berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT...

71
•• ( i DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN R.I. DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT Ill RANCANGAN UNDANG-UNDANG . TENTANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA SURABAYA - - MASA. PERSIDANGAN II TAHUN 1992-1993 RAKER KE: 2 Selasa 19 Januari 1993 . . . SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI BIRO PERSIDANGAN BAGlAN SEKRETARIAT KOMl81 HJ Jat\arta, .tanua't 1ttt \ :1

Transcript of berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT...

Page 1: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

••

(

i

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI

dengan

MENTERI KEHAKIMAN R.I. DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT Ill

RANCANGAN UNDANG-UNDANG . TENTANG

PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA SURABAYA

- -MASA. PERSIDANGAN II

TAHUN SIDAN~ 1992-1993 RAKER KE: 2

Selasa 19 Januari 1993 .

. . SEKRETARIAT JENDERAL DPR-RI

BIRO PERSIDANGAN BAGlAN SEKRETARIAT KOMl81 HJ

Jat\arta, .tanua't 1ttt

\

• 1~;!t~'''~iaaaa1111111111111111111111111111111111t111111t11t111111i1111• :1

Page 2: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

BELUM DIKOREKSI

DEWAN PERWAKll..AN RAKYAT REPUULIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KOMISI (BIDANG KEHAKIMAN DAN

III DPR-RI KE..:JAKSAAN)

Tahun Sidang

Masa Persidangan Rapat kerja ke

J'enis Rapat s i f a t

Hari/Tanggal Dimulai pukul

.T e m p a t

A c a r a

K e t u a

Sekretaris H a d i r

: 1992-1993

III 2

Rapat Kerja dengan Menteri Kehakiman RI Terbuka

: Selasa, 19 Januari 1993 : 09.00 WIB

Wacanasabha III Gedung DPR-RI. : Pembahasan Oaftar Inventarisasi Masalah

(DIM) Persandingan Fraksi-fraksi atas RUU tentang Pembentukan Pengadilan Ting

gi Tata Usaha Negara Surabaya. S. Suhardi, SH.

Ny. Si~ti Nurhajati, SH : 30 orang dari 40 Anggota.

KOMIS! III DPR-RI :

1. s. Suhardi, SH., 2. Deng Rumadji, SH., 3. Prof.H.Z. Ansari Ahmad, SH., 4. H. Sukardi Effendi, SH., 5. Djupri,

SH., 6. Abdul Rachim., 7. Ny. Soemartini O, SH., 8. Ors. M. Ali Talha., 9. Ors. M. Zahri Amin., 10. Zainuddin AG., 11. Ors. Moeljono· AR., 12. Ors. Taufiequrochman R, SH., 13. Waltom Silitonga., 14. Djoko Premati Soenardi, SH.,

15. Evita Asmalda, SH., 16. H. Umar Mansyur S., 17. Soewar­no Djojomardowo, SH., 18. Ny.Farida Syamsi C, SH., 19.

Sutrisno, SH., 20. Hisom Prasetyo, SH., 21. Soebagjo, SH., 22. H.Ny.Hartini M Kasran, SH., 23. Soesanto Bangoenna-

goro, SH., 24. Ors. HRB. M. Rofik K, SH., 25. H. Syamsul Mu'arif, BA., 26. Mohammad Rusdy Thahir, SH., 27. H. Oesman

Sahidi, SH., 28. Handjojo Putro, SH., 29. Y.B. Wiyanjono, SH., 30. Nana Mulyana Sukanta.

PEMERINTAH :

1. Ismail Saleh, SH : Menteri Kehakiman RI. ,;

2. Ny. Lies Soegondo, SH Direktur Jenderal BAOILUMTUN.

3. Dr. Bagir Manan, SH . Direktur Perundang-undangan. . 4. Ny. Fatimah Achyar. SH : Direktur Pra TUN Mahkamah Agung 5. Sulis Sugito, SH : Direktur Tata Laksana. 6. Beserta Staf

KETUA RAPAT

Page 3: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 2 -

KBTUA RAPAT (S. SUHARDI, SH.)

Assalamu 1ala1kum Wr. Wb.

Rekan-rekan Kom1s1 III DPR-RI yang kami hormati, Bapak Menteri beserta Star yang kam1 hormat1,

Sesua1 TATIB DPR-RI Pasal 100, pada Raker Kom1s1 III dengan Pemerintah dalam hal 1n1 Bapak Menter1 Kehak1man, sudah d1had1r1 oleh aeluruh unsur Fraks1 dan Anggo­ta yang had1r pada har1 1n1 adalah 26 orang. Jad1 leb1h dari aaparuh, dansan de­mikian sudah quorum dan Raker 1n1 dapat mengamb1l keputusan-keputusan secara sah. Dengan dem1k1an Raker Kom1s1 III DPR-RI dengan Menter1 Kehaklman d1buka ••••••••

( KBTUIC PALU )

Rekan-rekan Kom1a1 III DPR-RI yans kam1 hormat1, Bapak Menter1 1erta 11

luruh Stat yang kam1 hormat1, dan Rekan-rakan dar1 Maas Media yang kami hormat1, berd8!tarkan basil rapat dengan pemer1ntah pada Raker tanggal 14 Januar1 1993, te lah d1sepakat1 jadwal acara Pembahasan RUU tentang Pembentukan Pengadilan T1ngg1 Tata Osaha Negara Surabaya.

Pada har1 1n1 acara kam1 1ngatkan kembal1, urutan acara adalah sebaga1 berikut a

1. Pengantar Musyawarab S1ngkat dar1 Fraks1-fraks1 terhadap RUU Pemben­tukan PT. TUN SURABAYA.

2. Sambutan S1ngkat Pemer1ntah Terhadap Pengantar Musyawarah S1ngkat · Fraka1-fraks1.

3. Pembahasan DIM Persand1ngan Fraks1-traks1 ltas RUU Tentang Pembentuk an PT. TUN SURABAYA.

Apakah ada uaul-uaul lain d1 samp1ng Acara yang kita sepakat1 1n1, tidak ada. Ba

·1k kalau begitu mar1lah k1ta langsung aaja menginjak kepada Acara Yang Pertama ya1tu Pengantar Muayawarah S1ngkat Fraks1-traka1 terhadap RUU Pembentukan PT.TUN SURABAYA.

Untuk pertama kalinya kam1 pers1lahkan dar1 Fraks1 ABRI,

FRllSI ABRI (NY. SOMARTINI D, SH.) a

Terima kasih Bapak P1mp1nan, Assalamu 1ala1kum Wr. Wb.

PENGANTAR MUSVAWARAM FRAKSI ADRI DALAM PEMBICARAAN TINGKAT III

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA T E N T A N G

PEMDENTUKAN PENGADILAN TINGGI TATA USAUA NEGARA SURABAYA

YTH. • • • •

Page 4: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 3 -

Yth. sdr. Pimpinan rapot, Yth. Sdr. Menteri Kehokiman Republik Indonesia yang mewakili Pemerintah beserta Stof 1

Anggota Komisi III dan hadirin sekalian yang komi hormati.

Pertama-tama marilah kite panJotkon puJi don syukur kehadirat Tuhan Vang Maha Esa atas korunia-Nya kepada kita ~ekalian, sehingga pada hari ini kita depot berkump~l dala~ keadaan sehat wal afi'at guna bersama-sama mengawali Pembicaraon Tingkat I I I pembahasan Rancangan Undang-undang ten tang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaho Negara Surabaya dengan penyampoian Pengantar Musyawarah dari masing-masing Fraksi. Terimo kasih kami sampaikan kepoda Pimpinan rapat yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyampaikan Pengantar Musymvarah F roks 1 ABR I.

Sdr. Pimpinan dan hadirin sekalion yang kami hormati . •

Dalam raogka mewuJudkan masyarakat adil don makmur berdasarkan Pancasila melalui Pembangunan Nasional, peranan don keikutsertaan Pemerintah dalam kehidupan kemasyarakatan akan semakin meMingkat.

Peningkatan pelayanan itu.ada kalanya melampaui ·bates kewenangan administrasinya, sehingga mungkin dirosakan merugikan kepentingan onggota masyarakat tertentu, yang dapat menimbulkan sengketa tata usoha negora. Sebagai negora hukum yang berdasarkan Pancasila, kita telah bersepakat untuk membentuk Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986. Paso! 6 oyot {2) Undong-uridang ini menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi Tota Usahq Negara berkedudukan di Ibukota Propinsi dengan .doerah 11ukumnya meliputi wilayah Propinsi tersebut (ybs) 1 Jodi idealnya dimasa datang di inginkan adanya satu Pengadi lan Tinggi.. Tota Usaha Negara di setiap Propinsi. Namun sebagaimana dijeloskan dalam Penjelasan Umum Undang-undang·Nomor 5 Tahun 1986, pembentukan Pengad.ilan Tinggi Tata Usaha Negara akan dilakukan secoro bertahap di'sesuaikan dengan urgensi don kemampuan doya dan:dana yang tersedia.

Untuk •••••••

Page 5: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

..

,,., 4 -.

Untuk pertama kalinya dibentuk 3 (tiga) buah Pengadilan Tinggi Tota Usoho Negara yoitu Pengadilan Tinggi Tata Usaho Negara Medan, Jakarta don UJung Pandang, sebogaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990. Selarna ini kita saksikan bahwa sengketo toto usoha negaro yang diselesaikan ke Perodilan Tota Usaha Negara semakin meningkat, sementora itu kemampuan negaro untuk membentuk beberapa Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang baru narnpaknya sudah memungkinkan.

Olet·1 karena itu Fraksi ABRI menyombut dengan gembira diojukannya Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengodilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya ini, sehinggo penyelesaion sengketo tato usaha negara diharapkon depot lebiJ1 . cepat don para pencari keadilan mendapat pelayanan yang lebil'l boik korena Jarak antaro Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara don poro pencGri keadilan lebil1 dekc1t.

Dolam penela~han Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengad il an T ingg i Ta~a Usaha Neg a r·a Surabaya in i F rok s i ABR I bertolok dari pokok pikiran yang merupakan sikap'politik Fraksi. ABRI sebagoi berikut :

1. Secora substansial harus mampu meningkotkor) pelayanan terhadop para pencari keadilan sehingga lebih menJarnin penyelesaion ,Perkara yang cepat don tepot dengan biaya yang terJangkau oleh masyarakat.

2. secorc1 formal horus menghasi lkan Undang-undang ten tang Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara yang nc1lar, padat don baku

.Dengan menggunokan pokok-pokok pikiran tersebut Fraksi ABRI menyrnnpaikan beberapa hal sebagai berikut

Yong berkoitan ctengan Pokok Pikiran Pertamo.

1. Pembentukan Pengadilan Tinggi ,Tota Usaha Negara.

~

a. ••••••••••••••

Page 6: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

·~l

1

..... --

- 5 -

a. Seperti telah dikemukakan di atas, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara secara normati f dibentuk di setiap Propinsi. Oleh karena i tu kata "pada dasarnya" dalam konsiderans Menimbang butir a, kami sarankan seyogianya dihapuskan don diganti dengan kata "perlu dibentuk" karena kata "pada dasarnya" itu memuot konotasi seoloh­oloh pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di

setiop Propinsi hanya opsional saJa.

· b. Namun demikian, pembentukan Pengadilah Tinggi Tata Usaha Negara di setiap Propinsi dilakukan secoro Dertahop sesuai dengan kemampuan daya dan dona yang tersedio. Karena itulah masih perlu ditegaskan bahwa daerah hukum Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya ini akan berubah apabi la ado pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di Propinsi loin yang dengan berlakunya Undang-undang ini merupakan sol ah satu doe rah hukum Pengadi lan Tinggi Tata Usana Negara Surabaya. Berdasarkan hal tersebut, Froksi ABRI menganggop perlu menambahkan satu pasal yang berbunyi :

Daerah hukum Pengadilan Tinggi Tata Usaha Surabaya sebagaimona ditentukan dalam Pasal 2 Undang-unaang ini~ ber laku sampa1 terben tuknya Pengadi 1 an Ti ng9J Tata Usoha Negara lainnya se-bagalmana dimaksud dolam Posol 6 oyat (2) Undang-undang Nomor S Tahun 1986 tentang Perodilan Tata Usaha Negara.

2. Soot berlakunya Undang-undang.

Didolam Rancangan Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Undang-undang ini mulai. berlaku pada tanggal diundangkannya. Soot pemberlakukan sangat penting dikaitkan dengan wewenang yang akan dialihkan dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta don Pengadilan· Tinggi Tata Usaha Negara UJung Pandang kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya. Berdasarkan hal tersebut Fraksi ABRI ingin menanyakan seJauh mono kesiapan Pemerintah dalam reaJisasi pelaksanaan Undang­undang ini. Seondainya diperkirakan kesiapon tersebut belum depot sepenuhnya d1reol1sos1kan, apakah t1dak eeyog1gnya diberikon tenggang woktu ontara pengundanaan donean 1aat berlakunya Undong-undang te~sebut.

Yang •••••••••••

Page 7: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 6 -

Yang berkaitan dengan Pokok Pikiran Kedua.

Fraksi ABRI menilai bahwa perumusan dan sistimatika Rancangan Undang-undang ini telah mengarah kepada pembakuan, karena nampaknya sudah toot asas dengan sistimatika Undang­undang yang semacam, yaitu Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990, don Fraksi ABRI berpendapat bahwa Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990 itu sudah cukup nalar dan padu:

Mengenai beberapa tanggapan, pertanyaan don saran penyempurnaan yang selengkapnya telah kami tuangkan dalam Daftar Inventorisasi Masalah (DIM).

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri Kehakiman don hadirin yang kami horma.ti.

Mengingat bahwa kita sudah pernah membahas Rancangan Undang­undang semacam ini diwaktu yang lalu, · Fraksi ADRI mengharapkan pembahosan dapat berJalan lancar sesuai dengan waktu yang telah dijadwalkan, .-tanpa mengurangi bobot materi Rancangan Undang­undong. Kami ·yak in bahwa dengari keari fan dan suasana keke luargaan don musyawarah dari sumua pihak harapan kami ini dapat diwujudkan.

Dem1k1anlah Pengantar Musyawarah dar1 Frakai ABRI telah kami sampa1kan, dan atas kesabaran untuk meng1kut1nya, kami ucapkan terima kasih. Assalamu•ala1kum Wr. Wb.

/

KETUA RAPAT a

Terima kasih kami aampa1kan kepada Yang Terhormat lbu Sumart1n1 yang te

lah menyampa1kan Pengantar Musyawarah Singlcat mewak111 Fraksinya ya1tu Fraks1 ABRI. Dan selanjutnya kami persilahkan F.PP Musyawarah Singkatnya. Kami persilahkan,

F.PP (H. OE!SMAN SAHIDI, SH.) a

untuk menyampaikan Pengantar

Pengantar ••••••••••••••

Page 8: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 7 -

PENGAHTAR MUSYAWARAB SING·KAT

TERHADAP

R. U. U • 'fEN'f ANG P~BBHTUXAN PENGADll.LAN Tl.N9Gl.

TATA USABA NEG.ARA SUR.ABAYA.

Assai~u'a.J.ailrum w.w. Sdr. Pimpinan Xth. Sdr .• Men,teri Kehakiman R.1. beserta Staf' yang kBmi hormati. Rekan-rekan anggota Komisi lII D.P.R.-R.I. Yth.

Pertama-tam·a marilah kita panjatkan puji syukur kita keha~­l.irat ALLAH SWT. atas rabmat dan karunia-NYA yang telah dicu­rahkan kepada kita, sehingga pada saat ini kita dapat had1r·ber­kumpul untult mengadakan mut)yawarah mengena1 R. U•·V· tentang Pem­bentukan Pengad11an •.r1ngg:L •:ata Usaha Negara Surabaya, di dalam keadaan sehat wal at1at.

Perken~nkanJ.ah k&mi, .rraks.1 Pe:z-s·atuan Pembangunan, .mengucap.:. kan terimakasih kepada Pemerintah yang telah mienyamp&ikan R.u.u. i"t.u dengan Amanat Pres.iden R.l. No. it.07/PU/Xll/1992 tgl. :50 De­sember 1992 kepada Dewan yang dila·n;iutka~ del)gan Keterangan Pe-merintah yang disampaikan oleh Sdr. nenteri K.ehak1man R.I. dihada­

pan Sidang .Paripurna Dewan pada tgl. 13 J:anuari 199:5.

• aadirin yang kami,. horuiat1. '

.Pasal 125 Peraturan 1'ata Tertib De.wan menyebutkan, bahwa pembahasan .R.u.u. dilakukan m&lalui empat tingkat pembicaraan, keouali apabila Badan Musyawarah menentukan pembabasan dengan prosedur s.1ngkat. Rapat .aadan l'lusyawarah pada tg1·. 11 Jlanuari 199~ te1ah memutuskan, bahwa pembicaraan tingkat 111 mengenai R.U.U. tentang Pembentukan .Pengad11an i•inggi ~ata Us:aha .Kegara Surabaya i tu dilakukan dalam Rapat Komisi lil tanpa me1a1ui pembicaraan tingkat JI. Dengan demikian, maka pembahasan R.u.u. t~rs.ebut dilakukan dengan

prosedur singkat.

:

Hadirin

i

Page 9: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- a -

Hadirin yang kami hormati.

Sebagaimana kita ketahui, pasal 10 dari u.u. No.5 ~ahun 1986 tentang ~erad11an ~ata usaha Negara menyebutkan, bahwa ~engad11an Tinggi ~ata usaha Hegara dibentuk densan undang7undang; sedangkan paaal 6 ayat t2) 4ar1 u.u. itu meriYebutkan, bahw~ Pengad11an Ting­gi Tata usaha Negar~ berkedudutan di ibu k·ota propins1, dan daerah hukumnya meliputi w11ayab pr~lin•1.

Ap;b11a kita ber-asumsi, bahwa daerah hukUm Pengadi.Lan 'tinggi Tata usaha Negara ~~rabaya yang tercantum dida1am R.u.u. tentang · .t>embentukan .t>engadUan 'ringgi Tata Usaba .ftegara tlurabaya tersebut a1erupakan tahapan ael•. menuju pelakaanaan pasu.1 Ii ayut t2) u.u. No.5 Tahun· 1986 secara murni, maka .dengan memperhat1kan materi

. yang termuat d'i da1am R.11.U. teroebut serta proaedur i-enye1ema1an­nya yall8 ditempuh, maka k&mi berpendapat ketentuan-ketentuan yang terdapat di da1am u.u. No.5 ~ahun 1986 itu tel&h terperiuhi. ~erhubung dengan itu kami, ~rakei ~ersatuan ~embangunan, mufakat apab11a kita ber~ama-sama memul.ai membahas R.u.u. Tentang Hemben­tuknn ~engadilan ~inggi_~ata Usaha ~egara ~urabaya yang telah di­ajukan oleh Pemerintab tersebut.

Sd';r. Pi.mpinan Xtb. ' . DemikianJ.ah Pengantar M.usyawarah Singkat kami, Fraksi Pe.rea-

-"1 i

1

tuan Pembansunan·, terhudnp R.u.u. yang ako.n kit·ll bnhal'I bormo.ma itu, e·I

dengan harapan semoga pem.bah.asannya akan berja1an is.near dan me:ng-· . I -hasilkan rumusan yang('terbaik 11ebagili subst'ansi tatanan hukum yang da.paf

;~ memenuhi tuntutan aspirasi masyarakat demi kelancara~ .P.embangunan -Nasional. Adapun us.ul.an kami untuk ·menyempurnakan R.u.u. tersebut,

. e~dah disampaikan me1a1ui D.ll.M. yang diserabkan ke Bekertar1at Komisi III.

Akhirnya, apabil& ada h&l-h&l yans tid&k berkenan di hati ha­dirin yang kam1 hormat1, kami mohon maa:r yang sebe.sar .. besarnya.

Wassa1amu•a1a1kum. w.w.

Ill'' . • , , , , , , ,,, , , , , ,

Page 10: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 9 -

KETUA RAPAT

Terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Bapak H. Oesman Sa­

h1d1, SH yang telah menyampaikan Pengantar Musyawarah Singkatnya mewak111

F.PP.

Selanjutnya kami pers1lahkan F.PDI

F.PDI (Y.B. WIYANJONO, SH.)

Terima kasih

PENCil·,NTl·'f< l"IUE\Y ~\Wf.,HAt·l FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA

TEf~Hf.H.)/.w:· Bl.JU TENT f.'NlJ PEMl:'.,ENTUl<{.\N F'ENGl~D I l.AN TI N(:J(:l I T/.\Tl\ us~~\H(.\ NEU~\H(-\ UIJf\f'.)[I{\ y {) •

............................ "'"'''"" ....... ,,, ... , ............... t ....................... _ ..... nn•···•-U•Httt•l .... •tt1N1t"'l""'' ................. h .. 111tUltlttUtMl•ll ... , ......................... "'"'""'" ...... , ........................ " .... _ .. ,H_'"'"'U""l•H .. \t_ .... u"'''' ............. ""H ....... ._ .. ,H ..... ,M"'"'"·-· ........ ...

y t h • ::> d r" • p i mp i IUH'l ~~ 0 m :.i. b'G .i • ;~ Yth. Sdr. Menteri Kehakiman yang mewakili Pemerintah. Yth. Sdr. Segenap Anggota Komisi dan·hadirin yang kami hormati.

F'uji ByukL.tr kc:tmi pc.~nj.:.\tkc:\n keh.·~td1rat. Tuh.::\n 11 yJ.~nrJ t•~·~li~\h melimp~~h­

kan Rahmat dan Berkahnya kepada kita sekalian, untuk mel~ksanak~n· t. L.t <1J c:\ t:; d .::·~mi k e pen t j, n g .to\ n m ca s y C:\ rt!:\ k 17:\ t 11 b a rl <:.lg:; .:i\ , d an r' E~ o t:\ r .:·:\ Hf;.' p Lt b l .i. k kit.~\ tf::?n.-.: in ta.

Smm1.:>ql~ Sj. ni:i\ r ~~w.,bj, j ~\k fiiti\rl lir\ii\nny.::\ mr.1~rti\ti'J)Ltk i p.i. k i r.::\n 11 h.::\ ti c:lt::\l"'I m;~~n1.tb.::l ,. .. i k i t t!.\ ~ \i.H.? h i l'HJ l~J cl d t:l' ,., g .~·u1 pen u h r .:Hu\ pt.~ n:>e:' Ltd 11~ I'" t.'\ .u, l:H~ 1·· s .r:\ n~ 1:.1 ""' liii •~\mt:\ k i "t c:" selesaikan RUU Pembentukan PT.TUN Surabaya dengan cepat~ tepat, bii\.ik d.'~\n bi:-:~ni~~r.

Terima kasih kami sampaikan kepada Pemerintah yang telah memper­M.i.rlph1:"n nuu i:~·r. TUN Bu1···~,b1i\\Yc\'.\11 tiH•:11rtt:."\ tt:.;il.~\h mt.~~ny1~mp~\ikc';\l'l d1~\n IYlf.:;'m-· berikan penjelasannya kepada DPR pada Rapat Paripurna Tanggal 13 J anLCar i 19'~3.

Langkc:nh y.:.'o\ng di t1:•Nnpuh Pemt'U'rin"tti:~h ini 11 me·munjukc::u·- kfi~'pt:kc.'..:.\an d~\n

kesigapan positip yang berdampak ganda.

1). Mc;:~mt:·~nl.th.i tunt.ut..:.~n pemEi\'l"'cii\tac::\ri mc:a•rnpt:\~rc::>lG•h kG'.::\diltAn di bidc:';\n<;J Penyelenggaraan Hukum Tata Usaha Negara.

2)R Memacu menciptakan ~par~tur P~morintah yang bersih dan berwibawa. Karena itu Fraksi POI menyambut baik dan menyam-. paikan pe:.mgharg~·an. Harapan dan usul kami, agar di saat-saat mendatang disusul dengan Pembentukan PT,TUN di lbu Kot~ Propensi yang lain, !l.li(i~ hi n C;'J<;;J ci:\ c:: epi\ 't tEf~r' PEiml..\ hl k e.1 tt:m tl.lr.m r.:·a ~ac\ 1 6 Ci\ ya t: ( 2) uu N<::>. ~'.\ T .i;\ ht..tn l '~tlb •

S ~·~1 b c::l o .. ~, i w "'' j u d n i c!\ t: F r cl:\ k !Fj i F~D r u n tu k d i:~ p .!:\ t m tx~1 n y •~' l E? s:~ ~\ i k .::-:\ n F~ u U p··r .. TUN Surct\t.:>c:~y1:A ~f.·:tc::.~'\r.rA c:t.tpi:l\'l:~ t.:~p11.'t.~ b11:\ik c.l,~n b~n.~,,; .. Fri.i\kn:..i ~\.:\mi telah mcimyapaikan Dcr:dtc:~r lnv(;~ntari!ls Masc:\lc\h DIM l<l~~pc.;dca Sf?krt:?tt:':\r-.i.:.;t. f((::>m.i!i:>.i pc':'\d1!\ T.:i\nqq.::~1 11.., ~J.::\nUi::\r·i 1c19~;; pao.i ~ t..:;li~'sLtai kesep.::i~.:ir:\tan yang telc:\h kita tK\C:.o\t Ti::\rll~H;J~\l l.L~ ~J .. ~\l"ILl~ff·i 1993.

Setelah • • • • • • • •

Page 11: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 10 -

!:M t l~ l 1t\ h nH.~t m ta\ h ~\\W~ R LJ u pt:~\"' t:> er.~ n t:. u lqu·, pr . r u l\J Eh .. 11'" (iii b •'IA y ill\ b f.lt tl!HV:H" t..il\

penjelasannya y~ng disampaikan oleh Baudar~ Menteri K~hakim~n p .:.'\ d c:\ 1 :::.~ J ct\ n U ti';\ I'" i 1 f.~ t.~ ~~ !I F , ... cl:\ k ~ll .i. k iii\ m j, b t~~ , ... p till l"I d iii\ p 1'1i\ t b 1'i1I h w 1'i'1\ 't:. :1. d e'i'i\ k. 1'i1' ti /;i\ ha 1-tu' l Pr insi pi i l / mendasar :\.ic.t 1 n.'m •~ULJ t.er!!H~bu t 11 y.~H'\CJ nu~WHi.:11·· l t.t"· kan pemikiran dan pembahasan.yang mendalam!I Karena sebelumnya hl? l 1\l h d .i bu 41., t d 1ilf'\ d i pu b.HS k 1!H'\ l.Jl.J 1:::. •::?m l:H;.1t''l tu k 1\'i\ 1'11 pr . TUl\I !:it (·::~m c~\ c:: 1::1 m yaitu UU No. 10 Tahun 1990.

Sehingga yang pt~ny<:1~n1pu1•·n·r-«::\n 11

perlu k~ta bahas ~~ t::t l c:inq I•:. t':l\ p1i'1\n (?) d .ri\n

dan musyawarahkan n c-:·:~ ,·,"A k !ii• i <::> n .·:.1 l n y i~~ •

Berkaitan dengan itu, kami sampaikan beberapa usul perubahan dan penyempurnaan RUU Pembentukan PTMTUN Surabaya ~ebagai berikut~

Sebagaimana diketahui bahwa konsiderans dalem suatu UU mengandung Filosofi, motivasi yang didalamnya termasuk kcnstatasi-kcnstat~~i bf~' rd cii\~ii:':\ r k c\l"l he:\ i .. ~hti\ l t'.C1~1'"11!>~bu t k ~·:\m.i u1mu 1 k ~·,,n u

l). l•,~c,nt•.t.id,~r.mrltl mtr11·1imb.t~•·iQ hu1··u·r ti\) perlu d.i. ·i:.~mb1ilh k<-:·1'1::1iil"\1:U.L'\n Pasc.d 10 UU 14 Tahun 1 <;>70 r~11 'l:ang Ketentue:u1-·Kete11 tuan Pokok Kek \.tG.tsaan ~~f:?hak i man, sf:~br.u~~r.1.i indl.1k dar .i l.JU Nn. 5· Tiahun .1 <186 TRntang P~radilmn Tata Us~hM Nag~r~- ~ahingga jalas alur pengaturannya serta tampQk kcnsistensinya.

2). Konsiderans Mm"limL.o.:~n~} huru·t' b) c::litH:\Pl.t!ll> ·kil\l'"~:'ll''lii1\ l ... ,:·nnbii1\t:Jll1\ P<1·:~1'"1ii\c:Jj, .....

lan Tata Usaha Negara bukan lagi sebagai lembaga baru. S(·:r:r.~r~·:\ °fl"Jrm,~l t:elc\'~h lah:i.r Tii:\hun l.9f3/.;, di:\n 'tl\111 :l~i\h c:l.i. t:indtii\k lanjuti deng~n dibentukny~ b~ber~pa P~ngMdil~n TUN di berbagai Daerah, oleh karena itu muat~n tersebut $Ud~h tidak rmlevan maka dihapus saj~.

~$) • Konsiderans menimban~) huru ·f c::;) yc::'\n<;J ber i!iii i:>~·n i l ai .:.~n bt1:\hwc::1 PT. TUN Jakarta dtan F'T. TUN U.h.U1~l Pi~H)dti.\1'1~) yci.'\11<~ tnt'.\1li.il'1<1)"'•tn1::t!:;.in~1 meliputi sembilan dan sepuluh wilayah Prop~n~i/D~erah Tk. I, dipandang terlalu lua$ adalah penilaian sekarang ini~ maka o unsur waktu ~jsini perlu ditegaskan dengan penyantuman kata 11 kin.i 11 dimLtk•lfl k~l\lim.~t "dip.:.\nd.tm~;J t1iu·1.:.,lu lu1u• 0

4). Konsiderans mengingat butir 1. perlu ditambahkan Pasal 27 ~:\'f'1::\t ( 1) lJUi:> .tCJ4~3. ~~4:.\ra1·11t\ buny.i P~l\~i>.·~~l .in.i. ' 1 1i!>ac;J1ii\l1'ii\ wa.r,;;J1ii\l"\•i:i(;1~­ra bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung Hukum dan Pemerintahan itu de~gan tidak ada kecualinya "jugc:--\ menjc:.~di pr~rlu ditegaim~:.~m me::u:.1u~:. c:lcalc::\m Konsiderans mengingat, karena sebag~imana diketahui pihak­pihak yang berpekara dalam Pengadilan TUN adal~h crang ata~ Badan Hukum b~rhadapan dmng~n Instan~i ~tau PeJMb~t Pemarin­tah, oleh karena itu perlu di tegaskan terhadap pihak-pihak ters~~bllt, lrltlH"ek1a dipt::\ll"'l1l'~kL1kc'::\l'l ~Uimi~ d.i.h1t\dcli\Pi1Ul hl..lkt .. tm, tcU'\Pc'i:\

kec:uali.

Hal

Hal • • • • • • • •

••••••••

Page 12: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

,_;·-.

r

~ ..

5) •

- 11 -

Hal tersebut untuk memberikan ~esan kepada masyarak~t cari k~~dilan, bahw~ Per~dilan TUN ini b~tul-b~tul mi:~ l ,~\k sanio\k ct\n 'f un~i 1a .i ny.'=1 ti:>t:·Jb1':.'\~.l•':i\ i Ecti:\d an Pmr·.~"d i l !i:\l'"I y~\n~;J tidak memih•k, dan terlepas dari pen~aruh kekua~a~n termasuk kekuas~~n Pemerintah.

p~m···

m\k W\n t:u~b.::.\s

C:ipi.ipLtra

Di k tum Pasa 1 4 yang mengc:\ tur masr.:.' lc:~h pc:,rkara Yi.tnQ talc.th d im.asul( kclr'\ k£~ PT .. TUN J ak t:.\I''' ta ~ t.au lJ .. hmo P~ru:lam(J,. y.iui; '"''°'''' t ,t, ..... nya termast.lk · daerah Hukum Pl'. TUN Surabaya 11 dc:\lcam Pascal terse-b\..lt digunakan ka:ta "termasuk 0 •

0 Senok •tA l'a ta Usi.\hi.\ Nagar•L y.nn; bH"m,u1n .. tk · da l Mm •••• " k i r• 11ya kata tertnasuk l ebih tepa t di gan ti .. ada 11 karena 11 terma­suk" menunj uk an wi lay ah sedang y~ng d .i ·tel!"ang kan da lam in i · ad •TA l ah·.·· ·.·121.t:.ll.t:.1... .... ~.i.f.l.1.l.-J-al.lAb. ... ~J.ll.aU.~."·t:.'l. • c:J .i r.:.r. TUN ,, ~ k 'IA r ·t flA C:\tau. ~ur-abaya 11 j adi perkara yarag. telah berada ·.· cU PT tersebut. Maka lebih tepc.\t kalal.l .kite::\ gunca~am .. ktl\~ci:'

Penj el a5C\n·. UmlUR.

a) • Al iru?a. 2 ka ta "diu yang digunakan c::li bt!l ~·~~c:o\rH;J hLtkl.lm Pengadilan Tinggi Tata Usalia Neg4'ra~' ,!.l Jakar1:cm UJung Pandan~J II agar dihapus seE>l.lC\l pr.myebutct\11 dcr:\l cli\tn

10 Tahun L986~ ·

Apabilca' dimaksud menurdu~~kan tempc:o\t 11 kira11yc:\ "di" c::l~\pc::\t 'l:etap dipakai dengan menambah kata " yang berkedudukan" dimµka 0 di·u • "· .

b.J. Alinea 3 Kal imat yang menjelaskan bahwa Pe'ngacfi Ian i·ata Negara ~erupakan suatu le~b~ga.baru, sesu~i pemikiran dalam kcnsiderans, lebih baik di ha pus k.:u"&ma sud ah lembagca barulagi.

Selanjutnya untuk menampung tujuan PE~mbentukan PT.TUN YcUH;;J baru ·1ni yaitu

i) .. Untuk meningka~kan daya guna dan hasil guna p~laksan~~n·tu~as dan wewenang ~iedua PT. TUN yang tel ah ada • · ·· ' · ·

2). Untuk memudahkan par~ pencari keadilan dalam p~nyelesai~n sengket~ y~ng menJa.di kewenanQan Per~dilan ratei.' Usaht:.\ Naga,_;· ra, sesl..tc?\i .d~ngan aza$ Peradi lan .yang 5H~derhana, cepc:~t dan murah dinam rangka pemerataan memperol'(:lh ke.adi lan.

Maka penguraMgan Jangkauan daerah hukum PT.TUN Jakarta dan PT.TUN UJ.ung P~ndang dalam alinea 3 semestinya dikaitan dengan perlu di bentuknya PT.TUN Surab~y~.

Dengan •.•• •.• •••

Page 13: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

r - 12 -

Dengan dem1k1an penjelasan alinea 3 menjadi lebih s1ngkat namun sudah

padat dan berkesinambungan dengan alinea 4 dan 5.

Demikian beberapa perubahan/penyempurnaan RUU PT. TUN Surabaya yang diusulkan

oleh F.PDI secara umum dalam Pengantar Musyawarah. Sedangkan penjelasan lebih r1nc1 mengena1 usulan tersebut akan kami sampaikan

dalam kesempatan berikutnya.

Atas perhatian Sidang yang terhormat, kami ucapkan terima kasih.

KETUA RAPAT

Terima kasih kam1 sampaikan kepada· yang terhormat Bapak Y11 B. WIYANJO­

NO, SH yang telah menyainpa1kan Pengantar Musyawarah S1ngkat mewakili fraksi­

nya yaitu F.PDI. Dan selanjutnya untuk giliran yang keempat, waktu kami hatur

kan kepada F.KP , kami persilahkan,

F.KP (SOEBAGJO, SH.)

Terima kasih Saudara Ketua,

Assalamu'ala1kum Wr. Wb.

Pimpinan Komisi III, Saudara Menter! Kehakiman beserta Star yang kami

hormat1, Rekan-rekan Komis! III yang terhormat.

Sebelum F.KP menyampaikan Pengantar Musyawarah, izinkanlah kami menyampaikan

suatu hal terlebih dahulu yaitu berkenaan dengan adanya Tambahan DIM dari F.KP

menyusuli DIM yang telah disampaikan pada Sekretaris Komis! III yang telah di

himpun dalam DIM Persandingan. Yaitu adanya DIM Tambahan mengenai usul F.KP ,

adanya Pasal Baru yaitu sebagai Pasal 4 Baru yang substansi materinya mungkin I

telah d1sampa1kan juga kepada Anggota-anggota Komis! III yang terhormat, juga

termasuk Saudara Menter! Kehakiman. Tiada lain tambahan in! memang semata ada .. nya kesalahan tehnis yang sebetulnya telah disusun oleh F.KP namun tidak ter•

tul1s dalam DIM yang.disampaikan kepada Sekretariat Komis! III. Untuk 1tulah

mohon bisa d1ter1ma DIM Tambahan ini sebelum memasuki pembahasan DIM permasa­

lahan menyangkut RUU Pembentukan PT. TUN Surabaya. Dan selanjutnya kam1 seral!

kan kepada Juru Bicara F.KP yaitu ·NY. FARIDA SYAMSI CHADARIA, SH untuk me -

nyampaikan Pengantar Musyawarah F.KP.

F .KP. {NY. FARIDA SYAMSI CHADARIA, SH.)

Terima kasih

••••••• '

Page 14: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- --~-----------

- 13 -

PENGANTAR MUSYAWARAH FRAKSI KARYA PEMBANGUNAN DPR-RI

DALAM MEMASUKI PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPU~LIK INDONESIA

TENTANG

PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA SURABAYA

Aeaalamualaikum Wr.Wb.

Yang terhormat Sdr. Pimpinan, Yang terhormat Sdr. Mentori Kehakiman yang mewakili

Pemerintah, Yang terhormat Para Anggota Komisi-III,

Hadirin sekalian yang kami muliakan.

Pada kesempatan yang baik ini, pertama-tama perkenalkanlah kami mengajak saudara-eaudara semua untult memanjatkan Puji Syukur kehadhirat Tuhan Yang Maha Kuasa, eekaligus memohon rakhmat dan

hidayahnya sehingga kita semua diberikan iman, kesehatan, keselamatan dan kemampuan dalam menjalankan tusae dan · pen~abdisn

.terhadap nusa, bangsa dan negara.

Hadirin yang kami hormati,

Frakei Karya Pembangunan menyambut gembira dan bereyukur, karena

rapat kerja kali ini adalah merupakan periatiwa penting kedua kalinya untuk membahae Rnnonn8nn Undons-und~n~ Pen~adilan Tata

Usaha Negara, setelah . dua setengah tahun yang lalu, dimana Pemerintah ·telah menyampaikan Keteran"an Pemerintah atas

Rancangan Undang-undang tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi

Tata Usaha Negara Jakarta, Medan dan Ujung Pandang, yang kemudian

pada tanggal 30 Oktober 1990 Rancangan Undang-undang t~rsebut

telah dieahkan menjadi Undans-undan1 Republilc Indoneeia Nomor 10 Tahun 1990 tentans Pem~entukan fenaadilan T1n11i Tata U••h• Ne~a~a Jaka~ta, H•d•n d•n UJ""' Pandanle

• ' • t • •

Page 15: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

~ -~-----------------

- 14 t~dr. Pimpinan clan Para An~gota Dewan yan/il t,(9rhormat,

!\~ri~\.lvrn ·pud.:.1 pa~l lH1ri. ln1 .ntL•.,Jnl' 111u1•upul,,a,, t'Llllhth.H.ll.ltl lun1~luLnn

d..-u· \ up.:,y,r.\ Pc11ner.\.nt-:1h be1'r:::amn Vt~wtrn ynnti! l:ierl·\rJrtnll\t, c.lalam rangka

mewu.judk.;,,n salah satu pilar nt)gnra hukum melHlui PfJmbltngtmllll d.'Jll

i>nn/i!embi:UH;!:.rn d.l b.\.ckrng Perad.l l.:rn '.l\:lt.•:l llr:"'ahr.1 Ni::,gart:-t sebar.~aimana

·n.rng t.ert.uang d.:llmn l~et..r::intw.-\n Ptwal 6 ayl!.tt < 2) Undang-undang

N1.1mor r, T~\hun 1H86 t.ont.an~ Pc~rritdl..l.:m 'l'nt:.u Ur.wlrn NogaN\, Solain

cL::-.r i pad.:-\ i tu. hal ini 1.h1(.ta merttpaka.n langkah rna.:lu bag.i

perkembangan peradilan di negara kita. yaitu guna memperoepat

preses penyelesaian sengketa perkara Tata Usaha Negara.

Hadirin yang kami hormati,

Hakikat dibentuknya Badan Pengadilan tersebut adalah dalam rangka

upayn tcrciptanya daya guna clan hasil gurin tugaa Peradilan Tata

Usaha Negara pada umtunnya chm Pen•r..t~1dllctn '.L'.l.nr~td. '.l'ttt,a Ut:JF.tha Ne~ara

~~ura.ba\'!\ pada khueuemya·, menginiitat "1an(ikausn daerah hukum

Pengadilan 'l'inggi 'l'ata Usaha Neg~rcl '"lakart.a, Hedun' dan Ujunt;!

Panda11g dipandang terlalu luas. baik dari segi jangkauan wilayah daerah hukumnya maupun jangkauan pelaksanaan tugas Pengadilan

Tata Usaha Negara.

Saudara Pimpinan dan Anggota Dewan yang terhormat~

P~rkenankanlah pada Rapat Kerja yani terhormat ini, Frakei Karya

Pembangunan menggunakan kesempatan me1wampa.ikan

pemikiran yang oleh Fraksi kami dianggap panting

dengan pembahasan Rancangan Undan[r:!···undnng ten l~·::m,.;.c

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya yaitu :

,,

· b(!jqwt•apt1

sehubungan

Pembentukan

\ 1. Sesuai

tanggal

dengan keputusan Rapat Badan Husyawarah Dewan pad a

bahwa 11 Januari 1993 yang lalu telah ditetapkan,

pernba h.s.sa n Rancangan Undang- undan(~ Pr::i111\Jf;,ntu kr:,1 n

Pr:inr-1ad l. lan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya di tempuh melalui

prosedur singkat (short cut)~ sehingga diharapkan pada tnn~gol

28 Januari 1993 nanti sudah ada pengambilan keputusan atas

R.ic.lncangan tJndang-undan~ terruebut .

Assumsi kita mengapa Rancangan Undang-undang tersebut pembahaeannva dilakukan den1an proaedur sinikat, karena diharapkan aeca.t-a kwal1tatif tidak ak.an banyal~ J>•Pm••aJ.ahan karena hanya terd1r1 dar1 llma pamai, A1•••n i•~n

adalah • • • • •

Page 16: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

I -

I -

I

·~·

..

~-~--------=----

- 15 -AJtht1~th 11r.h1t1Vli ~•n'1talarnnn dalt.un pembahmen11 annterl oerupa yaitu fJttd1.i11rr.•undun1t Nontor 10 'rahun 1990 tentang Pembentukan l?P."r1itt1dt11!ttt 'l'initjti. 'l'nt. .. ~ fJru~hl.l Ne(:%1:wt.• ,Jf:lk~at·t.a. Hcdnn dnn U.i11nr1.

P~1.nd1.:mg.

H.tthkma dtdrtm r<ap'.\t Kondsi.-JTT. r1:trln ti!.lrl/1.{i!ild l 1t ~ft.UlHlH·i. um:~

lT.du l~.·lt!Lh diput.ueikan unt.uk t.idak membentuk Pan1tia J\erja.

'l''?!'n::~1 t .. :J btJgi Fr.sksi Ka.r~l'-t P~mbangunt3n masalahn~'a men"iadi

t· i ··l.·1 I~ r:~r-":=:~···.l~·1·hArtf.l ~f1t:'P.rt, i ~''"lf' kl tn d11r.cn, kn r•!'ll~ denunn· od1:u1~'"

fJrid~.nH! ··unr.lr;sng tent.~rng PembcntuJu:m Pengadi lan Tinggi 'rata Usaha

Nt;if{.:n·.~1 Surab.1:1~''!' f:\kF.ln ber.s.1klbal:. c:li:m het•peno;aruh terhadt\J:•

Und,~ng·-un•:i·:tng Nr.nnor 10 '.l'ahun 19BO tentang Pembentukan

P~ngadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta, Hedan dan Ujung P,1:ind.~1ria~ khuuusril.'Et Pz:uni.l :.::: u~•r:it ( 1.l dt\I'\ ~1~,,~,t (3) n\engenal

daerah hukum. Namun demikian dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor

t<) 'l'c.,hun 1990 l tu juga d isebu tkan bahwa daerah hukum

Pena~rlllan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta~ Medan clan Ujung

Pandang bersifat sementara. sedangkan dalam Rancangan Undang-Pembentukan Pengud l l.an 'l'inggi •ra ta Usaha Negara

Sur~baya ketentuan seperti itu tidak ada, padahal daerah hukum

PengF:tdi 1.1111 'finggi 'l'att..l Ur;ahn Negara Surabaya melip\1.ti tu,iuh

buuh wll.ayah Propinsi. \

Sehubunga.n dengan hal tersebut, Fraksi kami berpendapat bahwa pentttt:1.pan daera.h hukum p,~niV.:ldi !an 'l'inggi '!!ata. Usa.ha Negara

Surr.1br.t~'a hanya bersifat sementara sampai terbentukn}'a

P1?nsuv.J l l.1.111 'f.':lnf,lfl .I. '1'1.~ t.r.t I frnt1h.-:1 NMM•''H"-=.a ln .t. lll"l~'fl rinbr1r.rn t r111111r1

d irn~.km1d de.lam Paaa 1 6 aynt ( ~~ .> Undang-undang Nomcn' 5 'rf.\hun

U~t=tt3 tr-mt:r.mR Perarlil.An 'l'1.1t...~1 l.J.r.;nhr.1 NP.fl.t.tN1.

')leh karena itu Fraksi Karya Pembangunan berpendapat·perlu ada

rumt 1t·:~tl n ~'1':\ nf;! m~ngn tu rn~..'n. EH? t:. :l cJ,:i k- t. i daknya d 1 u t•1:1.i k.:in d;;J J. tur1

Pen'"i '·~ l.ris;.rn Umum a tau Penj e. lasan Pasalnya.

Dalam Keterangan Pemerintah yang disampaikan oleh Saudara

Henteri Kehakiman dihadapan Sidang Paripurna Dewan pada

t 0:mg1-t1J I. 13 .Januat' i 1993 ytrn@: l;du Ii tae1 f~ancangan Undang-undang

tentang Pembentukan Pengadilan 'l1inggi 'l'ata Usaha Nega~a

Surab'9~.ra t.e lah diungkapkan : 11 bahwa untuk melaksanakan

kett:?ntu.i.m Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

pembe11tukan Pengadilan Tina~i Tata Usaha Negara dilakukan FJP.C1.1\'fl bertaha:p". Untuk h&&l t•r••but VvaJJ•i. k•m.t. m•n•h•Jt•Ptt•n, dala.m r~n,11';a mewu~udkan •••• P•M•P•t.••rt k••••••••n MtMP•••·'•h k Ji t l•hueua11uft da 1.u1t P•rtV• L•••f..•n ••n•k•*• 1'•i• U1•h• f!f)(. t.Ln ~ '

r.epat, ••d•~h•n• ·•~t• d•n••n ~~·v• v•n• N"grtr-. 1.1f!eara

teJt~angkau •••

Page 17: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

r I.;

- 16 -terjan~kau oleh eeluruh lapienn maayarakat, proeea ~embentukan Peradilan Tata Ueaha Ne,ara balk Pen"adilan Tin8i1 Tata Ueaha Neaara maupun Pen1adilan Tata Ueaha Neaara di eetiap 1bu kota Kabupaten/Kota Hadva, dapat tarealieir · lebih oepat eeeuai dengan ekala prioritae waktu menurut daerah yani dipandan~

po~ensial atau mendesak untuk eeaera dibentuknya Peradilan

Tata Ueaha Nesara.

Saudara Pimpinan dan hndirin yang kami hormati, Porkenankanlah pada keeempatan ini pbla rraksi kami m~n~ojak

semua pihak aiar didalam rangka memaeuki pembahaean Ranoangan

Undang-undans ini senantiaea menaembanakart suaeana dialoaie yani

demokratis, den~an men~utamakan prinsip-prinsip mueyawarah dan mufakat dalam pengambilan setiap keputuean.

Fraksi kami menaharapkan agar pembahaean Rancangan Undang-undang ini selalu berlaneeune dalam euasana kekeluar8aan, keakraban dan kete~bukaan, karena dengan sikap-eikap sep~rti itulah akan memudahkan basi kita didalam memadukan eesenap pikiran dan

persamaan vana berkembana dalam membnhae Rnnoan"an Undan"-undnn"

inL Kesemuanya itu tidak lain dimakeudkan untuk memberiltan karya yan(l

terbaik bagi'bangsa dan negara. · Hadirin yang k~_mi hormati,

Didalam memasuki pembahaean Rancangan Undang-undana

kami telah mengajukan beberapa maealah baik bersifat maupun redaksional yang dituangkan dalam Daftar

Hasalah CDIH), semuanya itu tidak lain dimaksudkan

ini Frakei

eubstaneial Inyentarisaei· untuk lebih

menyempurnakan • Ra.ncang~n Undang-undang ini. Pada keaempatan ini

Fraksi Karya Pe .. ~bangunan ingin pula menyampaikan terima kaeih kepada Saudara Menter! Kehakiman yang telah menyiapkan jawaban

terhadap Daftar Inventariaaai Maaalah, eehingga akan lebih memudahkan dan mempercepat proses pembahasan. Kami juga

senantiasa konsisten terhadap tekad kita eemua untuk menyeleeaikan pembahasan RanoanQan UndanQ-undana ini ·seeuai

dengan jadwal waktu yang telah kita setujui bereama, Dan densan

Pembangunan mem!=»hon ridho Tulum Yan11 Maha Ku•••, l7itAJu1t

siap untuk membahae Ra.noansan ·.Undan1•Undaru1

Demikianlah Pensantar Husyawarah Fraks1 Karya Pembangunan yang merupnkan pentiantar dalntn ll\C111\llt:SUld,· pombaha.,on nanat.anJ,iU1n Undanr.i­

undang ini. Semoa:a 'l'uhan Yan• Hah• Ku••• ••n•n,i••• tn•J. i.r1t,.•ht••n P•lshm•• ••n hidavahnya kepad• kt..'• ,..,,,.,.., · \. Sekian, Wassa1amu1 a1a1kum W~, Wb,

JS!f YA ' , , ,, ,, , , I

J

Page 18: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 17 -

l\C:'.t.UA:

Terima kasih kami mlRlpaika.n kepada yang terhormat Ibu Farida

Syan1si. Chndar.iu, 8H yang Lttlnh nu:mynmpaikan pengantar singkat duri

Farksi Karya Pembangunan. Selanjutnya dengan segala hormat waktu kami

haturkan kepada Pemerintah dalam hal ini adalah Bapak Henteri Ke ha k i nrn n u n tu k nw n y fUl pa 1 k an u u nab u tun t.:d. n g k u L Po mt'? r i. n ta h Lo duuJ 11 p

pengantar musyawarah singkat dari farksi-fraksi, dengan segala hormat

waktu kami haturkan.

efiliKRlli.TAli i.MENTERI KE.H.AKIMAN.1 : Assalammualaikum Wr. Wb.,

Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi III dan hadirin yang kami hormati.

Agak berbeda dengan Fraksi ABRI yang melimpahkan Pengantar Husyawarah

Singkat ini kepada juru bicaranya yang kebetulan wanita dan juga

Fraksi Karya Pembangunan melimpahkan penyampaian Pengantar Husyawarah

Singkat kepada juru bicaranya yang kebetulan juga wanita~ maka

PBmerintah dalnm ha.l ini Menleri Kehnkirraan tidak bisa melimpuhko.n,

menyampaikan sambutan singkat Pemerintah ini kepada stafnya yang

kebetulan hadir pada hari ini yaitu yang dua-duanya wanita sehingga

~"'·-"" akan samoiakan sendir-i

Pertama-tama kami mengajak hadirin sekaliari untuk senantiasa

men~~~rukur i rahma t dan karunia Allah SWT, karana hanya dengan

rt\hrna t dan karuniaNya lah, padn ha1•l ~rang be1 .. bahaaia ini, ki ta

dapat. berkumpul kembali untuk membahas HUU tentang Pembentukan

Pengadilan Tinsgi Tata Usaha Negara Surabaya pada pembahaaan

tinskat 111 di Komisi III DPR. Mudah-mudahan dengan ri!10 dan

rahmatNya pula, pembahatsan RlJU ini dapat ki ta selesai~an 1 tepat

pada waktun~ra.

tfl''inH:\ kns\h ates keputuRan "Badun Musyawarah'' Dew;:ui nnt.11k

mempergunakan "acara singkat" dalam membahas RUU ten tang

Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya ini

tan pa melalui l'embica1•aan tingkat I I dan langsung pad a

pembicaraan tingkat III. Cara ini ditempuh tidak semata-mata

ka1•ena mater! yang d.1atu1• d! dalam nuu tontons PemberJ~UJcan

Pensadilan Tinssi Tata U•aha Nosa~a Suieobav• .i•uh 1•bih ••d.t.Jcia

dit>andinsk•n ,,,,,,,,,,,,

Page 19: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 18 -

dibandingkan dengan RUU y~ng lain miaalnya l.'ang 1nengatur tentang

lablh didorona

oleh tekad Pimplnan dan para Anggota Dewan yang terhormat, untuk

lebih meningkatkan dayagunc.\ dan hasilguna peluksanaan tugaa-

tugas Dewan.

Untuk melengkapi pembahasan dengan £\Cara slnglcat dan aambutan

singkat kami ini, 1naka telah kami aiapkan pula jawaban singkat

Pemerlntah a.t.as DIM RUU Pengadilan Tinggi TUN Surabaya haeil

kompilasi F1-aksi-Fraksi, dapat pula

mempersingkat pembahasannya.

Pimpinan dan Anggota Komisi III Yang •rerhormat,

Pembahasan sebuah RUU danaan Koruisi III aelalu

menggembi rakan kami. Bukan kare~a l{omisi I I I adalah mi tra kerj a

Departemen Kehaldman, sehingga kami aelalu mendapat lcemudahan,

tetapl karena kami telah mengenal dengan baik forum Kqmiei III

· ini. yang balk aecaN\ lnd l viduc\l maupun £raksi aenantiaan

mendorong kami untuk selalu beraiap-aiap menghadapi bahasan­

bahaaan, pe1·tanyaa11-'pe1•tanyaan kritis bahkan kad~ng-kadang

t.t!t'den~ar begitu "galak ... Dan netpal'tl at>lt.\m~' lnl Juunl tu1njukkon,

bahwa kami salulu mensahud;.\pi hal-hal i tu donsan pen uh

kesembi N\lUl dan kesaba1'un. J\esembil-aan dan kacs~bt.wan i tu aemata­

ma ta didasarkan t>adn lwyaklnan dan pon{tt\laman r:mlama inl. Gikap

kritis Anggota Komi:31 III aomatit-mata dido1•ong oleh rasa

tanggungjawab dan keinginan yang beaa1 .. untuk .aaJ..al.u menflbaailkao

mg te1•bajk. Bahkan setia1::- RUU yang lolos dari J{omiai III kami

harapkan dapat menjadi hant.uk halw bagi keaeluruhan RUU yana

dihasilkan DPR. Harapan ini menurut hemat ~ami tidak berlebih-

leb1han. Ka1'ena 1 tu sudah eeyogyanya Ko1nisi 111 vans momb.t.dansi

hukum memegans pel9anan vans ••,•n•ntukan dal••n P•1,,lta)l•l•n #I.,,.,

RUU. Hun11kin tidak bal91eb1h•1ebi.han, '•P•~f.I.• "'""'•h•n 111.t•jf

• 1·u,op , , , , , ' •

Page 20: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 19 -

setiap· RUU yang dibahas di DPR mempero!eh semaoam

akhit'" da1'i Komiel III untuk monol1t1 ae1-,elc-aupelc: tolcnia

porunda11s-undansan balk dalam panulioan, konaiatenmi povumuaan,

konsistensi dengan bet•bagal undang-undang yang ada dan lain

sebagainva. · · \

Saudara Pirupinari dan Anggota Komiai III Yang· Terhormat.\

Raaa tanggungjawab yang 1:1elama ini ditunJukkan Komis! III

dibukl~ikan dengan kelaziman penyelesaian pembahasan yang tepat

walstu, te1Mt mu.t.u dan tepat ~· Kalau1)un sekali-kali dijumpai

tarikan-tarikan a1•gumentasi. • tidaklah dimaksudkan untuk

mempersulit jalannya pembahasan, sehingga sesuatu yang aulit

makin di tambah suli t dan yang mudah mala}u~n dibuat sulit.

Helihat Jumlah paaalnya, memang HUU tentang Pembentukan

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya ini terbilans

sedikit - hanya lima pasal. Tetapi mengandung makna yang besar

dalam ~~aya lebih memant~pkan pelakaanaan kekuasaan kehakiman

dalam Negara Kesatuan Hepublllt lhdoneslo yang berdasarkan atas

hukum densan mewuJudlcan tata perad!lan yaus cepat dan murah.

Dengan pemben tuJum l'engedl lan •r .lr1ggl Ta ta Usaha Negara Surabaya

· 1111, be1•art;l ki ta "mengurangi" daerab hukum Pensadllan T1nss1

Tata Ueaha Negara yang telah cJlbentuJc berdaoarkan Undans-undang

.Nomor .10 Tahun 1990 tentans Pembentulcan Pengadllan 'l'lnssl Tata

Ueaha Negara Jakar~~. Medan dan UJung Pandans. Densan demikian,

be1•art;i makln memberlkan Jc:emudahan kepoda para penoar1 ksadllan

dalam Jcesempa tan memperoleh keadilan, terutaana

penyelesaia~ sengketa t;ata ueaha negara.

Plmpinan dan Ansaota Jtbu1lei Ill Yana •rerbormat;,

Pengalaman dan kearifan Bapak dan Ibu akan

dalam

selalU

mensil·insi pembahasan llUU lnl. Semosa kelJcutaertaan Komlal III,

eebagai amal b~aktl mudah-·mudahan tidak akan sekedar

memperoleh imbalan di alarn .t•aya in!• tetapi naenJadl amal shaleh

disisi Allah Subhanahu Walat• ala~

Sakal! ~l Jcam1 uoapkan tal'itna k••lh ata11 p•rh•lf1'•n lawfl•••• eaudara aeka11ap.

Wassalanunu•a1aiku1n·.wr •. Wb.

117.MA ' ""'",

Page 21: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

,_ 20 -

KETUA :

Terima kasih Bapak Menteri yang telah memberikan sambutan

singkat Pemetintah terhadap Pengantar Husyawarah Singkat

Fraksi-fraksi yang begitu simpatik. Saya kira sambutan dari

Pemerintah ini clan terutama kami dari Komisi III mengucap­

kan terima kasih juga atas support yang kalau tidak mau

kami katakan agak berlebihan, yaitu apeal terhadap Pemerin­

tah agar setiap RUU yang dibahas di DPR itu memperoleh se -

macam penelitian akhir .dari Kom:lsi III, khususnya ya.ng me­

nyangkut aspek-aspek tekhnis, b~ik dalam penulisan, konsis­

tensi perumusan dan lain-lain. Terima kasih sekali lagi ka-

. mi ucapkan dan ·kepada Bapak Menteri Kehakiman yang mewakili

Pemerintah.

Dengan demikian para hadirin ,yang kami muliakan, Sidang

yang kami hormati, acara yang kedua telah dapat kita

selesaikan dengan baik dan waktu masih pagi sekali, jadi

dengan suasana yang masih sejuk dan energik ini marilah

kita lanjutkan saja acara yang ke tiga, yaitu Pembahasan

DIM persandingan Fraksi-fraksi atas RUU tentang Pembentukan

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya.

Dihadapan kita mudah-mudahan tidak ada yang terlewat, sudah

di~ampaikan oleh Sekretariat kami yaitu Daftar Inveritasi

Masalah (DIM) yang sudah dikompulir oleh Sekret\ariat dari

seluruh, kompilasi dari Fraksi-fraksi dan juga\ tanggapan

atati jawaban Pemerintah terhadap DIM juga yang terakhir

tadi disampaikan oleh Pak Subagjo, SH., DIM tambahan dari

FKP. Tadi pagi kita sudah ada semacam pembicaraan informil

antara Pimpinan dengan Bapak Menteri seperti mekanisme yang

terdahulu supaya kelihatan hari ini sudah ada hasil, maka

berdasarkan persandingan DIM ini Pemerintah tel ah

menanggapi dan sekaligus menjawab ada hal-hal yang telah

disetujui Pemerintah, ada hal-hal yang belum disetujui

Pemerintah, jadi kalau saya boleh mengusulkan maka usulan­

usulan yang sama dari ke empat farksi dan kemudian

disetujui oleh Pemerintah, itu kita dahulukan untuk kita

11etujui , , , : , , , 1,,:

Page 22: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

I ..

-21-

setujui saja, yang tetap-tetap, misalnya disini halaman 4

nomor urut 8, hal~man 5 nomor urut 7. Jadi, apakah ingin

kami tawarkan apakah prinsip ini yang kami sampaikan ini

dapat disetujui ?, prinsip-prinsipnya dulu, hal-hal yang

sudah disetujui oleh Pemerintah dari Fraksi-fraksi ini yang

sudah tidak ada perubahan kita setujui saja, saya tawarkan

dulu, tenang saja, Fraksi ABRI ?

FRAKSI ABRI <NY. SUMARTINI Q. S.H.) : Terima kasih pada Bapak Pimpinan, kami kira kemungkinan

karena kami melihat didalam DIM Persandingan ada juga yang

menyatakan kosong Pak, jadi apakah ini dianggap sudah

setuju atau tidak, ini kami kira menjadi pertimbangan,

karena tokh pasal-pasal ya.ng ki ta balms in i t i.Jak begi tu

banyak sehingga bagaimana kalau kita tetap ~mbahasnya mulai dari awal saja, untuk membuka kesempatan kepada yang

lainnya mungkin ada saran-saran begitu, terima kasih.

KETUA. : Terima kasih dari Fraksi ABRI, kami persilahkan mohon

pendapat dari Fraksi PP.

FPP <H. OESMAN SAHIDI. SH) =

Assa.la.mmu 'alaikum Wr. Wb., mc:rnjawab Suudnru lu11ni do.ri

Fraksi ABRI, tadi ada istilah kosong dan sebagainya itu,

dengan ini kami jelaskan bahwa dalam hal ini sebetulnya

kami berpegang kepada hukum yang lima didalam hukum Islam,

yaitu Al'Akhkam Al'Hamzah dimana salah satunya adalah

mubah, oleh karena itu maka dalam hal ini kami kosongkan

dalam arti kata boleh ya boleh, tidak ya tidak, tapi kalau

umum, pendapat umum kalau dia diam· itu berarti setuju,

demikianlah, terima kasih.

Wassalammu'alaikum, Wr. Wb.

KETUA :

Terima kasih Fraksi PP dan selanjutnya kami mohon pendapat

dari Farksi POI.

de.lam,,,,,,

Page 23: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

I •

\ I

-22-

L.ED.l < Y . B A.._iU .. YAN.JO.N.O ........ S .• JL.. : Terima kasih Pimpinan, jadi untuk mempercepat pembahasan

yang belum serasi saya kira yang sudah serasi clan semua

sama dikolom dulu itu kita setujui bersama mengurangi

permasalahan, soal pembacaan keseluruhan nanli Lokh

diurutkan kembali dari awal, kami setuju Pimpinan, terima

kasih.

KETUA : Terima kasih kepada Fraksi PDI, dan selanjutnya kami

persilahkan Fraksi Karya Pembangunan ..

FKP <H. NY. HARTINI M KASRAN. SH :

Terima kasih Saudara Pimpinan, setelah Fraksi PP memberi

penjelasan sedemikian rupa atas pertanyaan dari Fraksi ABRI

tadi, maka Fraksi Karya menyetujui untuk pengesahan dari

semua DIM yang tercantum tetap, demikian dan sekali lagi terima kasih.

KETUA :

're r i ma k as i h Fr a ks i Ka r y i1 P om ban ~tu n u n ) u d u IH.nn crn L n r d n r i

Bapak Menteri, tidak ada, barangkali dengan penjelasan dari

Fraksi PP, dari Fraksi ABRI sudah plong begitu, mohon

dijawab Bu.

F.ABRI <NY. SUMARTINI D. SH) : Dengan keterangan dari FPP Pak, kami menyetujui untuk

supaya segera bisa ada hasilnya begitu, meskipun pagi-pagi

kita sudah berhasil beberapa point yang sudah kita

selesaikan dari pembahasan RUU ini kami menyetujui saran

dari Bapak Ketua tadi, terima kasih Pak.

KETUA) :

Terima kasih dari Fraksi ABRI atas persetujuannya, baik

jadi kita lihat urutan yang pertama, nomor urut yang

pe~tama,,,,,, ,, .• ,,

Page 24: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-23-

pertama mengenai judul dari Fraksi ABRI tetap, FKP tetap,

FPP t.etap,. FPDI setuju, Pemerinta.h bagaimana inJ. komentar ·­

nya Pak '?

Ba i k , j a. d i de rig an de m i k .i. a r 1 !:Jn y a in g j n b a ca k n n bun y .i. n ask uh :

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOHOR TAHUN

TENT ANG PEMBENTUKAN PENGADILAN TINGGI

TATA USAHA NEGARA SURABAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLJK INDONESIA,

Disetujui ?

(Ketuk Palu)

Kemudian nomor urut 6,

LM.TERUPSI_EK.f_U2.R.'i~ .... JlRB_._ __ liQHIL_fil1liK._KOESOEMODI_L_QGO. SH_l :

Menurut saya ini masih ada masalah, karena FPDI\ini masih

punya keterkaitan dengan usulnya yang di b, dia akan

be rub ah no me r k a 1 au u s u l n ya d i :::; cd:. u j u i , ~::;a ya k i r a a. d a

masalah.

KETUA :

Terima kasih, saya kembalikan kepada POI.

L.P.DJ. .... L.Y ..• _8._ •... j\TIYAH'...T.ONO ... :3HJ : Hemang mengena.i mater i t. ich.1.k ada masalah ,• namun karena

nn.nt.i urutan menyangkut kam:i. mohon untuk nanti saja Pak,

sekian Pak.

KETUA

Baik, bagaimana kita liwati saja dulu nomor 6, baik kita

sekarang, ~rutan 7 bagaimana ? maaih, baik, nomor urut e, Fraksi ABRI tetap, Fraksi Karya Pembangunan tetap, fPP

kososng ....... .

Page 25: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-24-

kosong berarti setuju, FPDI tetap dan Pemerintah sudah

barang tentu menyetujui.

Bunyi naskah

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan­

ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman (Letnbaran Negara

Tahun 1970 Nomor 74, Tambahan Lemb~ran Negara Nomor 2951);

Dapat disetujui ?

(Ketuk Palu)

Kemudian 9, disini didalam DIM terlihat Fraksi BARI tetap,

FKP tetap, FPP kosong berarti tetap, POI tetap, Pemerintah

tetap, bunyi naskah RUU :

3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 73, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3316);

Dapat disetujui naskah ini ?

(Ketuk Palu)

Nomor

tetap,

urut 10, disini didalam DIM Fraksi ABRI ~etap, FKP

FPP kosong berarti tetap, FPDI tetap, bunyi naskah

RUU :

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata

Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 77,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3344);

Dapat disetujui ?

(Ketuk Palu)

Nomor urut 11, Fraksi ABRI tetap, FKP tetap, FPP tetap,

FPDI tetap,

Pemerintah setuju

Page 26: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

pemerintah setuju, Suny1 neskah :

- 25 -

5. Undang-undang Nomor 10 T~hun 1990 tentang Pembentukan Penga­dilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta, Medan, dan Ujung

Pandang (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 80, Tambahan Lemba­ran Negara Nomor 3429) ;

Dapat disetujui ? KETUK PALU 1 X

12. Fraksi ABRI tetap, FKP tetap, FPP kosong berarti tetap, frak­si POI tetap, pemerintah setuju. Naskah RUU berbunyi :

Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN

Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN

PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA SURABAYA

Dapat disetujui ?

INTERUPSI PEMERINTAH Hanya penulisan saja, ini nantinya jangan sampai DPR-RI dibawah , didalam naskah RUU itu memanjang, saya kembalikan saja kepada yang sudah-sudah apakah memanjang apakah berdua ini.

KETUA RAPAT :

Yang benar itu OPR-RI, bukan DPR, lalu RI-nya dibawah, saya kira

betul apa yang disampaikan oleh bapak Menteri Kehakiman, penulisan­

nya ad\l ah : \ DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Apa betul begitu penulisannya bu Hartini. Mohan pihak sekretariat

untuk membenarkan penulisan DPR-RI itu penulisannya satu baris. Baik terima kas1h ko~eksi pemerintah. Disetujui ?

KETUK PALU 1 X

Baik, selanjutnya nomor 20 halaman delapan , DIM nomor 20 ini FABRI menyatakan tetap, FKP tetap, FPP tetap, dan FPDI tetap. Apakah untuk sel an,jutnya bol eh di tul is sebagai dokumentasi ·di si ni

k o song ....... .

I .

Page 27: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 26 - \ kosong ditulis tetap dari FPP. Jadi mohon diperbaiki dari Sekretari-

o at supaya kosng-kosong , supaya kelihatan gagah ditulis "tetap" begi-tu, sebagai dokumentasi otentik. Nomor urut 20, bunyi naskah :

b. sudah diajukan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta atau U­jung Pandang tetapi belum diperiksa, dilimpahkan kepada Pengadil­an Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya.

INTERUPSI PEMERINTAH :

Ada kesalahan pak, kurang "Tinggi" pak, dari naskah RUU " sudah diaju-kan keapda Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara ........ ", kurang kali-mat "Tinggi" pak.

KETUA RAPAT :

Baik saya ulangi. Jadi naskah yang benar, ini namanya tik fault, saya ulangi lagi bunyinya adalah 11

b. sudah diajukan kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta atau Ujung Pandang tetapi belum diperiksa, dilimpahkan kepada Pe­ngadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya.

Dapatkah disetujui ?

KETUK PALU 1 X

Baik sekarang kita menuju kehalaman 9, nomor urut 23, F.ABRI kosong, apa betul begitu, Sekretariat tolong diperbaiki ini mestinya ada tu-1 isan "tetap", FKP tetap, FPP tetap, F.PDI tetap. Sebelum saya ba­cakan apa ada tulisan yang salah pak Menteri.

PEMERINTAH : Nanti penulisannya saja pak.

KETUA RAPAT :

Baik kami bacakan naskah RUU

Disahkan di Jakarta pada tanggal ..... PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOEHARTO Diund~ngkan di Jakarta pada tanggal

MENTERl/SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MOEROIONO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN

Ya,,.,,,,,

Page 28: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 2? -

Ya silakan, tik fault saja pak.

PEMERINTAH :

Harusnya SEKRETARIS, SEKRERATIS.

KETUA RAPAT :

...

Tolong dikoreksi Sekretariat bukan SEKRERATIS, tetapi SEKEETARIS, ada koreksi lagi tulisan, silakan. Ada koreksi lagi dari FKP.

FKP .M. RUSDY THAHER,SH :

'rerima kasih bapak Pimpinan. Ini bukan koreksi, cuma sekedar barangkali pertanyaan, karena penulis­an ini apakah memang kita harus setujui seperti ini. Masalahnya ada -lah, ~emang Undang-undang ini direncanakan tanggal 28 Januari sud.ah bisa diselesaikan o:leh DPR, akan tetapi penandatanganan oleh Bapak Presiden mungkin beberapa bulan kemudian. Sehingga timbul pertanyaan apakah kita_ tidak memperkirakan bahwa Sidang Umum MPR itu dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan 11 Maret dan pembentukan Kabinet yang a­kan datang, apakah ·masih dalam batas waktu, tenggang waktu i tu pena.n­

datang~~leh Bapak Presiden. Sehingga posisi yang akan kita setujui Menteri Sekretaris Negara tetap. Sekedar pertanyaan saja saudara Ketua.

KETUA RAPAT : Apakah yang diperkirakan hanya yang dibawah atau yang diat1s juga, mo­

hon pendapat dari pemerintah.

PEMERINTAH :

Ki ta tempuh cara yang juga ,_bisa ki ta sepakati bersama karena a<la dua RUU di DPR sekarang. Sa tu· adalah· HAPBN dan yang kedua adalah ini, d_i­si tulah nanti kita• .. 'terapkan suatu perlakyan yang sama. Yang kedua, ini disetujui 0ewan tanggal 28 Januari, tentunya diusahakan dari Dewan pun kalau bisa mengirimkannya ke pemerintah itu jangansam­pai sesudah tanggal 11 Maret. Jadi tergantung Dewan sendiri, Dewan i tu mengirimkannya -kapan. ____ Ka_la'l1 _ Dewan mengirimkannya katakanlah tanggal 1 Maret, Insya Allah pemGrin-tahpun sudah bisa, lalu di ta.ndangani sebelum tanggal 1 ·1 Maret. Jadi berpulang kembali pada Dewan kapan menyampaikannya ke pemerintah.

Terima kasih.

KETUA RAPAT : 111

erima kasih pak Menteri, Saya kira supaya nama ini tetap semuanya, prosesingnya dip2rcepat, ada

usul lagi setelah.begitu.

Baik ••••••••••

Page 29: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 28 - ...

Baik, dapatkah disetujui ?

KETUK PALU 1 X

Jadi sudah 8 masal~h yang disetujui untuk sementara ini. ·~l'"\~i' \ ~·-

A e k a rang ki ta men~il(jak halaman berikutnya mengenai PeriJel~is.::lh-~--

INTERUPSI FABRI NY.·SUMARTINI ·n, SH:

Didalam DIM kami ada ralat didalam halaman 3, ini juga rupanya salah ketik, pada nomor urut 5 butir_ d sesudah kata "Surabaya ••••• ", i tu se­betulnya tidak.ada. Karena sesuai dengan usul kami sesudah perubahan pun kan tid2k kami cantumkan.. Jadi ini salah ketik. Seharusnya hanya yang pertarna saja, jadi hanya saran yang pertama yai­tu kata "yang berked.r1duka.n dli", dian tara kata "Negara" dan "Surabaya" dihapus, itu saja. Jadi kata "sesudah kata" itu dianggap tidak ada, salah ketik.

KETUA RAPAT : Jadi bunyinya bagaimana bu ?

F.ABRI NY. SUMARTINI D, SH

Jadi setelah perub~han ada dibawahnya itu, ini hanya erata. Sebelum . . ~

masuk kedalam pasa1_penjelasan. /,:1,l,.

KETUA RAPAT :

Baik, jadi koreksi:-:<lari FABRI dihalaman 3 disi tu usul perubahan butir d, bunyinya yang b~?ar hanya, bunyinya adalah demikian ; kata "yang berkedudukan di" dfantara kata "Negara" dan "Surabaya" dihapus. Kali­mat tiga baris dibawahnya mohon dianggap tidak ada, yaitu yang berbunyi Sesudah kata "Surabaya •••••• dstnya •••• hukumnya" dianggap tidak ada. Baik kita menginjak kehalaman berikutnya, di Penjelasan.

INTERUPSI FKP NY.H. HARTIN! M KASRAN,SH :

Ini Pe.rijelasan Umum ya pak yang dimaksud, kami rriohon untuk bisanya menge nai penjelasan ini diserahkan kepada Timus atau Timcil pak, jadi tidak di pembahasan sekarang.

KETUA RAPAT

Yang tetap, tetap itu bu.

FKP NY. H. HARTINI.M KASRAN,SH

Pasal demi pasal yang materi saja pak, yang di penjelasannya nanti sa­ja, penjelasan umumnya. Penjelasannya seyogyanya di Timus atau Timcil.

KETUA RAPAT :

Jadi judulnya saya kira bisa disetujui, kita lihat FABRI ini kosong a­tau tetap, tetap ya, FKP tetap, FPP tetap, FPDI tetap. Saya bacakan :

P en j e l a s an •••

Page 30: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 29 -

P E N J E L A S A N A T A S

UND;\NG UND.ANG REPUBLIK INDONESIA

Dapat disetujui ?

NO MOR TA HUN 1.'ENTANG

PEMBENTUKA.N PENGADIL.A1~ TINGGI

TATA USAHA NEGARA SURABAYA

KETUK PALU 1 X

INTERUPSI FABRI NY. SUMARTINI D, SH :

Maaf interupsi pak ketua. Kalau ini setuju pak yang ta ••.•

KETUA RAPAT : Ini dulu bu, setuju, silakan bu Sumartini.

FABRI NY. SUMARTINI D, SH :

'l'erima kasih pak. Ini juga koreksi terhadap Sekretaria t untuk halaman

terakhir, penjelasan halaman nomor 4, disitu kami tidak menuliskan usul perubahan. Didalam DIM kami tidak ada menulis demikian, usul perubnhan tidak ad.a, tapi disini diketik. Ini tidak adc:i pak.

KETUA RAPAT :

Baik, begitu, jadi mohon dibuka halaman 4 nomor urut DIM 8, FABRI disi­ni tertulis usul perubahan, itu rnohon dianggap tidak ada setelah menda­patkan penjelasan dari FABRI. Jadi yang lain-lain kita tunda dulu.

INTERUPSI FKP NY. ·. H. HARTINI M KASRAN, SH

Interupsi pak, usur ini d::_\ri FKP, jadi saya mohon ada, hanya salah kamar pak, mohon dikoreksi. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Jadi setelah mendapa tkan penjelasan ctari FKP maka usul ini sesunf;guhnya adalah usul perubahan dari FKP, apakah bunyinya demikian juga bu Harti·­ni. Oleh karena i tu mohon sepenutmya ini digeser kekolom FKP.

Terima ka::~ih.

Apakah yang disetujui hanya ini saja, 9, 10, 11, 12, 13 apa bisa dibahQ.s sekarang untuk disetujui, FABRI ?

Sebab ini penjelas;m pak Menteri.

Baik sementara ini saja dulu. Dengan demikian sudah disetujui 9 masalah.

Apa masih ada me~usulkan untuk di break dulu, pak Menteri ada usul un­tuk di beeak. Terus saja dulu.

Bai~, m3rilah ki ta lanjutkan pembahssan DIM ini, sekarang sampai pada nomor urut 2, seluruh ffaksi mengajukan usul dan disini juga sw:lah ada

tanggapan-tanggapan dari pemerintah •. Untuk masalah ini kami silakan dari FABRI.

FABr~r •••••••••.•

Page 31: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 30 -

FABRI NY. SUMARTINI D, SH :

Terima kasih bapak pimpinan. Sesuai dengan DIM yang kami sampaikan untuk 1"1 enim~~Jang butir ~' kami me­nyarankan, ada dua hal yang kami sarankan yaitu yang pertama ad2lah ka­ta "pada dasarnya".diantara kata "Negara" dan "Pengsdilan" diha.pus, di­ganti kata "perlu d:ibentuk". Kata "dibentuk" diantara kata "Nega~" dan "disetiap" dihapus, sehingga setelah perubahan bunyinya menjadi ; Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (~) Undang-undang Nomor

5 Tahun 1996 ten~ang Peradilan Tata Usaha Negara, perlu dibentuk Pengetdilan Tingg1 Tata Usaha Negara di setiap ibukota Propinsi.

Alasa.nnya adalah penggunaan kata "pac:f_a dasarnya" kurang tepat, karena sesuai ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undnng-undang Nomor 5 Tahun 1986 me­mang seharusnya disetiap ibukota propinsi ada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dan inipun juga mengacµ kepada undang-undang yang lalu yaitu Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990. Terim~ kasih pak.

KETUA RAPAT :

Terima kasih FABFtE, dan kami persilakan FPP.

FPP H. OESMAN SAHIDI, SH

Assalamu'alaikum Wr Wb Disini kami mengusulkan ada usul perubahan baris keempat, kalimat " ••• ibukota Propinsi ••• " P-nya ini kecil. Kalau Propinsi itu merupa­kan istilah umum general name biasanya P-nya huruf kecil, tapi kalau Propinsi itu dikaitkan dengan tempat, itu jadi nama khuaus P-nya itu · hurt.if besar. Dengan demikian maka kami usulkan agar P disitu diganti dengan P huruf kecil ( p). Jadi ibukota Propinsi; jadi P kecil ( p). , Terima kasih.

KETUA RAPAT

Terima kasih, jadi FPP mengusulkan penulisan P besD.r menjadi P kecil (p), kami persilakan ctari F.PDI.

F.PDI HANDJOJO PUXRO, SH : Terima kasih Saud§.:ra pimpinan. Dari FPDI mengusul]{an ada suatu perubahari, mengenai penamba~han .. adanya_ suatu passl didalam pasal Und~ng-undang Nomor 14 Tahun 1970 yaitu ten­tang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang menurut hemat kami adalah merupakan suatu undang-undang pokok yang melah.irkann.ya .. , Selanjutnya melahirkan daripada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986.

Jadi ••••••••••

Page 32: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 31 -

Jadi disini adalah _nierupakan sumber hukum daripada lahirnya Und~mg­

undang Nomor 5 Tahun 1986, jadi kiranya tidak ada salarmya kalau te tap dicantumkan _de?gan menginga t Pas:?.l 10 jelas meny3 takan adanya Peradilan Tata Usaha Negara menurut undang-und.3ng dimaksud. Untuk ini kami tetap sependap9t denp;an pendirian kami sekiranya di­terima, kami tetap mencantumkan penambahan adanya "Pasal 10 dari pada Undang-unda11g Nomor 14 Tahun 1970 •• " Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, jadi FPDI mengusulkan adanya penamb-3han tertulis didalam DIM ini dengan riesening yang disebutkan tadi. Selanjutnya kami persilakan FKP.

FKP SUTRISNO, SH

Terima kasih(bapak Ketua. Dari FKP sesuai clengan apa yang telah dituangkan dalam DIM, maka ada beberapa usulan pe~:Fubahan yai tu pertama kata "pada dasarnya" i tu di­hapus, kemudian yang kedua kata "ibukota11 , itu dihapus dan ketiga s~ sudah kata "Propinsi" ditambah kalimat "yang berkedudukan di ibukota Propinsi". Sehingga bunyi nya adalah sebagai berikut setelah mengalami ... p.e.ru.b.ahan.

a. bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pengadilan Tin_g gi Tata Usaha Negara dibentuk disetiap Propinsi yang berkedudukan di ibukota Propinsi

Sebagai tambahan, maka alasan rwnusan ini sebenarnya sekedar me­rupakan suatu penekanan dan penegasan, narnun juga memberikan fleksi­beli tas sebagaimana apa yang disampaikan oleh pemerintah dalam Keter~ ngan Pemerintah bahwa penyusunan Peradilan Tinggi ini adalah sifatnya berte.hap. Jadi demikian, teriina l<asih.

KETUA RAPA T :

Terima kasih jurub'lcara FKP, yang didalam usul perubahannya acla dua ka ta yang dihapus, tetapi aria penarnb8han ka ta. A tas usul-usul perub~ han ini kami mohon tanggapan dari pihak p :·metintah. Jfam:j. persilakan.

PEMERINTAH :

~ Saudara pimpinan, sebelum pemerin tah ·menyampaikan tanggapannya apakah juga tidak ditempuh prosedur yaitu terhadap apa yang dikemukakan FABRI

mendapat tanggapan dari lain fraks i, yang disampaikan oleh FKP kemudi­an mendapatkan tanggapan dari ketiga fraksi lain, demikian seterusnya baru pemerintah, kami tanya lebih dahulu bagaimana prosedurnya

apakah •••••••

Page 33: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

- 32 -. "

apakah kami langsung ataukah yang disampaikan fraksi-fraksi itu

lalu ditanggapi, sehingga pemerintah paling akhir, begitu.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Saran yang disampaikan pak Menteri baik juga, tapi daripada antar fraksi menanggapi saya kira ditanggapi sec3rp. ke.::;eluruhan

oleh pihak pemerintah, kemudian dikembalikan kepac:.a .fraksi. Barangkali nan ti setelah ada tanggapan aarj pihak perner.intah, d.§.

ri pak Menteri mungkin sudah ada sinkronisasi, ada titik-titik pertemuan, daripada nanti antar fraksi berdebat. Barangkali sekarang ada air dingin dulu dari pihak pemerintah d.§. lam rangka tan~gapannya sekaligus mensinkrtonkan, pendapat kami

begi tu. -·-·-- __ --~- ...... . Barangkali adatanggapan dari fraksi-fraksi kami persilakan.

FABRI NY. SUMARTINI D, SH : Terima kasih Japak Pimpinan, kami kira usul saran penda:;;at d~:ri

bapak Menteri i tu ada baiknya, karena ki ta harapkan bapak Menteri nanti yang menjadi gongnya, begitu. Jadi sesudah ki ta saling menanggapi begi tu, nan ti gongnya i tu saya kira adalah pendapat d2ri bapak Menteri. Jadi kami memang sepend.§. pat usul dari bapak Menteri, terima kasih bapak Ketua.

KETUA RAPA T :

Ada pend3pat dn,ri fraksi-fraksi lain, FPP kami persilakan.

·FPP H. OESMAN SAHIDI, SH :

Bapak Ketua yang terhormat, saya kira apabila kita menangga.pi tiap fraksi saling menanggapi saya kira agak sedikit riskan untuk mem­percepat penyelesaian pembicaraan ini.

Oleh karena i tu saya setuju den~san pendapat sauc!ara Ketua t3.di yang mengatakan bahwa sebaiknya dari pihak pemerintah dulu

seb~g~i •••••••••••

Page 34: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

33

sebogoi nanti penyejuk pikiran dnri kito semuonya.

Terima kasih.

KETUA :

Terima Kasfti' 1Frnksi .pp ~:r-c:1 s l:.::mgg:"Jponny:i. Moh on t~ingg:i­

pan fari Fraksi --PDI.

FPDI (Y.b. WIYANJONO, SH)

Terimn kosih Pimpinnn, Menurut k::imi nkan lebih mnntnp sehinggn k::m1i nknn merasn

terlibot semuanyo didolom membahns masing-mnsing doripadn fro~ si karena knmi jugn akan dicobo untuk mengerti, memahnmi dan kemudion membuat rumusan bersomn yang paling baik, dengnn de­mikion akan_lebih berbobot nilainya kemcmtapan dnri penerim.'lan klausula-klausula yang ado disini.

Jodi soya setuju bahwa opa yang diongkat oleh frnksi,di­tanggapai olen frnksi yang lain kemudian Pak Menter!.

Kemungkinan satu fraksi sudoh terlibat dengnn yang lain itu sehingga itu sudah tercapai, tidak dinngkat lagi kan bisa

juga. Terima kasH1·.

KETUA :

Terima kasih PDI. Fraksi Karya kami persilahkan.

FKP ( H. NY. HAR'I'Ii" I M. KASRAl~, SH)

Terimn knsih. Frnksi Knrya menyetujui npa. yang diusulkan Fraksi ABRI

den Froksi PDI yaitu bnhwa kita soling nrah frQksi aiberiknn

kesempotan untuk soling menonggapi dulu, bnru kemudian Peme­rintnh.

Terimn kasih.

KETUA i/'-

~apak So~sbhto komi persilnhkan.

FKP (SOESANTO BM~GOENNAGORO, SH)

Kepnda kawnn-k::-1wan dari Froksi Kary a, s nyrt sediki t men.1m­

oah mono yang paling ennk. Apci yang diusulkan oleh Ke.tua_it\L ...

sebetulny.J ••••

Page 35: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

34 . . ..... . . -· ··~-"·'··· ..... ~. ~· .....

sebetulnya sesuai deng::m terobosan yang seloma in1 sud.clh ki tet

bikin korenn bukan rahosia lagi bahwa deng~n ~anya DIM tertu­lis ini Pak Menteri sebetulnya sudah diketahui pendap~tnya,

dengan demikian itu kesejukJn ada tinggal sekarang frnksi -

fraksi setelah ~9k Menteri secora resmi mengutarakan pendapnt­

nya, apakah sudoh tepat yang diusulkan Pok Menteri, inkasu di­

dalam perkara konsider3ns ini, rnenunjuk kepoda undang-undang

yang telah ado, hol ini sejnlan dengon usul dnripado Pnk Ketu8 dengan demiki::m, memnng sebaiknya Pak Menteri, ~dimint:1 men::mg­gapi dari semuo yang sudoh dikemukaknn ~tu. Apnknh :1k~n konsi~

ten dengnn opo yang sudnh tertulis ini dnn ini dokumen resmi

dan buknn rahnsio lngi.

Dengnn demiki::m mungkin dciri frDksi-froksi setel.1h Pak

Menteri mengutarokan pendapatnyo :Jkan s ecora efisien, mant1

yang paling tepot, paling benar. Boru disitu ditaruh.

Jndi memong sayo mendukung Soudaro Ketua, yang

agar Pok Menteri jugn dalam sesion ini memberikan tongg~pnn lebih dahulu, bnru kepadn floor.

Terima kosih.

KETUA : ...

Baik. Jadi S'DYD 'ingin meletakknn kcisus posisinya. RUU

ini dibahns antnra DPR don Pemerintah. Jndi sup8yo did0lam

pembohasan sudoh~barong tentu ado bedn pendap6t dan sekorang

ini mnsing-mnsing fraksi sudah mengajukan uIM-nyn.

Knrena mnsing-mnsing sudah mengajuk::m DIM-nyr.l, n,:1skclh

ini disornpoikon Pemerintqh, mestinyo seteloh mengajuknn usulon usulan, Pemerintah menanggopi, tetapi ini ndnlnh forum demokrQ

si, jadi kalau memang menghendaki antora frnksi oeradu ~rgumen

lagi pc,dahril Pemerintnh. Ini kan konsep sud;ih d ciri Pemerintar:,

froksi-fraksi sudah menanggopi, sekorong dib0lik Pemerintah

atas usulan-usulan peruboh8n tonggapannya Pemerintah b~gaiman8,

sebab mekanisme y.:ing lnma juga begi tu, tapi k,11 ~u menghendaki

yang lain, tida~,apo-apo tetapi ingin snya beritnhukan, Peme­

rintah buknn se9ngai gongnya. Jodi ini mohon dicntat, ini pem­

bahasan jndi som~-snma.

APn ado pendapot lagi Pok Menteri ?

PEMERINTAH . . . . .

Page 36: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

35

PEMERINTAH !:

Kalau tanggopan Pemerintah memang sudah diterima oleh masing-mnsing fraksi. 1l'ndi kami · trmyo tony::-1 perlakunnnya, ap_Q knh knmi jawob langsung atouknh diantora fraksi ndn jugo sn­

ling mennnggapi, sebob kalnu soling menongg?pi Pemerint~h ju­go tinggnl menyetujui. Ambil contoh snjn frnksi ABRI menyoran k::m kotci pndo dnsarny:-i"dih:::ipus", Froksi Kr.try<J setuju. V~LLau

PDI don PPP jugo s etuju, Pemerintah juga setuju, mnksT1~TnY-cf·-· ---·

tidak terlalu memaksClk:m Pernerintoh, tupi kol:1u sek~Tettj Peme­rintah diminta untuk menonggapi secoro langsung dan tidnk te£ lebih dnhulu antar froksi, knmi tetop lunjutkon knreno ini s~ dah: kami siopkan, tinggal baco saja.

Terima kasih.

KETUA :

Baik, jndi ini ado usulnn mekonisme baru dari FT·:iksi ABRI dan sekarang sudah adri tanggapan. S:.iya kembalikan lagi kepoda Fraksi ABRI mekanisme yrmg mciu di tem:,:1uh secnrr:i yrmg lnlu nt.~1u

seperti apo yang diusulkon Fraksi ABRI.

Kami persilnhkan.

F .ABRI (NY,. SUMARTINI D., SH)

Terima knsih bapak Fimpinan,

Sebenornya kalau tadi kami menyatokcm gong i tu buk::in be­rarti bnhwo menterilah yang menentukan d~ri hasil pembic~raon honya maksud k8mi adaloh sesudah poro frnksi ini snling mennnE gapi, kemudion Pemerintoh ini mercingkum hasi 1 d ori. t::mggnpan Ban soron dori porn anggota frn\c-:i ini bogaim::mr\ tnngggapcinny~ d..-iri t-'emerintoh.

Lalu mengericii bahwa;apakoh ini kemudian ini ditanggapi oleh Pemerintah ,· kami rnsa se betulnya ki ta semua sudah di bagi jawaban dari Pemerintah don ~it~ bisn membaco.

Kami kira ini untuk menyingkat karena nanti Pemerintoh kami kira- belum biso menjawnb op~ t_;.ebetulnya maksud dari para

fraksi dengan permasolnhan yang disompoikan. Jodi kalou non~i ~isepakati, mnsih tetop, ini deng8n

ontara fraksi dulu supnyn setiap fraksi ini mengungkopk~ln du­lu, opa seoetulnyo latcir be\ai<ringnya, kemudi nn b,:igaimnn.:-i t::mg­gapan ki tn terh~~d0p ini, . kort:mci ini b:iru settu putornn.

Terima kosih.

KETUA ..........

Page 37: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

'36

Silohknn Ibu Hortini.

FKP (H.NY. HARTINI M. KASRAN, SH) :

Menambah opo yang dikemukokan Ibu Sumortini, moka pada putoron yang berikut itu maksud do~i Froksi Karyn adnlah agar

.supaya sekaligus kita dopat juga menonggopi penjelason dari

Pem~rintah atou tonggopan Pemerintoh. Jodi mironya masing-mosing fraksi biso lebih lengkop

mengemukakan pendapatnya, orgumentosinyn.

Terimo kas1.h.

KETUA :

Ado usul logi. Silohkon PDI.

FPDI (

Terima kasih Pimpin::m,

Kami ingin lnngsung S::1jn. Knlau bnpak Menteri sudah teri

ma bahwa opo yang disnmpaikan kepada kitn diynkini don kitn

ooca bersomo moko diombil oleh Pimpinan sojo lomgsung ditun­tun oleh Pimpinrtn bnhwn menimbnng butir Q , itu per~osnlnhannya

I ado beberopo point, dilontor ol~h Pimpinnn,· ditnnggapi bersamo itu selesai.

Jodi kalou seakon-okon todi tiap fraksi mengutarakan,

kemudion ditnnggopi yang lain, ini Pimpinon-lnh yang meresu­me.kan dnri permasolohon yang ado dilontarkon kemudion ditong­

gopi bersoma. .. --- . ··~-·-·-·-·"- .............. .

Soya kira dengan dernikiond<_on lebih cepot. Terim0 kasih.

KETUA :

Froksi PP ado tambohon. Jodi soya kiro break dulu. Silohknn.

__ (_·\'.!_:"; ____ ) : )

Terimo ko~fh Pimpi~on, Kalou diberikan kesempaton kepodo sotu fraksi untuk me­

nonggapi fraksi yang loin, mungki~ ini okan bertele-tele, ~o­pi dnri npo ynng telah dikemukokon oleh setinp froksi, kira­

nyo Pimpinnn itu untuk mengombil suotu sikap, bogi yang sudoh

s:Jmo . . . . . . . . . . .

Page 38: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

37 ...

soma, ini ditowarknn kepndo yang loin, bagnimon0 sikap y~ng loin sehingga Pimpinnn itu bisa mengarahkan kitn ini, untuk mengnmbil suatu sikap, kemudicn bognimnnn tnnggapon pemerin tah. Hinggn kito horapkan Pimpinnnlnh yang mengarahknn kitn ini. Jodi mono yang oknn .dinmbil, demikion Pok, terimn kasih.

KETUA :

Memnng sesuoi cengon teori pendidikan, knlau sudah lebih 2 jam hnrus break dulu, jadi kito break dulu sekitnr 10 menit, se'tuju ?

c H.APAT SETUJU ..

Skorsing knriif cabut dan Rapat Kerja ini kita b~ka kemba-" li.

Kita t:.1di ingin menentukon sikap atnu menyntvkan pendapat dalam r nngka pembahasan DIM ini. J ridi tndi ada 2 pendapat yang satu supnyn pendapot-pendnpat frnksi itu kitn bnhns nntnr fraksi dulu, kemudinn pihak Pemerintah belokangan, tetapi ado froksi jugo mengusulknn sup::-iya di tempuh mek~nisme ynng __ Q.Jdl.~ .... _ mDsing-masing frnksi mengemukakon pendnpntnya kemudinn knrenn satu ronde semun jadi kebnginn, semuo frnksi keb~inn kemudi-

. . an pihak Pemerintah ki to dengnr pend:Jp,'Jtnyn. J:-,di masih belum ~do sinkronisnsi ates pendapnt bogaimana meknnisme didolam pembahasan DIM ini.

Untuk ini }<;ami kembolikon logi kepad~ fraksi-fraksi don mohon tnnggnpan'.", ,

Kami persilahknn FKP.

FKP (H.NY. HARTINI M. KASRAN, SH)

'Terima kosih Saudora Ketun,'

Fraksi kami tetap pad:i pendapat kami t::idi bahwn seyogyo­nya diberi putaran seknli untuk pendelpot d ciri t1loson ntnu C"1r­gumentr.1si dnri mnsing-mnsing usulcm DIM d.:-m disertni jugn de­ngnn tanggapnn terhndnp penjelasnn Pemerintnh ynng telnh dise~ rahkan kepnda kita, sehingga dengan demikian mnnn. yaDg ~udnh

disetujui dnn disepnknti langsung his8 terbncn. Demikian dari kami, terima knsih.

KETUA ; • Masih belum jelns, maksudnya kolau satu putnran itu se­

muo fraksi mennnggapi, Pemerintoh menanggnpi, bagnimana yang

dikehendaki . . . . .

Page 39: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

38

dikehendoki oleh FKP.

FKP (H.NY. HARTIN! M. KASRAN, SH) : 1Froksi-fraksi- sajo menonggapi.

KETUA :

'

...

, Ya. Jadi semunnyo t~nggopnn froksi-fraksi.snjo. Jodi Pe­merintah belum, podohol ini nosknhnyo Pemerintah.

Kami persilohl<ot\, dari FrrJksi ABRI.

FABRI (NY. SUMARTINI D., SH) :

Terimo kasih Bapak Pimpinon, Kami, sesuoi dengnn usul saran komi todi dmn jugn seteloh

mmendengor sbran dari FKP, mnksud komi memong demikion. Jodi sesudah nonti putoron yo~g berikutnyo ini ndalnh setinp froksi menanggapi pendopat ''.~ori .frnksi-froksi dnn jugo dori Pemerin­tah boru kemudion tonggopon pori Pemerintnh ntns hosil tang-!· gapan dori froksi-froksi.

Terimo kosih.

KETUA :

Moksudnyo fraksi-frriksi menanggopi dulu, baru Pemerintnh atau bogoimona. Soya belum jelos.

F.ABRI (NY. SUMARTINI D.,SHJ :

Terima.kasih. i Jodi untuk putaron pertoma todi setiap froksi mennnggapi,

Pemerintoh bel1'.nn perlu menonggopi koreno tonggopannyo ini su­dah1 didolom noskoh yang 'telah dibagikan don semunnyn ini kito sudah boco.

Jodi kolou Bopok Menteri jugo menonggopi, hnnyo memboco yang oda disini don kami,hnrapkan tonggapon dari Pemerintoh itu nantinyo sudah sekoligus dengon hosil tnnggopon dori mosi~_g mosing fraksi, sehinggo komi menyaronkon untuk putnron berikut­nro boru tonggap'on dori fraksi-froksi.

:; Jodi soma sebetulnyn usul dnri Fraksi Karyn Pembongunan. Terimn kosih.

KETUA l I • • • • • • • • •

. ···--· ............. ..._ ........ -· -

Page 40: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

39

KETUA ;

Bnik. Dori Fraksi PDI. ···--· ........... --ol. ............. ...

FPDI (Y.B. WIYANJONO) :·

Terimo ~nsih Pimpinan, Jodi menggombork::m urutcm pembnhasan ini, say a ing.i.n ber­

prinsip pada kebersamoon. Jndi pertamo, seperti todi mosing -

rnasing menjeloskon permosnlohon yang ada, kemudian pado setiap butir permasolohan diangkat, kemudion Bopak Menteri otau doku­

mentasi bior sekali lagi mengutaroknn opa yang ado dibuku B8pok

Menteri, semuanya sudah rota. Kemudian putaran berikutnya ndaloh komi mnsing-m8sing di­

beri · kesempaton untuk melil10t perbedoon yang nda, artinyo usu­lan dari Fraksi Karyn, dari Fraksi AdRI termosuk tnnggopan do­

ri Menter!. Knlou sesion kedua itu sudah berhosil, syukur, kolou be­

lµm dibuka keboli sesion ketiga. Demikian, terimo kosih.

KETUA :

Baik. Frnksi PP.

FPP (H. OESMAf~ SAHIDI, SH)

Soudara Ketuo,

Soya kira todi kito teloh mengel~orkon pendopatnya ma­sing-mnsing, snyn kirn untuk sopnn sontunnya soya kiro ~ito

berikan kepadn Pemerintab l~bih dahulu don kemudian setelah itu boru kita membohas antar kito dengan jugo terhodop Peme­

rintah. Sekion, terimn kosih.

KETUA :

Terima kasih. Jndi menurut pendapat knmi, ini kan t1ngt

gapan terhadnp FHJU, fraksi-fr:iksi didalom DIM ini sudnh meny:1E1, poikon tnnggapannyo. Pem~rint;:ih kalau tidok menyompoik:m sec::1-ra resmi didnlam forum ini, bernrti tidok menanggapi, npa begi tu.

J adi menurut pengertisn soya, sekrtrong rpenyomp::dk::m terha­

dap RUU ini, froksi-froksi menanggapi lalu atas tnnggopan ini

jug a • • • • • • • •

Page 41: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

... -··. .......................... . ........... - .. ' ~

40 . ,.

JUgn Pemerintah men.cmggt1pi, seb.clb k0lau Pemerintr'h SE?c~1rn res­mi tidak menyompnik::m dril::m1 forum y~mg resmi ini di::mggap Perrie­

rintah tidrik punya. tnnggopcm.

Sayo kira peJ?dnpnt k:.imi begitu, sciyci mohon sek3li lngi t~nggnpnn ini. Jndi menurut kami tanggapnn terhndnp RUU ini sem~n froksi menanggapi, Pem~rintoh ju~a menorGgapi •

. Atos tanggapon-tonggapah ini kito sinkronknn nanti dido­lam sasion atau putaran kedua. Mahon sinkronisasi dnri pendo­

pat ini.

Kami persilohknn Froksi ABRI.

F.ABRI (NY. SUMARTINI D., SH) :

Terimo kosih Bopak Pimpinon, Kalau tadi dijelaskan ini :Jd<Jl.:1h putaron pe:rtomn ini ha­

nya sekednr menyampaiknn apa yang tertulis, jndi belum snling menanggapi don kepada Pemerintoh diberikon Kesempatan pula yang soma dengan setiop fraksi sebogai dokumen resmi, knmi se­ptandopat onru pndn put:ir~m kedun i tul:Jh s.~ling tnnggnp ontorn froksi-f:fnksi.

Terimn knsih'.

KETUA :

Frnksi Knryo, kami persilohkon.

FKP (H.NY HARTINI M. KASRAN, SH)

Terimo knsih Snudnro Pimpinon, Memang wrilaupun s ecnrn formal tidok diberi kesemp:1tnn

kepodo Pemerintah menanggopi, namun dengnn odonyo jnwobnn Pe-,

merintah ini sudah merupakon penjelosnn don tnnggnpon terhodn~

semuo penjelasnn otau usul di DIM. Jodi itu soma dengon memberi kesempotnn kepodo Pemcrintah,

hnnya Pemerintoh belum mengerti, bngaimana pendnpat frnksi -fraksi ini menge:iini tnnggnpnn Pemerintah tndi. Jndi woloupun tidak diberi kesempntan ini sudoh berarti Pemerintnh sudah memberi tonggnpoh kepnda froksi.Lfraksi honyo tidnk formal ke­sempotnn itu hanyo berupa suatu tonggapan tertulis.

Oleh knrenn itu seyogynnya Pemerintnh mengerti opn dnn bo­goimona pendnpot Prnksi-fr8ksi.

Demikion dnri komi, terimo kosih.

KETUA . . . . . . . .

Page 42: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

'

41 ...

KETUA : -·

!4'rnksi PDI, knmi pedd lnhkrm.

FPDI (Y.b. WIYANJONO, SHl

Terima kasih Pimpinnn, Knmi bisn memahami dnn setuju apn yang diut~raknn Pimpinnn

tqdi.

Terima kasih.

KETUA :

FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH)

Sebagaimona t~di telah kami kemukakan, kami setuju dengan

usul Pimpinan.

Terima kasih. ···-·· .................. _ ···~·· ....... .

KETUA ; .

Fraksi Kary a tndi· meri ver pendripat cdari Fr::1ksi ABHI ~ Fr::1k

si sendiri pendiriannya sekarang sudah berubah.

Jodi mohon pendapat sekali logi dari FKP.

FKP ( H. NY. HAHT I!H M. IC:..::.:RA.N I SH) :

Kami setuju apa yang dikemukokan. Terima kasih.

FKP (SUBA°'JO, SH) (Int:erupsi)

Jndi menomo[lh np:J y.cing tel,-:1h berkernb,'.lng v1dn sesion ini

jadi sebetulnyo semua c~r~ y~ng teloh dis~mp~ik~n boik oleh

Pimpinan ntau Ketua Rapnt mnupun olch fr~ksi-fr~ksi podo do­

sarny.J tujurmny,'J .'.:tdolah untuk mencriri j.1l~m ynng p:iling b:1ili:.

Kemudinn timbul beber:Jp:::i pendqpot y.:mg ku~.,.mg sej:Jlon,

bahwa untuk mencari jalon keJ.uar mu~gkin tisa kita tempuh bah­

wa dalam sesion pert8mo.ini juga ~emerintah, karena Ketuo ta­

di telah menegasknn bohwa \{edudukan fr.:iksi-frJksi rr:Jupun Pe­

merintah itu adalnh snmo. thdi c1p:1 solahr:.ya, k;-:11ou kitn sepG­

koti sajo. sesion pertcima Jn.ipun E·ernerintah w01.au;·)un telDh me!!l

berikan tnnggapon jnwaban tertulis, tapi inipun ~nsih merupnknn

tanggapcin atau jowaban nwol yang sehingga bisa berkembang di-

dalnm ••••••

Page 43: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

42 ...

dolam pembohas8n sesion-sesien berikutnya •. Jndi s aya' kirn untuK merhpercep0t proses ini, seyogy:1ny.':"l

kitn .sepakati bersnmn Pemerintnhpun diberikon k0sempntnn untuk tnnggapnn nwnl otns usul dnri froksi-frnksi yang tel~h disnm­

paikan didnlam DIM ini. Seki~n, terima knsih.

KETUA :

S~yn kira, kesepntnkan mem~ng ~erlu dic~pni untuk kelnn­

C.Jrnn dnlom pembcihnsnn- pembelhasan selonjutnyo. Cl eh k:n· 0 na i tu

sebelum kitn lanjutkan pernbcihosan sclcmjutnya y:-ing nrinti :.ikan sampai kepada giliran Pernerintah, ap3kah Pemerintah adn kom~n­

tar.

PEMERINTAh :

Terimokasih Saudora Pimpinnn, Didalam DIM ini kita lihat nomor 2 ABRI ada usul perubo­

han, FKP usul perubahan, FPP usul perubahon, PDI usul peruba­

han. Makenisme yang sudah-sudah, binsonyc1 knlnu dipersil-Jhknn

sesion pertnmn katakanlah muled. clori Fr:::iksi ASRI, pC1d::1h.c1l Fr.:i}S,

si ABRI membacnkr.m pendnpiJtnya didcil:Jm kolom Frnksi ABRI. Lnlu yang n.edUiJ biosr.my::1 Frnl<.:si l~BRI-pun jug,'1 men'lnggnpi

usul perubohan ynng diojuknn oleh froksi-frnksi lain, demiki8n

set1rusnyo lolu akhirnjn Perr:erintah, t~pi tndi nnmpokny::i itu mnsing-mosing frnksi-frnks.i h.'Jnyo membCJcok;in pend.'lp::ltny;-1 sen­

diri~sendiri don tidak mennnggapi usul perubah~n dori loin-loin fraksi.

Oleh ka:rena ini sudah demik,ion rnoko, ::nya teruskan sajn

dengon,pendapat Pemerintah naumn demikion mnsih hiso dibuko

kemungkinan nonti pado nomor urut 3, kwlau bis:J m.'1sing-rn:1sing

n?nti mendopat gilirdn Froksi ABRI usul perubohon jugo sekoli gus menanggopi pendnpot q ari FKF, FPP dnn juga FPDI, sehingga nonti podo giliran ?emerintah sekaligus soya sudoh men getohui

Pemeriritah mengetwhui pendopotcbri seluruh froksi. J[)di untuk nomor 3 sajo. n::1t1ti borongknli bisa giliran

p~rtama itu seknligus fraksi mengemukakan pendapatnya sendiri m::iupun JUgo m.emberikan tanggapnn usul perub:ihcm ya!ng dietjukcm oleh frriksi l::iin.

Jodi kami lnngsung saja sekarnng yang homor 2 kalnu di-

ijinktm • • • •

···-·· ........... -..1, ............... .

Page 44: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

... 14-3

ijinkon oleh Snudnro Ketua. -·

KETUA :

Cumo ingin memberikan cl~~-, jcidi suatu frGksi tid<::lk . .., \ · .. \

biso menonggopi · :f·r.nksi lnin sebel um secora resmi fr8ksi i th I

.mengernukakan usul·perubahannyo.

PEMERINTAH :

Jndi tidok, sntu s~s!on itu mesti mengemukokan dulu usul , I . .

perubohannyo. Baik dolnm_sotu sosion usul perub~honny0 sendiri diajukon lalu yang kedun 'tnnggnpan terhodnp usul perubcih::m

fraksi \yang loin. Itu yang sudah-sudoh begitu.

KETUA :

Yo. Tapi mesti satu sa~ion dulu. Semun mengairuknknn dulu

kolau semuo mau, baru menanggapi.

PEMERINTAH :

Yo. Ini ef-isiensi sekali, s atu·se:sion otau du· sesion,

tinggnl Pimpinan-snja yang meng::Jrahkan.

KETUA :

Baik, nnnti nkan kitn coba untuk nomor\ berikutnyn, knmi

persilahkon Bopok Menteri.

···-······"'··- ............. . PEMERINTAH :

Terimn k'nsih Saudaro Pi.mpinan, . Mengenoi usl penyempurn:J.cm dnri keempr1t fraksi tersebut

Pemerintah berpendnpat, bnhwa rumusan konsidera~s menimbang

huruf .Q. ini sebo;iknya disesuoiknn dengon konsiderans menim­

bang huruf .fl Undong-undcing 1'-lomor 10 Tnhun 1990n·tentnng Pembe.!2

tukan Pengodidilnn Tinggi Tata Usahn Negnra _Jakarto, Med:in

don Ujung Panda~g.

Selnnjutnyn sebngai t.1mboh.~m penjelnson sehubung~in dengnn I '

· usul penyempurnrian FPDI Pemerintcih tid~1k E~ epend::-1prit kareno p:J-

sal ~ersebut mengenCli perint~1h pembentuknn peradil:Jn T&tn

Usahd Negara dan Peradilnn tersebLt tel.c1h di bentuk dengnn Undong-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tent:ing :-_)erndilnn T:itn Usnha Negara.

Terimn knsih. KF/rUA ;

Page 45: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

44 ...

KETUA: . •

! Silnhknn FABRI. ii

d FABRI (NY. Sillr:.\P.TINI D, SH) :

Terimn kosih. J

Terhodnp rnenimbnng butir ".n", untuk usulan d n~i FPP ka -

reno ini hClnyn usulnn rednksionril, sc:w::i kirri ini ridnti ki tn i

serohkon kepndn TIMUS krireha mem8ng knl~u kitn mengncu kepada ntm.i konsistensi dengnn Undo~g-Und.:mg NomoY' 10 Tnhun 1990,

memong propinsi np"-nyri mi.olah huruf kecil.

Jndi kolnu konsistensi dengnn i tu .. 1rnmi menyetujq.t .. ~-~':1~ ........ . dori FPPo

Sedongkjn Ll~ul dari FKP. y8ng hQmpir snmn dengnn usul kn­

Ipi, hr1nyo di akhir dnri k:Jlimrit ini di trnnbnh 11 berkf1duduk:1n di

ibukotn propinsi". Terhnd.'.lp usul ini menurut pendr1pnt knmi DP.fl

koh sudah sepnntasny0 ntnu opaknh sudnh w~iktunyo untuk peny_£

buton berkeduduknn ini dise 1_-:utknn d.::1l.:1m butir ":i"., kr:1ren~1 kem

bali kepndn konsistensi dengnn Und::mg-Und.~mg y--1ng sebelumnyn

untuk keduduknn ini k:1lou tidrik s ::11.:ih di~u:ytknn didnlnm pn­

snlnya. Kciren:.-i i tuloh komi berpendt1pcit b.::1hwci untuk k~t8 "ber:

kedudukan" in:l bel urn perl u d'ic :-intu:dcctn di d:-1lcirn knnsidernn

butir "a" ini. Sednngkrin untuk usul::1n y:-ing 1.'.linnyn k0rni me -

nyetujui snma dengon knmi. Selanjutnyri ·men~mggopi usul dari FPDI, rnenurut pendc1p:.-it

komi memrmg nda ;relevrmsi pnsnl ini dengnn Undnng-Und:ing rit:iu ~ :: '

RUU ini1 nomun demiki:'."lu k:-:1mi berpendnprit b:irnvo penc~nturn::m I

posal ini berkelebihan. Karena yang kito bnhns sekorang ini 8dnlnh buknn perndil::m Tata Usalrn Negorn, tetnpi bngi dnri . . .

Per~dilan Tata Usaha negnrn, yoitu Pengndilon Tinggi Tota Usoho Negarn. Kalnu yong kita b~hns ini ndolnh perndilan Ta­

ta Usnho Negara, memong pas~l ini perlu dicnntumkon d.'llnm butir "henimbrmg". Inipun jugD k::1mi rneng~1cu ntr1p konsisten

dengnn Undang-Undnng yring se~elumnyr1 y;:li tu Undrin;-uhrl:·mg No­

mor 10 trihun 1990, dimtinn did~;l'.lm konsidernns jugn tidnk me­

nyebutknn prisnl 10 inio Kr1ren~' kernb:-ili lr1gi bnhwn y::mg kitn

bnhas ini odnloh peng~dilnn Tineci Tota Us~hn Negnra bukan Perodilon Tntn Usnha Negoro.

Jodi. knlnu ini diccit;itumlcrm, menurut pendnpDt knrni ;ini berkelebihan. Kami ~iro ini juga sesuoi dengnn ripn yang di

kemuknkon oleh P~merintah didalnm cototannya. Terimo kasih.

KETUA:

, Baik, jcidi i tulah pendc,pnt FABHI d~m knmi persilnhkr:m

FKP.

I FKP ( •••••••••••••

--~---------I - -

Page 46: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

;,,· f~ ·, ,., ,.

l~5 ... ···-·· ......... .-..... ............ ..

FKP ( SOEWARNO DJOJOI«iAHDO';iO, SH):

Terima knsih. Pnda kesemp,atan ini knmi ingin menyornpniknn mengenoi DIM

yang telnh diajukon oleh Frttlrni K. .. !ryc1, dirrwna t::1di telnl1 lrnmi

boca. Maka pndn kesempatcm ini k:::imi ingin mentingg::1pi usulnn

perubahnn yr.mg diojuknn oleh rek~in-rekcm frr1k~.d y.:mg lnin,

terutomo yring pertnmo dori Ft~BRI, kelHwtnnny . ., memClng ki tn ag~k berbeda didalnm merujuk atnu rujukon yong kito nmbil,dn­

ri ~p terutamo I'.\1engombil rujuk::-~n yr.mg tertur1ng didnlnm Un­dang4Undnng Nomor 5 Tnhun 1986, terutamn dnlam nynt (2) 9

:Sedrmgkan knlnu yang diungk.8~-:ckcin oleh rel\nn d :iri FKP, le­

bih mengarnh kepado

· kepada ••••••••••••

- I

Page 47: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

46 ...

kepada Undang-undang Nomor JO yaitu dengan menggunakan kata "perlu

dibentuk". Oleh karena itu kami lebih meng€11'1'~, bawahi bahwa konsis­

t en t er had a p· a pa yang t er tu an g d id a 1 am Pas a 1 6 a ya t ( 2 ) Un d an g-u n -

dang Nomor 5 ini, maka disini tidak kita temukan kata-kata ''perlu di

bentuk'' itu. Oleh karena itu, dasar-dasar pertimbangan itu maka kita

mengusulkan bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang -!/

undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tinggi Tata Usaha Negara

ini· 1 dibentuk disetiap propinsi yang berkedudukan di ibukota propinsi,

jadi ini sesuai d~~gan Pasal 6 ayat (2). Sedangkan a~a yang disampai l

k an d a r i re k an F;g P · ::k am i r as a k a 1 au k i t a k a i t k an den g ~ n k on s is t ens i '

dengan Undang-und~P,g Nomor 5 Tahun 1986 ini memang mempunyai kesama7

an dengan apa yang:diusulkan oleh rekan nBRI 1 yait~ penggunaan huruf

kecil kata "propin··.~;i" itu. Jadi kami rasa tidak ada masalah atau .den~

an kata lain kita ~isa menerima hal tersebut. Sedangkan terhadap apa

yang disampaikan oleh rekan FPDI yang me~gu~ulkan adanya tambahan P~

s a 1 IO Undang-undang Nomor 14 Tab un l 9 7 0 tent ang Ket en tu·a·ff-p O'ko'k-.. Ke­

kuas aan Kehkkiman,kami rasa ini perlu dipertimbangkan ulang karena me

mang kalau kita dalami, kurang adanya relevansi dari pada apa yang ki

ta bicarakan mengenai Peradilan 1ata Usaha ini,dan kemudian kalau itu

kita kaitkan pasal-pasal yang ada didalam ketentuan Pasal 10 Undang­

undang Nomor 14 inipun itu juga ada kurang ada relevansinya sebagai­

mana tad i d iungkfi,p;-kan o leh rekan FAB RI b ahwa yang k i ta ha rapkan di­

d al am pembahasan,,;i:pi adalah menyangkut masal·ah-masalah yang berhu­

bungan d engan Pflll;lf~n tukan Pe"'!)<t<'-d.avi Ti ngg i. Se dangkan ap a yang di t ~ angkan didalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 adal~~ yg.

mengatur tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman.

Sedangkan apa yang diungkapkan oleh pihak Pemerintah kami rasa kami

konform dengan apa yang kami utarakan dengan FABRI yaitu dalam arti

bahwa kita merujuk pada Undang-undang Noh-\ors Tahun 1986 sehingga de

ngan demikian maka kata "perlu dibentuk" kiranya dapat ditiadakan

dati sebagai pengganti sebagaimana apa yang diungkapkan oleh FK~ dida

lam DIM ini. Terima kas ih.

KETUA RAPAT (S. SUHARDI, SH)

J ad i "b e r k e du du k an " t e t a p y a • J a d i FK P t e t a p men g o )'"J-1 h! 1 ~ s up a ya

dl. tamll'a h "yang berkedudukan". r P Kemudian "P" diganti dengan "p" saya

kira semua sama dan mengenai usul penambahan Pas~l 10 Undang-und~ng

Nomor 14 Tahun 1970 itu sama pendapatnya dengan FABRI.

Kami persilahka~. FPDI. """Y<

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)

Terima kasi'g; Pimpinan, p~rtama mendanggapi dari usul dari rekan

FPP . . . . . . . . .

Page 48: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

'

47 ...

FPP, karena konsistensi dengan Undari~-undang ·Nomor 5 I 9 B 6. __ ~.e.Y . .? ... ~.~-.r ~- . t 2:.. dak ada masalah bagi kami untuk dapat menerima.

K emu d i an u n tu k FK P , k a 1 i ma t y an g d i g u n a k an " d i b e n t u k d i s e t i a p f'-r o p i n -

si yang berkedudukan diibukota propinsi'1 kiranya masih tepat karena di

dalam naskah itu langsung menyebutkan 11 ibukota propinsi" diharapkan su

dab dengan suatu pengertian bahwa itu diwilayah propinsi.

Dengan demikian kami lebih cenderung dari rumusal kelengkapan yang di­

buat oleh rekan dari FKP.

Khusus mengenai hal yang agak sama yaitu "pada dasarnya" baik FKP mau­

pun FABRI menginginkan itu ditiadakan kami melihat bahwa urgensi yang

ada pada menimbang butir 11 a", kenapa dikatakan "pada dasarnya" karena

sebetulnya setiap wilayah propinsi itu diharapkan diadakan satu. Na -

mun karena sekarang~~ni belum mampu maka penyebutan ini adalah penyeb~

tan kutipan dari s~atu pasal undang-undangnya, tetapi pengertian yang

b a r u te r j 8 n g k au s e k: a rang me n y-&\ d a r i a t a s k on d i s i yang s eh a r u s n ya •

Jadi ini masalah "da.son dan dasennya". Oleh karena itu menurut saya

justru pada dasarnya itu tidak perlu ada disini. Kalimat berikut ada­

lah disambung dengan apa yang disampai~an oleh teman dari FKP.

Jadi demikianlah pendapat dari fraksi kami.

KE TU A RAP A T ( S • SUH A RD I , SH )

Mengenai tambahan itu ?

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)

Terima ksih Pak, sebetulnya FPDI itu ingin lengkap, jadi mengait

menyempurnakan, mant.ap. Tetapi kalau tema-teman lain dari fraksi meng~

takan bahwa sudah ~~kup, sudah menukik ke persoalan, tidak keberatan

Pak kami men iadaka,n, i tu, ter ima · kas ih.

KETUA RAPAT (S .• SUHARDI, SH)

Teri ma k as i h FP DI , · k am i per s i 1 ah k an FPP.

FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH)

Saudara Pimpinan yang terhormat, bagi kami sebenarnya konsideran

dari "a" ini ingin kami analogkan dengan konsideran "a" di Undang-un­

d an g No mor 1 0 Tahu n 1 9 9 0 , s e h in g g a d en g an d em i k i an ma k a k a t a " p ad a 1.::

dasarnyfl" itu sebaiknya juga dihapus dan kemudian diganti dengan "peE_

1 u d i be n tu k d i s e t i a p k o t a pr o p in s i ii , p r op in s i d i s i tu j u g a h u r u f n ya

adalah huruf kecil. Kemudian mengenai usul dari FPDI, ka-

rena PDI sudah sangat toleran sekali, maka kami tidak menanggapi lebih

lanjut. Terima kasiha

KETUA RAPAT (S. SUHARDI, SH)

Terima kasih FPP, jadi kalau saya boleh simpulkan maka fraksi-frak

si berpendapat "P" diganti dengan "p" yang selanjutnya saya kira redak­

sionil nanti kittt- :serahkan kepada Timnil ... K.emudian menghendaki fraksi-

fraks i ....... .

Page 49: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

48

fraksi kata "berkedudukan". Kemudian kata "pada dasarnya" ada dua pe~

dapa t t et a p perlu .a tau fr.a ks i 1 a in ada f raks i yang mengha rapkan 11 pad a

dasarnya'' itu dihapu~. Sedangkan penambahan Pasal 10 Undang-undang

Nomor 14 Tahun 19702yang diusulkan oleh PDI karena dianggap ini sudah

menukik kepada persoalan,jadi oke kalau usulan ini dicabut. Demikian

pendapat dari fraksi-fraksi, kami persilahkan tanggapan dari pihak Pe

merintah.

PEMERIN'J.'.JAH (MENTER! KEHAKIMAN RI)

Terima kasih saudara Pimpinan, yang pertama dari FABRI, Pemerin-

tah dapat memahami apa yang di~ampaikan FABRI, sehingga Pemerintah ti

dak berkeberatan apabila kata "pada dasarnya" itu dihapuskan.

Ya(lg kedua, tambahan kata "perlu dibentuk" inipun juga terdapat dida

lam menimbang "a", Und·ang-undang Nomor 10 Tahun 1990 sehingga sesuai

dengan tanggapan Pemerintah yang telah kami bacakan tadi supaya dis~

suaikan dengan ·, '·'konsideran menimbang huruf a" dari Undang-undang No­

mor 10 Tahun 1990,; :maka saran FABRI juga dapat diterima oleh Pemerin­

tah, sehingga adatambahan kata 11 perlu dibentuk" dan kata "pada dasa.E_

n ya 11 i tu d i h a p u s • FK P k a t a 11 p a d a d a s a r n y a " j u g a d i h a p u s , P em e r i n t a h

s e tu j u 1• Ka 1 i ma t t am b ah an ya i tu " yang be r k e dud u k an d i i bu k o t a p r op in s i "

Pemerintah berpendapat untuk tidak perlu dimasukkan, dengan demikian

hanya terdapat kalimat "perlu dibentuk disetiap ibukota propinsi" sa­

ja, oleh karena kata "berk~dudukan" itu nanti kita jumpai dalam Pasal

I. Dalam Pasal 1 itu nanti kata"berkedudukan" kita jumpai disitu, se-

hingga dalam konsideran itu hanya cukup adanya suatu keperluan untuk

membentuk suatu Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara diibukota propin­

s i. Saran dari- FPP dapat diterima oleh Pemerintah yaitu "propinsi"

pakai "p" inipun juga sesuai dengan yang baku yang pernah juga diha­

s i lkan oleh DPR yaitu Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990.

Sarap dari PDI yaitu tambahan Pasal

karena Pasal 10 itu ayat (I) saja

IO tidak releva~ oleh

itu menyangkut masalah peradilan

yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer,dan Peradi­.,

lan Tata Usaha ~e~~ra itu Pasal IO ayat (I).

Ayat (2) itu Mahkamah Agung adalah Pengadilan·Negara tertinggi, jadi

tidak ada relevan~lnya. Ayat (3) itu masalah kasasi dapat diminta p~: da Mahkamah Agung, jadi kurang relevan. Ayat (4) mengenai pengawasan

tertinggi juga kurang relevan sehingga tambahan Pasal JO ini dianggap

tidak perlu. Sekian tanggapan kami, terima kasih.

KETUA RAPAT (S. SUHARDI, SH)

Terima kasih Bapak Menter~, jadi sudah ada kesepaka~n5etelah ada

tanggapan dari Pemerintah kata "pada dasarnya" dihapus. Kemudian penas

bahan kata "perlu dibentuk" disetujui oleh pihak Pemerintah. Yang

mas ih ..•......

Page 50: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

l

I •

49

masih belum sinkron adalah "berkedudukan" yang menurut Pemerintah apa

berkedudukan itu tidak usah dicantumkan dalam "menimbang" ini karena

nanti akan dijumpai pada Pasal 1. Pasal 1 berbunyi

"Membentuk Pengadilan Tinggi Tata Usaha ~(~)i-1"c't Surabaya berkedudukan . ~

di Surabaya''. Jadi dengan penjelasan ini Pemerintah berpendapat supa-

ya kata "berkedudukan" itu tidak usah dicantumkan. Bar-angkali setelah

menu n j u k pa s a 1 J ii foi d i a~ g gap b ah a s a Jaw any a o v e r b o d e,9 b e g i t u d an

oleh karena itu kar,;~;na masih ada satu masalah yangbeb..lW\, ~1n~.r~11, kami ~ i --:~

ingin tawarkan seka)i lagi kepada fr~ksi-fraksi. Kami persilahkan

FAB RI.

FA B RI ( NY • SUM.A R TIN I D , SH )

Terima kasih. ~;a'pak Pimpinan, kalau dibaca usul FABRI, FABRI ti-\

dak menyarankan untuk ditambah "berkedudukan". Jadi tet'ap·····rni· .. trsul

dari FABRI yang berarti disetujui oleh Pemerintah.

KE TUA RAPA.T ( S. SUH ARDI, SH)

Baik, jadi kalau begitu FKP yang mengusulkan kami persilahkan.

FKP ( S OEBA GJO ,· SH)

Terima kasih saudara Ketua, setelah mendengar penjelasan saudara

Menteri terhadap :iLS:·.ul-usul fraksi, kemudian penekanan Saudara Menteri

terhadap khususnj:~i:;u,sul FKP'. mengenai rumusan terakhir yang disempur -

n a k a C\ o 1 e h FK P , • J#Afi• s e b e n a r n y a FK P t e t a p i n g i n me mp e r t a h a n k a n u s u 1 n y a

ka re n a ha 1 in i ad' d 1 ah s e s u a i b e 'n a r de n g an rum u s an d a r i k on s i d e r an bu -

tir "a" itu sendiri yang diawali dengan kata atau kalimat "bahwa sesu

ai dengan ketentuanPasal 6 ayat (2) Undang-undang dan seterusnya".

Jadi pengertian sesuai ini tentunya harus pas ben.ar dengan bunyi pa­

sal yang bersangkutan. Sedangkan kalau kita simak kembali bunyi Pa­

sal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 berbunyi

" P e n g a d i 1 an Ti n g g i Ta t a U s ah a N e g a r. a b e r k e d u d u k a n d i i b u k o t a p r o p i n s i

dan seterusnya". Dengan tetap mengacu.pada konsep awal dari Pemerin­

tah yang mengawali konsideran menimbang butir "a" ini dengan kalimat

"bahwa sesuai dengan", inilah yang ingin kita tetap pertahankan bah­

wa kita tentunya juga harus konsekuen terhadap ketentuan atau hal­

hal yang telah diatur undang-undang yang terdahulu. Dan hal ini ter

lebih kalau kita ingat tiahwa rumusan didalam konsideran menimbang ada

lah 'berisi konstaAasi fakta-fakta yang menggerakkan kita untuk memben

tu k u n d an g-u n d a n1&'fil n i. Kon s tat as i fa kt a - £a kt a in i tent u n ya k i t a k a i t -

k a n k em b a 1 i 1 a g i .. ,~ ~~,g d a b u n y i P a s a 1 6 a ya t ( 2 ) Un d a n g - u n d a n g N 0 m 0 r 5

Tahun 1986, sehi,n·~·sa dengan dernfkian kami mohon juga bisa dipahami

oleh fraksi-fraksi yang lain mengenai usulan Fraksi Karya ini terma-

s u k j u g a P em e r i n, t :Cf',P ,· S e d a n g me n g e n a i i s t i 1 a h 11 p e r 1 u d i b e n t u k 11 s e b a _

gaimana ............

Page 51: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

! -

. ,.

50

gaimana telah disebutkan tadi yang FKP mengusulkan kata "perlu" ini dihapus, kiranya apabila memang memperoleh kesepakatan dalam forum

in i FKP j u g a t i d a k · b e r k e b e r a t an d i gun a k an n y a k a t a " p e r 1 u d i b e n t u k "

ini yang dalam usulcln FKP sendiri sebenarnya kata "perlu" ini terl~

lu berlebihan. Say,S .kira demikian pendapat dari FKP, terima kasih.

KE TUA RAPA T ( S •. SUHARDI, SH)

Jadi masih konsisten dengan usulannya, mohon pendapat dari Peme­

rintah karena FKP mengacu pada Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Pa­

sal 6 ayat (2), disitu memang ada kata-kata "berkedudukan". Mohon

tanggapan dari Pemerintah.

PEMERINTAH (MENTER! KEHAKIMAN)

'Terima kasih Saudara Pimpinan, kalau kita utur dari segi J.u~ul

maka judul ini adalah tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Us~

ha Negara Surabaya. Dengan adanya judul itu rnaka kita rnulai dari

"Bab Menimbang". Mengapa Bab Menimbang, tentunya juga dikembalikan p~

da judul, karena itu dibatasi kata "dibentuk" dan belum menyinggung

masalah kedudukan, jadi baru menyinggung masalah pembentukan, karena

judulnya adalah Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Sura­

baya sehingga dalam menimbang inipun juga langsung yang disebut

adalah sesuatu perfimbangan yang menyatakan perlu dibentuk, "a" per­

lu dibentuk, jadi b~~lum sampai menyangkut masalah "berkedudukan".

Memang benar apa y~~g dikemukakan oleh FKP bahwa sesuai dengan Pasal

6 ayat (2) itu ada· kata-kata "berkedudukan diibukota propinsi".

Inipun juga kita jumpai didalam Undang-undang Nornor IO Tahun 1990.

Didalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990 juga ada kata "bahwa sesu­

ai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

tentang Peradilan Tata Usaha Negara Pengadilan Tinggi Tata Usaha Ne~

gara perlu dibentuk disetiap ibuk?ta propinsi", disini juga tidak

ada kata "berkedudukan". Oleh karena Pemerintah l--61.dipun juga sudah

menawarkan, apakah tidak kembali lagi kepada apa yang sudah pernah

dihasilkan yaitu dalam konsideran menimbang "a" Undang-undang Nornor

10 itu tidak ada kata "berkedudukan". Kata berkedudukan baru ada

didalam batang t~buh tetapi tidak didalamkonsideran~ Tetap ada kata

"kedudukan" itu ~~tcipi hanya penempatannya saja tidak dikonsideran

tetapi didalam batang tubuh didalam pasalnya, sehingga Pasal 6 ayat

(2) itu nanti implementasinya adalah didalarn batang tubuh •

Pasal 6 ayat (2) tidak didalam konsideran menimbang tetapi didalarn

pasal, didalam pasal itu lebih konkrit itu kata "berkedudukan" itu.

Ini tanggapan dari Pemerintah, mungkin dari fraksi-fraksi lain ada

tanggapan terima kasih.

KE TUA . . . . . . . . . . .

Page 52: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

51

KETUA RAPAT (S. SUHARPI, SH):

Silahkan dari fraksi-fraksi ada tanggapan. FKP dulu barangkali

setelah ada penjelasan dari Pak Menteri sudah ada gambaran lain.

FKP (SOEBAGJO, SH)

Terima kasih S~udara Ketua, jadi setelah mebdengar kembali tang­

gapan dari Saudara Menteri, jadi FKP ingin mengendapkan masalah ini

dulu dan untuk ini mungkin bisa rapat ini untuk diskors sebentar se­

hingga bisa diperoleh kesepakatan. Terima kasih.

KE TU A RAP A T ( S • SUH A RD I , SH )

Perlu di skors untuk lobby_ ?

PEME RIN TAH (MEN TE RI KEHAKIMAN)

Saya kira sebelum di skors Saudara Ketua mbok satu ronde lagi.

1 KE TU A RAP A T ( S • SUH A RD I , SH )

Baik, kami persilahkan FPDI.

FPDI (Y.B. WIYANJONO, SH)

Terima kasih Saudara Ketua, kalau mendasarkan kepada bunyi Pasal

6 ayat (2) Undang~undangnya sendiri, kami memang cenderung untuk se­

p ah am de n g an re k a,n E;K P k arena d i s in i k e in g in an d id a 1 am me m bent u kn ya

itu sebetulnya merup~kan suatu kesatuan menur~t kami, tidak dipisah -

pisahkan ini adalah keinginan membentuknya itu. Dengan demikian kar~

na ini yang disinggung adalah Pasal 6 ay~t (2)nya itu kami lebih man­

tap kalau memakai redaksi itu, · . seperti yang kami utar.akan- a·Imuka: ta·

di. Sekian terima kasih.

KE TUA RAPA T ( S. SURA.RD!, SH)

Jadi sekarang FPDI setuju dengan pendapat FKP, terima kasih.

Baik, dari FABRI.

FA B RI ( NY • S UMA R TIN I D , SH )

Terima kasih Pak, kami dapat konsisten d~ngan pendapat kami ta­

di bahwa mengenai "kedudukan" itu akan diatur dalam batang tubuh.

Kita juga harus melihat memang ~idalam Undang-undnag Nomor 5 Tahun

1986 ini memang disitu Pasal 6 ini judulnya adalah "tempat kedudukan"

bukan m~rupakan suatu konsideran begitu. Jadi kalau ini diambil anskh

begitu saja kepad~ konsideran, saya kira tetap kita perlu pertimbang­

kan mengenai apa i±u sebetulnya yang perlu kita cantumkan dalam kon­

s id e ran men i m bang i' t u , bu k an b e g i t u s a j a k i t a am b i 1 d a r i i s i b ah a s a

yang,bersangkutan. ~~rena judul dari pasal itupun sudah menunjukkan

tempat kedudukan, j~di memang pantas kalau disini ini disebut kedudu

kannya. Tetapi didalan RUU ini butir ."a" ini baru mempertimbangkan

mengenai .•...•..•.....

Page 53: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

52 ...

·mengenai pembentukannya, pembentukan Pengadilan Negeri mana itu. be­

lum ~embicarakan atau menuangkan tempat kedudukannya kerana nanti

akan lebih baik kallau tempat kedudukan ini sudah dicantumkan didalam

batang tubuh sama halnya dengan kita konsekuensi dengan sistimatika

yang sudah pernah kift·a sepakati bersama. Demikian pula tadi kami men­

dukung pendapat dari' Bapak Menteri Kehakiman bahwa Undang-undang

Nomot 10 Tahun 1990 ini adalah yang sudah disepakati oleh kita semua .,

jadi inipun juga perlu kita perhatikan. Jadi kami tetap berpendapat

bahwa"kedudukan" perlu dicantumkan didalam butir konsideran. Terima

kasih.

KE TUA RAPA T (S. SUHARDI, SH)

Terima ksih, jadi FABRI berpendapat bahwa "berkedudukan" ini ti­

dak usah dicantumkan didalam pertimbangan ini.

Kami persilahkan FPPo ~· -............... ___._ ............ .

FPP (H. OESMAN SAHIDI, SH)

Saudara Pimpinan yang terhormat, kembali kami kepada apa yang t~

lab kami usulkan tadi bahwa hendaknya konsideran "a" ini dari RUU ter

sebut dianalogkan dengan konsideran "a" dari Undang-unda.n.s Nomor JO

Tahun 1990. Terima(.kasih. • . . <,.i,

KE TU A RAP A T ( S ~ SU HA RD I , SH )

B a i k , j ad i FP P · t i d a k me n g h e n d a k i 11 k e du d u k an 11 i n i , " k e d u d u k an "

ini bisa dicantumkan didalam konsideran butir "a". Demikian, jadi sa­

ya, kira sudah bisa ·ai skors a tau ada tanggapan lagi dari pihak Peme­

rintah •.

PEMERINTAH (MENTER! KEHAKIMAN)

Jadi judul adalah tentang "Pembentukan Pengadilan Tinggi Tata

Usaha Negara". Kata "memben.tuk" ini kita jumpai tidak hanya didalam

meni~bang "a", tetapi konsekuen juga menimbang 11 b 11 juga ada kata 11 pem . -.-

bentukan 11, konsideran menimbang 11 c" juga ada kata "yang dibentuk",

konsideran 11 b" pun juga ada kata "pe·rlu membentuk", konsideran "c 11

Pun j u g a ad a k at a "1p em be n tu k an" . J ad i me man g a 1 am p i k i ran n ya ad a 1 ah

'il

"pembentukan". Yang agak ngganjel dan mungkin mernang ngganjel dari ; l ~ ;

FK P ad a 1 ah Pa s a 1 '.9. ~ Ji ya t .( 2 ) • Ka 1 au i t u d i an g gap n g g an j e 1 ma k a b a ran .8.

kali ganjelannya bi,sa dihilangkan yaitu tidak usah menyebut pasal bi­

sa saja bahwa sesuai den~an ketentuan Undang-undang Nornor 5 Tahun

1986, sehingga dengan demikian Pasal 6 ayat (2)nya tidak kita sing -

gung, sebab Pasal 6 ayat (2) itu mengenai ternpat kedudukan, jadi kita

hanya batasi saja bahwa undang-undangnya sajalah disebut tidak

us ah •.....••...•..

Page 54: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

53 . "

usah pasalnya, kalau ini kita ingin memperbaiki undang-undang Nomor

IO artinya ada peningkatan kualitas katakanlah mutu sehingga Pasal 6

ayat (2}nya itu barang kali tidak perlu disin~gung hanya langsung sa­

ja bahwa sesuai dengan perintah Undang-und4~g Nomor 5 artinya bukan

~~perintah tetapi sesuai dengan ketentuanlah, yaitu ketentuannya

apa ya ketentuan Unda~g-undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan

Tata Usaha Negara. Selanjutnya tidak usah lalu "tambahkan kedudukan"

itu tidak disebut karena tidak ada Pasal 6 ayat (2). Kalau Pasal 6

ayat (2) itu dianggap sesuatu yang ngganjel oleh FKP karena bunyinya

Pasal 6 ayat (2) itu memang ada kata "kedudukan". Kalau itu kita hi­

langkan maka lalu ya judulnya "pembentukan" ya "a" ya ada kata "pe!!!. !

bentukan" semuanya "a, b, c" itu semuanya kata "bentuk-bentuk" itu

·ada semuanya. Itu ~~ja barang kali jalan keluar pengantar makan siang

Terima kasih.

KE TUA RAPA T ( s·. SUHARDI, SH)

J ad i ad a j e 1 a.n k e 1 u a r in i k arena me man g Pa s a 1 6 a ya t ( 2 ) i t u

heavy nya soal kedµdukan jadi supaya menjadikan ganjelan maka Pemeri~

tab memberikan way. out supaya bunyi Pasal 6 ayat (2) ini dihapuskan.

Tetapi apakah ini menjadikan sesuatu yang sudah dianggap jelas ya ti­

dak jelas atau tambah jelas atau bagaimana kami persilahkan, kami

persilahkan FKP dulu. 'I

: FKP. (MOH. RUS DY THAR IR, SH)

Terima kasih Bapak Ketua, Bapak Menteri yang kami hormati, meng~

nai diktum menimbang ini memang sudah merupakan perde~atan atau kata­

kanlah diskusi yang sangat hangat di FKP sendiri pada awalnya, mengapa

FKP me· ~gu~hlkan; dasar pertimbangannya adalah sebagaimana kita keta­

hui dan pernah kit( pelajari bahwa diktum ~enimbang itu adalah me­

muat dasar-dasar filosofis.Pertimbangan-pert~mbangan filosofis dari

pada suatu Undang~undang, pemikiran-pemikiran yang sipatnya sosiolo­

gis, hal-hal yang bersipat konstat~tif dan ~eb~gainya sehingga pada

diskusi dalam penyusunan DIM ini berkembang pemildran ··--· ............ ········· .. .

bahwa ••••••••••

Page 55: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

{1.,,,

. •'

-54-

bahwa seyogyanya pencantuman suatu pasal undang-undang bukanlah

ditempatkan pada diktum "menimbang", akan tetapi hal itu ditempat­

kan di dalam p~rtimbangan "mengingat", oleh karena "mengingat" itu I

memuat usul-usul atau hal-hal yang sifatnya yuridis, sedangkan

pertimbangan-pertimbangan yang sifatnya filosofis, sosiologis,

konservatif dan sebagainya ditempatkan dibagia~ pertimbangan

"menimbang".

FKP pada awalnya di dalam penyusunan DIM ini juga ingin melakukan

koreksi terhad~~~ndang-undang Nomor 10 Tahun 1990, disana berkem­

bang diskusi, ka1au memang kita dasarnya adalah konkordans dengan

undang-undang itu perlu pemikiran baru, apakah yang dulu itu

dirumuskan seperti itu, itu lebih benar daripada pemikiran kita

yang berkembang sepanjang hal-hal itu sesuai deA§~ff- pr~nsip­

prinsip bai~ dari kajian akademis maupun hal-hal lain, mungkin

pertimbangan dalam mengkoreksi hal-hal yang tidak benar.

Kami sangat sependapat dengan Bapak Menteri, bahwa kita juga perlu

melakukan koreksi terhadap hal-hal seperti ini. Sebab kalau kita

tinjau memang Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

itu tidak membicarakan mengenai pembentukan kelembagaan, akan

tetapi yang dicantumkan disana adalah kedudukan.

Disinilah FKP ingin mengusulkan supaya ada penambahan kata-kata

disana, kata-kata "berkedudukan" karena harus konsisten dengan apa

yang tercantum' di dalam Pasal 6. Akan tetapi usul pak Menteri

ingin menggantikan atau sependapat dengan FKP, hal itu sangat

menggembirakan kita semua. Oleh karena janganlah kita senantiasa

bertitik tolak kepada hanya berdasarkan konkordans saja terhadap

suatu undang-undang, apabila penyusunan dari undang-undang itu

sendiri menurut kajian akademi~ maupun pertimbangan-pertimbangan

yang lain mungkin lebih benar apabila kita melakukan perubahan

sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam penyusunan peratur­

an perundang-undangan.

Cukup sekian bapak, terima kasih. Assalarnu'alaikum Warakhmatul­

lahi Wabarakatuh.

KETUA :

Terima kasih, pak Bagjo ada tambahan lagi ?

F.K.P. (S0EBAGJO, SH) • "J ·i·;, (":

Saya 1ng1n menambahkan, jadi setelah berkembang dan tadi

disarankan ........ .

Page 56: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-SS-

disarankan oleh' pak Menteri untuk di renungkan sambi 1 makan siang

mengenai hal ini saya kira ini jalan keluar yang sudah mendekati

ti tik final.

Jadi saya kira terima kasih apa yang disampaikan oleh pak Menteri

dan tentunya juga dalam ke~empatan ini karena tadi FPDI telah·

mendukung pendapat FKP, jadi apabila nanti ada penyesuaian tentu­

nya mohon jiwa besar dari FPDI untuk juga menyesuaikan dengan

perkembangan yang akan terjadi setelah makan siang tadi. Untuk

ini saya kira p~rlu diskors dulu untuk tidak cepat-cepat mengetok

konsiderans but~r a ini. Terima kasih

KETUA :

Baik, jadi' · '"berkedudukan" ini masih belum final, jadi untuk

itu kita skors untuk mengadakan lobby. Atau apakah dari Fraksi­

fraksi mau ada pendapat dulu, nanti saja.

Baik kalau begi_tu ki ta skors, yang pertama untuk mengadakan lobby

yaitu untuk mensinkronkan usul dari FKP mengenai kata "kedudukan"

supaya tetap dicantumkan di dalam menimbang huruf a ini.

Dan selanjutnya kita lanjutkan juga skors ini untuk makan siang,

jadi kita mulai lagi jam 12.30 WIB, setuju.

Sidang kami skors.

( Rapat diskors jam 12.00 s.d 13.20 WIB )

I

Skorsing kami cabut dan Rapat Kerja dengan Pemerintah kita buka

kembali

( Ketok palu )

Jadi setelah m~lakukan lobby yang cukup lama, p~mbicaraan muter

bulak-balik, akhirnya usul dari FKP mengenai "berkedudukan" sudah

bisa ki ta tampun-g. Dan untuk menampung i tu' dengan mengambi 1 sa tu

kesepakatan bahwa didalam pembahasan RUU ttg. Pembentukan Peng­

adilan Tinggi Tata Usaha Negara· Surabaya ·ini merujuk.J~~.P_Eda per-................

timbangan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990. Bunyi dari RUU ini

adalah :

a. babwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang

Namer 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Peng­

adilan Tinggi Tata Usaha Negara perlu dibentuk di setiap ibuko­

ta Propinsi; ;"1

L 1..0,'

Dapat disetujuf ~ setuju toh

PEMERINTAH ............ .

Page 57: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

. -56-

PEMERINTAH (MENTER! KEHAKIMAN) :

Mungkin redaksional saja pak ini, barangkali kata "perlu

dibentuk" seperti saran F.ABRI didahulukan, mungkin lebih manis

barangkali kalimatnya.

Sehingga kalimatnya : "perlu dibentuk Pengadilan Tinggi Tat.a .Usaha

Negara di ibukota propinsi".

J'adi kalimat "perlu dibentuk" i tu ·didahulukan.

KETUA :

Baik, j adi .. punyi nya menj adi :

a. Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, perlu

dibentuk Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di setiap ibukota

Propinsi;

Memang lebih manis kalimatnya, setuju ?

( Ketok palu )

Kemudian "Menimbang huruf b", bunyinya sebagai berikut :

b. bahwa Pengadilan dilingkungan Peradilan Tata Usaha Negara

merupakan lembaga baru yang pembentukannya memerlukan perenca-

1naan serta .persiapan yang sebaik-baiknya, sehingga pelaksanaan­

nya dilakukan secara bertahap;

Ini menurut kesepakatan daripada lobby, yaitu Mengingat b sama

dengan Mengingat b Undang-undang Nomor 10 Tahun 1990.

PEMERINTAH (MENTER! KEHAKIMAN)

Maaf Saudara Ketua, langsung saja tiap-tiap Fraksi dipersi­

lahkan membaca sendiri, menyampaikan pendapatnya. Jadi langsung

saja setiap fraksi menyampaikan sesuai dengan DIM-nya, ini saran

saja.

KETUA :

Bukankah tadi telah terjadi kesepakatan

PEMERINTAH (MENTER! KEHAKIMAN)

Yang b belum pak ,;,;, t

KETUA ··--· ..... 11,,_.....,,. ............ .

Page 58: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

':-·

-57-

KEI_UA

Saya pikir tadi sampai c. Kalau begitu kami persilahkan

Fraksi ABRI.

f_.ABRL_(NY. SUMARTINI D. SH) :

Terima kasih Bapak Pimpinan, sebelum kami menyarankan usul

kami ini, kami ingin menyarankan mengenai cara pembahasan ini.

Bagaimana untuk mempersingkat cara pembahasan, sebab kalau di

dalam pembacaan bersama ini kita sudah sekaligus menanggapi penda­

pat dari Fraksi lain.

KETUA :

Ada tanggapan,

Usulnya ini membacakan usulan sekaligus menanggapi usulan Fraksi

lain. Fraksi Karya

F.K.P. (NY. HARTIN! M. KASRAN, SH)

Kami setuju saja

_KETUB

F.PDI setuju

F.PDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :

Kami bisa setuju, tetapi permasalahannya lantas berarti nanti

setelah semuanya bicara nanti pak Menteri untuk menyampaikan

formalitas yang dibawa pak Menteri dimana, sekaligus masuk.

Sebentar pak, karena usulnya begitu mendadak kami akan urutkan

jalan pikiran saya dahulu. Jadi usul dari F.ABRI menurut tanggap­

an saya tidak rnerubah cara yang tadi.

KETUA :

Merubah

f .PDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :

Jadi acara pertama tadi hilang langsung masuk ke putaran

kedua sekaligus. Kalau ini dianggap sekaligus begitu lebih dulu

diumumkan saja pak keresmian dari semua materi DIM ini, termasuk

punya pak Menteri sudah dianggap resmi masuk saja. Karena tadi

putaran pertama itu untuk keresmian dan formalitas dan untuk dokumentasi.

K~TUft ' , ' ' ' , , , I ' , • , • '

Page 59: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-SB-

KETUA

Tidak ini baru usul, nanti saya juga menanggapi, sebab kita

kan belum tahu jalan pikirannya dari masing-masing Fraksi itu, kok

langsung ditanggapi, bisa saja begitu. Ini kan ada hal-hal yang

secara inplisif tidak tercover disini, belum dijelaskan sebelum

dijelaskan oleh Fraksi-fraksi. Jalan pikirannya inikan lain.

Jadi apa yang ada disini ada hal-hal yang tidak tersirat disini,

yang bisa dijelaskan setelah dia mengemukakan ini daripada DIM

itu. Seperti tadi, jadi masing-masing mengemukakan jalan

ditambah argurnen-argumen yang ada, atau hal-hal aneh yang

tercover dalam DIM ini, meskipun tadi sudah berjalan dengan

sekarang ada usulan baru. Jadi sekarang mohon ditanggapi

F.PDI.

F.PDI (Y~B. WIYANJONO, SH)

ini

belum

baik,

oleh

Fraksi POI karena di dalam DIM-nya belum dijelaskan sehingga

perlku mengungkapkan penjelasan. Dengan demikian bagi F.PDI lebih

senang kalau seperti tadi saja, ya memang butuh waktu sedikit

tetapi lebih matang. Terima kasih.

KETUA

Mahon maaf FPP terlewati, kami persilahkan.

F.P.P (H. OESMAN SAHIDI. SH) :

Setuju dengan usul ABRI, jadi nanti kita sekaligus saja,

terima kasih.

KETUA :

Fraksi Karya kami persilahkan

F.K.P. (H. NY. HARTIN! M. KASRAN. SH)

Fraksi ABRI tadi langsung menanggapi juga tanggapan Fraksi­

fraksi lain, FKP untuk praktisnya selain mengungkapkan alasan

argumentasinya juga akan langsung menanggapi argumentasi Fraksi­

fraksi lain plus Pemerintah.

KE TUA

Lalu Pemerintah sendiri tidak ada tanggapan, jadi dengan

persepsi begini seolah-olah kita jadi Betoro Kresno, padahal belum

mene rangkan ........ .

Page 60: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-59-

menerangkan teta~i .seolah-olah sudah mengerti, jadi tidak apa-apa

kalau memang semuanya mempunyai fiksen seolah-olah sudah mengerti

apa yang punyanya orang lain tidak apa-apa kalau ini memang sudah

kesepakatan.

Bagaimana dari F.PDI, jadi tiga Fraksi menghendaki supaya lang­

sung, silahkan.

F.PDI (HANDJOJO PUTRO. SH) :

Terima kasih Saudara Pimpinan, khususnya dari F.PDI banyak

yang belum ada: riseningnya, untuk penjelasannya apa itu belum ada,

jadi apa yang 1'.riiU di tanggapi oleh Fraksi lain pak. Jadi sebaiknya

kita kembali ke.pada yang lama saja pak. Terima kasih.

KETUA :

Ada pendapat lain, Fraksi ABRI.

Ini kok yang sekarang dengan yang tadi agak berbeda, saya tidak

tahu apakah karena telah lahap makan, silahkan Fraksi ABRI.

F.ABRI (NY. SUMARTINI D. SH)

Terima kasih Bapak Pimpinan, bukan berarti kami tidak konsek­

wen dengan usul kami yang pertama, tetapi setelah tadi sedemikian

lama kita hanya membahas satu butir saja, lalu baru kemudian tahap

yang kedua menanggapi ini. Itulah latar belakangnya, dan kalau

ini untuk selanjutnya saya kira jalan yan~ ditempuh adalah yang

dipersilahkan untuk menyampaikan dulu adalah Fraksi yang rnengemu­

kakan usulan yang berat itu. Misalnya contohnya untuk butir d ini

yang be rat usulan adalah dari POI, jadi dipersilahka-n ··rraksi ... PDI ·

lebih dahulu me.ngernukakan a1asa'nnya kenapa buti r d ini dihapus.

Karena kalau karni lihat usul dari F.ABRI, FKP dan FPP itu sebetul-

nya secara Pr.insipiil tidak ada hal yang berbeda. Tetapi kalau

memang semuan~a menghendaki akan seperti yang tadi ditempuh, kami

terserah saja kepada forum ini, ini agar supaya lebih tepat.

Terima kasih.

KETUA

Kalau usulnya sama-sama berat, mulai dari mana bu.

Baik kami persilahkan FKP.

F.K.P ............ .

Page 61: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-60-

F.K.P. (SOEBAGJO. SH)

Terima kasih Saudara Ketua, jadi untuk mencari jalan keluar

ini kami dari FKP ingin menyarankan, bahwa season pertama masing­

masing Fraksi sesuai dengan DIM.yang ada itu mengajukan usul

perubahannya djsertai dengan argumentasinya mengapa mengajukan

usul perubahar{~':. i tu. Kalau season pertama oleh masi ng-masi ng

Fraksi dianggap perlu untuk menanggapi atau tidak menanggapi

Fraksi lain terserah, termasuk juga menanggapi tanggapan dari

Pemerintah, itu··terserah Fraksinya apakah itu nanti akan diserah­

kan kepada season berikutnya, kalau memang lebih dari satu season

yang diberikan kesempatan kepada floor ini.

Saya kira demikian Saudara Ketua.

KE TUA

Jadi sebelum forum ini dibuka, Pimpinan hanya menjembatani

saja kemauan daripada floor. Fraksi POI

F.PDI (Y.B~ WIYANJONO, SH) :

Terima F~$ih Pimpinan, saya kira saya cocok dengan yang

pertama, jadf t~~perti tadi saja yaitu semua mengutarakan dulu.

Han~a yang ~~~ua kami kurang begitu sependapat karena kalau ada

yang diperbolehkan dan ada yang tidak nantinya seasonnya mau

dibutuhkan berapa kali. Jadi itu malah menjadi tidak tertib, le­

bih baik mengikuti seper.ti apa yang sudah diputuskan bersama tadi,

jadi nggak usah dirubah-rubah, jalan. Jadi sejak awal kita itu

menggunakan, pertama masing-masing menggunakan argumentasi apa

yang ada di DIM, pak Menteri juga. Setelah itu kita masing-masing

membahas semuanya. Saya kira kembali yang tadi saja pak, terima

kasih.

KETUA

Baik, jadi kalau saya boleh usulkan, jadi tetap saja seperti

tadi, kalau mau menyinggung-nyinggung sudah membac~ tidak apa-apa,

begitu saja. Jadi menyampaikan semua DIM masing-masing karena

sudah DIM i~l kompilasi termasuk punya Pemerintah sudah sampai

kepada tangan Anggota Fraksi, kalau itu mau nyinggung boleh saja ~:-.I

tetapi pada dasarnya mengemukakan sambil menyampaikan pendirian

masing-masing terhadap DIM ini. Begi tu say-a ki ra. Pak Menteri.

PEMERINTAH ......... .

Page 62: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-61-

PEMERINTAH' (MENTER! KEHAKIMAN) :

Saya setuju dengan pendapat Ketua, jadi hak Fraksi untuk

menyampaikan itu. Dan untuk ronde pertama ini saya menyarankan

agar yang mulai terlebih dahulu adalah Fraksi POI, itu apabila

disetujui pak. Jadi Fraksi POI diberikan kesempatan pertama dalam

season pertama ini. Terima kasih.

KETUA :

Ya kalau urutan tidak usah ditentukan, mana saja yang enak.

Untuk pertama karena sebagai penghormatan kepada POI, kami persi­

lahkan F.PDI. Tetapi tidak berarti paten harus begini, ya cari

enaknya lah begitu. Kami persilahkan.

F.PDI (Y.B. WIYANJONO, SH) :

Teri ma ,Jsasi-i h Bapak Pimpinan, khusus untuk butir "Menimbang b"

POI mengi ngi n:k1~'n dihapuskan karena F.PDI berpendapat bahwa lembaga

i:ni bukan ba:r;u lagi. Sehingga kalau penyebutan baru diulang

sesuai denga~ apa yang pernah dibuat dalam Undang-undang Nomor 10

Tahun 1990. Ini akan berakhir kapan penyebutan barunya. ,,

Oleh karenahya POI menginginkan dihapus saja, kalau toh diperta-

hankan masih perlu suatu kata penolong yang bisa menjembatani

antara yang dulu pernah ada benar-benar baru dan ini bukan baru

lagi. !tu saja yang dimaksudkan disini pak. Terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, yang ringan-ringan lagj ~arangkali, banyak juga ··-·· ......... -.... ··~

ini usulan dari FPP. Kami persilahkan.

F. P. P (H •' :'·OESMAN SAHIDI. SH)

Terima ,kasih Saudara Ketua, kami hanya sedikit saja mengemu­

kakan usul 'per1

ubahan yaitu hanya membalik kata saja, yaitu baris

kedua kalimat "lembaga yang baru, sehingga pembentukannya" diganti

menjadi "'lembaga baru yang pembentukannya".

Dan yang kedua baris keempat kalimat "yang sebaik-baiknya" itu

ditambah dengan (,).

Kemudian yang kata "sehingga" itu kami usulkan untuk dihapus.

Terima kasih.

KETUA :

Terima kasih, kami persilahkan FKP

F.K.P. --·--·-----

Page 63: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

-62-

F.K.P. (DRS. H.R.B. MOHD. ROFIK KOESOEMODILOGO, SHl

Assalamu'alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh,

Saudara Ketua Rapat, Saudara-saudara Pimpinan Komisi, Saudara

Menteri Kehakiman beserta Staf yang amat saya horrnati, para Anggo­

ta dan hadirin yang saya muliakan.

Alhamdullilah saya dapat kesempatan dari Ketua Rapat untuk rnenyam­

paikan risening dasar-dasar pemikiran mengapa FKP mengajukan usul

perubahan seperti yang terangkum di dalam DIM yang kita hadapi

bersama ini. ' . ·.<,r;-'

Yang pertama kata "yang" diantara kata "lembaga" dan "baru" diha­

pus, agar kita lebih pasti bahwa memang lembaga yang sedang kita

bicarakan ini'" ·1embaga baru. Karena keberadaan yang diantara

kata "lembaga":dan "baru" itu tidak ada maknanya, berlebihan.

Oleh karena itu Fraksi meminta untuk dihapus.

Kemudian kata "sehingga" diganti dengan kata "yang". Kata yang

disini agaknya lebih memfungsikan sebagai ancik-ancik untuk memu­

lai suatu anak kalimat.

Sehingga kalimatnya akan berbunyi yang pembentukannya memer­

lukan ..... ", itu anak kalimat.

Setelah kata. ·"sebaik-baiknya" diberi tanda koma (,) agar memberi

kesempatan ke.pada setiap pembaca undang-undang ini nanti untuk

menikmati pef:'lge.rtian kalimat i tu secara utuh, supaya tidak sampai

terjadi salah tafsir yang akan berakibat kepada kesalahan pelaksa­

naannya.

Untuk itu FKP berpendapat "dan" ini kata penghubung untuk kata

sandang, "itu" kata ganti penunjuk. Ini akan lebih pas kalau dari

tiga kata ini dipakai satu kata saja, oleh karena itu usulnya·

adalah kata "dan untuk itu" dihapus diganti dengan "sehingga".

Sehingga juga pada hakekatnya adalah kata penghubung, daripada

memakai tiga kata untuk mengertian satu kata 'penghubung, FKP

berpendapat pakai saja satu kata penghubung "sehingga".

Lalu kata "juga perlu", ini kok rasa-rasanya tidak pas sebagai

bahasa hukum. oleh karena itu FKP mengusulkan untuk dihapus.

Ternyata setelah dipadukan dengan pendapat pihak Pemerintah .nam-, paknya tidak ada kesimpang-siuran, bahkan apabila perubahan dari

FKP ini bisa diterima oleh rapat pada siang hari ini berarti ini

kembali kepad~' rumusan Undang-undang Nomor 10 Tahun 'T99u··· f<"htrsusnya t•.;

yang tertera ·~~pada butir b tadi.

Pertimbangan

Page 64: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

63

Pert1mbangan lait)td~ri pada F.KP dengan kes1mpulan pemikiran bahwa apabila se : '. f1 :.

telah perubahan .1rt.i ~emud1an kal1mat seluruhnya berbunyi :

"Babwa Pengadilan di 11ngkungan Perad1lan TUN merupakan Lembaga Baru, yang Pero

bentukannya memerlukan perencanaan serta pers1apan seba1k-ba1knya, sehingga

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap". Saya k1ra setiap orang yang t1dak

buta hurup, membaca kalimat 1n1 cukup cepat mencerna.

Kes1mpulannya apa yang kam1 sampaikan 1tu yaitu lebih mencerminkan b~

hasa hukum, kemudian saj1an kal1mat "hemat kata", sehingga terasa padat, rln§.

kas dan lugas. Secara 1d1omat1k ketata bahasaan, sudah tercakup didalamnya yal

tu menggunakan bahasa yang tepat dan benar. Kemudia.n leb1h dar1 1tu nampaknya

rumusan yang d1ajukan oleh F.KP 1n1 makrot dengan rumusan Undang-undang Nomor

10 Tahun 1990 khususnya Konsideransmenimbang pada but1r "b". Ini mengena1 la­

tar belakang pengusulan dar1 F.KP. ' Kemudian sekaligus karena memang sudah d11z1nkan kalau memang 1ng1n

menanggapi p1k1ran-p1k1ran teman yang lain, terutama dar1 rekan-rekan F.ABRI ' '

saya sungguh amat~ }.>erbahagia dengan usulan F. ABRI yan'g d1s1 tu dlseoUt ..... ·1ab1h

cant1k susunan ka1J_mat, mantik, untuk saya kok leb1h cantik 1n1. Berarti sudah

klop dengan 1d1o~~t1k, gramatika yang saya katakan tad1. Berart1 tidak ada ma­

salah ABRI dengan F.KP 1n1, karena memang disitu di ke dari 1n1 memang menurut

tata bahasa d1a a~alah prepos1t1on/kata depan. Kalau dia harus bertemu nama

sebuah tempat, at~u kata benda, maka dia d1tul1s tersend1r1, t1dak d1gabung.

Seh1ngga usulnya ABRI 1n1 memang betul, di lingkungan, di nya dipisah, beda

dengan d1 pada kata-kata yang lain. Kemudian hal-hal yang lain yang terutama

disampaikan oleh rekan-rekan F.PP pada hakekatnya tidak ada perbedaan yang

pr1ns1p. Saya yakin bahwa F.PP an~aikata diajak kembali ke konsep seperti Un­

dang-undang Nomor 10 sub "b", saya yakin bahwa F.PP in1 akan sependapat dengan

F.KP. Akh1rnya untuk rekan yang saya c~nta1 dar1 F.PDI, saya ingin memberikan

kejelasan bahwa yang pertama saya tidak sependapat kalau d1hapus. Saya bukan

Rofik tetapi F ·~.~:' t1dak sependapat kalau pert1mbangan butir "b" 1n1 dihapus.

Karena pada hak~~atnya butir "b" 1n1 merupakan sesuatu pert1mbangan yang ter­

t~ang pada but1r.~*'b" 1n1, merupakan alur p1k1ran yang jenjangnya memang harus

dem1k1an. Jadi setelah pembentukannya yang menjadi pertimbangan, lalu pikiran

ber1kutnya baga1mana cara membentuknya. Dlsitu d1jelaskan seba1k-ba1knya ber­

tahap, persiapannya yang1

bagus, dan semacamnya. Jad1 diaturlah 1tu dalam p1k1r

an yang kedua. Pada kons1der~menimbang butir "a" itu tad1, merupakan suatu

pernyataan barangkal1, bahwa Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 1tu mengamanat­

kan kepada Republik 1n1 bahwa memang harus ada PT. TUN di tiap Ibukota Prop1n

s1. Dan mel1hat kehadiran undang-undang itu send1r1, s1apapun mengert1 bahwa

melihat •••••••

Page 65: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

64

mel1hat dar1 pada i.~~hn waktu, 1n1 lembaganya memang lembaga baru. Oleh kare-. :. ~:. ~.

na 1 tu perlu peren·c~alirn, pers1apan, pelaksanaan yang seba1k-ba1knya dan ber-.. . -~'.: ~ ~~

tahap 1 tu, jadi 1rri' mengalir, kata Pak Menter1. Jadi pertimbangan yang "a" itu

kemudian kerangka ptkir kita akan turun lagi ke bawah setelah membentuk baga1

mana cara membentuknya.

Kemudian Ibu/Bapak yang kami hormati, pada tingkat ber1kutnya setelah

d1sebut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan TUN, orang menjad1

tahu bahwa peradilan di 11ngkungan Perad1lan TUN 1tu merupakan lembaga baru

sepert1 yang saya katakan tadi. Karena merupakan lembaga baru timbul pikiran

pada konsideran yang tersebut d1 dalam but1r "b" itu tadi. Sedangkan ber1kut­

nya tahap yang pertama tad! telah dibentuk PT. TUN di Jakarta, Medan, Ujung

Pandang dengan UU No.10 Tahun 1990, kebetulan uraian pertimbangannya seperti

yang saya katakan tadi. Dengan damlk1an karena menurut Harian Media Indonesia

1n1 seakan-akan sepert1 cerbung/cer1ta bersambung, jad1 kalau sampai d1h1lang

kan but1r "b", 1n1 merupakan suatu pem1k1ran yang kalau langsung kepada "c", ujuk-ujuk h1lang p1k1ran k1ta 1n1. Maka sepert1 1klan TV 1tu, "Loh Kok Loyo".

Jad1 t1dak sambung"' antara but1r "a", kalau langsung ke "c" t!dak sambung. Oleh

karena itu dar1 F'.,t(P "a sampai e" konsideran 1tu jangan sampai d1kurang -

kurangi karena 1nl}:~lur p1k1ran untuk datang kepada. suatu kesimpulan, memang i:: t

d1perlukan undang~undang didalam melah1rkan PT. TUN Surabaya 1tu.

Saya k1ra Ketua, 1tulah yang bisa saya sampaikan dengan 1t1kad tidak

1ng1n menggurui k~pada para pakar yang ada d1s1n1 dar1 kalangan fraks! apala­

g1 pemerintah. Itu sekedar dasar-dasar p1k1ran yang b1sa kami sampaikan, baik

didalam melandasi usulan maupun dalam menanggapi ke1ng1nan sementara fraks1

lain. Mohon maaf, kurangleb1hnya, semoga pada kesempatan yang akan datang Si

dang 1n1 akan lebih lancar, cepat selesa1, seperti yang direncanakan oleh Ko­

m1s1 pada saat Raker dengan Pemerintah, jadwal menyelesaikan RUU 1n1. Dem1k1-

an Saudara Ketua, terima kas1h dan seka11 lagi mohon maaf.

Assalamu•alaikum Wr. Wb.

KETUA ~A'.Pl:ir·

Terima ,k~~(lh Pak Rofik, sebelum dilanjutkan kepada tanggapan F. ABRI,

sesuai dengan TlTIB DPR-RI, Raker itu d1mula1 jam 09.00 - 14.00 WIB. Sesua1

dengan jam yang· ada, sekarang jam 14.00 kurang satu men1t. Jadi mohon persetu

juan untuk dilanjutkan sampai jam 14.30 WIB atau k1ta selesaikan saja sampa1

selesa1nya but1r "b", begitu. Bagaimana Pak Menter!, setuju ?

KETUK PALU ) Silahkan F.ABRI,

F.ABRI ••••••• ··-......... oj,., .... " ............... .

Page 66: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

65

F. ABRI (NY .~t~'SUMARTINI D, SH. )

Terima kasih Bapak Pimpinan, i_;:1: t"·.fl t

Usul dari F.ABRI V~~.'. tidak banyak, karena hanya menyangkut tata bahasa saja,

ya1 tu terhadap but117. ~b" kons1deran men1rnbang 1n1, kata di lingkungan dianta­

ra kata Pengadilan dan Peradilan ditulis terp1sah antara kata "di" dengan "ling

kungan". Dan kata "yang" diantara.kata "Lembaga dan Baru" dihapus, sehingga

buny1nya "Bahwa Perad1lan di lingkungan Perad1lan TUN merupakan lembaga baru,

seh1ngga pembentukannya memerlukan perencanaan serta persiapan yang sebaik-ba

1knya dan untuk 1tu pelaksanaannya juga perlu dilakukan secara bertahap"z Hal

1n1 alasannya adalah sesuai dengan tata bahasa dan leb1h mantik, sedangkan ta

di karena fraks1-fraks1 lain sudah menyampaikan DIM atau tanggapannya terhadap •. (·~,::k ..

but1r 1n1, kam1 s~:kaligus akan menanggapi usul dar1 F. KP maupun F. PP 1n1 tidak - : -~ ·JF~<~~ '~, .. ~:<

menyangkut hal y~rig. pr1ns1p hanya redaksional saja. Jadi menurut pendapat F. 'i;<E-m;•r :

ABRI bisa nanti d1'$erahkan kepada TIMUS untuk menata tata bahasa yang lebih : . ,~ .. ~ ! r , i ~ • I

bagus. Dan kalau memang akan d1sesua1kan dengan UU No. 10 Tahun 1990, mungk1n

saran dar1 F.KP 1n1 memang agak m1rip dengan buny1 UU No. 10 yang berkaitan

dengan butir tersebut. Dem1k1an juga dari F.PP, hanya redaksional saja, jad1

mungk1n b1sa d1selesa1kan oleh TIMUS.

Menanggapi saran dar1 F.PDI, F.ABRI kurang sependapat dengan saran bah

wa butir "b" 1n1 harus dihapus. Pem1k1ran F.ABRI adalah bahwa memang Pemben -

tukan Pengad1lan di lingkungan Peradilan TUN yang berka1tan dengan Pengadilan

T1ngg1, 1n1 adalah merupakan hal yang baru. Dan sesua1 juga dengan but1r-but1r

yang berkaitan dengan hal 1n1 yang berkaitan dengan konsideran menimbang, se­

h!ngga lebih mengal1r dan karena merupakan lembaga yang baru juga memerlukan

perencanaan dan persiapan sehingga pelaksanaannya d1lakukan secara bertahap.

Jadi tahapan 1n1pun F.ABRI mengira memang diamanatkan juga oleh UU No. 5 Tahun

1986 karena memang kemampuan pemerintah berdasarkan kepada daya dan dana. Jad1 'r

menurut pendapat ;:.ABRI but1r "b" tetap d1cantumkan dengan redaksional yang

nant1 bisa dirumusican dalam TIMUS. 1~ ·'·"'

Ter1ma kasih

KETUA RAPAT

Baik, jadi 4 Fraksi sudah menanggapi dan kalau diamat! d1s!n1, F.KP dengan ••••• ( tidak terekam) ,

•• -·. ·~ ......... h.. • .......... .

Kami persilahkan Pak Menter!,

PEMERINTAH (MENKEH)

Terima kas1h Saudara Ketua,

Apa yang disampaikan oleh Pemer1ntah secara tertul1s d1anggap sudah dibaca,

jad1 t1dak d1ul~g1 lag1. Itu yang pertama, yang kedua, mater1 dari butir'"b"

ini •••••••

Page 67: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

66

1n1 ada 3 yaitu :

1. Peradilan TUN merupakan lembaga baru.

2. Memerlukan perencanaan serta pers1apan seba1k-ba1knya.

3. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

F.ABRI, F.KP, F.PP ket1ga-t1ganya memberikan tanggapan secara redak -

s1onal, jad1 bukan substans1onal. Pemerintah setuju atas tanggapan--tanggapan

ketiga fraks1 1n1 dan untuk itu pemerintah menyarankan untuk mener1ma saran

ataupun usu! perubahan dari F.KP, rumusan yang disamp;;lkan oleh F.KP 1n1 bisa

d1ter1ma oleh peme,r1ntah. Dan ber!kutnya kami mohon kesediaan F.PDI untuk ki­

ranya bisa tetap mempertahankan "b" ini karena memang Pengad1lan di lingkungan

TUN 1tu merupakan lembaga baru. Karena merupakan lembaga baru, pembentukannya

memerlukan perencanaan serta persiapan dan untuk 1tu pelaksanaannya dilakukan

secara bertahap. Kalau bukan merupakan lembaga baru, t1dak memerlukan perenca

naan, pers1apan, t1dak memerlukan pelaksanaan secara bertahap. Justru karena

1n1 lembaga baru, maka harus d!rencanakan, d1persiapkan dan dilaksana.kan seca

ra bertahap. Nanti kalau ada RUU lagi, tetap lembaga baru lagi, begttu. Baru

nya 1tu karena memerlukan perencanaan, persiapan, kalau lembaga yang lama ti­

dak perlu lag1 perencanaan, tidak perlu lag1 persiapan, dan tidak perlu lag1

pelaksanaan secara bertahap. Karena 1tu saudara Ketua dan Anggota Kom1s1 III

yang kami hormati, k1ranya b1sa d1terima dan pemer1ntah setuju terhadap saran

dan usul perubahan dari F.KP. Ter1ma kasih

KETUA RAPAT

Ter1ma·kas1h Pak Mente!'i,

Jadi Pak Menter! mengusulkan dan saya kira disini mengusulkan agar usul peru­

bahan yang disampaikan oleh F.KP bisa disepakati menjad1 rurnusan dari RUU 1n1.

Xalau d!amati hampir sama rumusan yang disampa1kan antara F.KP dengan F.ABRI

dan nampaknya leb1h mengacLt kepada UU No. 10 Tahun 1990, hanya d1h1langkan yang

nya.

F.PP saya kira usulnya in1 dalam rangka memperba1k1 redaksi, oleh ka­

rena !tu dengan uraian yang disampa1kan oleh ketiga fraks1 ditambah oleh Pak

Menter!, baran~ali u.sulan dar·l F. PDI ini bisa dlpertimbangl<an. Kai.111 persilah

kan dar1 F.PDI,

•• -··' ........ ~ .. to.. • •••

F.PDI (Y.B. WIYANJONO, SH.)

Terima kas~h atas tanggapan, perhat:tan dan permasalahan-.permasalahan

yang telah di ter.?rygkan kepada. F. PDI. D1s1n1 kemungk1nan ada sua tu perbedaan

persepsi mengena~ kalimat "Pengadilan dl lingkungan Peradilan TUN", kalau Peng

ad1lan T1ngg1 Surabaya yang akan kita bentuk, memang d1aku1 sebaga1 lembaga

baru .......

Page 68: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

67

.. -··' ........ ~........ . ....... '••

baru. Besok memben~µk lag1 lembaga baru lag1, tetap1 yang d!sebut menimbang

huruf "b" 1n1 adalai1 bahwa "Pengadilan di lingkungan Peradilan TUN merupakan

lembaga yang baru" •. Karena kal1matnya demikian, F.PDI berplkir bahwa lembaga

TUN 1n1 d1anggap baru, sedangkan kenyata_an TUN 1tu sendiri sudah dilahirkan

tahun 1986 dengan tahun 1990 Pengadilan Tinggi TUN kelua1'. Dengan demik1an bu­

kan baru lag! untuk Peradilan d1 lingkungan Per·adilan TUN inl, F. ?DI bisa me­

ner1ma manakala d1sebut PT. TUN Surabaya baru. Ini yang F.PDI minta tad1, co­

balah F.PDI d1bantu untuk mendapatkan sesuatu yang daf:.iaL u1eujembatan1 penger­

tian yang baru dengan setiap kal1 dlulangi yang baru lagi. Lembaga Perad1lan

TUN 1tu sendlr1, kalau S1dang 1n1 berikenan tanpa m~ugawbil suatu usul yang be

g1 tu drast1s. F. POI mengusulkan sua tu tambahan ~:alima t penyambung d~ngan per­

seps1 sepert1 yang F .POI kemukakan. Yang pertamci. d.ts1ni yang dihilangKan oleh

rekan F.KP , 1tu d1gant1 reiat1f saja, kar·ena yang lama lembaga TUN itu sudah

ada. Sekarang memang relatif' baru, tetapi tidak haru seperti kita membuat UU

No. 10 'fahun 1990. Kalau Tahun 1990 yang lalu kite. bisa mengatabin memang ba­

ru, 1tu pem1k1ran dari F.PDI.

Jad1 F.PDI mengusulkan kalimat dari LKP itu tetap bi~a dipaka1 dengan

catataJl bahwa d1antar-a i<ata "lembaga dan barun itu di tambah kata

})engan dem1k1an sudah menyambung semua, terima kasih

KETUA RAPAT

11!'elat1f".

Baik, jadi setelah mempert1mbang~can dan menerima alasan-alasan yang

d1sampa1kan oleh pemerintah maupun fraks1-fraks1, maka F.PDI sampa1 pada ke -

simpulan rumusan dar1 l-' ... KP di ter·:tma hanya di tambah ~:ata d1belakang kata meru­

pal<an, didepan lembaga baru ditambah kata "relat..t.f'· Jadi bunyinya adalah me­

rupal(an lembaga relatif baru. Kami per-sllahkan Pak Menter1,

PEMERINTJ\Jl ( MENKEH)

Kata Perad1lan yang baru it.u kita jumpai dalam Penjelasnn UU No. 5 Ta

hun 1986 Pasal 145~ ·Dan Pasal 145 UU No.5 Tahun 1986 "L1ngkungan Perad1lan TUN

ini ~erupakan 11ngkungan peradilan yang baru yang pembentukannyn rnemerlukan

perencanaan dan persiapan yang matang oleh pemer1ntah dan neterusnya".

Jad1 pertama mengacu kepada Pasal 145, yang lcedua memang baru 1n1, bahkan ba­

ru 2 tahun yang lalu, jadi maslh gres. Memang betul-betul baru~ Jad1 bukan ti

dak perlu d1tambal1 kata "t"'elaurn, menmng 1n.t baru~ Jad1 lc1ta rncmang tonjolkan

s1fat barunya, sifat pembaruan. Jad1 2 hal it~l:ih, psPta~ra rne~1ga::u trnpada Pa­

sal 145 penji:lasannya, dan yang l<edua ~e:nang Pt?rndilan d111nglcungan p,3radilan

TUN 1n1 mernang merupal<.sn leri1baga ba:('u, bal1kan baru 2 tah1Jn. Je.:H belum lama

yurisprudens1 •••••••

Page 69: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

..

68

yur1sprudens1 saj a dapa t dil<f' takan b(3lum ada. Perkara yang masuk sampa1 Mahka

mah Agung 1 tu belum ada yur1sprudens1nya. Jn.d:i me1!1ang hetul-betul baru, mas1h

harus mencari sesuatu pengalaman beg1t.u.

Dem1k1an tambahan penjela.san kami, ter1TM. kasj h

KETUA RAPAT Bagaimana Pak W1yanjono,

F.PDI (Y.B. WIYANJONO. SH.)

Terima kasih Saudara Pimpinan,

Beg1n1 saja Pak P1mp1nan, F'. PDI ingl!l bert?.nya kepada Pak Henter!;

-"kira-kira ulcuran untuk suatu perundang-undangan disebut baru. ~edang 1 lama,

baga1mana Pak ?".

Karena r"'\PDI niengc..negap bahwa kemar1n :ahun 1986 !::ude.h ada, ket:J..ka rn1:!mbentuk

baru d1sadar1 1 tu baru d1c1ptakan. Lernbaga 1 tu baru di ctp takan, lrnrnl sadar,

1n1 mengerti. Keraud1an berkembang sampai ::ieke.r?..ng, lembage. ii1i menv.rut. F.PDI

suciah berurn.ur 7 tahun, seh1np-£,a bukan baru lag! mem.wu t f .. PD!. Im tar1ggapan

Pak Menter!, rnohon untuk dibantu d1jelaskan .. Mak2 l<alau dilab1rkan itu baru,F.

PDI mengert1, setuju, sekarang menurut P.PDI bukan bnru lagL Kalau inl masih

disebut baru, k1ra-k1ra monurut peraturan perundangan, baru 1tu sampai umur

berapa, sedang berapa. K1ra-k1ra begitu Pak, seh1ngga. maI1t2p menerima, sekian

KETUA RAPAT:

Karena pertanyaan 1n1 langsung kepad;;:i Pak 1-1enteci, saya langsung metr.:­

pel--~ilahkan lcep:~da Pf.lk M!.?n teri, sil3.hkan

P&i¥1ERIN1'AH (MEN KEH)

!tu tidak betul kalau dikatakan 7 tfl.bun, lrnrena pembentukan baru tahun

1990. Kalau dar1 segi Undang-undangnya No. 5 Tahun 1986 belum lahir 1tu. Arti

nya 1nstrul<:si PT. TUN belum ada, ittt baru undang ... unctang induknyn. Undang-undang

induknya memerintahl<an pembentukannya dengan undang-undetng lagi. Undang-undang

yang d1per1ntahkan 1tu baru tahun 1990, baru 2 tahun. Dan ukuran bar·u, sedang,

lama, tadi saya kemukakant sekarane ini yur.ispr•udemd atm1 k<~pub.igan. .. Mahkamah

Agung mengenai ht1Jus-ka8U~j dl Pene;adilan TUN TtnGlrn t Pcrtamn belum ada. Jad1

belum ada yurisprudenui 3arna ~:jokali i- j ad:L bt~tul·-be tul lx:cu, fLJI :1r,m~r;1 j uga ba·­

ru belajar. Dnn Hak:Lrnnyn juE;u b::l~U·-!Ja:~u jug::i Li~., belum c.1du ;1~1l:i.m yanc larns

dar1 Pengadi.lan TUN 1 tu. 2 bhun 1 t.u J'..lc~d b:wu b•!J.nja1· :'...tu, betu:.-·be':.ul bar'u

1tu. Gedungnya baru, Hak!rnnya baru, juga baru belajar, lembaganya juga baru,

belum •••••••

Page 70: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

69

belum banyak d1kenal bahkan belum banyak yang mengerti apa Pengadilan TUN 1tu.

Pejabat Pemer1antah banyak juga yang belum paham, Wartawan juga belum menger­

t1, baga1manas1h Pen~adilan TUN 1tu sesungguhnya. Bahkan dulu d1katakan 1n1

nanti putusan Pengadilan TUN, Pejabat Pemerintah nanti masuk Lembaga Pemasya­

rakatan. Jad1 Pengacara pun masih belajar, para Penggugat/rakyat pun Juga be­

lum mengetahu1 mana yang bisa d1gugat, mana yang tidak. Jad1 betul-betul baru

1tu. Semuanya masih dalam tingkat baru belajar, justru d1s1n1 letak t1t1k b€­

ratnya kebaruan itu. Supaya mereka tahu 1n1 baru, harus hat1-hat1 kita. Merner

lukan persiapan, perencanaan yang matang d1s1tu ukuran barunya.

Inilah mudah-mudahan lebih meyakinkan F.PDI yang juga tentunya secara

demokrat1s dapat d1ter1ma, ter1ma kas1h Pak

KETUA RAPAT

Masih kurang jelas, Pak Wiyanjono ?

F.PDI (Y.B. WIYANJONO, SH.)

Terima kas1h Pimpinan,

Jadi apa yang saya harapkan sudah terjawab oleh Pak Menter!,

Baru bukan ukuran us1a, yang pertama, tetap1 mengena1 eks1stens1, kes1apan,

keberadaan dar1 pada Pengad1lan TUN 1tu send1r1. D1samp1ng juga past1 usia di

perh1tungkan, oleh karena dengan penjelasan demikian rupa oleh Pak Menter1 ta

di, F.PDI setuju saja d1sebut baru 1n1. Tetap1 suat~ saat Pak Menterlt F.PDI

akan mengatakan sudah tidak baru lagi 1n1 Pak Menter! untuk pembuatan suatu

saat. Jad1 tidak harus kalau kita membuat suatu Peradilan T1ngg1 disuatu Ibu-

kota Propins1, kita sebut baru. Suatu saat sudah tidak baru Pak Menter1, sudah

mantap beg1tu. Terima kasih Pimpinan

KETUA RAPAT

Terima kasih Pak Wiyanjono,

Jadi dengan dem1k1an maka redaksinya akan berbuny1 demikian;

"b .. bahwa Pengad1lan di lingkungan Perad1lan TUN merupakan lernbaga baru,

yang pembentukannya memerlukan perencanaan serta persiapan sebaik-ba1knyat

sehingga pelaksanaannya d1lakukan secara bertahap;"

Dapat d1setuju1 ?

( RAPAT SETUJU )

Terima kas1h, jadi sesua1 dengan kesepakatan k!ta tadi, k1ta akan me­

nyelesaikan butir "b" dan sekarang sudah kita sepakat1, maka Udak ada alasan

lain •••••••

Page 71: berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1... · •• i ( DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI Ill DPR-RI dengan MENTERI KEHAKIMAN

70

lain untuk menunda Raker 1n1. oleh karena 1tu seizin Bapak Menter1 dan rekan­

rekan seluruh Anggota Komis! III DPR-RI, maka Raker 1n1 kam1 akh1r1, ditunda

sampai esok har1 Kam1s, 21 Januar1 1993 Jam 09.00 WIB. Terima kasih

{ RAPAT DISKORS )

RAPAT DITUTUP JAM 14.18 WIB.

Jakarta, 19 januar1 1993

a.n. KETUA RAPAT SEKRETARIS RAPAT,

./1-1 ,;;~1·(.""·tl·· ····.-// 1 /{Lil(: , ----~-·

~ !!,J I

. -------/I • -~-- \_I

(NY. SITT! NURHAJATI, SH.)

N.I.P 210000424