimbulkan kendala. Sulitnya mencari lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA), serta sebagianwarga kota yang tidak disiplin dengan membuang sampah seenaknya, membuat wajah kota semakinkarut marut dengan tumpukan sampah disana-sini. Namun seiring dengan kemajuan teknologi. Kini paratekhnokrat mulai mencari solusi yang terbaik untuk menangani sampah ini. Bagi mereka, sampah bukan"musuh" tetapi jika dikelola dengan baik bisa menghasilkan sesuatu untuk kepentingan umat manusia.Di antara pemikiran tersebut adalah menjadikan sampah sebagai sumber energi listrik (PembangkitListrik Tenaga Sampah).1.2 Tujuan penulisanTujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas matakuliah Pendidikan LingkunganHidup (PLH) serta memberitahukan informasi kepada para pembaca mengenai cara pengolahan sampahmenjadi energy listrik.1.3 PermasalahanPaper ini akan membahas mengenai:Bagaimana Cara mengolah sampah menjadi Energi Listrik?BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1PENGERTIAN SAMPAHSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatuproses.Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalamproses-proses alamtidak ada sampah, yang adahanya produk-produk yang tak bergerak.Sampah dapat berada pada setiapfase materi:padat, cair, ataugas.Ketika dilepaskan dalamdua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagaiemisi.Emisi biasadikaitkan denganpolusi.2.2. JENISJENIS SAMPAH2.2.1. Berdasarkan sumbernya1.Sampah alamSampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui prosesdaur ulangalami, sepertihalnyadaun-daunkering dihutanyang terurai menjaditanah.Di luar kehidupan liar, sampah-sampah inidapat menjadi masalah, misalnya daun-daun keringdi lingkunganpemukiman.2.Sampah manusiaSampah manusia (Inggris:human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasilpencernaan manusia, sepertifesesdanurin.Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagikesehatan karena dapat digunakan sebagaivektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirusdanbakteri.Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah penguranganpenularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yanghigienisdansanitasi.Termasukdidalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangidan dipakai ulang misalnya melalui sistemurinoir tanpa air.3.-Sampah konsumsiSampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengankata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umumdipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecildibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.4.Sampah nuklirSampahnuklirmerupakan hasil darifusi nuklirdanfisi nukliryang menghasilkanuraniumdanthoriumyang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklirdisimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktifitas tempat-tempat yangdituju biasanya bekastambang garamataudasar laut(walau jarang namun kadang masihdilakukan).2.2.2 Berdasarkan sifatnya1.Sampah organik - dapat diurai (degradable)Sampah Organikterdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang berasal darialam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan, rumah tangga atau yang lain. Sampah inidengan mudah diuraikan dalam prosesalami(bahan-bahan yang bisa terurai secara alamiah/ biologis).Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.2.Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)Sampah Anorganikberasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyakbumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik danaluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam(sulit teruraisecara biologis),sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses yang cukup lama.Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol kaca, botol plastik, tasplastik, kaleng, Styrofoam.

2.2.3KomposisisampahSampah perkotaan umumnya memiliki komposisi (dalam%berat) sebagai berikut:Sampah organik 42 %,Sampah sisa makanan27 %,Sampah plastikbukan daur ulang9 %,Sampah tekstil 5 %,Sampahkaret3%Lain-lain14 %,Air sampah segar pada kondisi normal kering 40 % dan mencapai 70 % dengan kandungan pada musimpenghujan.2.3 PLTSaPLTSa, didefinisikan sebagai "pemusnah sampah" (Incinerator) modern yang dilengkapiperalatan kendali pembakaran serta sistem monitor emisi gas buang yang kontinyu dan dapatmenghasilkan energi listrik.Tujuan akhir dari sebuah PLTSa ialah untuk mengkonversi sampah menjadi energi. Padadasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yangmenghasilkan gas-bio dan proses thermalyang menghasilkan panas.Sumber energi listrik atau Watse to Energy atau yang lebih dikenal dengan PLTSa(Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). PLTSa yang berfungsi sebagai TPA ini nantinya akan memakaiteknologi tinggi. Sampah-sampah yang datang akan diolah dengan cara dibakar pada temperatur tinggi850 hingga 900 derajat Celicius. Berdasarkan perhitungan, dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000m3 sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. PLTSa dengan bahan bakar sampah merupakan salah satu pilihan strategis dalam menanggulangi masalah sampah di bebrbagaikota besar di Indonesia.Prinsip Sederhana dari PLTSa atau Waste toEnergy ini adalah:1.Membakar sampah yang kemudian menghasilkan panas2.Panas yang timbul dugunakan untuk memanaskan air3.Uap Air yang muncul digunakan untuk menggerakkan turbin4.Turbin menghasilkan listrik.Manfaat utama PLTSaini sebenarnya adalah dapat mengurangi volume sampah yangmenggunung. Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk membantu operasinal pengelolaan sampah.Bagi negara lain, khususnya di belahan Uni Eropa, pengolahan sampah dengan teknologiPLTSa bukan hal baru lagi. Bahkan pada umumnya satu negara tidak hanya memiliki satu PLTSa, tetapipuluhan bahkan ratusan. Seperti halnya Negara Perancis, yang kini memiliki 130 PLTSa, lalu Italia (52)dan Jerman (61 pabrik). Sedangkan di Singapura, terdapat 4 Incinerator Plant, masing-masing UluPandan Incinerator Plant berkapasitas 1.100 ton/hari, Tuas Incinerator Plant (1.700 ton/hari), SenokoIncinerator Plant (2.400 ton/hari) dan Tuas SouthIncinerator Plant (3.000 ton/hari).Dan sebenarnyaTeknologi pengolahan sampah untuk pembangkit listrik sebenarnya juga tidak terlalu sulit diterapkan diIndonesia. Khususnya Kota Bandung yang mempengaruhi cara, kedisiplinan dan perlakuanmasyarakatnya dalam mengolah sampah.BAB IIIPEMBAHASANSampah telah menjadi masalah besar terutama di kota-kota besar di Indonesia. Hingga tahun2020 mendatang, volume sampah perkotaan di Indonesia diperkirakan akan meningkat lima kali lipat.Setiap penduduk Indonesia menghasilkan sampah rata-rata 0,8 kilogram per kapita per hari,sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 1 kilogram per kapita per hari. Pada tahun 2020mendatang diperkirakan mencapai 2,1 kilogram per kapita perhari.Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dantidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negaraberkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan dinegara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya.Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalamsistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponenutama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.Untuk memanfaatkan sampah perkotaan sebenarnya telah sejak lama diupayakan para ahli.Salah satunya adalah pemanfaatan untuk produksi listrik biogas dari sampah kota .Yang sudahberoperasi dan baru saja diresmikan adalah listrik dari sekam padi di Desa Cipancuh, Kecamatan Haur Geulis Indramayu, memanfaatkan sekam padi yang selama ini terbuang. Pembangkit Listrik TenagaDiesel (PLTD) sekam pertama di Indonesia itu berkapasitas 100 ribu watt dan PLTSa di TPA Babakan diDesa Babakan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung. PLTSa ini berkapasitas sekitar 500 kW dimanasampah yang akan diolah sekitar 30-50 ton per hari. PLTSa ini diharapkan menjadi salah satu caramemperpanjang umur TPA di sekitar Bandung.Jenis sampah yang dibutuhkan untuk operasional PLTSa adalah sampah campuran organik dananorganik.PLTSa selanjutnya berlokasi di Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandungyang akan menghasilkan tenaga listrik di bawah 100 MW.Volume total sampah Kota Bandung 2.785 m3/hari. Masyarakat kawasan Bandung Timurmenghasilkan sampah 815 m3/hari, Bandung Barat 1.066 m3/hari dan Bandung Tengah 905m3/hari.Sampah tersebut akan diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan dalam bunker selama 5hari. Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke dalam tungku pembakaran,yang kemudian dibakar.Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula akan diuji kandungannyaapakah mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) atau tidak, di laboratorium. Jika tidakmengandung B3, dapat dijadikan sebagai bahan baku bangunan seperti batako. Namun jikamengandung B3, akan diproses dengan teknologi tertentu sesuai ketentuan yang berlaku. Untukmenampung abu ini, di lokasi PLTSa akan dibuat penampungan abu dengan kapasitas 1.400 M3, yangmampu menampung abu selama 14 hari beroperasi. Sedangkan sisa gas buang akan diproses melaluipengolahan yang terdiri dari :1.Gas buang hasil pembakaran akan dilakukan pada squenching chamber. Dari sini gas buang disemprotdengan air untuk menurunkan temperatur gas dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk kembalidan menangkap zat pencemar udara yang larut dalam air seperti NOx, Sox, HCL, abu, debu, danpartikulat.2.Kemudian gas yang akan dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO sebanyak 12 kg/ton sampah.Tujuannya menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S, VOC, HAP, debudan partikulat.3.Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah,bertujuan menyerap uap merkuri, dioksin, CO.4.Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler dengan tujuan menyaring partikel PM10 dan PM 2,5.5.Terakhir, gas buang akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan ketinggian sekitar 70 meter.Limbah PLTSa terbagi atas lindi (air kotor) dan bau (NH3-N dan H2S) yang dihasilkan pada awalproses penirisan sampah dan abu (bottom ash), debu terbang (fly ash) dan gas buang yang dihasilkanselama proses pembakaran.Namun semua limbah tersebut akan diolah melalui proses yang canggih dan sangat ketatsehingga baik limbah gas buang, cair dan padatnya, semaksimal mungkin tidak akan merugikan apalagimembahayakan lingkungan hidup khususnya masyarakat sekitar.Sedangkan racun dioksin, yang sempat dikhawatirkan akan terbentuk ketika proses pembakaransampah berlangsung, ternyata tidak akan pernah terjadi karena dalam waktu tidak lebih dari 2 (dua)detik akan terurai pada temperatur 850-900 derajat Celsius. Dioksin bisa dihasilkan dari prosespembakaran senyawa yang mengandung klorin dengan hidrokarbon pada temperatur rendah sekitar250 derajat Celsius. "Ini membuktikan bahwa PLTSa ramah lingkungan.Lindi akan ditampung untuk kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu kemudian disalurkanke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Sedangkan bau (NH3-N dan H2S) dan gas methan yangdihasilkan dari proses pembusukan selama sampah ditiriskan akan disalurkan ke dalam ruang bakar(tungku) sehingga gas terbakar dan terurai. Dengan begitu,tidak akan ada bau yang dilepaskan ke udara.Sisa pembakaran berupa abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat atau 5 % dari volumeakan diuji kandungan bahan berbahaya dan beracunnya (B3) di laboratorium, sesuai dengan PeraturanPemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, untukditentukan apakah bisa diolah untuk dimanfaatkan atautidak.Jika dari hasil uji diketahui aman dan bisa dimanfaatkan, maka abu akan digunakan sebagaimaterial untuk membuat jalan dan debu terbang akan dimanfaatkan sebagai bahan campuran bagimaterial bangunan. Misalnya campuran semen atau batako. Sebaliknya, jika dari hasil uji laboratorium diketahui tidak aman untuk dimanfaatkan, maka abu dan debu terbang akan diproses sesuai denganketentuanyang berlaku.Direncanakan pada lokasi PLTSa akan dibangun penampungan abu dengan kapasitas 1.400 m3yang mampu menampung abu yang dihasilkan selama 14 hari beroperasi dan silo penampungan debudengan kapasitas 5.500 m3 yang mampu menampung debu terbang yang dihasilkan selama 5 tahunberoperasi.Kelebihan Pengolahan Sampah dengan PLTSa dibandingkan pengolahan sampah denganmenggunakan sanitarylandfill/open dumping/compostingPLTSa tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat dilaksanakan di Kota Bandung (di lingkunganperkotaan) dan digunakan dalam waktu yang lama (tanpa harus berpindah-pindah) serta ramahlingkungan.Sedangkan Pembuangan sampah akhir dengan menggunakan sistem sanitary landfill/opendumping membutuhkan lahan yang luas dan jauh dari pemukiman. Hal ini sangat sulit dilaksanakan diwilayah Kota Bandung mengingat keterbatasan lahan. Selain itu TPA juga mempunyai keterbatasandalam kapasitas penggunaannya (ruang dan waktu), sehingga harus berpindah-pindah dari satulokasi kelokasi lain. PLTSa tidak membutuhkan lahan yang luas, dapat dilaksanakan di Kota Bandung ( dilingkungan perkotaan) dan digunakan dalam waktu yang lama (tanpa harus berpindah-pindah) sertaramah lingkungan.BAB IVPENUTUP4.1 KesimpulanSampah dapat membawa dampak yangburuk pada kondisi kesehatan manusia. Bila sampahdibuangsecara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkanberbagai dampak kesehatan yang serius. Oleh karena itu diperlukan pengelolaan sampah secara benar.Salah satunya dengan melaksanakan 4 R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Memakai kembali),Recycle (Mendaur ulang), Replace ( Mengganti). Artinya, sampah yang terbuang sekecil mungkin.Caranya, dengan memanfaatkan kembali sampah yang bisa dimanfaatkan, kemudian mendaur ulangsampah menjadi bahan lain yangbermanfaat dan bernilai ekonomis.