RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5...

114
RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 RUU BIDANG PERPAJAKAN Tal1Un Sidang : 1996 - 1997 Masa Persidangan : III RapatKe : 4 Jenis Rapat : Rapat Kerja ke 2 Sifat Rapat : Terbuka Hariffanggal : Senin, 24 Februari 1997 Pukul : 10.00 - 16.00 WIB Tempat : Ruang Kaca Grahatama DPR-Rl Ketua Rapat : Novyan Kaman, SH Sekretaris Rapat : Ny. Anita Soekarjo, SH Acara : 1. Pengantar Musyawarah Fraksi-Fraksi 2. Pengantar Musyawarah Pemerintah 3. Pembahasan Mated DIM 5 RUU Bidang Perpajakan 23

Transcript of RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5...

Page 1: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS (PANSUS)

PEMBAHASAN 5 RUU BIDANG PERPAJAKAN

Tal1Un Sidang : 1996 - 1997

Masa Persidangan : III

RapatKe : 4

Jenis Rapat : Rapat Kerja ke 2

Sifat Rapat : Terbuka

Hariffanggal : Senin, 24 Februari 1997

Pukul : 10.00 - 16.00 WIB

Tempat : Ruang Kaca Grahatama DPR-Rl

Ketua Rapat : Novyan Kaman, SH

Sekretaris Rapat : Ny. Anita Soekarjo, SH

Acara : 1. Pengantar Musyawarah Fraksi-Fraksi

2. Pengantar Musyawarah Pemerintah

3. Pembahasan Mated DIM 5 RUU Bidang

Perpajakan

23

Page 2: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Hadir - Anggota Pansus

I.

24

54 Orang dari 59 Orang Anggota Tetap

21 Orang dari 28 Orang Anggota Tetap

- Pemerintah (Departemen Keuangan RI)

30 orang

ANGGOTA PANSUS

A. ANGGOTA TETAP

1. NOVYAN KAMAN, SH.

2. H. ANDAYA LESTARI.SE,MBA

3. JUSUF TALlB, SH

4. H. SYAIFUL ANWAR HUSEIN

5. DRS. YAHYA NASUTION

6. DRS. H. ASNAWI HUSIN

7. dr. H. FATHI DAHLAN

8. DRA. NY. S. A. RUDI LENGKONG,. MPA

9. DRS. MOH. MURNI

10. DRS. H. MUCHSIN RIDJAN

11. H. AGUS TAGOR

12. DRS. H. HASANUDDIN

13. NY. OETARTI SOEWASONO, SH

14. DJIMANTO

15. HISOM PRASHTYO. SH

16. NY. MUSTOKOWENI MURDI, SH.

Page 3: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

17. IBNU SALEH.

18. NY. HARTINI MOCHTAR KASRAN, SH

19. SOEKOTJO SAID. SE

20. MOH. SUPARNI, BA

21. IR. NY. BAMBANG SIGIT PRAKOESWO

22. ABDULLAH ZAENIE. SH

23. DRS. AWANG FAROEK ISHAK

24. DRS. MADE SUDIARTHA.

25. BEN MESSAKH, SE

26. NY. SIS HENDARWATJ HADIWITARTO

27. ANDI HASAN MACHMUD

28. DRC. H. MEKKAHAYADE

29. MOEHARSONO KARTODIRDJO

30. H. ABDUL BAKRI SRIHARDONO

31. IR. S.M. TAMPUBOLON

32. DRS. SIMON PATRICE MORIN

33. R. M. PURBA

34. DJATMIKANTO D., S.IP

35. PUDnARTO, SE

36. DANIEL TODING, S.JP

37. SOEWARNO

25

Page 4: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

38. SUTRISNO R., SE

39. DRS. M. SITUMORANG

40. L.J. ARIFIN

41. DRS. PAIMAN

42. DRS. SUPRIADI

43. DRS. H.M. MUKROMAS'AD

44. H. ALI HARDI KIAlfDEMAK, SH

45. DRS. H. JUSUF SYAKIR

46. DRS. H.M. SYAFIE NONGKE

47. IR. H.M. SALEH KHALID. MM

48. H. ZAIN BADJEBER

49. H. ALIMARWAN HANAN, SH

50. DRS. H. NADHIER MUHAMMAD. MA

51. H. URAl FAISAL HAMID. SH

52. DRS. IGNATIUS SUWARDI

53. DRS. NOORACHARI

54. BUDI HARDJONO. SH

55. IR. H. ANWAR DATUK

56. DJUFRI, SH

57. HANDJOJO PUTRO, SH

58. SOENARJO

26

Page 5: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

59. SETYADJI LA WI, BA

B. ANGGOTA PENGGANTI

60. DRS. USMAN ERMULAN

61.JAHYA BAHAR

62. H.A. KAMIL SHAHAB

63. NY. SRI REDJEKI SUMARYOTO, SH

64. DRS. H. MASKA RIDWAN

65. H. NANANG SUDJANA, SH

66. G.B.P.H. JOYOKUSUMO

67. SUNDORO SYAMSURI

68.DRS. SARWOKO SOERJOHOEDOJO

69.DRS. ALOYSIUS ALOY

70. ALI RASYIDI

71. PROF. DR. IR. FACHRUDDIN

72. ANDI MATTALATTA, SH, MH

73. F.P.D. LENGKEY

74. H. JAKUB SILONDAE

75. SUPARMAN ACHMAD

76. I GDE ARTJANA, S.IP

77. OENG RUMADJI, SH

78. DRA. PAULA B. RENYAAN

27

Page 6: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

79. TEDY YUSUF

80. DARYANTO, SE, MM

81. H. ¥UDO PARIPURNO, SH

82. H. SOELAIMAN BIYAHIMO

83. K.H. SA' AD SYAMLAN, BA

84. DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY

85. TIOP HARUN SITORUS

86. H. MARWAN ADAM

87. NI GUSTI AYU EKA SUKMADEWI

C. PEMERINTAH

1. DRS. MAR'IE MUHAMMAD

2. DR. FUAD BAWAZIER

3. DRS. MACHFUD SIDIK, M.Sc.

4. DR. AGUS HARYANTO, SH, MA

5. WARDI,BA

KETUA RAPAT (NOVYAN KAMAN, SH) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Bapak Menteri Keuangan beserta para Eselon I dan Staf yang kami hormati;

Ibu-Ibu/Bapak-bapak Anggota Pansus 5 (lima) Rancangan Undang­

undang Perpajakan;

28

Page 7: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Para hadiriniPers yang kami mulyakan.

Menurut catatan dari Sekretariat bahwa pada saat ini, sampai dengan

saat ini telah hadir 64 dari 87 orang anggota, maka untuk itu Rapat telah

memenuhi kourumnya dan sesuai dengan Tata Tertib Dewan, maka

perkenankanlah kami membuka Rapat Panitia Khusus 5 (lima) Rancangan

Undang-undang di Bidang Perpajakan ini, dan rapat ini dinyatakan terbuka

untuk umum.

(Rapat di buka pukullO.10 Wm)

Selan jutnya perkenankanlah kami atas nama segenap Anggota Pansus 5

(lima) RUU ini, mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1417 H kepada

Pak Menteri dan segenap Stafnya, walaupun telah ada yang saling berjumpa

dan berkunjung, tetapi secara resminya pada Sidang yang berbahagia ini

sekali lagi kami mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Maaf Lahir

dan Bathin atas segala sesuatu yang tidak berkenan di hati pada waktu­

waktu yang silam.

Kemudian daripada itu kami dari Pimpinan Pansus telah menyampaikan

beberapa saran kepada fraksi-fraksi sehubungan dengan telah disampaikannya

Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) dan telah diganda oleh Sekretariat dan

telah disampaikan baik kt~pada Pemerintah maupun kepada Fraksi-fraksi,

dan masing-masing Fraksi-fraksi telah mempelajarinya. Namun Demikian

sebagai insan sosial tentu tidak luput daripada kekhilafan, maka oleh sebab

itu kami telah memberikan kesempatan kepada masing-masing Fraksi

untuk menyampaikan ralat atau perbaikan-perbaikan atas segala se:suatu

DIM yang telah disampaikan dan pada hari Kamis telah diterima oleh

Sekretriat dan telah disampaikan pula kepada masing-masing Fraksi dan Pemerintah.

Maka untuk itu, yang pertama kami mohon nanti kejelasan daripada

29

Page 8: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

masing-masing fraksi, apakah ralat itu telah dapat selesai atau masih ada

yang akan disampaikan, sehingga nanti dalam perjalanan pembahasan kita

telah melihat kepada DIM dan ralat-ralatnya.

Yang kedua, kami juga telah menyampaikan suatu harapan atas

kesepakatan Pimpinan Pansus dimana pembahasan nanti urutan-urutannya

akan kita urut sesuai dengan Keterangan Pemerintah, yaitu :

1. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

2. Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan;

3. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;

4. Badan Peradilan Pajak dan

5. Pendapatan Negara Bukan Pajak.

Jadi hal ini sesuai dengan urutan-urutan Keterangan Pemerintah yang

telah disampaikan kepada Dewan yang terhormat ini.

Maka untuk tidak memperlPanjang waktu, tentu saja kita akan sama­

sarna berharap nanti beratnya tugas yang kita pikul, 5 (lima) RUU secara

simultan yang kita akan bahas nanti hendaknya dapat kita gunakan waktu

yang seefisien mungkin di dalam pembahasannya. Maka untuk itu baiklah

secara langsung kami mahan lebih dabulu untuk dapat menyampaikan

yaitu hal-hal yang berkenaan dengan pada ralat yang telah disampaikan

kepada Sekretariat, apakah masih ada atau telah cukup seperti halnya telah

disampaikan pada hari Kamis waktu yang lewat.

Maka untuk hal itu, kami lang sung saja pertama-tama kami minta

kepada F-KP, persilakan.

30

Page 9: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-KP (ABDULLAH ZAINIE, S.E.) ::

Assalamu 'alaikum Wr: Wh.

Saudara Pimpinan;

Saudara Menteri beserta Staf;

Dan Rekan-rekan Anggota Pansus yang kami hormati.

Kami secara singkat, maksud kami dengan waktu yang singkat telah

memeriksa dan telah meneliti substansi daripada DIM yang kami ajukan

sebagai ralat daripada DIM yang telah disampaikan oleh F-KP beberapa

waktu yang lalu. Menurut penelitian kami dalam waktu yang singkat

sebagaimana kami maksud tadi, apakah yang kami usulkan itu sudah dicatat

dengan baik oleh Sekretariat. Oleh karena ittu kami berpendapat bahwa usul

perubahan ataupun ralat yang disampaikan oleh F-KP itu sudah cukup.

Namun sebagaimana diungkapkan oleh Pimpinan tadi bahwa bagaimana

pun juga sempurnanya kilta tentu Juga di sana-sini juga masih ada yang

ketinggalan. Dan untuk itu, tnaka kami kim adalah satu hal yang sangat baik

bila Pansusini masih membuka kesempatan pada saat kita membiearakan

substansinya nanti, mungkin ada Tapat-ralat keeil yang tertinggal, pada saat

itulah kita kemukakan lagi. Jadi kami batasi hanya ralat-ralat yang sifatnya

kecil bukan perubahan daripada substansi dulu.

Terima kasih Pimpinan. Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Zainie yang kami hormati.

Jadiberarti kalau kami dapat menyimpulkan ralat yang disampaikan

oleh F-KP, sudah memenuhi harapan daripada Fraksi (dengan eatatan

31

Page 10: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

tadi), tapi ralat yang akan disampaikan nanti tidak ralat bam Pak, yaitu

yang menyangkut dengan ralat daripada masalah ralat itu sendiri (kalau

ada salah ketik dan sebagainya). Terima kasih.

Yang kedua, kami persilakan dari F-ABRI.

F-ABRI (R. M. PURBA) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Saudara Pimpinan yang kami hormati;

Saudara Menteri Keuangan sebagai wakil Pemerintah yang Kami

hormati, dan

Rekan-rekan Anggota Pansus.

Mengenai soal ralat, dari F-ABRI telah menyampaikan ke Sekretariat.

Apa yang telah kami sampaikan memang belumlah lengkap mungkin

masih ada beberapa ralat kecil yang akan menyusul, khususnya mengenai

RUU Badan Peradilan Pajak. Apakah ralat yang disampaikan F-ABRI

telah sepenuhnya dituangkan oleh Sekretariat di dalam DIM Persandingan,

kami belum tahu karena ralat tersebut belum tumn dari Sekretariat.

Seandainya nanti ada ralat yang disampaikan oleh F-ABRI, tapi barangkali

dari Sekretariat ada yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan yang kami

ajukan, mungkin kami akan menyampaikan pembahan-pembahannya.

Jadi dengan demikian, kesimpulannya F-ABRI telah menyampaikan ralat

kecuali untuk Badan Peradilan Pajak, masih ada beberapa yang bersifat

ralat kecil juga bukan bersifat substansi.

Demikian Pak Ketua, terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb"

32

Page 11: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Purba.

Kalau dallam hal ini kami dapat mengambil kesimpulan ralat yang akan

disampaikan, khususnya itu nanti sambil jalan. Terima kasih. Persilakan

kepada F-PP.

F-PP (Ir. H.M. SALEH KHALID, MM.) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Bapak Pimpinan dan para Anggota Pansus yang saya hormati, serta

Bapak menteri beserta jajarannya.

Dari F-PP, sampai saatini seluruh ralat sudah kami masukkan ke

Sekretariat dan dari bahan yang adanampaknya sudah diterbitkan oleh

Sekretariat. Namun kami juga masih memerlukan waktu sambill berjalan

untuk membaca kembali apa yang sudah diterbitkan oleh Sekretariat, apakah

sudah sesuai dengan apa yang kami malksud, sambil kami mempelajari

ralat-ralat dari fraksi-fraksi lain.

Kami berharap karena ralat ini dibuat setelah semua Fraksi membaca

persandingan, kami berharap seluruh ralat ini makin mendekatkan

pemikiran kita satu sarna lain.

Terima kasih Pak Ketua, dan dari Pihak Pemerintah.

Wassalumu 'alaikurn Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih kepada rekan daripada F-PP.

33

Page 12: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Saya rasa sarna dengan dua Fraksi yang terdahulu tadi, kalau ada hal-hal

kecil yang lain, yaitu akan diteliti kembali sambi! berjalan nanti. Dan ada

kesan yang baik dalam hal ini ralat itu hendaknya semakin mendekatkan

daripada pemikiran-pemikiran kita dari kelima RUU ini. Te:rima kasih.

Kemudian kami lanjutkan dengan F-PDI.

F-PDI (SETYADI LAWI, B.A.) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Saudara Pimpinan dan Sidang yang kami muliakan.

Tahap pertama, F-PDI telah mengirimkan ralat, akan tetapi kami hams

menyampaikan bahwa akhir ini kami membuat :ralat bam dan ralat itu tidak

meralat yang sudah ada, ralat bam, artinya ralat tambahan gelombang

kedua ini. Itu tidak hanya sekedar menyangkut masalah-masalah kecil

tetapijuga masalah-masalah substansi. Kami mengirimkan ralat ini kepada

Sehetariat, dan mudah-mudahan besok pagi pada kesempatan pertama

kami akan membacakannya ralat itu supaya bisa menjadi perhatian dari

pada Sidang ini. Dengan perkataan lain, bahwa kami meminta Sidangini

masih membuka kesempatan untuk ralat yang dlisampaikan oleh F-PDI.

Terima kasih Pak.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih kepada rekan F-PDI, bahwa saya ralat, tapi kelihatannya

dari rekan F-PDI ada yang sangat prinsipil, yaitu tambahan ralat bam,

begitu Pak. Ya,ini kami tentu mengharapkan nanti, karena kita telah

mengharapkan ralat itu, yaitu pada hari Kamis yang lewat, jadi yang bam

34

Page 13: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

itu hendaknya yang tidak mernbah substansi yang telah diralat pada hari

Kamis, itu maksud kami Pak. Seperti dengan rekan-rekan dari fraksi yang

lain. Jadi kalau yang barn sarna sekali,ini berangkali akan menyulitkan

Sekretariat nanti untuk dapat melakukan penjajakkan kembali di dalam

rangka penyusun DIM.

Jadi ini saya rasakan sarna dengan Fraksi yang lain Pak.

F-PDI (SETYADn LAWI, B.A.) :

Pada prinsipnya ralat tidak meralat yang lalu Pak, tetapi ada hal-hal

barn yang diralat oleh F-PDI, dalam pengertian pengisian DIM-nya sendiri

itu meralat. Terima kasih Pak.

KETUA RAPAT :

Jadi maksud Pak Lawi dalam hal ini ralat yang telah disampaikan hari

Kamis tidak diralat, cum a di dalam DIM yang lama ada yang diralat, jadi

tidak substansi barn ya ?

F-PDI (SETYADn LAWI, B.A.) :

Salah satu contoh begini Pak "Jadi DIM F-PDI menulis mernbah

begini, gini, gini ... , ternyata setelah diberi jawaban oleh Pemerintah, kan

tidak perJu lagi Pak, nah itu kemudian dihapus", diantaranya Demikian,

namanya kan ralat barn itu Pak.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Jadi kalau begitu berarti bukan substansi barn, bukan substansi barn,

Jadi lebih mempertegas setelah mendapat keterangan-keterangan dari

pihak Pemerintah dan sebagainya. Demikian kalau begitu sudah selesai,

35

Page 14: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

dan untuk haHni barangkali sedikit-banyaknya kami ingin komentar dari

Pemerintah, setelah membaca DIM itu ada ralat-meralat ini Pak, dan

hal ini tentu tidak akan mengganggu masalah yang akan dihimpun oleh

Pemerintah nanti. Bagaimana Pak Menteri ?

PEMERINTAH (MENTERI KEUANGAN R.I.IMAR'IE MUHAMMAD) :

Bagi kami tidak ada persoalan Pak Ketua, jadi silakan saja masing­

masing Fraksi mengajukan hal-hal yang mere:ka anggap perlu, jadi itu

kami serahkan sepenuhnya kepada Kebijaksanaan Pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAP AT :

Terima kasih Pak Menteri.

Ibu-ibu dan Bapak-bapak, Pak Menteri beselia Stafyang kami hormati.

Kami diingatkan oleh rekan Pimpinan di sini, supaya waktu yang 11

(sebelas) hari disediakan untuk Pansusini, yaitu 5 (lima) RUU hendaknya

betul-betul dapat kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Maka oleh sebab

itu barangkali nanti kita akan mencoba setidak-tidaknya 2 (dua) hari ini

akan dapat kita selesaikan PORO. Kemudian begitu juga untuk Bea Balik

Nama, barangkali 2 (dua) hari dapat kita selebaikan, lebih cepat lebih

bagus; kemudian Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Demikian juga

kemudian untuk Badan Peradilan Pajak, ini memang pasalnya amat banyak

dan halini barangkali memerlukan waktu sekitar 3 (tiga) hari; dan 2 (dua)

hari atau mungkin bisa juga lebih cepat yaitu untuk Penerimaan Negara

Bukan Pajak.

Tetapi di samping itu kita harus juga memperhatikan, karena di samping

inilah sekali lagi kita memang c1apat berbuat segala sesuatu merencanakan

tetapi keputusan itu ada saja yang ditetapkan oleh Yang Kuasa. Maka oleh

sebab itu nanti akan termakan waktu banyak sedikitnya, yaitu mungkin

36

Page 15: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

setengah hari terpotong, karena pada tanggal 28 Februari, ini mohon

Pak Menteri membetulkan kalau kami salah. Tanggal 28 Februari 1997

kiranya Rapat sesudah Sholat Jum'at ditiadakan, karena Pak Menter! akan

berangkat ke Thailand dalam urusan Kenegaraan. Jadi oleh sebab jtu pada

hari Jum' at sudah terpotong bagi kita nanti setengah hari.

Kemudian, pada tanggal 7 Maret yaitu Rapat agak sedikit terulur, yaitu

akan kita mulai pada jam 10.30 WIB, dan dapat hendaknya berakhir pada

jam 14.30 WIB. Jadikita rapel darijam 10.30 sampal14.30 WIB, kemudian

Bapak Menteri akan mendampingi Presiden Bank Dunia menghadap Bapak

Presiden. Jadi hal ini juga hendaknya dapat kita perhatikan menggunakan

waktu yang seefisien mungkin. Apakah memang Demikian Pak Menteri ?

karena Demikian yang kami terima dari StafPak Menteri tadi pagi.

PEMERINTAH :

Memang :benar mengenai Thailand, karena malam kami sudah ada,

jadi segera dari sini kami, di dalam rangka pertemuan Menteri Keuangan

ASEAN di Bouket. Jadi dan tidak ada daerah flight Jakarta pula itu di

Phuket, jadi segera dari sini kami airport Singapore, malam kami sudah

ada acara dengan para Menteri Keuangan ASEAN dilanjutkan besok pagi.

Kemudian yang mengenai tanggal 7 Maret, itu ada acaranya, kami

adakan pembetulan sedikit karena ini ada kawan-kawan pers, memang pada

saat itu tanggal 5 sid 8 Maret ada kunjungan daripada Wakil Presiden Bank

Dunia yang bam dan Managing Director daripada Bank Dunia dan selain

itu ada acara lain yang bersamaan, yaitu akan ada acara Temu Nasional

Modal Ventura 1997, Sehingga siang itu akan ada pertemuan yang semula

kami jadualkan. Malam acara kami dengan para Pimpinan dan Preskom

daripada Modal Ventura se-Indonesia(daerah-daerah), kami percepat siang

hari karena tidak ada waktu lain kami hams menjamu dan itu acara yang

memang harus diselenggarakan buat kami sebagai Menteri Keuangan

37

Page 16: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

dan Gubernur Bank Dunia untuk Indonesia, kami hams menjamu dan

itu karena tidak ada waktu siang, maka kami geser malam dan mungkin

besok paginya bam dengan Bapak Presiden, dan kalau sudah ada kepastian dengan Bapak Presiden nanti akan kami sampaikan kepada Pimpinan.

Mungkin kalau dengan Bapak Presidenjam 09.00 WIB, dengan demikian

mungkin pertemuannya karni minta bisa dimulai jam lO.30 WIB karena

kami hams mendampingi Wakil Presiden Bank Dunia menghadap Bapak

Presiden, dan itu diskedulkan semen tara tanggal 8 Maret jam 09.00 WIB.

Jadi demikian, dan atas perhatian dan pengertiannya kami ucapkan

terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Menteri.

Dalarn hal ini dan telah sarna-sarna kita dengar, maka oleh sebab itu sekali

lagi kami mengharap supaya kita akan dapat sarna-sarna menggunakan

waktu dengan sebaik-baiknya, dan sekedar informasi setelah diadakan

rekapitulasi sementara daripada DIM, yaitu terdapat hal-hal yang akan kita

permasalahan : untuk PDRD 349 butir; untuk Bea Balik Nama Tanah dan

Bangunan 182 butir; untuk Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa 261 butir;

Badan Peradilan Pajak 424 butir; dan Penerimaan Negara Bukan Pajak 120

butir. itu rekapitulasi sementara yang telah kita him pun dan memang di

sini kita dapat melihat diantara 349 itu ada memang yang tetap, jadi tidak

usah kita gusar betul melihat angka tadi.Dan untuk hal itulah nanti sekali

lagi kami mengharapkan kita dapat menggunakan waktu dengan sebaik­

baiknya.

Nah, baiklah pada saatini kita masuk kepada acara yang telah kita

siapkan yaitu untuk masing-masing Fraksi dan Pemerintah akan dapat

memberikan sekedar pengantar daripada musyawarah yang akan kita

38

Page 17: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

hadapi ini dan lazimnya dinamakan Pengantar Musyawarah. Maka oleh

sebab itu kehormatan pagi ini kami harapkan kami berikan kepada rekan

kami dari F-ABRI. Kepada F-ABRI, kami persilakan dengan hormat.

F-ABRI (DARYANTO, SE, 1\11\1) :

Bapak Pimpinan,

Pertama-tama F-ABRI mengucapkatll terima atas kehormatan ini.

Pengantar Musyawarah F·-ABRI DPR-RI dalam Pembicaraan Tingkat III

Pembahasan 5 Rancangan Undang-undang yaitu :

I. RUU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

2. RUU tentang Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan;

3. RUU tentang Badan Peradilan Pajak;

4. RUU tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa; dan

5. RUU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Assalamu 'alaikum Wr. Wb;

Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat;

Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan selaku Wakil Pemerintah;

Bapak-bapak, Ibu-ibu Angota Dewan serta hadirin yang kami hormati.

Pertama-tama marilah kita panjatkan p~ji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmalt dan ridho-Nya Sehingga kita

dapat berkumpul dalam sidang ini dalam keadaan sehat wal'afiat dalam

rangka mengawali Pembicaraan Tingkat III 5 Rancangan Undang-Undang

39

Page 18: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Bidang Perpajakan. Selanjutnya perkenankanlah F-ABRI menyampaikan

terima kasih kepada Pimpinan Rapat atas kesempatan yang diberikan untuk

menyampaikan Pengantar Musyawarah F-ABRI sebagai awal dimulainya pembahasan materi 5 Rancangan Undang-Undang Bidang Perpajakan

dalam Pembicaraan Tingkat III.

Pembicaraan Tingkat III merupakan tahap pembahasan materi Daftar

Inventarisasai Masalah dari Rancangan Undang-undang daripada tahap inilah kita akan menyamakan pendapat, baik antara fraksi-fraksi maupun antara

fraksi-fraksi dengan Pemerintah, Sehingga dapat dicapai mufakat untuk menentukan rumusan akhir dari kelima Rancangan Undang-Undang ini.

Selanjutnya mengingat waktu yang disediakan lintuk menyelesaian ke

5 Rancangan Undang-Undang tersebut relatif pendek, maka diharapkan pembahasan dibatasi hanya untuk materi atau masalah yang termuat dalam

Daftar Inventarisasi Masalah saja, agar Rancangan Undang-Undang ini dapat

diselesaikan tepat waktu sesuai jadwal yang telah kita sepakati bersama.

Sidang Pans us yang terhormat;

Dari Rapat-rapat Dengar Pendapat Umum maupun pertemuan­

pertemuan yang dilakukan oleh fraksi-fraks~ kita telah memperoleh beberapa

masukan yang penting, yang perlu kita perhatikan dalam pembahasan kelima materi Rancangan Undang-undang ini. Ada beberapa materi yang menurut F-ABRI perlu pembahasan secara mendalam an tara lain:

40

1. RUU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu mengenai

pengesahan Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah,

kemudian pembagian hasil pendapat dari Pajak Daerah antara Pemda Tingkat I dan Pemda Tingkat II.

2. RUU tentang Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan yaitu

Page 19: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

mekanisme laporan yang melibatkan para Wajib Pajak dan PPAT

beserta sanksi-sanksinya.

3. RUlf tentang Badan Peradilan Pajak yaitu masalah judul dan

mengenai tempat kedudukan Badan Peradilan Pajak.

4. RUU tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa yaitu masalah

penyanderaan, penyitaan dan lelang ..

5. RUU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak yaitu tentang

Penerimaan Negara Bukan Pajak tertentu.

Saudara Pimpinan Rapat dan Hadirin sekalian yang terhormat;

Demikianlah hal-hal yang perlu di:sampaikan Fraksi ABRI pada

Pengantar Musyawarah ini. Untuk selanjutnya Fraksi ABRI mengajak

baik Fraksi-fraksi maupun Pemerintah untuk membahas secara efek­

tif dan efesien kelima RUUini dengan dilandasi sikap negarawan yang

mengutamakan kepentingan negara dan bangs a daripada kepen-tingan

yang lain, semangat kekeluargaan dan keterbukaan dalam musyawarah

untuk mencapai mufakat.

Akhirnya pada kesempatan ini, Fraksi ABRI mengucapkan terima

kasih kepada Saudara Pirnpinan Sidang, Saudara Menteri Keuangan selaku

Wakil Pemerintah dan para Anggota Dewan yang terhormat serta hadirin

yang dengan penuh perhatian telah mengikuti Pengantar Musyawarah

Fraksi ABRI.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita sekalian..

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

41

Page 20: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasih kepada rekan F-ABRI yang telah menyampaikan Pengantar

Musyawarah sesuai dengan kebiasaan ABRI ringkas, tegas dan tepat. Untuk

hal ini kami ucapkan banyak-banyak terima kasih dan mencapai sasarannya.

Setelah ucapan terima kasih kami sampaikan, kami lanjutkan harapan

kepada F-PDI. Kami persilakan dengan hormat.

F-PDI (SETYADn LAWI, BA) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wb;

Saudara Pimpinan Pansus yang terhormat;

Saudara Menteri Keuangan beserta Jajarannya yang terhormat;

Saudara Anggota Pansus dan sidang yang kami muliakan.

P,erkenankanlah kami mengajak Bapak, Ibu, Saudara untuk

memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah

melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya, Sehingga kita dapat berkumpul

dan bermusyawarah dalam suasana sehat dan sejahtera untuk memasuki

pembicaraan serta pembahasan sebagai lanjutan dari 3 tahap-tahap yang

telah kita lewati mengenai Rancangan Undang-undang tentang :

I. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

2. Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan;

3. Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;

4. Badan Peradilan Pajak, dan

5. Penerimaan Negara Bukan Pajak.

42

Page 21: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Seperti kami telah sampaikan pada Pemandangan Umum Fraksi pada

tanggal 20 Januari 1997 Fraksi PDI berpendapat bahwa pada hakekatnya

potensi perpajakan kita masih cukup luas. Kita masih mempunyai peluang

untuk meningkatkan pendapatan dari pajak apabila kita bersungguh­

sungguh efisiensi serta memperluas dan menjaring perpajakan sebagai

bag ian dari kewajiban warga negara untuk membiayai penyelenggaraan

Pemerintah dan pembangunan perlu selalu ditingkatkan.

GBHN tahun 1993 mengamanatkan bahwa membiayai pembangunan

nasional hendaknya bertumpu pada kemampuan sendiri. Itu berarti bahwa

kita dituntut untuk berusaha dengan sungguh-sungguh mengerahkan dana masyarakat yang bersumber pada kekuatan sendiri. Membayar pajak

merupakan perwujudan dari pengabdian dan peran serta rakyat untuk secara lang sung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban yang diperlukan

untuk membiayai pembangunan nasional.

Saudara Pimpinan dan Sidang yang kami muliakan;

Beberapa substansi yang mendasar yang mewarnai dan menJadidasar

penyampaian pikiran-pikiran kami didalam pembahasan ke 5 Rancangan

Undang-undang tersebut adalah :

1. Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Didalam keterangan Pemerintah yang disampaikan pada tanggal 25

Nopember 1996 mengatakan bahwa pengajuan ke 5 Rancangan Undang­Undang dimaksudkan untuk melakukan penyederhanaan dan perbaikan jenis maupun struktur perpajakan daerah, sistem administrasi pajak dan retribusi daerah sejalan dengan sistem perpajakan nasional.

Selain penyederhanaan berbagai pungutan daerah yang ada Rancangan Undang-undang ini juga dimaksudkan untuk menata kembali berbagai

43

Page 22: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

jenis retribusi yang pada hakekatnya bersifat pajak. F-PDI mengharapkan

akan lahir kejelasan tentang apa saja yang menjadi katagori pajak daerah dan apa saja juga yang menjadi katagori retribusi daerah agar tidak saling tumpang tindih. Demikian juga ada ketegasanjenis pajak apa saja yang

dipungut di Daerah Tingkat dan jenis pajak apa saja yang dipungut di Daerah Tingkat II.

F-PDI juga ingin mengharapkan agar ada suatu sistem dan pola

pemungutan yang dibakukan, sehingga dapat dihindarkan pungutan­pungutan yang tidak berdasar dan tidak perlu yang akan mengakibatkan beban masyarakat yang dikenal dengan biaya tinggi. Juga dapat dihindarkan

kebocoran-kebocoran yang terjadi akibat kolusi antara Pemungut dan Wajib Pajak.

F-PDI sangat mengharapkan agar penyederhanaan dan penataan kembali pungutan-pungutan di daerah yang berarti merampingkan pungutan­

pungutan di daerah tidak berakibat mengurangi Pendapatan Asli Daerah.

Halini perlu kami tekankan karena dari hasil pantauan kunjungan kerja ke daerah baik yang dilakukan oleh Komisi maupun oleh Perorangan

menangkap nuansa pesimistis dari daerah, malah banyak yang sudah merasa kebingungan terhadap kemungkinan berkurangnya Pendapat Asli

Daerah mereka. Dalam hal penggalian sumber pajak baru yaitu pajak bahan bakar kendaraan bermotor, F-PDI perlu membahas lebih mendalam

karena pajak tersebut menyangkut masyarakat banyak. F-PDI perlu melihat

lebih tajam terhadap bahan bakar yang dikonsumsi bukan oileh kendaraan bermotor tetapi meliputijumlah yang sangat besar, yaitu bahan bakar yang dipergunakan oleh pabrik-pabrik, hotel-hotel, supermarket, dan usaha­usaha industri lain yang pada umumnya mempergunakan pembangkit

tenaga listrik sendiri berupa diesel.

2. ROO ten tang Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan.

44

Page 23: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PDI ingin mengupayakan dan memperjuangkan agar kewajiban

pembayaran Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan tidak dikenakan kepada

pembeli atau kreditor perumahan type kecil yang harganya berkisar Rp

30 juta. Golongan ini pada utnumnya adalah golongan masyarakat

berpenghasilan keeil atau pegawai golongan rendah. Selanjutnya Fraksi

PDI mengharapkan dengan sungguh-sungguh agar dihapusnya biaya-biaya

siluman yang mungkin timbul akibatdari peraturan baru yang menyesuaikan

dengan Undang-undang ini.

Disamping itu F-PDI berpendapat bahwa peneantuman Pasall3 ayat (l)

yang menetapkan bahwa : Direktur lenderal Pajak dapat menerbitkan Surat

Ketetapan Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan,

tidak adil dan menyebabkan wajib pajak harus mengalami rasa tidak tenang

selama 10 tahun. Bukanlah kekurangan pembayaran pajak sudah dilakukan

pada 5 tahun pertama tatkala Direktur lenderal Pajak menerbitkan Surat

Ketetapan Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan Kurang Bayar. Pada saat

itu tentunya sudah diperhitungkan segala kekurangan bayar dan ditagih

sebagaimana mestinya. Sehingga rasanya tidak adil apabila setelah 5 tahun

pertama dibayangi kemungkinan kurang bayar, wajib pajak masih dihantui

juga kurang bayar tambahan selama 5 tahun kedua.

3. Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa

F-PDI sangat mengharapkan agar Pemerintah Iebih meningkatan

upaya-upaya memasyarakatkan kewjiban-kewajiban membuat eatatan dan

pembukuan usaha masyarakat yang menimbulkan kewaj iban perpajakan.

Halini perIu kami tekankan karena banyak pengusaha-pengusaha kecil yang

kurang memahami atau mengerti tata eara pembukuan, Sehingga banyak

kasus perpajakan yang mereka alami .. Sesuatu jenis pungutan yang dinyatakan

sebagai pajak mempunyai dampak kewajiban administrasi dan dampak

audit. Bagi pengusaha yang mempergunakan dan memanfaatkan air tanah

dan air permukaan periu mendapat bimbingan terutama yang menyangkut

pembukuan, agar mereka dapat memenuhi kewajiban pembayaran pajak.

45

Page 24: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PDI masih sangat rnengharapkan penjelasan Pernerintah tentang

kernungkinan diterbitkannya penagihan dengan surat paksa terhadap wajib

retribusi.

4. Tentang Hadan Peradilan Pajak

Ketentuan perpajakan pada dasarnya berinduk pada Undang-undang

Nomor 9 Tahun 1994 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Oleh karena itu Rancangan Undang-Undang yang rnenyangkut bidang

peradilan seharusnya berrnuara pada Undang-undang KUP Tahun 1994.

Pasal 27 Undang-undang KUP dirurnuskan bahwa wajib pajak dapat

mengajukan permohonan banding hanya kepada Badan Peradilan Pajak.

Badan Peradilan Pajak terse but dibentuk untuk rnenyelesaikan sengketa

dibidang: perpajakan sehubungan dengan permolhonan banding wajib pajak

atas keputusan keberatan yang ditetapkan pejabat yang berwenang atau

gugatan wajib pajak terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan

perpajakan di bidang penagihan. Keputusan dari badan ini dinyatakan

sebagai bukan rnerupakan keputusan Tata Usaha Negara, rnelainkan

putusan Badan Peradilan yang rnerupakan putusan akhir yang bersifat

tetap, oleh karena itu terhadap JPutusan Badan Peradilan Pajak tidak dapat

diajukan kasasi rnaupun peninjauan kern bali.

F-PDI berpendapat bahwa acuan atau rujukan pernbentukan Badan

Peradilan Pajak seharusnya kepada Undang-undang Nomor 9 Tahun

1994 yaitu Undang-undang tentang Ketentuan Urnurn Perpajakan,

karena Undang-undanginilah yang dengan nyata-nyata menyebut "Badan

Peradilan Pajak". Pengertian F-PDI terhadap badanini bukanlah seperti

badan peradilan umum yang dinyatakan dalam KUHAP, melainkan suatu

wahana dimana diselesaikan sengketa pajak atara wajib pajak dengan

Pemerintah.

46

Page 25: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

5. Teotaog Peoerimaan Negara Bokan Pajak

Didalam Pemandangan U mum yang telah disampaikan pada tanggal 23

Januari 1997, F-PDI mengkonstatir terdapatnya pungutan-pungutan atau

pembebanan kepada rakyat yang tidak melalui atau diatur oleh Undang­

undang. lumlah pungutan terse hut setiap tahunnya dinilai selalu bertamhah,

pungutan itu dilaksanakan baik oleh sektoral maupun oleh daerah, misalnya

IHH, IHPH, Penerimaan dari HasH Pertamhangan, Pungutan Hasil

Perikanan Laut, Dana Reboisasi, Dana yang dihimpun dari pengeluaran ij in­

ijin, tambahan pungutan telt'hadap nilai kontrak pada kontraktor- kontraktor

dan Lain-lain. Pemanfaatan dari pungutan-pungutan itu tidak terkontrol

dan transparan, karena tidak masuk ke dalam kas negara, Sehingga timhul

kecurigaan bahwa pengelolaan dana-dana tersebut merupakan sumber

ketidak jujuran, korupsi, dan bentuk penyelewengan yang lain. F-PDI

akan berusaha sekeras-kerasnya agar Rancangan Undang-undang ini

dapat menjarilng semua Penerimaan Negara Bukan Pajak disetor ke Kas

Negara dan selanjutnya dipergunakan untuk pembiayaan penerintah dan

pembangunan melalui mekanisme Undang-undang APBN.

F-PDI senantiasa berpUak kepada Pasal23 UUD 1945 dan penjelasannya

yangmenyatakan bahwa: "sega!la tindakan yangmenempatkan beban kepada

rakyat sebagai pajak dan lain-Iainnya, hams ditetapkan dengan Undang­

undang yaitu dengan persetujuan Dewan Pcrwakilan Rakyat". Sehubungan

dengan hal tersebut, F-PDI menganggap penetapan jenis Penerimaan

Negara Bukan Pajak tertentu selain yang disebut didalam Undang-undang

juga harus ditetapkan dengan Undang-undang, bukan dengan Peraturan

Pemerintah. F-PDI juga berpendapat bahwa penggunaan pendapatan

negara secara keseluruhan harus melalui mekanisme Undang-undang

APBN. ladi tidak perlu ada pengecualian-pengecualian yang bersifat

prioritas. Rencana pengeluaran dilakukan dengan melalui Daftar Isian Proyek (DIP) sebagaimana lazimnya. Demikianlah Pengantar Musyawarah

kami sampaikan dengan harapan dapat bermanfaat bagi Pembicaraan dan

47

Page 26: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Pembahasan pada tahap berikutnya. Kami mengajak kepada rekan-rekan F­

ABRl, F-KP, F-PP dan Pemerintah untuk membahas materi ke 5 Rancangan

Undang-undang ini dengan penuh seman gat musyawarah untuk mufakat

dengan mengesampingkan kepentingan golongan maupun pribadi.

Kami mengharapkan kearifan dan toleransi sesama kita, namun kita

harus mencapai hasil yang terbaik.

Atas perhatian semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih kepada Pak Lawi yang telah mewakili F-PDI dalam

Pengantar Musyawarah ini. Selanjutnya kami persilakan kepada rekan

kami dari F-PP. Kami persilakan dengan hormat.

F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Saudara Pimpinan Pansus yang terhormat;

Saudara menteri Keuangan RI yang mewakili Pemerintah yang

terhormat;

Saudara-saudara Anggota Pansus yang terhormat;

Serta hadirin yang berbahagia.

Alhamdulliharahulalamin wasalatu wassalam mua'la asrofi amhiya 'i

ul murzalim waala alihi washohihi ajma'in ama ha 'duo

48

Page 27: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Setelah mengucapkan puji syukur ke hadirat Bahi Rabbi, kiranya

belum terlambat apabila dalam Rapat Kerja Pansus yang pertama ini, saya

atas nama Fraksi Persatuan Pembangunan menyampaikan ucapan kepada

Saudara-saudara yang bersama merayakan hari raya Iedul Fitri, dengan

ucapan maaflahir batin. Semoga dengan semangat kembalinya kita kepada

fitrah setelah beljuang melawan hawa nafsu selama bulan suci Ramadhan

yang lalu, akan ikut mewainai musyawarah kita didalam Pansus ini.

Berikutnya kami ucapkan terima kasih atas kesempatan untuk

menyampaikan pidato Pengantar Musyawarah ini berkenaan dengan

diajukannya 5 Rancangan Undang-Undang di Bidang Perpajakan yang

telah disampaikan Pemerintah kepada Dewan dalam dua tahapan ditengah­

tengah semaraknya berbagai Rancangan Undang-Undang lainnya yang

ditangani berbagai Menteri menjelang masa akhir bakti Anggota Dewan

yang sekarangini dan masa bakti Anggota Kabinet Pembangunan VI.

Dapat pula kami catat di sini bahwa Pansus ini merupakan Pansus

ukuran besar dalam jumlalh. anggotanya, setidak -tidaknya pada Tahun S idang

1996/1997 setelah Pansus RUU tentang Ketenaganukliran mengakhiri

tugasnya beberapa hari yang lalu. Dan dari sekian Pansus yang pernah

ada selama masa bakti Anggota Dewan 1992-1997, Pansusini pula yang

tercatat yang paling banyaKjumlah RUU yang ditanganinya yaitu 5 RUU

dalam satu paket. Kalau akan ada Pansus yang terbanyak kedua, menurut

catatan kami nantinya beberapa hari yang akan datang dibentuknya Pans us

RUU bidang Hankam yang akan menangani 4 RUU dalam satu paket pula

dengan 400 pasal.

Saudara Pimpinan yang kami hormati;

Untuk kesekian kalinya Dewan bersama Pemerintah yang diwakili oleh

Suadara Menteri Keuangan membahas RUU Bidang Perpajakan pada masa

bakti Anggota Dewan ini. Kita pernah me:mbahas 4 RUU yang merupakan

49

Page 28: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Perubahan atas Undang-undang Bidang Perpajakan, yaitu Undang­

undang tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan ( Undang­

undang Nomor 9 Tahun 1994), Undang-undang tentang Pajak Penghasilan

(Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994), Undang-undang tentang Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan Pajak Penjualan Atas Barang

Mewah ( Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994), dan Undang-undang

tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Undang-undang Nomor 12 Tahun

1994). Setelah itu kita pun telah membahas bersama 2 RUndang-undang

yang kemudian menjadi Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan dan Un dang-un dang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai,

juga dalam satu paket. Dari segi itu dapat dikatakan bahwa kita sudah

cukup berpengalaman membahas bersama Saudara Menteri Keuangan dari

Kabinet Pembangunan VI ini, sehingga dari pengalaman itu, barangkali

jadi satu jaminan bahwa permusyawaratan Pansus ini akan berjalan lancar

pula.

Dari rangkaian pengalaman pembahasan bersama itu, adalah

merupakan satu pengalaman yang menarik untuk dicatat, manakala

pada tingkat Panitia Kerja semua anggota Pansus telah membagi dirinya

dan pada saat Tim Sinkronisasi melakukan tugasnya, bukan saja dalam

mensinkronkan dalam satu RUU akan tetapi juga antara satu RUU

dengan RUU lainnya yang ditangani dalam satu paket Pansus yang sarna.

Merupakan satu pengalaman kecil s~a apa yang terjadi pada Undang­

undang Nomor 10 Tahun 1995 Pasal 1 butir 10 menyebutkan : "Orang

adalah orang perseorangan atau badan hukum" Sementara untuk istilah

hukum yang sarna dalam Undang-undang Nomor II Tahun 1995 Pasal 1

butir 8 menyebutkan : "Orang adalah badan hukum atau orang pribadi".

Jadi disatu pihak disebut sebagai "orang perseorangan" dan dilain pihak

untuk itu disebut sebagai "orang pribadi" untuk mengalihbahasakan kata

"person" sebagai subyek hukum. Demikian pula untuk satu RUU kata

"badan hukum" didahulukan dan pada Undang-undang lainnya tersebut

menjadi urutan kedua pada penempatannya. Contoh kecil dimaksud tentu

50

Page 29: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

sajia bukan untuk menunjukkan keterburn-buruan pembahasan kedua RUU

tersebut, akan tetapi sekedar mengingatkan kembali perlunya kita lebih

berhati-hati dalam menanganinya. Datam kaitan ini peflu kamiingatkan

bersma bahwa penggunaan kata orang pribadi dan hadan dalam Sistem

Perpajakan adalah sesuai dengan Pasal 1 hurnf a Undang-undang Nomor

6 1983, karena kata hadan disitu melipnti badan hukum dan hukan badan

hukum, sedangkan orang prihadi dimaksud adalah insan selaku nature legs

person, namun apahila hicara sistem hukum maka untuk menyehut subyek

hukum selain badan hukum disebut sehagai orang perseorangan, Sehiingga

kata itu meliputi orang pribadi dan hadan yang hukan hadan hukum seperti

antara lain Firma dan cv.

Dengan Demikian penggunaan kata dimaksud adalah untuk subyek

hukum, sedangkan jika subyek pajak kita mengacu pada Pasal I hurnf

a dimaksud dari Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983. Oleh karena itu

kita hersama memerlukan konsistensi atau heristiqomah terhadap hal-hal

dimaksud.

Saudara Pimpinan Pansus yang kami hormati;

Berbicara konsistensi ini pula kami mengajak musyawarah Pansus

untuk konsisten terhadap berbagai kesepakatan yang sudah dicapai dalam

setiap pembahasan RUU dalam Pansus, setiidak-tidaknya sejak pembahasan

dalam Pansus RUU tentang Perseroan Terbatas dan herkelanjutan dengan

Pansus-Pansus setelah itu.

Kesepakatan itu sangat membantu untuk menghemat waktu yang mungkin

habis dalam perdebatan. Misalnya, selama ini telah disepakati bahwa pada

konsideran "Mengingat", disamping ketentuan dalam Undang-Undang

Dasar 1945, hanya mencantumkan Undang-undang yang memerintahkan

Undang-undang yang barn itu. Sedangkan Undang-undang yang terkait

lang sung maupun yang tidak langsung jiika dipandang perlu diletakkan

pada Penjelasan Umum. Kesepatakan ini antara lain dapat kita hhat pada

51

Page 30: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

lahimya Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan

Undang-undang Nomor II Tahun 1995 ten tang Cukai, kedlilanya di bidang

Perpajakan. Demikian pula yang mengenai istilah maupun frasa dalam

satu kalimat. Jika hendak menunjuk "pasal tertentu" dipergunakan frasa

"sebagaimana dimaksud dalam Pasal .... dst.", sedangkan untuk menunjuk

"ayat tertentu" berbunyi "sebagaimana dimaksud pada ayat ... ". Sehingga

hal-hal seperti itu langsung diserahkan kepada Panja untuk diteruskan

kepada Tim Perumus tanpa pembahasan bertele-tele lagi dalam Pansus.

Konsistensi itu diperlukan pula dalam kita memandang permasalahan

dalam rangka sistemnya. Misalnya sistem yang berlaku di bidang perpajakan

apabila hendak melangkah ke sistem lainnya tidak dapat menerobos begitu

saja pada sistem yang hendak dimasu-kinya. Diantara 5 RUU ini terdapat

diantaranya yang hendak masuk kedalam sistem Kekuasaan Kehakiman,

yaitu RUU tentang Badan Peradilan Pajak. Bagaimana agar suatu sistem

tidak melakukan penerobosan dengan mengubah atau apalagi merusak

sistem yang hendak dimasukinya. Untuk itu memerlukan kecermatan dan

kearifan kita bersama. Di bidang Perpajakan kita telah memiliki Undang­

undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, sedangkan di bidang Kekuasaan Kehakiman kita telah memiliki

Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

KekuasaanKehakimanyangdisebutpulasebagaiUndang-undangKekuasaan

Kehakiman. Dilihat dari sistem hukum nasional yang sedang kita bangun,

kedua sistem tadi masing-masing merupakan sub sistem yang saling terkait.

Demikian pula apabila kita berbicara tentang RUU tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah tentu saja kita tidak dapat mengabaikan

sistem bidang pemerintahan di daerah sebagaimana yang dituangkan dalam

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan

di Daerah. Dalam kerangka sistem itu, kita tidak boleh seenaknya membuat

istilah ataupun ketentuan-kete:ntuan yang berbeda yang dipergunakan

didalam sistem tersebut. Dengan mengemukakan hal-hal terse but bukanlah

52

Page 31: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

maksud kami hendak menggurui Pansus ini, melainkan sekedar untuk

menye'garkan kembali refreshing terhadap hal-hal yang sudah semua kita

ketahui dan pahami, dengan harapan musyawarah yang akan kita lakukan

semakin lancalr, karen a kita telah mempunyai pemahaman atau persepsi

yang sama dalam mernandang setiap permasalahan.

Sidang Pansus yang kami hormati;

Hal lain yang rnerupakan pengalarnan kita bersarna adalah dalam rangka

membahas konsiderans rnenimbang. Penga!laman mengajarkan dan survey

membuktikan bahwa tidak pemah tercapai kesepakatan dalam Pansus terhadap

bagian tersebut. Dia tidak mudah uotuk dibahas alinea per alinea atau butir

perbutir, karena dia mengandung satu pemikiran yang utuh dan mengalir

dari atas sampai kebagian yang terbawah. Didalarnnya terdapat ftlosofis,

historis, yuridis, dan sebagainya. Pada akhiimya setelah rnelalui dua tahap

pembahasan dalam Pansus dapat langsung diserahkan kepada Tim melalui

Panja. Tim dimaksud diharapkan rnenggarap konsiderans dari ke 5 RUU ini.

Dalam menghadapi satu RUU pada satu Pansus, biasanya Tim sepelii

itu sekaligus d1ibebani pula kerja untuk rnerarnpungkan penjelasan umum

dari RUU tersebut. Apakah hal Demikian akan kita perlakukan puia dalam

Pansus dengan 5 RUU ini semuanya terpulang pada musyawarah kita

nantinya. Menyadari kandungan 5 RUU ini dengan 240 pasalnya tentu saja

hal-hal yang telah kami kemukakan diatas patut untuk cermati untuk bekal

kita bersama untuk memasuki musyawarah Pansus.

Saudara Pirnpinan Pansus yang terhormat;

Demikian pengantar musyawarah F-PP, kami sarnpaikan dengan

niat menuntaskan pembahasan daiarn rangka tekad kita bersama untuk

menghasilkan hal terbaik untuk bangsa dan negara yang sarna kita ini,

khususnya dalam rnenyukseskan pembahasan ke 5 RUU Perpajakan dimaksud.

Wabillahi Taufiq Waf Hidayah, Wasafamu 'afaikum Wr. Wh.

53

Page 32: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasih kepada rekan dari F-PP yang telah menyampaikan, dan

kalau dapat kami katakan lupa-Iupa mengingatkan, kurang-kurang telah

menarnbahkan. Walaupun pada awal kita telah menyinggung masalah ini.

Semoga saja Pak Badjeber, apa yang disampaikan tadi akan dapat sama­

sarna kita pegang dalam rangka pernbahasanini selanjutnya. Sekali lagi

terima kasih. Untuk akhirnya kami persilakan kepada F-KP. Kami persilakan.

F-KP (NY. HARTINI MOCHTAR KASRAN, SH) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Yang terhorhat Saudara Ketua, Pimpinn Rapat Pansus 5 RUU tentang

Perpajakan:

Yang Yang terhormat Saudara Menteri Keuangan, yang mewakili

Pemerintah;

Saudara-saudara Anggota Pansus Serta hadirin yang kami muliakan.

Mengawali pengantar musyawarahini perkenankanlah kami mengajak

seluruh hadirin untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas segala nikmat, rachmat dan anugerah-Nya kepada kita semua, Sehingga

pada hariini, Sen in tanggal24 Februari 1997 kita dapat melaksanakan tugas

konstitusional yang mulia ini dalam Pcmbahasan Tingkat III terhadap 5

RUU, yaitu:

1. RUU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

2. RUU tentang Bea Balik Nama Tanah dan Bangunan;

54

Page 33: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

3. RUU tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa;

4. RUU tentang Badan Peradilan pajak; dan

5. RUU tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Selanjutnya F-KP tidak lupa menyampaikan selamat Idul Fitri 1 Syawal

1417 Hijriyah, semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan diterima Allah

SWT.

Sidang Pansus yang kami hormati;

Dalam pengantar musyawarah ini F-KP akan menggarisbawahi beberapa

hal yang perlu klarifikasi dan kajian lebih mendalam, antara lain:

1. RUU tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pertama, F-KP mempertimbangkan perlu dikaji secara mendalamjudul

RUU yang merupakan legs specialist dalam kon-teks muatan Undang­

undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah

sebagai legs generalize;

Kedua, materi muatan RUU yang berkaitan dengan penetapan tarip dan

jenis pajak dan retribusi daerah serta peraturan daerah di bidang perpajakan

memerlukan pembahasan lebih mendalam atas dasar kepentingan nasional

dan posisi daerah otonom dalam konteks negara kesatuan Republik

Indonesia;

Ketiga Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut diatas F-KP

menyatakan dengan segala hormat dan kerendahan hati telah siap memulai pembahasan ke 5 RUU bidang Perpajakan bersama-sama rekan dari F­

ABRl, F-PP, F-PDI, dan Pemerintah guna menghasilkan undang-undang

yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dalam menghadapi

era globalisasR ekonomi, khususnya era perdagangan bebas dan investasi.

55

Page 34: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sidang Pansus yang kami hormati;

Beberapa materi yang dikemukakan tadi adalah masalah penting dan

mendasar untuk dibahas. Namun bukan berarti hanya masalah itu yang

perlu mendapat perhatian kita semua, F-KP masih mempunyai pikiran

penyempurnaan materi yang bersifat lebih detail dan operasional yang

akan dikemukakan dalam Pembicaraan dan Pembahasan Tingkat III. Dan

mengingat waktu pembicaraan ke 5 RUU bidang Perpajakan bersifat cukup

singkat, F-KP mengajak segenap Anggota Pamus bersama-sama dengan

Pemerintah untuk melakukan pembahasan secara efisien dengan dilandasi

semangat kekeluargaan, keterbu-kaan, dalam semangat musyawarah untuk

mufakat.

Akhirnya dalam kesempatanini, F-KP mengucapkan terima kasih yang

sebesar besarnya kepada seluruh Anggota Pansus dan Pemerintah serta

hadirin yang kami muljakan, yang telah mengikuti Pengantar Musyawarah

F-KP dengan penuh perhatian,

Demikian Pengantar Musyawaralb F-KP, semoga Tuhan Yang Maha

Esa senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sekalian.

terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUARAPAT:

Terima kasih Ibu Hartini wakil dari F-KP.

Dengan Demikian selesai sudah memberikan Pengantar Musyawarahnya,

yaitu dari F-ABRI yang disampaikan oleh Pak Daryanto yang terhormat,

dari F-PDI yang terhormat oleh Pak Setyadji Lawi, dari F-PP Pak Zain

Badjeber, dan dari F-KP Ibu Hartini. Kiranya tidak salah Palk Menteri kalau

kami menyimpulkan, ibarat sebuah konsep tadi telah mendengung ditengah-

56

Page 35: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

tengah kita bersama bahwasanya keempat fraksi ini telah bertekad untuk

dapat menyelesaikan pembahasanini dengan sebaik-baiknya, kita dengar

dari Pak Lawi, Pak Daryanta, lebih-Iebih dari Pak Badjeber dari F-PP

yang telah mengingatkan supaya kita tidak sampai kelupaan apa-apa yang

telah kita putuskan pada awal Pansus ini, dan kemudian dari F-KP sendiri.

Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan untuk halini kami

minta pendapat atau saran dari Pak Menteri, apakah Pak Menteri akan

menyampaikan pengantar musyawarahnya langsung pada saat sekarang

atau nanti setelah istirahat, karenajam 12.00 WIB kita akan istirahat. Tetapi

barangkali tepat waktunya kami silakan sepenuhnya kepada Pak Menteri.

PEMERINTAH :

Kami langsung sampaikan tanggapan kami.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Menteri, untuk itu kami persilakan dengan harmat.

PEMERINTAH :

Saudara Pimpinan Pansus; dan

Para Anggota Pansus yang kami hannati.

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kami ucapkan terima kasih atas kesempatan ini, dan tidak ada salahnya

kami sampaikan meskipun kami sudah banyak bertemu dengan Bapak dan

Ibu sekalian yang kami harmati, kami sampaikan selamat Jdul Fitri dan

semaga amal ibadah puasa kita dapat meningkatkan ketaqwaan kita, dan

kami mahan maaf lahir dan bath in atas semua kesalahan dan kekhilafan kami.

57

Page 36: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Dengan penuh perhatian dan seksarna kami telah menyikma pengatar

musyawarah yang telah disampaikan oleh keempat fraksi rnelalui juru

bicaranya masing-masing, yang pada dasamya rnemberikan landasan

pokok-pokok pemikiran atas DIM masing-masing fraksi. Dari pihak

Pemerintah perlu kami sampaikan bahwa alasan-alasan politis dan teknis

diajukannya 5 RUU telah disampaikan, baik pada Pernbicaraan Tingkat

I, pada waktu mengantar ke 5 RUU itu, 4 dan kemudian yang terakhir

mengenai Penerirnaan Negara Bukan Pajak. Dan juga pada waktu kami

menanggapi pada waktu Pembicaraan Tingkat II, Sehingga kami kira untuk

menyingkat waktu kami tidak perlu mengulang kern bali.

Hal lain yang perlu kami sampaikan Saudara Pimpinan Pansus

dan para Anggota yang kamil horrnati, kami sepenuhnya sepakat bahwa

meskipun waktu singkat kita harus selesaikan ke 5 RUU ini Sehingga

menJadiundang-undang dengan pe;'luh tanggung jawab dan sebaik­

baiknya, dan kami percaya itu. Karena kita menyadari bersarna pentingnya

5 undang-undangini bagi hari depan bangsa dan negara.

Kemudian catatan lain yang kami berikan bahwa sebagaimana

yang bm i sampaikan pada waktu keterangan Pemerintah mengenai 5

RULI, kernlldian yang terakhi!r juga pada waktu mengantar RUU tentang

Penerimaan Negal9. Bukan Pajak, dari pihak kami atau Pernerintah membuka

kesempatan seillas-luasnya bagi penyempurnaan daripada ke 5 RUlf ini.

Hal lain yang perlu karni sampaikan adalah bahwa kami sungguh sangat

memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada para Anggota Dewan

yang terhormat bahwa melalui fraksi masing-masing di tengah-tengah

kesibukan yang luar biasa, kami mengetahui berapa RUU yang dihadapi

oleh Dewan ini tetapi setelah kami Iihat DIM yang diajukan, yang setebalini

dan bukan jum lahnya saja yang banyak, tetapi kual itasnya sungguh sangat

membanggakan. Kalau kami tidak salah jumlah DIM yang diajukan, tadi

telah disampaikan juga oIeh Saudara Pimpinan bahwa jumlah seluruhnya

58

Page 37: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

ke 5 RUU itu pada batang tubuh 1.336 butir, pada penjelasan masih ada

Saudara Ketua 148, Sehingga jumlah DIM adalah 1.484, posisi hingga

hariini sebelum ralat kami terima. Jadi ini menunjukkan kesungguhan yang

luar biasa, danini didorong oleh satu tanggungjawab yang tinggi daripada

Anggota Dewan yang terhormat di dalam menanggapi ke 5 RUU dimaksud.

Kemudian kalau kami boleh sum bang saran Saudara Pimpinan Pansus

dan para Anggota Dewan yang terhormat, setelah kami kaji betul-betul

DIM yang diajukan selama berhari-hari semenjak DIM kami terima, maka

ada hal-hal yang sifatnya prinsipil, yang bernuansa politis. Tetapi banyak

juga yang bersifat teknis, ada juga yang tetap sifatnya. Kalau kami boleh

sum bang saran Saudara Pimpinan Pansus dan para Anggota Pansus yang

kami horraati, di dalam pembicaraan tingkat Pansusini dapat kiranya

utamanya kita batasi pada hal-hal yang sifatnya prinsipiil substansi, yang

bernuansa atau bermuatan politis, politis dalam arti kata kenegaraan.

Sedangkan hal yang sifatnya betul-betul telknis, yang tentunya mengacu

pada substansi yang kita bicarakan dalam Pansusini dapat diteruskan atau

dibicarakan lebih lanjut secara lebih intensifdalam tingkat Panja, termasuk

di sini sebagai salah satu kelengkapan dari Panja tentunya adalah Timus

dan Timsin. Ini sebagai sumbang saran kami, setelah kami baca dan teliti

secara baik hari ini, setelah kami selesai di Komisi APBN (hari Jumat).,

Alhamdulillah lkami kesemlPatan selama week end ini untuk mengkuli-ti

semua DIM yang tebalnya Demikian itu. Jadiitu pekerjaan yang baik untuk

week end. Sebelumnya sudah diteliti satu per satu oleh staf, tetapi kami

sendiri karena memang masih penuh dengan Komisi APBN, maka setelah

lumat siang kami mempunyai waktu yang cukup untuk melihat DIM yang

telah disampaikan atau disuguhkan oleh keempat fraksi.

Akhirnya sebagai tanggapan kami dalam pengantar musyawarahini,

kami percaya bahwa dengan semangat musyawarah untuk mencapai

mufakat sesuai dengan tanggung jawab kita kepada Allah SWT, kepada

bangsa dan negara, kami percaya bahwa RUUini dapat diselebaikan pada

59

Page 38: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

waktunya dengan tetap menjaga kualitasnya. Kami pereaya itu. Demikian

Saudara Pimpinan Pansus dan para Anggota Pansus yang kami hormati,

tanggapan kami.

Terima kasih atas perhatiannya.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAP AT :

Kami ueapkan banyak-banyak terima kasih kepada Pemerintah, yang

diwakili oleh Bapak Menteri Keuangan atas pengantar musyawarahnya.

Walaupun beliau menyatakan tadi tidak lang sung rnenanggapi satu per

satu apa yang telah diungkapkan oleh rnasing-rnasing fraksi, karena telah

banyak juga disinggung pada saat keterangan Pernerintah dan pada saat

jawaban Pernerintah terhadap pernandangan urn urn fraksi-fraksi. Tetapi

ada yang rnengesankan bagi kami, yang sebetulnya Pak Menteri ini sudah

biasa kita laksanakan, dan juga sudah pernah dibicarakan pada waktu kita

saat-saat rapat pertama permulaan Pansus, yaitu dimana saran Pak Menteri

tadi secara langsung mengatakan; apakah tidak sebaiknya didalarn Pansus

ini kita akan rnembahas hal-hal yang sangat JPrinsipil dan yang bermuatan

politis bidang kenegaraan kitaini dalarn ke :; RUU ini. Dan hal-hal yang

rnenyangkut teknis yaitu dibiearakan nanti di dalarn Panja.

Saya rasaini tidak jauh berbeda dengan apa yang telah disarankan

juga Tadioleh rekan kita dari F-PP, F-PDI, dan begitu juga seeara tersirat

disinggung oleh F-ABRI dan F-KP karena rnengingat banyaknya, karni

mernang rnerasa karena nanti di dalam Panjalah hal-hal yang rnenyangkut

perrnsalahan teknis, yang bernuansa redaksional, yang bemuansa lain-lain

yang tidak bersifat politis tentu hal itu nanti lebih lanjut kita bahas. Maka

60

Page 39: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

oleh sebab itu walaupun ini sekali lagi, telah kita juga kedepankan pada

saat kita membahas mekanisme yaitu pembahasan ke 5 RUU ini yang telah

dilakukan perubahan-perubahan tadinya. Maka oleh sebab itu barangkali

tepat kalau sekali lagi kami minta penegasan daripada Pansus ini, yaitu saran

daripada Pak Menteri yang telah sarna-sarna kita dengar tadi yaitu untuk

mengefisienkan tugas Pansus ini dalam hal-hal yang telah disampaikan tadi.

Jadi hal ini tentu saja kepada Pak Menteri nanti kami juga

mengharapkan beberapa masukan butir-butir yang dianggap prinsipiil

itu untuk selanjutnya dapat kita gunakan dalam rapat-rapat selanjutnya.

Maka pada saat sekarangini setelah keempat fraksi menyampaikan pengantar musyawarah dan Pemerintah telah pula menyampaikan

pengantar musyawarahnya, dan menanggapi banyak sedikitnya apa yang

disampaikan, terakhir menyampaikan saran beliau walaupun saran itu

juga telah pernah kita singgung pada saat kita membahas mekanisme

pembahasan ini. Maka untuk hal itu kami sekali lagi untuk dapat lebih

lancarnya pembahasan Pansus ke 5 RUU ini, kami mahan pendapat dari

fraksi-fraksi atas saran Saudara Menteri tadi, dan sebetulnya pada waktu akan kita mulai dalam pembicaraari-pembicaraan lobi dengan Pimpinan hal

ini juga telah disinggung tadinya. Maka untuk hal itu supaya menghemat

waktu, pertama sekali kami mahan kepada F-PDI mengenai tanggapannya.

Kami persilakan.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Terima kasih Saudara Pimpinan.

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Menanggapi hal-hal yang disampaikan oleh Saudara Menteri Keuangan tadi, pada prinsipnya kami bisa menyetujui, hanya ada satu catatan yang perIu kita pertimbangkan bahwa di dalam pengalaman praktek terjadi hal­hal yang bersifat substantif, yang prinsipil pada suatu saat di Pansus tidak

61

Page 40: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

ada kesepakatan, tetapi di Panja bisa disepakati, mungkin karen a jumlah

anggotanya dan langkah-Iangkah yang ditempuh masing-masing fraksi itu

bisa diselesaikan di tingkat Panja. Oleh karena itu catatan yang satu ingin

kami sampaikan kemungkinan masalah itu bersifat substansi itu bisa juga

diserahkan kepada Panja.

Demikian Saudara Pimpinan, Terima kasih.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Djupri.

Memang demikian bar.angkali juga lazim kita lakukan apabila kita

tidak mencapai kesepakatan penuh di dalam Pans us untuk beberapa

kasus, maka dapat Pansus menyerahkannya kepada Panja, dan Panja dapat

menyelesaikannya. Jadi dalam hal ini catatan Pak Djupri akan lebih kita

catat untuk pembahasan-pembahasan selanjutnya.

Terima kasih untuk persetujuannya dalam hal ini, dan selanjutnya kami

persilakan kepada F-ABRI.

F-ABRI (aM. PURBA) :

Terima kasih Bapat Pitnpinan.

Rupanya Ba,pak Pimpinan llupa urutannya tadi, setelah F-PDI mestinya

F-PP begitu.

¥..ETUA RAPAT :

Gantian Pak, bukan urutan ..

62

Page 41: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-ABRI (R.M. PURBA) :

Va, saya dapat menangkap ini, karenaABRI stabilisator dan dinamisator.

Kira-kira demikian.

Terima kasih atas usul Menteri Keuangan bahwa pada Pansus ini

sebaiknya yang kita bahas adalah yang substantif maupun yang politis,

kemudian selanjutnya nanti diserahkan di Panja. Pada prinsipnya halini

memang sudah kita bahas pada awal Pansus yang lalu dalam pembahasan

mekanisme Pansus.

Kami dapat sependapat ini, hanya tinggal teknisnya Pak, apakah nanti

Pansus memilih mana yang substantif, mana yang politis lalu ini langsung

diserahkan kepada Panja. Atau di Pansus tetap kita urut mulai dari DIM

nomor 1 dan seterusnya. Dan barang tidak perlu dua putaran, satu putaran

butir pertama dari DIM masing-masing kita berpendapatini substantif atau

politis serahkan ke Panja. Tetapi juga kami kurang sependapat kalau hanya dari

pihak Pimpinan saja yang rnenentukan, butir 1 di Pansus, nomor 2 di Panja,

nomor 3 di Panja, barangkali kurang tepat. Kalau demikan, tetapi kan belum.

Jadi pada prinsipnya kami sependapat, namun memang ada hal yang

sejak awal kita sudah bicarakan bahwa penyerahan pembahasan dari Pansus

ke Panja ini juga jangan semata-mata hanya memindahkan kemacetan. Jadi

kalau di Pansus akan macet, ya supaya Pimpinan Pansus enteng begitu, maka

macetnya dipindahkan ke Panja. Tentunya bukan demikian maksudnya.

Barangkali dapat kita tempuh satu cara, karena dalam mekanisme

kemarin juga kita bahas, yaitu adanya. Jadi setelah di Pansus ini ada

muatan yang sangat substantif atau mungkin politis, diserahkan ke Panja.

Tetapi sebelum dibahas di Panja alangkah baiknya kalau diawali dengan

lobi, apakah lobi antar Pimpinan Fraksi ditingkat Pansus atau lobi antar

Pimpinan Fraksi DPR dengan Pimpinan Pansus. Saya kira dengan demikian

63

Page 42: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

di Panja akan lebih lancar. Jadi tidak lagi mulai dari nol (0), tetapi sudah

ada dasar-dasar kesepakatan atau kebersamaan pendapat pada tahap lobi.

Sebab kalau tidak Demikian, maka yang kami khawatirkan adalah

terJadinya pemindahan kemacetan dari Pansus ke Panja sedangkan Panja

sendiri waktunya sesuai jadwal yang pertama kita susun adalah 10 hari, untuk

PanjaI membahas 3 RUU, untukPanjaIImembahas2 RUU. Kalau tiapRUU

satu Panja, itu 10 hari adalah sangat lapang. Tetapi temyata kemarin kan tidak

dapat kita laksanakan seperti itu, sehingga satu Panja 10 (sepuluh) hari, Panja

I adalah 3 RUU, Panja II adalah:2 RUU. Demikian Bapak Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Purba.

Pak Purba telah menyatakan tadi dapat menyetujui dengan catatan

bahwasanyajangan sampai hendaknya Pansus memindahkan tugas sulitnya

kepada Panja,jadi memang hal ini tekah dialami, apa yang diungkapkan itu

kan berdasarkan apa yang telah dialami, dan mudah-mudahan pengalaman

itu tidak terjadi lagi. Dan yang kedua, tentu yang akan menetapkan ini

bukan Pimpinan, karena Pimpinan adalah penyalur suara daripadaAnggota

Pans us ini, tapi barangkali kami undang Pak Menteri yang bernuansa

Politis dan bernuansa Substantsif Prinsipiil barangkali itu yang dimaksud

Pak Purba tadi. Jadi tidak hanya substansi saja, tapi prinsipil yang menurut

Pak Menteri harus diputus didalam Pansus barangkali apakah besok

dapat terhimpun barangkali, lebih-Iebih yang pertama kali untuk DPRD,

dan nanti kita cocokkan Sehingga kita gampang membahas selanjutnya.

Sebelum hal itu dikemukakan tentu kita akan mem~ tetap dengan

urutan-urutannya, disana nanti mungkin akan terlihat tetap, ini langsung ke

Panja. Dan sekali lagi dalam hal ini permasalahan di Pans us memang telah

kita sepakati dan hendaknya betul-betul yang akan di Pansus diselesaikan

di Pansus. Apabila terjadi sedikit permasalahan akan kita lobbykan. Dan

64

Page 43: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

lobby ini hendaknya dapat selesai sehingga nanti tidak beralih ke Panja.

Demikian sedikit tambahan dari apa yang diungkapkan oleh Pak Purba

maka sekarang sekarang dengan mengucapkan terima kasih, dan untuk

selanjutnya kami persilakan dari F-KP.

F-KP (ABDULLAH ZAINIE, SH) :

Terima kasih Saudara lPimpinan.

Saudara Menteri yang kami hormati,

Tadi Saudara Pimpinan sudah mengungkapkan kembali bahwa

sebenarnya masalahini sudah kita bicarakan didalam Rapat Pans us kita

yang pertama .. Pada waktu itu diputuskan bahwa masalah-masalah yang

bersifat substamsial politis itu dibicarakan dalam Pansus. Sedangkan yang

bersifat redaksional umpamanya itu bisa kita teruskan. Tetapi saya kita

bagaimanapunjuga yang namanya Pansus ini adalah untuk tangga pertama,

kedua, dan ketiga. Kita tidak bisa lompat-Iompat begitu saja. Jadi apa pun

substansi yang diajukan, apakah itu substansif politis ataukah bersifat

redaksional kita harus singgung d1ulu disini. Umpamanya satu putaran.

Kami menerimaini tata cara pembahasan yang sudah ditanda tangani

oleh seluruh lPimpinan Pansus, Jakarta Januari 1997, jadi belum dibuat

tanggalnya. Di dalam tata cara pembahasan ini didalam angka II, butir A

disebutkan bahwa pendapat dan saran penyempurnaan yang sepenuhnya

redaksional dari sudut bahasa yang disebutkan dalam DIM fraksi-fraksi

setelah satu putaran diterus-kan kepada Tim Perumus. itu kita setuju,

dia apakah sebagai redaksional apakah substansif kita putar dulu disini.

Mungkin satu putaran selesai kita serahkan kepada Panja. Panja nanti

serahkan kepada Timus. Sebab sekarang kita belum bentuk Timus, lain

kalau dulu kita sudah bentuk Timus, nanti yang membentuk Timus itu Panja.

Jadi sebanyak-banyak masalah yang ada disini berapa ribu itu ya kita

65

Page 44: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

bicarakan barang satu putaran saja,jangan sampai kita langsung 10m pat. Jadi

disinggung lah dulu disini. Umpamanya banyak sekali saran-saran ataupun

usul didalam DIM ini darn F-KP itu sifatnya redaksional. Redaksional

kami katakan karena Timus melalui Panja. Artinya sudah dengan lapang

dada F-KP itu menyerahkan pasal ini kepada Timus lewat panja. Pansus

menyatakan Demikian Timus lewat Panja, Timus lewat panja. Jadikalau

F-KP tanpa menyatakan itu sudah masuh Timus saja melalui Panja ya

barangkali fraksi yang lain tidak perlu menanggapi, kecuali kalau memang

mau menanggapi. Umpamanya kata seseorang diganti dengan kata seorang.

Kata satu diganti dengan esa, misalnya. Kami kira demikian, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Zainie.

Ini memang Demikian itu tata urutnya tetap, tapi tentu pembahasannya

tidak bertele-tele dalam setiap pasal itu. Jadi yang sudah redaksional sudah

seperti kata Pak Zein Badjeber tadi itu dibahas secara mendalam nanti

didallam Panja. Jadi memang urutan-urutannya didalam Pansus akan tetap

tetapi mengutamakan hal-hal yang prinsipil yang bersifat politis tadi.

Terakhir kami minta kepada rekan dari F-PlP.

F-PP(DRS. H.M. MUKROMAS'AD):

Saudara Pimpinan Pansus yang kami hormati.

Menanggapi usul yang disampaikan oleh Bapak Menteri tadi, saya kira

bukan hal yang baru, dan itu sudah kita lakukan dalam setiap pembahasan

beberapa RUU dalam satu paket. Karena untuk efisiensi waktu dan dan

mengefektivitaskan pembahasan. Jadi saya mekanisme pembahasan

seperti ini sudah biasa. Namun masalahnya sekarang itu yang susahnya

rnenemukan pengkatagorian permasalahan yang disampaikan, saya kira itu

66

Page 45: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

susahnya. Dan kalau itu dilobbykan sejak sekarang ini, saya khawatir tidak

mencapai sasaran.

Jadi saya kira untuk menemukan mana klasifikasi masalah pokok,

masalah policy, masalah redaksional yang distribusi nanti ke Panja maupun

Timus, saya kira hak daripada masing-masing fraksi terhadap DIM yang

mereka sampaikan. Saya kira sependapat dengan F-KP tadi. Kita bahas

semuanya, tapi barangkali nanti banyak fraksi yang menarik DIM-nya, itu

kan lebih efisien kalau itu memang terjadi setelah dibahas satu persatu. Oleh

karena itu kami menyarankan supaya yang diusulkan oleh Pak Menteri

tadi adalah masalah yang sudah sering kita lakukan dan memang demikian

tentang cara untuk menemukan masalah-masalah itu tetap lewat pembahasan

secara menyeluruh didalam Pansus. Kita sampaikan DIM masing-masing

fraksi, kemudian fraksi akan menentukan ini masalah prinsipil atau tidak,

dan mungkin akan mencabut DIM-nya. Saya kira Demikian, terima kasih.

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

KETUA RAPAT :

Terima kasih rekan dari F-PP.

Saya rasa tidak berbeda Pak, hal ini memang sudah pernah kita lakukan

cuma tadi kita meminta kepada Pemerintah tentu akan lebih melihat kepada

Pemerintah hal yang perlu diputus didalam pansus, sum bang sarannya,

ada barangkali beberapa butir. Misalnya saja mengenai judul sudah jelas,

karen a dia akan menyangkut dengan substansi. Dan yang lain memang akan

kitabahas urutan tapi barangkali seperti kata rekan F-KP bila jumpa sarna

redaksional F-KP dalam sarannya ini diteruskan ke Panja dalam Timus.

Kan tidak perlu lagi dua putaran, barangkali satu putaran sudah cukup. Jadi

apa yang disarnpaikan kepada rekan F-PP .. Demikian, mungkin demikian juga keadaannya setelah kita lihat urutan itu nanti. Tapi dalam urutan

67

Page 46: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

itu sekali lagi kami mahan kepada Pemerintah untuk umt sarannya ada beberapa hal yang memang dapat kita bah as didalam Pansus ini. tapi yang bercorak redaksional, lebih-Iebih yang bercorak teknis tentu nanti didalam

permasalahan panja akan lebih mendalam dibahas. Jadi saya rasa demikian

tidak ada perbedaan pendapat dari keempat fraksi, maka dapatkah kami simpulkan hal-hal yang sangat prinsipil dalam rangka substansinya dan yang bersifat politis itu dibahas didalam Pansus dan yang lain-lain nanti

akan diserahkan kepada Panja dengan tetap urutan daripada RUU itu kita bahas, dengan demikian dapat kita sahkan saudara-saudara, Pemerintah ?

(RAPAT : SETUJU)

Terima kasih, dan waktu masih ada 15 menit, jadi kalau kami dapat menyarankan untuk menggunakan waktu ini untuk skors. Jadi pada 11.45

WIB, kita percepat 15 menit, dan kita kembali nanti bersiidang pada jam 13.00 WIB.

Dengan ini atas seizin kita bersama, maka rapat kami Skors dan kita kembali rap at pada Jam 13.00 WIB.

(RAPAT DI SKORS PUKUL 11.40)

KETUA RAPAT (NOVYAN KAMAN, SH) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

Bapak Menteri beserta staf, rekan-rekan Anggota Pans us, para hadirin yang kami muliakan.

Setelah selesai dengan kesepakatan kita tadi bahwa rapat akan kita

mulai kembali pada jam 13 .00 WIB, maka dengan ini rapat kita mulai

kembali.

68

Page 47: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

(SKORS DI CABUT PUKUL 13.05 Wffi)

Sekarang sampailah kepada acara yang telah kita siapkan yaitu

untuk membahas pertama; sesuai dengan kesepakatan fraksi-fraksi bahwa pembicaraan akan dilakukan urutannya berdasarkan keterangan

Pemerintah, maka pada saat ini kita akan membahas lebih dahulu RUU

Tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Adapun persandingan

daripada inventarisasi masalah telah sampai ke tangan kita masing-masing,

maka oleh sebab itu marilah kita mengacu kepada persandingan RUU ini

dan tentu saja kembali kami mengingatkan pembahasan akan kita lakukan sesuai dengan kesepakatan kim, baik pada waktu rapat Pansus pertama kita

maupun apa yang telah kita putuskan pada pagi hari tadi. Kami kembali menyatakan, apabila terdapat kosong blank didalam DIM, itu berarti tetap,

itu sudah kita putuskan. Tentu saja dengan memperhatikan pula beberapa masalah-masalah yang disampaikan di dalam ralat masing-masing fraksi.

Jadi kern bali kami mengemukakan didalam permasalahan ini pertama, kita

mulai membahas RUU PDRD.

Para hadirin yang kami muliakan, pertama disini kita lihat bahwasanya

didalam butir 1) Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia boleh dikatakan semua fraksi tidak ada permasalahan. Berarti RUU RI disini

tetap sebagaimana tercantum dalam RUU. Cuma saja didalam kedua nomor kosong tahun 1996, barangkali dengan perkenan kita bersama,

walaupun F-ABRI mengusulkan 1996 dihapus dan juga F-PP dihapus tidak

satupun fraksi barangkali yang menyanggahnya. Karena memang naskah ini disiapkan pada tabun 1996 dan kalau nanti disahkan pada tahun 1997,

maka menjadilah dia tahun 1997. Kalau mau disahkan tahun 1998, maka Jadilah dia tahun 1998. Maka oleh sebab itu maka butir 1) dan butir 2) yaitu Rancangan Undang-Undang Republik Indoensia Nomor ... Tahun ....

dapat kita tetapkan telah disahkan oleh Pansus, setuju ?

(RAPAT: SETUJU)

69

Page 48: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Butir 3 yaitu sampai kita kepada judul tentang Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Dalam hal ini F-ABRI tetap, F-PDI kosong, berarti tetap,

sedangkan F-KP dan F-PP mengusulkanjudul ini dirubah. F-KP menyatakan

dirubah menjadi ketentuan Pokok tentang pajak dan Restribusi daerah dan

F-PP sebelum kata Pajak daerah ditambah kata-kata ketentuan-ketentuan

pokok Sehingga dia menjadi: Ketentuan-ketentuan pokok pajak daerah

dan I'estribusi daerah. Hampir bersamaan sebetulnya. F-KP menyatakan

Ketentuan Pokok, sedangkan F-PP menyatakan ketentuan Jarnak, yaitu

ketentuan-ketentuan pokok Pajak daerah dan restribusi daerah. Dalam hal

inilah sesuai dengan mekanisme yang telah ki1:a kemukakanini kita minta

lebih dulu alasan daripada F-KP dan F-PP, untuk hal itu kam i minta kepada

F-KP silakan.

F-KP (ANDI HASAN MACHMUD) :

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

SaudaraPimpinan dan SaudaraMenteriyang saya hormat. Padadasarnya

usul F-KP ini berdasarkan daripada Pasal 58 Undang-undang Nomor 5

tahun 1974 yang menyatakan bahwa yang mengamanahkan diadakannya

Undang-undang Pajak daerah dan Restribusi daerah. Berdlasarkan itulah

Sehingga F-KP bertolak dari Undang-Undang Nomor Talmn 1974 tadi

menyarankan agar judul undang-undangini disesuaikan dengan amanah

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974. Namun demikian mengingat bahwa

judul konsiderans dan ketentuan umum ini merupakan satu kesatuan yang

utuh dari satu pemikiran, yang akan akan mewarnai nanti tentang materi

daripada Undang-undang ini. Oleh sebab itu barangkali F-KP menyarankan

dalam pembahasan yang akan datang untuk pembahasan ini tentang

judul, konsiderans dan ketentuan umum itu dijadikan satu pembahsan

khusus. Mengingat waktunya Pak, sebab waktu yang kita pergunakan ini

barangkali sepuluh hari. Tadi olleh Pimpinan dikatakan bahwa dua hari itu

kira-kira untuk satu pembahasan RUU. Sedangkan menurut kelaziman

70

Page 49: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

yang biasa, bahwa untuk pembahasan judul, konsiderans dan ketentuan

umum itu biasanya membutuhkan dua sampai tiga hari pembahasan

khusus. Oleh karena itu karena itu mel1lpakan satu kesatuan yang utuh,

yaitu judul, konsiderans, dan ketentuan umum, barangkali diperkenankan

F-KP untuk mengusulkan agar judul, konsiderans, ketentuan umum itu

sekaligus dibahas didalam Panja dengan satu titipan harapan bahwa Panja

nanti kiranya dapat membentuk lagi kalau usul F-KP itu diterima itu Timcil

seperti kelaziman yang biasa dilakukan unruk mempermudah pembahasan

dan untuk mempersingkat pembahasan.

Saya kira iitulah alasan yang pertama kenapa F-KP menyarankanjudul,

dan tambahan usul kalau diterima, terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih Pak Andi. Walaupun tadi sudah dikemukakan beberapa

alasan tentang judul dan kemudian diikuti dengan satu saran bahwanya

konsiderans menimbang, mengingat dan seterusnya dibahas didalam Panja

akan tetapi kita melihat bahwa judul ini adalah satu hal yang penting

kita putuskan, karena dia akan menyangkut nanti dengan urutan-urutan

substansi di beberapa pasal yang terakhir. Jadi sekarang kita fokuskan lebih

dulu kepadajudul daripada RUU ini. terima kasih, kemudian tentu saja dari

F-PP kami minta karena mempunyai saran yang boleh dikatakan hampir

sarna dengan F-KP, kami persilakan F-PP.

F-PP (H. ALI HARD! KIAI DEMAK, SH) :

Terima kasih.

Sejalan dengan alasan apa yang diusulkan rekan F-KP, kami terus

terang tidak ada hubungan dalam menyiapkan naskah ini, tapi memang

ternyata ada persamaan dasar, karena memang sarna infra politik Republik

Indonesia. Ya soal dan kewajiban itu kan sudah biasa. Oleh karena itu

71

Page 50: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

yang sudah diberikan alasan oleh F-KP kami tidak ulangi lagi, tapi kami

mengkaitkan dengan substansi selanjutnya yang dimana masih banyak

pajak daerah dan kemungkinan-kemungkinan pajak dae:rah yang akan

datang yang perlu diatur dengan satu perundang-undangan maupun perda,

dan peraturan peraturan perundangan yang menurut kepentingannya. Oleh

karen a itu karen a untuk menjaga hal-hal yang berkembang di kemudian

hari disamping nanti kalau kita bicara pada substansi daripada pasal-pasal

selanjutnya kita akan temukan itu, maka undang-undangini kita nyatakan

sebagai undang-undang pokok, Sehingga nanti Ibisa memberi peluang untuk

pengembangan peraturan pernndangan yang menyangkut pajak daerah dan

restribusi daerah. Demikian dan terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih rekan dari F-PP, ada tambahan ?, Silakan.

F-PP(DRS. H.M. MUKROMAS'AD):

Bapak Ketua, jadi sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh

rekan fraksi kami, landasannya hukumnya adalah Undang-undang tentang

Pokok-pokok Pemerintahan di daerah. tapi juga kalau kita kaitkan dengan

aturan berikutnya, dimana dikatakan dalam pasal berikutnya dibentuk akan

timbulnya suatu pajak daerah itu berdasarkan Peraturan Pemerintah. F-PP

berkeberatan terhadap ketentuan itu, F-PP menganggap setiap pajak yang

menyangkut Pajak Daerah yang di guidance oleh Pemerintah Pusat itu

hams dengan Undang-undang. Oleh karena itu apabila akan dikeluarkan

Undang-undang nantinya yang mengatur Pajak Daerah yang barn diluar

yang ada sekarang ini, maka dia hams berinduk pada suatu ketentuan

pokok. tapi kalau memang seperti yang sekarang ini diatur dalam bentuk

PP, maka sudah tepat dikatakan Undang-undang tentang Pajak Daerah saja,

sebab PP akan dikeluarkan berdasarkan Undang-undang ini. tapi kalau nanti

mengenai pajak daerah selalu dikaitkan oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk

Undang-undang, maka adalah Ketentuan Pokok tentang Pajak daerah.

72

Page 51: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Yang kedua, tidak cukup suatu pajak daerah itu berlaku dengan

Undang-undang yang dikaitkan oleh Pemerintah Pusat saja. Tetapi dia

harus berlaku dengan Peraturan Daerah. Nah Peraturan Daerah ini harus

berinduk kepada Undang-undang Pokok tentang Pemerintahan Daerah.

Sedangkan Ul!ldang-undang Pokok tentang Pemerintah Daerah menunjuk

untuk Pajak Daerah ini harns di guidance dengan ketentuan tentang Pokok­

pokok Pajak Daerah. Jadi inilah alasan kami mengapa ini kami usulkan

untuk namanya "Ketentuan Pokok tentang Pajak dan Restribusi Daerah".

Sekian dan terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak, jadi sekarang ini kedua-duanya mengacu kepada

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974, walaupun dengan susunan kalimat

yang agak sedikit berbeda tadi. Maka setelah dua fraksi pengusul, maka

kami minta tanggapan sekarangini dari FPDI.

F-PDI (DJUPRI, SH}:

Assalamualaikum Wr. Wh.

Terima kasih Saudara Pimpinan. Kami atas nama F-PDI akan

memberikari tanggapan atas usul baik dari rekan F-KP maupun rekan

F-PP yang berkaitan dengan judul, yang menginginkan agar judul ini

ditambahkan kata-kata Ketentuan-ketentuan pokok atau Ketentuan Pokok

tentang Pajak dan restribusi daerah.

Kami berpendapat bahwa penambahan, penggantianjudul itu menurnt

F-PDI tidak perlu, oleh karena mengingat pertama didalam RUU ini sendiri

sebetulnya sudah mengandung materi'yang luas. Disamping ada pasal-pasal

yang menyebutkan bahwa ketentuan lebih lanjut akan ditentukan dengan

PP atau keputusan Menterii.

73

Page 52: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Yang kedua, RUU ini berkaitan dengan masalah jenis pajak, masalah

perpajakan yang kita sudah mengacu kepada Undang-undang Nomor 9

Tahun ) 994 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Talmn 1983

tentang Ketentuan Umum dan tata cara perpajakan. Jadi garis-garis pokoknya

itu sudah dijelaskan disini. Sehingga apa yang dikehendaki merupakan

penjabaran daripada itu saya kira sudah dicerminkan didalam rancangan ini

dan akan bisa kita cantumkan didalam RUU yang akan kita bahas ini untuk

lebih lanjut dibuat katakanlah Perda. Perda itu disamping ketentuan pokok,

dasamya juga keputusan menteri. Biasanya begitu Sehingga tidak perlu

judul ini dirubah menjadi ketentuan pokok. Demikian Saudara Pimpinan.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih Pak Djupri. Kemudian kami lanjutkan kepada rekan F­

ABRI.

F-ABRI (DJATMIKANTO D.S.IP) :

Terima kasih Saudara Pimpinan, kami dari F-ABRI melihat dan

berpendapat bahwa judul yang tercantum didalam RUU ini sudah tepat.

Seperti halnya rekan dari F-PDI Tadi bahwa RUU ini merupakanjabaran

dari Undang-undang tentang Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 9 Tahun

1994. Jadi sudah merupakan penjabaran dari suatu Undang-undang yang

lain. Yang kedua; kalau dilihat isinya kalau merupakan ketentuan-ketentuan

pokokini hanya mencantumkam pokok-pokok saja, isinya berupa pokok­

pokok dan belum bersifat operasional. Padahal kalau kita cermati secara

mendalam RUU ini sudah lebih bernuansa operasional. Selanjutnya seingat

kami kita sudah lama menggunakan Undang-undang atau Ketentuan­

ketentuan pokok kalau tidak salah terakhir itu pada undang-undang Nomor

20 Tahun 1982 ten tang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara.

74

Page 53: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sehingga Undang-undang setelah itu sudah lang sung tidak memuat lagi

adanya Undang-undang Pokok. Saya kira sementara itu, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, selanjutnya kami minta tanggapan Pemerintah.

PEMERINTAH :

Saudara Pimpinan dan Anggota Pansus yang kami hormati.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka kita

memutuskan tentang judul atau nama Undang-undang ini.

Pertama bahwa RUU ini tidak mernpakan suatu Umbrella, lalu

kemudian ada peraturan atau undang-undang lain yang mengatur. Kalau

Ketentuan Pokok itu, namanya juga pokok; seharnsnya ada undang-undang

lagi yang nanti menjabarkan ini, tidak dimaksudkan sarna sekali. ltu akan

menimbulkan permasalahan. Karena ini sifat-nya prinsipiil, pembebanan

dalam pajak dan lain-lain harns dengan persetujuan Dewan. Maka denganini

kalau tadi disahkan, dia operasional sifatnya dan UUini sifatnya sudah rinei.

Jadi kalau kita sebut ketentuan pokok logika kita langsung mengatakan

harns ada lagi nanti UU untuk masyarakat ini. Ini sifatnya umbrella saja,

kalau itu kita harns bongkar terns saja isi UU ini. Ini terlalu rinei, kami buat

rinei dengan sengaja supaya dengan UUini lalu jalanlah masalah-masalah

yang selamaini banyak menimbulkan permasalahan di antara kita, artinya

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini. Jadi tidak kami maksudkan

supaya ada UU lagi mengenai ini, ini pertama. Kecuali setiap perdalamlah

tetapi tetap mengacu pada UUini, Perda.

Kedua, kalau Kita baca baik-baik Pasal 58 itu dengan UU ditetapkan

"Ketentuan Pokok tentang Pajak dan Retribusi Daerah" Ketentuan pokok ini

bukan "K" dan "P" tidak, jadi bukan nama UU, ya saya tidak tahu juga

75

Page 54: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

mengapa dahuJu kok disebut "Ketentuan Pokok" disini, mungkin jaman itu masih suka pakai pokok-pokokan itu. Ini kan tahun 1974, mungkin pada

waktu pembuatan UUini suka kata-kata pokok-pokokan itu dan sudah

dijelaskan sekarang sudah hampir tidak pemah kita pakai lagi pokok-pokok

itu. Jadi undang-undang ya undlang-undang. Karena di sini sudah ada jenis­

jenisnya, tarif-tarifnya ada, dibebankan kepada siapa, sanksinya kepada

siapa dikenakan, bentuk-bentuk sanksi, ya sudah undang-undang, keberatan

bagaimana kalau dia tidak bisa menerima, ini sudah operasional sifatnya.

Kalau masih pokok-pokok tidak operasional, kalau kita memang sepakat

dan kami terns terang tidak bisa menerima dengan alasan. [tu pokok, kita

bongkar UU ini, ini terlalu luas sebagai pokok. Ambil saja mungkin 10,20

Pasal cukup tetapi harns ada UU lain Iho tidak bisa langsung Perda. Sebab

nanti kalau Perda dia menjadi, ya maaf-maaf nasionalnya susah pokoknya

ini, dalam kaitan nasionalnya akan susah. Karena itu Saudara Ketua,

dengan tetap memberi penghargaan kepada Fraksi-fraksi yang menambah,

apa ketentuan, apakah ketentuan-ketentuan mengenai "Ketentuan Pokok

tentang Pajak dan Retribusi Daerah" kami berpendapat dengan penjelasan­

penjelasan di atas nama UUini adalah tetap. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Menteri, sesuai dengan kesepakatan kita masih ada

kesempatan kita satu kali lagi. Tetapi kalau misalnya alasan dari Pemerintah itu logis, ya hendaknya kita dapat mempertimbangkan dengan sebaik­

baiknya dalam halini.

Kami persilakan F-KP.

F -KP (AND I HASAN MACHMUD) :

Terima kasih Saudara Pimpinan.

76

Page 55: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sebenarnya F-KP bertolak disatu pemikiran begitu, jadi kita urun

rembug dulu Pak ya, bahwa judul itu merupakan gambaran satu mated

daripada satu undang-undang. Demikian juga telah mengalir dengan konsiderans dan sebagainya itu merupakan satu kesatuan yang utuh Pak.

Kalau F-KP melihat permasalahan di sini ini itu pertama tadi, berdasarkan

Pasal 58 ayat (1) UU Nomor 5 meskipun tidak terkatakan judul, tanpa

hurup besar ketentuan-ketentuan tetapi secara hakekat, jadi secara filoslpi menurut pendapat F-KP ini satu k,etentuan pokok Pak, mengingat bahwa

seperti apa yang dikatakan oleh Saudara dari F-PP bahwa itu mengatur pajak-pajak daerah. Jadi pajak-pajak, ya tnemang tidak mengatur seperti apa yang dikatakan oleh Saudara Menteri tadi bahwa akan diatur dengan

pajak-pajak yang lain tetapi mengatur pajak-pajak daerah yang dalam

selanjutnya nanti. Jadi dengan demikian F-KP telah menganggap Pak bahwaini adalah ketentuan-ketentuan pokok yang nanti mengatur pajak

daerah. Dengan demikian kalau klta melihat bahwa materi dari Pasal ini memang mengatur beberalPa pajak daerah sedangkan yang sudah ada di sini

adalah pajak daerah yang diatur. Cuma kita dalam pengertian seperti apa

yang dikatakan oleh Saudara Menteri bahwa tidak akan lagi ada UU yang mengatur tentang tetapi mengatur pajak-pajak daerah yang nanti akan ada.

Jadi buat F-KP Pak itu tetap berpendapat demikian, namun demikian

barangkali kita bisa berbincang-bincang untuk merumuskan dan menemukan solusi yang sebaik-baiknya Pak. Dengan alasan itu tadi untuk

sementara F-KP tetap berpendapat bahwa pendapat itu begitu. Namun Demikian tidak menutup kemungkinan untuk kita rundingkan Pak. Apakah

antara Fraksi atau antara Tim.

Terima kasih

KETUARAPAT:

Terima kasih Pak Andi kami tidak akan ulangi karena telah sarna-sarna kita dengar. Kami kembali kepada F-PP setelah mendengar keterangan Pemerintah.

77

Page 56: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PP (H. ALI HARDI KlAIDEMAK, SH) :

Terima kasih Pak.

Pertama, statement dari pada Menku selaku Pemerintah bahwa tidak ada

lagi istHah pokok-pokok itu, kami mohon dapat diluruskan, karena akan ada

bertentangan dengan Pemerintah-Pemerintah yang lain. Sebagai contoh UU

tentang Pokok Pemerintah di lDaerah sekaligus sudah banyak pakar yang

ingin merubahnya toh Pemerintah cq. Mendagri tetap bertahan itu masih

perlu. Demikian juga tentang Pokok-pokok Agraria itu bahkan Menteri

Agraria dibuat hari ulang tahun. Setiap tahun dibuat peringatan hari Ulang

Tahun tentang UU Pokok Agraria bahkan waJaupun namanya lain yang

tahun 1994 dan juga UU tentang Ketentuan U mum Pajak walaupun tidak

menyebut Pokok tetapi juga namanya K,etentuan Umum toh juga operasional.

UU Agraria, UU Pemerintahan di Daerah, UU Pokok Pertambangan masih

banyak lagi yang menyebut pokok itu toh juga operasional. Tetapi di

sini karena memberi peluang untuk kemungkinan adanya UU yang lain.

Secara substansial tadi yang telah diteruskan oleh rekan kami, memang di

dalam Pasal2 nanti pada waktu membicaralkan ayat (3) ada di situ "dengan

peratuaran Pemerintah dapat ditetapkan jenis pajak lainnya" di sini akan

menjadi permasalahan nanti pada pasal yang bersangkutan, pada ayat yang

bersangkutan. Tetapi toh Peraturan Pemerintah juga itu adalah jenis salah

satu perundang-undangan. Sebab kalau kita kembali kepada TAP MPRSI

XX/1966 yang menjadi acuan kita didalam hirarki perundang-undangan

di Indonesia maka yang dikatakan perundang-undangan itu yang meliputi

mulai dari UUD 1945, lIU Organik, PP, Perda dan seterusnya.

Oleh karena itu maka waJaupun ini kita menyebut ketentuan pokok

karena memang juga disyaraltkan tadi secara esklusif dinyatakan di dalam

UU Pokok-pokok Pemerintahan di daerah yang masih valid sampai saat

ini dan belum ada pemikiran untuk merubahnya, maka saya kira kami

masih tetap dengan usulan dari pada Fraksi tentang DIM yang ada dan

78

Page 57: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

barangkali untuk lebih memperkuat kami mohon ada rekan-rekan kami

kami menambahkan itu supaya ini betul-betul pendapat-pendapat dari Tim

Fraksi yang ada di belakang, ada di samping mohon kesempatan.

F-PP (DRS. H.M. MUKRON AS-AD) :

Saudara Ketua, barangkali betul bahwa kita itu sudah jarang terakhir­

terakhir menggunakan kata-kata pokok ini tetapi Ketentuan Vmum Perpajakan itu juga akhirnya mengenai UU Pokok, cuma dinamakan

"Ketentuan Vmum". Jadi mengenai nama ini tidak menjadi soal tetapi fungsi

UU ini terhadap perundangan yang lainnya ini barangkali menjadi alasan

pokok dari F-PP. Apa ini namanya pokok, karena tidak suka lagi Sehingga

kita dirubah menjadi "Ketentuan Vmum". Kalau kita berangkat dari materi

UU ini, sebelumnya keluar UU tentang Pajak Daerah itu kan sudah ada

beberapa UU yang mengatur pajak daerah. Vmpamanya pajak kendaraan

bermotor itu juga VV kemudian diserahkan ke daerah, kemudian Bea Balik

Nama juga lTV kemudian juga diserahkan daerah, itu maka diperlukan

adanya payungnya berupa Ketentuan Vmum daripada Pajak dan Retribusi

Daerah itu menurut hirarki peraturan perundangan yang lama.

Sekarang dengan ditunjuknya UU ini, maka pajak kendaraan bermotor,

bea balik nama, pajak bahan bakar kendaraan bermotor yang akan menjadi

pajak daerah itu, mereka sudah diatur oleh VV ini. Jadi VV ini sudah

mengatur beberapa pajak ini sebagai pajak pusat yang nanti peraturan oleh

daerah. Andaikata keluar pajak baru dengan dikatakan di sini, maka dia

akan berdasarkan PP kalau ini bentuknya berupa VV biasa. Sedangkan

pajak daerah yang sudah ada di sini itu sudah berstatus sebagai pajak yang

ditetapkan oleh VV. Apakah nanti lainnya pajak yang dikreasi pajak baru

nantinya akan dikreasi dengan bentuk PP tidak sederajat tentunya dengan

pajak-pajak yang sudah ada ini yang dikreasi dalam bentuk VV, ini kan satu masalah juga. Jadi nanti umpamanya nanti keluar Pajak X diatur dengan

79

Page 58: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PP berdasarkan UU ini. Sedangkan di sini ada UU Bea Balik Nama, ada

ini, ini sudah diatur dalam UUini, kan tidak equallah. Jadi pajakjenis yang

sam a yang juga nanti akan dipungut oleh Pemda tetapi tidak equal dalam

pene:ntlllan penetapannya ada dengan UU ada dengan PP. Jadi dengan alasan

itu, maka memperkuat pemikiran kami bahwa yaini harus merupakan satu

hal yang mengatur bersifat payungnya, bersifat-sifat yang pokok, atau

bersifatsifat yang umum nanti semua pajak yang akan dikreasi yang akan

datang itu diatur dalam UU dan mencantolkan yang sekarang ini.

Jadi ini yang mohon menjadikan pertimbangan kitajangan sampai ada

beberapa pajak yang nanti dikreasi yang akan datang setelah UU berlaku kita

membuat lagi pajak barn terpikirkan yang sifatnya sarna seperti ini, yang

ini berdasarkan UU yang nanti Iberdasarkan PP ini kan nanti kan tidak logis.

Sekian, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Tambah lagi supaya lebih puas.

F-PP ( H. SOELAIMAN BIYANIMO) :

Saudara Ketua, Bapak Menteri yang terhormat, serta Anggota Pansus.

Melihat UU yang kita bahas sekarang kalau dikatakan sudah komplit,

rinci, ya okelah kita dapat memahami, cuma kita hams ingat UU ini tidak

otomatis berlaku di daerah. UU ini secara organik operasional barn berlaku

setelah di Perdakan. Kalau pendapat saya betul demikian, maka saya pikir

sekarang yang menjadi masalah bagaimana dalam menyusun Perda. Ada

banyak ketentuan yang kita tahu dengan menyusun Perda. Ada yang bisa

dikatakan mutatis-mutandis, ada yang tertuang di dalam UU itu mutatis­

mutandis kita tuangkan di dalam Perda kalau seluruhnya sekecil-kecilnya

sudah ada. Namun kalau seluruhnya bel urn tertampung di sini sebab masing-

80

Page 59: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

masing daerah punya potensi dan nuansa sendiri-sendiri, hal-hal yang bisa

dikembangkan di daerah itu tidak dilarang sepanjang tidak bertentangan

dengan UU. Oleh karena itu saya ingin bertanya kepada Pemerintah

kalauini bukan UU Ketentuan Pokok Pajak dan Retribusi Daerah, apakah

dia otomatis secara organik berlaku di daerah. Kalau saya sepanjang, ya

saya baru kurang lebih empat tahun tidak di DPRD Tk. I Pak, sepanjang

yang saya tahu kecuali daJam empat tahunini ada perkembangan semua

pungutan dan retribusi daerah ditetapkan dengan Perda bukan dengan UU

tetapi dengan Perda. Perda itu disusun atas dasar landasan hukum UU di

atasnya. Jadidalam menyusun Perda mengingat UU Nomor sekian tentang

Ketetuan Pokok Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, itu biasanya kami

menyusun begitu Pak. Jadi tidak otomatis UUini berlaku di daerah.

Oleh karena itu menurut saya ada tahapan ada larangan menggunakan

UU tentang Ketentuan-ketentuan Pokok ten tang Pajak dan Retribusi

Daerah, seperti yang oleh rekan-rekan kami diutarakan tadi. Oleh karena itu

mohon dipertimbangkan, ada dua Fraksi yang rnengemukakan yang sejalan

tanpa kita ada kolusi dari F-KP dan dari F-PP yang saya kira ya dasarnya

kita juga dalam menyusun UU terutama di daerah juga itu UU Nomor

5 Tahun 1974 dicantumkan sudah UU inL Oleh karena itu adalah logis

menurut kami kalau UUini kita sebut ten tang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Demikian Saudara ketua, terima Ikasih.

Assalamu 'alaikum Wr. Wh.

F-PP (H. ALI HARD! KIAI DEMAK, SH) :

Ada sedikit Pak Ketua.

KETUA RAPAT :

Silakan.

81

Page 60: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PP (H. ALI HARD I KIAIDEMAK, SH ) :

Mohon dibedakan antara UU Pokok dan Ketentuan-ketentuan Pokok. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Kyai. Sebelum Pemerintah memberikan tanggapan

apakah dari F-ABRI akan Jebih menguatkan alasannya, kami persilakan.

F-ABRI (DJATMIKO D, S.I.P) :

Terima kasih Saudara Pimpinan.

Kami tetap berpendapat seperti pad a putaran pertama dan 3 uga kami

meJihat bahwa kalau kita mengacu pada UU Nomor 5 Tahun 1974, tidak

salah dan disana disebutkan tentang Ketentuan-ketentuan Pokok juga

tidak salah, karena memang suasana batiniah pad a waktu itu Demikian diperlukan adanya Pokok-pokok yang seperti yang kita maksudkan Pertama

tadi, termasuk yang saya katakan pertama Tadi terakhir kita adalah UU

Nomor 20 Tahun 1982. Kalau kita melihat materi UU ini sudah cukup detail operasional, walaupun hal-hal yang pokok sudah juga term as uk

di dalamnya. Sehingga sebaiknya tetap seperti konsep RUU. Untuk itu juga kami sarankan sebaiknya kita lernpar kita salurkan ke Panja untuk

membahas Jebih lanjut. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih dari rekan F-ABRI, apakah Panja atau ke lain itu nanti

kita bahas karena ini menyangkut rnasalah yang sangat prinsipil yang

bersangkut dengan UU. Jadi baik saran itu kita terirna yang nanti kita akan

bahas dari F-PDI ada tambahan alasan Pak? Persilakan.

82

Page 61: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PDI (DJUPRI, SH ) :

Terima kasih Saudara Pimpinan. Kita sekarang ini berbicara masalah UU,

oleh karena itu mungkin ada baiknya karni ingin mengajukan satu tambahan penjelasan sebagai alasan kami, mengapa ini tidak perlu dirubahjudulnya.

Kami ingin menarik dari hirarki perundang-undangan meskipun didalam UU itu sendiri nantinya akan ditinjau tetapi ketentuan ini diatur didalam

TAP MPRSIXXlI966 ini sebagai landasannya. Di sana disebutkan bahwa

paling atas adalah sumber dari segala sumber itu adalah Pancasila, UUD 1945 Ketetapan MPR dan MPRS. Kemudian UUlPeratuaran Pemerintah

Pengganti UU Tetapi Ketentuan Pokok itu tidak ada yang seperti itu, itu yang pertama. Kedua, meskipun di dalam Nomor 5 Tahun 1974 disebutkan

bahkan itu merupakan satu perintah seolah-olah, kami ingin bacakan saja

Pasal58 UU Nomor 4 Tahun 1975.

"Dengan UU ditetapkan ketentuan pokok tentang Pajak dan Retribusi

Daerah". Tetapi kita harus menyadari bahwa UUini sudah terlalu lama,

kitapun sadar bahwa perkembanganini sudah Demikian maju. Oleh karena

itu saya yakin mestinya setiap periode tertentu katakanlah 10 tahun atau 5 tahun memang harus diadakan eventarisasi dan evaluasi tentang bahkan seluruhnya, kita sadari kita tidak mampu DPRini, begitu juga Pemerintah

belum melaksanakan. Oleh karena itu karni pikir ya kalau kita berpedoman

pada ini lalu benturan dengan UU yang terakhir yangjuga mengatur ketentuan pokok, ketentuan umum dan tatacara perpajakan sebagaimana diatur

terakhir dengan UU Nomor 9 Tahun 1994. Materinya secara operasional

oleh Pemerintah diajukan secara lengkap didalam Rancanganini, dengan demikian akan benturan satu sarna lain.

Oleh karena itu kami berpendapat tetap mempunyai pendapat bah~a

judul itu seperti apa yang dicantumkan di dalarn Rancangan ini. Terima kasih Saudara Pirnpinan.

83

Page 62: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Djupri.

Sekarang ini kami harapkan tanggapan Pemerintah.

PEMERINTAH :

Saudara Ketua, kita mulai dengan UU Nomor 11 Tahun 1987, disitu

ada iistilah Peraturan Umum Pajak Daerah. Kemudian tabun 1974 istilahnya

meskipun dengan hurnf kecil "(k)" "(p)" kecil dan "(r)" kecil, ketentuan

pokok dengan UU ditetapkan Iketentuan pokok tentang pajak dan retribusi

daerah. Lalu kita mengenaljugaistilah ketentuan umum. Ketentuan umum

itu terjemahan dari pada jenderal plusijes. Mengapa kami pakai istilah

ketentuan umum, karena tidak mungkin hal-hal yang prosedur diann

sampai yang kecil-kecil tidak mungkin, karena itu istilah umum bukan

untuk mengganti pokok tetapi untuk menggantl jenderal JPlusijes seperti

juga di negara-negara lain. Karena sifatnya sangat tehnis, mekanis dan itu

setiap saat berkembang yang namanya formulir-formulir dan lain-lain, kan

tidak mungkin itu diatur sampai semua suatu lhal yang tidak mungkiniah

itu. Jadi kita pakai istilah ketentuan umum.

Kemudian apakah dalam pelaksanaannya dengan Pemda harns dengan

Perda. Tetapi Perda yang akan dikeluarkan harns terkoordinir terhadap

UUini, tidak bisa dia menyimpang dari pad a UU ini. Jadi sampai yang

kita sebut pokokpun dia harns menundukan did karena tanpa mengecilkan

atan mengurangi artj sedikitpun untuk demi daerah tetap kita berpegang

padanegara kesatuan RI. Jadi karena ituini sekaligus pertanyaan Pak

Soelaiman apakah dengan Perda. Dengan catatan bahwa Perda harns

menundukkan diri pada UU ini. Jadi tanpa disebutkan ketentuan pokok

pun dia harns sudah menundukan diri, jadi sifat Perda nanti dengan UUini

tidak koordinatiftetapi sekoordinatif.

84

Page 63: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Karena itu Saudara Ketua,ini penjelasan kami dengan pertimbangan­

pertimbangan di atas sekali lagi dengan tidak mengurangi penghargaan

kami terhadap F-KP dan F-PP dengan semua argumentasinya yang juga

kami pahami kami tetap padanan UU ini dan kalau Saudara Pirnpinan dan para

Anggota Pansus yang terhonnat setuju untuk di Panjakan kami tidak keberatan.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih kepada Bapak Menku selaku Wakil Pemerintah, kita telah mendengar alasan-alasan dari si pengusul dan Fraksi-fraksi dan Pemerintah, dan terakhir dikatakan dibawa ke Panjaini karena hal yang

sangat prinsipil Bapak Menteri, ini harus kita putus di dalam Pansus.

Kami telah merundingkan dan untuk hal itu barangkali untuk pertama kali Pak Menteri biar kita agak sedikit pada pennulaan ini secara agak lebih

detail membahasnya, apakah tidak sebaiknya lobby saja sebentar Bapak

Menteri. Karena dalam lobby itu lebih cepat kita mengemukakan argumen

kita segala macam. Sehingga kalau judul ini sudah selesai dia akan DUrut sampai ke bawah mungkin Pak Menteri. Sebab kalau dalam Panja banyak

yang tergantung nanti, banyak yang mandeg pembicaraannya.

Jadi oleh sebab itu sependapatkah Fraksi-fraksi berserta Pemerintah dengan kami, karena kami telah bisi-bisik di sini sebaiknya sebentar kita lobbykan masalah ini, bincang-blncang sebentar antara Pemerintah dan Fraksi-fraksi. Setuju Saudara-saudara ?

(RAPAT: SETUJU)

Untuk hal itu barangkali kami mohon waktu lebih kurang 15 men it sampai jam 14.00 WIB atau kalau kita mulai tadi jam 13 lewat 5 menit

sampaijam 14.15 menit.

85

Page 64: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Untuk itu rapat kami skors untuk 15 menlit dan kita kembali padajam

J 4.00 WIB, rap at kami skors.

(RAPAT DISKORS PUKUL 13.45 WIB.)

KETUA RAPAT :

Bapak-bapak skors kami cabut, dan rapat kami lanjutkan. Skors di

cabut pukul 14.20 WIB.

(Skorsing dicabut Puku114.20 WIB.)

Oapat kami sampaikan setelah melakukan suatu musyawarah antar

Fraksi-fraksi dan Pemerintah dan tentu dalam hal ini tadi juga sama-sama

didengar alasannya, maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :

Adapun judul tetap Pajak Oaerah dan Retribusi daerah, jadi kami

ulangi. Tentang judul atau nama tetap tentang Pajak Oaerah dan Retribusi

Oaerah, dengan catatan bahwa sebab berapa alasan-alasan yang diharapkan

baik oleh F-PP maupun oleh F-KP tadinya akan tertampung nanti di dalam

penjelasan umum. Maka oleh sebab itu untuk hal ini mengenai nama atau

judulinil, kami mohon kesepakatan kita bersama yaitu nama ataujudul dari

pada RUU ini tetap Pajak Oaerah dan Retribusi Oaerah. Oapat disetujui

Ibu dan Bapak-bapak.

(RAPAT: SETUJU)

Sekarang tentu kita, jadi jam 14.15 tadi sebetulnya itu telah dapat

kita telah putuskan, walaupun tadi dengan beberapa alasan-alasan yang

dikemukakan. Kemudian kalau butir 4 saya rasa tetap semua,jadi untuk itu

butir 4 juga sudah dengan sendirinya harus kita. sudah oke kan.

(RA.PAT: SETUJU)

86

Page 65: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sekarang kita sudah sampai kepada Konsiderans, untuk konsiderans ini,

tadi juga telah disinggung di dalam lobbi, tapi sebetulnya walaupun tidak

disinggung di dalam lobby ini keputusan telah kita ambit dalam rapat kita

yang pertama dulu. Yaitu sepanjang mengenai konsiderans "menimbang

dan mengingat" tambah dengan "penjelasan utnum" akan diserahkan oleh

Pansus kepada Panja dan kepada Panja diamanatkan oleh Pansus untuk

diserahkan kepada suatu Tim Kecil, dari pada suatu Timcil dengan utusan

fraksi-fraksi dan Pemerintah dengan suatu mandat penuh. Demikian Ibu­

ibu dan Bapak-bapak. Setuju ?

(RAPAT : SETUJU)

Maka sekarang kami sampai kepada butir IS, saya rasa juga disini

ada permasalah seperti F-ABRI dengan persetujuan ditulis huruf besar

semuanya, saya rasa ini Panja yang mungkin juga akan menyerahkan

kepada Timus. Begitu barangkali Bapak.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 16, ini juga sudah tidak ada juga disini ada catatan

dari F-PP antara kata "tentang" dan kata "pajak" disisi lain kan, ini sudah

dengan sendirinya sudah kita putus dengan sendirinya, jadi juga dengan

butir 16 adalah merupakan keputusan oke punya. Demikian.

(RAPAT : SETUJU)

Maka sekarang kita masuk kepada Bab I yaitu Ketentuan U mum. Dalam

Ketentuan Umum ini ada 17 butir kalau tidak salah, maka kita lihat saja disini.

Pasal 1 dalanl UU masuk denganini sudah tidak ada masalah, semua sudah

tetap, butir 17 tetap, 18 tetap, tetap, butir 19 yaitu angka 1 baru disini F-KP

tetap, F-ABRI tetap, F-PP ada usulan perubahan yaitu mulai dari kata-kata yaitu kesatuan sampai dengan kata-kata Republik Indonesia dihapus dan

87

Page 66: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-PDI tetap. Menurut kita barangkali tidak ada yang sangat prinsipil ini

barangkaii atau ada yang F-PP barangkali ada yang perlu dijelaskan.

F-PP (D. ALI HARDI KIAI DEMAK, SH) :

Kami perfu menjelaskan bahwa daerah onotomi itu sudah dijelaskan

di dalam UU Nomor 5 Tahun 1974, apa yang disebut daerah otonom, oleh

karen a itu maka F-PP rnengusulkan daerah adalah daerah otonom sesuai

dengan peraturan perundangan yang berfaku, sehingga tidak perlu lagi

dijelaskan disini daerah otonom itu.

KETUA R.t\PAT :

Baik, karena dijelaskan Pt::merintah barangkali.

PEMERINTAD :

Kami Pernerintah tidak keberatan kalau semua fraksi sepakat.

KE,TUARAPAT:

Jadi untuk hal itu apakah kita dibahas disini atau di Panja saja nanti

Pak, Panja atau bisa kita putus. F-ABRI ?

F-PP (D. ALI HARDI KIAI DEMAK, SH):

Saya kira di Panja saja pale

Saya bacakan, di UU Nomor 5 Tal1Un 1974 bunyinya Ketentuan

U mum, Daerah otonom seianj utnya disebut daerah adalah se1uruh kesatuan

rnasyarakat hukum yang mernpunyai wilayah dan seterusnya.

KETUA RAPAT :

Jadi sarna maksud Pak Kiai, ini dikutip dari UU Nornor 5 Tahun 1974,

88

Page 67: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

makanya untuk butir 1 ini F-PP menyatakan daerah adalah daerah otonom

sesuai dengan peraturan penmdangan yang berlaku. Kalau mungkin Nomor

5 tahun 1974 berganti itu pula yang berlaku barangkali salah satu dasar lPikilran.

Silakan daTi F-ABRI Pak.

F-ABRI (DJATMIKANTO D, S.IP) :

Setuju di hapus, Pak.

KETUA RAPAT :

Setuju. Silakan F-KP.

F-KP (Drs. H. AWANG FAROEK ISHAK, SH) :

Kalau itu alasannya saya kira banyak sekali dalam ketentuan umum

yang diambilkan dari UU lain. Misalnya dari KUP saja ada berapa banyak

ketentuan Umum ini yang kita ambil, jadi menurut pendapat kamiini kita

selebaikan di Panja saja nantiladitidak perIu sekarang.

KETUA R.\PAT :

Terima kasih Pak Awang, Silakan FPDI.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Saudara Pimpinan.

Sebagaimana kita ketahui kalau Ketentuan Umum itu sebetulnya boleh

merupakan definisi atau batasan-batasan yang diuraikan sedemikian rupa

Sehinggajelas., yang sedapat mungkin tidak perlu penjelasan, kalau usulan

dari rekan F-PP ini nanti ada penjelasan Iagi, karena secara garis besar,jadi

kami pikir dari rancangan itu sudah cukup baik artinya merupakan suatu

89

Page 68: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

batasan dan definisi sedemikian rupa sehingga tidak diperlukan penjelasan

lagi. Demikian.

KETUARAPAT:

Pak Djupri, telah sarna-sarna kita dengar rnaka sebaiknya kami

sarankanini kita perdalam di dalam Panja, bagaimana Pak.

(RAPAT: SETUJlU)

BUitir 2 semua tetap, eke punya yaitu nomor 21,23 juga oke punya

tetap, tetap. 23 yaitu angka 4 semua tetap, saya rasa juga oke punya, ini

ketoknya agak kurang karena sudah lihat-lihat oke nya tadi sudah A saya

yang saya ketok.

(RAPAT: SETUJU)

Kelima, yaitu butir 24 F-KP punya saran kata "seimbang" di hapus

setelah kata perundang-undang ditambah kata "mengenai'" kata-kata yang

digunakan untuk membiayai dan seterusnya dan setelah perubahan jadi

kalimat sebagaimana dibutir, ini hanya redaksional.

Kemudian F-ABRI tetap, F-PP usul peru bahan, kata "pajak" setelah

kata "perundang-undangan" diganti dengan kata" perpajakan" sehingga

demikian bunyinya setelah perubahan juga Iredaksional, di F-PDI juga

redaksional kata "dilakukan" oleh diganti dengan kepada atau pribadi

diganti kepada perseorangan. Kami mohon tanggapan Pemerintah.

PEMERINTAH :

Kami usulkan di Panjakan saja, karena tidak prinsipil.

KETUA RAPAT :

Maka barangkali di dalam hal ini apakah Pansus ini dapat mengamanatkan,

90

Page 69: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

kita serahkan kepada Panja dan Panja nanti akan meneruskan ke Timus,

karena ini hanya redaksionaL Setuju Pak.

(RAPAT: SETUJU)

Jadi Panja, Timus.

Butir 25, saya rasa dalam halini F-KP tetap, F-ABRI tetap, F-PP juga tetap karena blank, dan usul F-PDI kata "pribadi" diganti dengan

"perseorangan" ini yang dikatakan oleh Pak Badjeber tadi supaya kita konsisten, jadi saya rasa ini mari kita Panjakan saja Pak, atau langsung ke

Timus, Panja Timus ya. Sebab ini menghindari juga harapkan Pak Purba

ini, jangan nanti ke Panja semua sebetulnya sudah bisa kita lanjutkan saja ke Timus.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 26 angka 7 F-KP usul perubahan kata "perpajakan"

diganti dengan kata "mengenai Pajak" juga redaksional, F-ABRI tetap,

F-PP tetap, F-PDI usul perubahan kata "pribadi" diganti dengan kata

"perseorangan"'; saya rasaini sarna dengan butir 25, yaitu kita serahkan kepada Panja dan terus ke Timus. Setuju.

(RAPAT:: SETUJU)

Butir 27, yaitu angka 8 usul perubahan setelah kata lamanya ditambah dengan kata sarna dengan, kata-kata kecualii ditetapkan lain-lain, dihapus redaksional; F-ABRI tetap, F-PP juga redaksional, antara kata lamanya dan

kata satu disisipkan angka 11, jadi angka 1 disisipkan dan pada kata "satu"

diberi tanda kurung. Jadi ini juga lebih redaksional, F-PDI juga perlu penjelasan apa yang dimaksud dengan masa Pajak satu bulan taqwin dan

yang ditetapkan lain, untuk hal inilah perlu kami minta penjelasan kepada

Pemerintah, kami persilakan.

91

Page 70: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Yaitu pertanyaan FPDI, apa yang dimaksud dengan masa Pajak satu

bulan taqwim dan yang ditetapkan lain pada butir angka 8, masa Pajak

adalah jangka waktu yang lamanya satu bulan taqwin, kecuali ditetapkan lain. Apa yang dimaksud dengan yang ditetapkan lain dan apa pula yang dimaksud dengan masa pajak 1 bulan taqwin, kami persilakan penjelasan

Pemerintah untuk menjawab rekan F-PDI. Kami persilakan.

PEMERINTAH :

Saudara Ketua.

Mengenai kalimat yang ditetapkan lain, adalah perhitungan masa untuk melaksanakan kewajiban perpajakan tidak tergantung pada banyaknya hari

dalam bulan yang bersangkutan misalnya berdasarkan transaksi. Jadi tidak selalu satu masa tertentu tapi misalnya yang berdasarkan transaksi.

KETUA RAPAT :

Dari F-PDI sudah terjawab Pak, Pak Jupri sudah terjawab.

F-PDI (DJUPRI, SH):

Taqwimnya yang belum Pak.

KETUA RAPAT :

Penjelasan masa pajak satu bulan taqwim yang belum Pak Menteri.

PEMERINTAH :

Masa Pajak satu bulan taqwim, yaitu penentuan untuk melaksanakan

kewajiban perpajakan, sesuai dengan banyaknya hari dalarn bulan yang

bersangkutan. Hari tidak sarna maksudnya untuk menarnpung itu saja,

pokoknya ganti bulan, bisa dua kabisat.

92

Page 71: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Sudah terjawab menurut rekan F-PDI.

F-PDI (SOENARJO) :

Saudara Ketua.

Dalam penjelasan memang tadi kita minta bahwa tidak akan mungkin

timbul adanya suatu keraguan tapi disini dengan kata "kecuali" yang tadi

diberi penjelasan oleh Pak Menteri bahwa ditetapkan lainini berdasarkan transaksi, apakah tidak bisa bahwa untuk tidak menimbulkan satu keraguan, karenaini memakai kecuali inikan menimbulkan suatu permasalahan juga,

padahal ini diketentuan umum apakah keterangan dari pada Pak Menteri

mengenai masalah yang sesuai dengan transaksi dimasukkan saja. Bahwa

bukan kecuali ditentukan lain tetapi adalah sesuai dengan transaksi misalnya, nanti kalimatnya bisa di rumus pada Timus supaya tidak

menimbulkan keraguan, karena dengan kata kecualiini menimbulkan suatu

keraguan, padahal ini ketentuan umum dan tidak perlu ada penjelasan nanti

ketentuan umum kok ada penjelasan, penjelasannya malah tidakjelas bisa

repotjuga.Demikian Pak Ketua, terima kasih

KETUA RAPAT :

Belum dijawab oleh Pemerintah, dari F-PP mungkin ada penjelasan, kami persilakan.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, SH) :

Sekedar kami mengingatkan semua di UU tentang KUP tahun 1994

memang dalam penjelasan umum sudah jelaskan butir c, masa pajak adalah jangka waktu yang lamanya sarna dengan satu bulan taqwim,

kecuali ditetapkan oleh Menteri Keuangan, disini hanya dikurangi Menteri Keuangan itu sebetulnya kutipan dari KUP butir c.

93

Page 72: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Kiai, ini bala bantuan untuk Pernerintah ini sudah

datang untukjawaban ya. Inilah penjelasan Pernerintah ditarnbah lagi oleh

Pak Kiai begitu. Bagairnana dari F-PDI.

F-PDI (SOENARJO) :

Dengan dernikian kalirnat oleh Menteri Keuangan rnasuk kalau begitu

ditarnbahkan, jadi rnasuk Panja atau Tirnus itu.

PEMERINTAH :

Ini tidak bisa karena ini, dengan Perda karena itu kata Menteri Keuangan

dihapuskan. Menteri Keuangan karena ini bukan karni rnenetapkan nanti.

Kalau urnparnanya kata-kataini bisa rnenimbulkan ditetapkan lain bisa

rnenirnbulkan berbagai penafsiran rnisalnya kita bisa rnerurnuskan lain

rnisalnya, apakah transaksi kita rnasih cari selain transaksi rnungkin ada

yang lain-Iain,jadijangan transaksi saja, karni tidak keberatan, tapijangan

bulan saja untuk rnenarnpung itu, kalau bukan bulan dianggap bukan rnasa

pajak berabe kita, itu saja karni tidak keberatan. Kalau urnpanya kata-kata

kecuali kata lain bisa rnenirnbulkan berbagai iterpretasi, kita cari saja istilah

lain rnisalnya transaksi dandanan apa nanti karni lagi cari, selain transaksi

ada apa lagi, kalau nanti karni surnbangkan kami sarnpaikan urun rernbug

karni. Saya kira itu Saudara Ketua.

KETUA RAPAT :

Penjelasan sebentar ini terjawab pula, penjelasan dari F-KP yang ingin

rnenghapus kata-kata ditetapkan lain, atau nanti kita bahas di Panja dan

Tirnus karena telah diberikan beberapa kejelasan-kejelasan tadi, silakan.

94

Page 73: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-KP (DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM) :

Pak Ketua. Kami memaklumi bahwa urusan dari masa pajak ini kita

ambilkan dari KUP, tetapi sebagaimana tadi dijelaskan oleh Pak Menteri

bahwa ini akan menyangkut hal-hal yang akan diatur di dalam Perda,

jadi tidak bisa saja kita ambil secara lengkap dari KUP karen a itu kami

mengusulkan setelah kata "lamanya" ditambah dengan kata "sama dengan"

dan kata-kata "kecuali" ditetapkan lain itu juga dihapus, oleh karena itu kami

baranggapan persoalan ini bisa saja nanti kita selebaikan di Panja, terima

kasih.

KETUARAPAT:

Dapatkah butir 27 angka 8 ini, kita selebaikan kita serahkan ke Panja,

maksud saya diserahkah k,e Panja, bukan Panja itu membahas Panja nanti

sudah langsung dapat menyerahkan ke Timus, tetapi herarki pembahasan

kita harus melalui Panja Pak, ini untuk menjadi catatan Sekretariat, jadi

nanti kalau ada Panja ada Timus, itu berarti sudah langsung ke Timus

Pak. Kalau yang dibahas Panja hanya Panja tok, atau nanti warnanya kita

bedakan nanti untuk kejelasan saja. Dari F-PDI masih ada Pak.

F-PDI (SOENARDJO) :

Saudara Ketua, dengan catatan bahwa apa tadi yang diberikan penjelasan

oleh Pak Menteri ini adalah kami sudah bisa menerima, oleh karena itu

maka dari pihak Pemerintah nanti membuat draft dari pad a rancanganini,

usulan yang Tadidikemukakan oleh Pak Menteri, sehingga nanti dalam

Panja dan Timus itu nanti draft kalimatnya dari pihak Pemerintah.

Terima kasih.

PEMERINTAH :

Contoh supaya konkrit kita, apa yang tidak biasakan masa Pajak

95

Page 74: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

misalnya transaksi itu Pajak tonto nan tidak masa pajak, pajak reklame,

itukan transaksi contohnya, jadi kami setuju. Kecuali dikaitkan dirubah

menjadi bahasa yang positif, kalau umpamanya disetujui kami nanti urun

rembug, kami coba kami rumuskan, terima kasih dan nanti di Panja.

KETUARAPAT:

Jadi terima kasih Pak Menteri.

Jadi rumusannya terakhir yaitu melalui Panja yaitu nanti akan

langsung ke Timus, tapi untuk memudahkan Timus Pemerintah diharapkan

menyiapkan draftnya, jadi kami catat disini draft awal akan disiapkan oleh

Pemerintah. Demikian saudara-saudara.

(RAPAT : SETUJU)

Sekarang kami beralih kepada butir 28 yaitu angka 9 usul perubahan

dari F-KP kata "wajib pajak" di awali dengan huruf besar. Jadi ini juga

redaksional kebiasaan F-ABRI tetap, F-PP yaitu usul perubahan antara

kata "Iamanya" dan kata "satu disisipkan angka satu" dan kata-kata "satu"

diberi tanda kurung. Jadi ini juga redaksional yang tidak prinsipiil dan

setelah perubahan dijelaskan dan saya rasa hal ini langsung ke Timus

melalui Panja, setuju saudara-saudara Panja, Timus.

(RAPAT : SETUJU)

Sekarang 29 yaitu, angka 10 yaitu usul perubahan kata "perpajakan"

diganti dengan kata "mengenai Pajak" ini juga telah ada usul pertama

Tadioleh F-KP, F-ABRI tetap, F-PP tetap, F-PDI tetap. Maka untuk hal ini

saya rasa juga terus ke Timus melalui Panja.

(RAPAT : SETUJU)

96

Page 75: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sekarang 30 angka 11, dalam hal ini hanya F-KPyaitujuga redaksional

setelah kata "penentuan" ditambah dengan kata "dan penetapan", kemudian

F-ABRI tetap, F-PP tetap, F-PDI tetap. Saya rasa ini Timus yang akan

merumuskan nanti ini, tanpa membahas karenaini hanya peru bahan­

perubahan kalimat saja. Setuju.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 31, angka 12 sarna saya rasa F-KP itu hanya perubahan

kata "dan" pada kata-kata "penghitungan dan pembayaran" di hapus kata

"perpajakan" diganti juga redaksional F-ABRI tetap, F-PDI tetap, F-PP tetap,

saya rasa juga tugas Timus ini, untuk meluruskan nanti, setuju Saudara-saudara.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 32 angka 13 ini ada usul perubahan nomor 13 menjadi

14, kata-kata "wajib pajak" diawali dengan hurufbesar, saya rasa ini kalau

diawali dengan huruf besar tidak masalah, itu akan dapat dibahas F-ABRI

tetap, F-PP tetap, F-PDI tetap. Barangkali kita mahan kejelasan juga

sedikit, perubahan tempatini apa alasan dari F-KP. Kami persilakan. Apa

prinsip, atau kita serahkan ke Timus.

F-KP (SOEKOTJO SAID, SE) :

Terima kasih Ketua.

Untuk nomor 32 ini sebetulnya masalah teknis, tetapi F-KP ini

menganggap perlu diluruskan bahwa sebelum Pajak disetor, ini ada

penetapan dari pada Pajak. Oleh karena itu untuk urutan berpikir lebih baik

ditetapkan dulu baru masuk ke setoran Pajak, ini alasan dari pada F-KP,

terima kasih"

97

Page 76: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Jadi ini karena ini tidak prinsipiil tetapi alasan ditetapkan dulu barn disetor. Jadi saya rasa serahkan ke Timus, Setuju Saudara-saudara.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian 34, semua tetap. Jadi berarti angka 15 juga Timus. Jadi tetap

di ketok.

(RAPAT: SETUJU)

Kemudian 16 semua tetap.

(RAPAT :SETUJU)

17 angka 36 tetap.

(RAPAT : SETUJU)

37 angka 18 semua tetap.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 38 angka 19 disini F-KP ada mengusulkan kata "dan

atau" diganti dengan kata "danlatau" redaksional, F-ABRI tetap, F-PP

tetap, F-PDI usul perubahan dibelakang kata "pajak" ditambah kata "yang terutang" sehingga setelah perubahan surat tagihan pajak daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat untuk melakukan tagihan pajak

yang terutang dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

Saya rasa langsung saja dari F-PDI ini barangkali untuk menyampaikan

kepada Pemerintah apakah dalam hal ini tepat dan saran dari F-PDI ini,

kami harapkan jawaban dari Pemerintah. Maaf F-PDI menjelaskan dulu

sarannya.

98

Page 77: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Silakan dari F-PDI.

F-PDI (SOENARDJO) :

Saudara K'etua.

Mengapa F-PDI mengusulkan bahwa di dalam kata-kata di belakang

kata "pajak" yang dibelakang setelah kata "tagihan Pajak" ini ditambah

dengan kata "terutang" agar untuk jelas, bahwa surat tagihan pajak daerah

apa yang ditagih itu memang benar-benar yang terutang oleh wajib pajak,

jadi agar tidak kejelasan tentang jumlah dan sebagainyaini tertuang pada surat tagihan pajak daerah yang terutang.

Demikian tambahan penjelasan Pak.

KETUA RAPAT :

Terima kasih rekan dari F-PDI.

Kami harapkan tanggapan dari Pemerintah.

PEMERINTAH :

Baik usul F-KP maupun F-PDI kami terima. Garis miring F-KP dan

atau, kemudian yang dari F-PDI ditambah terutang supaya lebih jelas, kami terima.

KETUARAPAT:

Dapatkah kita putus dalam hal ini untuk itu kita minta tanggapan dari F-ABRI dan F-PP, karena Pemerintah menyatakan baik saran F-KP

maupun saran F-PDI telah dapat diterima oleh Pemerintah.

Kami harapkan tanggapan dari F-ABRI.

99

Page 78: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-ABRI (DJATMIKANTO, D. S.IP) :

Terima kasih Saudara Pimpinan

Untuk usul dari F-KP kami sependapat, dan untuk usul dari F-PDI kami kurang sependapat kami mengacu kepada 994 KUP Pasal 1 huruf c, disitu juga hanya disebutkan surat tagihan pajak, ada surat untuk melakukan

tagihan pajak dan!atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda

Jadi di belakang surat tagihan pajak tidak pakai terutang, sehingga saya kira kalau kita konsisten dengan 994 saya kira tetap ... dalam artian yang F-KP diterima, yang F-PDI tidak kami terima, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak, Silakan F-PP.

F-PP (H. ALI KIAIDEMAK, SH) :

Kami bisa memahami usulan F-KP, tapi kalau konsisten dengan dan! atau karena mengacuk kepada KUP, seharusnya juga daru atau denda itu

juga harus pakai garis miring juga, kalau itu ac:uannya. Saya kira acuannya

sama itu.

Jadi kalau mengacu ke KUP ini dan ini dari kutipan KUP, maka

sebaiknya kita ikuti saja yang butir c daripada KUP itu. Jadi tidak pakai yang terutang dan garis miring atau bukan hanya disanksi tetapi juga tadi dan atau pakai seperti yang sesuai dengan KUP. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Baiklah walaupun tadi Pemerintah telah menyatakan tidak keberatan tetapi ada beberapa saran yang dikemukakan untuk konsistensi RUU ini,

sebaiknya kita serahkanjuga inijuga kepada Panja dan Timus. Setuju, Pak

Menteri.

100

Page 79: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

(RAPAT : SETUJU)

Walaupun tadi Pernerintah telah rnengatakan tidak keberatan, tapi ada

beberapa saran yang dikernukakan untuk konsistensi RUU ini, sebaiknya

kita serahkanjuga ini kepada Panja dan Tirnus. Setuju ? Pak Menteri ?

(RAPAT : SETUJU)

Butir 39 angka 20 kata perpajakan diganti dengan kata-kata "mengenai

pajak" juga redaksional, F-ABRI tetap. Dari F-PP sesudah kata SKPDN

ditarnbah dengan "pajak", redaksional untuk konsistensinya nanti harus

kita perhatikan betul-betul. Dari F-PDI dibelakang kata pajak ditambah kata

"yang terhutang" sarna dengan tadi. Jadi karena sarna dengan tadi putusnya

juga sarna dengan tadi, kita serahkan rnelalui Panja kepada Timus, Setuju

saudara-saudara ?

(RAPAT : SETUJU)

Sekarang kami sampai kepada angka 40 butir 21, dalam hal ini F-KP

tetap, F-ABRI tetap, usul perubahan dari F-PP sesudah kata itu ditambah

dengan "baca, (koma)", ini konsistensi yang diharapkan Bapak Kiaidernak

tadi yang harus diperhatikan betul oleh Panitia Perumus. Kernudian usul

perubahan dari F-PDI, rumusan tetap tetapi ada pertanyaan siapa yang

dirnaksud dengan pihak ketiga. Untuk jawaban ini karni harapkan dari

Pernerintah.

Jadi pertanyaanya siapa yang dirnaksud dengan pihak ketiga didalam

angka 21 ini. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas

keberatan terhadap SKPR, SPDKP, SKPDKPT, SKPDIB, SKPON atau

terhadap pemotongan atau pungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh

wajib pajak, siapakah yang dimaksud dengan pihak ketiga itu. Mohon penjelasan dari Pernerintah.

101

Page 80: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PEMERINTAH :

Yang dimaksud pihak ketiga adalah oranglbadan yang ditunjuk oleh Kepala Daerah yang bersangkutan, untuk memungut Pajak Daerah.

Bendaharawan dan lain-lain. Jadi memang yang ditunjuk untuk itu.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pak Menteri,

Apakah rekan dari F-PDI sudah memenuhi keinginanjawaban ?

F-PDI (SOENARJO) :

Cukup.

KETUA RAPAT :

Maka oleh sebab itu, barangkali dengan memperhatikan saran F-PP

untuk konsistensi tanda-tanda koma dan sebagainya, dapatkah butir 21 ini

kita okekan. Nanti Tim Sinkroniasasijuga akan memperhatikannya.

(RAPAT : SETUJU)

Angka 22 butir 41, F-KP tetap.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, SH) :

Tadi dipasti pada butir 39 Panja ke Timus, sekarang oke. Jadi perlu

diseragamkan.

KETUARAPAT:

Jadi kalau begitu Panja Timus, walaupun substansinya oke.

102

Page 81: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Kemudian butir 41 F-KP tetap, F-ABRI tetap, F-PP butir 42 angka 22

disesuaikan dengan hasil pembahasan RUU tentang Peradilan Pajak, F-PDI

usul perubahan dipending sejauhmana perkembangan RUU tentang Badan

Peradilan Pajak. Saya rasa perlu penjelasan sedikit. Silakan Pak Kiai.

F-PP (II. ALI HARDI KIAIDEMAK, 8H) :

Karena nanti didalam RUU tentang Badan Peradilan Pajak, disana

akan menjadi masalah tentang putusan banding, kepada Panja itu putusan

pertama dan terakhir. Oleh karena itu putusan banding itu akan terkait

dengan istilah banding menurut Sistem Kekuasaan Kehakiman yang kita

anut, sehingga nanti perlu dibahas tersendiri. Oleh karena itu ketentuan ini

akan tergantung pada kesepakatan kita dalam pembahasan tentang RUU

Peradilan Pajak.

KETUARAPAT:

Terima kasih.

Dari F-PDl, sarna barangkali. Silakan.

F-PDI (80ENARJO) :

Saudara Ketua,

Senada dengan yang dikemukakan oleh F-PP. Jadi karena kita belum

bisa mengetahui bagaimana nanti perihal ini pada Peradilan Pajak. Oleh

karena itu kami mohon untuk dipending nanti akan disesuaikan/sinkron

dengan keputusan daripada Peradilan Pajak. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih. Dari Pemerintah ?

103

Page 82: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PEMERINTAH :

Pending.

KETUA RAPAT :

Kalau begitu, barangkali ini akan merupakan tugas kita di Panja, tapi

namun demikian kalau kami pribadi komentarini kan Badan Peradilan Pajak Imrufkecil tapi baiklah kita Panja kan.

(RAPAT: SETUJU)

Kemudian butir 42 angka 23. Tetap semua fraksi.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian angka 24, butir 43 usui perubahan dari F-KP adalah setelah

kata "pungutan" ditambah dengan kata "daerah", jadi juga redaksional. Yang lain F-ABRI tetap, F-PP tetap, F-PDI tetap.

Apakah ini kita serahkan ke Timus, atau bisa kita putus dalam Pansus

ini, setelah mendengar F-KP barangkali. Apakah memang perlu ditambah

"daerah" atau tetap kepada redaksi pertama. Timus atau. Timus, F-KP

minta Timus, Panja Timus.

Kemudian butir 44, angka 25 semua tetap. 26 juga oke punya.

Kemudian butir 46 angka 27, F-KP usul perubahan sesudah kata

"komersial" itu ". (titik). Kalimat, walaupun pada clasarnya clap at pula disediakan oleh sektor swasta "hapus" dan dimasukkan dalam Penjelasan

Pasal 18 ayat (1) huruf b. Ini jadinya.

Kemudian F-ABRI, setelah kata "komersial", kata "walaupun diganti

dengan kata "karena". Setelah perubahan berbunyi sebagai berikut, F-PP

104

Page 83: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

tetap, F-PDI minta penjelasan dan contoh. Maka untuk itu barangkali dalam

hal ini perlu kami mintakan sedikit alasan dari F-KP. Kami persilakan F­

KP.

F-KP (SOEKOTJO SAID, SE) :

Penjelasan dari F-KP bahwa ada kelebihan kalimat menurut pandangan

F-KP sehingga usulan perubahan berbunyi sebagai berikut : Jasa usaha

adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut

prinsip-prinsip komersial. (titik), tidak ada tambahan lain. Terima kasih.

F-ABRI (DRS. PAIMAN) :

Pada DIM F-ABRI setelah kata "komersial" itu kata "walaupun" kita

ganti dengan "karena", hal ini dimaksudkan adalah dengan menggunakan

kata "karena" itu akan lebih mengenal sasaran ataupun Inti dari pada

kalimat tersebut, oleh karena itu kami mengusulkan kata "walaupun" ini

diganti dengan kata "karena". Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih F-PP tetap, F-PDI tetap walaupun memerlukan tanggapan,

tapi apakah tidak sebaiknya ini kita serahkan saja ke Panja nanti. Dari

Pemerintah.

PEMERINTAB :

Pada saat ini, dalam praktek ada berapa asset daripada Pemda yang

belum diBUMDkan tapi sebenarnya sudah dikomersialkan, misalnya

dia punya bungalow-bungalow yang tidak banyak, mungkin ada juga

yang lain-lain, itu di beberapa daerah ada. Air Minum tapi belum jadi

PDAM ada itu, kami temui. Jadi dia masih mencari bentuk, dia belum

memutuskan untuk dijadikan sebagai BUMD karena masih terlalu kecil.

105

Page 84: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Kalau ini kita tidak tampung, kata-kata "walaupun" pada dasarnya

dapat pula swasta, kami khawatir harus cut to cut oleh Pemda. Kita lihat

flesibel, kalau dalam hal ini umpamanya oleh Pemda diserahkan kepada

Swasta untuk mengelola tentunya ada kontrak diantara mereka, itu sudah

otomatis, mengapa tidak.

Misalnya ada satu Pemda punya bungalow dua, didekat situ ada

perusahaan swasta yang juga punya bungalow-bungalow kan itu lebih

efisien. Daripada Pemda menugaskan orang untuk mengurus 2 bungalow,

salah-salah nanti biayanya lebih besar daripada hasil bungalow itu.Dinas

menyediakan alat berat, rata-rata Pemda sekarang itu menyediakan alat

berat kepada kontraktor-kontraktor, dia bukan BUMO, apa harus terus­

terusan begitu. Kita tahu yans namanya mengurus bungalow tidak gam pang

kalau bukan ahlinya kasihan close fleksibilitas untuk itu, yang kita tidak

mau kalat mengurus pajak itu diborongkan, itu kita tidak mau, itu kita tutup

dalam PDRD tertutup, tapi yang begini ini nanti kalau ini besar nanti bisajadi

PDMD, tapi kalau temyata dia begitu-begitu saja tidak berkembang dijual

saja, untuk mengususl 2 bungalow tetapi close semacam ini perlu dibuka.

lni Saudara Ketua, kami tidak keberatan untuk Panja, tetapi sebelum

Panja merumuskan, fakta-fakta ini mohon betul-betul diingat, jangan kita

main hapus, main hapus hati-hati, ini praktek-praktek ada dan kita harus

akomodasikan undang-undang ini setelah disahkan terhadap praktek­

praktek yang ada selama ini. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Kalau tadi akan kita serahkan kepada Panja, Pak Menteri mengingatkan

atau setelah dijelaskan oleh Bapak Menteri dapatkan F-KP atau F-ABRI

kembali ke rumusan RUU, itu pertanyaanya dulu, F-KP.

106

Page 85: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

F-KP (IR. NY. BAMBANG SIGIT PRAKOESWO) :

Terima kasih.

F-KP dapat memahami penjelasan Bapak Menteri bahwa hal-hal itu

Memang ada terjadi, namun kalau diperkenankan di Panjakan saja tetapi

kita tetap memakai bahwa kalau bisa kalimat itu dihapus. Kemudian

penjelasan Bapak Menteri itu kita letakkan masukkan dalam Penjelasan.

Kami setuju di Panjakan.

KETUARAPAT:

Terima kasih.

Tapi ingat, ini Ketentuan Umum, bukan pasal. Jadi Ketentuan Umum sedapat mungkin dari segi teknik perundang-undangan jangan

punya Penjelasan, karena ini definisi, kejelasan, Penjelasan singkat dan

sebagainya.

F-KP (IR. NY. BAMBANG SIGIR PRAKOESWO) :

Kami tambahkan sedikit. Ini dimasukkan kedalam Penjelasan Pasal 18

ayat (1) hurufb, mengenai Jasa Usaha.

KETUA RAPAT :

Terima kasih. Dari F-ABRI.

F-ABRI (DRS. PAlMAN) :

Dari F-ABRI, setelah mendengarkan penjelasan dari Pemerintah,

kami masih melihat bahwa kata "walaupun" ini masih mengambang dibandingkan dengan kata "karena", karena kalau kata "karen a" ini lebih

tepat. Oleh karena itu, F-ABRI menyarankan masih tetap menggunakan kata "karena" dan kalau perlu di Panjakan. Terima kasih.

107

Page 86: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Jadi kalau begitu dari meja Pimpinan mengajak, apakah ini kita Panjakan

dengan cacatan Bapak Menteri tadi, yang teJah dikemukakan. Kita Panjakan ?

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian selanjutnya, butir 47 angka 28, dari F-KP usul perubahan kata

"semua" pada baris kedua dihapus, kata "guna" diganti dengan kata "dengan

tetap" agar memberikan batasan yang lebih jelas pada perijlnan tertentu, karena

pembinaan pengaturan pengendalian dan pengawasan pengertiannya luas.

Kemudian dari F-ABRI setelah kata "adalah" kata "semua kegiatan"

diganti dengan "kegiatan tertentu". Ini tidak begitu substansi.

Kemudian F-PPtetap, dari F-PDI kata-kata "semua kegiatan Pemerintah

dalam rangka memberi .... " dihapus. Hampir sarna dengan F-KP. Antara

kata "ijin dan kepada" disisipkan kata "yang diberikan oleh Pemerintah

Daerah", kata "pribadi" diganti dengan "perorangan".

Untuk hal ini, kami tidak melihat hal yang begitu krusial dalam hal

ini. Barangkali ini dapat kita bahas didalam Panja, jadi bukan di Timus.

Dapatkah hal ini kita Panjakan ?

(RAPAT: SETUJU)

Kemudian butir 48 angka 29 oke punya, karena ini semua tetap.

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian butir 49 angka 30, saya rasa hanya dari F-KP. Kata "tertentu"

pad a kata jangka waktu tertentu, dipindahkan dan ditempatkan setelah

kata-kata "batas waktu", dan setelah kata "jasa" ditambahkan. Hanya

redaksional. Apakah ini bisa ke Timus ? Panja Timus.

108

Page 87: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

(RAPAT : SETUJU)

Kemudian angka 50, semua sebetulnya tetap, tetapi hanya F-KP yang

lngin merubah tempat. Jadi seperti yang tadi,jadi kita serahkanjuga nanti

ke Timus lebih dulu nanti Timus menyerahkan ke Tim Sinkronisasi nanti

kita lihat dalam Panja. Kemudian sarna yaitu butir 51 angka 32 mempunyai

hal yang sama Panja, Timus karena semua tetap hanya perubahan tempat.

Kemudian butir 52 angka 33 oke punya.

(RAPAT : SETUW)

Kemudian angka 34 hanya F-PDJ yaitu kata "tagihan" diganti dengan

"penagihan", itu hanya istilah, saya rasa ini ke Timus melalui Panja, Timus.

(RAP AT : SETUJU)

Kemudian 54 angka 35, F-KP penyempurnaan redaksi pada kalimat

"Perpajakan daerah dst "diganti dengan "wajib pajak dan wajib retribusi

berdasarkan ketentuan peraturan perundangan mengenai Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah".

F-ABRI tetap, F-PP tetap, F-PDI setiap dibelakang kata "retribusi"

ditambah dengan kata "daerah".

Kami rasa tanpa menanyakan kepada pengusul, hal ini barang-kali

kewajarannya kita bicarakan didalam Timus melalui Panja. Sesuai Saudara­

saudara ?

(RAPAT : SETUJU)

Kernudian 55 angka 36, F-KP ada pertanyaan, F-ABRI tetap, F-PP

tetap, F-PDI setiap dibelakang kata "retribusi" ditambah kata "daerah" sarna

dengan yang tadi, cuma ini ada pertanyaan, apakah nomor 36 dianggap

perlu, karena sudah ada dalam Bab VIII dan Pasal 41, karena pertanyaan

109

Page 88: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

ini disasarkan kepada Pemerintah, kami harapkan Pemerintah dapat

memberikan penjelasannya. F-KP perIu memberikan penjelasan, silakan.

F-KP (DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM) :

Karena didalam Bab VIII, Pasal41 disitu sudah ada, kami menganggap

perlu disatukan dalam ketentuan ini, oleh karena mungkin perlu kami

dengarkan dulu penjelasan Pemerintah. Terima kasih.

KETUARAPAT:

Silakan kepada Pemerintah.

PEMERINTAH :

Kami berpendapat bahwa :agar supaya kalau kita membaca undang­

undangini langsung kita sudah mengetahui apa yang dimaksud dengan itu,

tapi kalau semua fraksi berpendapat tanpa inijuga sudahjelas, kami tidak

keberatan. Dengan kata lain di delete pengertian ini, tapi kami cantumkan ini supaya nanti kalau kita menggunakan kata-kata ditempat lain sudah

pagi-pagi kita tahu apa yang kita maksudkan dengan itu, tapi andaikata

semua fraksi berpendapat tidak usah dijelaskan, bahwa ini sudah jelas

dengan menunjuk pada pasal sekian-pasal sekian, kami tidak keberatan.

KETUA RAPAT :

Dari F-PDI.

F-PDI (SOENARJO) :

Saudara Ketua,

F-PDI menganggap bahwa butir 36 ini perlu, mengapa butir 36 ini

perlu kalau apa yang dikemukakan oleh F-KP bahwa didalam Pasal 41

110

Page 89: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

sebagaimana apa yang ada pada ayat (1) dan juga Pasal41 sebagaimana apa

yang ada pada ayat (3) didalam Pasal 41, ini mempunyai atau mengandung

arti yang memberikan kejelasan yang berbeda.

Jadi Pasal 41 ayat (1) itu tentang Pejabat Pegawai Negeri Sipil

tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberikan wewenang.

Sedangkan didalam ayat (3) Penyidik sebagaimana yang dimaksud ayat (1)

memberitahukan,ini tentang prosedur. Sedangkan didalam 36 ini adalah memberikan penjelasan sebagal penyidikan, tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan lain sebagainya.

Jadi artiannya ahlah mempunyai arti yang berbeda dan juga arahnya

juga berbeda. Oleh karena F-PDI menganggap bahwa butir 36 ini perlu, Sehingga nanti dalam hal masalah kejelasan daripada undang-undang ini

adalah sudah cukup jelas tentang apa yang diurai pada butir 36 ini.

Demikian Saudara Pimpinan.

KETUARAPAT:

Terima kasih. Dari F-ABRI.

F-ABRI (DRS. PAlMAN) :

Terima kasih Bapak Pimpinan,

Pada DIM Fraksi ABRI tetap, hal ini dimaksudkan adalah sesuai dengan rumusan yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 8 Tabun 1981 tentang KAP, dimana didalam rumusan tersebut memberikan petunjuk atau merupakan pedoman bagi PPNS didalam melaksanakan tindakan-tindakan

lebih Ian jut.

Sedangkan menanggapi usulan daripada F-KP, sebenamya adalah lebih

baik kita masukkan ini tetap, karena didalam Bab VIII Pasal 41 ini kurang

III

Page 90: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Jengkap penjelasannya, untuk ltu periu pedoman Iengkap oleh karenanya

kami sarankan bahwa sesuai dengan naskah RUU.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih, dari rekan F-ABRl. Dari F-PP.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEJ.\IIAK,SH):

F-PP melihat bahwa mengenai butir 36 ini ada dan tidaknya memang

relatif sekali, karena memang penyidik disini juga adalah yang dimaksudkan

oleh dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang didalam KUHAP

sudahjelas. Jadi buat F-PP ada dan tidaknya sama saja.

KETUA RAPAT :

Terima kasih.

Sebetuinya kalau kita melihat, ini bukan mendahuliui, F-KP juga

hanya bertanya. Jadi kalau sudah begitu jawabnya ya tetap tidak apa-apa,

barangkali demikian F-KP ?

Jadi, memang tetap tidak apa-apa, cuma bertanya. Jadi kalaujawabnya

sudah litu, perJu penegasan, dan hal ani telah dikuatkan oleh rekan F-PP.

Tidak ada rundingan antara F-PP dan F-KP.

Masuk jadi dan tak masukpun jadi.

PEMERINTAH :

Masuk lebih baik.

112

Page 91: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Ya masuk. Bagaimana F-PDI cocok?

F-PDI(SOENARJO) :

Cocok.

KETUARAPAT:

Cocok. Jadi ini tetap masuk. Ini oke punya.

(RAPAT : SETUJU)

Sekarang ada lagi masalah sedikit, F-KP ada mengusulkan tarn bah

butir baru yaitu tentang Badan dan Pejabat. Kami silakan F-KP.

F-KP (DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM):

Didalam RUUini banyak sekali disebutkan pada. Oleh karena itu

sebagaimana halnya dengan Ketentuan Umum yang dimaksud. Jadikami

usulkan bahwa perlu ada rumusan mengenai Badan, karena berulang kali disebut didalam Batang Tubuh, Sehingga jelasnya kami mengusulkan "Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan U saha Milik Negara atau

Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkum pulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lain". Saya kira

demikian, sedangkan yang berikutnya adalah Pejabat untuk menegaskan pengertian Pejabat yang dimaksud didalam Batang Tubuh. Yang dimaksud

Pejabat adalah Pegawai Pemerintah Daerah yang diberi tugas tetentu dibidang pengelolaan pajak dan atau retribusi daerah, yang Tadi juga telah

disinggung oleh Bapak Menteri. Terima kasih.

113

Page 92: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasuh dari F-KP.

Yaitu saran untuk menambah 2 butir, maka untuk hal itu kami berikan

putaran pertamaini kepada F-ABRI terlebih dahulu.

F -ABRI (DJATMIKANTO D., S.IP) :

Terima kasih Saudara Ketua,

Berhubung kata-kata "badan"ini kami memang sependapat dengan F­

KP bahwaini sering diungkap atau disebut didalam pasal-pasal berikutnya

dan rumusannya sesuai dengan Undang-undang Nomor 9 tahun 1994,

Pasal 1 tentang KUP Pasal 1 huruf b, kami sependapat tentang badan ini.

Sedangkan mengenai Pejabat, kami sependapat untuk dirumuskan namun

rumusannya yang perlu kita perbincangkan kita diskusikan lebih dahulu.

Terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih dari rekan F-ABRI. Jadi prinsipnya mengenai Badan,

oke. Mengenai Pejabat oke, tapi kita rumuskan kita bahas rumusannya yang paling tepat. Kami persilakan dari F-PP.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, SH) :

Terima kasih.

Sebenarnya mengenai badan ini sudah umum kita ketahui bahwa badan itu adalah badan hukum atau bukan badan hukum dan ternyata uraian

daripada butir 37 yang merupakan kutipan dari Pasal 1 butir b KUP ini,

114

Page 93: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

intinya semua yang disebutini dan bahkan masih ada usaha lainnya lagi,

kundanya hanya 2 yaitu badan hukum atau bukan badan hukum, yang

dikatakan badan itu.

Kita mau tam bah-tam bah lagi jenis-jenis yang akan berkembang tetap

kundanya 2 itu. Jadi perlu dipertimbangkan, apakah memang perlu lagi

penjelasan seperti ini yang didalam KUP sudah baku dan dalam kehidupan

dunia perpajakan memang sudah jalan untuk dicantumkan lagi. Ini hanya

satu tanggapan saja yang tidak memilih mengambil putusan setuju atau tidak.

Demikianjuga mengenai pejabat, kami ingin mengetahui dahulu acuan

dalam UU No.5 tahun 1974 pejabatjuga, sudahjelas, tapijuga kami belum

mendengar dari F-KP penggunaan istilah "Pejabat" dalam batang tubuh ini

sampai sejauhmana, Sehingga membutuhkan penjelasan tersendiri dalam

ketentuan umum ini.

KETUA RAPAT :

Terima kasih dan kami lanjutkan dari F-PDI.

F-PDI (DJUPRI, SH) :

Terima kasih, kita masih berbicara masalah pengertian ketentuan umum

yang menyangkut pengertian, itu apabila memang sudah dijelaskan dalam

batang tubuh dan kemudian sudah dijabarkan dalam penjelasannya, saya

kita tidak perlu apalagi kalau istilah badan itu sudah merupakan pengertian

umum.

Tadi dari F-PP juga menanggapi demikian, badan itu badan hukum dan

badan tidak tennasuk didalam badan hukum.

Kalau pejabat menurut F-PDI sudah dijelaskan didalam batang tubuh

didalam pasal sudah ada pengertian siapa yang dimaksud pejabat disitu,

115

Page 94: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

sehingga kalau disitu sudah ada tidak perlu kecuali memang maksud pejabat

itu berbeda-beda yang dirumuskan didalarn batang tubuhnya, sehingga

dengal1l demikian kata badan dan pejabat itu tidak periu ditarnbahkan

dalam ketentuan umum ini, kita nanti akan ketemukan itu, siapa pejabat

itu didalam batang tubuh, kami sendiri belum Ibisa menunjuk pasal berapa,

tapi banyak beberapa pasal yang menjelaskan.

Demikian Saudara Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih dari rekan F-PDI, karni persilakan tanggapan Pemerintah.

PEMERINTAH :

lni ada dua hal yang satu sifatnya tehnis dan yang satunya lebih

merupakan pejabat yang dalarn arti menunjuk kewenangan tertentu, jadi

kita harus hati-hati. Jika hendak dimasukkan dalam ketentuan umum karni

tidak keberatan dengan catatan sebagai berikut: "Pengertian badan adalah

sebagaimana dimaksud didalam KUP", sebagaimana yang dikemukakan

oleh Bapak Zain Bajeber dan Kyai Demak,jangan nantinya antara undang­

undang yang satu dengan yang lainnya saling berbeda, nantinya tidak enak

karena yang membuat undang-undang ini kita bersama jadi harus persis

sarna, selama itu memang begitu dan pengertian bad an sarna. Kami usulkan

tadi yang dibacakan sarna.

Pasall diketentuan umum, ketentuan KUP, kami tidak keberatan kalau

mau diambil tapi andaikata kita sudah menganggap jelas hadan, memang

karena itu, memang kami tidak rumuskan karena sudah jelas dan diambil

dari KUP, tapi kalau mau diulang pengertian itu tolong diambil Ketentuan

KUP. Mengenai pengertian pejabat di batang tubuh ada, itu berbeda dengan

UU No.5 tahun 1974 karena itujika hendak dirumuskan pengertian pejabat

karni tidak keberatan dengan catatan bahwa pengertiannya harus sarna

116

Page 95: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

dengan batang tubuh, kami tidak keberatan, asal batang tubuh terlebih

dahulu, jangan berbeda dengan batang tubuh, jadi ini catatan yang kami

berikan. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih 8apak Menteri, kami kembalikan kepada F-KP dengan catatan tadi kalau akan diambil juga badan ini ambit seperti yang dirumuskan

dalam KUP dan kalau akan dirumuskan pejabat hams berhati-hati karena bagaimanapun pejabat ini telah dirumuskan didalam batang tubuh.

Jadi Pemerintah menyatakan karena sudah dirumuskan dalam batang

tubuh tidak dirasa perlu lagi didalam ketentuan umum. Sebelum fraksi­

fraksi memberikan tanggapannya, maka kami kembalikan dahulu kepada pengusul yaitu F-KP.

F-KP (DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM) :

Terima kasih, tadi telah mendengar penjelasan daTi Bapak fc Menteri,

memang maksud kami adalah untuk memberikan penegasan, fc karena terus terang saja yang banyak menggunakan UU nanti adalah pejabat­

pejabat didaerah yang belum tentu sempat membaca KUP, sehingga dengan Demikian kami harapkan dengan kita cantumkan disini maka mereka akan tambah jelas apa yang dimaksudkan dengan badan dan kami juga dapat

menyetujui dana kebetulan rumusan yang diajukan oleh F-KP adalah

sesuai dengan KUP, dengan demikian harapan 8apak tadi sudah terpenuhi.

Kemudian mengenai pejabat kami setuju dengan fraksi lain, dinyatakan memang mungkin kita perlu hati-hati untuk memberikan uraian mengenai pejabat itu karena harus sesuai dengan Pasal 37, Pasal 1 dan Pasal 2, sehingga dengan demikian kita tabu persis yang dimaksud dengan pejabat itu, pejabat apa. Sebab bisa saja nanti pejabat yang dimaksud disangka

117

Page 96: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

adalah Bupatinya, padahal bukan itu. Jadi pejabat yang karena kealpaannya tidak memenuhinya itu adalah pejabat yang diberi tugas mengenai pajak.

Khusus untuk Pejabat kami usulkan untuk "dipanjakan". Terima kasih

KETUA RAPAT :

Jadi untuk hal ini barangkali kami kemukakan pendapat yang terakhir

dari F-KP, kalau dapat tambahan badan mengambil over dari KUP

dicantumkan di dalam Ketentuan Umum. Mengenai p.ejabat ini akan

dibahas didalam Panja. Tanggapan Pemerintah ? oh ada lagi dari F-KP.

INTERUPSI F-KP (NY. H. SIS HENDARWATI HADIWITARTO) :

Tambahan saja, hanya mengingatkan dalam RUU Surat Paksa itu

tentang badan ada di Ketentuan Umum dan bl~danya definisi dengan KUP

ada tambahan reksa dana. Jadi kalau nanti disini diputuskan oke, lalu dari

RUU sendiri ada tambahan reksa dana, ini kami hanya mengingatkan saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Ibu Sis yang mengingatkan, karena juga di Undang­

Undang lain ada juga tercantum di Ketentuan Umum, tapi tidak sarna betul

karena ada tambahan reksa dana.

Untuk hal itu bagaimana tanggapan Pemerintah, sebelum kita putuskan

apakah ini di Panja atau bagaimana.

PEMERINTAH :

Jadi itu sudah persis, teriima kasih atas peringatan Ibu Sis, ini sudah

118

Page 97: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

tercantum serta bentuk badan usaha lainnya. Reksadana jtu adalah bentuk

usaha lainnya, Jadj tertampung kalau diambil rnmusan seperti KUP. ltu

jawaban kamR.

KETUARAPAT:

Terima kasih.

Jadidapatkah kita putuskan, mengenai badan dicantumkan didalam

Ketentuan Umum mengambil over lstilah KUP dan mengenai Pejabat akan

djbahas didalam Panja dengan harapan draft disusun awal oleh Pemerintah. Setuju ? Silakan Bapak Kiai demak.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, SH) :

Nanti ini perlu kita buat klarifikasi dalam mensinkronkan badan ini, apa yang dari sana disinkronkan disini atau sini sinkronkan kesana, karena

ini dalarn satu paket dalarn pansus yang sarna, disana ada reksadana, disini

penjelasan Menteri usaha lainnya itu termasuk reksadana. Jadi apa yang

disana nanti cukup mengikuti ini juga reksadana itu sudah ditarnpung dengan badan usaha lainnya atau ini disini ditambah usaha reksadana kalau

ada kaitannya, yang penting ada sinkron antara satu paket Undang-undang

yang kita bahas.

KETUA Ro\PAT :

Terirna kasih, kalau begitu barang kali ini kita bahas dalarn Panja nanti dan awal draft kita harapkan dari Pemerintah. Setuju ?

(RAPAT : SETUJU)

Dernikian ibu-ibu dan Bapak-bapak yang kami hormati dan wakil Pemerintah, setelah satu hari ini kalau dilihat pasalnya hanya barn satu

ll9

Page 98: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

pasal, jangan dilihat butirnya, kalau butirnya saya rasa cukup ban yak kita

bahas, tapi kalau lihat pasalnya yaitu baru satu pasal. Ya satu Bab tapi

pasalnya hanya baru Pasal satu. Sekarang kita masuk ke Bab II bagian

Pertama baru Pasal 2.

Baiklah, sekarang kita lanjutkan butir 57 saya rasa tidak ada masalah

karenaini judul, Bab II Pajak.

Bagian Pertama, angka 58 judul juga" JENIS, TARIF, BAGI HASIL DAN CARA PENGHITUNGAN PAJAK, F-KP blank, F-ABRI Tetap. F­

PP Tetap, usul perubahan dari F-PDI judul bagian berubah menJadi" Jenis,

bagi hasil dan tarip penghitungan pajak", ini geser menggeser.

Jadi ini kita serahkan ke "Timus".

(RAPAT : SETUJU)

PEMERINTAH :

Tarif belum tahu, tidak ada yang bisa dibagi. Dengan tarif kita jumlah

setelah tahu jenis, jumlahnya dikali tarif tahu jumlah, jumlah dibagi baru

tahu kita bagi hasilnya. Ini cuma catatan saja ..

KETUA RAPAT :

Jadi tadi walaupun kami telah menyatakan Panja Timus, tapi setelah dengan tertawa Bapak Menteri mengemukakan ini, apakah F-PDI cocok

kalau kita kembali ke RUU saja.

F-PDI (SOENARJO) :

Saudara Ketua.

120

Page 99: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Sebagaimana didalam RUU ini kitajuga ada yang belum tabu hasilnya,

tetapi juga sudah disebutkan tentang tingkat II anda memperoleh jumlah

seluruhnya dikurangi 10%. rtu belum apa-apa sudah diberitahukan tentang

bagi hasilnya, tapijumlahnya belum tabu. Oleh karena itu maka kami tetap

pada bagi hasil yang pertama.

Jadi kalau saudara Ketua sudah menyampaikan tentang Panja, nanti

kita bicarakan ke dalam Panja.

KETUA RAPAT :

Panja yaitu akan dibahas didalam Timus ini nanti.

(RAPAT: SETUJU)

Sekarang kita sampai pada butir 59, Pasal 2 ayat (1) "Pajak Daerah

Tingkat I terdiri dari F-KP Tetap, F-ABRI Tetap, F-PP "setelah angka 1 ditambah kata Jenis "Jenis Pajak Daerah Tingkat I terdiri dari", dan F-PDI

tetap. Saya rasa F-PP menambah keterangan sedikit.

F-PP (H. SOELAIMAN BIYAmMO) :

Saya kira tanpa diberi keterangan kita sudah melihat bahwa bagian

pertama ini judulnya jenis, maka jenis pajak daerab itu antara lain pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama. Jadi hanya menguatkan menggunakan

jenis yang disebutkan di judulnya.

KETUA RAPAT :

Bapak Menteri kami persilakan, karena Disini ada minta tambahan

kata jenis memang sesuai dengan judulnya "Jenis, Tarif, Bagi hasil". Jadi

oleh sebab itu dalam Pasa12 ini "Jenis Pajak Daerah Tingkat I terdiri dari", Jadi ditambah katajenis sebelum kata pajak.

121

Page 100: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PEMERINTAH :

Memang karena karena sudah dikatakan jenis, kemudian yang kedua

terdiri dari, dengan demikian terdiri dari pasti lebih dari satu macam, biasanya jenis atau apalah namanya, pokoknya lebih dari satu. Jadi kalau

saya akan mengusulkan supaya di "Panjakan" saja, tidak prinsip itu.

KETUA RAPAT :

Jadi oleh sebab itu Panja atau Timus ? Panja ya.

(RAPAT : SETUJU)

Butir a ayat (I) Pajak Kendaraan Bermotor, kami teruskan saja untuk

lebih memudahkan pembahasan kita yaitu:

a. Pajak Kendaraan Bermotor;

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;

c. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

ltu ayat (l)-nya, maka disini ada usul F-KP "agar dalam penjelasan Pasal

2 ayat (1) butir a ditambah dengan jenis-jenis kendaraan yang dimaksud

misalnya alat angkutan air dan alat be rat" . Ini dalam penjelasan Pasal.

Kemudian usul F-ABRI dalam penjelasan Pasal sarna agar ditambah

"Pengertian tentang Kendaraan Bermotor termasukjuga alat-alat berat dan alat-alat angkutan air bermotor".

F-PP "Tetap", F-PDI , "Tetap".

Karena ini menyangkut dengan penjelasan nanti saya rasa Pemerintah

122

Page 101: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

tidak akan keberatan dan nanti akan dibahas didalam Tim yang akan

membahas mengenai penjelasan.

Namun Demikian kita minta dulu alasan dari masing-masing fraksi.

Kami minta dari F-KP.

F-KP (SOEKOTJO SAID, SE) :

Terima kasih.

Khusus untuk Pajak Kendaraan Bermotor, F-KP berpendapat bahwa ini

perlu ada penjelasan, karena F-KP menganggap Kendaraan Bermotor itu

tidak hanya kendaraan bermotor yang dapat digerakkan dijalanan umum.

Jadi ada kendaraan bermotor yang bisa dijalankan di air dan merupakan

alat-alat berat yang dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan yang jauh

dari kota, Sehingga kalau hal ini dituangkan di Penjelasan, harapan F-KP

ini bahwa kejelasan tersebut betul-betul dapat dipahami oleh masyarakat,

sehingga usulan kami didalam penjelasan ini ada tambahan yaitu yang

berkaitan dengan angkutan air dan alat berat.

Terima kasih.

F-KP (DRS. H. AWANG FAROEK ISHAK, MM) :

Saya tambahkan Bapak Ketua.

Menambahkan apa yang disampaikan oleh rekan kami, Bapak Menteri

kami beranggapan bahwa RUU ini bertujuan untuk memperkuat landasan

penerimaan daerah dengan alasan ingin menyederhanakan jenis pajak dan

retribusi daerah itu sekaligus juga kita tahu bahwa UU ini nanti adalah

sekaligus untuk mengefektifkan jenis-jenis pajak dan retribusi daerah

terutama yang potensial dan efisien didalam pemungutannya.

123

Page 102: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Selama ini hampir seluruh daerah tingkat I di Indonesia sangat memanfaatkan sekali potensi didaerahnya, dimana angkutan air dan

alat beratini hampir semua daerah ada perdanya. Oleh karen a itu kami

mengharapkan tidak usah didalam batang tubuh tetapi didalam penjelasan

itu diberikan tambahan tentang pengertian-pengertian apa itu pajak

kendaraan bermotor yang dimaksud seperti yang kami usulkan.

Saya kira Demikian.

INTERUPSI F-PP (H. ZAIN BADJEBER) :

Barangkali Pansus ini kan membahas Batang Tubuh, jadi untuk

menghemat waktu, masalah-masalah penjelasan Pasal biarlah pada Tim

yang bersangkutan.

KETUARAPAT:

Jadi makanya tadi saya singgung yang pertama, karena ini menyinggung

penjelasan, itu nanti bisa kita bahas didalam Panja barangkali untuk

menguatkan ini.

Jadi kalau kami melihat dalam hal ini juga dari F-ABRI karena juga

mengusulkan penjelasan, apakah dapat kita rumuskan atau kita pastikan

substansi butir a Pajak Kendaraan Bermotor itu okey punya dalam batang

tubuh. Kendaraan Bermotor seperti RUU, penjelasan itu nanti kita bahas

belum kita bahas sekarang atau ada keterangan dari Bapak Menteri.

PEMERINTAH :

Saudara Ketua, kami tahu banyak aspirasi daerah tentang itu, terutama

mengenai alat berat dan ini kita harus betul-betul hati-hati. Dalam berbagai

kesempatan kita sampaikan bahwa tanpa mengurangi sedikitpun pentingnya

124

Page 103: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

penerimaan daerah dan karena itu disini kami masukkan pajak bahan bakar

kendaraan bermotor itu besar jumlahnya. Jangan kita bunuh ayamnya

ambillah telurnya, telurnya pun sebagian kalau telurnya diambil oleh atau

orang semakin banyak memberikan penghasilan sebagian banyak diambil,

sehingga jerih payah orang memproduksi lebih banyak telur, laba itu diambil,

orang tidak bergairah untuk menambah laba usaha, itu sistem pajak jaman

baheula, yang sekarang sudah dihapuskan yang dianut oleh negara-negara

yang disebut "WELFERSTEITGHT' yang itu akan menjadi bumerang.

Jadi semakin tinggi orang akan semakin gebuk, semakin tinggi laba

orang semakin gebuk artinya negara mengam bit lebih banyak, lalu untuk

apa saya capek-capek, makin keras makin diambil lebih ban yak negara

daripada saya, di Iorang dengan atas nama wellfersteitght dan terus terang

madzhad itu telah ditinggalkan, yang sekarang itu telah menjadi politik

besar dianut negara-negara industri khuslllsnya eropa barat, karena break

cut income tax yang tinggi 60-70%. Jadi madzhad yang demikian sudah

ditinggalkan, tapi kita menganut yang moderat tetapi tax base-nya yang

diperluas.

Yang kedua adalah jangan kita mengenakan suatu jenis pungutan

apapun namanya pajak dan lain-lain yang pada dasarnya kita mendiskoris

berkembangnya suatu perekonomian. Jadi ke orang majak itu jangan

ekonominya gebuk, setiap perkembangan ekonomi itu pada gilirannya

pasti dia akan memberikan tambahan income. Madzhab demikian sudah

ditinggalkan.

Sekarang umpamanya alat berat itu digebuk, orang tidak terlalu bergairah

untuk membangun satu daerah a dan b, misalnya alat-alat pertanian kita

tidak tahu diluar jawa perlu mekanisasi misalnya karena orang sulit

mentransmigrasi orang itu mudah didalam tulisan, paper dan seminar­

seminar tapi tidak semudah yang dibayangkan orang. Terus terang saja

pengalaman kita selama ini.

125

Page 104: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Jadi kalau alat-alat berat misalnyaalat-alat PL, alat-alat pcrtanian itu kita

kenakan pungutan tertentu itu yang namanya pengusaha atau siapapun juga

yang mau berusaha itu ngapain bam mel1laruh alat beratnya sudah digebuk

pajak, Iho kenapa dipajakin wong bam alat beratnya masih nongkrong,

dia belum memberikan suatu income tertentu sudah digebuk ini yang saya

katakan jangan bunuh ayam, ambil telur tapi ambil telur jangan semua,

ini madzhab yang sudah ditinggalkan terus terang saja" yang sekarang

daerah-daerah masih banyak menganut. Dalam beberapa kesempatan kami

sampaikan ini, bukan kami tidak mengerti pentingnya penerimaan daerah,

makin daerah terima besar makin baik, makin kurang tergantung pada

pusat, makin bagus buat kami yang sehari-hari masih diberi kepercayaan

oleh rakyat untuk mengelola keuangan negara. Karena menyadari itu kita

masukkan bahan bakar minyak, pasti jumlahnya lebih bes3lr daripada yang

namanya kendaraan alat-alat berat. Jadi karena itu kami sarna sekali tidak

setuju terus terang, ini prinsip. Kami tidak setuju dimasukkan alat berat

karena itu membunuh ayam tidak mengambil telur. Itu mendiskorit orang

untuk membangun daerah, baik-baik pikirkan masalah-masalah seperti ini,

kami tahu daerah-daerah, kami mengerti berkali-kali kamijelaskan masalah

ini. Kalau pusat mengambil madzhab ini tidak akan penerimaan pajak pusat

seperti sekarang, yakinlah tidak akan, kalau madzhabnya bunuh ayamnya.

Sekali lagi jangan salah mengerti bahwa kami tidak mengerti aspirasi

daerah, kami sangat mengerti aspirasi daerah. Yang penting bagaimana

persepsi kita mengenai masalah ini karena itu kita kenaikan bea balik

nama atas tanah, bahan bakar motor jauh lebih besar potensinya daripada

itu yang menimbulkan berbagai kontroversi, juga kendaraan air itu tidak

banyak, berapa sini motor-motor itu, syarat-syarat colection rationya lehih

tinggi dari hasilnya, tidak banyak itu.

Jadi karena itu saudara ketua, ini saya agak prinsipil mengemukakan

masalah-masalah ini demi untuk kepentingan daerah jangan dilanjutkan

pem ikiran-pem ikiran pajak yang sudah ditinggalkan oleh dun ia internasional

126

Page 105: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

terus terang saja karena berbagai pengalaman empiris yaitu membunuh

ayamnya. Kalau umpamanya pusat masih menganut madzhab itu saya tidak

tahu apa yang terjadi. Tapi syukur alhamdulillah kita menyadari bersama

Dewan yang terhormat ini kita sedang merumuskan suatu ketentuan undang­

un dang pajak yang cukup modem dan karena itulah kemudian dengan

suatu administrasi perpajakan yang semakin kita perbaiki, iklim usahanya

yang semakin meningkat kita berhasil sampai sekarang ini menjadikan

pajak sebagai tulang punggung daripada pembiayaan pembangunan kita.

Demikian dan terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih Bapak Menteri.

Saya rasa tidak beda, makanya kami katakan tadi Pajak Kendaraan

Bermotor, disini meminta penjelasan, memang untuk meninggalkan itu.

Karena saran-saran dari Pemerintah meminta memungut terus, kalau

sudah dijelaskan dalam Penjelasan hilanglah keragu-raguan itu, jadi saya

rasaini menguatkan pendapat Bapak MenteJri, barangkali F-ABRI dan F­

KP meminta penjelasan ini.

Namun Demikian, kami mohon penjelasan dari F-ABRI untuk

menyatakan dalam Penjelasan agar ditambah pengertian tentang Kendaraan

Bermotor. Sebetulnya pada prinsipnya kita sangat sependapat, kami

persilakan dari F-ABRI.

F-ABRI (DRS. PAlMAN) :

Setelah kita mendengar penjelasan dari Bapak Menteri, memang kami

dapat mengerti, hanya pokok permasalahannya dalam pen jelasan pasal yang

dibuat oleh Pemerintah itu cukup jelas, disini permasalahannya. Sedangkan

yang kita ketahui apa yang dimaksud dengan kendaraan bermotor, kita

lihat sekarang Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu

127

Page 106: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

Lintas, Pasal I butir 7 yaitu "Kendaran Bermotor adalah kendaraan yang

digerakkan oleh peralatan mekanik yang berada pada kendaraan tersebut".

Berarti mengacu kepada hal tersebut alat-alat berat maupun kendaraan air

termasuk kendaraan bermotor.

Kedua, kita juga menghindari kalau tidak ada penJelasan didalam

penjelasan atau penjelasan pasal, kitajangan sampai terjebak nanti didalam

pasal-pasal berikutnya yang mengatur tentang bahan bakar kendaraan

bermotor. Ini jangan sampai nanti mereka mengajukan restitusi, karen a

merasa bahwa saya bukan kendaraan bermotor tetapi kenapa dikenakan

Pajak pada bahan bakar kendaraan bermotor. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Demikian tanggapan dari dua Fraksi, Kami persilakan alasan F-PP

dalam halini.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, SH) :

Saya kira kalau dari semula kita sepakati untuk efisiensi waktu kita

Panjakan saja, toh ini tinggaU penjelasan, jadi dalam Panja itu nanti kita

bicarakan, jadi tidak terlalu substantif hanya karena terkait dengan

pengertian-pengertian kendaraan pada perundang-undangan yang lain.

Jadi menurut F-PP, untuk butir 60 dan 61 jangan dibahas di Pansus,

lebih baik kita bahas di Panja.

KETUA RAPAT :

Terima kasih;

Sebetulnya tadi ini ada hal yang prinsipil karena disini yang dimaksud

Pajak Daerah Tingkat I terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam

kendaraan bermotor ini F-KP mengusulkan dlitambah dengan jenis-jenis

kendaraan bermotor yang dimaksud misalnya alat angkutan air dan

128

Page 107: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

alat berat. Sedangkan kalau F-ABRI yaitu dalam penjelasan pasal agar

ditambahkan pengertian tentang Kendaraan Bermotor.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, 8H) :

Boleh kami luruskan Bapak Ketua ?

KETUA RAPAT :

Silakan.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, 8H) :

Kedua-duanya meminta dalam Penjelasan bukan pada Batang Tubuh.

KETUA RAPAT :

Ya, Penjelasan, tetapi disini Pak Menteri Tadi menyatakan bahwa

alat kendaraan bermotor berat ini tidak akan dikenakan Pajak, ini sangat

prinsipil kata beliau tadi. Jadi untuk itulah kita minta clearence disini

apakah perlu hal ini atau kita kembali kepada perumusan RUU.

F-PP (H. ALI HARDI KIAIDEMAK, 8H) :

Pak Ketllla Penjelasan itu bukan tugas Pansus, tugas Pansus

membicarakan redaksi pasal ini.

KETUARAPAT:

Baik, kalau begitu. Cuma tadi Pak Menteri barangkali dan kami juga

mengatakan itu, jadi RUU nya tetap Penjelasan nanti kita bicarakan pada

saat rnernbahas, tetapi Pak Menteri tadi menjelaskan mernperingatkan supaya kita tidak terjebak didalarn rnasalah-masalah seperti yang lewat.

Jadi untuk hal itu karni kernbali rnenanyakan apakah Pasal 2 ayat (1) butir aini Pajak Kendaran Bermotor tetap sebagairnana RUU, apakah setuju?

129

Page 108: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PEMERINTAH :

Dan tidak ada catatan bahwa harus merujuk pada Undang-undang

Kendaraan Bermotor atau sebagaimana Undang-undang mengenai Nomor 14 Tahun 1992. Karena ini hal yang berbeda, ini berbicara Pajak. Itu

berbicara dalam rangka transportasi umum. Jadi harus kita bedakan, jadi

jangan sampai nanti dibelakang hari dianggap ingkar janji. Itu saja kami hendak memberikan catatan, kami tidak setuju bahwa ini harus dikaitkan

langsung dengan Undang-undang mengenai Lalu Lintas Jalan, sarna sekali

berbeda masalahnya, ini kita bicara masalah pajak, itu berbicara masalah

transportasi.

Jadi hams dilihat tiap Undang-undang hams mempunyai jalur Lain­

lain, jadi tidak hams kita mengambil rumusan sesuai dengan Undang­

undang Lalu Lintas Jalan. Terima kasih.

F-PP (DRS. H. JUSUF SYAKIR) :

Pak Ketua;

Saya kira soal Penjelasan dan bukan Penjelasan itu teknis, tetapi ini

masih ada hal prinsip yang mesti diselesaikan yaitu alat besar itu kena

pajak atau tidak ? Yang penting disitu, bahan bakarnya kena pajak tidak ?

Menurut F-KP dan F-ABRI meminta kena pajak, Pemerintah keberatan.

lni bukan masalah tempat, bukan hanya sekedar masalah penjelasan, ini

masalah prinsip. Alat besar itu Pansus menetapkan kena pajak tidak bahan bakarnya, Pemerintah jelas keberatan, untuk kepentingan pembangunan

jangan diberikan pajaknya, jangan ditarik pajaknya. Saya kira ini diselebaikan disini dulu, bukan masalah tempat, kalau soal Penjelasan itu tidak prinsipil, ini dulu diselesaikan.

Terima kasih.

130

Page 109: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

PEMERINTAH:

Saudara Ketua;

Untuk alat-alat berat tetap bahan bakarnya kena pajak, kami tidak

mengecualikan tetapi alat beratnya yang dipajaki kami keberatan.

KETUA RAPAT :

Jadi Bapak-bapak;

Sebetulnya apa yang diungkapkan oleh Bapak Menteri itu sudah jelas

didalam Pajak Kendaraan Bahan Bakar Kendaran Bermotor, tetapi seperti

dikatakan oleh Bapak Jusuf Syakir Tadikarena ada beberapa hal yang harus

kita carikan kejelasan dulu. Tadi Bapak Kiaidemak menyatakan, ini kan

Batang Tubuhnya Pajak Kendaraan Bermotor yang lain ini Penjelasan,

tetapi Pak Jusuf Syakir mengingatkan ada beberapa hal yang prinsip. Pajak

Kendaraan Bermotor ini kena apa tidak, pajak kendaraan bermotor alat

berat kalau tidak kita kembali kepada rumusan RUU sebagaimana yang

diharapkan oleh Pemerintah. Tanpa Penjelasan kalau begitu, ini yang harus

kita carikan dasar pemikirannya.

Kepada Fraksi POI, SiJakan.

F-PDI (SOENARJO) :

Saudara Ketua dan Bapak Menteri yang terhormat;

Bapak dan Ibu sekaJian yang kami hormati;

Demi kepastian hukum, maka ini tadi ada dua hal dan tadi sudah

dijelaskan oleh Bapak Menteri, sedangkan dalam Penjelasan apa yang tadi

dikemukakan oleh Bapak Menteri tidak ada. Oleh karena itu, persoalannya

131

Page 110: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

bukan apakah Pansus ini akan memberikan penjelasan atau tidak tetapi ini

ada satu permasalahan yang perlu dijelaskan untuk penegasan hukum supaya

tidak ada salah tafsir. Oleh karena itu tnaka perlu ada Penjelasan, adapun

yang mengerjakan Penjelasan siapa itu urusannya tadi sudah Panja masuk

Timus, tetapi ini perlu ada penegasan bahwa penjelasan itu ada, bahwa

yang namanya kendaraan alat besar itu itu tidak termasuk kena ten tang

Pajak Kendaraan Bermotor, ini nanti dijelaskan dalam Penjelasan bahwa

itu memang kendaran bermotor tetapi tug.asnya itu begini, itu tidak kena,

tetapi bahan bakamya karena itu kendaran bermotor kena. Saya kira ini

perlu ditambahkan penjelasan, siapa yang merumuskan dalam Penjelasan

ini sudahjelas tadi siapa yang punya tugas untuk menyusun Penjelasan itu.

Demikian Saudara Ketua, terima kasih.

KETUARAPAT:

Terima kasih kepada rekan dari F-PDI;

Kami kembali kepada F-KP untuk dapat lebih dipertegas.

F-KP (SOEKOTJO SAID, SE) :

Terima kasih Ketua;

Kita ini berbicara masalah Pajak Kendaraan Bermotor, prinsip semua

kendaraan bermotor kena pajak. Jadi untuk mengantisipasi pendapat

Saudara Menteri, barangkali bisa diatur seperti halnya plat merah itu kena

Pajak tetapi tarifnya nihil. Jadi pada prinsipnya kena pajak untuk kendaraan

berat ini tetapi bisa diatur tarifnya nihil, tetapi prinsipnya kena pajak karena

alat berat ini termasuk katagori kendaran bermotor.

Terima kasih.

132

Page 111: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terirna kasih;

Karena ini ada keragu-raguan untuk rnernenuhi unsur dernakrasi, ternan

saya dalarn hal ini Pak Yahya rnengatakan bahwa saya akan rnengclearkan

rnasalah ini, silakan Pak Yahya, rnudah-rnudahan clear.

F-PDIIWAKIL KETUA (DRS. YAHYA NASUTION) :

Begini Pak Menteri;

Bapak Menteri tadi rnengatakan bahwa Pajak Kendaraan bermotornya

tidak rnasuk alat berat, tetapi pada huruf c itu bahan bakarnya kendaraan

berrnotor rnasuk, bagairnana rurnusan kendaraan pada kendaraan bermotor

pada ayat a lain dengan rurnusan kendaraan bermotor pada ayat c, ini tidak

bisa Pak, harus ada kejelasan. Karena kalauini tidak dijelaskan, rnaka

Pajak bahan bakarnya juga tidak kena rnestinya. Jadi rnernang ini harus

diclearkan. Dernikian, terirna kasih.

KETUA RAPAT :

Terirna kasih Pak Yahya Nasution;

Dalarn hal ini apakah Bapak Menteri ada tanggapan ?

PEMERINTAH :

Saudara Ketua;

Mernang kita perlu rnernberikan penjelasan, karena itu karni tidak, bukan

kami tidak setuju rnakin ketak ketak.. tetapi supaya nanti kita tidak, waktu

di Panja terus ada silang pendapat yang agak berat. Karni sampaikan bahwa

rneskipun alat berat tidak kena tetapi bahan bakarnya kena itu tidak apa-apa,

133

Page 112: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

bukan dua hal yang bertentangan. Sebabini mengenai alatnya dan mengenai

bahan bakarnya, itu satu jenis pajak. yang berbeda, itu tidak apa-apa, bukan

dua hal yang bertentangan, yang penting kita rumuskan seperti itu, yang

penting ini suatu kesepakatan kita sebagai Undang-undang. Bahan bakar

tetaP kena, kami tidak menghendaki ada satu pengecualian-pengeeualian

terhadap bahan bakar ini, itu nanti menimbulkan permasalahan yang

lebih besar lagi dan karena itu bisa kita rumuskan dalam penjelasan kalau

umpamanya Pimpinan dan Anggota Pansus Yang Terhormat menghendaki

Penjelasan itu, kami bersedia meneoba untuk membantu memberikan

penjelasan mengenai pasalini, nanti kita bahas bersama-sama.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Bapak menteri; Masih ada dari F-ABRI, Silakan.

F-ABRI (DJATMIKANTO, D., S.IP) :

Terima kasih Bapak Ketua;

Mengenai alat berat sudah tereover dalam artian nanti ada Penjelasan,

dalam DIM kami masih ada alat angkutan air bermotor. Alat angkutan air

bermotor itu bukan hanya misalnya katakanlah sejauhini pajaknya keeil

seperti di Kalimantan Barat, walaupun keeil tetapi dirasakan besar oleh

daerah. Tetapi kita lihat juga sekarang kecenderungan orang-orang kaya

punya kapal motor, kapal pesiar, mungkin tambah banyak orang kaya juga

tambah banyak orang yang punya seperti itu, apakah inijuga tidak dikenakan

padahal itu untuk bersenang-senang untuk mandang dan sebagainya.

Ini juga perlu kejelasan saya kira, supaya daerah juga nanti punya

kepastian didalam penyusunan peraturan daerahnya.

Terima kasih.

134

Page 113: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

KETUA RAPAT :

Terima kasih rekan dari F-ABRI;

Kalau begitu kami menyarankan, wal<tu sudah jam 16.00 WIB kita

endapkan nanti malam, Sehingga apa yang Bapak Menteri harapkan karena

sudah ada mazab yang harus meninggalkan itu dan barangkali rumusannya,

tetapi dilain pihak Penjelasan yang diharapkan itu bukan penjelasan untuk

mengenakan bagaimana adanya kepastian hukum mengenai kendaraan

bermotor ini untuk daerah.

Tadi Pak Menteri menyatakan Pemerintah telah ingin bersiap-siap

dan kembali juga kepada Bapak Kiaidemak, bukan kita berarti membahas

penjelasan, tidak, tetapi pasal ini demi lancarnya Undang-undang ini

atau demi substansi akalt1 Undang-undang ini memerlukan Penjelasan

sebagaimana kata Bapak JusufSyakir tadi.

Jadi kesimpulannya barangkali, substansinya tetap yaitu a. Pajak

Kendaraan Ber111otor, kemudian ada Penjelasan yang akan memberikan

satu kepastian bagi daerah dia kelt1a atau tidak kena pajak, sebagaimana

diungkapkan oleh Bapak Menteri tadi. Oengan mengucapkan terima kasih

tadi, ka111i ingin menskors rapat pada hari ini, tetapi kami dibisikkan oleh

rekan Pimpinan sebelah kami, butir yang te1ah dapat diselesaikan 59 dan

tetap 107, hari ini berjumlah 166 butir, sehingga besok yang akan kita

selesaikan tinggal 183 butir. Insya Allah besok hendaknya dapat hal-hal

yang seperti tadi dapat kita bahas dengan baik sehingga dapat selesai besok

PORO ini padajam 16.00 WIB.

Atas perkenan Pemerintah dalam hal ini Bapak Menteri beserta Staf

dan Anggota Pans us Yang Terhormat, Rapat di skors sa111pai besok jam

09.00 WIB dil tempat yang sama.

135

Page 114: RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS (PANSUS) PEMBAHASAN 5 …berkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20190923-025859-5257.pdf · Hadir - Anggota Pansus I. 24 54 Orang dari 59 Orang Anggota

136

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabil 'A lam in, rapat kami skors.

RAPAT DISKORS PUKUL 16.00 WID.

Jakarta, 24 Februari 1997

a.n. KETUAPANSUS

5 RUU BIDANG PERPAJAKAN,

SEKRETARIS PANSUS,

NY. ANITA SOEKARDJO. SH

NIP. 210000974