94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

29
Isolasi Etil p-metoksi sinamat dari Kencur (Kaempferia galanga .L) dengan Metode Soxhletasi I. IDENTITAS a.Judul Praktikum : Isolasi Etil p-metoksi sinamat dari Kencur dengan Metode Soxhletasi b. Tujuan : - Mengisolasi senyawa etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur (Kaempferia galanga .L) - Menghitung kadar dan rendemen kristal etil p-metoksi sinamat yang berhasil diisolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga .L) - Menentukan titik didih kristal etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur hasil isolasi dan membandingkan dengan literatur c. Hari, tanggal : Rabu, 22 Desember 2010 d. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia/MIPA e. Nama Kelompok : 1. Ni Putu Asta Dasanjani (0813031006) 2. Ni Putu Deya Leonita S. Hanaya (0813031017) 3. Ni Luh Eka Rapini (0813031029) II. LANDASAN TEORI Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon- empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung 1

description

a

Transcript of 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Page 1: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Isolasi Etil p-metoksi sinamat dari Kencur (Kaempferia galanga .L)

dengan Metode Soxhletasi

I. IDENTITAS

a.Judul Praktikum : Isolasi Etil p-metoksi sinamat dari Kencur dengan Metode

Soxhletasi

b. Tujuan :

- Mengisolasi senyawa etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur (Kaempferia

galanga .L)

- Menghitung kadar dan rendemen kristal etil p-metoksi sinamat yang berhasil

diisolasi dari rimpang kencur (Kaempferia galanga .L)

- Menentukan titik didih kristal etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur hasil

isolasi dan membandingkan dengan literatur

c. Hari, tanggal : Rabu, 22 Desember 2010

d. Jurusan/Fakultas : Pendidikan Kimia/MIPA

e. Nama Kelompok :

1. Ni Putu Asta Dasanjani (0813031006)

2. Ni Putu Deya Leonita S. Hanaya (0813031017)

3. Ni Luh Eka Rapini (0813031029)

II. LANDASAN TEORI

Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat

yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini

mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Kencur banyak

digunakan sebagai bahan baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, industri kosmetika,

penyedap makanan dan minuman, rempah, serta bahan campuran saus rokok pada industri

rokok kretek. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu makan, infeksi

bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, sakit perut. Minyak atsiri

didalam rimpang kencur mengandung etil sinamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak

digunakan didalam industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur

(Rostiana et al, 2005).

1

Page 2: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Rimpang kencur mempunyai aroma yang spesifik. Di dalam rimpang kencur terdapat

banyak zat yang dapat dimanfaatkan. Kandungan senyawa kimia dari rimpang kencur antara

lain minyak atsiri berupa sineol sebanyak 0,02%, asam metil kanil, pentadekana, ester etil

sinamat, asam sinamat, borneol, kamfena, paraeumarina, asam anisat, alkaloid, gom mineral

sebanyak 13,7% dan pati 4,14%. Kandungan minyak atsiri dalam rimpang kencur yaitu 2-4%

yang terdiri dari etil sinamat, etil p-metoksi sinamat, p-metoksi stirena, n-pentadekana,

borneol, kamfen, 3,7,7-trimetil bisiklo [4,1,0] hept-3-ena (Bahctiar, 2005). Dari isolasi

rimpang kencur didapatkan EPMS sebanyak 2,4% dari berat kering (Setiawan, 2008), karena

itu dengan mudah bisa diisolasi dari bagian umbinya menggunakan pelarut petroleum eter

atau etanol. Kencur merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di kebun dan

pekarangan, digunakan sebagai bumbu dapur dan termasuk salah satu tanaman obat

tradisional Indonesia.

Kencur tergolong dalam famili Zingiberaceae (temutemuan). Adapun klasifikasi

tanaman kencur sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Superdivisio : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub-kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga L.

Senyawa yang paling banyak pada minyak atsiri dalam rimpang kencur adalah etil p-

metoksi sinamat.

CH3O

CH CH C

O

O

C2H5

Etil p-metoksisinamat

Etil p-metoksi sinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang

kencur (Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu

2

Page 3: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester

yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus

karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat

menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,

metanol, air, dan heksana. Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah

kepolaran antara pelarut dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran

yang sama atau mendekati (Firdausi, 2009).

Kelarutan suatu zat padat dan zat cair pada suatu pelarut akan meningkat seiring

dengan kenaikan suhu bila proses pelarutannya adalah endoterm, sedangkan untuk proses

pelarutan yang bersifat eksoterm pemanasan justru menurunkan harga kelarutan zat.

Fenomena yang kedua ini jarang dijumpai di alam yang umum adalah proses pelarutan yang

bersifat endoterm yaitu memerlukan kalor. Beberapa zat dalam larutan akan rusak atau terurai

dam menguap dengan pemanasan sehingga suhu ekstraksi harus diperhatikan agar senyawa

yang diharapkan tidak rusak. Oleh karena itu ekstraksi etil p-metoksi sinamat dari kencur

tidak boleh menggunakan suhu yang lebih dari titik lelehnya yaitu 48 – 49oC.

(Bachtiar,2005).

Salah satu reaksi yang mudah dilakukan terhadap etil-p-metoksi sinamat adalah

menghidrolisisnya menghasilkan asam p-metoksi sinamat. NaOH yang ditambahkan pada

hidrolisis etil p-metoksi sinamat, akan terurai menjadi Na+ dan OH-. Ion OH- ini akan

menyerang gugus C karbonil yang bermuatan positif yang menyebabkan kelebihan elektron.

Hal ini akan menyebabkan pemutusan ikatan rangkap antara atom O dan atom C sehingga

atom O akan bermuatan negatif. Namun, atom O akan membentuk ikatan rangkap lagi

dengan atom C, sehingga atom C akan menstabilkan diri dengan melepaskan -OC2H5. Hal ini

akan menyebabkan terbentuknya asam p-metoksisinamat.

Asam sinamat dapat disintesis dari pencampuran  dari benzaldehid, asam malonat,

piridin dan piperidin yang dipanaskan dalam penangas air. Selama pemanasan ini,

karbondioksida akan dibebaskan.  Secara kasarnya, reaksi yang terjadi adalah

benzaldehid  +  asam malonat + piridin   +   piperidin   —> asam sinamat

Ekstraksi soxhlet merupakan metode pemisahan yang melibatkan pemindahan

substansi dari fasa material ke dalam fasa lainnya dan kedua fasa tidak saling melarutkan.

Ekstraksi soxhlet ini merupakan metode yang paling umum digunakan untuk memisahkan

3

Page 4: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

bahan alam yang terdapat dalam tumbuhan dengan menggunakan pelarut yang dapat

melarutkan zat yang ingin dipisahkan (Selamat,2004)

Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan

uap. Uap tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa

cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi

sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa sifon sama dengan

tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali

ke dalam labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

Zat yang ingin di isolasi adalah etil p-metoksi sinamat, maka pelarut (pengekstrak)

yang digunakan adalah dietil eter. Keberhasilan dalam ekstraksi tergantung pada pemilihan

pelarut, pelarut polar akan melarutkan dengan baik senyawa-senyawa polar,dan pelarut non-

polar akan melarutkan dengan baik senyawa-senyawa non-polar. Oleh karena itu, dietil eter

yang non polar akan melarutkan etil p-metoksisinamat dengan baik.

Sampel kencur yang mengandung etil p-metoksi sinamat yang akan dipindahkan

dibungkus dengan kertas saring dan ditempatkan dalam ruang ekstraksi. Dietil eter yang

berperan sebagai pelarut dipanaskan dan dalam labu dasar bulat diisi batu didih. Fungsi batu

didih yang utama adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen pada

seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih, pada beberapa kasus, air tidak

mendidih pada suhu 100oC, sehingga ketika pada saat mendidih, terjadi letupan atau ledakan

(bumping). Jadi fungsi batu didih disini adalah agar larutan tersebut dapat mendidih dan

menguap pada suhu yang seharusnya. Setelah mendidih, maka uap pelarut akan naik ke

pendingin, uap mengembun turun masuk kedalam alat soxhlet dan akan melarutkan etil p-

metoksi sinamat dari kencur. Bila larutan etil p-metoksi sinamat dalam alat soxhlet sudah

memenuhi pipa cabang alat soxhlet, larutan etil p-metoksi sinamat akan mengalir ke bawah

dan masuk ke dalam labu dasar bulat. Dengan demikian seterusnya pelarut menguap,

mendingin/mengembun lalu melarutkan etil p-metoksisinamat hingga semua etil p-

metoksisinamat terlarut semua. Hal ini terlihat dari larutan semakin bening dan ekstraksi

sudah bisa dihentikan.

4

Page 5: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Untuk memurnikan ekstrak maka dilakukan rekristalisasi,

biasanya ekstrak yang berupa padatan atau cairan jarang ada dalam

keadaan murni (tercampur dengan zat pengotor). Prinsip rekristalisasi

adalah perbedaan kelarutan antara senyawa yang dilarutkan dengan

senyawa pencampurnya. Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang

hanya dapat melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam

keadaan panas, memiliki titik didih yang lebih rendah dari senyawa

yang dimurnikan, tidak bereaksi dengan senyawa yang akan

dilarutkan, dan menghasilkan bentuk kristal yang baik dari senyawa

yang akan dimurnikan (Eka Parwati,1997).

Untuk memisahkan eter dengan minyak atsiri setelah ekstraksi

dilakukan destilasi. Destilasi merupakan suatu teknik pemisahan

campuran dalam fase cair yang homogen dengan cara penguapan dan

pengembunan, sehingga diperoleh destilat yang relatif lebih banyak mengandung komponen

yang lebih volatil dibanding larutan semula. Campuran dari masing-masing komponen dapat

terpisahkan karena adanya perbedaan titik didih diantaranya (Wiratma,dkk, 2003). Pada

proses ini cairan berubah menjadi uap. Uap ini adalah zat murni. Kemudian uap ini

didinginkan dalam kondensor. Pada pendinginan ini, uap mengembun menjadi cairan murni

yang disebut destilat. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan

proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan

menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan

Hukum Dalton. Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap

senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai kecenderungan molekul

dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap cairan

akan naik sampai tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer. Pada keadaan itu

cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap atmosfer

disebut titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang lebih tinggi pada suhu kamar

akan mempunyai titik didih lebih rendah daripada cairan yang tekanan uapnya rendah pada

suhu kamar.

Jika campuran berair didihkan, komposisi uap di atas cairan tidak sama dengan

komposisi pada cairan. Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen

5

Page 6: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

dengan titik didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan dinginkan, uap akan

terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang terdapat pada uap

yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih rendah. Jika suhu relatif tetap, maka

destilat yang terkumpul akan mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam

campuran. Secara umum, destilasi dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu destilasi

sederhana, destilasi bertingkat (fraksional), destilasi vakum, destilasi uap, dan lain

sebagainya. Salah satu aplikasi dari destilasi ini adalah pemisahan minyak atsiri dari rimpang

kencur dengan menggunakan teknik destilasi sederhana.

Dalam rangkaian serta proses penerapannya, destilasi memiliki bagian-bagian dari

rangkaiannya yang memiliki fungsi masing-masing dalam proses memurnikan atau

memisahkan zat dari komponen zat cair lainnya. Bagian-bagian alat destilasi secara umum

meliputi labu alas bulat, berfungsi sebagai tempat larutan yang akan didestilasi, kondensor

digunakan sebagai pendingin uap yang dihasilkan dari hasil pemanasan sehingga menjadi cair

kembali, selang keluar berfungsi sebagai tempat aliran air yang keluar, selang masuk sebagai

tempat aliran air yang akan masuk pada permukaan luar kondensor, pipa konektor berfungsi

sebagai penghubung antara kondensor dengan wadah penampung (Erlenmeyer), sementara

Erlenmeyer berfungsi sebagai wadah penampung hasil destilasi (destilat), serta termometer

untuk mengukur suhu penguapan.

Destilasi sederhana atau destilasi biasa adalah teknik pemisahan campuran untuk

memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didihnya relatif cukup

tinggi, serta perbedaan titik didih komponen-komponennya cukup besar. Teknik ini

digunakan terutama untuk pemurnian salah satu komponen dalam campuran. Pada destilasi

sederhana ini, perbedaan titik didih komponen-komponennya yang ideal adalah 70oC atau

lebih besar dari 20oC-30oC.

Bentuk Kristal Etil p-metoksisinamat di bawah mikroskop

Caranya dengan membuat preparat Kristal dengan meneteskan aquades pada Kristal

di atas objek gelas. Bentuk kristal etil p-metoksi sinamat di bawah mikroskop terlihat seperti

padatan jarum-jarum putih kecil yang tidak beraturan. Titik leleh dari kristal etil p-metoksi

sinamat yakni 48-49ºC.

6

Page 7: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

(Siskha, 2009)

III. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN

No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan

1. Sebanyak 100 gram kencur kering

yang sudah diblender kasar,

dibungkus dengan kertas saring,

kemudian dimasukkan ke dalam

ruang ekstraktor Soxhlet.

Sebanyak 750 g kencur segar diiris tipis dan

dikeringkan pada suhu kamar. Setelah kering

potongan kencur kering dihaluskan dengan

blender, namun hanya dihaluskan secara kasar

saja. Kencur kering yang telah dihaluskan

ditimbang, massa kencur kering yakni 76,6405

gram, dan dimasukkan ke dalam kertas saring

yang kedua ujungnya telah diikat. Setelah itu

dimasukkan ke dalam ruang ekstraktor.

(kencur kering ditimbang) (dimasukkan ke

ruang

ekstraktor)

2. Ke dalam labu dasar bulat

dimasukkan ± 200 mL petroleum

eter dan beberapa butir batu didih ,

Ke dalam labu dasar bulat dimasukkan ± 230

mL petroleum eter dan beberapa keping

pecahan kaca sebagai batu didih. Alat soxhlet

7

Page 8: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

kemudian alat soxhlet dipasang dan

dilengkapi dengan pendingin refluks.

dirangkai dengan baik, adapun komponen alat

soxhlet yakni labu dasar bulat 250 mL, ruang

ekstraktor, pendingin refluks, pemanas

(mantel), dan pengalir air untuk mendinginkan

uap yang akan keluar sebagai destilat.

3. Labu dasar bulat yang berisi

petroleum eter dipanaskan secara

perlahan-lahan, hingga petroleum

eter mendidih, uapnya masuk ke

ruang pendingin refluks dan menetes

menimpa sampel kencur dalam ruang

ekstraktor.

Labu dasar bulat dipanaskan hingga uapnya

masuk ke ruang pendingin dan menetesi

sampel, awalnya pada dasar ruang ekstraktor

terdapat larutan yang berwarna kuning pekat

dan agak kental seperti minyak.

4. Ekstraksi dilakukan secara kontinyu

(terus menerus) selama ± jam,

setelah itu ekstraksi dihentikan dan

hasilnya didinginkan.

Ekstraksi dilakukan sebanyak ± 5 kali, sampai

warna larutan pada ekstraktor menjadi tidak

bewarna. Pada labu dasar bulat terkumpul

campuran yang berwarna kuning muda, yakni

campuran eter dan minyak atsiri kencur.

8

Page 9: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

5. Prosedur dilanjutkan dengan

menyiapkan peralatan destilasi

sederhana untuk memisahkan eter

dengan minyak kencur.

Alat destilasi sederhana dipasang dengan baik

untuk memisahkan eter dengan minyak atsiri

kencur.

6. Campuran eter dan minyak kencur

dipisahkan dengan cara destilasi

sederhana.

Campuran dalam labu dasar bulat dipanaskan

dan eter menetes pada suhu 34ºC sebagai

destilat berupa larutan tidak berwarna,

sedangkan minyak atsiri hasil isolasi dari

kencur tetap di labu dasar bulat dengan warna

larutan kuning oranye.

(destilat tidak bewarna) (minyak atsiri

kencur)

9

Page 10: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

7. Residu kemudian didinginkan dalam

penangas es sampai terbentuk kristal.

Kristal yang terbentuk dipisahkan

dari pelarutnya dan selanjutnya

direkristalisasi dengan etanol,

sehingga diperoleh kristal etil p-

metoksisinama murni (titik leleh 48-

49 ºC)

Residu yang berwarna kuning oranye

diletakkan di atas penangas es, sehingga lama

kelamaan terbentuk kristal di dasar gelas kimia.

Kristal kemudian dipisahkan dari pelarutnya

dan direkristalisasi dengan etanol, dan

didapatkan kristal berwarna putih dengan massa

0,3032 gram.

IV. PEMBAHASAN

Proses Ekstraksi

Etil p-metoksi sinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang

kencur (Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu

pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan senyawa ester

yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat nonpolar dan juga gugus

karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar sehingga dalam ekstraksinya dapat

menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat,

metanol, air, dan heksana. Ekstraksi serbuk kencur kering dalam etanol teknis sebagai pelarut

menghasilkan 2,4% EPMS dari kencur kering. Kristal murni dari etil para metoksi sinamat

adalah kristal berwarna putih dan memiliki titik didih antara 48-490C.

O

OC 2H5

H3CO

Etil p-metoksi sinamat (EPMS)

EPMS merupakan senyawa aktif yang ditambahkan pada lotion ataupun bedak setelah

mengalami sedikit modifikasi yaitu perpanjangan rantai dimana etil dari ester diganti dengan

oktil, etilheksil ataupun heptil melalui transesterifikasi maupun esterifikasi bertahap.

10

Page 11: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Modifikasi yang dilakukan diharapkan mengurangi kepolaran EPMS sehingga kelarutannya

dalam air berkurang yang merupakan salah satu syarat senyawa sebagai tabir surya, selain itu

juga mengurangi tingkat bahaya pada kulit.

Pada percobaan ini digunakan kencur yang sudah kering, dengan tujuan agar

kandungan airnya dapat dikurangi sehingga ekstrak yang diharapkan didapatkan secara

maksimal. Saat pengeringan kencur tidak langsung dikenakan sinar matahari. Jika sampai

terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian

atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak,

hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Jadi pengeringan hanya dilakukan pada suhu

kamar. Senyawa Etil p-metoksi sinamat adalah senyawa yang berfasa padat dan berukuran

sangat kecil, sehingga untuk memisahkannya dari tanaman kencur, harus menggunakan

teknik pemisahan ekstraksi padat-cair. Proses ekstraksi padat - cair, transfer massa solut dari

padatan ke cairan berlangsung melalui dua tahapan proses, yaitu difusi dari dalam padatan ke

permukaan padatan dan transfer massa dari permukaan padatan ke cairan. Dan salah satu

metode pemisahan ekstraksi padat cair air yang digunakan dalam percobaan ini adalah

ekstraksi Soxhlet. Metoda soxhetasi merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan

perkolasi. Metode distilasi uap tidak dapat digunakan dengan baik untuk pemisahan minyak

atsiri kencur karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup

kecil. Metode perkolasi dan maserasi juga kurang tepat untuk pemisahan minyak atsiri dari

kencur karena tidak didapatkan pelarut yang tepat, maka cara yang terbaik yang didapatkan

untuk pemisahan ini adalah soxhletasi. Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel

tanaman yaitu, pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel

yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka

larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi

keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.

Dalam percobaan ini digunakan berat kencur yang sudah kering sebesar 76,6405

gram. Pada ekstraksi soxhlet perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa

padat dan fasa cair, maka sampel yakni kencur harus diblender terlebih dahulu. Hal ini

bertujuan untuk memperluas permukaan sampel sehingga lintasan-lintasan kapiler yang harus

dilewati dengan cara difusi menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Sampel

tidak dibuat terlalu halus hal ini bertujuan untuk agar pada proses ekstraksi yang dibawa oleh

pelarut adalah senyawa yang diinginkan saja, namun ketika sampel dibuat sangat halus maka

11

Page 12: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

tidak menutup kemungkinan senyawa yang lain ikut terbawa. Setelah kencur diblender

kemudian dimasukkan ke dalam kertas saring yang sudah dibentuk dan disesuaikan

ukurannya dengan dengan ruang ekstraktor soxhlet.

Selanjutnya, ke dalam labu dasar bulat dimasukkan 230 mL petroleum eter. Dalam

ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran pelarut dan senyawa yang

akan diekstrak, keduanya harus memiki kepolaran yang sama atau mendekati sama. Dalam

hal ini EPMS merupakan senyawa yang relatif nonpolar walaupun memiliki gugus gugus

karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar. Dalam percobaan ini sudah dipilih

pelarut yang tepat, yakni petroleum eter yang bersifat nonpolar. Pada ekstraksi padat cair ini

yang terjadi adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.

Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian

dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ke dalam labu

dasar bulat juga ditambahkan batu didih, yang digunakan adalah pecahan kaca. Penggunaan

batu didih bertujuan untuk mencegah terjadinya tumbukan suatu cairan selama destilasi

berlangsung. Batu didih ini mengeluarkan sedikit udara sehingga menyebabkan pendidihan

yang teratur. Kemudian alat Soxhlet dipasang dan dilengkapi dengan pendingin refluks.

Pendingin refluks atau disebut juga pendingin bola. Permukaan pendingin yang berbentuk

bola menyebabkan aliran uap lebih turbulen sehingga efek pendinginan semakin baik.

Labu dasar bulat yang telah berisi petroleum eter kemudian dipanaskan dengan suhu

yang tidak terlalu tinggi, karena pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak senyawa yang

diharapkan karena seperti disebutkan diawal bahwa titik leleh dari EPMS adalah 48-500C.

Pelarut dalam hal ini petroleum eter memiliki titik didih sebesar 340C, sehingga dengan

sedikit pemanasan saja senyawa ini sudah menguap. Pelarut yang menguap kemudian menuju

pendingin dan terkondensasi menjadi molekul-molekul pelarut yakni petroleum eter.

Molekul-molekul pelarut ini akan menetes ke ruang ekstraktor sehingga membasahi sampel

dan akhirnya sampel akan terendam. Pelarut ini akan mengekstrak sampel dan selanjutnya

masuk kembali ke dalam labu dasar bulat setelah melewati pipa sifon. Proses ini dinamakan

satu kali ekstraksi, dalam percobaan ini dilakukan sebanyak 4 kali. Ekstraksi dihentikan

ketika pelarut yang berada pada ruang ekstraktor telah bening/tidak membawa sampel. Warna

ekstrak yang didapat dari proses ini adalah kuning bening. Selanjutnya untuk menguapkan

pelarutnya, yakni petroleum eter maka dilanjutkan dengan proses destilasi sederhana.

Proses Destilasi

12

Page 13: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Destilasi sederhana digunakan untuk memisahkan minyak kencur dengan eter.

Dimana eter akan diuapkan dari minyak atsiri, sehingga eter menguap dan terkondensasi

menjadi destilat (berupa eter murni) dan minyak atsiri kencur tertinggal pada labu dasar bulat,

dan diuji kemurniannya pada prosedur selanjutnya. Alat destilasi dirangkai dengan benar,

dipastikan penyangga-penyangganya kuat, campuran minyak atsiri kencur dan eter

dimasukkan ke dalam labu dasar bulat, serta termometer dipasang tepat pada persimpangan

kondensor supaya dapat mengukur suhu uap dari zat yang menguap. Kemudian, air dialirkan

melalui selang ke kondensor dan air mengalir masuk melalui bagian bawah kondensor dan

keluar melalui bagian atas kondensor. Hal ini dilakukan agar perjalanan air melewati

kondensor tidak terlalu cepat sehingga proses pendinginan berjalan sempurna dan uap yang

melewati kondensor dapat mengembun menjadi cairan sebagai destilat, selain itu juga

bertujuan agar tidak ada gelembung udara (ruang kosong di tengah penampung air pada

kondensor) yang berada pada kondensor, sehingga proses pendinginan pada kondensor

berlangsung optimal. Selanjutnya, pemanas/mantle heat dihidupkan dan peristiwa-peristiwa

yang terjadi diamati.

Setelah dipanaskan, skala temperatur pada termometer meningkat dan lama kelamaan

uap tersebut menjadi jenuh sehingga uap tersebut masuk kedalam kondensor. Peristiwa ini

ditandai dengan temperatur pada termometer konstan yaitu pada suhu 34oC. Destilat yang

keluar berupa larutan yang tidak berwarna yakni eter (dengan bau yang khas). Sedangkan

residu yang tersisa yakni minyak atsiri kencur tetap berada dalam labu dasar bulat dan

berwarna semakin pekat. Pemanasan dilakukan terus dan dihentikan sampai residu tinggal

sepertiga dari sebelumnya, hal ini dikarenakan supaya minyak kencur tidak mengering dalam

labu sehingga merusak alat. Maka, didapatkan destilat yang tidak berwarna yaitu eter dengan

titik didih 34ºC yang telah terpisah dari minyak atsiri kencur, sedangkan residu dalam labu

dasar bulat merupakan minyak kencur yang berwarna kuning oranye.

Minyak atsiri yang masih hangat kemudian diletakkan di atas penangas es. Lama

kelamaan terbentuk kristal tajam berwarna putih di dasar gelas kimia. Kemudian minyak

dipisahkan dari kristal dan kristal direkristalisasi serta dimurnikan dengan menggunakan

etanol. Etanol ditambahkan ke dalam campuran, dan dipanaskan sampai jenuh. Untuk

mengetahui jenuh atau tidaknya larutan, maka digunakan batang pengaduk untuk

mengujinya. Batang pengaduk dicelupkan ke dalam larutan, dan di angkat ke udara, jika

sudah terbentuk endapan atau kristal, maka larutan sudah jenuh. Setelah larutan jenuh, gelas

13

Page 14: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

diletakkan di atas penangas agar kristal terbentuk. Setelah didiamkan beberapa saat, terlihat

kristal etil p-metoksi sinamat yang berwarna putih. Kristal kemudian dikumpulkan dan

dikeringkan, setelah itu ditimbang. Massa kristal yang didapat yakni 0,3032 gram.

Adapun perhitungan kadar etil p-metoksi sinamat yakni

Secara teoritis, kadar EMPS dari rimpang kencur yakni 2,4% dari berat rimpang kencur

kering

Adapun perhitungan rendemen senyawa etil p-metoksi sinamat

Secara teoritis, hasil sintesis etil p-metoksi sinamat dari rimpang kencur dengan cara

soxhletasi yakni sebanyak 2,4% dari berat rimpang kencur kering, sehingga untuk mencari

rendemen, massa sampel kencur kering perlu dikali dengan 2,4%.

Kecilnya rendemen yang didapat kemungkinan disebabkan karena proses soxhletasi

yang kurang merata yakni sampel yang ada di atas kurang terendam oleh eter sehingga

senyawa yang diinginkan belum diisolasi secara optimal sedangkan sampel bagian bawah

diisolasi secara optimal karena terendam lebih lama, proses kristalisasi yang kurang

14

Page 15: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

maksimal, serta pemanasan yang terus menerus dari proses soxhletasi dan destilasi sehingga

kemungkinan bakal kristal etil p-metoksisinamat telah rusak sebelum direkristalisasi.

Setelah menimbang kristal etil p-metoksi sinamat, kristal tersebut diuji titik lelehnya.

Namun, pada percobaan ini tidak dapat dilakukan pengujian titik leleh karena jumlah sampel

yang sedikit. Secara teoritis, titik leleh kristal etil p-metoksi sinamat yakni 48-49ºC.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kristal etil p-

metoksi sinamat dapat diisolasi dari ri

mpang kencur (Kaempferia galanga .L) melalui metode ekstraksi soxhlet, dimana

kristal berwarna putih. Pada praktikum ini didapat kadar kristal p-metoksi sinamat dari

rimpang kencur (Kaempferia galanga .L) kering yakni 0,4 % dengan rendemen 16,48%

dengan titik didih teoritis yakni 48-49ºC .

VI. JAWABAN PERTANYAAN

1. Adapun cara mengidentifikasi EPMS secara kimia adalah dengan melakukan uji gugus

fungsi, adapun gugus fungsi yang diuji adalah:

Uji gugus aromatis

Cara ini dilakukan dengan memanaskan kristal diatas pembakar spiritus. Jika

selama pemanasan menimbulkan asap maka uji ini positif terhadap gugus aromatis

(benzena).

Uji ester

Dalam percobaan ini kristal dilarutkan dalam larutan hiroksilamin hidroklorida

dalam metanol. Kemudian ditambahkan KOH sampai bersifat basa. Sifat basa ini

diuji dengan menggunakan lakmus merah. Dimana lakmus merah langsung

berubah menjadi berwarna biru ketika dicelupkan dalam larutan. Hal ini

menandakan larutan telah bersifat basa. Kemudian dipanaskan, setelah itu

didinginkan kemudian ditambahkan dengan larutan FeCl3 sehingga larutan

menjadi berwarna orange. Yang terakhir adalah ditambahkan larutan HCl. Ketika

ditambahkan dengan HCl larutan berubah warna menjadi merah muda. Hal ini

menunjukkan uji positif terhadap ester.

15

Page 16: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Uji ketidakjenuhan, dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Tes Baeyer

Terlebih dahulu kristal dilarutkan dalam air, kemudian ditambahkan

dengan larutan Baeyer yang dapat diamati adalah warna larutan menjadi

semakin memudar. Hal ini menunjukkan bahwa dalam sampel memang

terbukti mengandung ikatan tidak jenuh berupa ikatan rangkap dua.

b) Tes Bromin

Ketika larutan sampel diteteskan larutan Br2 5%, warna larutan menjadi

memudar. Hal ini menunjukkan uji positif sampel terhadap larutan

bromin. Atau dengan kata lain sampel memang mengandung ikatan tak

jenuh.

Jika semua uji ini sudah positif maka untuk lebih meyakinkan dilakukan uji titik leleh.

2. Hasil hidrolisis dari EPMS dengan menggunakan larutan basa adalah asam p-

metoksisinamat. Dimana larutan basa yang ditambahkan pada hidrolisis etil p-metoksi

sinamat, akan terurai menjadi ion-ionnya, misalnya larutan basa yang digunakan adalah

NaOH. Natrium hidroksida ini akan mengion menjadi Na+ dan OH-. Ion OH- ini akan

menyerang gugus C karbonil yang bermuatan positif yang menyebabkan kelebihan

elektron. Hal ini akan menyebabkan pemutusan ikatan rangkap antara atom O dan atom C

sehingga atom O akan bermuatan negatif. Namun, atom O akan membentuk ikatan

rangkap lagi dengan atom C, sehingga atom C akan menstabilkan diri dengan melepaskan

-OC2H5. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya asam p-metoksisinamat. Berikut

mekanisme reaksi yang terjadi.

CH3O

CH CH C

O

O

C2H5NH3

H2O

C2H5

O

OH

CCHCH

CH3O

OH+

3. Syarat-syarat pelarut yang baik dipakai untuk mengekstraksi senyawa organik bahan alam

adalah memiliki sifat sebagai berikut.

a) Selektivitas

16

NaOH

Page 17: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-

komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek,terutama pada ekstraksi

bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan

bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak

tercemar yang diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan

menggunakan pelarut kedua.

b) Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar

(kebutuhan pelarut lebih sedikit).

c) Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut

dalam bahan ekstraksi.

d) Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan

yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua

fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan

dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus

dilakukan dengan menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor

sentrifugal).

e) Reaktivitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada

komponen-kornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu

diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk

mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan

reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada

dalam bentuk larutan.

f) Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan,

destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat,

dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan

menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi

(seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

17

Page 18: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

4. Isolasi EPMS dari kencur bisa saja dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan

pelarut petroleum eter namun waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup

lama dan pelarut yang digunakan juga lebih banyak. Sedangkan dengan metode sokhletasi

pelarut yang digunakan terus didaur ulang dan waktu yang diperlukan untuk mengekstrak

sampel juga lebih sebentar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode ekstraksi

sokhlet lebih efisien.

18

Page 19: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil,dkk.1994.Pengantar parktikum Kimia Organik.Yogyakarta:UGM

Anonim. 2008. Kencur (Kaempferia galanga L.). Diakses pada tanggal 23 Desember 2010

dari situs http://id.wikipedia.org/wiki/Kencur

Anonim. 2008. Unggulan Kencur. Diakses pada tanggal 23 Desember 2010 dari situs

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/Teknologi

%20unggulan/Kencur.pdf

Anonim. 2009. Tanaman Obat). Diakses pada tanggal 23 Desember 2010 dari

situshttp://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=137

Anonim. 2009. Isolasi Etil p-metoksi sinamat. Diakses pada tanggal 23 Desember 2010 dari

situs http://asyharstf08.wordpress.com/2009/12/11/isolasi-etil-p-metoksi-sinamat-

dari-kencur-kaemferia-galanga-l-dan-sintesis-asam-p-metoksisinamat-sintesis-

turunannya-dan-penetapan-struktur/

Firdausi, Nur Indah. 2009. Isolasi Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (EPMS) dari Rimpang

Kencur Sebagai Bahan Tabir Surya Pada Industri Kosmetik. Malang: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Kimia Universitas Negeri Malang.

Frieda Nurlita dan I Wayan Suja.2004.Buku Ajar Praktikum Kimia Organik. Singaraja : IKIP

Negeri Singaraja.

Otih Rostiana, Rosita SMD, Mono Rahardjo dan Taryono, 2005, Budidaya Tanaman Kencur,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Penelitian Tanaman Obat dan

Aromatika, Yogyakarta

Parwati,Eka.1997.Isolasi dan Penentuan Kadar Tanin pada buah Kemloko.Skripsi (tidak

diterbitkan).Jurusan Pendidikan Kimia.IKIPN Singaraja

Selamat, I Nyoman dan I Gusti Lanang Wiratma.2004. Penuntun Praktikum Kimia Analitik.

Singaraja: IKIP Negeri Singaraja

19

Page 20: 94116456 Laporan Kencur Gabung Fix

Setiawan, I Made Eka. 2008. Isolasi Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur

(Kaempferia Galanga, L.) dan Transformasinya menjadi N-(4-Nitrofenil)-p-

Metoksisinamamida . Diakses pada tanggal 14 Desember 2010 dari situs

[email protected]

Siskha. 2009. Analisis Etil Parametoksi Sinamat dari Rimpang Kencur. Diakses pada tanggal 14 Desember 2010 dari situs http://siskhana.blogspot.com/2009/12/analisis-etil-parametoksi-sinamat-dari.html

Wiratma, I Gusti Lanang dkk. 2003. Dasar-Dasar Pemisahan Analitik. Singaraja : IKIP

Negeri Singaraja.

20