repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A....

14
JURNAL TUGAS AKHIR PEMODELAN NUMERIK FLOWNET LUBANG PORI UNTUK TANAH PASIR BERLEMPUNG DENGAN SOFTWARE GEOSTUDIO SEEP/W DISUSUN OLEH : ST. RAHMAH FIRAAH D121 11 263 PROGRAM STUDI LINGKUNGAN JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Transcript of repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A....

Page 1: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

JURNAL TUGAS AKHIR

PEMODELAN NUMERIK FLOWNET LUBANG PORI UNTUK TANAH PASIR

BERLEMPUNG DENGAN SOFTWARE GEOSTUDIO SEEP/W

DISUSUN OLEH :

ST. RAHMAH FIRAAH

D121 11 263

PROGRAM STUDI LINGKUNGAN

JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

PEMODELAN NUMERIK FLOWNET LUBANG PORI UNTUK TANAH PASIR BERLEMPUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSTUDIO

SEEP/W

1St. Rahmah Firaah, 2Ardy Arsyad, 2Riswal K1Mahasiswa Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

2Dosen Pengajar Prodi Teknik Lingkungan Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK : Perluasan lahan untuk pemukiman penduduk merupakan bentuk pengembangan kota yang mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka sebagai resapan hujan. Lubang pori merupakan salah satu resapan buatan yang dapat meresapkan air hujan ke dalam pori-pori/rongga tanah atau batuan. Aliran rembesan air dalam tanah dapat dianalisa dengan melakukan pemodelan sehingga dapat diketahui distribusi laju perembesan berdasarkan model tinjauan yang diselesaikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk pemodelan garis ekipotensial dan flowline, debit rembesan dan hasil pemodelan dengan jenis tanah yang berbeda. Software Geostudio Seep/W merupakan suatu software yang memiliki kemampuan untuk menganalisa masalah rembesan. Dalam penelitian untuk jenis tanah pasir berlempung dilakukan eksperimental laboratorium sebagai data primer yang menginput nilai koefisien permeabilitas dan jenis tanah lain berdasarkan referensi. Simulasi aliran air tanah pada kondisi steady-state dengan Seep/W diperoleh hasil berupa garis ekipotensial, flowline dan debit rembesan yang kemudian akan dibandingkan dengan hasil ekperimental laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan garis ekipotensial dan flowline dari eksperimen laboratorium dengan Seep/W menunjukkan bentuk yang sama, untuk debit rembesan yang paling besar terdapat pada analisis 3 lubang pori hal ini membuktikan adanya lubang pori yang direncanakan efektif meningkatkan laju infiltrasi. Selanjutnya pada hasil pemodelan dari jenis tanah yang berbeda diketahui tanah jenis lempung memiliki debit rembesan yang paling rendah.

Kata Kunci : Pemodelan, Seep/W, Debit Rembesan

ABSTRACT : The expansion of area for inhabitant settlement is a form of city development which is causing the lessening of open area as the absorption of rain. Pore holes are one of the artifical absorptions which able to absorb rain water into the pores/soil cavity or rocks. The flow of water seepage in the soil can be analyzed by doing modeling until it is known on the distribution rate of permeation based on the model review which is done. The objective this research is to analyze the form of equipotential line and flowline, seepage discharge and the results of modeling with types of different soil. Software Geostudio Seep / W is a software which has an ability to analyze permeation problem. In the research for the type argillaceous sandy soil is done laboratory experimental as the primary data which input coefficient value of permeability and types of other soil based on the references. The simulation of groundwater flow on steady-state condition with Seep/W was acquired the result in the form of equipotential line, flowline and seepage discharge which are then going to be compared with the results of laboratory experimental. The results of this research shows the equipotential line and flowline of laboratory experimental with Seep/W show the same form, for the biggest seepage discharge on analysis 3 of the pore holes in this case there are pore holes that effecitive planned to increase infiltration rate . And then the result of modeling of the type of different soil is known as the type of argillaceous has the lowest seepage discharge.

Keywords : Modelling, Seep/W, Seepage Discharge

PENDAHULUANPerkembangan kehidupan yang terus

berlangsung menuntut terjadinya perubahan penggunaan lahan daratan yang terus meluas. Perluasan lahan untuk pemukiman penduduk sebagai salah bentuk pengembangan kota yang memicu pertumbuhan wilayah perkotaan mengakibatkan berkurangnya lahan terbuka yang semula berfungsi sebagai area resapan hujan. Dampak yang dapat

ditimbulkan dari berkurangnya laju peresapan air ke dalam tanah akan menyebabkan banjir pada musim hujan. Lubang berpori dapat digunakan sebagai media meresapnya air ke dalam tanah. Dengan adanya lubang pori yang berisi pasir pada tanah, air akan lebih cepat masuk ke profil tanah. Pasir memiliki pori-pori besar sehingga air dengan mudah terperkolasi ke bawah dan kemudian meresap ke dalam tanah

Page 3: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

Pergerakan air dalam tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi. Air tanah pada dasarnya adalah sebuah sumber daya yang tersembunyi, karena itu studi tentang air tanah di bawah kedua kondisi batas alami dan buatan memerlukan teknik pemodelan dalam aplikasinya.

Ada dua tujuan utama yang menjadi fokus perhatian dalam pemodelan perembesan air ke dalam tanah. Pertama, pemodelan dilakukan untuk mengetahui bagaimana distribusi tegangan air dalam tanah akibat perembesan itu. Kedua, pemodelan dilakukan untuk mengetahui bagaimana distribusi laju perembesan dalam tanah berdasarkan model tinjauan yang akan diselesaikan.Dengan mengetahui distribusi kecepatan perembesan dalam tanah maka dapat diperhitungkan banyaknya air yang akan merembes dan kemana arah perembesan air. Oleh karena itu, dilaksanakan penelitian dengan judul “Pemodelan Numerik Flownet Lubang Pori Untuk Tanah Pasir Berlempung Menggunakan Software Geostudio Seep/W”.

TINJAUAN PUSTAKAKonduktivitas hidrolik atau

permeabililtas tanah didefinisikan oleh hukum Darcy untuk satu dimensi yaitu aliran secara vertikal. Sifat ini sangat dipengaruhi oleh geometri (ruang) pori dan sifat dari cairan yang mengalir di dalamnya. Ukuran pori dan adanya hubungan antar pori-pori tersebut sangat menentukan apakah tanah mempunyai permeabilitas rendah atau tinggi.

Koefisien rembesan (coefficient of permeability) tergantung pada beberapa faktor, yaitu : kekentalan cairan, distribusi ukuran butir pori, distribusi ukuran butir, angka pori, kekasaran permukaan butiran tanah, dan derajat kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung struktur tanah memegang peranan penting dalam menentukan koefisien rembesan. Tabel.1 Harga-Harga Koefisien Rembesan pada Umumnya (Das, 2002) :

Jenis Tanah k(cm/det) (ft/menit

Kerikil Bersih 1,0 - 100 2,0 - 200Pasir Kasar 1,0 - 0,01 2,0 - 0,02

Pasir Halus0,01 - 0,001 0,02 - 0,002

Lanau 0,001 - 0,00001

0,002 - 0,00002

Lempung

kurang dari

0,000001kurang dari 0,000002

Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien permeabilitasnya. Darcy (1856) memberikan hubungan antara kecepatan dan gradien hidrolik sebagai berikut :

v = ki (1)dimana :v = kecepatan air (cm/det)k = koefisien permeabilitas (cm/det)i = gradien hidrolik

Tangki permeabilitas merupakan suatu perangkat percobaan yang digunakan untuk menggambarkan fenomena rembesan pada media berpori (Aji, 2012). Komponen utama alat ini terdiri atas kotak kaca tembus pandang yang sisi belakangnya terhubung manometer, pipa masukan air, dua pelimpah air di sisi kiri dan kanan, plat tak lolos air (impermeable) sebagai model sheet pile, serta pompa dan bak air di bagian bawahnya.

Tangki permeabilitas ini di desain untuk mempelajari dan mendemonstrasikan berbagai pergerakan aliran air tanah dalam skala laboratorium. Alat ini memiliki ukuran 60×20×180 cm, pada dasar tangki terdapat dua belas manometer dan sisi belakangnya terdapat sepuluh manometer.

Software Seep/W merupakan suatu software yang memiliki kemampuan untuk menganalisa masalah rembesan karena hujan, rembesan tanggul/bendung dari tanah, rembesan dari kolam, kelebihan

Page 4: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

tekanan air pori atau rembesan temporer. Software Seep/W mampu memecahkan hampir semua masalah yang berhubungan dengan air tanah. Adapun keunggulan yang dimiliki oleh Software Seep/W diantaranya adalah :

1. Jenis analisa meliputi kondisi aliran steady-state (mantap), aliran transient (tidak mantap), aliran 2D, dan aliran 3D.

2. Jenis boundary conditions (kondisi batas) meliputi total head, pressure head, dan lain sebagainya. Kondisi batas dapat diatur dan dibatalkan untuk mengetahui bentuk kondisi rembesan.

3. Volume air dan fungsi konduktivitas dapat diperkirakan dari parameter dasar dan fungsi grain size (ukuran butiran).

4. Dapat melakukan penggambaran aliran air.

5. Membatalkan dan mengulangi perintah-perintah pada software Seep/W.

Data-data yang dibutuhkan antara lain jenis bahan, permeabilitas (konduktivitas hidrolik), tinggi tekan (head pressure), kadar air, fluks, atau dengan kombinasi data-data yang tersedia tersebut. Dalam hal ini, data yang dipergunakan untuk penggambaran jaringan aliran dengan Software Seep/W adalah nilai permeabilitas dan kadar air.

METODE PENELITIANAnalisis pemodelan numerik ini

didasarkan hasil uji laboratorium yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut terdiri dari pengujian jenis tanah untuk mengetahui karakteristik tanah dan pemodelan secara fisik untuk studi eksperimental lubang pori menggunakan tangki permeabilitas. Tangki permeabilitas digunakan sebagai alat untuk pemodelan air tanah dengan jenis media tanah pasir berlempung dimana ketinggiannya berbeda yakni pada sisi hulu 35 cm dan sisi hilr 30 cm. Kemudian pada sisi hulu dialiri air setinggi 2 cm diatas media tanah yang diasumsikan sebagai air limpasan sehingga ketinggiannya berubah menjadi 37 cm. Selanjutnya pada bagian hilir diberi variasi

ketinggian 10 cm, 15 cm dan 20 cm untuk setiap pengujian lubang pori.

Penyelesaian contoh model aliran air tanah dimulai dengan menjalankan software Seep/W, memasukkan data-data yang berhubungan dengan karakteristik tanah berupa konduktivitas hidrolik dan dimensi lubang pori yang diimplementasikan dalam model aliran air tanah. Sifat material yang dianalisis pada studi ini adalah saturated only model (model jenuh). Material jenis ini hanya cocok digunakan pada kondisi tanah jenuh sepenuhnya dan tidak dapat digunakan pada kondisi tanah yang tidak jenuh atau atau jenuh sebagian.

HASIL DAN PEMBAHASANNilai permeabilitas untuk jenis tanah

pasir berlempung didapatkan melalui pengujian permeabilitas Constant Head yakni 0,025 cm/det. Pemodelan rembesan dilakukan dengan menyesuaikan data yang telah tersedia seperti konduktivitas hidrolik yang diperoleh dari uji laboratorium. Selain itu juga yang harus diperhatikan adalah penginputan dimensi lubang pori yang diaplikasikan pada media tanah. Lubang pori yang digunakan memiliki diameter 1,5 inci atau 3,81 cm yang dibulatkan menjadi 4 cm sedangkan untuk tinggi lubang pori yaitu 10 cm. Pada eksperimen yang telah dilakukan di laboratorium menggunakan tangki permeabilitas dengan jenis tanah pasir berlempung di peroleh hasil berupa garis ekipotensial dan flowline. Dimana garis ekipotensial adalah garis-garis yang mempunyai tinggi energi potensial yang sama. Sedangkan jaringan alir (flowline) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel air dari hulu ke hilir pada lapisan tanah lolos air. Sekelompok dari garis aliran dan garis ekipotensial inilah yang disebut jaring arus (flownet).

Page 5: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

Gambar 1. Pola Arus dan Garis Ekipotensial pada Uji Laboratorium

Legenda :

Gambar 2. Hasil Pemodelan 1 Lubang Pori Menggunakan Software Seep/W

Legenda :

Gambar 3. Hasil Pemodelan 2 Lubang Pori Menggunakan Software Seep/W

Legenda :

Gambar 4. Hasil Pemodelan 3 Lubang Pori Menggunakan Software Seep/W

Adanya garis ekipotensial dan flowline yang terbentuk pada analisis lubang pori menggunakan media tanah jenis pasir berlempung ini telah menunjukkan bahwa adanya pergerakan aliran air. Sedangkan untuk gradasi warna yang ada pada gambar, warna merah menunjukkan bagian tanah yang mengalami tegangan paling besar, sedangkan warna biru menunjukkan bagian tanah yang mengalami tegangan paling kecil. Dalam hal ini dipengaruhi oleh tekanan air yang berada di hilir menuju ke hulu. Sehingga membawa tekanan aliran air melalui media tanah. Tekanan yang terjadi pada bagian hulu akan menekan atau mengalirkan air melalui media tanah menuju ke bagian hilir, hal ini berdasarkan sifat air yang mengalir dari elevasi tinggi ke elevasi yang lebih rendah.

8 10 12 14 16 18 20 2202468

Hubungan Antara H dan Q

1 Lb Pori2 Lb Pori3 Lb Pori

H (cm)

Q (c

m³/d

et)

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Variasi Ketinggian dengan Debit Rembesan yang Terjadi pada Setiap Analisis Lubang Pori

Analisis kecepatan rembesan (Infiltrasi) pada pemodelan lubang pori diperoleh dengan menggunakan rumus debit aliran per luas media tanah yang merupakan bagian dari Hukum Darcy. Besarnya kecepatan infiltrasi yang terjadi pada beberapa analisis lubang pori dapat

Page 6: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

dilihat grafik yang terdapat pada Gambar 6.

0 1 2 3 4 5 6 70

0.050.1

0.150.2

Hubungan A ntara Q dan V

1 Lb Pori

2 Lb Pori

Q (cm³/det)

V (c

m²/

det)

Gambar 6. Grafik Hubungan Antara Debit Rembesan dan Kecepatan Infiltrasi

Hubungan antara jumlah lubang pori dan ketinggian hilir dengan debit rembesan (Q) dari hasil pemodelan dapat dilihat pada Gambar 7. Pada grafik menunjukkan bahwa debit rembesan semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah lubang pori. Hal ini membuktikan adanya lubang pori dapat mempengaruhi peningkatan laju infiltrasi sehingga efektif untuk diimplementasikan pada daerah yang sering mengalami masalah kebanjiran. Selain itu, ketinggian hilir juga sangat berpengaruh terhadap hasil debit rembesan. Dari analisis yang dilakukan pada ketinggian hilir 10 cm menghasilkan debit rembesan yang paling besar dibandingkan variasi ketinggian hilir lainnya. Hal ini membuktikan semakin besar beda tinggi antara ketinggian hulu dan hilir maka semakin besar pula debit rembesan yang diperoleh.

0 1 2 30

1

2

3

4

5

6

7

f(x) = 1.13758 x − 0.170346666666667R² = 0.998119675303231

f(x) = 1.8793 x − 0.524R² = 0.999421692514881

f(x) = 2.4174 x − 0.725733333333333R² = 0.998028406586418

Jumlah Lubang Pori

Q (c

m3/

det) Ketinggia

n Hilir

Gambar 7 Grafik Hubungan Antara Jumlah Lubang Pori dan Ketinggian Hilir

dengan Debit Rembesan

Pemodelan dengan menggunakan variasi jenis tanah dalam hal ini bertujuan untuk membandingkan hasil debit rembesan yang diperoleh setiap analisis lubang pori. Untuk pemodelan variasi jenis tanah tidak dilakukan uji laboratorium namun dalam memodelkan aliran tanah digunakan data hasil uji laboratorium seperti ketinggian hulu dan hilir, dimensi lubang pori serta variasi ketinggian hilir. Perbedaan dalam pemodelan variasi jenis tanah hanya pada koefisien permeabilitas (konduktivitas hidrolik) yang diperoleh berdasarkan referensi. Variasi jenis tanah yang digunakan yaitu tanah jenis pasir, tanah lanau dan tanah lempung. Untuk masing-masing jenis tanah dilakukan pemodelan menggunakan software Seep/W sama halnya dengan pemodelan jenis tanah pasir berlempung. Hasil berupa debit rembesan yang diperoleh dari pemodelan setiap jenis tanah nantinya akan dibandingkan untuk mengetahui pengaruh jenis media tanah terhadap debit rembesan.

Tabel 2 merupakan tabel perbandingan dari setiap jenis tanah yang terdiri dari tanah pasir berlempung, pasir, lanau dan lempung. Dari tabel diketahui bahwa dengan variasi ketinggian hilir yang sama, tanah jenis pasir berlempung memiliki debit rembesan yang paling besar dibanding dengan jenis tanah lainnya. Hal ini dikarenakna nilai konduktivitas hidrolik dari tanah pasir berlempung lebih besar daripada tanah jenis lainnya yang nilainya lebih kecil. Besarnya harga k dari suatu jenis tanah tergantung antara lain oleh ukuran diameter butir dan pori. Bila diameter butirnya sangat halus maka nilai k sangat rendah seperti misalnya tanah lempung Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah ukuran butir, bukan porositasnya. Permeabilitas dari tanah menunjukkan sifat bahan tanah untuk dapat meloloskan fluida melalui pori-pori

Page 7: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

yang berhubungan. Koefisien permeabilitas tanah sangat tergantung pada ukuran rata-rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, viskositas, bentuk partikel dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel tanah, semakin kecil pula ukuran pori dan semakin rendah kemampuan tanah tersebut untuk melewatkan fluida.

Tabel 2. Perbandingan Debit Rembesan dari Setiap Jenis Tanah

Analisis

Variasi Ketinggian

Hilir

Debit RembesanPasir

Berlempung Pasir Lanau Lempung

cm cm3/det cm3/det cm3/det cm3/det1

Lubang Pori

10 1.7537 0.70062 7.0062E-02 7.0062E-0615 1.3814 0.55185 5.5185E-02 5.5185E-0620 0.99574 0.39829 3.9829E-02 3.9829E-06

2 Lubang

Pori

10 1.3289 0.53154 5.3154E-02 5.3154E-0615 1.0612 0.4245 4.2450E-02 4.2450E-0620 0.68289 0.27315 2.7315E-02 2.7315E-06

3 Lubang

Pori

10 1.0732 0.42928 4.2928E-02 4.2928E-0615 0.83726 0.3349 3.3490E-02 3.3490E-0620 0.5328 0.21312 2.1312E-02 2.1312E-06

PENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan

dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Bentuk garis ekipotensial dan flowline yang diperoleh dari setiap analisis lubang pori memiliki bentuk garis yang sama hal ini dipengaruhi oleh tekanan air yang akan mengalir ke hilir.

2. Berdasarkan debit rembesan yang dari setiap analisis lubang pori diketahui bahwa pada pengujian 3 lubang pori dengan ketinggian hilir 10 cm menghasilkan debit rembesan yang lebih besar daripada jumlah pengujian lainnya yaitu 6,5885 cm3/det. Ini membuktikan bahwa adanya lubang pori yang direncanakan efektif meningkatkan laju infiltrasi.

3. Hasil pemodelan dengan menggunakan jenis tanah yang berbeda yaitu tanah pasir, lanau dan lempung berupa debit rembesan, dimana dari ketiganya menunjukkan nilai debit rembesan yang paling besar terdapat pada analisis 3 lubang pori dengan ketinggian hilir 10 cm. Dari hasil perbandingan dari semua jenis tanah diketahui bahwa jenis tanah lempung yang memiliki kemampuan daya serap paling rendah, hal ini dikarenakan tanah lempung memiliki butir yang sangat halus sehingga nilai k juga sangat rendah.

B. Saran1. Sebaiknya setelah dilakukan

eksperimen di laboratorium dilakukan pengujian ulang pada media tanah untuk membandingkan

Page 8: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

hasil baik sebelum pemodelan ataupun setelah pemodelan.

2. Perlu dilakukan pengembangan penelitian yang sejenis lebih lanjut dengan parameter yang berbeda.

3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya variasi tidak hanya dilakukan pada ketinggian namun juga untuk variasi dimensi lubang pori.

4. Perlu dilakukan pengujian pada jenis tanah yang lainnya dan dengan kondisi tanah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKAAbramson, L. W., Lee, T. S Sharma.,

Boyce, G. M. 1996. Slope and Stabilization Methods. New York : John Willey & Sons.

Christine, Stella Justitia. 2014. Studi Pemodelan Aliran Kontaminan Pencemar Kromium (Cr) Pada Deposit Tanah Pasir Dengan Menggunakan Tangki Permeabilitas. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Das, Braja M. 1998. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknik) Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Geo-Slope Inernational Ltd. 2012. Seepage Modeling with SEEP/W. Canada: Geo-Slope International Ltd.

Hamzah, Muhammad. S., dkk. 2008. Pemodelan Perembesan Air Dalam Tanah. Makasaar : Universitas Hasanuddin.

Hannastry, Marie. 2009. Pola Penyebaran Air Rembesan di Dalam Tubuh Model Tanggul Berbahan Tanah Gleisol. Bogor : Institut pertanian Bogor.

Hardiatmo, Hary Christiady. 2010. Mekanika Tanah Edisi Kelima. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Hardiatmo, Hary Christiady. 2001. Prinsip-Prinsip Mekanika Tanah dan Soal-Penyelesaian I. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Harnas, Rahmat. 2010. Tugas Hidrologi Air Tanah. Makassar : Fakultas Teknik Jurusan Geologi Universitas Hasanuddin.

Indarto. 2012. Hidrologi Dasar Teori dan Contoh Aplikasi Model Hidrologi. Jakarta : Bumi Aksara.

Kezdi, A. 1974. Handbook of Soil Mechanics-Soil Physics. New York : Elsevier.

Khadijah, Andi Sitti. 2014. Kajian Pengaruh Lubang Pori terhadap Laju Resapan Pada Model Saluran Drainase Ramah Lingkungan. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Koven, Wilson. 2014. Pemodelan Potensi Hydraulic Practure Pada Saat Pengisian Waduk Pertama Bendungan Rockfill. Bandung : UNIKOM.

Kumar, C.P. 2006. Groundwater Flow Models: An Overview, In Groundwater Modelling and Management. New Delhi : Capital publishing Company.

Linsley, Ray. K., Kohlem, Max. A., dkk. 1989. Hidrologi untuk Insinyur Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Penuntun Praktikum Mekanika Tanah Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin.

Rozi, Febriyadi. 2011. Analisa Tingkat Infiltrasi dan Perkolasi Pada Jenis Sumur Resapan dengan Mengguanakan Beberapa Alternatif. Pekanbaru : Universitas Islam Riau.

Page 9: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel

Rosanti, Rina., Juniaty, Yessi. 2006. Studi Stabilitas Lereng Akibat Pengaruh Curah Hujan dengan Menggunakan Software Geo-Slope. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Soedarmo, G. Djatmiko., Purnomo, S. J. Edy. 1997. Mekanika Tanah I. Yogyakarta : Kansius.

Susiloputri, Santi., Farida, Savitri Nur. 2004. Pemanfaatan Air Tanah Untuk Memenuhi Air Irigasi di Kabupaten Kudus Jawa Tengah. Semarang : Universitas Diponegoro.

Todd, D. K., Mays, L. W. 2005. Groundwater Hydrology 3rd Ed. United States : John Willey and Sons, Hoboken.

Usmar, H., Hakin, R. T. 2006. Laporan Tugas Akhir Pemanfaatan Air Tanah Untuk Keperluan Air Baku Industri di Wilayah Kota Semarang Bawah. Pare-pare : Universitas Muhammadiyah Pare-pare.

Vidayanti, Desiana. 2011. Mekanika Tanah I. Jakarta : Universitas Mercu Buana.

Page 10: repository.unhas.ac.id › ... › 123456789 › 16541 › REPOSITORY.d… · Web view A. Kesimpulan - Universitas Hasanuddin) merupakan garis yang menunjukkan arah perjalanan partikel