berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190828....... I !>' ' ~· tst;LUM...

64
. I ' !>' tst;LUM 011'.Uttt:KSl --------------- R I S A L A H RAPAT PANITIA KERJA PANSUS RUU TENTANG KEPARIWISATAAN Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat ke Bari/ Tanggal J a m T e m p a t IC e t u a Sekretaris A c a r a H a d i r PEMERINTAH HADIR 1990 I 1991 I : RAPAT PANITIA KERJA 10 Rabu, 12 September 1990 : 09.000 s/d 17.00 WIB : Wacanasabha VI : Ign. Istianto : Drs. Agem Ginting Pembahasan DIM RUU Tentang Kepariwisataan 21 dari 25 Anggota PANJA. 1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO,SH., 3. DRS. BUDIHARTO, 4. DRS. ANDI MAPPISAMMENG, 5. DRS. W.J. PRANOTO, 6. P.C. HARIJAWAN, 7. DRS. SOETJIPTO, SH, MH. 8. DRS. E. A. CHALIK HAMID, 9. CUR. TITALEY, SH. 10. DRS. R. SARWONO, SUDARSONO, SH 11. RUSLI YAHYA, SH, M. MASJKUR, SH. PIMPINAN PANJA : . 1 • WARNOHARDJO, SE, 2. DR. IR. GM. TAMPUBOLON, 3. IGN. ISTIANTO SUWARGONO, 4. IR. H. ANWAR DATUK. ANGGOTA PANJA : 1. IBNU SALEH, 2. DRS. SOEHARDI, 3. J.G. WOWOR, SH. 4. ABDUL LATIEF,SH. 5. DRS •. MANSJOER SJAH ARKIANG. 6. DRS. BAMBANG WA,YUDI, 7. DRS. I WAYAN DHANA, 8. SAHUNTUNG SASTROHAHIDJOJO, 9. 0 E P I T O, 10. SURASTADI, 11. SUBAGYO, SH, 12. S 0 EM ARNO, 13. MUHAMMAD BUANG, SH, 14. DRS. MOH HUSNIE THAMRIN, 15. NY. DJAILINAR OETOHO, BA, 16. I GUSTI NGURAH YUDHA, 17. DJ UP RI, SH. KETUA/ ....... .

Transcript of berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190828....... I !>' ' ~· tst;LUM...

....

I

' !>'

tst;LUM 011'.Uttt:KSl ---------------

R I S A L A H

RAPAT PANITIA KERJA

PANSUS RUU TENTANG KEPARIWISATAAN

Tahun Sidang

Masa Persidangan

Jenis Rapat

Rapat ke

Bari/ Tanggal

J a m

T e m p a t

IC e t u a

Sekretaris

A c a r a H a d i r

PEMERINTAH HADIR

1990 I 1991 I

: RAPAT PANITIA KERJA

10

Rabu, 12 September 1990

: 09.000 s/d 17.00 WIB

: Wacanasabha VI

: Ign. Istianto S~wargono

: Drs. Agem Ginting

Pembahasan DIM RUU Tentang Kepariwisataan

21 dari 25 Anggota PANJA.

1. JOOP AVE, 2. PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO,SH., 3. DRS. BUDIHARTO, 4. DRS. ANDI

MAPPISAMMENG, 5. DRS. W.J. PRANOTO, 6. P.C. HARIJAWAN, 7. DRS. SOETJIPTO, SH, MH.

8. DRS. E. A. CHALIK HAMID, 9. CUR. TITALEY, SH. 10. DRS. R. SARWONO, SUDARSONO, SH

11. RUSLI YAHYA, SH, .12~ M. MASJKUR, SH.

PIMPINAN PANJA :

. 1 • WARNOHARDJO, SE, 2. DR. IR. GM. TAMPUBOLON, 3. IGN. ISTIANTO SUWARGONO,

4. IR. H. ANWAR DATUK.

ANGGOTA PANJA :

1. IBNU SALEH, 2. DRS. SOEHARDI, 3. J.G. WOWOR, SH. 4. ABDUL LATIEF,SH.

5. DRS •. MANSJOER SJAH ARKIANG. 6. DRS. BAMBANG WA,YUDI, 7. DRS. I WAYAN

DHANA, 8. SAHUNTUNG SASTROHAHIDJOJO, 9. ~ 0 E P I T O, 10. SURASTADI,

11. SUBAGYO, SH, 12. S 0 EM ARNO, 13. MUHAMMAD BUANG, SH,

14. DRS. MOH HUSNIE THAMRIN, 15. NY. DJAILINAR OETOHO, BA, 16. I GUSTI

NGURAH YUDHA, 17. DJ UP RI, SH.

KETUA/ ....... .

,..,.

,..., .

- 2 -

KETCJA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO):

Assalamu'alaikum Wr Wb.

Bapak-bapak dan Ibu-lbu sekalian yang kami hormati, terutama Bapak-bapak dari Peme­

rintah pada hari ini kita akan melanjutkan. pembahasan RUU,seperti kita ketahui ber­

sama pembahasan kemarin ;udah sampai\~epada pasal 30 tetapi mengalami hambatan dan ;:··

. akan kita teruskan pada pagi hari ini. Oleh karenanya sebelum kita mulai skors saya

cabut kembali. Sesuai dengan kesepakatan kemarin bahwa acara pada hari ini adalah

untuk menginventarisir kembali Bab IV mana-mana yang belum terselesaikan untuk kita

selesaikan khususnya pasal yang ditunggu-tunggu oleh PPP dan FABRI tentunya terma -

suk juga FKP,. kami bacakan inventarisasi Bab IV yang telail disusun oleh sekretar>iat

kita mohon masing-masing fraksi menyimak bidangnya masing-masing kalau masit1 ada

yang berkepentingan untuk pasal 7, pasalnya sudah selesai penjelasan juga sudah se­

lesai. Pasal 8 bagian kedua, pasalnya selesai dengan catatan kata " Pariwisata " di

hilangkan atautetap diserahkan ke Timus, pasal 8 penjelasan belum ada. Pasal 9 pa -

salnya selesai dengan catatan penyusunan kalimat ayat (20 diserahkan ke Timus deng­

an materi yang tetappenjelasan belumada. Pasal 10, pasalnya selesai penjelsan belum

ada. Pasal 11 selesai, penjelasannya belum ada. Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) sel~

ayat (3) belum selesai, ayat (4) tidak ada. Pasal 13. pasalnya selesai penjelasan I

selesai. Pas.a 1 '• pasalnya selesai penjelasan selesai. Pasal 15 pasalnya selesai pe!]_

jelasan selesai. Pasal 16 pasalnya selesai penjelasan belum ada. Pasal 17 pasalnya

· selesai penjelasan belum ada. Pasal 18, pa~alnya sel~sai penjelasan belum diselesai

kan Pemerintah •. Pasal 19, pasalnya selesai penjelasan belum diselesaikan oleh Peme­

rintah. Pasal 20, pasalnya selesai penjelasan belum diselesaikan oleh Pemerintah.

Pasal 21, pasalnya selesai penjelsan belurn ada. Bagian ke IV " Usatia Sarana Pariwi

sata " Pasal 22, pasalnya selesai penjelsan belum ada. Pasal 23, pasalnya selesai

penjelasan belum ada. Pasal 24, pasalnya selesai penjelasan belum disempurnakan

oleh Pemerintah. Pasal 25, pasalnya selesai penjelasan selesai. Pasal 26, pasalnya

selesai penjelasan selesai. Pasal ?7, pasalnya selesai penjelasan selesai. Pasal 28

pasalnya selesai penjelasan selesai. Pasal 29, pasalnya selesai penjelasan selesai.

Demikian catatan yang dibuat oleh sekretariat dengan demikian Pasal yang belum sel~

sai dar Bab IV hanya satu yaitu pasal 12. Penjelasan yang belum ada yaitu antara

lain penjelasan dari Pasal 8,9,10,11,16,17,21 dan pasal 2J. Saudara-saudara sekali­

an apabila apa yang dibuat oleh sekretariat ini benar> maka marilah kita sejenak kem \

bali pada Pasal 12 bab IV sesuai dengan kesepakatan kita ber"sama untuk mempermasa -

lahkan kembali ter>utama ayat (3) yang belum ~elesai, mudah-mudahan tidak terlalu la

ma apabila fraksi-fraksi yang bersangkutan sudah mendapatkan lampu hijau,lampu me -

rah dari Pimpinannya. Kami akan langsung pada pasal 12, dan kami har·ap fraksi-frak

si untuk men~nggapinya, kami persilahkan dar>i FABRI.

ANGGOTA/FABRI (SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO):

Saudara Pimpinan Panja dan hadirin sekalian yang kami hormati, dalam review Bab IV

RUU Kepariwisataan ini memang kecuali beberapa penjelasan yang perlu untuk di sem -

purnakan atau disusun nanti dalmn pembicaraan lebih lanjut atau dalam Timus

maka/ ....•.

....

- 3 -

maka· memang benar b·ahwa pasal 12 ini merupakan satu hal yang diundurkan sampai saat

ini mengingat bahwa pembahasan Bab IV ini sudah selesai kiranya untuk memperlancar

pembahasan lebih lanjut kiranya perlu memang ·. ada suatu ketegasan rnengenai masalah -l

pasal 12 ayat (3), jadi dengan demiktan ma~a FABRI akan bersedia untuk membicarakan

ini namun tentunya kita juga ingin mendengarkan pendapat dari fraksi-fraksi yang l~

in jadi tahap pe~tama kami menyampaikan bahwa kiat setuju ini dibahas, kita setuju

pasal 12 dibicarakan bersama tapi isinya kami masih melemparkan pada fraksi-f'raksi

yang lain, demikian Pak.

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO):

'.fe!.'ima kasih kepada FABRI dengan penjelasan tersebut mudah-rnudahan ini terbuka ke -

sempatan-kesempatan untuk bisa menyelesaikan, kami persilahkan dari pihak FKP.

ANGGOTA/FKP (J.G. WOWOR,SH):

Terima kasih saudara Ketua, kami juga sependapat supaya pasal 12 ini dibicarakan

hari ini dan kami langsung kepada permasalahannya tapi pertama-tama tentunya dalam

hal ini terima kasih kami .baik kepada saudara ketua maupun rekan-rekan Panja teruta

ma kepada Pemerintah terutama dengan telah disampaikannya penjelasan kepada FKP khu

susnya. Dalam rangka inilah yang mana telah kita ikuti bersama berkenaan dengan pe!:!_

jelasan Pemerintah terhadap pertanyaan F'KP maka mengingat penjelasan dari Pernerin -

tah dalam hal ini kami masih belum menerimanya, karena kalau sesuai dengan penjela­

san Pemerintah yang tertulis yaitu maka kami mencari-cari yang pasal mana, apakah

benar pasal 24 yang lama. ini materi yang ~elah kita tampung,oleh sebab itulah kami

didalam hal ini FKP sesuai dengan papa yang telah kami sampaikan dan telah kami ber

konsultasi dengan pimpinan fraksi kami dan. dihubungkan dengan DIM kita walaupun pe!:.

rumasannya tidak sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Pemerintahtetapi je­

las dalam DIM kami disampikan bahwa berkenaan dengan pasal 12 ini ayat (3) adalah

sebagai berikut : "Penyelenggaraan'kegiatan usaha impresariat harus memperhatikan

nilai-nilai agama, adat istiadat,budaya, kesusilaan dan ketertiban umum 11 yang mana

hal ini seperti tadi telah kami katakan kami juga memperm.asalahkan ·pasal 12 ini I

dalam DIM kami, maka kembali kepada perumusan Pemrintah yaitu berkenaan dengan pa -

sal 12 ayat (3) " Penyelenggaraan usaha jasa impresariat dilakukan dengan memperha­

tikan nilai-nila agama, budaya bangsa, kesusilaan, dan ketertiban umum 11 permasala~

annya pada waktu itu adalah dimana kita menempatkannya apakah didalam batang tubuh

ataukah didalam penjelasan dari pada pasal 12 ini maka sesuai dengan DIM kami, kami

masih tetap berkeinginan Saudara Ketua, Pemerintah dan terutama rekan-rekan fraksi

yang berada dalam Panja, tetap kami berkeinginan untuk ayat (3) ini berada didalam

batang tubuh sehingga pasal 12 tersebut ayat (3) sepeerti apa yang telah kami baca-

kan tadi, jadi jelasnya Saudara Ketua k.ami masih ingin mengusulkan agar supaya

ayat (3) dari pasal 12 dimasukkan dalam batang tubuh, demikian saudara Ketua dan

terima kasih kami ucapkan.

KETUA/ ••.•••

...

- '• -

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARCONO):

Terima kasih ~epada FKP yang telah menyatakan pernyataannya, kami persilahkan dari

Fraksi Demokrasi Indonesia.

\ ANGGOTA/FPDI (I GUSTI NGURAH YUDHA): '

Terima kasih Bapak Pimpinan dan bapak-bapak dari Pemerintah yang terhonnat rekan

rekan sekalian anggota Panja yang kami hormati. Kami sejak awal tentang pasal 12

ini memang sudah bisa menerima ayat (1) dulu menurut catatan kami ada saran dari

Pemerintah teotang " Pengaturan " itu apakah akan dipakai " Pengurusan " itu masuk

ke Timus, sekedar catatan untuk mengingatkan kita semua jadi kami teringat· betul dan

kita catatat betul. lalu ke dua ayat (2) kegiatan sebagai mana dimaksud ayat (1) rne­

liputi bidang seni dan olah raga lalu ayat (3) 11 Penyelenggaraan impresariat dese

lenggarakan dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban umum dan

budaya untuk memperkukuh jati diri bangsa 11 ini ayat (3), lalu sekaligus kami juga

menambahkan saat kita di KK V waktu itu yang masih di pending ayat (4) " Usaha jasa

pariwisata selain sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat dapat ditetapkan oleh Pemerin-'

tah. " ini perlu kesepak~tan saat itu, permufakatan yang dipendng, jadi hanya seki­

an, tadi Pak Ginting hormat pada saya jadi benar kok apa yang saya omongkan, dengan

demikian kami bisa menerima ayat 1, 2 dan 3. Tetapi untuk ayat (3) kami ingin mew~

dahi pengertian-pengertian yang selama ini kita mufakati yaitu " Jati diri " dan la­

in sebagainya barang kali akan lebih pas bila dimasukkan dalam ayat (3) " Penyeleng­

garaan impresariat dilakukan dengan memperhatikan nilai~nilai agama, kesusilaan, ke­

tertiban umum danbudaya untuk memperkukuh jati diri bangsa " jadi ke sana kaitannya

keseluruhan materi yang di atas kami arahkan untuk memprkukuh jati diri bangsa. Dis2:_

nilah pengikatnya jadi tidak akan lepas dari pada tujuan memperkukuh jati dir bangsa

sekian penjelasan kami untuk tahap permulaan, kami kembalikan kepada bapak Ketua Pan

ja, kami ucapkan terima kasih.

KETUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO):

Terima kasih dari FPDI, kami persilahkan dari FPP •

ANGGOTA/FPP (MUHAMMAD BUANG, SH):

Ass. Wr Wb.

Saudara-saudara dari wakil Pemerintah serta sahabat sahabat dari Panja yang kami hor

mati, pertama-tama perkenankanlah kami menyainpaikan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya baik kepada Pemerintah maupun sahabat-sahabat dari fraksi

yang telah bersedia untuk membicarakan pasal 12 yang kita delay pembicaraannya untuk

beberapa waktu dan telah kita telah mengakhiri pembicaraan Bab IV dan telah terting­

gal pasal 12 ini, agaknya kalau menur.ut catatan-catatan yang telah kami peroleh dari

hasil rapat-rapat Panja sepanjang mengenai pasal 1~ substansinya nampaknya tidak ada

masalah hampir semua f'raksi tidak ada masalah yang dipermasalahkan pada waktu itu

atau belum ada kesepakatan pada waktu itu adalah penempatannya, apakah dibat.ang tubuh

atau/ •....

fl

A 5 -

atau dipenjelasan~ FPP sejak menyampaikan DIM dari semula memang menempatkan masalah

ayat (30 ini dalam batang tubuh. Dan kembali kami menging~tkan kita semua bahwa di . ·

Pansus sudah disepakati masalah nila~-nilai agama yang perumusannya diserahkan ke ' ' Panja dari keputusan Pansus tersebut ~ami mengambil kesimpulan bahwa yang diamanat -

kan oleh Pansus kepada Panja hanya perumusan sedangkan tempatnya tetap di batang tu­

buh. Karena itu kami menghimbau sahabat-sahabat fraksi dan Pemerintah kiranya dapat

menyepakati ayat (3) ini ditempatkan di batang tubuh dan kami dari FPP memang tetap

menginginkan agar ayat (3) ini berada di batang tubuh. Sedangkan perumusan barang

kali apa yang qisampaikan oleh Pemerintah beberapa waktu yang lalu yang bunyi leng -

kapnya sebagai berikut : " Penyelenggaraan jasa impresariat dilakukan dengan memper­

hatiakn nilai-nilai agama, budaya bangsa, kesusilaan, dan ketertiban umum. " narnun

kami ingat pada waktu itu pemrintah memberi komentar setelah nilai-nilai agama lebih

~ baik mengikuti kesusilaan baru baru budaya bangsa dan ketertiban, tentang penetapan

itu kami tidak mempermasalahkan dan kami dapat menrimanya. Tentang usul FDI seingat

kami ada· kata-kata untuk memperkukuh jati diri bangsa, dalam catatan kami ada dan ka

mi juga tidak keberatan dengan usul itu seoanjang semua fraksi dapat menyepakatinya

terima kasih wasalammu'alaikum Wr Wb.

KATUA RAPAT (ISTIANTO SUWARGONO):

Terima kasih kepada FPP yang telah menyaryipaikan pendapatnya dan mengingatkan kembali

basil kesepakatan kita, kami ingin memberikan kesempa~an kepada Pemerintah tentunya

terhadap apa yang diutarakan oleh masing-masing fraksi, kami persilahkan Pak.

PEMERINTAH (PROF. DR. M. DIMAYTI HARTONO, SH):

~-~p§l.k __ Pimipinan yang kami hormati serta bapak-bapak dan ibu, barang kali Pemerintah

pertama-tama menyampaikan terima kasih bahwa semua fraksi nampaknya tidak ada perbe­

daan masalah substansi tinggal persoalannya .adalah penempatan pertama, kedua adalah

masalah penataan redaksional. Ijinkanlah secara berurut kiami mulai dari FABRI,

FABRI menyatakan bersedia membahas dan memang mulai dibahas oleh karena itu Pemerin

tah tidak memberikan jawaban terhadap FABRI. Dari FKP belum dapat menerima mengenai

ayat (3) dan ada perkataan diusulkan satu rumusan baru deng~n antara lain menambah I

~ kata harus, mengenai rumusan yang diusulkan Qagi Pemerintah substansinya kelihatan -

nya tidak ada masalah tapi apa harus ini saja yang harus barang kali perlu kita per­

timbangkan karena kalau kita kait kata harus itu rasanya relevansinya pada pasal ini

itu kalau toh.ditempatkan itu juga didalam praktek nanti akan mempunyai kedudukan

yang tertentu yang tidak terlalu memberikan dampak, jadi b~rang kali kalau Pemerin -

tah berpendapat itu tetap saja dilakukan dengan memperhatikan rumusan yang lain dari

FPP nanti bisa kita rundingkan bersama, mengenai masalah tempat ini FKP menghendaki

agar supaya pada batang tubuh dan ditempatkan pada ayat (3) pasal 12.

Dalam hal ini barang kali Pemerintah setelah mempertimbangkan kembali dengan perkem­

bangan terhadap hasil-hasil yang sudah dicapai sampai dengan pasal 29, barang kali

kalau memang disepakati oleh sidang, Pemerintah tidak keberatan untuk. ditempatkan p~

da batang tubuh ayat (3) tentu rumusannya nanti yang akan kita bicarakan

selanjutnya/ ..•..•

_5b-

selanjutnya pada .FPDI ayat (1) mengenai pengaturan pengurusan sudah tidak menjadi ma

salah, butir 2 yang dipermasalahkan mengenai ayat (3) bahwa rumusan yang diajukan

oleh Pemerintah mengalami perubahan ~engan penempatan

nilai-nilai/ ...... .

nilai-nilai agama, .kesusila.an, ketertiban umum dan budaya bangsa tmtuk rnern­

perkukui-i jati diri barangkali 'Peirerintah ingin mengemukakan kata "jati diri"

kita ambil kalau itu memang bisa disepakati dari GBHN bukan jati diri tetapi kepribadian bangs a. \

Disini jelas : Dalam pembangunan kepariwisataan tetap dijaga terpeliharanya

kepribadian bangsa. · Ini saya kira Peroorintah pada dasamya karena ini sesuai

dengan GBHN it:u tidak keberatan tetapi bukan j ati diri tapi kepribadian bang

sa yang intinya sebenamya sama. saja, karena lebih itenti.k karena diarrbil ~

ri GBHN. Mengenai yang diusulkan ayat (4) rasanya barangkali perlu dipertinbang­

kan bahwa impresariat itu sebadai salah satu jenis usaha di bidang jasa pa­

riwisata, itu sudah ada pengaturan didepan tentang kata cara dan syarat-sya-rat.

' Mengenai FPP···memang benar ~µbstansi tidak ada masalah, kamamya yang be-... lun dipesan itu kami malah yah, tapi belum dipilih.

Yang diinginkan agar supaya ti~ ditempatkan pada penjelasan tapi pada ba -

tang tubuh, Peroorintah pada dasamya kalau ID?.DJang sudAfl menghendaki itu di­

tempatkan pada Pasal 12 ayat (3) artinya nail< ke batang tubuh tentu hal ini: ~

rili.l tidak keberatan.

Danikian Saudara Pimpinan yang kami honnati. Terima kasih.

KE'IUA RAPAT (IGN. ISTIAN'ID SUWARC..Ot-'O) :

Terima kasih pada Pemerintah yang telah menyampaikan penjelasannya dan sikapnya.

Saudara-saudara sekalian maka ada dua masalah kalau kita bicara masalah

substansu juga tidak ada tinggal ma.salah perunusan dan penempatan kecuali ka­

lau FPDI sudah tidak nenpersoalkan lagi pada ayat (4).

(INI'ERUPSI DARI FP.P).

A1::rX'mA/'Ff_P Q~ BUAtJ9.i. SH) : Mengenai ayat (4), dulu ada yang ada kait~ya dengan Pasal 10 yaitu

jenis itu syarat-syaratnya ditentukan oleh Menteri. Itu kita sepakati dulu.

Pemerintah roongatakan pada waktu itu impresariat itu lintas sektoral dan de­

raj at tinggi, maka perlu Pemerintah ----------- (katanya pada waktu itu ada unsur Pa~rintah) . Bagaimana. kalau Pasal 10 yang mengenai Menteri itu diganti dengan Peroorintah,

itu yang kita lihat belun ada kesepakatan kalau· kami tidak salah tetapi ka­

rena Pasal 10 ayat (4) ini Menteri menetapkan syarat-syarat perizinan, ka­

lau ayat (3) ini karena lintas sektoral dianggap perlu Pemerintah. Kami se­

kedar mengingatkan saja, tapi keputusannya kami belum tau persis.

Terima kasih.

KE'IUA RA.PAT (IGN. IST.IAN'IO SUWARGOID)

Saya jadi konplin, apa bukari ayat tersendiri mati itu pada. Pasal 9

ayat'" (3). Sesuai dengan

Sesuai dengan penjelasan Pemerintah tadi bahwa tidalcdicantumk.annya ayat

tersebut supaya tidak over bud.eh. Disini yang mempersoalkan dari FPDI, ka­

lau FPDI tidak mempersoalkan kita tinggal m;mipersoall<an ayat (3) saja.

Kami persilahkan kepada FPDI.

ANGGOTNFPDI (I GUSTI NGURAH YUDHA)

Terima kasih Bapak P~inan, mernang kami tidak senang over budeh tapi

ini rrenyangkut penj elasan dari Pemerintah. Jadi karni tinggal rnemmggu penj e­

lasan dari 'Pemerintah. Dulu yang usul itu seingat saya Pemerintah. Dalam uru£

an Pasal 12 sistimatikanya nn.mgkin yang 3 kalau kita rrupakati nn.mgkin trenjadi

dua, yang dua. nenjadi 3 karena ini nemmggu tata urutan.

Jadi yang kesatu tetap.

Yang kedua IOOTI.jadi "penyelenggaraan usaha jasa impresariat dilakukan dengan

nenperhatikan nilai-nilai agama, kekusilaan, ketertiban umum dan budaya un­

tuk nanperkukuh kepribadian bangs a'' Jadi terus terang walaupun ini otentik tapi kami lebih setuju kepribadian

bangsa tanpa mengurangi honnat dan taat kepada GBHN'.

Y~ ketiga : bani ayat (2) rrenjadi ayat (3) Kegiatan sebagairnana dirnaksud

~lam ayat (_l) meliputi bidang se11i dan olah raga. Begitulah barangkali sis­

timatikanya.

Terima kasih Bapak Ketua.

KEIUA RAPAT (IGN. ISTIANID SUWAROOfil)

Terima kasih pada FPDI yang telah mengingatkan pada Pemerintah dan saya

kira tadi Pemerintah sudah mengatakan bahwa itu over budeh, sehingga kita '

langst.mg merrperrnasalahkan ayat (3).

Kami ingin mempersoalkan dulu mengenai rumusannya.

Kami persilahkan dari FABRI.

AfKrnTA/FABRI (SAHUN'I'l.E S.ASTROHAf1IllJOJO)

Memang kami tidak nenyinggung karena kami tadi memang ingin mengeluar­

kan satu sikap.

Bapak-bapak sekalian nena.ng kalau kita Illllai rrennahas lagi hal yang ------­

ini biasanya --------. Jadi FABRI akan menyampaikan pendapatnya na:mm karni

tetap berpegang kepada nm.isan yang <lulu pernah ada. Itu supa]1¥ tepat demi­

kian. Oleh karena itu supaya otentik dan jelas, matt.a ·pendapat dari FABRI akan disanpaikan oleh Bapak Soernamo. Kami silahkan.

ANGGOTA/FABRI (SOEMARNO) : Ketua Sidang dan rekan-rekan sekalian. ~ngenai materi Pas al 12 ayat

(3) yang berbl.ll1yi : "Penyelenggaraan usaha jasa impresariat dilakukan dengan

memperll.atikan nilai-nilai agama, budaya bangsa, kesusilaan dan ·ketertiban

unun" FABRI semula berpendapat bahwa substansi materi tersebut tidak perlu di­

masukan dalam batang tubuh, tetapi cukup didalam penj elasan pasal.

Narrn..m setelah

-a-

Nann.m setelah mendengar dan pendapat bahwa nilai-nilai agama yang dimaksud

adalah merupakan nilai-nilai yang t.miversal clan tidak hanya rnenyangkut aga­

ma tertentu saja, dan juga memperhatil<.an perkembangan pembahasan RUU ini

FABRI bisa mengerti dan mamaharni.

Alasan FABRI dala-m trembahas Pasal 12 ayat (3) ini yaitu dengan mengusul­

kan dimasukarmya materi tersebut ctaiam penjelasan tiada lain adalah t.mtuk

m:mgantisipasi pembahsan Undang-Undang Kepariwisataan dimasa rnendatang agar

jangan sampai timbul harrbatan atau kendala yang rnenyangkut rumusan atau ma-' teri tentang nilai-nilai agama tersebut, .oleh karena itu dalam kesempatan

ini FABRI dapat menerima rumusan rneteri Pasal 12 ayat (3) untuk dimasukan da­

lam batang tubuh.

Terima kas ih.

KETliA RAPAT (IGN. ISTI.ANTO SUWARGOID)

Teri.ma kasih kepada FABRI yang telah rnenyatakan sikapnya.

Saudara-saudara sekalin dengan demikian kita sepakatibahwa ini masuk pa­

da batang tubuh, tetapi ayat (2) atau ayat (3) kita nanti b:icarakan.

Sekaligus mengenai rumusannya kami FKP tin'fuk bisa ~nyampaikan, menanggapi

pula apa yang tadi disarankan oleh Pemerintah terutama mengenai maksud tsb .

Kami persilahkan.

ANXOTA/FKP (J .G. ~n.IOR, SH)

Sauclara Ketua. terima kasih, dan terima kasih kepada Pernerintah atas pen­

j elasan tan:bahan dimana kami dalam hal ini justru berkenaan dengan ''harus" ini

kenbali lagi pada waktu kita rnenbahas Pasal 9 ayat (2) . Pada mulanya berkena­

an dengan ayat (2) ini kita dalam hal ini sepakat dengan dengan oleh "Menteri"

karena alasan Pemerintah mengatakan bahwa impresariat sebenamya lintas sek­

toral tinggi, maka dimintakan kesediaan kita. Oleh sebab itulah kami dalam hal

ini menganggap mengapa ? FKP menetapkan ''harus'' . Kami dalam kesempatan ini

juga ingin terlebih dahulu mengingatkan kepada FPP apa perlu ''harus" atau da­

lam hal ini dihilangkan. Ini yang pertama.

Kedua; Saudara Ketua. berkenaan dengan redaksinya kami masih. ingin menyam­

paikan bahwa urutannya tetap dengan m?mperllatikan /men.arIDahkan satu kata ya­

itu : Nilai-nilai agama, adat istiadat, budaya bangsa, kesusilaan, dan keter­

tiban u:num. Jadi penan:bahannya berkenaan dengan "adat istiadat", sedangkan

mengenai ''harus" sesuai dengan penjelasan kami kembalikan dulu.

Ketiga; berkenaan dengan urutan daripada ayat-ayat ini (1,2,3) kami rnasih

menganggap bahwa ayat (1) maupm ayat (2) yang ada itu tetap dernikian dan ayat

(3) mengalami"pemyelenggaraan". Mengapa Saudara Ketua, karena kalau kami rneli­

hal dalam ayat (3) penyelenggaraan ini dengan rnempematikan nilai-nilai aga­

ma dan sebagainya justru juga mengena ayat (2) ini karena dalam rangka impre­

sariat mela-ksanakannya juga terkait dengan ayat terdahulu.

Demikian Saudara Ketua. clan terima kasih kami ucapkan.

KETUA RAP.AT ................. .

/

0

- 10 -

adat istiadat mema.ng sebenarnya dalam pengertian budaya itu sudah terrnast~<

adat istiadat. Jadi budaya sebagai Til1US nya adat istiadat sebagai spiace­

nya.

Yang dikemUkakan oleh FPDI rrengenai jati diri cl.an kepribadian untuk

menentukan pilihan karena dari FPDI masih ingin inempergunakan istilah jati

diri. Kepribadian itu adalah sifat hakiki yang tercennin pada sikap sese­

orang atau suatu bangsa yang merrbedakan diriny? dari orang atau bangsa la­

in, jati diri ciri-ciri garrbaran atau keadaan khusus seseorang atau suatu

benda, suatu bangsa, identitas.

Kedua : jati diri rm.mgkin jiwa semangat cl.an daya gerak dari dalam atau

spiritualisme.

Oleh karena itu kalau yang d:irnaksud dengan j iwa semangat dan day a gerak ba­

rangkali TIEinailg tepat dipergunakan jati diri.

Saya kira mengenai urutan kita setuju rnengikuti apa yang ada.

Derni.kian Bapak Pirnpinan terima kasih.

KETUA RAPAT (IGN. ISTIANI'O SUWARC',ONO) :

Saudara-saudara sekalian demikian penjelasan dari Pemerintah apakah

masih ada yang ingin ma:npennasalahkan ? Kami persilahkan dari Fraksi ABRI.

ANGGOTA/FABRI (JOEPI'IO) :

Teri.ma kasih Saudara Ketua. FABRI seperti tadi yang sudah disampaikan

sikapnya bisa menyetujui tarnbahan ayat untuk m2IT1asukan sebenamya yang se­

nula .. ada di Pasal 24 RUU hanya ditarrbahkan adanya "nilai-nilai agama".

Kami menyetujui untuk d:imasukan di dalam Pasal 12 ayatr (3) BAB IV. Rumu..san­

nya kami tetap IIEnggunakan acuan Pasal 24 hanya dengan ditarrbah "nilai-ni­

lai agama"

Mengenai kehendak adanya keharusan atau istilahnya ''harus" didalam hal ini

Fraksi kami kurang dapat menerima . Mengapa demikian ? karena disini kita

melihat yang kita perhatikan itu adalah nilai-nilai agama., nilai-nilai bu­

daya. Budaya iniptm cukup sesuatu yang tidak eksak, jadi tidak bisa kita

nenerintahkan dalam t.mdang-undang ini merrherikan suatu keharusan. Rudaya

inipun juga berkenbang terus, tetapi kalau dengan is tilah memperhatikan se­

benamya sudah tercakup disana . Kita inLtrerrbicarakan atau usaha kecil di­

dalam lingkup kepariwisataan nasional yang demikian besar yaitu m=ngenai

impresariat.

Sehingga kamfr11lihat .............. .

- 11 -

Sehingga kami lihat bahwa · i.ni n.~l····n.:::rny.:. Fraksi ABlU bclur.i h:i.::-;a 1:er·er·il!la pc-

nwnbahan kata " ha:r·u.c "• Dcm:i.J.':i.an ju0<.1 t.:r:c:: ;,r«.r:.~ <:5.~t:-r:arJ~m: c,leh rt.:U1r. dari -I

F.J?DI, -tent8l·~i:.: j<.1i.i <l.iri, korena masalah ini sebenarr.ya ;mJah ada pada diktum mei '· '

nimb!lng. Jadi kita tidak perlu lagi ma~ didalam pasal 12 ayat (3) ini.

Dus impesariat barangkali tidak suatu kegiatan yang demikian kecil, tetapi harus

membentuk suatu jati diri ban.~sa; Yant; membentuk jati diri banzsa e.dalah seluruh

ke~tan 1~ ada. dJ.dalaD. kepariwisataan yane sudah kita sepakati masuk didalam -

menimbang yang mewamai semua kei:tiatan didalam kepariwisataan t.erniasuk kegiatan

impesariat. irJi• Oleh karena itu sekali lagi· kami nyatakan disini, bahwasanya si­

kap f'raksi ABRI, bisa menyetujui pasal 12 den~an taLlbahan ayat (3), tetapi rumusan­

eya tetap menggunakan acuan pasal 24 de~i ditaciibahkan adanya nilai-nilai ae;ama.

Demikian Saudara Ketua sebaeai tambehan penjelasan dari sikap fraksi ABRI. Terima kasih.

~~..AI. { Iqi. ~W¥J'O SJJ\UAA~O)a Terima kasih 'kepada fraksi ABRI. Dari FKP. kami persilahkan.

A!:l99<JtA F.KP ( l•Q• WOWOR, SH)a Terima kasih Saudara Ketua. Pertame, yang berkenaan dengan usulan dari F.KP

mengenai adat istiadat iniJ sesuai dengan penjelasan Pemerintah bahwa adat istiadat

ini telah termasuk dalam budaya bangsa, make F.KP bisa meneririlanya.

Sedangkan yang kedua, sesuai dengan apa yang telah kita sepakati berkenaan dengan -

ayat (3) ini, dirnana tidak dimasukkan dalarn penjelasan dari pada pasal ini, -W'l.epi

didalam batang tubuhnya wehingga menjadi ayat (3); maka dengan sendirinya apa

yang dikatakan " memperhatikan "• dengan sendirinya telah termasuk dalam harus. Apalagi penempatannya sekarang ini didalam batang tubuh. Cl.eh sebab itu untuk jelas­

eya kam.t akan baoakan .:iyat (3) in! sebagai berikut a penyelenggaraan usaha jasa im­

pesariat dilakukan denga:n memperhatikan nilai-nilii ai;ama, budaya bangsa, kesusilaan,­

dan ketertiban umum.

Demikian Saudara Ketua dan terima kasih.

KETUA R&A! { IGN. ,Ifil'_~AiN'.f.O SUWARGONfila

Terima kasih kepada F.KP. Jedi kesimpUlannya adalah mengambil pasal 24 dengan

menruol'iah kate " agama " di'belakang nilai.-nilai. ~

ami persilahkan kepad.a F.PP. Sepakat F.PDI ailah.kan

AJ!G.GQTA . .f.,.PDI ( I gy;rr:;r_lJ.GURllJi Yllf>}!A .)1 Terima kasih Saudara Ketua, .Namun pada prinsipnya kami bisa menerima, aka11 te­

tapi bukan membela ini pak, tapi penerimaan kami harur:: 1 lengan catatan argumentasi ju­

sas apa sebab kami t&mbahkan It untuk mempel;'kukuh kepribadian bane;sa 11, memang ter­

lalu banyak di menimhang itu, juga dibel~ang kita ada tarik kemball. Ini bukan

debat kus'J.r atau papa, namun yang kami namksudkan justru disini; arahan nilai-nilai

t=1gama, budaya.'baxlgsa, kesusilaan dan ketertiban umum, itu untuk memperkukuh ini.

Jedi hanya sekian sebenarr41a yang kami inginkan, tidak lebih dari itu. Nilai esen -. . .. sialnya barangkali setuju. emun i tulah alasan kami, mengapa kami mE!ngusulkan me-

magari, jangan sampai nienyimpans dari hal-hal i tu. Bisa saja nilai budaya Bali

itu ingin ••. ••

~~~~~,;:. ,L . ; 12 -

!/ iti. · ~gin 11enguasai bud.aye Ind.onesiaf 1 tu tidak benar juga didalam ke Bhinnekaan -

' tunggal Ika kita, sebab esensialeya disana. Begitu juga dengan bud.aye lain, ja•

:ngan terlalu mendoaainir yang lain , didelam kontek Bhinneka Twiggal. Ilea ini.

·\Tetapi pada prinsi~a kami tidak keberatan untuk hilang, namun inilah alasan kam.i ,. :'untuk mencantumkan tadi. Dengan demikian sekali lagi kami setuju apa yang telah di-

... ,: ..

:·;,.:aetujui oleh rekan-rekan yang lain, cuma argumentasinya demikian, jangan dikaitkan

.:}~ngan konsideran. Dikonsideran banyak sekali yang kita ulang, seprti wisata,apa -')ti .

,,:/f.lni tidak overboudebt, tetapi kenapa kita perlu jelasnya batang.tubuh. ···'' ,'. . Terima kasih.

'J!lVA. WAT (i IGlf. IS'l'IANTO §!J~q).a >terJ.ma kasib kepada F.PDI. Eita dengarkan penjelasan 1ang t.erakhir mungkin

:,1:'\' clari ·~ Pemerintah, Silahlcan

',:,';.'.:

,·:}...; ~rt:J\INTAff_(J?.RW......!>L.Ji·· DJJjIA'fI HWKNq) :;~(::};,, . . . : .. Terima kasib, Bapak dan Ibu sekalian, persoalan yang kita hadapi sebenarnya :'!~',.&\.:;1:::j : ;': 1 r.

T:;;¥i.':ii;':D~ggaJ. sU1 kata ,. harus ", yang kemudian sud.ah selesai dan ad.at istiadat, yang -.. :\·· '

~;.(~tti.l ~uga sud.ah sel.esai. Tinggal persoalannya pada F.PDI apakah itu tetap ditempot-. ~ .. ··· '

'·' •1 ;t,'· ken pada batang tubuh atau rnune;kin ditempatkan pada penjelasan. Jedi kalau beeitu

~t;;:i:;.';·::;·'bva~ kali cume satu kata, terilna ka;;ih. ::s,:·~~:.~>}··.: . '1;'~~:.Y'• ~.~AT ... .t.EIL.~ .WIANTQ SJ1.w.wl01i0.l• r:"~!:{'.;?. :/ Terima kasih kepada pihak Pemer:lnteh. Saudara-saudara ookalian akan kami am-;;J1; ,<· 'bil kesimpulan dan akan karni becail<si, dengan d.emildan make keaepakatan yang lalu ti• :;'.i:\). · dak berubah, artieya pesal 12 qa·t ( 1) den (2). tetap. ~ f: . ·~' . ~,: .;

selanju-t;;eya ayat (3), akan says bacakan dari pada pasal 12 " penyelene;garaan usaha -

. · jasa impesariat dilekukan dengan memperhatika.n nilai-n.5.li1l egama, budaya bangsa, ke­

.· susilaan, dan ketertiban umum.

'~ .

Apakah dapat d.i:~pekati ?

( rapat menyetujui )

: .• : Terima kasib, make dengan demikian Bab IV tidak eda masalah lag!.

h.ta lanjut kepada yang kemarin 1ang menjadi. hambatan. K sni telah molihat bahwe l?e•

· · · ' merintah telah membuat suatu konsep baru, pemecahan dari pad.a saran-saran yang di-

. llalllpaikan oleh masing-masing tr8ksi. ~:~,·· ·' ( interupsi ~ '.'I •

:> . ~.!L!Jl'AJ{ .C. .ffiOF.tA•-1'-•-P):HJ~.LJ:Wrl.O.N.Q1 .. fitt)a Mohon maat sauclda Ketua, kalau di~an, apa yarlg kemarin diajukkan itu eetelah

' ,· kita pelajari lcembali, memang perlu penyempumaan. Jedi r,noholl epa yang kemarin disam-.... '.

· ·'. pa.1kan dianggap tidak ad.a, alcan d.iganti yang baru. Terima kasih. '. :.

lllYA ... JiArAT. ( IGH, Ihl'W!TO WWM~ONO)a, . o· A

, Teri.ma kasih •. Perlu diketahui ini ad.al.ah koneep yang ke-8. Kami persilahkan , '' kepada Pemerintah untuk menjelaskan.

f~~ '/ ·, ..

~PliQl, PB• M, Dll«ATi twrfOt!01 Sl;I} t \:,1'.r'.:: . , 'l'ariDla kasih Saudara Ketua. Kita akan membimas Bab V d.engan judul, Peranaerta-

#I-~\!~·.~~,.~ ;M:i~}'.:Mas:iarakat, fang illtinya yang merupakan ·yang. ~114 menjadi pa::.wl 30 yang merupakan t·~&~·.:~:~1~r.:~ . ·'.;''> ::·;pindahan d.ari pasal 29 RUU d.engan perubahan sesuai d.engan kesepakatan ;yang sud.eh di

Apabila kita band.ins; dengan l>QSal. 29 aslieya, maka pa~>al 29 hanya terdiri. • •

hanya 1 ayat. • •••

- 14 -

ANCGOT~..,.1-_!.~ .(.4.IID~. LAT1EF1 SH ):

Teri.ma kasih Saucfara PiJDpinan. Pertama-t8118 kami sampaikan terima kasih kepada.

pihak Pemerintah yang telah menyampaikan konsep sesuai dengan harapan kita kemarin,-\,

lchusW1D7a meeyangkut pesal 30 ini ten't$ng, peran serta masyarakat. Setelah memper -hatikan penjelesan Pemerirrtah, k81Di intin menanggapi khususnya menyangk:ut ayat (2). J adi kalau ayat ( 1) saya rasa tidak i:ermasalahan. Ayat · (2), k81Di melihat sepintas­lalu, seolah-olah pengertian pas l 30 ayat (1) ini menjedi aempit aetelah d.lluraikan

pada ayat (2)r karena disini kelihai:finnya, hanya terbatas melalui penyampaian sa -

rwn pendapat dan pertimbangan. Jadi kalau luas itu sebenariva barangkali dalam -

usaha, peeyelenggaraan, 1ni mungkin itu leglh luas. Tetapi ini lebih semp!t, tinggal

barangkali bagaimana kita meeyempumakan.~imateya ini, sehingga pengertian kepari -

wisataan secara meeyeluruh, in! masyarakat itu berperan serta, immgld.n dalam saran -

pendapat dan lain sebagainaya. In1 yang ingin kami tanggapi khusus mengenai pasal

30 ayat (2), sebenarnya kalau disepakati apa yang kem.arin kita usulkan, itu barang -kali lebih mewaclahi pengertian pasal 29 ayat ( 1), yaitu peran serte rnasyarckat seba

. gaimana yang dimaksud. dalam ayat ( 1), dapat dilaksanakan mulai dari proses perenca -. . J

nean, proaesn pengambilan keputusan, pelaksanaan maupun dalam pengawasan. 3di di-

. sini k1~lihatannya p-~ran serta masyarakat ,;t.tu ioomang luas seperti yang dikehcndaki pa-• .

Sal 29 ayat ('1), koraudian tata Cara dan eebagainJo itu, sa)'a rasa hanya berreda,

karena masalah proses perencanaan, proses pell881bilan keputusan dan operasional da­ri pada. kepar1wisataan !tu memerlukan ~uatU penelitian 1ang lebih cermet, kaJ:ena se­jauhmana rak;yat itu batas-batas we~nang dalam perencanaan, sejauhmana batas-batas -

xrakyat itu oorperan didaam operasional dan dalam rangka pengambil keputusan. Ol•h sebab itu ayat .(3). mest~a harus diat1.1r dengan Peraturan Pemer intah.

Jadi kalau disini konaep ditetapkan oleh Menteri, jadi kami mel1hat itu lebih luas. Kemudian bagaimana kita menyempumakan kal.imat .1n1, sehingga pengertian luas:n itu be­

tul-betul tergambar di ayat berikutnya. Sekian dan tarilna kasih Sa 1..ro.ara Pimpinan • . KETUA ·--~AT (, IGli._J@'IAN!Q..§.[1'11\RJLQ.tJ.Q).~

Terima kas.th kepada F.f.P. KS!lli pc:rs:Uahkan kepada F.PP.

~- .F •• ~l>. {, MmJal.l~.AD BVANG1 SH): · . 1r---T erima kasih Bapak Ketua. .engrnc! ayat (1) kemarin saya ada usul, kami masih

tetap ingin menipertahankan usual itu, dengan menambah kata '' sama , dan 11 , jadi ma­syarakat memiliki ketetrl;uan yang sama dan seluas-luasnyiia. Jad.i itu tetap kami usul­

lcan. Kemudian sebolum kami nr~lanjutkan, ada pertanyaan y1:mg at;t.~k rnemganggu sedikit

bensk kami, yaitu pasal 30 kalau dik~itkan denean pasal 31, RUU yang belum kita ba­has yang letaknya dise'belaheya, disini masyarakat mem.Uild. kesempatan untuk herperan­serta dand.alam ~nyelenggaraan pariwiSf.lta, disini pariwisata. Pasal 31, peran scrta­

masyarakat dalam penyelenegaraan kepariwisataan. JAdi apakah peran sorta penyeleng -garaan pariwisata atau penyelsn~aan kepariwisataan ? Sebab pasal 31 menyebutkan

kepariwisataan. Itu satu yang ingin mainta penjelasan. Dengan demilcian tentu me­

ngalir kepada penjelasan pasal 30 RUU di ayat (2) nanti itu.

Mengenai •••••.•

_,, ---~· •.. ~ .. ·~·~.,-····-·· .. ,. .......... ---·· .. ·· ·--.. ·-···-----

- 15 -

Mengenai ayat (2) sebenarnya bisa memahami, dan W tidak mengurangi makna ayat ;

( 1) pengertian ~luas-luasnya i tentunya ada kata didepa:n barengkali yang hat-us -

kita tambahkan, sehingga pengertian sikillaes-lttamya tidal<: dibatasi la&i.• Y.alau

dangan kalimat ini, memang terlihat pengerti~ aelua.s-luasnya, kemud.ian dibatasi

l~gi oleh ayat (2). Tetapi dengan pelilail\bahari kata didepan, barangkali akan hi­

lang pembatasan !tu, kami hanya menambah satu kata dideparuva pale aya t (2) ; lchuaus dalam ranglca.prosesspeneambil keputusan, jadi ditambah kata "khusus "•

·Karena pena;r.illlbilan keputusan itu memang wewenong Pemerintah, tap! Pemerintah dapat

~ngikut sertakan, karena itu dengan demikia:n timbul kata '' lchusus ••, makna seluas­

luasnya tidal( hilane. Itu yang kami usulkan.

Untuk sementara cukup eek.tan bapak Ketua. Terima kasih.

' Terima kasih kepada F.I?P. Kemudian kami perailahkan kepada F.PDI.

N!GG<?r.t\1.·J?lH CI cusrr. [email protected]!LI!!l>HLI..t , Teri.ma kasih Bap~ Pimpinan, dan terima kasih kepada Pemar.lntah mengenai pe-

ngajaW'l konsep baru tentang pasal 30. ~ada prisiP1Y'a kami aetuju dengan rLU11usan in!,

. namun dengan panyempu.maan tentang penj~lasan ayat ( 2), disini menurut hernat kami le­

bih oocok aebagai penjelasa.n dari ayat ( 1) clan d.i.sempurnakan. Peneei-Uan masyarakat

memiliki keaempatan yabg seluas-luasnya antara lain, ya sesuai dengan penjelasan ... ayat (2). ,.alu ini kita bersama men:3rima apa yang kam.f. usulkan, tenttmya ayat (3)

ini tidak relevan lagi untuk kita cantumkan, baik apak8h itt.t Pernerintah ataupun Men-. . teri, sebab diatas sud.ah ada Pemerintah '' dapat · raangikut sertakan masyarakat".

Dari segi ini, kalau diatul:' lagi oleh Pemerintah kami tidak curiga kalau melihat. fung-

. sionaris di jajaren Departemen p arpostel, tetapi' kalau suatu saat kalau bapak-bapak

didepan kami ini. tidak lag! menjabat, bagaimana pa.k? Ini hal yang kami secara •••

memane; bapak si..1dah bisa menangk:ap apa yang kami. maksudkan. Justru diatur oleh Men­

ter! hak-hak yang telah diberikan, lagi dipotong-potong nanti, sedangkan diatas su­

dah diuraikan. Untuk kesempatan pertama ayat (3) cenderung untuk dihapus, tetapi

penjelasan ayat (1) justru diope:r. al.1.h penjelasan ayat (2) menjadi penjelasan ayat (A. ( 1 ), dongan penyempumaa:n pengertian masyru:·akat mem.iliki kesempatan yang =3Etluaa-luas­

nya, antara lain memberikan saran den selanjutnya seperti apa yang dikonaepkan oleh

Pemerint.ah, sehingga ayat (3) tinggal dihapus saja. Jad'i. kami tidak menambah ayat -

tmtuk sekali ini dihapus. Terima kasih.

~A-.lWA'l'~ .. (I.qtf. Im'Il\fil'P. ~l.WAR.OQ~Q.).! Terima kasih kepada F.PDI. Saya kira masalah substansinya sud.ah tertampung

A ke -pale, tinggal bagaimana cara merumuskanny-a. uni persilahkan pada . F.•l.Bft!··' .. I '

ANCGO'l'A. F.ABRI. ••••••••••

- 16 -

ANGGO'fA, F.ADHI ( JOEPITO )

Kami monyumpuikun pone·hureuun yune sut inc·i-t ineeinyu

dun ucupun torimu kusih kapu<l~ Pomurintah yane toluh boru­

suhu morumusku11 isi pusal in:L dont!ttn munumpunr!' i:soluruh as­

pirbRi duri Fruksi-Fruksi c.lulum Punja ini <lun ini murupu -

kun komajuun. Sucura prinsip substunsi Fruksi kumi <lupat

monorimu tinet!al nunti hurunekuli rumusun-rumusun t,\ttlU po­

.nyompurnaan-ponyompu:tnuun lohih lunjut.

Dalum hal ini kumi juea mulihut turutumu pac.lu uyat

( 2) ini yune sohonurnyu pont!umbilun kuputusun i tu uc.la pi­

huk Pomorintuh justru puc.la uyut '(2) ini torcurmin luhih

jolus porunun duri puclu masyarukut c.lulum ikut sorta pony~

lo neearuun puriwisutu i tu. Apakuh i tu numunya pent!umbilun

koputusun, apukuh i tu numtlnyu ponontuun kobi jakun tun tu

hal ini porlu ki tu rumusktrn kumbuli ki tu cari yunt! lobih

to put. Disini momune numpuk jolus huhwusunn,1 c..lone·un koi­

kut sortuun masyurukut <lalum uyut l2J ini <lulum prosos

poneumbilun koputusun sokulieus monunyu torcorminc.lisunu

musyrukut torlihut llalum poneuwusu.n sobon,arnyu. Kuronu u­

pu, pono_ntuun kohijuksanuur:i utuu pon(~umbilan koputusun

yune <lilukukun olch Pomorintah sok<.\ili{..rus munuontsurkan u­

tau monuri111u.surun pon<lapu'fl; purtimbaneun lluri musyurukut

tontu uturun-uturun yane ukun c.lilruut itu nunti ukan uupat

digunuktrn sohU(!Ui curu untuk mon{,!awusi pulaksunuan suutu

ponyol omeeuruan wuriwisutu. Done<-rn c.lomikiun muksudnyu di.

sini soeulu hul-hul yun{!' nuntinyu muru{!'ikun kopontine;un . mat3yUrukut ukun c.luput c.liusah:1jkan sojuuh munekin untuk (H

hinduri. J olus-jolus uyu t ( 2) ini suc.luh monumpun(!' Lluri tl.­

pu yant! ki tu htlrupkun soporti koma.rin yunc- c.lisumpaikan o­

loh Fruksi-Fruksi.

Tontune uyut (Y) ini masih porlu <lipikirkan kombuli

upukuh ·d.ni ukun c.li totupkun oloh Pumorintuh upakah Montori

Dulum hul ini tontu ukun bunyuk torlibut kt:pontinc·un kopo.!l

tineun yune lain yune l~ntus s~ktorunyu <lorujut tineei c.li­

sini. Doneun c.lomikian hurunekali masulu.h ini Fraksi kami

lobih topat kulau hul ini uitotupkun pluh Pomorintuh.

Somonturu c.lomikiun suuuttru Kotua ponc..luput c..lari Fra~

si ADRI. Torimu kusih.

KETUA RJ\PJ\T ( IGN. ISTIANTO SUWAH.GONO )

Torimu k;.,sih kupada Fraksi ADIU. Kami lunjut saju

kcpuc..la ·Pomorintuh untuk monunt:.t.~apinyu.

PEMERINT1UI •••

- 17-

PEMERINTAII ( PROll". on. M. DIMYATI JIARTONO, SJI )

Sauc.laru Pimpinun yune suyu hormuti, hapuk-hapak dan i~m

sokulian yune sayu hormuti. Subulum Pumorintuh munyampuikun

tunm_!upun tu:r:•hmlup Fraksi, mohon izin untuk suu tu hal yane ki­

runyu vorlu jaei pce.:.rne·an ki tu. Duhwu <.lulum Dah V i tu jutlul ny:i

porun sorta. Kaluu kitu hurhicura porun sorta sohnurnyu musya­

rakut bukun pomo(,!'UO(! f'unesi utumu. Judi U.inut!uru yunt_~ otori tur

ini huranekali tic.ltik udu. Totupi.' justru c.li nof,!'Ura Puncasila

:funesi utuma sohonurnyu uua,, 'pa<.la Pumorintuh i tu ju(~~ dibuku k.£

sompatun kopudu musyrukut. Mohon porsi ini harus kitu lihut su

caru prnporsionul. Kaluu ponumputun ini koliru lulu isi dari

substunsi ini kitu juea kuliru. Ja<l.i kuikutsortuan musyarukat

yunt.!' ki tu so hut purum sorta musyarakut i tu mumune soneuja c.l.!

horikun tutu.pi totup proporsionul. Oluh kurona itu kami cobu

hurdusur uta,s panekul pikir somu.cum ini untuk monjuwuh upu yt'lJ

t.likomuku,kun oloh Fruksi Kuryu Pomban(!LJnun.

Portamu bahwa U.ikutukan Pusul 30 ini sotolah kitu hucu uyat

(I) soluas-luusnya sumu <loneun soluus-luusnyu. Kumu<liun pu<lu·

uya t (2) <lirttsukun c.lipursompi t hunya llttlaih pro sos pont~amhil­

un koputusun ti<lak ualum oporusionulnyu jU(,!'U munt~kin tidak

<lalum poneuwusunnya. Sayu kiru burtrnektlli iniluh yune pcrlu

ki tu sutukun pomikirun, so huh pon{!amhilun kuputusan i tu f'un_c:

si utumu udu pal.la Pomc.:rintah. Poneambilun kuputusan hisa mun

cukup yu porcncunaan, yu pokusunaun, yu. pcneuwasan. Tiap po­

luksunat11n yu.nt~ c.li lttkuku oloh Pumurin t aj ukun U. i um hi l tluri

awal poroncanu:;)Jn, dttn pult1ksunaun huru komudiun [>eO(_'.Uwusan.

Tiup tu.hap U.ari prosous ini uihurikun kusomputan musyarakut . untuk ikut sorta. Suyu kiru ini luus sokuli. Poneumhilan kc-

putusun <lisi tu bukan hunya upudu wuktu akun c.liamhil pc.)luksa.­

nuun, voroncunaun pun <liaw<-Lli c.luntsan pon(~4mbilan koputusun.

Di <lulum prosus itu somuunyu uihorikun kosomputan. Kaluu o­

porusionul yan ~imuksuJkan, tiduk bisu uiikut sor~akun,

kt:tronu oporsioial it:u subonurnya suuuh ponjo1enet~arunin k:op~

riwisu'tuain yune itorikut pac.lu kotontuan-kutontuun <.1yun{~ sw.lu

uua. Kaluu usuhunya a<laluh jasa puriwi stl tu, tlia tur, kulau

pont...rusahuan ohyok clan uayu turik wisata sudah ULlu kutontuu.!!

nya, kuluu uiu horeurak oporusionul ui hi<lune usahu suranu

puriwisatu itu jueu suuuh kitu tuntukun syurat-syarutnya.

Oloh kuronu i tu sobonarny.u uisini l'Orboc.luun huhwa c.lon,~un

u<lunyu uyut (2) itu monjulli uiporsompit. Itu yang harun(.!'­

kuli kitu kurune soponc.lupat. Sobab llari Pemorintah justru

<lari po::runc:lunnu hisa lliikut sortt\kun Llulam punyoltt:neeuruan

uun poneuwusun pada saat tiup tiup prosos mcrt(!'umhil keputu~

an dun momun~·ini yune propdi~slbonul..

Solunjutnya. • • • •

~ ;J

- 18 -

Solunjutnyu uyut (3) duri Frttks:i. Kuryu Pomh~rnfsunun monf_shcn­

~aki doncan poruturan Pomcrintuh, Pumurintuh <luput munorimu.

Solanjutnya uari Fruksi Pursatuun Pomhant;un<..rn uyut l l) di­

tumbuh sumu dun sohueui usul su<.latl uil.ukukun oluh Pomorintuh

Mon(~onui Pusul 30 uun J~l, mumung yunfs dimuksud pariwi sa tu, ju­

ui Pusal 31 itu nunti kitu kuji. Pcrkatu::;in soluus-luusnyu su -

puyu <.liburi kutu khususnyu, rusunyu justrumkosun mompursumpit

llisi tu waluupun jolus tupi kosun memperscmpi t i tu. J_udi tanp~ai

udu porkutuun khusus i tu lohih leltH.isu, ,luhih luus susuui do -

n{_sun ayut ( 1). Suyu kiru domikiun dari Fruksi .. Pcrsutuan1 Porn

hun{~nun.

Fruksi Purtui Domokrul'd In{lonesia yun{~ monyutukun ayut

( 3) tic.luk rulovun, hurunt~kuli PcnH~rintnlt kurune so pundupat so­

hub upu yunrs di horikun puc.lu uyu t ( 2) i tu ada1 uh 1wnyU1J1puiun

saran c.lan pom.luput portimbun1san. Duguimnu curunyu i tu hulum di

utur. Oloh kuronu itu uyut (3) itu mungutur huguimu u curanya,

bt\euimunu syurut-syuru 1 nyu d:m i tu yan(~ ukun di totupkan oloh

Pomor.intah, oluh kuronuPomorintuh nwn{Sanec-ap huhwu ayat l 3) i­

tu totup rulovan.

Ayut ~( l.) :l tu baru moneeumharkan lrn so~1puj;un yang <-li horikun, sc­

uanfskan uyu t ( 2) monm~umhurnl·rnn u jud kusempu tun yunr~ di horikun

U jwlnys borhontuk saran pondupat dun portiml>an{~un. Ini torkui t

tlon{san apu yunc- uikemukukun oluh Fruksi J(uryu Pcml>ungunun, t.li­

hurikun torddup prosos poroncunuun, puluksanuan dun _pongawusun

ponyolonm~uruun pariwi sutu, juc.li men judi pun jo1 us an uya t ( 2). Fruksi ADJU, turirria kusih bahwa pudu uusarnyu duput di to­

rimu. MunC'onui pon(iumhil an koputusun puda Pomorintuhmoman{~t.lomi

kiun sosuui t.lon(san· uruiun huhkun clikutukan don,sun pontiumhilun

ko putusan kl tu to l oha t jU(SU dalarn po ngawusan. Murnan(~ <lumikinn.

Ayut (JJ ditotupkun oluh Mo turi t.lisusul luhih Janjut <.lon{jtlrt

Por.:.iturun Pumo:rintuh utuu uitutf.lpknn olult l'umorintah, Pomur:l.n­

tah tiuuk kuhorutan, sutujuu.

Domikiun hupuk Kotuu tcrimu ka::;ih.

KETUA RAPAT ( IGN. ISTIJ\NTO SUWJ\IWONO )

Terimu kusih ko puua Pomorin tah. Suuc.luru-suuduru sokul itin,

musuhth ini cukup ki tu hati-huti rnerurnuskunnyu kurcriu adu hoho­

rupu musuluh yun(s harus kj tu purhutikun to utuma yun<s menyunc­

kut scjuuh hunu <.luri pudu wow<.inants masyurukut i tu muncamvuri

tueus duri IH.tt.lu Pomurintah. Nunnm tlurnil; iun suyu' jufsu monyuduri

huhwu aspirusi masyurukut hurus tortumpun[~ du.lam porumusun po­

run sorta musyurukut ini. Oloh kuronyu mnri kitu hahus dongun

ulur pikir yunc· sopurti kumi uturulrnn dun lfuluu nwmr~n<s tid:.11<

hisu ki tu porlu omont~-omonc sohunu tur. Suyu po rs i .1 uhkan F. KP.

ANGGOTA, F.KP •••••••

., .

- 19 -

ANGGOTA, F.KP l ADDUL LATIEF, SII.)

Torimu kusih suu<luru Pimpinun dun torima kas.ih pula kami

sampuikun ko puc.lu Pomcrin tuh ;\ suhu{suimunu knmi komukukan hahwa

kupuriwisutuun tli In<lonosiu 1ini kita in<sin kcmhant_~kan, hahkan

Unc.h.rn(;-undunfs yunl.~ ki tu ciptukun i11i jucu sohcnurnyu IJIOnjadi

1wcirne-trn <.Ian monjutli mpotlomun hukun suja haci hunt.:su Indonosiu

huhku.n sohonurnyu Untlunc-unduna ini nuntinyu montsutur urus

hunesa usine c.lutanc.~ ko Inc.lono~du. Dunia pun porlu nwncsotuhu:i.

pc.~runc.lane-unc..luneun ki tu kurona so porti ktuni.ku tukun kopuriwi s_£

tauo.<limusu-masu yuncs ukun c.lutuna'hoaitt1 posut majunyu. Oloh

sol)uh i tu kumi incin mun1~0llll.Jkuk un hu11wu Undun(,;-undung· J{opari

wisutuun (.H. Inc.lonosiu ini kitu hisu tonjolkun c.lun kita huntsca

kun buhwu p<.,run s ortumusyuruku t c.lulum me nun jants clan m ncsuk­

so skun koptlriwisu tuun i t,1 torcnmhar di c.Iulam [><.irundtrn(;-undunc­

un. Oloh sohuh itu kumi monyu.runkan sumpui prosos pcroncunuun.

<lisini kobijuksunuao yun{~ ukun diumhil oloh Pomtirintuh c.li c.lu­

lurn kitu munfcmhtrn(Jkun kopuriwisutuan. Domikiun jucu di c.lalum

prosos pcnuopcrusiun, punc~uwusun, di situ di ikut sortukan po run

musyurukut socur~ luus muku unc.lune-~ndun<J ini kumi rusu ukun

lcnih sompurnu c.lun lohih hcrkwulitus burunakuli c.lilihut <luri

soei porkcmhun{!Un kopuriwisutuun c.li musu yune ukan dutunrr.

Olch solmb itu kumi tac.Ii mcngcmukukun tli c.lalum uyut {2) ini.

hontluknyu turccrmin. totupi c.li sumpinrs it' Pomrintuh kel J hu tun

nyu jueu toluh tluput momuhumi c.lun tuluh duput monerimu hunuyu

tlimusukkun tlulum pongcrtiun t.lu.ln111 rangku prosos pcngumhi.lan

koputusun. Kult\u t ic.luk sul 4h krnn i domikiun. J ad:i. poroncunuan,

opc:rusional itu sutluh torma:suk dalurn proses pungamhilan kO[I!,!

tusun. Judi masuluhnyu musaluh suhstnnsiul t:hlak mcnjudi per­

Eioulun totupi soul pcnempatun t.lan (Jt1nulisun in.l han.tn{,;kuli

purlu ki ta pikirkun lmeuimana curanyu monuun(~kan ini socura

tcput. Kami tulli suc..lah niuncoha monc-timukukan satu konsop. Sehe­

nurnyu in i kumi hub1Jn(.~kun juaa fen{~·'" usu 1 c.luri pac.la F .KP tcn­

tunc· Due.tun Pcrtimhanann Kopuriwi.satuun, kuronu upu yung tcrtu­

une t.li c.lulum kons~ p Dudan Portimhttn{~an J\:o puriw :i.su tuun in:i. soh.£

nurnyu jiwtt c..lan i ·11tinyu sohonurnya sucluh c.li tumpung tli clulum

pcrun sorta rnusyurakut tor:s, hut. J\uluu i.ni huruntskuli kitu ru­

muskun socuru huik iltl.ntinyu ki tu ticlnk ukun hicurukun. Sohuli.!£

nyu kalmi ini holum ki tu tumpung sccuru. buik, hu{;uimunt\ pun

usu! F.KP torhudnp itu ukun kitu coha tcliti c.lun polujari kom­

lmli. Ini sobcnurnyu sokuligus t.lulam kosom(Jt\tun ini lwmi komu­

kukun. Oloh kuronu i tu kumi sunau t sopondupu t uonaun upu yun{~

tlisu.runkun oloh siiuc.luru Pimpinan, ini kul au perlu ki ta po la ju­

.ri ki tu tliskusilt:un U(_;ttk monclalam tlon{sun c.lemik lun nun ti ukan

ki tu dupu ti rumusun-rumusun yun1~ tu pu.t.

Mengen9i •••• . . . . . . . -

1-f'<e·nf.~unui istiltih uyut (1), uyut {.l) uunyclcntsrsuruan pariwisuta

tu<.li Juc-u disine·tsuna ini upakuh ponyulcnc-euruun kopuriwisataun

u tau ponyolc.rnaauru p•..lri wisu tu. Sohal> kul au k i tu 1 ihu Llu ri. kon

sop itu p<.rnyolon{:';(~uruun kcpuriwisutaan. J~nmi lchih cond<.>nG ko­

puriwisataun kuruna lohih luas. Judi sosuui dcngun isinyu itu

musyurukut soluus-.luusnyu un tuk rnumhuri purur11 f:HJt·tu, muka ko­

pariwisutuun i tu sohonurnyu ki tu urtikun dulum urti yun1~ luus.

Sckiun tlun tcrimu kusi suutlura Kutuu.

KETUA IV\ PAT ( IGN. I STIANTO SUW AIWONO )

Kami lunjutk.un put.la Fraksi 1\BIU.

ANGGOTA, F.ADRI ( JOEPITO )

Tcrimukusih suudura Kutua dcn1:.un pcnjcl usun yan{.~ tolnll

tlihcrikun oloh pihuk Pomorintul1 pauu upa yune tolah Llisumpuikun

olch tiup-tiup Fruksi tatli, numpuknyu kitu suuuh mului udu ti­

tik tomu un tuk sumpui patlu tine-eul mcrumusktm hurunakuli ten tag

Pusul 30 ini. Apa yunt.!' kumi ujukun tut.Ii sopcrti ayut (JJ, Pasal

JO in.i tc nyutu tluput di turimu Purnurintuh dun upu yunts tadi ju­

{SU tl:lsumpuikun oloh rukun ~ ruks i Kuryu numpuknyu ju(~u suduh me

muneuruh pudu morumuskun Pusul JO ini sucar't 1ohih huik.

Ilunyu tuc..li yunl5 kumi sumpuikun nwncunai uyu t ( 2) i tu uvakah

disini uiku takun pOll(~Umhilun kc putusun, ku luu tudi kum:l t.lu 1 um

ponontuun kc hi jakun, mu nu kiru-kiru yang luhil"t haik. Moman{_!'

<lul m hul ini Fruksi kumi duput mcncrimti totupi su1>1.n•ti kumi

kutukun substunsi uuri pu.<lu Pusul JO uyut (1), (2) dun (J)

doneun huhorttpu ponycmpurnaan tudi. Tiduk lain rnaksud kumi

aaur kuluu nunti <lihi arukun kitu tiduk ukun horkopunjungun

untuk l>isu monyopukuti Pusul 30 ini dun ~unurut kumi titik tcmu

sud uh kul ihu tun. Dumikian durl Fruksi J\DIH. Torimn kusih.

KP.TUA R,\PAT ( IGN. ISTiil.NTO SU\{ i\IWONO )

Kami por:o; i luhkun tluri F. PP

ANGGOTA, F.PP ( mm. MOH. IIUSNIE TIIJ\~IHIN )

Don,~un pcnjclusun duri l'cmcrintuh, stiyu kira mumnnc_:- suduh

mukin ju lus. Dari upa yune turcun twn Pusul JO kumi inrsin mus ih

udu pcnjolu~un lchih jauh tcntune masuluh pcnyclunrmuruun puri­

wisu ta muu pun ku pariw isutuan. Ki tn pcrtunyukun Pnsul JO st1kul i

pun Pomorintuh mo monjuluskun ponyolcn{~(JUruttn pariwisata,

apukuh tidak sohaiknyu kuta kcpuriwistituan t.lisini sohinm~u junr~­

kuuun itu hisu luldh luus tli dulum run<sku musyurukut hurvcrun

scrta <.Ii <lnlum ponyulona{~uruunnya ini.

Moneunui ·uyut (3) suyu kiru kami totup sc1>cntlaput buhwu uyut

(3) ini momune ukun moneutur tnta curu itu oluh Montori dun tu­

tu cura ini sw.luh huruna tuntu tcrsoruh hueuimuna Pumorintah

upukuh tlul um runtsku monlJi ku t surtukun po run sorta masyruku t

udu ••••••••

- ,., -

u<la su tu :forumnyu a tau i tu soeulu mac um nun ti u<lu di.sini.

Disini yuna kitu lihut munakin c.lulurn runaku Pomorintuh

untuk munaokomo<lir pumikirun turhu<lap a<lunyu sutu Du<lun Pur­

timbunaun Puriwisutu. Numun <lomikiun suyu kiru porlu rumusun

rumusannyu tH.portoeus hinl.mu h:isu mcncukup i tu wttluupun punu­

neununnyu tutup boruuu im.<lu Pumorintuh.

Moneonui mu turinyu suyu kiru tiut\l<: u<lu hul-hul yun(S ki tu musul

luhkun munc·kin hunyu huhorapa tuntune musu.1 uh kupuriw:i.satuun

tu<li. Turimu kusih.

I\:ETUA HAPJ\T ( IGN'. ISTIJ\NTO SUW J\IWONO )

Kami porsiluhkun duri F.PDI

ANGGOT J\, F. PDI ( I GUSTI NGUHAII YUDIL\ )

Torimu kusih hapuk Kotuu.

Pusul 30 konsop yun& diujukun oluh Pomurintuh yune soku­

rune kitu huhus, uyat (1) n~umun{~ titlu.k udu musuluh haai kumi,

uyut (2) <lisini justru kurni mulihut yun(s di hutung tuhuh ini

lohih sumir <libun<linekun punj~lusunnya so<lunekun kumi inein

wuluupun ha tuna tu huh Pusul u tuu U)"U t i tu ·don(S'-ln pcnjolusun

loro-loro in{.; utunetSal sohub mumttnG sumu dun nwmorlukan ko­

luausun, moneupu ki tu tic..luk cuntumkun prosos pcrorict\nuun, poluk­

sunuun c..lun pon{J'UWusan ponyolon<.H.~uruun puri wi su tu, monr.~upt\ titlttk

i tu ki tu rrnsukun. Soc.lunekun punyumpuiun saran ponllupu t dun

portimbunaun ini kumi uiunmJ'up neumhane sukuli. Kumi inc;in u<lu

WU juu yun{_; UC'Uk konkri t cli tlulum hutunutubuh • Jus tru J.uhih

toeas punjolusunnyu k timbune uyut utuu pusulnyu.

Lulu portunyuun kumi sutu luei kopu<.lu bupa~. yunr.; mewnkili

Pomorintuh uyut (3) ini upu wujutl yunts koluur, hilu oloh Pcmo­

rintuh upu, hila Poouturun Pomorintah upu. Kumi mohon kutoaas-

. an yune sotueus-toausnya tlun prososnyu umunu yuna tor co put,

totapi <likaitkun clon(!t\O proporsionul rusionul tucli dan poruttur­

an poruntJune-untltin(JUn yunetoluh uda. Kuluu Montori kumi in[S:f.n

totup monr:orot ini kuluur, kulau mcn<lul>u tkun juwubun yun{J' pus

kumi munekin hisu hurpikir ulune. Tocimu kusih

I\ETUJ\. • ••••••••

KETUA RAPAT CIGN. ISTIANTO SUWAEGONQl: Terima kasih kepada Fraksi-fralrni yang telah memberilrnn

saran-sarannya. Seperti kit.a ketahui bersama secara akomodatif

Pemerintah telah dapat menerima saran-saran itu dan telah mencoba

merumuskan. Namun demikian kami mohon Fraksi-fraksl juga

memperhatikan bahwa masalah wewenang ini juga menjadi perhatian

kita bersama sehingga tanpa mengurangi wewenang daripada

Pemerintah, kita bisa melibatkan keikutsertaan masyarakat.

Oleh karena itu kami menyarankan kepada Pemerintah

~ menanggapi dari F.KP dan ·FPDI. Mti'hgkin dalam ayat (2) ini bisa

kita masukan dalam rangka proses pen~ambilan keputusan balk pada

~i )'

proses perencanaan pelaksanaan dan pengawasan dalam

penyelenggaraan pariwisata sebagamana dimaksud dalam ayat (1)

melalui saran pendapat dan pertimbangan. · apabila ini bisa

mungkin i11i tidak bisa disatukan, sehingga demikian lebih luas

karena disinggung perencanaan pelaksanaan dan penga~asan dan

we~enangnya adalah di atasi dengan ayat (3) tat.a cara inJ untuk

mekanismenya, tata cara peran serta masyarakat sebagaimana

dimaksud dalam ayat (2) diatur at.au ditetapkan oleh Menteri

ataupun Pemerintah.

Saudara-saudara sekalian kalaupun itu lobby, kita ingin

mendengarkan dari pihak Pemerlntah mungkin 9da saran-saran. Kami

persilahkan.

E.EMERINT,6H (PROF.DR.M. DIMYATI HA.IITONO. SH): Bapak Pimpinan yang kami hormati, Bapak-bapak dan Ibu yang

kami hormat.i. Memang benar, pada dasarnya substansi itu tidak ada masalah,

tinggal ki ta ingin penajaman ten tang bagaimana ·i tu peran serta,

isinya apa dan bagaiamana caranya dan kemudian penempatannya.

Oleh karena itu izinkanlah kami mencoba menjawab apa yang

dikemukakan oleh F.KP.

Perkataan

Sebenarnya

pengambilan

prinsipnya

keputusan itu supaya

tidak ada masalah,

diberi ta pi

penjelasan.

kalau kit.a

menempatkan pengambilan dengan uraian te11tang seperti telah

disarankan oleh Bapak Ketua. Rasaya kata pengambllan keputusan

itu memiliki cakupan yang luas, mungkin Pemerintah ·1ebih

cendrung untuk menggantinya dengan usulan dari F.ABRI dalam

proses/ ........ .

- 23 - ..

proses penentuan kebijaksanaan. Pengambilan keputusan i·tu sudah I

tajam, tapi kalau proses penentuan kebijaksanaan, hanya perlu

kita sadari bahwa yang namanya kebijaksanaan itu· tidak boleh

menyimpang dari au. Jadi kita harus sadari bahwa kita tempatkan

proses penentuan kebijaksanaan kelihatannya lebih fleksibel tapi

tetap juga·d~batasi oleh UU.

Kalau ini bisa diterima .. mungkin sudah terakomodasikan apa

yang dikemukakan oleh F.KP. Kemudian pertanyaan yang kedua, apakah didalam membicarakan

perusahaan serta peran masyaralrnt .lni ki ta sudah berb:lcara

tentang badan atau dewan, yang dirnasukan didalam DIM F.KP. Sebena1~ya Badan itu adalah wadah bisa ada bisa tidak ada tapi

esensinya bukan terletak pada wadah, esensinya adalAh

keik~tsertaan masyarakat, jadi kalau keikutsertaan masyarakat ini

sudah bisa diakomodasikan dengan baik, baranglrnli pembicaraan

tentang·wadah tidak diperlukan lagi,

Kemudian ~enyelenggaraan kepariwisataan bukan

penyelenggaraan pariwisata sebab apa, kita kembali kepada unsur

wisata, pariwisata, kepariwisataan, dan disini Pernerintah terkait

Oleh kar~na itu yang terluas adalah kepariwisataan.

Saya kira demikian untuk F.KP. F.ABRI tidak perlu kami

jelaskan la-gi karena usul F. ABRI ten tang ti tik temu pengambilan

keputusan diusulkan dengan penentlrnn kebijaksnaan, tetapi ada

tambahannya proses penentuan kebijak~anaan, sebab penentuan

kebijaksanaan sendiri kewenangannya publik, itu public autority

yang hanya ada pada Pemerintah, tetapi didalam prose~nya itu

peran serta masyarakat diikutsertakan didalarn proses penentuan

kebijaksanaan. Wujudnya Proses itu rninta saran pendapat,

pertimbangan, tapi pada waktu pemutuskan kebiJaksnaan itu public

autority itu kewenangan Pemerintah.

Dari F.PP saya kira sudah dijawab mengenai pariwisata dan

kepariwisataan, dan juga pertanyaan kedua sama dengan F.KP apa

dalam peran serta ini kita berbicara tentang badan atau dewan

yang sudah kita Jawab tadi bahwa, Badan hanyalah wadah, tapi

esensi diei tu ad<'\lah ke.i.ku tse.r·taan masyaraka t.

Dari F.PDI, ma~alah penjelaean dengan adanya perubahan

penent~an kebijaksanaan barangkali sudah tertampung.

Yang kedua adalah Menter! apa Pemerintah, kalau Menteri namanya

Depmen tentu tapi Peme~intah PP,I11pres, keppres, tapi juga bis&

keputusan/· ........ .

kep~tusan Menteri kalau didalam PP ditentukan demikian. Kami

setuju dengan F.PDI dengan menggunakan istilah Pemerintah. Saya " kira demikian Bapak Pimpin.:tn d.::m Bapak-Bapak sekr.:il.i.::in terima

kaaih.

KETUA RAPAT (.JGN I ISTIANT(J :3.U}JA.filiQNQJ..:

Terima kasih kepada Pemerintah. Saudara-saudara sekalian,

kami menawarkan kepada Fraksi-fraksim, apakah posisinya masih

tetap demikian ataukah maslh ada penyelesaian lebih la11Jut tidak

diperlukan lobby. sebelum lobby mudah-mud~han sudah ·ada

pendekatan kami mellhat t.inggal F .KP dan F .PDI. Kami persilahkan

dari. F' .KP.

ANGGOTA/FKP CABDUL LATIEF. SHl: Terima kasih Saudara Pimpinan. Jadi saya rasa koreksi dari

F.KP tentang ~enyelengara~n kepariwisataan

diterima, ke~udian berkembang baru, ini masalah

ini sudah bisa

proses penentuan

kebijaksanaan dengan proses pengambilan keputusan, jadi ini perlu

ada suatu penjelasan. Oleh sebab itu mo hon dijelaskan,

barangkali soal isitilah ini nsnti bisa kita pert.imbangkan.

Terima kasih.

KE.TJ]A RAPAT (IGN I I S'.I'IAf1TO SU.HAIK:i.QNQJ.:

Terima k~sih dari F.KP. Kami persilahkan dari F.PDI.

~NGGOTA/FPDI (I GUSTI NCiLJRAH Y!J.DfuU: .

Terima kasih Bapak Ketua, dan terima kasih atas penjelasan

Pemerintah walaupun tidak pt"\s benar apa yang kami maksudkan.

Namun deruikian untuk ayat (2) ini, karena ada perkembangan baru

kamipun menanyakan perais rekan F.KP, lalu ayat (2) iDi k8rena

ada perubahan perkembangan yang diusulkan oleh F.ABRI, sedangkan

) kami menginginkan saran ,pendapat dan pertimbangan ini kami

rasakan lebih hambar ketimbang proses perencanaan,pelaksanaan dan

pengawasan penyelenggaraan kepariwisataan. Jadi kami ingi11 tegas

eaja.

kami Kalau aaran pendapat dan pertimbangan ~ni masih ngambang,

pikir tidak ada penugasan. Tetapi dikaitkan dengan proses

penentuan kebijaksanaan tentunya akan lebih lain lagi.

kasih.

KETUA/

Teri ma

- --

KETrJA RAP8T (rem' ISTIMCT.O :3U.r/f.JlGDlfilJ_:

Terima kasih F.PDI kelihatannya sudah makin searah.

dari F.ABRI ~an F.PP akan mengambil kesempatan.

Kami persilahkan dari pihak Pemerintah.

PEMERINTAH { flWE\ DR IM. Ditf(ATI HA.ETD.NO I 'RH:

Maupun

Sapak Pimpinan yang kami hormati, dan Bapak-bapak heeerta

Ibu yang kami hormati.

Si:!belum menj awa b pert.any.:1an dar i F. KP dan F. PDT, tt"ru tam a

yang menyangkut isitilah proses pengambilan keputusan dan proses

penent.uan kebijaksanaan, barangkali d.i perken.;rnkan Bapak Dirjen

Pariwisata untuk bisa menggambarkan didalam praktek yang t3udah

berJalan dalam berbagai bidang usalra agar kit.a mempunyai gambaran

yang lebih jelas. Silahkan Pak Joop Ave.

f.E.MERINTAH ( \lOOP AVEJ..:

Bapak Ketua, Ibu dan Bap~k-bapak sekalian. Perkent1nkan 1ah

saya member! beberapa contoh, barangkali bisa memberi penjelasan

yang leb.ih jelas. Kami merasa bahwa pro~1ei3 i tu memang ('lda1<1h

yang sang at baik, con tc)h yang say a ingi n br.::rkan ndalah mengt~na 1

penentuan· dari hotel yang berbintang. Mahon diketahui bahwa

proses untuk penentuan bintang satu sampai bintang lima, adalah

ber~ama-aarna masyarakat. Masyarakat ini yang terdiri dar1

asosiaei dalam hal inl PHRI, tetapi tidak hanya asosiasi tekhnis

yang bereangkutan. I tu adalah penentu~-rn dar i semua tor un tuk

menentukan hotel in..i adalEth bin tang satu dan ee.J.ardl~tnya i t.1..1

daripada waktu perencanaan. Setelal1 itu didalam penentuan

pengelolaan untuk menentuk;n satu hotel adalah bintang satu atau

empat, lima, inipun ditentukan oleh Tim, dan Tim ini yang

menentukan syarat-syarat ltu. Dlrjen Pariwisata te~us· SAJa hanya

menandatangani·, tetapi yang menentukan dan menilai mengenai

pembe~ian ini adalah tim yang terdiri darl Pemerintah dan Swasta,

malah dalam hal inipun masyarakat pad a umunmya juga

diikutsertakan bukan hanya tekhnh~ sehari-hari, mela.inkan juga

kadang-kad~ng ikutsertakan melalul·salah satu· forum penelitian

mengenai suatu yang at~u tidak diberi bintang lima iya atau

tidak. Selain daripadf.1 itt~ urnpamanya se.la.in· yang d.ib~~t·ikirn

apakah ini sebelum diambil keputusan harus berkonsultasl dulu

dengan swasta. Saya itu mengenai pemberian izin umpamanya memang

ada permohonan dari swaota, agar supaya sebelum diberi izin

kepada/ '. ....... .

kepada salah satu perusahaan, hendaknya diberi dulu pertimbangan

dari ASITA, ini jelas tidak bisa diterima. Oleh karena wewenang

ada pada Pemerintah. Sebaliknya sekarang kita menuJu ke

klaf..>ifikasi dari perJ&lanan,inipun

dilakukan bersama-sama dengan ASITA tidak ditentukan oleh kita

sendiri,. · ini mungkin klta ikutsertakan malah kita Juga

mengikutsertakan wartawan~wartawan, disini sudah ada kerjasama

yang sangat erat. Sebetulnya yang kita punya didalam forum-forum

komunikasi ini adalah dengan sendirinya nomor satu adalah DPR dan

DPRD Asos iasi . ~3w.'.;tsta ASITA, PHRI ,.J:'UTER l, HPI d.:tn GAI-f AW I2•R. T dan

lain-lain. Forum komunikasi yang telah dibentuk oleh Bapak

Menteri, forum komunikasi ini ada tiga ada dengan cendikiawan,

ada khusus dengan pers, dan ada khusus dengan swa~ta pariwisata.

Selain daripada itu kita mempunyai BAPARNAS maupur1 usul-usul yang diberi oleh pers. Sekian terima kasih.

K.KTJJA R(\PAT (IGN. ISTIANTO fil.ll'J..6.B.G..0.NQl: Kami persilahkan Pak ..

E.EMEiiliTAH <PROF. DR, M. DIMYAll_JlftRTQllC.L.__5fil: Terima kasih Pak Joop. Dan terima kasih Bapak-bapak dan Ibu

sekalian yang kami hormati.

barangkali dengan uraian tadi agak bertambah Jelas t~ntang . .

bagaimana praktek diikutsertakannya masyarakat didalani berbagai

proses. Oleh karena itu, maka ingin kami coba Lintuk menjawab,

pertanyaan dari F.KP.

bed an ya pengambilan keputusan dengan penentuan

kebijaksanaan.

Pengambilan keputusan itu bisa dilakukan dari semua level

mulai dari tingkat Menteri sampai dengan Kakanwil . .::.ampa:i yang

lebih bawah, tent.u masing-·n1-9Sing puny a per inglrn t. sen di r !-send :Lr i.

Tetapi kebij alrnanaan i tu pad~ t.ingka t terten tu saj a mi s:=1 lnya pda

tingkat nasional, Menteri 'dan Dirjen, tapi dibawah itu cuma

pelaksana-pelaksana. Jadi s~ya kira demikian jawaban at.as

pertanyaan dari F.KP. Oleh karena .itu kalau dilihat dari skupnya lebih umum adalal1 hal-hHl yang menyangkut dalam pengertian

proses penentuan kebiJaksanaan, tapi kalau rinciannya yaitu

proses pengarubilan keputusan, sebab pengambilan keput.L1san hRnya

oleh mereka yang diberi wewenang untuk mengambil keput.usan dan

i tu/·

- 27-

itu diberikan oleh UU teus turun dengan pendelegasian kewenangan.

Saya kira demikian untuk F.KP. Mengenai

terhadap

masalah lugas tidak lugasnya,

masalah-masalah terse but,

pergunakan. Demikian Bapak Pimpin~n.

KETUA RAPAT CIGN. ISTIANT(l SUWA.fili.Qlilll:

tergantung presepsi

man a I

yang alrnn

kita

kita

Terima kasih kepada Pemerintah dengan memberi penjelasan

yang diutarakan peranserta masyarakat,ada yal yang perlu mendapat

a tensi k i ta bersama. I al ah proses pengambilan l\Slill.Lt.ll .. rs.ru1 dan

proses penentuan kebiJ~l\Sfill.afill ini untuk lebih kita lrnti-hati kita semuanya mengemban aspjrasi masyarakat dan kit.a juga

menyadari bagaimana mekanisme penyelenggaraan kenegaraan ini

harus diatur. Kami persilahkan apabila F. KP stH.iah siap a tau yang

lain dulu dari F.PDI.

ANGGOTA/F.PDI (I GUSTI NGURAH YUDHA): Terima kasih atas tambahan penjelasan dan jawaban terhadap

pertanyaan kami dari Pemerintah. Kalau demikian halnya kami

tetap berpegang teguh kepada konsep yang diajukan semula oleh

Pemerintah ayat (2), sekaligus dikaitkan dengan penjelasannya

persis seperti konsep Pemerintal1. Sedangkan ayat (3) kami

mengusulkan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah bukan

Pemerintah. Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT < IGN. I STIANTO SllWA.filillliQl: Kami persilahkan dari F.KP

ANGGOT8.L.E.....KP (ABDUL LA.Il.EE_._J3JU: Terima kasih Saudara Pimpinan. Jadi istilah pengambilan

keputusan dengan penentuan kebiJalrnanaan t.adi sudah dijelakan

oleh Pemerintah. Dalam hal ini kami sudah dap~t memahami, oleh

sebab itu barangkali lebih tepat kalau kita mempergunakan istilah

yai tu proses pengambilan kepu t.usan, i tu lebih tepat, lrnrena

bagaimanapu.n input dari luar dan sebagainya .itu ditampung oleh

Pemerintah yang pada akhirnya Pemerintah akan menentukan suatu

keputusan dan ini keputusannya alrnn dilakasanakan, kami rasa

isitilah proses pengambilan keputusan ini adalah lebih tepat.

say a rasa sebagaimana

permaslahan masih soal

yang dilrnulkan oleh F .RP.

penempatan

Tetapi lfari

ini belum,

penJelasan

Pemerintah/ ........ .

- 29 -Kami tadi manang rnengatakan d.itetapkan ''dengan Periml:'an Pemerintah, ini rranang acla

pemikiran kita karena kami. kaitkan tadi dengan badan pertimbangan kepariwisat:aan -

jadi pengiku~ sertaan rnasyarakat itu sangat luas oleh sebab itu barangkali !Lebih

luas·pengaturannya didalarn peraturan pe.merinta.h, narnun demikian kami serahkan se~ut

nuhnya kepada sidang inii apakah itu ditetapkan oleh pemerinta)l. atau Meneteri, ' . .

Tetapi kani sarankan kalau pun ini ditekan setidaknya oleh Pernerintah. Sekian dan terirna kasih, Sdr. Pimpinan.

KlmJA AAPAT ( IST:i:AN'ro SUWARGONJ) :

Ter.irna kasih F KP, kami persilahkan F BRI.

~ F ABRI (J 0 E P I T 0) :

· Terima kasih Sdr. Ketua, jadi F ABRI untuk ayat (2) itu rnanang mengajukan

saran pertint>angan tentang istilah proses pengainbilan'keputusan kemudian F ABRI rnanpertirnbangkan apakah tidak lebih tepat proses penentuan atau penetapan kebijakan

kebijakan bukan kebijaksanaan., mengapa. F ABRJ; rnengajukan demikian itu manang saya barangkali agak terJ.alu cepat saya rranbaca konsep baru dari pamarintah J?aSal 34 da_:

lam Bab Pe:nbinaan, disana k dikatakan pasal 34 panerintah menetapkan kebijakan yang

dii:;er lukan. dalam rangka penganbangan dan penin;,:i-katan kegiatan kepariwisa taan. ,Jadi

agar RUU ini lebih - jelas.,t tentu kita merunuskannya itu ju::ra manberikan satu ru­

musan yang tepat itu yang bagaimana, karena ada kaitannya tentu keteta}?an UU ini ~­sal.yang satu dengan yang lainnya itu tentu merupakan sua.tu kesatuan jadi tidal< te!:. pisah-pisah.

Dari sanalah kami manpertimbangkari atau menyarankan tadi apakah ticlak sebaik­

nya kita gunakan'apa yang juga sudah akan nanti di dalam pasal 34 itu sudah clisiapkan

oleh pemerintah,·rumusan barunya.

Oleh karena itu karni tadi rnengusulkan tentang proses pengambilan keputusan itu

disarankan untuk -dijadikan menjadi proses penentuan atau penet:apan kebijakan sehing

ga nanti ini ju;ra. bisa' .klop seh.ingga yang baca i tu yang rnana i tu nah ini ada dalam

pasal 34, jadi disini sebenamya pasal 30 itu nanti mengarah kesana jadi bukan kebi -

jaksanaan tetapi kebijakan. Dan pengambilan keutusan itu waktu ini dibentuk Clan ben -

tuknya. Jadi kalau kebijakan itu isinya yang kami kaitkan itu a~ isinya itu.

Jadi dalam proses penentuan isi suatu keputusan, jadi yang diambil itu menang benar keputusan. ·

Demikian sekedar penjelasan dari F ABRI, terima. 1kasih. KlmJA ( IGN ISTIANTO SUVARGO'JO) : __.....,..,........ .. ·--

Ter.ima kasih kepada F ABRI, kami peciilahkan F PP.

Al'mcm\ F PP (DRS. MOCH HUSNIE THl\MRIN) :

'le_rima kasih kepada Bapak Pimpinan, setelah mendengarkan pemerintah terutama

tentang kalimat: penentuan kebijaksanaan yang kemudian juga diralat oleh F l\BRI se­

dan:jkan penentuan kebijakan, dengan rancangan yang ada di dalam konsep peinerintah

pengambilankeput-usan, kalau kita lihat kaitan disini rnanang agak akan lebih tepat dan isitilahnya mungkin lebih tajem nasalahnya kalau itu kita menggunakan istilah

pengarrbilan keputu5an. Ini yang pertama. Kernudian yang ket~ga, ayat yang ketiga saya kira bisa ditentukan bahwa ini di

!Stapkan oleh pemerintah. Saya kira apakah lalui inanti dengan peratu:can pemerintah

saya kira ••••

. - 30 -Saya kira nungkin j angkauarmya terlalu luas tapi kal~u untuk pemerintah b:isa berbentuk,.

KEPRES dll. tapi juga bisa Menteri dengan Keputusan Menteri dll. Jadi lebih pleksibel

atau lebih luwes .

Kenbali 'dengan sekaligus juga apa yang berkaitan dengan ayat (2) dengan kalirnat ·

apa yang disampaikan F ABRI tentang kebijakan yang berkaitan dengan pasal 3L•, saya ki-·

ra kalau rrana.ng nanti kita nengambil .. \'.. dengan penganbilan keputusan sud.ah barang -

tentu mungkin juga akan mempunyai dampak terhadap pasal yang lebih lanjut tapi i tu

nanti kita bah.as lebih lanjut. Tetapi yang penting bahwa dalarn pasal 30 ini saya kira

sebaiknya kita kembali kepada konsep pemerintah yang asli yaitu tentang pengarrbilan ke . . -putusan.

Ter~ kasih.

KETUA RA.PAT '(IGN ISTIANID 'SUWAROOID)

Terima kasih kepada F PP, dengan danikian 4 fraksi telah nenyampaikan, dan keli

~ hatannya ada ganjelan, kami rrenyarankan apa tidak lebih baik kita lobby sebentar un­

tuk nenyampaikan masalah ini. Baik apabila disetujui kita lobby selama 15 menit.

Sidang saya Skor 15 nenit.

Skor saya cabut kari>ali, Sdr. sekalian yang kami honnati terutarna dari pihak pe­

nerintah setelah kita lobby kesepakatan telah kita capai kerrbali, yang pada intinya ki

ta kenbali kepada konsep awal yang disampaikan pemerintah dengan beberapa perobahan ka­

ta, danikian pula pada ayat (2). Setelah kita diskusi lama nengenai pengambilan kepu -

tusan clan proses penentuan kebijakan.

Selanjutnya kami minta kepada pihak pemerintah untuk bisa roombacakan kembali c1a \ i

ri konsep yang te_lah di adal<an perubahan. Kami persilahkan.

PEMERINTAH ~(PROF, l~~.· M.' ·nIMYATI ~ID, ·stl.} :

Terima. kasih Bapak Pirnpinan, Bapak-Bapak dan Ibu sekalian yang kami honnati.

Konsep yang diajukan mengalami perubahan redaksinya itu pada a-yat ke tiga, ayat ketiga

yang tertulis tata cara peran serta masvarakat clan seterusnya diganti pelw<sanaan pe -

ran serta masyarakat, serta sebagairnan.;i dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Peraturan

Panerintah.

Jadi tata cara dihapus, dan diganti pelaksanaan peran serta rnasyarakat sebagairna

na dimaksud clalam ayat (2) diatur dalam Peraturan Perrerinta-h. Yaa diatur dengan Pera­

turan Pemerintah.

I~ mengenai batang tubuhnya, m:ngenai penjelasarmya yang sernula berbunyi ayat -

(2) posisinya tetap ayat (2) saran pendapat clan perti.nbangan rnasyarakat diberikan ter~

lis terhada.p diganti d;i. dalam rangka, proses perencanaan pelaksru1B.c111 peng~

wasan penyelenggaraa:n pariwisata, kepariwisataan maaf. Lalu jangan lupa ayat (2) sendi­

ri, ayat (1) sendiri ada penarrbahan ma.syarakat trerniliki kesernpatan yang sama dan seluas­

luasnya.

Saya kira demikian Bapak Pimpinan runusan, terima kasih. ayat (2) tetap, ayat -

(3) rnengalami. perubahan , penjelasan ayat (1) cukup jelas, ayat (2) yang nengalami pe~

bahan ayat (3) cukup jelas. Baranp.;kali dalam penyelenggaraan pariwisata itu renyesuaia:2

nya penyelenggaraan kepariwisataan.

Saya kira clemikian Bapak Pirnpinan.

KETUA RAPAT "(IGN. ISTIANIO SUWARGO!-D) :

Terima kasih, akan kami bacakan kembali untuk diputuskan.

Bab . V peran.

- 31. -

Bab V peran serta masyarakat, F PDI saya ld.ra sudah sependapat, pasal 30 ayat (1) ma­

syarakat memilil<i kesempatan yang sama dan sel':18-8-luasnya untuk berperan serta dalam

penyelenggaraaI). kepariwisataan. ).

Ayat (2) Dalam rangka proses p~anbilan keputusan, Perrerintah dapat ~ng-ikut· · sertakan masyarakat sebaga:i.mana di.maksud dalpm ayat (1) ~lalui penyampaian saran, pe!l

dapat, clan pertinbangan.

Ayat. (3) pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

di atur dengan Peraturan Pem-erintah.

Penjelasan ayat (1) cukup jelas. Ayat (2) Saran, pendapat, clan pertirrb-angan ma­

syarakat diber:ikan dalam rangka proses pemcanaan,, pelaksanaan, dan pengawascm penye­

lenggaraan kepariwisataan.

Dapat disepakati ? Ayat (3) cukup jela.s. Dapat disepakati. ?

Sidang-setuju.

Terima kasih.

Saudara-Saudara sekalian masih ada 15 menit tetapi waktu ~ngingatkan tinp-.,gal

dua hari lagi, masih ada beberapa hal yang perlu kita selesaikan. Oleh karenanya ka -

·nrl. m::>hon perhatian rrerigenai. waktu ini den~an sasaran yang ingin kita capai rencana se­

nula adalah hari J1.1n' at itu untuk evaluasi, hari Kami.s untuk trerrbahas penjelasan, tapi

· kelihatannya agak ~ngalami gangguan, nudah .?_ an nanti hari J1.1n' at setengah hari untuk

penj elasan atau tmtuk evaluasi. Ini paling ki ta bisa rrn.mdur.

Saudara-saudara sekalian karena waktu tinggal 15 imnit baga:i.m:ma kalau kita ist!_

rahat, untuk makan siang dengan ketentuan nanti jam 2. kurang 15 kita mulai kerrbali.

'Sehingga dengan demi.kian peubahasan ini utuh.

Terima kasih rapat- kaffii. skor selama 1 jam. '"' .. , .... '" . ' ..... .

KETUA RAPAT . (IGN ,· ·tsTIANrO 'SUWARGOID) ':

Saudara-saudara sekalian sekarang sudah. pukul 13. 45 maka sekor kami cabur kerrbali.

Kita mmingkat kepada perrbahasan pasal 31, Kami persilahak.an .kepada pemerintah tmtuk

bisa nerberikan penj elasan . .... ' .. . ... ,,,, ,, ................ . PEMERINTAH '(PROF :DR: M: 'DIMYATI 'HAR'roNJ,· 'SH.) · :._

Bapak Pimpinan Bapak;;.Bapak Thu sekalian yang kami honn-ati. Pasal 31 ~rupakan

pindahan ciaripada pasal 30 RUU dan disana sini dianggap perlu diadakan penyelsuaian.

Selengkapnya berbtmyi sebagai berikut : peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan ke­

pariwisataan diarahkan sehingga oelaksanaan usaha kepariwi~ataan yang dilakukan dapat

saling rrengisi dalam kegiatan penyelenggaraan pariwisataan, penjelasan pasal 31 marupa­kan · pindahan dari penjelasan pasal .30 dengan perubahan yang didasarkan kepacta kesepa­

katan, peran serta rmsyarakat dF.1pat berlangsunr; dibidang u,qahn jasa pariwisata pengu -

sahaan obyek dan daya tarik wisat:a serta us aha sarana pariWisata 1 peran serta dibidang

usaha.-usaha tersebut perlu diusahakan agar berkaitan dan menunjang satu dengan yang

lain sehingga penyelengg-araan kepariwisataan. dapat roorupakan suatu kesatuan kegiatan

yang terpadu.

~~ Bap~ P~~~ ~~~. kami hormati. KETUA RA.PAT. (IGN 'I™"QU ~D!:r~~) .. :

Terim kasih kepada perrerintah, karena ada yang minta kami persilahkan clciri F PP.

PJ¥:£'.JJ'rA F PP-. ............. .

- 32 -

~ F PP. (MUHAM.fAD BUAOO, SH.) :

Teri.ma kasih Sdr. Kewa. kami pada prinsipnya menerima nmn.isan ini, cuma ada

pertanya.an kecil barangkali pertama kata diarahkan, ini di ma.syarakat juga alergi

dengan kata arah mmgarah ini ada kesan di.tun.tun, sud.ah seluas-luasnya lalu ada ~

ngarahan ini kelihat:annya inisiatif masyarakat itu tidak berkerrbang, j adi ini seke

dar karena ada kata-kata diarahkan, 9-iarahkan · ini kemana ? .,

Yang kedua sehingga pelaksanaati' .usaha kepariwi.sata.an apa bukan usaha pariwi-

sata, karena kesepakatn kita sebelurmya yang ada adalah usaha pariwisata ini apa b~

tul, kalau betul yaa kami terima.

Terima. kasih.

KE'1tJA 'RAPAT · (IGN; 'IS'I'IANIO · ·suwAROONJ)

Kami lanjutkan ke F PDI . . ·~ 'F 'PDI . (I 'GUSTI ~ 'YUDHA)

Terima kasih Bapak Pimpinan, dalam hal ini kami tidak trenberi karentar apa-apa

terserah kepada rekan-rekan dan pemerintah, kami setuju saja.

Terima kasih.

· KETUA 'RAPAT "(IGN 'ISTIAN!O 'SUWARGONO) :

Terima kasih. Kami l,~j_u~an .kepada F KP.

' · 'AfUJ1I:A ·F 'KP ·(ABDUL IATIEF; .. SH.) :

· Terima kasih Sdr. Pimpinan. Pasal 31 ini kalau nenurut- hemat kami tarrbah rre­

nyempit, menyempitnya nengapa ? Karena hanya dibatasi dalam bidang usaha saja, se­

dangkan kita sudah sepakat di pasal 30 ayat (1) masyarakat tremiliki kesempatan yang

sama dan seluas-luasnya tmt':lk berperan serta dalam penyeleng-garaan kepariwisataan.

Jadi dengan, demi.kian kami trellplmyai pikiran ini apakah perlu pasal ini, ini

tillbul.pikirankami apakah perlu pasai ini ? Karena ini sudah nencakup, apakah tidak

berten~an dengan pasal sebelurmya. Oleh sebab itu sebenamya kalau rekan-rekan

menyetujui -tmtuk cepat kamiptm dapat rrenyetujui dengan cepat kalau ini bisa diha~

kan pasal · 31 ini.

Sekian dan terima kasih. · ' 'KETUA 'RAPAT '(IGN. ::rsTIANio: :suWAAoor-n) . :

.Kita deng~ .. ~~ J! .. AB.~.1 ... ~ .. :persilahkan. · 'M.a1:frA ·F 'ABR! ·· (SAHlJNI'mli. 'SASTROF.N1IIlJOJO) :

Mengenai pasal 31,.· setelah kami baca mamang kami bisa rrenyetujui bila pasal

ini dihilangkan, karena kita sud.ah rrengeroangkan peran serta masyarakat pasal 30

· ini bisa lebih .. luas, jadi ini bar~li dalam implementasinya nanti dalarn bentuk

· Peraturan Pemerintah dan binbingan ~ lainnya .itu kami se~ju apabila ini bisa di -

hilangkan.d.ail c)apat per~e~juan dari yang lain-lain .

. 'KETUA 'RAPAT '(IGN 'ISTIANro SUWAROOOO) : -

Terima kasih kepada F ABRI,. kami persilahkan kepada pemerintah dengan pandangan

yang baru dari F ABRI dari F KP. . ' . . . . . . . . . . ' . ·PEMERINWI ·(PROF. DR. M .· ·nIMYATI ·HAro:om, ·SH.) :

· Bapak P:impinan Bapak-Bapak clan Ibu yang kami honnati. Dari F PP mempennasalah- ,.

kan kata diarahkan yang dikhawatirkan treirherikan konotasi yang sed.iki t bisa

meninbulkan. . ....

- 33 -

neninbulkan alergi, l;>arangkali tidak perlu perrerintah jawab <lulu, karena ada masalah

yang lebih prlnsipii .yaitu apakah ini kita pertahankan atau kita hapus barangkali -

ini persoalanny~ disin;t, k.alau dipertahankan baru alergi a tau tidak.

Kemudian F PDI juga tidak perlu dijawab karena sudah bagaimana kehendak rakyat:

Dari F KP yang sUka • . • • apa perlu apa .dihapus, begitu juga ABRI yaitu dihapus

saja. Pemerintah akan matberikan penjelasan ch.llu, artinya dem:ikian, lahirnya p;:isal 30

yang ada itu ~erkait dengan pasal 29 RI.JU, sedangkan pasal 29 itu sudM berkerrhang,

yang semul.a hanya satu ayat 'itu telah rnranjadi tiga ayat' kalau pada pasal 29 itu ha­

nya mmyebut apa itu peran serta masyarakat pada pasal yang baru sudah disebut bagai­

~ bentuknya peran sert:a masyarakat tentang juga bagaimana pelaksanaannya yang akan

diatur dengan Peraturan Pemerintah. Lalu apa yang tennasuk pada pasal 30 RI.JU.clans~

rang ini telah nenjadi pasal 31 yang sekarang kita bahas, itu sebenamya nerupakan s~

bagian saj~- dart apa yang tercantum dalam ayat (2) clan (3).

Oleh karena itu kalau ada p,agasan yang mau nenghapus, pemerintah hanya mempunyai

satu pilihan s e t u j u. Teri.ma kasih,

. 'KE'llJA RAPAT . (IGN ,' 'ISTIANIO 'SUWARC..ONJ) ...

Kita. ti~~~~~ ~ .. P~.'. '/'iNX(JrA 'F PP . (MUHAl:1MAD 'BUJ\t\G", 'SH.)

(.

Kami setuju:l-:'. . . .. . .. ..

KETUA RAPAT •••••••••

- 34 -

KETUA RAPAT (ISTIAN'IO SUWARG<NO} :

. Teriina kasih, jadi dengan danikian tanpa mengurangi hak PDI, maka Pa­sal 31 kita sepati untuk dihapus. Setuju ?

.... ·(.SID.ANS PANJA : SEIUJU }·.

Kita ~ngkat pacla masalah "penbin~", "pembinaan" ada 3 pas~l dan kita

mtrlah-Illldahan bisa sampai Bab VII pada "Penyerahan Urusan".

Kail!i ~silahkan pihak Parerintah untuk bisa menyampaikan konsepnya •.

PEMER:INT?.lli (PRCF ~...QR• M. DIMYATI HAR~O, SH.) :

· Bapak P.irnpinan yang .kami honnati, Bapak-bapak clan Ibu sekalian yang kami hormati. Masa.1$ pembinaan tentu kita juga harus mengacu kepada pertama apa yang ter­

cantum. diclalam RlJU itu sendiri mengenai .pembinaan,, disamping i tu juga harus manperhatikan bagaimana perkanbangan pemikiran dan kesepakatan yang stilah

ki ta capai di~lain pe!nbahasan Panj.a ini. Satu hal yang rianti ack didalam Pasal 31 (baru) , kalau tidak salah menjacli

31 (paru) karena 31 yaJlg V"'a, i tu dihapus • Maka ki ta pada waktu rnerntahas

tentang usaha itu t.elah sepak~t ba}Jwa mas~lah ~didikan dikeluarkan dari nafas berus~a, ;climana kira-kira tanpatnya. Setelah dikaji tarnpak.nya tepat

adalah di panbiriaan, baik dilihat dari struktur perundang-undangan ini seri­diri rnaµpl.ln·dilihat fungsi pembinaan dalam konteks dengan pendidikan.

Oleh.karena itu rnaka pada pernbinaan ini nanti yang semula Pasal 31 itu ha­

nya ·satu y;:asal; mak.a diusulkan oieh Pemerintah agar supaya clidalarn ~inaan

itu masuk pendidikan sehingga rnenjadi tiga ayat seperti yang cliusulkan.

Secara jelasnya adalah ayat (l) pindahari Pasal 31 RUU, ayat (2) dan (3) pin­dahan Pasal 20 RUU tentu dengan.penyesuaian lagii

Ayat (1) be.tbuny.i :. Patierintah rnelaksanakan. i;ienbinaan kepariwisataan dalam . .. b:mtuk perigaturan, panberian b.iJnbingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

kegiatan dan usaha di bidang kepariwisataan. Ayat· (2) dan (3) yang rnerupakan ayat baru penyesuaian dan panindahan terma-. .. suk dalam.pelaksanaan kegiatan sebagaimana dirnaksud dalam ayat (1) adalah .. pendidikan tenaga kepariwisataan yang diselenggarakan untuk mane.nuhi kebu-tuhan tenaga ahli dan'trampil d.ib~dang kepariwisatap,n. Ketiga, ayat ini di.maksudkan untuk menghindarkan salah inte:rpretasi tentang

posisi pendidikan kepariwisataan dalarn konteks pendidikan nasional.

Karena itu ayat (3) berbunyi : Pendidikan tenaga.kepariwisataan sebagaimana

d:i.maksw fulam ayat (2) rnerupakan bagian daii sisten pendidikan nasional

khususnya disini yang kUrikulun pendidikannya d.'isusun berdasarkan kebutuhan.

Saya kira demikian, terima kasih.

KETUA

• I

- 35 -. '

' ., '.\

KE'lUA RAPAT (I~TIAN'ro S~O)

Terima kasih ~ Perrerintah yang telah mencd:>a nemasukan dari Pasal

20 RUU yang laTia demgan Pasal 31 RUU yang lama. Yang jelas adalah masalah

pendidikan tertampung didalam masalah pembinaan •

.Kami. persilahkan dari .Fraksi ABRI. . . .

ANGGO!'A/F .ABRI (~ SAS'.lroHAMIDJOOO)

Sau:lara Pimpina:n dan Saudara-saudara sekalian yang kami honnati, ter.ima kasih atas .. upaya Penerintah dalam merurruskan Bab VI Pembinaan ini

yang telah meringkas menjad.i. tiga pasal (Bab VI menjadi tiga Pasal) tadi­

nya empat pasal menjadi tiga pasal dan. sudah mengkelanpokkan diclalarn hal

yang penting.

~ akan merumggapi secara _keseluruhan terlebih dahulu.

Saya setuju kalau pendicliJ~an d.inasukkan dalam kelanpok paubinaan karena me­

mang pendidikan l.ni satu bagian dari penganbangan ke~ariwi.sataan ini, saya

pikir sangat i:entiflg •. Namun apabila kita irembaca rumusan pasal 32, 33 ~ dan

34. Pasal 32 ini ayat (1) su:lah renjelaskan fungsi Pemerintah ialah penga­

turan, b.imbirlgan dan lain sebagainya.

Kemudian secara ·sontak ayat . -~ langsmg pada pendidikan. Ayat (3) juga de-

. mikian.

Pasal 33 J.ni·jug~ dalam rangka perrbinaan, tapi'su:lah bicara mengenai keles­

tarian ~el<: dan daya tarik dalam rangka panbinaan.

Pasal 34 juga mengenai r)engembangan Clan peningkatan .

.Kami. )nenyarankan agar kel.l.hatan ada sistinatika yang urut seperti halnya ki­

ta bicara pada mulai Pasal 17 _pertama apa dulu lingkupnya. Jadi barangkali

bisa Percerintah manpunyai · • • • • • r:aaa bidang pendidikan :i.ni • • . ini ••.

itu· satu pasal, kemudian yang pasal 2 adalah ·khusus pendidikan, pasal 3 ada-. ·fl' . •

lah khusus rrengenai obyel<: dan daya tarik wisata dan yanq terakhir ac1alah me-

n:Jenai. ~.n_geml::angan Clan peningkatari kepariwisataan.

Kalau saya rcanbaca ini inanang kita satu pasal ini macam-macam isinya. Penga­

turan_ binb-¥igan tidak hanya demikian saja bCl!angkali semuanya, ba.ik Pasal 33

.maupun l?asal ·34.

Jadi demik.ian pendapat kami, ·nanti bisa berkembang tentunya yang penting

kami secara prinsip redaksi~nal bisa mener:illla dan setuju bahwa pendidikan

~suk dalam pernbinaan. Hanya runusannya di'dalam penyusman Pasal-pasal ini

saja·yang kami ingin inenyampaikan saran. Terima kasih.

KF!IUA RAPAT (ISTIANTO SUWAR:";CNO)_ :

Ter.llna kasih Fraksi ABRI, kami lanjutkan pada F .KP.

l\NC'.CillA • • • • • • • ••

~;.. 36 -

~.KP (~OOL IATIEF, SH.}

Terima kasih Saudara P.inpinan, Pasal 31 tentang pembinaan judulnya kami

dapat m:nerirna, dani.kian jt:ga ~oal ~dahan masalah pendidikan ke pembinaan

sudah sesuai dengan kesepakatan kita sebelunnya, ini juga dapat kami terima.

Dalan Pasal 31 ini'ada pertanyaan yang ingin kami ajukan kepada Pemerintah,

yaitu nenyangkut masaiah ayat (1) Penerintah melaksanakan penbinaan kepari;_ :• '·

wisataan dalam bentuk pengaturan, Peniberian b.imbingan dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan dari uc:;aha dibidang kepariwisataan. Yang ingin kami ta­

nyakan disini bentuk atau wujud pengaturan, pe.n\barian bimbingan dan pengawas­

an. !.ngin 9anbaran yang perlu kami ketahui at.au dapat penjelasan dari Pemerin­

tah, karena di penjelasan, ayat (1) ini cukup jel.as.

untuk: seme"ltara cukup sekian, terirna.kasih.

KE'IUA RAPAT (ISTIAN:ro SUWJ\ffi~O) :

Ka'ni persil~an dari F.PDI.

ANC:X;OI'A/F .J?DI (I GUSTI fil._~ YUDHA)_ : '

Ter.ima kaSih Bapak Pinpinan, ·Pasal 31 ayat (1), (2) dan (3) pada prinsip­

nya redaksional kami bi.3a rr · ·~rima. Namun _disini bOOotnya lebih banyak rreng­

arah hanya kepada ,:i;:encliC:U-kan saja, sedangkan di ayat (1) ini sebenamya rren­

cakup ~uas sekali, sehingga karni setuju dan sependapat kepada apa yang disa­

rankan oleh Fraksi ABRI, hEmdaknya dipilah-pilah dulu. Yang harus pengaturan,

panberian ·birnbingan, pengawasan c1a.n lain sebagainya. Sedangkan ( 2) dan ( 3)

~g erat kaitannya sedangkan (1) ini.perlu diuraikaJ,1.

Sekian, terima k~ih.

Km1UA FAPAT (ISTIANTO Stwl\OOONO) ·- ., ~--..-

Kami persil~ dari F.PP•

Dari Ftaksi Persa~~ Penbangunan mengenai Pasal 31 Bab VI kami setuju,

__judui parb.inaan ju;ra· karn;i setuju .•... Khusus nengenai niat.eri Pasal 31 (baru) ini

· nanang ki ta seolah-olah d:j.kejutk.an dari masalah panbinaan yang meliputi pe­

nqa turan~~ pent>erian bint>inqan, penqawasan, tiba:-:tiba masuk masalah pmdidikan •

.Agaknya ~ani. cenderung mengusulkaJ1 Pasal 31 ayat (1)-nya dijadikan pasal ter­

sendiri. Mengenai ayat C.2) dan (3)_ diliuat pasal tersendiri dengan ketentuan

ayat (1) menjadi pasal· tersendiri ditarrbah nanti ketentuan lebih lanjut me­

ngenai pengaturan, ~erian bimbingan dan pengawasan diatur lebih lanjut de­

ngan peraturan Pemerintah. Jadi barangkali Pasal 31 akan terdiri dari dua ayat

Ayat pertama seperti yang tertulis disini, ayat (2) ketentuan lebih lanjut -

~tang pengaturan,, pemberian bimbingan aan. pengawasan tersebut diatur lebih

37

lanjut dengan Peraturan Panerintah.

Begitulah kira-kira usul kan:i. sedangkan ayat (2) dan (3) kita jadikan Pasal

tersendiri.

Demikian, terima kasili.

KE'IUA 'RAPAT ( ISTIAN'IO. SUWAA3CNO) \

I • I

Terima kasili pada Fraksi.:.fraksi yang telah menyampaikan. Kami mohon da-

ri :Pi.hak.Perrierintah bisa :rrenjelaskan secara keseluruhan sehingga pengelompok­

annya nan.ti akan lebih jelas lagi. disamping terjun kepada materinya.

Kami persilahkan.

~ (PROF~ DR: ~.:_E..I!!_YATI HARI'C.ro, SH.)_ :

Bapak Pinq:>inan yang kami honnati, Bapak-bapak dan Ibu yang kami henna.ti.

Mera.iig barangkali agak bisa·nenimbulkan rasa ujug-ujug. Barangkali kalau kita

ba.ca secara lebi.h seksama apa yang tercantun didalam panbinaan Bab VI RUU di­

sana ada · dua haL Pada Pasal 31 i tu memang pengertian pembinaan, kanudian

mengenai bentuk pengaturan dan segala macam. Tapi pada RUU Pasal 32 i tu yang

menyangkut ffi?1Salah kawasan pariwisata. Kita dalam rapat/sidang-sidanq sebeh.un­

nya sudah memutuskan dua hal yang berkait disfui.

Satu, bahwa pendidikan.masuk dilepaskan aari usaha masuk dalam panbinaan.

Kedua, kawas~ irU dilepa.~kan dari .konteks-nya panbinaan sebagian , yai tu

yang ada pada Pasal 32 .wengenai aspek usahanya, yang mengikuti sistimatika

'RW yang kita sepakati.1,tawasan itu masuk didalam usaha sarana pariwisata.

Tetapi·apa yang tercantun.dalam Pasal 32 naterinya itu bellillrn seluruhnya ter­

tampUn.g. Aspe.k non bisnisnya kawasan pariwisata iti.t masih harus dicari pe­nampungan. " · Penairrpi:mgannya .. i tu adalah dalam ben tuk Pemerintah yang meniliki

'kewenangan' untuk menentultan daerah mana akan dijadikan daerah sebagai kawas-. ' . .. . ..

an pariwisata sekaligus bagaiman.a nenbina daerah tersebut. Bukan dari aspek

bisnisnya · saja,' tetapi nori b\snisnya. Oleh karena itu rnaka Pasal 32 itu kita

llhat sebagai satu aspek yang belum terakcm:x:1asikan adalah aspek panbinaan

terhadap kepariwisataan itu. Khususnya peran serta masyarakat i tu diwujud­

kan bagaimanq. supaya didalam perrbangman kepariwisa taan khuc;usnya clibidang

.··usaha sarC!-Jla pariwisata indi. n:iasyitrakat seterrpat yang pada waktu itu kita de­

l')]ar hak":"ltaknya rakyat itu tetap dilindungi. Ini bi.:kan aspek bisnis. Ini ada­

lah.aspek.public otority.

Oleh karena 'itu kita tempatkan disini ada dua hal, nanti pada Pa...c;al 31 khusus

rrengenai perididikan, Pa.sal 33 (lama) yang kam.rlian menjadi 32 itu pembinaan

terhadap sarana kawasan pariwisata tadi. Usaha sarana pariwisata yang khusuc:;

· · :rrengenai kawasan pariwisata. Karena hal ini seja.J< kitk ~as bersarna-sama

· selalu :rrendapat perhatian dari semua Fraksf.

Itu barangkali garis alur pikimya. Sehingga terlihat pada pembinaan itu ac1a

mas~Jlh-·-·-~·~

- 38 -

. masalah penclid:ikan, kan004n ada masalap kawasan pariwisata. Sekarang kepada Pasal 31 (baru), sebenamya ayat (1) dan ayat (2) itu tidak neloncat kalau kita baca dengantenang. Pemerint~ melaksanakan pernbinaan pa.riwisataan dalam bentuk ( ini bentuk · panbinaannya) penga turan, panberian

b:i.mbingan dan pengawasan terhadap ~laksanaan kegiatan dan usaha • Kata "dan" disini.hidup. dan usaha c;libidang kepariwisataan.

Jadi usaha itu aspek bisnisnya, kegiatan itu ternasuk non bisnisnya.

Ayat (2) tennasuk dalam Pelaksanaan kegia,tan sebagainiana dimaksud dalarn \

ayat . (1). ada~ pendidikan tenaga ke:Pariwisataan aan seterusnya, ini non

bisilisnya pendidikan, yang nafas b.±snis pendidikan itu harus dikeluarkan . . masuk didalan panbinaan. Bagaimana caranya, itu baru pada ayat (3) disebut

pendidikan tenaga·~ebagaiJt:ana dimaksud merupakan bagian dari sistim pen..:. didikan nasional. Dan inl.IDanang harus demikian karena didalam Undang-un­

dang tentang pendidikan nasional sendiri telah diatur be:rbagai pelaksanaan Uldang•undang na~ional dalam berbagai bentuk..Peraturan Panerintah. Saya kira.dernikian.nengenai alur pikir yang.diikuti.oleh Pemerintah pa.da

Bab Pembinaan. ·

. KEruA RAPAT . ( ISTIANI'O St:WARGCNO}

Sau:lara-saudara s'ekaliar.1 yang kami hbnnati, sebelun kita beranjak pada

materi kita koordinasikan dulu nengen~i pengeloni:d<annya ini apakah ada

sependapat kita ·S~ dengan pengelarpOkkan-s~perti yarig diajukan pada Pe­

nerintah,:... ai;:aUkah ada ~an.:..saran lain kita tentukan lebih dahulu. Kami persilahkan dari ·FKP. . .

ANa.;()I'A(P.KP CABOOL LATIEF ,. SH_.)_ :

Terima kasih Saudara P.impinan. · Tentang pengelanpokkan Bab p:mlbinaan

in.i kami manang nel~hat sepertl_apa yang tadi.ditanyakan yaitu ada rrasalah secara .1.inun mengenai pengaturan, panberian birrbingan dan pengawasan.

IiU. yang tadi kami. ·ingin nendapat penjelasan Clari Panerintah •

.Kem.ldian didala:m Bab pernbinaan ini jug a diatur tentang pendidikan.

Kemu::lian juga tentang· 'panbinaan nengenai ka\.ia.San .wisata, ini manang sudah ... kesepakatan kita waktu Irianb~as ·aJ(an dibicarakan didalam Bab pembinaan ini.

Kalau d:i:-J:;i.hat dari segi i.pengelOT1POkkah fui kami rasa secara garis besamya su:lah benar, hanya apakah kita ~g menempatkan didalam ketentuan Pasal

tersendiri,· saya rasa itq pemasalahannya •

. Kami rasa sekian.

· KEWA RAPAT (IS~ SUWARGONO_)_

Terima kas~ p:tda F.KP, kami persilahkan dari Fraksi ABRI.

~DrA/F .ABR~

- 39 ...

· ANGGOrA/F .ABRI (SAHUN'I'CN; SASTROHAMIDJOJO) : -Saudara P:impj__nan, menanggapi pasal baru 31, 32 dan 33 serta apa yang

diing:i.nkan oleh Pimpinan tadil.-,nengenai pengelanpok.kan kami setelah rrendapat

penjelasan dari Petrerintah wengerti bahva Pasal 31 ini adalah seperti yang

tercantum dalam ayat (1) itu lingkupnya, disana dikatakan pengawasan ter­

hadap pelaksanaan kegiatan dan,usaha dibidang kepariwisataan.

Kemudian masuk pendidikan ini memang kami setuju bahwa ini adalah kegiatan. Hanya usahanya tida.k ada disini, jadi barangkali oleh karena itu perlu pada pemikiran apakah ada pengelanpok.kan mana yang kegiatan, man.a yang usaha ba.­

rangkali ini bisa dicantumkan dalam yang lain~ Kemudian ta.di terlupa sedikit nenge:nukakan DlM dari Fraksi ABRI manang me­

nanyakan siapakah y~g membina kepariwisataan 'ini ,· karena disini Pemerintah

sudah rnencantunkan p:ida ayat (1) pertama kal:i. Pe:nerintah rnelaksanakan partbi­

naan, Pe:nerintah ini yang mana, tegasnya siapa Pemerintah ini apakah perlu

explisit disitu atau dalam penjelasan ini saya kira juga perlu.

Danikian rrengenai pengelanpok.kan, terirna kasih.

KE'IUA RAPAT (ISTIAN'ro SUWA.ffiONO) :

Dari F.POI. ·

ANGGOTA/F .POI {I GUSTI NGUJW-I YODHA) _.,____,__

Setelah rrendengar penjelasan dan alur pikir.dari Pemerintah, pengelan­

pokkan ini kami sudah bisa menerirna da:r1 khusus Pasal 31 secara prinsip kami bisa menerirna, cuma ayat (3) kami rrohon ditamJ:::ahkan setelah kebutuhan (kana)

kal.irnat terakhir kecuali kurikulum wajib yarig telah ditegaskan clalam Undang­

undang Nanor 2 tahun 1989 tentang Siste:n Pendidikan Nasional. Sebab~ 1Pasal 39 ayat (2) disana ada kurikulum wajib dalam Undanq-undang ini

yang antara lain pendidikan Pancru:>ila, pendid~an Agama dan pendidikan Ke­warganegaraan itu waj:ID. Apa.pun jurusannya harus dapat ini.

Kalau dicantumkah hanya rnasalah penjelasan silahkan kami tidak ngotot, tapi

ini penting. Sebab kalau tidak dernikian kita rrenyimpang dari amanat Undang­

undang Nanor 2 tahun 1989.

Jadi POI bisa mener.irna secara keseluruhan. Terima kasih.

REmJA RAPAT ( ISTIAN'IO SUWARGCNO)_ :

Dari F.PP.

l\NGG0rA

- 40

...

·' ~A F,'f.P t.D.BJ?.•. XOHJP~I;N.l Terima· kasih Saudara Pimpinan. ~ Setelah mend.engarkan penjelasan d.ari Pe-

h.

merintah tentang hal-hnl y~g tadi, metnang dari peneelompokkan kita· sependapat

bahwa pengelompokkan hal-hal yang sud.ah masuk dalam RUU konsep ini adalah ma­

salah pendidikan, masalah pengawasan yang tidak tersurat, bahkan kalau.perlu -ada hal-1:1al 1ans:.lainpun,.bisa kita masukan disini, kalau meman" itu berkaiten dengan masalah pengerti~ pembinaan !tu. Jad.! kalau memanz mllsih eda yang <la­

ri Rt1U yang belum wrtampun.g, artieya disamplale pendid.ikan dan kawasan, saya

kira bisa juga masuk disin.i, sehingga jangkauan ruang lingkupnya, sebagairnana yang ditunjuk oleh 1".ancangan pad.a aye:t ( 1) ini memang tertampi.mg disin.t. ·

Jedi jelamya bahwa.mengenal riengelompokkan, kita tidak jadi masalah ; yang

rnenjadi .masalah adalah bagaimana masalahp pend:.Ld.f.kan, masalah kawasan, ~:;ehingga . .

d.idalam pembinaan inf. nanti ada yang pengertiannya umum, kemudian yang berkaitan

den8an ruang itu adalah yang a<:.1al8:11 masalah pandidikan, kemudian masali~h bae;aima-

na penyediaan kawasan, itu aehingga mengalirlah masalahr1ya. . . Kemudian masalah apa yang disampaikan.oleh F.PDI, kita juga inginkan penje ~

lasan dari J?emarintah, apakah dengan kita mnyeb.ltkan mrupakan bagian dari sistill

pendidikan nasional, sud.ah termasuk itu ua'u masih ada penarnbahan, laa 1ni nanti

kita d.iskusikan. Terima kasih.

KETYA •• WAT ( Imf '! •.. l.S'l.W~~o SU.JJ.JtRG;QXO)J Terima kasih. · Kelihatannya masalah pengelo111Pkkan tidak ad.a masal.ah, ting-

' . gal materieya. Namun demikian kami persilahkan kepada Pemerintah. ·

I£MERIH'.l'AH ( ~QF. D.fu ... M.J>IMYATI ffAR'tONO, SH)r

Te;ima kasih ~apak Pimpinan. Bar.angi<:al.i yang panting te'.\-ah kita sepakati yaitu pengelompokkan, W say-a kira.modal kita untuk maju lebih lanjut •

. D~i F.KP, masih ad.a pertanyaan mengenai apa mengatu:r, pembinaan dan pengawasan. Barangkali untuk gambaran yang le\>ih leng\cap saya perailahkan kepa<la pak Joop Ave

untuk Jmenerunekan• .

PEMERINTNJ 1.,. JOOP AVE ,)I Terima kasih. Saya kira pengeturan :i,tu s1.xlah sangat jelas. Mengenai pe¥!berian . L

bimbingan yang se:l:'ing sekali dilakisana~an oJ.eh. Pemerintah dalam melalui oka. · l\arya study perbandingan, mengenai ·an~ra:' . .'.!.aln rnepjelaskan kepada. masyerakat dan

khususnya swasta mengenai trend:;_tren't bar_1.1: ;bidang perhotelan antaralain, dc;!ITlpuY.-, ~ . ., .

dampak telchnOlogi yang c1da dan berklfil}>i&ns~ . 1ang terjodJ. dan Y&nl.? 'berdampak ter-. ,(~

hadap pairi~sata, antara lain mohon'dil:etahui bahwa dalam ranijta Indo tou:ciam -tanggal. 2;,..5·yang akan d~ang, juga a1can diadakan dua hari untuk Loka Karya, aatu­

mengenai t.ekhnologi penerbangan dan damprtknya terhad.ap pariwisata, yanc kcduanya

adalah mengenai kawtasan pengembangan dan i:embangunan kawasan wisata, ini. akan di­

lak~anakan oleh Pemerintah• Yang ketiga atau antiaralain juga menin&katkan mutu dari produk pariwisata

·· termasuk juga ,iiutu dat'i akatak&nlah cin•lera mata untuk pariwisata, yang sekarang

sedang diJ.aksanakan.

Men~na!~ •••••••••

\

- 41 -

•npnai pengawasan ada.lah sudah sangat jelas bahwa penga1111san adalah salah satu

:t'ungsi menguji, apakah peratura:n dan kenyataan ini dilal>angan, apakah itu sama -atau tidak. Itu adalah fungsi dari pongawuan yangdilaksanakan oleh P~ioorintah.

Menomai kawasan, saya kira nanti kite bicarakan. • Seperti tadi say-a mengeitaJcan peraturan yang ada dan kenyataan dilapangan, kadeng-kadang sDtu hotel sudah diberi 4 bintang atau 5 bintang, jelas diHdakan pengawas-

\ en, dan jikalau terbu.1<ti setelah pene11tian yang merupakan salah satu .fungsi dari

., . peneawasan, · in1 tidak memenuhi s1arat,'·1 Penaerintah ambil keputusan untuk menurutn -

kan bintane, 1ni ad.al.ah salah satu contc:ij. yang nqata. Demikian terima kasih. .

l?EMERJm:AH ( PROF. DR. M. Drn!f\tI ff.AR10N01 ... 5.l:JJ,L

Terima kasih. Demikian .bapak Ketua dan khasusnya F.KP, gambaran tentang pe­

ngaiauran, pembinaan dan pengawasc.in yang dilakulcan oleh Pemerintah.

Yang digambarkan oleh pak Joop Ave itu tentu teratama pada aspek usaha kepawiwi­

sataan. Mengenai permasalahannya, apakah akan marupakan pasal terAendiri atau iooru­

palcan ayat. Kalau Pemer.int.ah melihat ini dalam satu konteks. J adi kalau bisa

disepakati, itu biar berede pada satu IJo:;al. Disaaping itu kelau dilepaskan pen -

.dJ.dilcan itu sebagai SKtu paaalsendiri, sebenam;ra dAtngan tidak ioongurangi peranan

dan homat dal~ arti pend.f.d.ikan, t.tapi bisa terana nanti yan~ proporsiona.t~

Oleh karena apa, sebab kalau kita ikuti alur pe~iran kita dari awal., maka bobot pembicaraan kita tentang kepiill'iwisataan juga diwama:t oleh wama ekonom:ts, t.ap:i. -

densan tidak mengb.1.lanekan aspek-asr.ek non ekonomis, bahwa pcndidikan itu panting

!tu tidak bisa disangkal, tetapi juga ~ndidikan itu tidak bisa berdiri sendiri tan-

. pa han;ra usaha-usaha; dimana luaran dari pendidikan ini akan mendapatkan tempat · -

penampungan. Oleh karena itu Pemerirrtah berpendapat seyogiaxva ditempatkan pada

. satu pasal dibawah pembinae,n.

Selanjuteya fraksi ABRI, 8pakah maoal~ kegiatan itu llaJVa pendidikan lalu -usaha bagaimana Pembinaan clan pengau.ran • ~a ld.J:a:;ikalau kita berbicara ten-

tang a1at ( 1), bahwa Pemerintab Jlll)laksanakan pembir~ci lolpariwisataan, i tu sw:lah

1 tercaJcuP ya bisnisnnya clan bulcan bisnisriya, kaJ:ena i tu maka perkataannya tidak pe-

laksanaan kegiatan usaha, tetapi palaksanaan kegiatan dan usaha. . I

Pasal 31 yang ~etak d!belakang !tu otomatis juga pada pasal-pasal sebelur.inya itu terikat pad.a lo!ttentuan ini.

Men~nai Pemerintah !tu siapa ? Memang disinf. Pemerintah itu dt.U.am arti luas.

Karena 1ang dibina ada di pusat dan daerah, ad.a ditingkat I dan t!ngkat n. Ol.$h ka:a.-.na itu, Pe•rintah disitu diartilc.n, nanti disesuaikan dengan k.ebutuhan­

kebu.tuhan pengaturan. Misaleya saja obyek pengusahun. obyek clan daya tarik wisata

fallg tidak untulcan milik Pe•rintah, milik awasta, perseorangan, lnUJ"lgkin j.tu

tidak perlu. ••••••

~ '

- 42 -

. tidak perlu oleh Menter! Pariwisata, mungldn cukup oleh Bupati. itah Menteri Par­hf.sata dan Bupati inilah pengertianeya Pe~rintah.

Dari .f'rWcsi PDI, aetuju, terima kasih. A.fat (3) d.itambah terkecuali dan seterus­

nya, saya kira setuju, apalagi sudah diusu.U<:an sendiri tempatnya di penjelasan.

Kemudian F .PP mengenai pengelompokan setuju, terima kasil1. Nah ad.a pertanyaan

· apa ada hal-hal lain yang masih bell.Dll diatur disini ? Semua dt4u yaa, tetapi setelah

kita JllUlai menemukan pengerlian-pengertian bakutentang wisata, pariwisata, kepariwi -eataan dan kemudian ~nsistimatisir semua kegiatan dalam kelompok usaha, bukan usaha tiap usaha juga dikelompokkan kep8 da sub-sub sistimnya, rupanya r-:emuanya sud.ah ter­

tampung. Oleh lcarena itu hal-hal lain tadi, barangkal.1 sud.ah tidak diperlukan lag!. Sa1a kira mengenai pendidikan nasional, yaitu sama dengan F.PDI.

Demild.an Bapak Ketua terima kasih.

KEXUA BAPAT ' mr!t IstINQ.'Q WHAR@NOl~. Tsrima kasih kepada pihak l?emerintah. Masalahey'a le b.ih maju lagi, pen.~ lompok-

an kelihatannya tidak terlalu d.ipema11alahllan, tinggal scdiki'l; mengenai masalah mote -~ I

· rinya. ami lanjutkan saja apa yang dijelaskan oleh Peioorintah kepada F.KP. ,_ .

ANgGQTA F.KP ( ABDUL LQ'IEF, SH.la

Terima kasih Bapak Ketua. ·Setelah kami ·mendengarkan penjelasan deri Pemerintah .tas pertaivaan yang kami ajukkan, yaitu mengenai pengerlian atau wujud dari pad.a penga­turan , pemberian bimbingan dan pengal·msan, lcami mlihat bahwa pengertian pengaturan -

. bimbingan dan pengawasan itu sungguh sangat luas. Oleh sebab itu sesuai dengan DJM

1ang eebenarnya kami ajukkan, kanli ~ngusulka.n agal." ketentuan lebih lanjut tentang -

perabi?Mum kepariwisataan sebagaimana dimaksud d.alam pasal ini ayat (1), itu diatur -dengan t>eraturan Pemerintah. J adi kami memang lihat luas seli.:ali ~ n~rtiannya. Dengan demild.a:n dengan sendirinya barangkali apa yang kami kemukakan tadi, kemungkinan pengelompokkan pasal-pasal berikuinya itu perlu diadakan pasal tersendiri.

Sekian dan terlma kasih.

KE'l'UA RAPAT ,( IqN. ISTWTO S.JJ!AR_qQ,NO):.

Terima lcasih. Dari !raksi ABRI.

ANgOOI'A F..pRI ( J 0 E P IT O)t

ferima kasih Bapak Ketua. Tanpaknya memang dalam hal in1 ada keinginan dari re­

kan F.KP untuk mencoba bagailllana pendidikan ini bisa lebih ditonjolkan, jangan sam-

pai seperti yang d.imssukkan disini, seolah-olah ujug-ujug begitulah. Baran&icali ka -

"'1 dari ,.ABRI punya sumbang pildr mengenai masalah ini. Mernang kami k1ca pad.a pasal -'O a18t ( 1 ), itu memang disana Pemerintah melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalSjll bentuk penGaturan, pem.berian bimbinsan dan pengawasan terhadap, hanll'a ada dp:a namanya diaini, 1aitu pelaksanaan kegiatan den usaha dibidang kepariwisataan, saya kira de­

mikian maksudnya. Untulc bisa menampung keinginan dari p&da rekan-rekan tadi, kami sa­rallkan disin.f.~ dua kegiatan ini tidfjkperlu kita cantumkan, tetapi kita konsekuen dengan pasal sebelumnya, Y'aitu kaini rubah rumusanny-a menjad.i, Pemerintah melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk pengaturan, pemberian bimbingan dan pengawasan

.terhadap penyelenggaraan kepariwisataan; itu sama dengan peran masyarakat tad.i.

Jadi peran masyarak8t tadi dikatakan disana~ diber.ikan kesempatan yang saina d.sn se-1

luas-luasnya dalam penye lenggaraan kepariwisatasn. : · Disinipun, ••••••

- 43 -

Dis!nipm sebenamya juga Pemerintah itu berperan, l;arena Bab ini menyangkut pem-

: •.. • binaan ini tidak ing:f.n tabu, sampai d1mana p;lran dari pada paranan dari pada Pe­

merintah, tentu sama dengan apa yang pernah kita rumuskan dalam penyelenggaraan kepariwiaataan. nah dalaxD penyelenggarean kepariwisataan itu ada dua kegiatan, -

yang sebenamya disini sudah dicantumkan, yaitu kegiatan yang tidak barsifat ko-' .\j

mersial aeperti pgndidikan keteaEJaari kepariwisa-l;aan, clan usaha dibidang kepariwi-

sataan. Heh nanti kalau ini sud.ab ki ta rumuskan, Ilka yang dimaksud.kan dengan pe­

nyelenggaran kc!pariwisataan termasuk adalah pendidikan ketenagGaJl kepariwisataan,

supaya kita bise masuk kepada pasal berikutnya. Tidalc hanya pendidikan saja ter­

masuk kemar:ln juga yang kita minta merigenai peranan Pemerintah dalam penyed!aan -

informasi, karena disini Pemerintah dalam pembinaan itu juga perlu melakukan usa­

ha atau upaya untuk menyebarkan informasi. Karena kalau yang ada sebellDDll1a ini ~ ~ lcita bicara men~na! usaha dalam jasa ini"omasi,. sehingga mengenai in.formasinya

sendiri itu juga ada peranan dari Pemerintah; ini ki~a coba d.1masukan.

1'emudian juga peranan Pemerintah didalam ioo:netapkan kawasan pariwisata, lr...arena me­

mang :Lni merupakan hal-hal yarig khusus, itu juga peranan Pemer.tntah. J adi nanti

ak#l kelihatan peranan Pemerintah itu ~:·saUa ? Sebeli.im kita meni.ngket kepada ' .,

hal.-haJ. ;rang lebih kecU, seperti pendidikan, inf'ormasi. Nah sejalan dengan itu 'l"I

maka sebenaJ:nYa, ini kalau kita mau menata lebih baik lag1, pasal 34 itu seharus-

nya juga ada d.f.depan, karena disama menyangtrut maqlah penetapan kebijaklln, di -

sini.pun meeyangkut ~ranan pemerintah, ini kalau kita lihat secara keseluruhan, -

kareaa kita bicara. Bab ·pembinaan• Tentu kalau kita melihat pasal-demi pasal, -

"' barangkali nanti dillhat dari urutan, ,in.1 kelihataruva kok tidak teratur. Jedi

kite mulai yang lesar dulu kemudian kita mulai .yang khusus-khusus, seperti tadi ad.a

kawasan pariwisata, pendidikan, informasi, itu barangkali lebih kena. Memang kalau men&:,"l.lnakan acuan dari RlJU, nampaknya hal-hal yang demikian i tu belum

kita pikirkan, tetapi karena sudah berkembang sedemikian rupa pembahasan kita se­

lama ini, tentu harus juga ad.a perkembangan baru dengan berbagai penyempumaan,

tetapi saya kira alur pikir kita arahl'lya kesana maksudnya. Dem.ikian ter:lma kasih.

KETUA RAfAT ( Icy. ISTIMJIO SUWARGONO J.t Terima kasih kepada F.A.BRI/ lfami persilahkan kepada F.:PF.

ANqQOTA F .,PP ( DR§. MOH. fiUSNI THAMRill): Terima kasih bapak Ketua. Meng,ikuti pembicaraan dari fraksi-fraksi yang lain

saya kira memang kita sud.ah rnakin dekat masalahnya. Mendengar penjelaaan dari pak

Dirjen tentang pengertian pengaturan, pemberian bimbingan dan lain sebagainya, ma-

ka kita melihat ···bahwa porlunya danya semaean pemisahan antara ayat ( 1) dan ayat (2)

d.imana ayat ( 1 ) merupakan satu pasal., dan ~mudian akan diatur kemu1ilan oleh Pemerin­

tah. .Nab disiJli berkait juga dengan apa yang dikemukakan oleh F.ABRI, dalam rengka

. itu pasal 34 bisa t ditampung disitu, bahwa itu. akan d.iL=ttur nanti dengan Peratursi -

Pemerintab, nab saya kira nanti dipadatkan disitu, karena lin1 masalah-mas~lah yang

besar •••••••

- 44 -

besar, baru kemudian pasal selnj~ kl.ta bicara pendidikan, pasal selanjutnya

kita bicara kawasan, pasal selanjutcya kita bicara tentang informasi. Saya kirs

dengan begitu lalu mengalir seluruhnfa. Terima kasih.

KEllJA WAT ( IQN. W~JlLS1WAtl.CiQN0)1 Terima kasih. Kami lanjutkan · lcepad.a F .PDI.

ANoogrA F.PDI {_I ~$TI HGt!JWj DJRHA )1

Ter:i.ma lcasih Bapak Ketua • Setelah mendengar penjelasan tambahan dari pihak 'h

Pemerintah, begitu jl,2g8 dari rekan-rekan fraksi lain, pad.a prinsip?.Ya kilmi bisa me-

:mrima. Memang ayat ( 1 ) in1 seperti semula kami kemukakan tad! rasanya le bih ba­

gus kalau :Lni kite. tata merupakan satu pasal tersendiri. Selanju'tnya baru menyanS'­lcut yang lebih kecil-kecil menu.rut sistimatika yang besar, keeil, sedang.

Jadi dengan demikian sementara ini kami hanya sekian dulu pak, terima kasjJ1.

KETUA RfPAT LigN. WIN!TO_~-~o) 1 ·

Teri.ma kaeih kepada .fraksi-:t'raksi. Has.ill ada beberapa pandan.gan mee;enai pe•

ngelom.pokkan, ad.a keinginan bahwa ayat (2) dan (3) 1ni dipisahkan, karena masalah

in1. le bib. khusus, sedangkan diawa.JJY~ dengan ayat ( 1 ) dan ayat (2) menurut F. KP, -

mh:f.ngga dengan demikian tanpa merubah materinya mungkin, maka akan lobih kelihatein

kejelasanl'11•• Sedangkan dari yang latn-lain saya kira sud.ah sependapat. Kami persilahkaJi kepada pihak Pemerintah mungkin· ad.a konsep yang baru.

WJ1mM:NI { fBOF. DR. J11 Dml:ATI HARTON03 Su~1 Ter.ima kasih Bapak Pimp.tnan. Barangkali kalau dijinkan kami akan menyampaikan

penjelasan secara menp;!luruh, karena sif'atnya lebih mengarah kepada bagaimana menyu­

sLai sistim<Jtika, sed.angkan materi barangkal.i tid.8k ada masalah.

Kalau itu pexmasalahannya, sebenarrq-a kita bisa memulai, jadi kita jangan mohon ke­

pada pasal apa Jcepada ay-atnya, tetapi materinya dulu. Penempatan nanti kemdian, -

apakah didalam pasal tersend.iri, apakah ayat, itu nanti .

kemudian. Saya ••• ••••.

'·,

- 45 -

komuc.lian. Suyu kiru bisu Pusal Jl uyut {l) itu totup. Pusul

31., mcnjt\c.li urutu: n koc.luu, kumi katakun urutan koduu bukun

pusul utuu uiyat. Kumuc.liun Pusul J3 yuna kcmudiun mcnjaui ' I

Pusul JZ monjac.li urutan kotieu; Solunjutnyu (Z) d~n l3J mo juc.li urutun koumput. Kumuc.liun kuluu uisopakuti sumbil

borjulun kitu mohon wak\µ untuk munyu::>un lcomhuli. Torimu ku­

sih.

J(ETUA RAPAT l IGN • ISTIANTO SUWARGONO J Dumikiun ini yane disouorkan oloh Pomorintah morupukun

sutu ajukan buru. Kami porsiluhkan c..lari F' .KP.

ANGGOTA, F.KP l ADDUL LATIEF, SIJ J

Torimu kusih suu<luru Pimpinun. Puneolompokun yune tcr­

ukhir yune uiujukun oloh Pumorintah, yunt! portumu kumi uuput

nurnorimu yuitu uyut {l) Pasul Jl, kita bclum mcmbicarukun m.£:

tori borikutnyu, upakuh itu Pusal 31 uyut ll) apt\ {2) kita

bolum hicarukun. Tutu.pi kumi tac.li usulkun ayut (1) ini ditum­

bah ltl(!i sutu uyat lain uont!Un uom1J<.1un upu yunt! c.J1tccmuKtlK•rn

oloh Fraksi Porsutuun Pombuneunun sobcnurnyu Pusal 34 itu s~

'c..1uh tu musuk, komuc.liun buru Paso.I JJ ini urutan yant! hurikuJ.

nyu, komuc.liun.·uyut (2) c.lan (a) yuitu masuluh punuiuikun uru.!

an koomput. Suy9 kiru Jomikiun untuk somunturu. Turimu kusih

suu<luru Pimpinun.

KETUA RJ\PAT ( IGN. ISTIJ\N1'0 SUWAIWONO )

Torimu kusih. Dari Fruksi ADRI uuu komuntur ?

ANGGOTA, F.ADIU ( JOEPITO )

Turimu kusih suuuaru Pimpinun. Numpuknyu Pomorintuh hi

su monorimu pomikiru.n-pomikirun yun15 burkomhane c.li' uulum :fo­

rumi 11i suhint!C'U momune uumikian hulnyu c..1un in'i kumi hisa mc­

norimu, hunyu tuui puuu Pusul 31 uyut (1) itu kumi munyurun­

kun rumusunnyu i tu tiuuk lunf.:sune- puuu voluksunuun koeiu tun

c.lun usahu ui hiuun{,!' k...,puriwisutuun totti1>i iwnyclont!earaun

kopt\riwisutuun i tu jolus. Juc..li kuluu bolch kumi hisu me,)rumu~

kun kon~>uli : Pomorintuh moluksukun pumbinaun kopuriwisutuun

tlulum bontuk poneuturun, pcmhoriun himbineun

<lun puneawusun torhauap utuu utus pcnyulon~eu­

ruu.o kopuriwisutaun.

Itu suyu kira lohih tu1mt. ]ni unul~e <le.mean Pusul 10. DahwE;

sunyu Ji ualum urutun borikutnyu llijoluskun hal-hul upu itu

})Onyoloneeuraun kU}>Uriwisutaun tormttsuk mis::;;lnyu u.l ualum

hal ,ini UUUluh.:ponyouiaun pon<liuikan tunueu.kcpariwiaat:..Lan •

Itu. . ...... .

- 47 -

I\ETUA RAPAT ( IGN. ISTIJ\NTO SUl\'ARGONO )

Torima ·kasih kopadu Pomurintuh. Kumi porsiltihkan kopa<lu

F.PP.

ANGCOTA, F.PP ( MUHAMMAD DUANG, Sil )

Tor,ima· kusil\i sauuuru; Kutuu:. l3t\b VII kami sotujui, puny4'1-

ruhun urusun kumi isotujui ,, Ptisul 35 kumi sotujui, ayat ( .1) •ulu

tumbuhan so<liki t saju <lun :(ni sosuui <lc.:rit;uri hun)' i Pasul 8 tun -'

<lane-un<lune No. 5 Tuliun 1974.

Ja<li uyat (1) bunyinya :

J>umorintah Jupa:t munyorahkun sobaeiah urusun Pumorintah:.rn

i tu ru<laksi yune hcnu monurut Undane-undune No.5 Tahtm 1974

Pusul 8. Ju<li urusan pomorintuh~n ju<li uyut (2) juea :

l\;otontuun lohih lanjut mont;ontd ponyoruhun soha{;i:.rn urus­

an 1>umorintuhan,

cuma itu saja kata pomorintuhun kumi tumhahkun untuk monycduui­

kun bunyi Pasul 8 c..luri Urn.lane-unc..lun{; No. 5 Tahun 197h. Torimu kusih1.

KETUA RAPAT ( IGN. ISTIANTO SUWARGONO )

. Turimu kusih kopuc..lu F.PP. Ku.mi pcrsilahkun F.PDI.

ANGGOT ,\, F. J>DI ( I GUSTI NGUUAII YUDII.A )

Turimu kusih bupuk Kotuu. Kum~ mcmunt.!' <la lam DIM un tuk ju­

<lul ini, sub ju<lul kumi momuneuuu tumbuhun : punyuruhun urusun

clan tueas i>ombantuun <lun ini momune kumi konkorc.lun tlone:un Undun1.~

um<lune tor<luhulu ki ta putuskan, Undune-un<lunt.!' No. 5 Ttlhun i 971,

poristiluhannyu Jueu c..lomikiun, juui but~iun kotit~a tut;us pcrnhul'l­

tuu11, uyat (1) Doneun poraturan porunc..lane-un\ltrnt.!'an Pcmorintuh

<luput mcnueuskun kopa<lu Pomurintuh Duuruh untuk

moluksanukan urusan tueas pombuntuun.

ayut (2) Juea c..lomil<it\n :

Doneun Poraturtin Uacruh Pomcrintah Daurah Tine­

ka t I daput monueaskun kopuuu Pomorintah Duurah

Tinekut II untuk mclaksunukun urusan tU{_!"US pt..nn­

buntuun.

Disini kumi ha yti ttonumbuh ponpruhtin urusan <lun tueas pomhan­

tuun suc..lunektin mc.mtsonai i>asulnyu susuui DIM kami, k:.uui sorah -

kan kopac..lu ponc..luput rukun-rokun sokuliun c..lun Pumurintuh, ~aluu

kami c.lisini Dub totup, baik uyat (1) maupun uyat (2). Sukian

clan torimu kusih.

KETUA RAPAT ( IGN. IST lAN'l'O\ SUWARGONO )

Torimu kusih. Kumi soruhkun Fruksi ADRI.

1\:NGGOTA, F , ADIH ••

~~'.; ...•.

' '

- 48 -

J\NGGOTA, . F .ADRI l JOEPITO J

·:muh VII Ponyoruhun Vrusun J>usul :35 sosuai Llonean DIM '

Fruksi ADIU, Fruksi t iuuk' monl.!'usulkun upu-upu, ju<..li tu tap

soporti yane torc~.lntum pudu konsop Pomerintah. Tcrima ku -

sih.

KETUA RAPAT ( IGN. ISTIANTO SU\vARGONO )

Torimu kusih. Kami porl:)ilahku.n F' .KI>.

ANGG:OTA, F.KP ( ADDUL LATIEF )

Tori mu kusih suu<..luru 11impinun. Fruk s i Karya Pomh~.ine·unan

monyunekut tluh VII RUU moneusulkan uuu pcruhahtrn padu judul.

Porubuhun ini kumi usulkun utus uusur upu yunt.! pornuh kami

sorup uuri uuoruh tont~\ng· porkcmhunean utuu halune:.rn utuu

kc.au! i tun yune uihuuupi olch ll.:.ioruh c..lulum rung·ku punt~cmhune-

sn kupuriwisutuan ini. Oluh sobub itu kami moneusulkan <li Nun

Dub VII ini ponyoruhan itu huk:.i.n hunyu urusan totapi sokali

£!'US ponyoruhun kuwonueun. Duneun <.l mikian jwlul ini kumi U8Ul­

kun I>onyoruhun Urusun uun Kowonuneun. Sw.luh bu.rune tcntu pusul­

nyu. Jueu borubah. Puruhuhun '\fanuyu t>(ildik it yui t~ cJari konsop

RUU i tu Ji tumhuh sotoluh urust\n lit.in kowonaneun • Domikian juea

uyut (2) nyu sotoluh urusun dtin kowonaneun. lniluh yunc· kami

inein usulkan dun hcnJaknya 1111.)nlluput portimbun1.!'un tli Punja. ini

sukian, torim u kusih.

KETUA ,RAPAT ( IGN. ISTIANTO SUWARGONO )

Torimu kusih kopu<lu F.KP. Kitu lihut huhwa substunsiny~

ti<lak u<la musuluh, tineeul pun:.unlmh.an socuru ruuuksiontll mun ye

suuikun <lont.:t.rn Um.hle-un<l;.rne yunl.! ullu, somuunyu di hclakunr.~ ka­

ta urusan, buik Dubnyu muupun vu.Ju t\yat-uyutnyu.

Kami pursiluhkun Pumorintuh untuk momborikun ttrneeupunnyu.

PEMERINTAII l PHOF. DR. M. DIMYATI IIARTONO, SH )

tlupuk Pimpinu yun(,!' kumi rorrnuti sortu bupak-hapuk dun ihu

sokuliun yune kumi ~ormut~.

Portumu-tumu Fruksi Porsatiun Poml>:tneunan uua koruksi tcntanf'

sobueiun urusun pomorintahun, mumune hutul yane <liborikun sc-i

bueiun uru.sun pomorintuhun, ontuh upu sohat.!'iunurusun i tu di l , n-

jutkan oloh kulimut h<..lrikutnyu di bidane ponyolont~euraun kopu­

riwisutu.un, kopuriwi l:)U tu.an ju{!':.\ urusub pcmorintuhun. To:r.ima kai­

sih. Dari Fruksi Purtui Dumokrusi In<.lonusia yune moneumukukun

tontan(J tu(Jas pomhan tuun. Du.runt!kt\li ki tt\ soyol."Yanya herpc{~.:.tnc-u

pa<la Un<lune-un<lune No.5 Tahun 1974 itu kunci <lan kaluu kitu

horhicartt. • ••

~tt> ~ t; ..

- 49 -

borhicuru mcne-onui must\lah ponycruhan urusan, muka kelompok

yunt'. uimusuka ualum dus(Jntruli:ousi itu suuuh tormasuk pcnyu­

rahan wewonant! dun tane£..rune juwub dun hahkan uikutakun t.la lam

hal ini prakarsu-prukursa supenuhnyu lliscruhkan kupuda uuuruh,

ini bunyi Unc.lane-unuun(!Oyu.

Solunjutnya uur.i lt'ruksi .ADlU no commont, tcrimu kusih

Dari Fruksi Kuryu Pomhun(,.runun l>orku taan juuul aeur supu­

ya <li tamhuh ponyurahun wowonane, Pomorintuh rti:sanyu kurune s~

prn<lui>at, sobuh i>onyoruhun urusun i tu sokalieus sudluh ponyo­

ruhun wowonune. Disuruhkun urusun tunpu wowcmirie, tH.u tiduk

hisu hortinuak.

Doneun c.lomikiun c.1ari somuu Fruksi tuluh Jisumpuikun pun­

<luput Pomorintuh. Torimu kusih~

l\:ETUA RAPAT l IGN. ISTI.ANTO SUWAIWONO )

Musih inein kumi mun<la1,::.\tk~rnkonfirmusi <..lcnt;-an <..lomikian

saran c.luri pt.Hht Pomorintuh, katu-kuta di l>olukunt.!" urusan upu­

ktih musih u<lu tumlwhan ?

PEMERINTAII ( PRO!<'. DR. M. DIMYATI IIARTONO, Sil )

llJ,rusun pomurintuhurl, ,, ·:

KETU,\ RAPAT ( IGN. ISTIANTO SUlv 1\IWONO )

Urusun Pomorimtuhun. Tor111usuk juc..lul Urusan Pomcrintahun ?

Tiuak. Juc..lul totup hunyu pu<lu uyut c..litumbuh pomurintahun.

Duri F. PDI mt\sih adu yune int!in l.Jipurnrusul~hkun ?

ANGGOT A, F. PDI ( I GUSTI NGUH.AII YUDIL\. )

Anuloe· uoneun Un<lune-un<lun~ No.5/1974 Pusul 12 Ilu~iun Kc­

tiea, Tueus Pomhantuun <li~ini muncunc..lune urti :

uyat (1) Duneun poruturan poruntltine-unduneun Pomorintah dupat

mcnueuskun kupadu Pomurintuh Duuruh untuk molak~una,...

kun urusun tueus pomhuntuun.

uyut (2) Duneun Poruturun Duoruh, Pomcrintuh Duurah Tinekut I

<..lupat monueasktin kupac..lu Pornurintuh Duorah Tinc·kut II

untuk moluksunukun tueus l'ornbuntutm.

uyat (3) Pomboriun urusan tueus pumbuntuun yume c..limuksuc..l uyat­

uyu t ( l) c..ltin ( 2) imsul ini c..lisortui <..loneun pombiuyuu!l

nyu.

Ja<li c.lisiniluh sohineea kumi musih moraa porlu susuui uunean

DIM k:.uni tueus pomhuntuun ktuni musih nwrusu porlu sobuh ini

UUU. konsokwonsinyu kalau ,ki tu tumbuhkun UOO{.!'Un tueas lHllllhUntu­

UO. Auu t>omhiuyuun i tu monurut hunyi Put;ul 12 Undtrn{.!"-unc..l:.ln{.!'

No.5 Tuhun 19741. Sokian bupulc Rotuu, turima k:.isih.

KETUA. . . . . . . . . . . .

l'l ~\~. f'·'

,, ..

..

- 50 -

KETUJ\ RAP.AT ( IGN. ISTIA~TO SUWAHGONO )

Turimu kusih. Kami lompurkun <lulu ku1,uc..lu F' .1SP kurunu ini

soeuris•

ANGGOT.A, F .KP ( ADDUL LJ\TIE1'..,, Sii )

~orimu kusih sauJura Pimpinun. Kami jueu schcnurnyu sutu

uunean Pomurintuh kuro11'lu upu yune tcluh diusulkan oluh F.KP tudi

su<luh <listm1hut <loneun huik huhwu ·pcne·orth1n urusun i tu sullah tc£

nmsuk kowonuneun. Juc..li sobcnurnya sutu (.lon(,!'Un Pumorintah ini pc­

nt~urtiunnyu.

Doneun <lomikittn kumi muneusulkun aeur supuyu apu yung lliw:.ulkun

oluh Pomurintuh itu ta<li <limasukkun ~alum i>unjolusun Pusul 35

in :i • Disini· kon::Hll>nYU cukup jolus l Oloh ::whul> i tu kam:l mt.m(.."lJSUl

kun ueur supuyu ponjolusun apu yune tu(.li kumi usulkun clan tcl:uh

<li tU.Rff(!Ut>i ol.oh J>omorinttih uimusukkun <lulum po njula::;:.tn pasul •

Sobunurnyu kumi ui uulum DIM sudah siup (.lcn(!Un u::;ul pcnjclusun

pasul ini • Kult\U mc.rnllln{,!' in:t <lis<.)pukuti uun uisotujui, Jrnrni bucu­

kunr I>onyort\hun sobu.eian urusun di l>iuane ko1>u:Jriwis•1tuan atuu

I>omorintuhun Pusut pac.la Pomorint:u11 Duoruh hurus Ltisortui

uunean ponyoruhun kowununeun • Sohinc·{Jtl uon{.~an c..lomikiun

punyolonet!aruun urusun kopuriwisutuun yunt: uisoruhkan tor­

suhut Japut lohih hor\.layu (,runu uun b0rhasil euna.

Poneortiun kowonuneun torscuut molivuti haik, kowcnant~nun

munutapkun kobijaksanuun kowonunaun di biuana keuaneun

muu1>un kowonuneun poltlksunaunnya.

Ja.Ui in i kami usulkun pun julusun duri Pu::;ul 35 uya t ( 1) , hal:.unan

~ huku DIM. Sokiun suuduru Pimpinu11.

KETUA UAPAT ( IGN. ISTIANTO SUWAHGONO )

Tineeul ~okurune ktuni kira ~ll'tl yune; uka11 L1iambi1 mana yang

bonur so.ya tiJuk tuu, upakah pomcrintuh:..tn U!>Ukuh tueus pc111ba11tuan. ~(and i>orsiltthkan Pomorintah.

PEMEUINTAII ( I>ROF. nn. M. DIMYA'fI IIAHTONO' Sii )

Dupuk Pim pi nun yant,!'kumi horrna ti. Ki ttt mus ti hu ti-huti mcne­

ucapkan tueus pombtintuun june'Un sumptd koliru pomhan tttiun.

l!lurunekuli t..luri S(.)muu Fruksi itu kocu:.tli F.ADflI yant: suduh stttu

u(.)ne;.1.n Pumorintuh. Yune tillu.k prinsipnya su1.foh satu tint:eul sc-, c..likit adu erauusi. Doneun itikau unt1Jk monyompurnukun, dililrn.t

<lari soei itikucJ suma.

Prinsipnyu barant.:kuli ki tu moneorti ponyoruhan urusun ini tilluk

lain clan ti Jule hukun a<laluh hor(.las.urkun u. tas Unuang-undune No. 5

Tuhun 74 ini. Momu.ne (lisunu ki ta kotomukun usus-usas ponyo lone­

eurau.111 pumurintuhan itu, itu ::sdalah pomorinto.han umum do.sontrutt

;1-isusi t uukonsuntrusi t.lan tU{,!'U.S pomhantuan bukun porhan tuun •

Suyu kiru. ••••••

- 51 \

Suyu kiru kuluu ki ta comot satu-s~tu, suyu kwutir ki tu lovus t.lari

kontuks kusuluruhun uuri Unuune-unuune No.5 Tuhun 1974'. Sodanektm

uulum kuniutuunnyu puriwisutu itu borunoku raeum uan oloh kuronu

tiu1) Juuruh Jueu tiuuk suma bahktl.O urusun yunehisu ki ta horikan

bu ... yuk ·:tureuntune duri Joni~ ohyok <lun uuyu tarik wisatu yunt~ hi­

au Jikolola oloh Juoruh. Oluh

kuronu •••••••

~1·~· 1'·'

../'- -x

ka:rena sebena.t"n1'& apa yang dia.jukan oleh m.asingwmasing Fraksi sud.ah aeluruh­

nya teJ:Oantum pad.a Undang Undang No.5 Ta.hun 1974. Bara.ngkali Pemerintah me­

nguaulkan penyeraban urusan ini t~tap saja tidak mengalami perubahan pad.a ba.­

tang tubub:Dya, penjelasaneya diberi tambahan pcnyerahan uru.ean ini mengikuti ketentuan yang berlaku tentang Undang Undang No. 5 Tamm 1974. Sehingga di-

' situ a.pa desentrasi, dekonaentrasi, telekasi temasuk adminiatraai itu aelu-

ru.bnya tercaver temasuk tugaa pembantuan.

Jadi kalau ini bisa diterima kita tinggal. akan menambahkan sedikit pada pen­

jelasan yang tertulis : Cukup jelas ini bahwa "penyerahan urusan"yang dimak­

eud pad.a pasal ini memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Un­

dang Undang No.5 Ta.bun 1974. Demikian Bapak Ketua.

KE'l'UA RAPAT (ICN. ISTIANTO SUWARGONO) :

.. Terima kasi.h Pak Dim atas ea.ran yang terbaru untuk memeoahkan peraoalan

ini/un·tuk mengambil jalan tengah. Kami persilahkan kepada FPDI.

ANGCnr!JFPDI (I GUSTI NGUR.AH YUDHA2 : I

Terima kasih, mungkin ini usul kami yang tera.khir tentang maaalah ini

Pak. Jadi kalau memang Pemerintah dan rekan-rekan lain tidak ada mengusulka.n

yang sama seperti DIM kami. Tadi Pemerintah juga aangat terima ka.aih ataa pen­

j elasannya, baga.imana kalau ~at (1) ini disana dika.itka.n Pemerintah Daerah

sebagaimana dima.k:aud dalam Undang Undang No.5 'l'ahun1974 tentang Pokok-Pokok

Pemerintahan di Daerah. Jadi penjelasan oukup jelas. Usul kami ini apa tidak

lazim atau bagaimana.

Mohon penjelaaan dari Pemerintah aebab dikonaervasipun demikian dan me­

nyangkut linta.s sektoral derajat tinggi sampai nora, fauna dan eko sistim

aegala disana diaangk:ut.

Sekian terima kasih.

ICETUA RAPAT (IGN. ISTIANTO SUWARCONOJ :

Sebelum kami kembalikan pad.a Pemerintah, a~a minta pandanga.nnya da.ri FKP.

ANGp-OTAlJJ"£JJ (ABDUL LATIEF, SH) z Terima kaaih Saudara Pimpinan. Setelah kami mendengarkan dari Pemerin­

tah yang terakhir in.i, maka kami dapat menerima B.AJ3 VII ini dengan judul "Pe­

nyerahan urusan11 •

Demildan juga. Pasal 35 ayat (1) yang kami usulk:an tadi dengan "wewenang"

i tu kami ca.but kembali kemudian ~at ( 2) nya juga. demikian dengan ketentuan

bahwa di penjelasan Pasal 35 ~at (1) kita cantumkan ketentuan yang diatur

dalam Undang Undang No. 5 Tahun1974. Denga.n demikian kami rasa dapat memberi­

kan peraetujuan. Terima kaaih.

KE'l'O'A RAPAT •••••••••••••

- 53 -

KETUA RAPAT C.IGN. ISTIANTO SUWARGONO) : Dari FPP ma.upun FABRI ad.a saran ? Ka.mi persilahkan pada. FPP.

ANGGOTA/J!PP (MUHAMMAD BUANG) :

Terima kasih Pak Ketua. Prinsipnya kami aetuju dengan apa yang disampai­

kan oleh Pemerintah itu masih penjelaaan'cuma. reda.k:sinya nan.ti tolong diper­

hatikan ba.hva aeauai dengan ketentuan perundang-unda.nga.n yang berla.k.u yang

pad.a aaat ini adalah UU No. 5/1974 sebab bisa. aaja nan.ti UU No. 5 /1974 be­

ru~~' jadi yang pad.a aaat berlaku undang undang ini adala.h UU No.5/1974 se­

bab kalau kita tanpa menyebut yang pada saat ini berla.ku nanti kalau ad.a pe­

rubahan 'OtJ' No. 5/1974 menjadi 'OtJ' No. sekian nanti na.nti bikin Panja lagi.

'l'er1ma kasih Pak.

KETUA RAPAT ( IGN • ISTIANTO SUWARGONO) : .. Terima. kasih. Dari FABRI.

ANGGOTA!FABRI (SOEMARNO) :

Seperti tadi bahwa FA.BR! telah setuju namun dengan ad.an.ya penambahan

yang lebih bail: lagi a.k:a.n lebih setuju ·lagi namun kalau menyebut UU No.5/74

aa;ra kira harus lengk:ap dengan tentang da.n. p0lcok-pokoknya.

Demikian.

KETtJA RAPAT LIGN, !STIANTO SUWARGONO) : 'l'erima ka.eih lea.mi persilahkan kembali .pada Pemerintah.

PEMERINTAH (PROF. DR, M. DOOA'1'I HARTON01 SH) : Bapak Pimpinan yang kami hormati, Bapak-bapak dan Ibu sekalian yang kami

hormati. Raaanya persoala.nnya tinggal apaka.h ditempatkan pad.a batang tubuh,

apa ditempatkan pad.a penjelasan, khuauanya haJ. ini yang dil:emukakan oleh FPDI

Penempatan pada batang tubuh dan penjelasan pad.a. da.sarnya. tentu sama saja ha.­

nya nantinya kita ka.l.au menempatkan bi.dang pe.nyelengga.raan Keparjan pad.a Pe­

merintah Daerah lalu disini kita oantumlcan Undang'-Undangnya ini tentu harus

proporeional. Kita iihat bahwa IcEtP&riwisataan itu bu.kan h,a.nya urusan Peme -

rintah Daerah sa.ja, uruaan-uruaan yang ditanga.ni puaat juga ba.nyak.

Kalau ini kita oantum.kan disini tentu kita harus konsisten pada waktu kita

membicarakan tentang mutu Q.an kelestarian lingkungan hidup biaa. juga. pada pa,­

sal supqa. diteapatlcan Undang Undang No. 4 Tahun 1982.

Kalau dilihat " porsinya sebena.rn;ya maka cukup yang dikemu.kakan pad.a pasal .ini

pad.a batang tubuh adalah adanya penyerahan kepad.a Peme'rintah Daerah, bukan pe­

nonjolan Pemerintah Daerahnya.

Sedangkan UU No. 5/1974 buk:an hanya mengatur uruaan penyerahan tapi mengatur

pemerintahan di daera.h seoara keaeluruhan. Oleh karena itu maka Pemer1nta.h bel'­

pendapat lebih tepat ditempatkan pad.a penjelaaan aehingga nanti dapat diuraikan

langaung, aeperti ••••••••

,.• '

- 54 -

l~; aeperti tadi diusulka.n dengan mematuhi undang-undang yang berlaku

dibidang ini pad.a saat illi misalnya.

Demikian ea.ya kira Bapak Ketua. Jadi prinsipnya Pemerintah tet'.lp agar

supqa Paaal 35 seperti in! sedangkan penjelaaan ditambab dengan UU No.5/-

1974. Terima kasih. \ ·.,.

ICETUA RAPAT (IGN, ISTIANTO SUWARGONO) : Terima kasih pad.a Pemerintah· kiranya tinggal aedikit lagi. Kami persi­

l ahkan FF.DI•

ANGIJOTA/FPDI (I GUSTI NGURAH YUDJU\) :

Terima kasih Bapak Pimpinan dan terima·kasih atas penjelasan Pemerintah

dalam DIM sejak awal j1J88. mema.ng tetap, tetap. Seka.rang tentunya tidak enak

dalam suasana. keindahan tapi dalam kesendirian tentunya kami akan ikut keber­

samaan dengan demikian aetuju yang panting, auda.h ma.auk tuga.s pembantuan dalam

undang-u,ndang itu. Dengan demik.ian kami aetuju.

Terima ka.sih.

KE'l'UA RAPAT (IGN. ISTIANTO SUWARGONO) : ··Terima kaaih Saudara..aaudara. sekalian aambil menunggu nanti konsep dari

Pemerintah tentang penjelaaan Pasal 35 untuk ayat (1).

Kami baoakan : BAB VII PENYERAJIAN URU&\N Pasal 35 (sementara ini) ayat (1)

Pemer.lintah dapat menyerah,k:an aebagian ur'usan di bidane pen.yelenggaraan kepari-

wisataan kepada Pemerintah Daerah. .

Ayat (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai peeyerahan sebagian urusan dibidang

penyelenggara.an kepariwisataan dia.tur dengan Peratura.n Pemerintah.

Dapat diaepakati ?

( SIDANG SETIJJU)

Terima kasih.

Selanjuteya mengenai penjela.San Pasal 35 kita menunggu kOnsep. Kami pel:l­

silabkan kepada Pemerintah.

PE?tm:RINTAH (PROF. DR. M. DIMYATI HARTONO, SH) : Yang dimaksud dengan penyera.han sebagian urusan pemerintahan didalam pa­

sal in.1 adalah sebaga.i:ma.na dimaksud oleh 'UtT No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok­

Pokok Pemerintaha.n di Daerah. Yang dimaksud dengan peeyeraha.n sebagian uruaan

pemerintahan -----

ANGGOTAfFKP (ABDUL LATIEF, SH) : Kami tadi seben~a mendengark:an apa. yang dibacakan oleh Pemerintah yang

pertama. tadi kira-kira bun¥inya demHdan : Yang dimaksud dengan pen.yerahan se­

bagian uru.san dibidang penyelenggaraan kepariwisataan kepa.da Pemerintah Daerah

adala.h penyerahan u.ruaan aebaga.imana dimaksud dalam Undang Unda.ng No. 5 Tahun

1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintaban di Daerah. Ini yang kami tangka.p tadi.

KETUA RAPAT •••••••••••••••

\ ,\ - 55 '.....

KETUA RAPAT (IGN, ISTIANTO SUW.ARGONO) : Kar~na telah dibaoakar! dan telah kita dengarkan bersama. untuk penjelasan

I

Pasal 35 s~a ba.oa.kan kembali ini ada. ~nsep :

Penjelasan Pasal. 35 ~at (1) Yang dima.k.sud dengan penyeraban sebagian urusan

dibidang penyelenggara.a.n kepariwisataan kepada Pemerintah Da.erah adalah pe­

nyerahan uru.san sebaga.imana di.ma.ksud dalam Undang Unda.ng No. 5 Tahun 197 4

tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah.

Ayat ( 2) : Cukup jelas.

Dapat disepakati ?

Interupsi dari FPP

ANGGOTYE,PP (MUHAMMAD BUANG, SH) :

Substazasinya betul - kita. aepakati, ouma ad.a. kalima.t seperti kami usul­

lcan tadi kalau-kalau UU No.:?)/1974 beruba.h, sehingga berubah nomor maka kalimat­

nya 1 Seauai dengan Ketentuan Perundane-undanga.n yang berlaku yang pad.a saat

unda.n&'-unC.ang ini berlaku. adalah Undang Undang No. 5· Ta.him 1974. Ilal ini ka.mi

masib incat waktu kami membahas RUU Telekomunik:aai dul u mengenai Bad.an U saha,

:Sad.an Usaba yang dima.lcsl.ld ad.al.ah y~ pada saat undane-unda.ng ini berla.ku. a.da.­

lah Undang Undang No. 9. Jadi kalau ad.a. perubahan itu sud.ah terbinda.r dari maa­

alah ini.

Terima )casih,

ANGGO'l'AJmI (I gD'STI NCURAH YUD}L\) :

Kami dapat menyetujui. 'l'erimakasih.

KE'l'lTA RAPAT (IGN, ISTIANTO SUWAft.GW,0) : Kami lc:mbalikan kepad.a Pemerintah saran dari FPP.

PEMERINTAH (PROF, DR, M, DIMYATI HARTONO, SH) : Pad.a prinsipn;ya setuju, ta.pi mungkin ada reda.kai lain misalnya bagaimana.

kalau kita ganti dengan "seba.gaima.D4lo,,.diteta.pkan oleh Ketentuan Perwidanga.n

yang berlaku di bidang Pokok-pokok Pemerintahan di Dae::i:ah".

Jadi itu ta.npa menyebut nomor kita tetap aaja biarpun ad.a perubahan berlaku, I

tapi kalau memang yang dikehendaJd itu barangka.li reda.ksi.nya saja nanti ting-

gal ditata lebih baik, Itu bisa masuk TJlw1US,

ANGOOrAfll.P (MUHAMMAD BUANG, SH) i

Saudara Ketua, aqa kira kita ambil saja. RUU 'l'elekormmikasi itu Pak wak­

tu kita membicarakan Bad.an Uaaha itu rwnuaa.nnya bagus. Yang sa:ya ingat betul

kira-kira i"Yang pada saat ini"yang dima,kaudkan adalah aeperti undang-undang

ini. Barangkali rumuaan itu aangat aempurna.

KETUA RAPAT (IGN, ISTIANTO SUWARCONO) : Terima kasih, Kami min.ta pandangan dari FKP da.n FABRI terhadap ide pe­

mas-µkan kembali ''Yang berlaku".

Dari FABRI eetuju ? (FAJ3RI aetuju) •

Dari FKP setuju ? ANGOOTA/FKP ••••• • ••••••

ANGGOTA/F!P (ABDUL LATIEF, SHl : Dulu ada. pad.a saa.t Undang Undang No. 9 Tahlln 19')9. Denga.n demikian nan- .

ti kita serabkan saja J:'lllJlusan i,.ni kepada Pemerintah aeanda.inya itu .dik.etemu­

kan a.da/lazin itu kita bisa a.ngkat. Terima kasih.

IOfflJA RAPAT (IGN. ISTIANTO SUWARCoNO) :

Terima kaaih, sebelum aiserahkan kepada TIMUS kami perailahka.n Pemerintah

bisa membuat konsep yang telah diperbaiki dan nanti pad.a kesempatan yang ad.a

ki ta baoakan ulang •.

Dari Fra.kai saya kira setuju ? . Dar1 FPDI masih ad.a ?

ANGGOTA/FPDI (DJUPRI, SH) !.

. Saudara Pimpinan, s;qa .hanya rng~ komentar saja. Sebetulnya pernyataan

seperti itu tidak perlu eebab dengan ad~a undang-undang yang baru apakah itu perubahan ata.u. pembua.tan undang.-undang ba.ru tentu dengan aendirinya akan

diaesuaikan. Jadi kalau misalnya Undang Undang No. 5 Tahun 1974 dirubah ma.ka

persoalannya yang terkait dengan itu a.kan menyesuaikan diri sehingga tida.k.

perlu ada penega.sa.n ta.pi FPDI tidak keberatan kalau itu mau dituangkan ae­

bab dalam hukum itu juga, ad.a ketentuan u,nd.ang-undang yang terbaru, kalau ad.a.

undan&'-undang yang bertentangan maka. yang terbaru. itulah yang digunakan •

Demik::!a.n Saudara Pimpinan.

XETUA RAPAT (IGN. ISTIANTO SUWARGONO) :

Teri.ma kaaih. Dari FARR.I ada. ? Kami si1ahkan.

ANGGOTAJFABRI ,{SAHUNTUNG SASTROHAMIDJOJO) :

Sepanjang ad.a oonoorda isiny'a. pernah ad.a yang eama barangkali itu saja yang dipa.k:ai kalau otentilc, yang lalu ad.a bolehlah dipakai, jadi tidak aulit

barangkali karena memang pernah. Jadi tidak prinsip bagi kami tapi kalau ma.u

dioantumlcan FA.BR.I tidak keberatan selama. itu oonoorda. dengan undang-undang

yang lain.

Terima kasib.

KETUA RAPAT (IGN. ISTIANTO SUWARGONO)

Mu.ngkin Pak Latief biaa. memba.oakan.

ANGCO'l'A/FKP (ABDUL LATIEF, SH) :

Jadi memang penjelasan Paaal 12 Undan& Undang Telekomunikaai

Ayat ( 1) bunyinya 1"l3adan PeeyeleJl8ga.ra.an yang dimaksud ada.lah yang aeauai de­

ngan Ketentuan Pasal 1 yalcni l3adan Usa.ha Milik Negara yang bentuk usaha.nya. pa.­

da saat ditetaplca.nnya undan&-unda.ng ini aesuai dengan Undang Unda:ng No. 9 Ta.­

bun 1969 tenta.ng Bentulc.Bentuk Uaaha Nega.ra"•

Jadi memang ad.a cuma kasusnya mUngkin berbeda, permasalahannya yang ber­

beda. Ini yang perlu menjadi pertimbangan kita • Saya raaa a:r:a yang dikemukalran

ol eh Saudara FPP i,.ni tidak me~kan apabila dicantumkan aeoa:ra j elaa Unda.ng

Undang. No. 5 Tah\m 1974 supqa t1dak keliru. seandainya nanti me.u diliha.t un -

· dan~undang tidak ad.a perubahan tentu dilihat undanB'-undang yang diputuskan ee­

karang ini kira.-kira tanggaJ. berapa. Kemudian undang •••••••••••••

- 57 -

~. '1./

Xemudiau undan&-undang yang baru· itu tanggal berapa agar biaa diketa.hui.

Terima kasih.

KETUA RAPAT (IGN, ISTIANTO SUWARGONO) :

Dari pibak Pemerintah,

PEMERINTAH (PROF, DR. M. DIMYATI HARTONO, SH) :

Pemerintah

lcl)ih •••••••

- 58 -

'~I' lebih cenderung untli< nanti menbahas dalam TilruS saja. Panerintah setuju. ~•j' ,,, · KETUA RAPAT (IGN. ISTIANI'O 'SUWAROOOO) : ~; :'

Jadi ada dua kenungkinan, kita lenpar kepada TOOS tapi karena masalahnya sangat

kecil, apakah tidak kita putuskan sekarang, ini tergantung kepada pihak pemerintah pe­

nerimaannya bagaimana ? ( PEMERINI'AH - SETUJU )

Dengan demikian tentunya kita kenbali kepada ~c;an serrula, saya bacakan kerrba­

li. Ayat (1) penjelasan pasal 35 yan~ disebut penyerahan sebagian urusan dibidang pe­

nyelenggaraan kepariwisata.an kepada perrterintah daerah adalah penyerahan urusan sebaga!_

mana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1971+ tentang Pokok-pokok l'emerintah di DRerah.

Ayat (2) cukup jelas. Dapat disepakati ? ( Sidang setu]u )

Terima kasih.

Apabila pemer1:ntl3h ~udah ~~ap.d~gan ~onsep perbaikan kami mhon untuk dibagikan. 'PEMERINrAII (PROF.·DR.M.' 'DIMYATI HAR'IOID, 'SH,) :

Terima kasih, nenang telah kita coba tetapi setelah digabung-gc:ibun?J<an kurang -

sambung j~a, jadi. kalau. diijinkan mhon waktu barang 15 irenit.

KETUA 'RAPAT (IGN: ISTI/\Nl'O 'SUWARGOID) :

K3mi persilahkan, sani>il yang lain untuk bisa rremanfaatkan Sholat Ashar, Sidang

kami skor selama 15 menit . .... .... , ..

,,KETUA RAPAT (IGN: 'ISTIANI'O 'SUWARGOOO) :

Skor saya cabut .. kembali, dihadapan Sdr-sdr sudah ada konsep baru, ..... sementa

ra konsep difoto copy, kelihatannya rrengelompokkannya sudah agak irengarah, seperti apa

yang dikehendaki teman-teman dari fraksi. Seperti kita ketah~i bersa-ma bnhwa substan­

si tida ada masalah, ting.gal sistimatika yang belum kita soroti, kami persilahkan pi­

hak pemerin~~.' ... se~e~~ .. ~ ~~h~L~ ~s~np.;:-:1:1iasing fraksi sudah ada. PF?1ERINTAH (PROF; DR: 'M. ·nIMYATI t~ID, 'SH) :

Bapak Pimpinan, Bapak serta Ibu sek.aliart yang karni honnati. Sesuai dengan tugas

yang diberikan telah dicoba untuk -menyusunnya dalam satu sisti.matika sekaligus menc2

ba tmtuk mmyempurnakan redaksi dan trenampung aspirasi.

Pasal 31 ayat (1) pindahan dari pasal 31 RUU elem suclah disempurnakan, pemerintah

melaksanakan peni:>inaan kepariwisataan dalarn bentuk pengaturan perrberian birrbingan clan

penr,awasan terhadap penyelenp.,gara.an kepariwi.sataan.

Ayat (2) Peroorintal-i menet:..apkan kebijakan yang diperlukan clalam rangka pengerrban&

an dalam peningkatan kepariwi.sataan.

Penjelasan pasal 31 ayat (2) pindahan dari penjelasan pasal 34 bunyinya kebijak

an tersebut miscllnya dibidang ke:i.migrasian perijinan usaha dll. yang 1llc1Illpu treWUjudkan

iklim kepariwisataan yang baik.

Pasal 32 pindahan pasal 33 RCJU, dengan perubahan sesuai dengan kesepakntan ayat -

(1) perrbina.an kepariwisataan diarahkan untuk mewujudkan dan ~lihara kelestarian ser­

ta keutuhan obyek clan day a tarik wi.sata.

Ayat (2) penbinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) juga tennasuk penyediaan

kawsan pariwisata dengan nempertirrbangkan keikut sertaan masarakat setempat dalam pem­

bangtman dan pengenbangan kawasan pariwisata.

Penjelasan ayat (1) jelas, pindahan penjelasan pasal. 33 RUU.

Pasal 33 mengalami penyempurnaan agar supaya alur pikirnya j alan.

Ayat (1) ....... .

- :>!:1 -Ir k;at c1; dal.an penbinaan kepariwisataan ~\.i:mas~ penbinaan te:rhadap pendidikan tenaga

~-,,,. . kepariwisataan yang diselenggarakan untuk uenenuhi kebutuhan tenaga akhli dan teram -b··. · · .pil dibidang kepariwisataan.

: 2 pendidikan kepariwisataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) merupakan

·dari bagian sistim pendiclikan nasi?Ml. Yang belakang dihapus, oleh karena apa ? Kalau

sudah menyatakan sebagai bagian dari sistim pendidikan nasional tentu yang- ditanyakan

oleh F PDI, yang masuk wajib itu dengan sendirinya tercantum.

Demikian Bapak P:iminan, terima kasih. . '' .. '

KETUA RAPAT (IGN; ISTIAN'IO 'SUWARGONO) :

Terima. kasih kepada parerintah yang telah menyusun konsep kerrbali clengan alur

pikir yang dikehendaki teman-teman,

Sdr-sdr. sekalian marilah kita tanggapi konsep pererintah yang ke 9 dan ini ma­sih belum selesai, kami persilahkan dari F KP. .. . AfmJrA.. F KP ( ABDUL 'IATIEF, ·SH_.) :

Terima kasih Sdr. Pimpinan, rnasalah pengelompokkan saya rasa sud.ah sesuai dengan

kesepakatan kita, kem.idian masalah khusuc; substansi kami melihat ayat (1) ini sama de­

ngan konsep yang pertama c1an kami. juga telah merrberikan persetujuan setelah perreriritah

juga tadi nemerikan jawaban terhadap p~ngertian apa yang 'disebut pengaturan pemberian

binbingan clan pengawasan te:rhadap penyele.nf!...garaan lr.epariwisataan. ' Tadi kami mengusulkan soal pengatutan penberian birrbingan clan pengawasan ini se­

telah di:jelaskanoleh DIRJEN PAR. Kami melihat cakupannya cukup luas, luas sekali soal

pengaturan . ........ . Kemudian soal pa:rberian binbingan juga pengawasan apa lagi. Oleh sebab i tu apakah .

tidal<: sebaiknya ket-entuan-ketentuan seperti ini lebih lanjut diatur clengan atau dite-

ta.pkan dengan oleh penerintah atau ditetapkan oleh Menteri itu pengaturan tentang masa­

lah penibentukan pengaturan penberianbinbingan pengawasan dan lain sebagainya.

Itu yang ta.di kami. usulkan karena luas sekali, apalagi kalau itu bisa dijelaskan

di dalam pasal itu ticlak cukup saya kira walaupun dijelaskan dalam pasal duanya.

Oleh sebab itu nungkin itu bisa diangkat didalam. satu aya di ... Ayat kedua didalarn

pasal 31 ini sesuai dengan kesepakatan kita tadi ini bisa dipindahkan dari pasal 34,

ini menjadi ayat (2).

Kami: ~as~ .. ~l~ :p~n~p~~ ~ tmtuk serrentara mengenai pasal 31 ini. Terima kasih. KEnJA 'RAT'AT (IGN IST!AN'ro · SUWARGOOO) : -Terlina kasih Sdr. F KP. Sarannya masih tetap dengan tarrbahan satu ayat, kmni. per­

silahkan dari F ABRI. ' ....................... .

M'tXXJrA F 'ABRI (S.AHUMitN':··SAgTROHA"'ITnJOJO) : .

Sdr. Pimpinan F ABRI rnelihat bahwa pengelompokkan a<, sudah sesuai dengan apa

yang kita. sepakati mengenai materi dansuc;tansi pada pasal 31 karni dapat menerima pa -

sal 31 ayat (1) karena sudah masuk pula saran dari F ABRI mengenai penyelen?,gar&"ln ke

pariwisataan,. juga ayat (2) sebagaimana tadi juga dibahas tmtuk pemindahan dari pasal -

34 kedepan menjadi ayat (2) dari pasal 31.

Demikian penjelasan kami dapat menerima karena ini dianbil dari pasal 34.

Terima kasih. ' .............................. .

·KETUA 'RAPAT. RAPAT (IGN. ISTIAN'ID 'SUWARGOID) :

, Terima kasih kepada F ABRL kami. persilahkan F PP.

/iJilCIXJrA F PP.

- bO -

~ F PP (MUHN+fAI? BUANG, SH.)

Terima kasih Saudara Ketua ayat (1) dapat kami terima, ayat (2) trernang tadi

dari F PP mengusulkan agar masalah peubinaan ini diatur lebih lanjut oleh pemeri!!

tah, aeandainya ini disepaka.ti ayat dua baru apakah ayat dua lama disini sudah t.!_

dak termasuk dengan ayat dua baru. Jadi maksud kami ayat dua. yang sekarang ini -

itu tidak diperlukan lagi cukup dimasukan nanti bagaimana kali.matnya penhinaan pe . \ . . -

ngaturan clan pe.ngawasan l_ebih lanjut"lclitetapkan oleh peroorintah dimana didalamnya

nartti akan nengkaper ayat dua ini, sehingga ayat dua tidak perlu lagi adanya.

Karena di,sini isti~ahnya penyelenggaraan kepariwisataan, pe:nyelenp,garaan kepariwi­

sataan itu mlibatkan peroorintah bukan hanya pi.hak di luar pemerintah. Jadi dengan

pencantuman ketentuan lebih lanj1:1t tent-ang perrbinaan diatur lebih lanjut oleh p~

me~tah apakah tidak sudah m.mcakup atau mmgkaper ayat (2) RlJU ini, kalau itu di

terima., ini baru pertanyaan pada percierintah.

Terima kasi.h .

. KE'IUA ""RAPAT (IGN; 'ISTIANIO-'SUWA~ID) :

Terima kasi.h, dari F POI .

. ··NfGX!rA F ·pnI ·(I 'GUSTI 'NGURAH 'YUDHA) :

Terima. kasih Bapak Pinpinan, dan terima kasih kepada pemrintah yang telah me­nmJSkan clengan menmapung seluruh aspirasi yang berl<enbang dari fraksi tadi.

Jadi. secara su.qtansi bisa kam.i teri.ma, pengelompokkan bisa menerima, khusus

tentang pasal 31 ayat (1) kam.i bisa- menerirna.. Ayat (2) juga kami. bisa TIEnerima

nanun barangkali perlu ada tambahan dan pertanyaan yang samaseperti rekan F PP. Lalu penjelasan kami bisa menerima penjelasan pasal 31 ayat (2).

Sekian terima kasih. .. .... .... . '' ....... . . "KE'IDA 'RAPAT '(IGN 'ISTIANIO 'SUWARCDID) :

Terima kasih kepa~ F PDI, saya kira masalahanya tidak ban.yak tinggal bagaima­

na pengaturannyCl. ~al~~. ~ .. P~~~lahkan kepada pihak peroorintah. "Pfl1ERIN1"..AH '(PROF :DR; M: -'DIMYATI,· 'SH,) :

Bapak J?impinan, Bapak dan Thu sekalian yang kam.i honnati. Terima kasih kepada

Sidang yang terhoxmat bahwa pada dasarnya pengelompokkan clan materi tidak ada masa­

lah tinggal sedikit_barangkali penataan pada um.mya rranperhati.kan pada ayat (2).

Pmierintah m;myadari bahwa·nanang bahwa pendidikan itu rremang sangat luas se­

kali cakupannya clan prinsipnya itu tidak keberatan anda.ikata itu harus diatur di -

dalam Peraturan Pemerintah sendiri. Apakah itu diatur peroorintah atau mau dicantum­

kan ·Cfalam Peraturan Pemerintah sendiri kalau nemang itu diatur pemerintah tetapi

prinsipnya barangkali perlu diperhat~ adalah bahwa ayat (2) apabila itu penhi­

naan yang harus diberi uraian memang sebenarnya kebijakan pada ayat (2) itu konsek­

t\ensinya dimasukkan kedalam pengertian tadi itu. Tidak dihapus dimasukan.

Oleh karena_itu pada ayat· (2) p~r:i.ntah mengusulkan dua altematif, perrerin­

tah yang sekarang, tertulis diganti· dengan pemerintah TIEnetapkan pelaksannan perrbi­

naan yang dimaksud dalam ayat (1) atau pelaksanaan penbinaan sebagaimana climaksud

dalamayat (1) atau pelaksanaan penhinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan Peratur.an Perrerintah.

Jadi diusulkan.

- b1 -

Jadi diusulkan pelaksanaan perrbinaan sebagaimana- dimaksud dalam ayat (1) diatur

lebih lanjut dengan peraturan pamrintah. Kalau ini disepakati maka ayat (2) la­

ma, itu masuk.- Jadi naskahnya ditiadakan ..

Kem.:id.ian tentu konsekwensi lebih lanjut adalah penjelasan ayat (2) itu j~

. ga dihapus . - Cukup j elas.

· Demikian Bapak Ketua, terima kasih.

KETUA 'RAPAT . (IGN ISTIANIO ·SUWARGQ~D) :

Ada yang ma.sih ingin nenpersoalkan, da.ri pemerintah, . . . . . Kami bacakan Bab -

VI perrbinaan pasal 31 ayc:it (1) pemerintah nelaksanakan perrbinaan kepariwisataan ~

lam bentuk pengatUran,, penberian binbingan, clan pengawasan terllada.p penyelenggaraan

kepariwisataan •.

Ayat (2) pelaksanaan perrbinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dimaksud da.lam -

~ ayat .(1). diatur ?.leh perrerlntah ..

Kami ulangi sekali lagi. Ayat (2) pelaksanaan perrbinaan sebagaimana climaksud

dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan :Peraturan PerrErintah. Dapat disepakati. ?

(Sidang Setuju) · TerimB. kasih

Selanjutnya adalah penjelasan pasal 31 ayat

jelas. Dapat disetujui ?

(Sidang Setuju) Terlma kasih. '

(1) cukup jelas ayat (2) cukup -

Mari kita lanjutkan kepada. pasal 32, dari pemerintah masih ada yang mau dije-

laskan. 'PEMERINTAH '(PROF: 'DR; M: 'DIMYATI 'l-TAR'IUID I SH.) : -----------------------------------......-Bapak Pimpinan Bapak Ibu sekalian yang karni. honnati. . Sebagaimana telah dike­

ITJJkakan oleh penerintah bahwa aspek perrbinaan ini juga trenampung aspek non bisnis . '

nya, pengadaan kawasan pariwisata oleh karena itu maka di dalam pasal ini kawasan . .

pariwisata dinunculkan, dengml cat:=i~ masukan ~yang darl fraksi agar supaya hak -

hak rakyat itu dihorma.ti cli.perhat:i.kan,. dirumuskan disini didalam wujud rrempertim -

bangkan leiki.it s.e:t;'taan masyarakat .setempat disinilah barangkali yang di dalam con­

toh - eontoh agar supa.y.a rakyat tidak hanya nen~ adi penonton juga pem.ain di clalam

pengenbangan pariwisata' ..

· Selengkapnya berbunyi pasal. 32· pindahan pasal 33 RUU dengan perubahan sesuai

kesepakatan ayat (1) perrbinaan kepariwisataan diharapkan untuk mewujudkan clan .trerre­lihara kelestarian serta keutuhan .obyek ~ daya tarik wisata dua pent>inaan sebagai­

. mana dimaksud dalam ayat (1) juga· termasuk penyediaan kawasan pariwisata dengan irem­

pertinbangkan keikut sertaan masyarakat set~at dalamperrbangunan clan pengembangan

kawasan pariwisata.

Demi.kian Bapak Ketua, terima kasih. ••ti •lft tt•> '''' Oflt tltt l••I • • •• •,.

'KETlJA RA~AT . (IGN 'ISTIANIO 'SUWAROOOO)

Dari F PDI kami persilahkan. .. .... .... . . . ...... ·:·· ........ . · 'NtJIJlJrA 'F 'PDI . (I 'GUSTI ·NmRAH YlJIHA)

Terima. kasih tentang pas al 32 ayat (1) kami suda.h bis a menerima, narrn.m ayat

(2) kalau dikaitkan dengan B~ V peran serta oosyarakat pasal 30 rac:;anya kata-kata

nenpertimbangkan. . ..... .

,,/

. ~ertllrbangkan disini kok melemahkan, jadi mhon barangkali bisa dicarikan kata­

kata . • . • • • . . . . • semantara ini kami memang belum ketemu tapi baru ketemu tneJE. perhatikan nam.m. tidak. analog juga dengan pasal 30 yang telah kita mupakati ta­

di kalau kata neupertinbang-kan seoertinya memperlemah apa yang· telah ki ta putus - -kan dalam pasal 30 Bab V peran serta masya;rakat, hanya bararigkali nanti rekan -

reka:n yang lain akan menerrukan dengan ~intah kata-kata yang lebih lugas ..

Jadi kok dipertinbangkan lagi, tadi. telah kita putuskan peran serta yang

sama seldan Bapak Pimpinan terima kasih. . . ,, '

. KE7.UA B.AT'AT · (IGN. ·rsTIANro 'SllWARGJOO) :

Teriina kasih dari F PDI . dari F P:P.

A~ F PP . ( DRS. MXlI llUSNIE '!HAMRIN ) ·:

Terima kasih Bapak Pimpinan, mendenp;a:rkan penjelasan perrerintah atas nmcangan

undang-l.Uldang ini dari fraksi .kami pertama pada ayat (1) ingin mencoba untuk ·rre­

ngajukan sedikit perobahan yaitu tentang kata diarahkan sehingga kita wong ini ki­

ta hindari untuk diarah-arahkan ini tetapi diganti dengan dimaksudkan sehine-.,ga bu­

nyinya · kepariwisataan dimaksudkan untuk dcm seterusnya :

Kanudian yang kedua kami belum mema.suki substansinya kami masih ingin rrenda­

patkan penjelasan lebih jauh dari penerintahtentang dari susunan ini dirnana letak

kita untuk menghonnati hak hak rakyat, didalam ran.g-ka kita nenyediakan satu kaw~

san pariwisata ·disamping tadi ma.salah mernpertinbangkcm keikut sertaan jadi keikut

sertaan ini saya kira belum terkait dengan masalah apa itu bagairnana kita bisa

m:mg).1.ormati hak-hak rakyat atau hak-hak rnasyarakat didalam rangka kita penyediaan

kawasan itu. Terima l<:asih.

- 64 ~-

PEMERINTAH (PR:>F. DR. M. OIMYATI HA:RrCNO, SH.) :

Bapak Pimpinan,•'!Bapak-bapak dan Ibu yang kami hormati.

Pertama-tama dari Fraksi Partai Denok.rasi Indonesia·terima kasih ayat

(1) disetujui. Ayat (2) Menpe,rtinbangkan, yang kalau bisa tidak usaha rnan­

pertimbarigkan. ·Kena.pa diperguhak,i!111 kata ''marq;>ertimbangkan" karena Pemerin­

tah nelihat .ini aspeknya banyak ~ekali dan kadang-kadang, ada kalanya kalau

itu nerupa}tan wajib diikut sertakan, kalau ra.J<Yatnya itu misalnya tanah ti­

dak punya ikut tanah jadi ·wajib pemilikannya tidak mungkin. Kalau misalnya

panbarigunan dalam rangka manbangun fisiknya itu kita bisa, tetapi ada kala­

nya diperlukan syarat-sya;rat tertentu•.di.mana rakyat setempat misalnya tidak

menenuhi·, atau juga tidak mau. Ini contoh ad.a, Pak Joq:> menceriterakan di

Paranggupito rakyatriya tidak mau, Kata "mempertimbangkan" ini r£enang sengaja di~tkan untuk dipertimbang­

kan karena aspeknya yang banyak tacli.. Sebab kalau ini kata "rrempertimbangkan"

dihapuskan, kawasan pariwisata dengan mengikut sertakan, i tu kan seperti wa­

j.ib. Pa.Clahal tidak diikut sertakan bukan karena ticlak diikut sertakan tapi

rilasyarakat setanpat yang enggan.

Kemu:lian daii Fraksi Persatuan Pe:nbangunan, diarahkan.diganti dirnaksudkan.

Pembinaan kepariwisataan cti.maksudkan untuk ••••

Barangkali kalau-dilitaksudkan itu kita sudah ada apa yang tercantum didalam

Pasal-pasal didepan.· Ini memang maksudnya itu diarahkari membinanya itu.

Jadi jangan dilepaskan dengan konteks pembinaannya, manang arahnya untuk

mewujudkan clan me.roolihara kelestarian, itu pembinaannya. Kegiatannya juga

diarahka:n kesana~ Ini manang parberian arah, bukan dilaksanakan karena pe­

laksanaannya s\Xlah ada'ketentuan-ketentuan tapi'pernbinaan yang berupa peng­

aturan, pengawasan dari. pe.mberian bimbingan itu memang memberikan arah.

Arahnya apa, · untuk mewujudkan dan marelihara · kelestarian.

Hal kedua yang dilqanukakan oleh Fraksi Persatuan Peml:angunan adalah hak-hak

. · rakyat itu 'bagaimana ?

Manang Pemerintah nelihat hak rakyat itu banyak sekali, karena itu diperguna­

kan kata ~tirnbangkan. Sebab hak rakyat itu antara lain harus dilindungi

dan perlindungan yang diberikan'tentu sesuai dengan benda yang dimiliki kalau

benda, bad.an ju;Ja nengenai badan/ jiwa juga jiwa·. Itll sanuanya ada ketentuan

perundang-undangan yang mengatur.

Hak rakyat apa misalnya, soal tanah. Kalau itu harus cli.lindi.mgi, ganti rugi.

Ganti rugi tenturiya i 'bl sudah· ada ketentuan-ketentuan yang berlaku rnengenai

ganti rugi. Tei:masuk Pani tia 9 •

Oleh karena i tu maka mengenai hak rakyat baga.imana, dipertimbangkan · disini,

di..pertimbangkan hak rakyat'dalam keiikut sertaan menurut kemampuan. Apakah ' '

dia nemiliki harta rendanya yang- bisa diikut sertakan berupa tanah, sawah,

q~ung ... "....."-=-·-

i .. '

r~+ ~~?'( ··: '··:

- 65 -

gedung, cbyek w~sata atau keiikut sertaan dirinya. Karena dia memiliki ke­

ahlian, ketrampilan. Tetapi yam i:enting nereka itu jangan diabaikan.

Kalau diikut sertakan hak-haknya dilinO.~gi, karena ~tu luas sekali. Disini­

lah tidak. disebutkan hak-hak rakyat. Keiikut sertaan masyarakat setanpat itu

kalau harta bendanya ada. ketentuannya, kalau nengenai manusianya juga ada

ketentuarmya. . \.

Selanjutnya pad.a F.KI? tentang diarahkan supaya diganti dilaksanakan, Perre-

rintah berpendapat bahwa dalam i:errbinaan ini lebih tepat diarahkan.

Sebab dilaksanakan itu su:lah ada·ketentuan-ketentuan lain yang mengatur pe­

laksanaan sedang ihi: :khusus:. 1mencjenai· ·penbinaan. Bagaimana caranya pembinaan

itu sudah ad.a· ketentuanny~. · Tetapi kemana paUbinaan itu akan dibawa, inilah

arah. Oleh karena i:tu disini diarahkan. ... . Kata "nenpert.i.mbangkan".~ dihapus dan "keiikut sertaan" diganti. ~ngikutserta-

kan -telah sama dengan Frak.si yang lain. Begi tu jug-a Fraksi ABRI say a kira

sa:na.

Demikian Bapak Pimpinan ter:iina kasih.

KEmJA RAPAT (ISTIANTO St:JWA!n)NO) . : "

Terima kasih pada Perneri,ntah yang telah menberikan penjelasan.

Semula, karena ini su:lah sore dan biasanya Pemerintah ini akarodatif, empat

.Fraksi sudah menyatakan sama, tapi rupaya rnasih ada masalah-illClsalah yang

.perlu dipert.imbangkan.

Untuk itu maka kami kanbali ingin menyerahkan gilirannya kepada J?raksi PDI

~tuk bisa menya:npaikan jawaban Perrerintah tadi atas saran yang diajukan

Fraksi-fraksi,·terutama Fraksinya niasing-masing.

Kami persilahkan POI. . "

l\NGGOJ.'A/F .PDI. (I GUSTI ~URPili YuoHA)

Terttang Pasal 32, kami tadi telclh nenyanpaikan persetujuan ayat (1) . . . kami tidak takut dengan pasal diarahkan, namun,apa.penganbangan disini tidak

t.eJ::masuk Pak,. jadi berkanbang lagi piki:r;-an kami.

Batu mewujudkan dan marelihara kelesbarian serta keutuhan obyek dan daya ta­

rik wisata, nungkin didalam kal:imat :i.ni kata-kata. ini ada penganbangan obyek

juga. Yan:J su::lah·ada bisa Oikenban;ikan.

Sedangkan untuk ayat (2) kami cenderung ''menper~kan" itu dihilangkan

saja, jadi dengan xrengikut sertakan.

Sekian, terima kasih.

KEWA RAPAT {ISTIANro St:.WARGONO) : .. __,, ... __ _..... __ -- .._.~. -- .

Kepada F.PP kami ~rsilahkan.

- 66 '-

~.PP(~ WANG! SH.). ;

Kami pertama kali m:>hon maa.f Saudara Ketua, setelah kami bolak-balik

Dn.1 kami sebenamya ada ketinggalan sedikit soal diarahkan, dilaksanakan,

dimaksudkan itu nanti.

Dalan DIM kani ada nemang .temasuk pembinaan kualitas sunber daya rnanusia,

tapi disini bukan. kai tam.ya dengan pendidikan, kalau kami boleh baca jawaban

~rintah dulu pada waktu Pemandangan Unum pada halaman 28 kami kutip demi­

kian : ~genai pembinaan terhadap sen:Unan dan lain-iain, pada prinsipnya

dapat juga diatur dalam P.ancangan Undang-undang ini tetapi perlu dipert.im­

bangkan substansi ·apa yai:v:J· ~an diatur. Jadi'Panerintah prinsip setuju.

·oi dalarn DIM kami mernang ada tercantum., ikata-kata panbinaan ini meliputi

prioritas su:rber daya manusia. Yang kami maJ<sudkan disini b::-rrangkali kata­

kata ini tidak tepat •. Yang·~ maksudkan pembinaan terhadap senim:m ini.

Jadi pemb:inaan itu tidak hanya m:.wujudkan dan memelihara serta keutuhan ob­

yek dan daya tarik wisata tetapi rrembina sen.iman ini. Jadi kami rumuskan

dengan · sunber daya manusia tapi barangkali tidak tepat rumusannya. Pemerin­

tah prinsi?.'lya dari jawaban yang disarrpaikan dulu rrengenai perrbinaan senima.n

ini disetujtii. Karena disetujui kami coba. nerunuskan dengan kata sunber daya . . manusia. Kalau tidak tepat kata-kata ini ba.rangkali bisa ki ta carikan.

Jadi tidak hanya diarahkan untuk mewujudkan dan nanelihara kelestarian serta . . keutuhan obyek dan daya tarik wisata tetapi penbinaan itu ju:;a sekaligus di-

maksudkan nembina seniman-seniman k:i, ta. ·

Perunusarmya bagaimaha kami harlya menyebutkan surnber daya manusia • .tvbhon da-. . pat diperti.mbangkan •.

Terina kasih.

mruA .RAPAT ( ISTIAN'IO SUWARG<NO)

Kami persilahkan dari FKP.

~A/F .KP (ABOOL LATpF, SH.) .

Terima kasih Satrlara Pimpinan dan terina kasih juga kepada Pemerintah

yang telah menanggapi usul kami.

Pemerintah nengatakan di.laksanakan untuk .. ayat (l) telah diatur di ketentuan

lain (kalau t.idak salah), tapi sebenarnya kami mempergunakan istilah dilak­

sanakan dni menunjuk Pasal 31 sebenal:nya. Peroorintah melaksanakan panbinaan

ker)ariwisataan. Jadi Perrerintah melaksanakan. · Dengan danikian disini pernbina­

an kepariwisataan dilaksanaJtan untuk rrewujudkan dan memelihara kelestarian·

serta keutuhan obyek dan daya tarik. wisata. ·Jadi tidak bertentangan dengan

Pasal .31 bahkan kita xrengambil ser)enuhnya istilab itu. Karena kita sudah

manpe:rgunakan istilah melaksanakannya disana awalan "me" kita disini awalan

"di 11 dilaksaMkan.

Kantrlian •........

lg .

- 'O I -

Kemudian ayat (~) istilah "manpertimbangkan" ini sebenamya kenapa kami usul­

kan dihilangkan. Karena ini ti.dak terlepas dari pada ayat (1). Ayat (1) itu

suiah ki ta tentukan apakah untuk diarahkan, untuk mewu:h.X:lkan, apakah dilaksa­

nakan. Untuk mewujudkan dan memelihara kelesta:dan· serta keutuhan obyek dan

daya tari:k wisata.

J~ disini sebena.mya suda,h cukup jelas sehingga rnsnpertirnbangkan i tu ki ta

dapa.t hilangkan ka.rena ini menjadi satu nafas dengan ayat ( 1) • Jadi ki ta ti­

dak perlu. khawati.rkan sebenarnya, apakah ini masih dipertimbanqkan dan seba­

gainya .tidak perlu ~ita khawati.rkan. Karena kita sendiri sudah menentukan

di ayat (1) itu untuk mewujudkan dan me:nelihara kelestarian serta keutuhan

abyek dan. daya tarik wisata~ ·

Kesirrq?ulanny~ kami sebenaxnya tetap mengusulkan agar supaya kata-kata "man-

· pertinbangkan" ini dihapus atau dihilangkan.

Terima kasih.

KETUA IW?AT ( ISTIANTO SUWAK'.,QNO)

Kami persilahkan dari Fraksi ABRI.

~A/F.ABRr (JOEPI'ID) :

Terima kasih Saudara Ketua. ~ .sangat bert;erin:a kasili atas penjelasan dari Perrerintah.

Mengenai ayat (2) kenapa Fraksi·kani. memberikan sikap "manpertimbangkan" ini

perlu dihapus, karena se:nua ini mengalir daripada Bab ·yang berkaitan dengan

~ran serta masyarakat. Jadi malah kita lobby juga tentang pengambilan }fe­

putusan. Itu jUga sudah. kita lobby sedemikian rupa yang akhirnya kes:irnpulannya

manang disana masyaraka,t itu perlu diikut sertakan. Oleh karena itu kalau ini

rnasih tetap ,didalam runusan, ada kesan bahkan · mungkin menirrbulkan tanda tanya

kenapa dalan penyediaan kawasan pariwisata kok masyarakat nasih dipertirobang­

kan keikut sertaannya. Malah .ml.ll'lgkin agak sedikit adanya pengecualian. Bisa

menimbulkan tanggapan-tanggapan yang kurang baik. . . .

Demikian tanggapan dari Fraksi·ABRI. Terima kasih.

KEm:JA RAPAT ( ISTIAN'IO SUWARGCNO) :

t:erirna. kasih • • • • • • •••.....

- 68 -

terima kasih kepada fraksi-fraksi kami hanya ingin menyarankan didalam menanggapi

masal~h demikian mohon sekali lagi hati-hati antara wewenang dari pada Pemerintah

dalam hal ini adalah pariwisata, dengan bidang-bidang yang lain karena ini mung -

kin nanti akan ada sentilan-sentilan yang tumpang tindih. Kami persilahkan Peme­

rintah untuk bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, silahkan.

~ ANGGOTA/FKP(ABDUL LATIEF, SH) : ... ,J Kami ingi!?_!!.1~1'.l_a!.1.e:e;api apa yang dikemukakan oleh Pemerin tah tadi soal is tilah mem­

pertimbangk.an, jadi tanpa ada istilah mempertimbangkan berarti ada kesan seolah

olah merupakan suatu keharusan 1 sµatu kuwajiban keikut sertaan masyarakat setempat

ini kalau bagi kami sebenarnya m'emang pengertiannya demikian tetapi kalau umpama -

~ nya Pemerintah sudah menawarkan kepada masyarakat setempat 1ternyata masyarakat

setempat itu tidak mampu ikut serta didalam pengembangan kepariwisataan ini, itu

sebenarnya dengan demikian kita sudah melaksanakan kewajiban kita, sudah melaksana

kan. ketentuan perundang - undangan, namun demikian kita harus menawarkan terlebih

dahulu kepada masyarakat setempat,saya rasa ~ni tidak ada permasalahan seolah-olah

harus dan sebagainya tidak. Kalau kita cantumkan istialh mempertimbangkan malah

ini timbul keraguraguan dan ketidak pastian.sebenarnya rnasyarakat seternpat itu

apakah dapat ikut·serta didalam kawasan tersebut, kami rasa ini usul tarnbahan un -

tuk menaggapi apa yang dijelaskan oleh Pernerintah. Terirna kasih.

KETUA RAPAT (IGN.ISTIANTO SUWARGONO) :

Terima kasih kepada FKP yang telah menambahkan usulannya dan mungkin perlu

dipikirkan juga bahwa usuian tersebut bisa ditampung didalam penjelasan apabila

diperlukan •

. Kami persilahkan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH (PROF, DR. DIMYATI HARTONO, SH)

Bapak Pimpinan yang kami horrnati, Bapak-Bapak dan Ibu yang kami horrnati.

Bararigkali hampir semua Fraksi memperrnasalahkan kata-kata "rnernpertirnbangkan ke­

ikutsertaaan". Dan dua hal : satu adalah.masalah diarahkan. Masalah diarahkan

yang tadi dikait dengan pasal didepannya di1aksanakan, mernang yang didepan itu

mrlaksanakan, tapi arahnya kemana tidak ditentukan disini, karena itu diarahkan.

Kalau kita cari di OBHN menyebut diarahkan, ini mengeriai diarahkan, karena itu

Pemerintah tetap pendiriannya tetap diarahkan.

Kedua mengenai pembinaan ayat(2) tentang mernpertimbangkan keikutsertaan. Pemerin­

tah tetap· berpendirian mempertimbangkan ini perlu, karena kalau tidak, begitu kom

plek permasalahan yang ada didalam suatu kawasan yang akan dijadikan kawasan pa­

riwisata, permasalahan itu menyangkut berbagai macam status benda maupun tanah.

Oleh kar-ena"itu Pemerintah mencari resolusi, kata "mempertimbangkan keikutsertaan

masyarakat ini diberi penjelasan.

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan mempertimbangkan keikutsertaan rnasyarakat setempat dalarn pa­

sal 'ini adalah bahwa potensi masyarakat setempat baik yang berupa surnber daya

rnanusia ..............