Gabung kab Bogor

download Gabung kab Bogor

of 67

Transcript of Gabung kab Bogor

FAKTA ANALISA PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOGOR BERBASIS SUSTAINABLE DEVELOPMENT

BOGHIE-BIMA-DESY-SARI-INES-HERI-LANA-LUKMAN-DEKA-AYA-TINA

TangerangDepo k

Kota dan Kab. Kab. Karawang BekasiKab. Purwakar ta

Utara Kabupaten Tangerang (Provinsi Banten), Kabupaten/Kota Bekasi dan Kota Depok Timur: Kabupaten Karawang, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Purwakarta Selatan: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi

Bante n

Kab. Bogor

Lebak

Barat : Kabupaten Lebak Provinsi Banten

Kab. Sukabumi Kab. Kab. Cianjur Cianjur

Terdiri dari 40 kecamatan

Luas Wilayah 207121 Ha

Karakteristik Ekonomi

PDRB atas harga berlaku40,000,000.00 35,893,216.72

35,000,000.00

30,000,000.00 28,832,435.46 25,000,000.00 22,566,874.32 25,369,472.89

20,000,000.00

15,000,000.00

No 1 2 3 4 5 6 2004 7 8 9

Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan Industri LGA Bangunan Perdagangan 2005 Angkutan Keuangan Jasa-Jasa PDRB

Tahun 2002 2003 (0,08) (5,41) PDRB atas harga berlaku (2,27) 8,22 4,85 5,34 4,86 5,11 5,22 5,81 5,26 6,20 5,62 6,46 5,22 5,68 5,02 5,44 4,48 4,81 2004 0,15 (7,50) 5,96 5,92 6,68 6,69 7,34 6,08 6,19 5,56 2005 2,95 (10,11) 5,82 7,23 5,12 8,01 7,30 9,69 4,25 5,85

10,000,000.00

5,000,000.00

0.00 2002 2003

Isu strategis kabupaten bogor Tingginya alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi permukiman tidak mengarahkan ke arah penggunaan lahn terbaik sesuai dengan potensi wilayah bogor yaitu pertanian di lihat dari kondisi wilayahnya Sempitnya luas lahan perkapita penduduk, banyaknya petani gurem dengan kepemilikan lahan < 0.5 ha yang merupakan akibat langsung dari pertambahan penduduk sumbedaya air maupun jaringan irigasi yang tercemar Terjadinya konversi lahan terutama lahan sawah menjadi lahan permukiman dan industry Banyaknya saluran irigasi yang rusak (mati) karena mengalami pencemaran limbah industri Keterbatasan ketersediaan jalan dalam hal akses distribusi komoditi Sulit menciptakan sinergi berbagai pihak, yaitu masyarakat dan swasta Desentralisasi dan otonomi kecenderungan degradasi sumberdaya lahan dan air perkembangan mengenai dunia usaha menyebabkan beragamnya pilihan usaha bagi masyarakat meninggalkan bidang kegiatan usaha budidaya ikan

Alih Fungsi Lahan

Berkurangnya Produktifitas Dan Kendala Teknologi Produksi Tanaman

Kurangnya Pemeliharaan Prasarana Pertanian

Ketiadaan Tata Kelola Pembangunan Pertanian

Bidang Perikanan

Perubahan tutupan lahanPenutupan Lahan Tahun 2000 Penutupan Lahan Tahun 2010

0.89% 0.38% 3.84% 0.00% 15.32% 16.67%

0.46% 0.37% 5.77% 28.11%

13.89%

25.04%

12.57%13.75% 16.11% 4.26%

25.25% 11.80%

0.81% 4.70%Perairan Industri Hutan Lindung Hutan Produksi Kawasan Pariwisata Kawasan Pertanian dan Lahan Basah Kawasan Pertanian dan Lahan Kering Kawasan Perkebunan Permukiman Pertambangan

PETA TUTUPAN LAHAN 2000

PETA TUTUPAN LAHAN 2010

Kependudukan Kabupaten BogorKecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Ciomas, Cibinong, dan Bojonggede. Tetapi jumlah penduduk yang paling tinggi terdapat di Kecamatan Cibinong, Gunung Putri, dan Bojonggede. Hal ini dikarenakan kecamatan Cibinong, Bojonggede, dan Gunung putri tersebut berbatasan langsung dengan Kota Depok dan Ibukota Jakarta sehingga memicu pertumbuhan penduduk pada kecamatan tersebut

PENGARUH IBUKOTA JAKARTA TERHADAP PENGEMBANGAN PERTANIAN KABUPATEN BOGOR

Staf Bidang Ketahanan Pangan (Bapak Djunaedi)

Adanya penurunan Staf Bidangpenggunaan lahan dan Ketua Staf Bidangproduktivitas sektor pertanian DPD VP PP = 63,7% Ketahanan VP PP = 48,06% Berdasarkan wawancara Pangandi Kabupaten Bogor VP JP = 11,40% VP JP = terhadap responden 10,47%VP IB = 40,54%

mengenai pengembangan VP IB = 25,83% pertanian Kabupaten Bogor

Ketua Kelompok Ketua Kelompok Tani Tani Sauyunan Sauyunan VP PP = 74,71% VP JP = 11,94% VP IB = 13,36%

Kelompok Komoditas Lele Kemang

Peningkatan Perkembangan Perumahan dan KetuaPertokoan (PP)VP PP = 51,46% VP JP = 9,75% Peningkatan Jumlah VP IB = 38,79% Penduduk (JP)

Ketua Kelompok Kemang Komoditas Lele Peningkatan Jumlah Industri Besar (IB) Ketua DRP

Adanya peningkatan luasan kawasan permukiman di Kabupaten Bogor, terutama di kecamatan-kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kabupaten dan Kota lainnya

Berdasarkan hasil analisa AHP, diketahui bahwa variabel yang sangat berpengaruh dalam penurunan produktivitas sektor pertanian Kabupaten Bogor terkait perkembangan dengan Ibukota Jakarta adalah karena peningkatan perkembangan perumahan dan pertokoan serta peningkatan jumlah industri besar

Analisis lq

LQ sektor ekonomi

No. 1

Sektor Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan

2008 3,20839

LQ Sektor 2009

2010

2,95897 3,08618

23

0,221960,43227

0,21957 0,046621,15542 5,67075

No. 1 2

Sektor Peternakan Perikanan

LQ Sektor 2008 2009 2010 1,08459 0,98987 1,00037 1,27984 1,69613 2,15227

Berdasarkan kondisi eksisting dan pertambahan jumlah hasil produksi tiap tahun yang menjadi komoditas utama di Kabupaten Bogor adalah padi, ubi kayu, lele dan ayam ras pedaging. komoditas padi memiliki nilai LQ sebesar 0,91750. Namun, berdasarkan kondisi eksisting komoditas padi menjadi komoditas unggulan karena curah hujan tinggi di Kab. Bogor serta terdapat pertanian lahan basah yang harus dipertahankan.

Analisis growth share

Growth Rata-rata

Komoditas Padi Sawah Komoditas Ayam Ras Pedaging Komoditas Ubi Kayu

7,0973

6,8541

-4,7599

Komoditas Lele

26,5449

Pemilihan padi sawah sebagai Nilaikomoditas unggulan untuk Growth pengembangan pertanian di Kabupaten Bogor merupakan pilihan yang tepat. Hal ini disebabkan selain positif kondisi eksisting hasil karena produksi komoditas pertanian yang meningkat, nilai growth yang positif menunjukkan bahwa komoditas padi berpotensi untuk positif berkembang baik pada tahun-tahun berikutnya. Untuk komoditas ayam ras pedaging juga merupakan komoditas unggulan. Sedangkan negatif untuk komoditas ubi kayu walaupun nilai rata-rata growth menunjukan nilai negatif, berdasarkan kondisi eksisting ubi kayu berpotensi sebagai komoditas potensial. positif Untuk komoditas lele juga merupakan komoditas potensial

KEMAMPUAN LAHAN

Berdasarkan SK. Mentan NO. 837/Kpts/UM/II 1980 dan NO. 5% 683/Kpts/UM/II/1981 1 15%11% 45% 2 3 4

24%

5

KELERENGANNo 1. 2. 3. 4. 5. Klasifikasi Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Kelerengan 08% (Datar) 8 15 % (Landai) 15 25 % (Agak Curam) 25 45 % (Curam) > 45 % (Sangat curam) Skor Nilai Skor 20 Nilai Skor 40 Nilai Skor 60 Nilai Skor 80

Kelerengan JENIS TANAHNo 1. 2. 3. Klasifikasi Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V Jenis Tanah Aluvial, tanah Glei, Laterik Air Tanah (Tidak peka) Latosol (Agak peka) Brown Forest Soil (Agak peka) Andosol, Podsoil, Podsolic (Peka) Regosol, Litosol (Sangat Peka) Skor Nilai Skor 15 Nilai Skor 30 Nilai Skor 45 Nilai Skor 60 Nilai Skor 75

Nilai Skor 100

CURAH HUJANNo 1. Klasifikasi Kelas I Curah Hujan s/d 13,6 mm/hari (sangat rendah) 13,6 20,7 mm/hari (rendah) 20,7 27,7 mm/hari (sedang) 27,7 34,8 mm/hari (tinggi) > 34,8 mm/hari (Sangat tinggi) Skor Nilai Skor 10

4. 5.

2. 3. 4.5.

Kelas II Kelas III Kelas IVKelas V

Nilai Skor 20 Nilai Skor 30 Nilai Skor 40Nilai Skor 50

KEMAMPUAN LAHAN Klasifikasi Jenis Tanah5% 13% 15% 1% 66% 1 2 3 4 5

KEMAMPUAN LAHAN Curah Hujan 0%0% 10% 1 2 38% 52% 3 4 5

KEMAMPUAN LAHAN

Kemampuan Lahan Kabupaten Bogor3% 28% 69% Kawasan Budidaya Kawasan Penyangga Kawasan Lindung

KESESUAIAN LAHAN

Kesesuaian Lahan2%

Sesuai 98% Tidak Sesuai

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Padi

Kecamatan Pamijahan

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Ubi Kayu

Cibinong Citeureup Sukaraja

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Lele

Ciseeng Parung Gunung Sindur

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN

Ayam Ras pedaging

Karakteristik Subsistem komoditas padi

Luasan lahan yang digunakan untuk pertanian padi sawah adalah 87.074 Ha Produktifitas padi sawah di Kabupaten Bogor adalah 542,93 ton/tahun. Pada Kab. Bogor belum terdapat pengolahan hasil panen, sehingga tidak dapat meningkatkan nilai jual padi

Karakteristik dan analisis Subsistem Hulu PADIVariabel Analisis Pembibitan dilakukan 2-3 kali dalam satu tahun merupakan waktu yang Pembenihan lama untuk panen. Mendapatkan bantuan dari pemerintah / Pembibitan Benih bibit yang dari gapoktan sebagai salah satu upaya darimerupakan bibit lokal pemerintah

Pembibitan

dalam menyukseskan program revitalisasi pertanian Penggunaan

Pemupukan

pupuk dengan penyemprotan dapat diminimalisir untuk menghemat biaya. Pemupukan Penggunaan pupuk yang dibenamkan lebih Didapatkan dari perdagangan pupuk yang diutamakan dalam penggunaannya ada di Kecamatan Pamijahan karena biayanya relatif lebih murah Selain itu kecamatan Pamijahan Penggunaan irigasi dengan pompa merupakan salah satu kecamatan yang dapat menyebabkan penambahan potensial dikembangkan untuk penghasil biaya produksi meskipun waktu pupuk pengairannya relatif lebih singkat. organik Pengairan Penggunaan irigasi teknis perlu dipertahankan karena sistemnya yang teratur dan dapat menghemat biaya produksi Menggunakan alat sederhana berupaalat tradisional sangat Penggunaan cangkul dan sabit serta adanya bantuan ramah lingkungan. dianjurkan karena Mesin dan dari pemerintah berupa alatJumlah peralatan pertanian perlu pemecah padi Alat ditingkatkan utnuk meningkatkan Pertanian produksi padi.

Alat dan Mesin

Karakteristik Subsistem on farm PADI

Sarana dan prasarana produksi pertanian antara lain traktor, alat Penduduk kec. Ini bekerja pada Sistem penanaman menggunakan penggiling padi dan pengering , Penggunaan sawahnya sektor pertanian, sehingga sektor sistem irigasi dinamun Penggunaan Jaringan legowo, Kecamatan ini juga pertanian mempunyai andil yang sebesar bermutuHa dengan benih 7.935 dan cara berada dalam kondisi baik, akan besar dalam 50.756 ton. penanggulanganperekonomian produksi gulma merupakan tetapi beberapa kondisi jalan yang warga yang perlu dikembangkan hal di Kecamatan Pamijahan. rusak dapat menghambat pemasaran

Padi sawah

analisis Subsistem Ubi KayuLuas lahan yang digunakan untuk menanam ubi Kayu di Kabupaten Bogor sebesar 8.127 Ha dengan produksi 166.522 ton/tahun. Analisis Subsistem Hulu Ubi Kayu Kayu Karakteristik Subsistem Hulu Ubi

Pembibitan/Pembenihan

Masalah: rawan terkena penyakit tanaman pembusukan batang tanaman

Pemupukan pupukkandang Potensi: menggunakan akan menghemat biaya; pupuk kandang dan lebih ramah lingkungan pupuk kimia Masalah: Pupuk kandang sulit didapatkan

Analisis:Pencangko kan akan Masalah: Alat meringankan yang digunakan masih biaya produksi; sedikit Jenis tanaman yang cepat panen

Potensi: alat yang sederhana akan ramah terhadap lingkungan

Alat dan Mesin masih menggunakan alat tradisional yaitu cangkul Analisis: pupuk dan sabit. Pembibitan dengan cara kandang akan lebih mencangkok Analisis:meringankan biaya alat sederhana perawatan lebih ramah diarahkan berada di lingkungan; daerah peternakan non Pemeliharaan akan pengairan lebih cepat jika jumlah peralatannya diperbanyak

Mesin dan alat pertanian

Pemupukan

Potensi: biaya pembibitan yang rendah; panen dalam 2-3 bulan 1 kali.

Karakteritik On Farm Ubi Kayu Analisis On Farm Ubi Kayu

Masalah: Tidak semua petani memahami tentang pengelolaan secara double row Sarana dan prasarana pertanian: Irigasi kondisi baik, kondisi jalan sebagian besar rusak. Potenis: Adanya tekhnologi Tekhnologi produksi: Pembibitan double row secara cangkok, penanaman sistem double row

Masalah: Adanya isu konversi lahan Masalah: Kurangnya minat generasi muda Potensi: cocok untuk sektor pertanian; ubi kayu bisa tumbuh di berbagai macam jenis tanah Analisis: kualitas SDM terhadap penguasaan tekhnologi masih kurang minat generasi muda semakin menurun Analisis: Kecamatan Citeureup dengan produksi ubi kayu tertinggi tetapi konversi lahan yang terjadi dari lahan pertanian menjadi perumahan

Teknologi pertanian

Lahan Pertanian Sumber Daya Manusia

Analisis: penanaman dengan Sumber daya manusia: rata- rata double row dapat menigkatkan penduduk bekerja pada sektor produksi ubi kayu, pemerintah pertanian baik itu padi maupun perlu mengadakan penyuluhan ubi kayu.

Analisis Hilir Ubi Kayu Karakteristik Hilir Ubi Kayu

Industri pengolahan ubi kayu

Kecamatan Citereup yang menjadi penghasil komoditas ubi kayu paling banyak hanya menjual hasil mentah kebunnya. Pengolahan ubi kayu ini dilakukan di Kecamatan lain. dengan adanya potensi sebagai pemasok bahan baku seharusnya petani mulai memikirkan untuk mengolah sendiri hasil buminya. Tenaga kerja mayoritas hanya berasal dari lingkungan sekitar ; Sarana dan prasarana industri pengolahan menggunakan peralatan yang masih tradisional ; biayai sendiri oleh pemilik industri dengan meminjam dana dari bank

Ubi kayu

Komoditas Ayam Ras Pedaging

Produktifitas ayam ras pedaging Kabupaten Bogor adalah 15.771.780 ekor/tahun.

Karakteristik Subsistem Hulu AYAM RAS PEDAGING

Pembibitan

Alat dan Mesin: menggunakan jaring dalam proses pemanenan, Penggunaan alat sederhana yang ramah lingkungan akan lebih menghemat biaya

Pembuatan Pakan

Karakteristik Subsistem on farm ayam ras pedaging

No. 1

Variabel Teknologi Produksi

Eksisting Peternakan ayam pedaging di Gunungsindur dimulai dari pembibitan sampai masa panen ayam.

Analisis Peternakan ayam ras pedaging Gunungsindur di kecamatan merupakan peternakan dengan produksi terbesar di Kabupaten Bogor, akan tetapi masih banyak para peternak yang belum benar-benar memahami secara keseluruhan cara beternak yang baik sehingga beberapa masih kesulitan dalam menanggulangi penyakit yang biasa menyerang hewan ternah ayam pedaging. Sejauh ini permasalahan sarana dan prasarana peternakan ayam ras pedaging tidak menimbulkan masalah yg krusial terhadap produktsi ayam. Harga pakan dan vaksin yang tinggi memberatkan bagi para peternak kecil.

2

Sarana dan prasarana pertanian

Terdapat pasar untuk menjual hasil ternak Kondisi jalan ckup baik dan ketersediaan air menggunakan air sumur untuk kepentingan mnum ternak.

Karakteristik Subsistem hilir ayam ras pedagingAyam Ras PedagingIndustri Pengolahan Pengolahan ayam ini yang banyak diproduksi menjadi beberapa hasil olahan dibeberapa tempat yaitu didaerah Kecamatan Cirimekar dan Kecamatan Cibinong. Sumber Daya Manusia Tenaga kerja mayoritas hanya berasal dari lingkungan sekitar penghasil produk olahan Sarana Prasarana Sarana dan prasarana industri pengolahan telah menggunakan peralatan yang modern untuk mengolah hasil ternak ini yaitu mesin pembubut ayam dan penggorengan Pembiayaan pembiayaan pengolahan hasil ternak ini dilakukan oleh perusahaan dan pabrikan swasta nasional dan PMA Limbah Limbahlimbah hasil pemotongan ayam ini langsung dibuang ke tempat sampah dan kadang juga ikut terbawa arus sungai

Analisis Subsistem hilir ayam ras pedaging Analisis Subsistem on ayam ras pedaging Analisis Subsistem hulu farm ayam ras pedagingAnalisis Variabel Analisis Variabel Analisis Pembelian bibit dari sumber tertentu akan membutuhkan biaya yang lebih Industri Kecamatan Gunung Sindur Peternakan ayam ras Tekhnologi Pengolahan sebagai pemasok ayam ras Pembenihan dibanding dengan mengembangb pedaging Gunungsindur Produksi pedaging terbanyak di iakkan sendiri. / di kecamatan Kabupaten Bogor tidak Pembibitan merupakan peternakan dapat memanfaatkan dengan produksi potensi yang dimiliki. terbesar di Kabupaten Mereka hanya menajdi pemasok bahan baku baku Bogor, akan Penyediaan pakan yang bagi industri pengolahan tetapi masih menghabiskan 70% dari total biaya ayam yang ada banyak para peternak produksi akan menyebabkan dikecamatan lain. yang belum benar-benar Perawatan kerugian bila ayam terkena penyakit Sehingga peternak di memahami secara Penyediaan obat 2-4 minggu sekali Kecamatan ini hanya keseluruhan cara akan menurunkan resiko ayam mendapatkan upah dari beternak yang baik terkena penyakit. hasil penjualan ayam mentah. Seharusnya sehingga beberapa Penggunaan alat sederhana yang masyrakat di wilayah ini masih kesulitan dalam ramah lingkungan akan lebih mulai memikirkan untuk menanggulangi penyakit menghemat biaya. mulai mengolah ayam yang Limbah berupa kotoran dapat biasa menyerang menjadi bahan siap saji Mesin dan dimanfaatkan hewan ternah ayam menjadi pupuk sendiri agar mereka Alat pedaging. kandang sehingga dapat membantu mendapatkan keuntungan Pertanian Sejauh ini permasalahan sarana dari biasanya. pemupukan pertanian kering, lebih dan Sarana dan prasarana peternakan ayam ras prasarana pertanian pedaging tidak menimbulkan masalah yg krusial terhadap produktsi ayam. Harga pakan dan vaksin yang tinggi memberatkan bagi para peternak kecil. Variabel

Ayam ras pedaging

analisis Subsistem LeleKarakteristikSubsistem Hulu Lele Analisis Subsistem Hulu LeleLuas lahan yang digunakan untuk perairan sebesar 43 Ha, dan kolam/tambak 17 Ha dengan produksi ikan lele sebesar 18.312,9 ton/tahun Potensi: Menggunakan alat tradisional yang ramah lingkungan

Pembenihan/ Pembibitan

Potensi: Pengembangan bibit yang didapat dari pemerintah merupakan dorongan bagi masyarakat Potensi: didapatkan dari gapoktan Masalah: Sulit dalam memisahkan bibit dengan indukannya

Pembenihan

Mesin dan alat pertanian

Analisis: Pengembangan bibit dari pemerintah akan mendorong masyarakat untuk berkembang dan pembibitan secara swadaya akan meringankan biaya

Masalah: Pupuk memerlukan biaya yang mahal; Kebocoran pipa saluran air ke daerah penangkaran ikan

Masalah: Harus berganti alat setiap 4-5 kali pakai karena dikhawatirkan terjadi kerusakan

Pemberian pakanAnalisis: Penggunaan jaring lebih ramah lingkungan

Analisis: Pemberian pakan biaya yang dikeluarkan besar; Lebih mudah dalam perawatannya Pemupukan

KarakteristikSubsistem On farm Lele Analisis Subsistem On farm Lele

Potensi: Terdapat pembibitan unggul lele sangkuriang; Adanya dukungan pemerintah melalui program pengembangan kawasan minapolitan Masalah: Penyakit yang biasa menyerang lele ; harga pakan yang cukup tinggi Analisis: Kecamatan Gunungsindur merupakan salah satu kecamatan pengembangan kawasan minapolitan Teknologi Pertanian

Potensi: Penggunaan alat-alat yang ramah Teknologi pertanian: lingkungan; program Jenis lele pemerintah dalam yang pengembangan perikanan diunggulkan adalah lele jenis sangkuriang Masalah: harga pakan yang mahal; alat yang tradisional; Kondisi jalan masih banyak yang rusak Sarana dan prasarana: Analisis: saranan dan prasarana terdapatnya pabrik pengolahan yang terdapat di Kecamatan hasil lele dan pabrik pakan lele Gunungsindur sudah baik Untuk prasarana jalan beberapa didukung dengan adanya masih dalam kondisi baik program pemerintah tentang pengembangan kawasan minapolitan Akan tetapi masih ada beberapa jalan yang mengalami kerusakan Sarana dan Prasarana

Karakteristik Subsistem Hilir Lele Analisis Subsistem Hilir Lele

Industri pengolahan ikan asap Potensi: Ikan lele telah diolah menjadiPengetahuan yang masihTelah adanya jalan penghubung Potensi: otodidak Masalah: asapan sehingga dapat meningkatkan nilai yang belajar karena kecamatanlele dapat diolah jalan poros dan ketrampilan Potensi: kepala ikan yang dapat jual mempermudah pemasaran rasa kebiasaan menjadi bubuk penyedap Industri Pengolahan Pembiayaan Analisis: Karena pembiayaan sepenuhnya Tenaga kerja mayoritas Industri dilakukanberasal dari bahan baku ikan hanya oleh pemilik pengolahan tawar sehinggasekitar ; Sarana memiliki lingkungan pemerintah tidak Masalah: peralatansiomay, nugget, yang masih tradisonal kewenangan dalam industri pengolahan. dan prasarana industri Masalah: Para pemilik olahan asapan ikan sehingga pembuatan ikan lele jumlahnya abon Seharusnya masyarakat melibatkan pengolahan menggunakan membuang limbah padat berupa usus ikan terbatas pemerintah agar mendapatkan bantuan peralatan tradisional ; ke sungai dana dan kemudahan dalam pemasaran karena limbah lele seperti hasil produksi olahan kepala ikan lele ternyata juga Pegawai pengelolaan lele ini Analisis: diolah oleh masyarakatmerupakan pemilik dari olahan sendiri Analisis: Adanya indsutri pengolahan ikan Analisis: Hendaknya juga memperhatikan Analisis: yang Bogor menjadi bumbu sehingga mengetahui kualitas ikan Perlu adanya peningkatan sarana lele ini akan memberikan nilai ekonomi pengelolaan usus ikan agar tidak dibuang di yang mendukung untuk meningkatakan penyedap tanpa MSG. sesuai untuk produksinya,namun lebih dari pada dijual mentah sungai. Mungkin kualitas produksi mulai memikirkan Namun air dari hasil dibutuhkan penyuluhan agar meningkatkan pengolahan ikan lele bagaimana mengelolah limbah ikan agar pengolahan ikan lele kualitas produksi lebih bermanfaat langsung dibuang ke sungai Sumber daya manusia

Sarana dan prasarana industri Limbah

lele

Analisis linkage system

Analisis Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah, dipimpin oleh Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 1 (satu) Sekretariat, 2 (dua) Sub. Bagian, 4 (empat) Kelompok Penyuluh, 1 (satu) kelompok jabatan fungsional umum

Data Kelembagaan Usaha TaniNo Kluster Kecamatan 1 Nanggung 2 Pamijahan Kluster 1 3 TajurHalang 4 Gunung Sindur 5 Parung Kluster 2 6 Cisarua 7 Cijeruk 8 Ciawi 9 Megamendung Kluster 3 10 Babakan Madang 11 Bojonggede Kluster 4 13 Tamansari 14 Ciomas Kluster 5 JUMLAH Jumlah Kelompok Tani 2 4 6 Jumlah Anggota Poktan 2 52 75

3 4 4 116 3 1 10 1 9 10 6 3 10 1.816

75 95 95 265227 70 10 307 17 185 202 88 30 202 46

Kepala Badan

Komisi Penyuluhan Pertanian

Sekretariat

Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian

Sub Bagian Perenacanaan Dan Keuangan

Kelompok Jabatan Fungsional Umum

Kelompok Penyuluh Pertanian

Kelompok Penyuluh Kehutanan

Kelompok Penyuluh Peternakan

Kelompok Penyuluh Perikanan

12 Bp3k

Struktur Organisasi Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan

Diagram Venn Komoditas Padi kayu pedaging Diagram Venn Komoditas ayam ras Diagram Venn Komoditas ubi Diagram Venn Komoditas lele

BP3K

Kelompok Kelompok BP3KKelompok Kelompok Tani Tani UPTD Tani Tani Balitnak

BP3K

BP3K UPTD UPTD UPTD Pemerintah Pemerintah Pemerintah

Komoditas lele Komoditas padi Ayam Komoditas Komoditas ubi kayu Pemerintah

Dinas Pertanian Dinas Peternakan Dinas Perikanan Dinas Pertanian

Berperan kecil kecil Berperan kecil Berperan kecil Berperan Berperan besar besar Berperan besar Berperan besar Berperan Hasil komoditas Hasil komoditas Hasil komoditas Hasil komoditas

Analisis Partisipatif

Analisis partisipatif (pemberdayaan masyarakat) ini bertujuan untuk mengikutsertakan semua pihak yang terkait dalam pengembangan sektor pertanian komoditas padi, ubi kayu dan lele di Kabupaten Bogor

Kelompok Petani

Kepentingan Mendapatkan keuntungan dari hasil produktivitas pertanian yang berkualitas tinggi.

Kekhawatiran Penurunan produktivitas pertanian serta degradasi pertanian akibat kualitas bibit dan proses pembibitan yang salah. Kurangnya teknologi yang mendukung untuk menampung komoditas agar lebih tahan lama. Terjadi penurunan produktifitas pertanian

Potensi Adanya ketersediaan lahan yang luas, untuk pengembangan pertanian.

Kelemahan Minimnya SDM berkualitas dan penggunaan teknologi pertanian yang sederhana yang kurang efisien. Waktu panen yang bersamaan menyebabkan distribusi hasil pertanian tidak maksimal Keterbatasan tim ahli dan peralatan

Implikasi/ konsekuensi Melakukan perbaikan dari input pertanian. (mulai dari teknologi, pengetahuan, hingga mesin dan peralatan) Banyak hasil pertanian yang tidak terjual, sehingga merugikan petani. Melakukan pembinaan terhadap tim ahli dari pemerintah daerah Memanfaatka n peralatan yang ada Menjaring investor Menjaga kestabilan harga pasar Koordinasi

Pedagang

Mendapatkan keuntungan dari penjualan komoditas.

Adanya lahan pertanian yang luas, sehingga komoditas dagang akan semakin besar

BP4K

Mendapatkan keuntungan Mengembangkan hasil produksi pertanian

-

Bantuan peralatan Bantuan tim ahli dalam pengolahan pertanian

-

-

Mendapatkan PAD Meningkatkan pendapatan

-

Terjadi penurunan jumlah produktivitas pertanian

-

-

Pemerintah

Bantuan infrastruktur memberikan kebijakan-kebijakan khusus Pembinaan dan Penyuluhan

-

Keterbatasan dana Kurangnya partisipasi masyarakat

-

-

Akar MasalahKomoditas Ayam Ras PedagingPengembangan komoditas ayam ras pedaging terhambat

Sub sistem hulu

Sub sistem Usaha Tani

Sub sistem hilir

Sub sistem output dan pemasaran

Sub sistem penunjang

Biaya pakan, Harga bibit yang mahal vitamindan antibiotik yang mahal Pencemaran limbah industri dan belum optimalnya irigasiKandang panggung memerlukan biaya besar

Peran kelembagaan belum optimal

Peran kelompok Peran Sarana Alternatif pasar tengkulak ternak belum merugikan pengolahan terbatas optimal peternak tidak terfasilitasi

Rendahnya bantuan dari pemerintah

Komoditas LelePengembangan komoditas lele belum optimal

Sub sistem hulu

Sub sistem hilir

Sub sistem output dan pemasaran

Sub sistem penunjang

Penurunan kualitas benih Kerusakan 50% situ akibat alih fungsi lahan Kurangnya ketersediaan air bersih Harga benih mahal Program Peran kelompok penyuluhan Hasil produksi tani belum optimal berkala tidak tidak maksimal

Jaringan jalan rusak

Saluran irigasi rusak Limbah industri tidak terkelola dengan baik

Peran tengkulak Alternatif pasar merugikan terbatas peternak

Komoditas PadiKomoditas padi belum berkembang optimal

Sub sistem hulu

Sub sistem usaha tani

Sub sistem hilir

Sub sistem penunjang

Sub sistem output

Kurangnya kreatif dan inovatif para petani

Kurang berperannya kelompok tani dan Fungsi kelembagaan(kelo peran pemerintah mpok tani,KUD) kurang optimal

Kurangnya penyuluhan Keterbatasan terhadap modal pengelolaan Kelompoklimbah tani dan koperasi tidak berjalan dengan baik Kurangnya dukungan pemerintah dalam Kurangnya peran pengembangan serta masyarakat, industri pemerintah dan kelembagaanKurang pedulinya pemerintah terhadap upaya pengembangan pertanian

Komoditas Ubi

Komoditas ubi belum berkembang optimal

Sub sistem hulu

Sub sistem usaha tani

Sub sistem hilir

Sub sistem penunjang

Sub sistem output

Tidak optimalnya peran lembaga pertanian

Kurang berperannya Fungsi kelompok tani dan kelembagaan(kelo peran pemerintah mpok tani,KUD) kurang optimal

Kurangnya dukungan pemerintah dalam pengembangan industri

Kurangnya peran Kurang pedulinya serta masyarakat,pemerintah pemerintah dan terhadap upaya kelembagaan pengembanganpertanian

Kelompok tani dan koperasi tidak berjalan dengan baik

Keterba tasan modal

Analisa SWOT & IFAS-EFAS Komoditas Padi Sawah

Lokasi Bogor yang dekat dengan Ibu Kota Jakarta Adanya kerusakan lahan secara fisik, kimia, dan O (+) 0.5 Eksternal Kuadran memiliki keunggulan komparatif dalam hal Melakukan penyuluhan terhadap pihak petani I Kuadran II biologis akibat adanya penggunaan pupuk terhadap PELUANG Rendahnya akses pelaku usaha kimia yang 0.45 P penyediaan sarana produksi, baik ditinjau dari yakni dengan memberikan penyuluhan dari sangat lama. P potensi Stable kuota permintaan, mengelola dan pihak pemerintah untuk akses sarana lahan informasi, lemahnya budaya pemasaran 0.4 O Rendahnya kualitas SDM serta kurangnya minat Agressive prasarana pendistribusian. Growth generasi muda untuk terjun dalam usaha tani. R dan kewirausahaan pelaku Maintenance 0.35 STrategy sawah menjadi lebih baik agar produktivitas Kabupaten Bogor sebagai salah satu hinterland Kurang meratanya penerapan teknologi sehingga T (-0,208 ; 0,25) padi sawah menjadi lebih efisien dan terdapat Rendahnya daya saing produk 0.3 Kota Jakarta merupakan kawasan yang dipandang dapat menurunkan daya saing produk pertanian padi U peningkatan hasil produksi. strategis bagi investasi. 0.25 pertanian, baik segar maupun olahan sawah N Peluang permintaan bagi produk-produk Kondisi jalan yang rusak keberlanjutan usaha- 0.2 I Melakukan perbaikan terhadap sarana dan Rendahnya tingkatyang dapat menghambat pertanian, baik segar maupun olahan hasil prasarana penunjang pertanian agar proses pemasaran hasil produksi padi. usaha pasca panen dan pemasaran hasil 0.15 T pertanian masih sangat besar, terutama Rapid di pasar Selective distribusi hasil panen menjadi lebihGrowth lancar. Masih terdapat beberapa irigasi yang rusak dengan I Maintenance lokal (Jabodetabek), maupun regional dan nasional 0.1 pertanian prosentase irigasi kondisi baik 0,48%, kondisi rusak E Pemerintah membantu petani dalam produksi Strategy (+) iNTERNAL (dengan penduduk yang melebihi 250 juta jiwa) 0.05 ringan 82,57%, kondisi rusak berat 14,16%. S KELEMAHAN usaha tani (on farm) merupakan pasar potensial WEAKNESS (+) Internal-0.5 -0.45 -0.4 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1

Letak Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan Ibu Turn arround Kota Jakarta mengakibatkan banyaknya penduduk Strategy yang bekerja di Jakarta bertempat tinggal di Kabupaten Bogor sehingga banyak dilakukan pembukaan lahan untuk kawasan perumahan. Semakin pesatnya perkembangan industri Guirelle di wilayah Strategy sekitar Kabupaten Bogor, seperti Kota Depok, Tangerang, dan Bekasi membuat adanya migrasi lapangan kerja pertanian ke sektor industri. Adanya kompetitor untuk komoditas padi sawah dari kabupaten lainnya dapat mempersulit pengembangan Kuadran III pasar Adanya perubahan iklim yang dipicu oleh pemanasan global sehingga dapat mempengaruhi produktivitas sektor pertanian.

1.1E-15 -0.05 1.1E-15 0.05 -0.05 -0.1 -0.15

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

KEKUATAN 0.45 0.5

STRENGTHConglomerate

Kabupaten Bogor memiliki banyak waduk dan Strategy -0.2 T sumber daya air yang menunjang sistem irigasi -0.25 sektor Concentric pertanian di Kabupaten Bogor. H Strategy Adanya kebijakan revitalisasi pertanian yang -0.3 R berguna mengembalikan produktivitas pertanian -0.35 di Kabupaten Bogor. E -0.4 Jenis tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki A Eksternal jenis tanah yang cukup subur untuk kegiatan -0.45 (-) pertanian, perkebunan, dan kehutanan. -0.5 ANCAMAN T Curah hujan Kabupaten Bogor yang tinggi dapat menunjang perkembangan pertanian Adanya kelompok tani yang dapat berperan dalam peningkatan produktivitas pertanian

Kua

Analisa SWOT & IFAS-EFAS Komoditas ubi kayu

Adanya kerusakan lahan secara fisik, kimia, dan O Lokasi Bogor yang dekat dengan Ibu Kota (+) Eksternal biologis akibat adanya penggunaan pupuk kimia P Jakarta memiliki keunggulan komparatif Kuadran I PELUANG Kuadran IIyang sangat lama. P 0.5 Mencanangkan program-program yang dalam Stable hal penyediaan sarana produksi, baik Agressive Rendahnya kualitas hasil pertanian yang disebabkan O Growth bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan 0.45 Maintenance ditinjau karena kurang meratanya penerapan teknologi. R STrategy dari potensi kuota permintaan, kuantitaspasca panen komoditas ubi hanya prodksi komoditi ubi kayu agar 0.4 aksessarana dan prasarana pendistribusian. Pengolahan T dapat bersaing di area rumah yang lebih luas. 0.35 pasar tangga yang hanya berupa pengolahan secara U Kabupaten Bogor sebagai salah satu Memantau kondisi sarana penunjang dan mengandalkan kemampuan penduduk sekitar. N 0.3 hinterland Kota Jakarta merupakan kawasan Rapid memperbaiki sarana penunjang yang telah Waktu tanam hingga panen komoditas ubi kayu I Growth yang dipandang strategis bagi investasi. 0.25 Strategy tergolong cukup lama, yakni 8-12 bulan. T rusak Adanya peningkatan permintaan komoditas 0.2 Pemerintah dapat serta merta membantu Ubi merupakan komoditas yang mudah rusak jika I (0,083 ; 0,125) ubi kayu setiap tahunnya untuk kebutuhan tidak ditangani secara ubi kayu olahan maupun E dalam pemasaran khusus, yakni dilapisi parafin 0.15 industri. dalam tanah. S 0.1 segar dengan memberikan sistem informasiSelective pasar Maintenance

yang akurat.

WEAKNESS

0.05 0

STRENGTH

daya air yang berpotensi sebagai sumber irigasi sektor Kota Jakarta mengakibatkan banyaknya penduduk -0.1 pertanian lahan basah di Kabupaten Bogor. yang bekerja di Jakarta bertempat tinggal di Turn arround -0.15 Strategy Adanya kebijakan revitalisasi pertanian yang berguna Kabupaten Bogor sehingga banyak dilakukan T Conglomerate -0.2 mengembalikan produktivitas pertanian di Kabupaten pembukaan lahan untuk kawasan perumahan. Strategy H Bogor. Semakin pesatnya perkembangan industri di wilayah -0.25 Jenis tanah di wilayah Kabupaten Bogor memiliki jenis sekitar Kabupaten Bogor, seperti Kota Depok, R -0.3 tanah yang cukup subur untuk kegiatan pertanian, Tangerang, dan Bekasi membuat adanya migrasi -0.35 E perkebunan, dan kehutanan. lapangan kerja pertanian ke sektor industri. -0.4 Telah adanya jalan penghubung jalan poros kecamatan Adanya fluktuasi harga ubi kayu sehingga dapat Concentric Guirelle Strategy A -0.45 yang dapat mempermudah pemasaran. mempengaruhi minat petani ubi kayu untuk menanam Strategy T Komoditas ubi kayu memiliki produksi yang besar yang komoditas harga. -0.5 yang (-) Eksternal dapat dilihat dari produktivitas komoditasubi kayu Kuadran IV Adanya kendala kelancaran sistem informasi pasar uadran III ANCAMAN tinggi, dan ditunjang faktor luasan lahan yang ditanami sehingga dapat menghambat sistem pemasaran untuk produksi kedua komoditas tersebut. pemasaran komoditas. Curah hujan Kabupaten Bogor yang tinggi dapat menunjang perkembangan pertanian

-0.5 -0.45 -0.4 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1 -0.05 Letak Kabupaten Bogor yang berdekatan dengan Ibu -0.05 0

0.05 0.1 0.15 0.2memiliki 0.3 0.35 0.4 Kabupaten Bogor 0.25 banyak waduk dan sumber

(+) Internal KEKUATAN 0.45 0.5

Analisa SWOT & IFAS-EFAS Komoditas Ayam ras pedaging Rendahnya kemampuan petani dalam mengolah hasil ayam pedaging pasca panen sehingga ayam Kuadran Meningkatkan produktivitas dan kualitas II pedaging langsung didistribusikan kepada hasil pengolahan mengolahnya. perusahaan swasta yangayam pedaging Pemerintah dan peternak ayam belum Perkembangan ayam ras pedaging masihAgressive Maintenance bekerjasama dalam membaca dan merata jika ingin dikembangkan sebagai komoditas meningkatkan sistem informasi unggulan. Jalanpemasaran sehingga ketika pangsa pasar penghubung poros kecamatan sebagian masih terdapat keruskan Bogor dapat menutupi tinggi, Kabupaten sehingga dapat menghambat pemasaran. kebutuhan untuk ayam ras pedaging, Selective Perkembangan ayam ras pedaging masih belum merata khususnya di kawasan Jabodetabek Maintenance jika ingin dikembangkan sebagai komoditas unggulan. (+) iNTERNALKELEMAHAN -0.5 -0.45 -0.4 (+) Eksternal PELUANG 0.5 0.45 0.4 0.35 0.3

0.250.2 0.15 0.1 0.05

WEAKNESS-0.35 -0.3 -0.25 -0.2

-0.15

-0.1

9E-16 -0.05 9E-16 0.05 -0.05 -0.1

O P P O R T U N I T I E S

Lokasi Bogor yang dekat dengan Ibu Kota Kuadran I Jakarta memiliki keunggulan komparatif dalam hal penyediaan sarana produksi, baik ditinjau Stable Growth dari potensi kuota permintaan, aksessarana dan (0,16 ; 0,25) STrategy prasarana pendistribusian. Kabupaten Bogor sebagai salah satu hinterland Kota Jakarta merupakan kawasan yang dipandang strategis bagi investasi. Rapid Nilai jual ayam ras pedaging tergolong tinggi Growth sehingga dapat memberi pemasukan yang cukup Strategy besar terhadap peternak ayam ras pedaging. Internal (+)0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 KEKUATAN 0.45 0.5

Letak Kabupaten Bogor yang berdekatan Turn arround dengan Ibu Kota Jakarta mengakibatkan Strategy banyaknya penduduk yang bekerja di Jakarta bertempat tinggal di Kabupaten Bogor sehingga banyak dilakukan Guirelle Strategy pembukaan lahan untuk kawasan perumahan. Semakin pesatnya perkembangan industri di wilayah sekitar Kabupaten Bogor, seperti Kuadran III Kota Depok, Tangerang, dan Bekasi membuat adanya migrasi lapangan kerja pertanian ke sektor industri.

STRENGTH -0.15 Conglomerate Adanya kebijakan revitalisasi Strategy -0.2 T-0.25 pertanian yang berguna Concentric H -0.3 mengembalikan produktivitas Strategy R-0.35 pertanian, peternakan dan E -0.4 perikanan di Kabupaten Bogor. A-0.45 Adanya pengolahan ayam menjadi (-) Eksternal Kuadran IV -0.5 T ANCAMAN bahan matang dapat meningkatkan nilai jual dan dapat membuka lapangan kerja baru.

Analisa SWOT & IFAS-EFAS Komoditas lele Terjadi perubahan lingkungan sehingga daya dukung wilayah Bogor tengah semakin menurun, sebagai akibat lanjut produktivitas kolam semakin Kuadran II rendah. Adanya penyakit yang menyerang lele sehingga dapat Agressive menyebabkan dapat berkurangnya produktifitas lele Maintenance Rendahnya pengolahan pasca panen oleh petani akibat minimnya SDM yang mampu mengolah komoditas lele. Pengolahan ikan lele masih bertaraf produksi rumah tangga sehingga hasil olahan pasca panen ikan lele Selective masih terbatas. Maintenance Prasarana jalan sebagai salah satu penunjang (+) iNTERNAL pemasaran hasil produksi masih banyak yang rusak KELEMAHAN-0.5 -0.45 -0.4 -0.35 -0.3 -0.25 -0.2 -0.15 -0.1

0.5 W P (+) Eksternal PELUANG P 0.45 E O 0.4 A R 0.35 T K 0.3 U N N 0.25 I E 0.2 T 0.15 S I 0.1 E S S 0.05

O

Lokasi Bogor yang dekat dengan Ibu Kota Kuadran Jakarta memiliki keunggulan komparatif I dalam hal penyediaan sarana produksi, Stable baik ditinjau dari potensi kuota Growth STrategy permintaan, aksessarana dan prasarana pendistribusian. Kabupaten Bogor sebagai salah satu hinterland Kota; Jakarta merupakan (0,16 0,125) Rapid kawasan yang dipandang strategis bagi Growth Strategy investasi.0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 (+) Internal KEKUATAN 0.45 0.5

Harga pakan yang cukup tinggi dapat Kabupaten Bogor memiliki banyak saluran irigasi dan -0.1 menyebabkan margin usaha menurun. dan Dilakukan perbaikan terhadap sarana Turn arround S sungai dan hampir seluruhnya mengalir sepanjang prasarana Strategy sebagian besar masih jalan -0.15 penunjang komoditas lele, baik Conglomerate tahun sehingga berpotensi sebagai sumber air bagi Ketersediaan benih Strategy T T wilayah pengembangbiakan komoditas lele. -0.2 maupun irigasi. didatangkan dari luar Kabupaten Bogor sehingga ketika usim kemarau benih komoditas H Peningkatan taraf pengolahan hasil sulit -0.25 R Cukup banyak masyarakat yang bermata pencaharian Concentric mengembangkan komoditas lele. dengan Guirelle lele dengan peningkatan tenaga kerja dan -0.3 didapat. R E Strategy Strategy Ketersediaan lahan untuk pengembangan usaha teknologi pengolahan yang digunakan -0.35 Belum adanya sistem informasi perikanan E N perikanan di wilayah minapolitas masih cukup besar yang handal, sehingga kepada komoditas Memberikan insentif supply pemilik lahan yang -0.4 seluas 1.809.5 ha tidak mengalihfungsikan lahan perikanannya A G Adanya program pengembangan kawasan minapolitan, disetiap wilayah sukar diprediksi yang dapat -0.45 menjadi lahan terbangun (-) T mengakibatkan harga produk perikanan sering T Eksternal dimana komoditas lele menjadi salah satu komoditas IV Kuadran III Kuadran -0.5 yang akan dikembangkan memberikan peluang besar ANCAMAN mengalami fluktuasi yang sangat tajam. H untuk perkembangannya. Adanya daya saing dalam pemasaran Adanya kelompok tani komoditas lele yang berperan untuk komoditas lele dengan kabupaten lain. meningkatkan produktivitas komoditas lele

9E-16 -0.05 9E-16 0.05 -0.05

Konsep pengembangan struktur tata ruang Masalah: alternatif pasar terbatasAgropolitan Centre yaitupusat pengumpul dan pemasaran

Fungsi : pusat kegiatan untuk perdagangan hasil komoditas, informasi mengenai pertanian, lembaga yang memberikan penyuluhan untuk meningkatkan hasil produksi Kawasan yang sesuai untuk kawasan sentra agropolitan adalah Kecamatan Cibinong Pembagian berdasarkan komoditas unggulan. Fungsi: pusat perdagangan skala kecil, pusat industri pengolahan hasil produksi, kegiatan pelatihan/penyuluhan. Kawasan yang sesuai: Kecamatan Pamijahan, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Bogor, Kecamatan Legok Gaok ,Kecamatan Cirimekar, Kecamatan Cibinong, Kecamatan Gunung Sindur, Kecamatan Cibinong

Struktur Tata Ruang Pengembangan Kawasan Pertanian Kabupaten Bogor

Agropolitan District yaitukawasan pusat pertumbuhan

Hinterland atau satuankawasan pertanian

Fungsi: pusat produksi/budidaya pertanian, pusat pembibitan dan pusat permukiman petani

No . 1

Komoditas Padi Sawah

Hinterland Kecamatan Pamijahan Pamijahan, Sukamakmur, Jonggol, Tanjungsari, Cijeruk, Cigombong, Leuwiliang, Tamansari Kecamatan Leuwiliang Kecamatan Cigombong Kecamatan Caringin Kecamatan Pamijahan Kecamatan Rumpin Kecamatan Tanjungsari Semua Kecamatan kecuali Kecamatan Ciomas Kecamatan Tajurhalang Kecamatan Gunung Putri Kecamatan Citereup Kecamatan Ciawi Kecamatan Bojonggedhe Kecamatan Megamendung Kecamatan Ciseeng Kecamatan Parung Kecamatan Cisarua

2

Ubi Kayu

3

Ayam Ras Pedaging

4

Lele

Peta Struktutr Tata Ruang

Konsep Pengembangan

Agropolitan Centre

Pemasaran produk olahan dan hasil pertanianPergudangan untuk penyimpanan produk Pemasaran Perdagangan pupuk, bibit, pestisida dan peralatan pertanian

KSA/Pusat agropolitan Workshop penggunaan dan pengenalan teknologi pertanian Informasi pertanian pertanian untuk petani

Peningkata n produksi

Informasi dan promosi

Peningkatan modal dengan diadakannya KUD dan Bank Perkreditan Agropolitan

Pendidikan dan pelatihan teknik pertanian

Promosi produk pertanian dengan pasar argo dan pengadaan event

KONSEP PENGEMBANGAN SUBSISTEM HULU perbaikan dan pengendalian agroinput Pengembangan mitra distribusi dan mitra pemuliaan benih dengan pabrikan Pengelolaan limbah, pengolahan air dan penyediaannya Penyediaan alat dan mesin pertanian yang terjangkau

Padi

Pengembangan lebih ditekankan pada agroindustri produk ubi kayu Pengembangan dan penguatan layanan pemasaran komoditas dan produk turunan Ubi Kayu Pengembangan sistem informasi produk dan harga yang terperbaharui,

pengembangan sistem pencegahan dan penanggulangan wabah penyakit menular Ayam dukungan pembangunan infrastruktur penunjang Pedaging penyediaan daging dan telur ayam berkualitas tertentu penelitian dalam hal pembenihan penanganan penyakit dan hama dan penanganan pasca panen penanganan budidaya kemudahan dalam hal perizinan

Lele

KONSEP PENGEMBANGAN SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

Padi

Mengembangkan inovasi produk pengolahan panen padiMemberian pelatihan yang ditujukan kepada para petani untuk mengolah hasil panennya Memperluas wilayah pemasaran produksi Pemberian penyuluhan pemanfaatan hasil limbah padi Padi

Tepung Beras

Padi

Beras

Jerami

Pakan Ternak

KONSEP PENGEMBANGAN SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

UBI KAYU

Mengembangkan inovasi produk pengolahan hasil ubi kayu Memberian pelatihan yang ditujukan kepada masyarakat untuk mengolah hasil ubi kayunya Memperluas wilayah pemasaran produksi Suwar suwir Peyem Ubi Kayu Tepung Tapioka

Keripik SingkongBrownies Tape

KONSEP PENGEMBANGAN SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

AYAM PEDAGING

Mengembangkan inovasi produk pengolahan hasil ayam pedaging Memberian pelatihan/penyuluhan yang ditujukan kepada Daging para petani ayam pedaging untuk mengolah hasil ayam pedagingnya Memperluas wilayah pemasaran produksi Memperluas informasi kepada masyarakat tentang hasil Ayam Pedagingmemalui media online produksi Mengoptimalkan fungsi rumah potong hewan, dengan memberikan dan memperbaikin fasilitas pendukungKulit

Nugget Bakso Ayam Spaicy

Sosis Kripik kulit

Pemberian penyuluhan pemanfaatan hasil limbah produksiJerohan Kripik Usus

Bulu ayam

Kemucing

KONSEP PENGEMBANGAN SUBSISTEM AGRIBISNIS HILIR

LELE

Mengembangkan inovasi produk pengolahan hasil lele Memberian pelatihan yang ditujukan kepada para petani untuk mengolah hasil leleSomay

Memperluas wilayah pemasaran produksiMengoptimalkan fungsi rumah potong hewan, dengan memberikan dan memperbaikin fasilitas pendukung Lele Pemberian penyuluhan pemanfaatan hasil limbah produksi Adanya pengembangan kawasan Minapolitan

Nugget

Bakso

Lele Asap

Abon

Campuran MSG

Konsep Pengembangan Sarana Penunjang Pertanian

Sistem Informasi

Kredit Usaha

Pendidikan & Pelatihan

Kemitraan

Prasarana Pertanian

Kelembagaan

Peningkatan penguasaan teknologi dan informasi dibidang para pertani Penambahan Peningkatan pelayanan sektor tenaga penyuluh pertanianagribisnis dan secara Menyediakan pinjaman lunak kepada Sosialisasi program & menjelaskan keuntungan adanya organisasi KUD. 3. Pola Sub Kontrak transportasi 1. Pola Inti Plasma agroindustri. lapangan (PPL) bergilir dengan sistem pengelolaan oleh yang optimalisasi Pola hubungan kemitraan MengembangkanMeningkatkan dana untuk yang terintegrasi petani plasmaPeningkatan sistem oleh informasi pemerintahan dalam Pola inti serta mendorongdibangunirigasilembagamanajemen kegiatan merupakan pola sistem Pemberian penyuluhan khususnya 2. Pola dagang umum Melaksanakan sistem informasi diversifikasi produk hasil perkreditan pertanian perusahaan dengankelompok mitra usahapeningkatan keuanganterutama untuk keputusan maupun kemitraan antarapelayanan pemasaran hasil dalam pengambilan sector pertanian, Peningkatan kelompok hubungan swasta yang bergerak di fasilitasi sistemkerjasama kemitraanolahan Meningkatkan informasi Merupakan hubungan kemitraan dalam tiap komoditas dan promosi dibidang keungan Pembentukan dan untuk yang membantu petani dalam haldiperlukan badan-badan keuangan dengan sistim yang saling memproduksi kebutuhan yang permodalan. pertanian dengan mitra usaha sebagai Penyediaan informasi teknologi sistem manajemen dan mutu dalam tawar plasma dengan Peningkatan dan pasar memasarkan hasil usaha kelompok usaha oleh perusahaan sebagai bagian dari informasi pertanian guna meningkatkan posisi Penyediaan sarana kerjasama antara petani dan sektor menguntungkan. pertanian Pengawasan perusahaan. pengusahaan bidang perusahaan inti yang bermitra.dalam perdagangan yang dibutuhkan terhadap kontrakbentuk penyuluhan komponen produksinya. Ciri khas dari Pengevaluasian kegiatan pendidikan dan swasta gunua menyediakan lahan, subPerusahaan intimembentuk kerjasama yang saling menguntungkan kontrak ini adalah membuat kontrak Kelompok tani bermitra dengan Toko pelatihan secara berkala Meningkatkan usaha dagang sarana produksi,kerjasama antara dan bersama yang mencantumkan volume, harga Swalayan atau mitrabimbingan teknispemerintah, petani dan swasta melalui ini bisa menampung, manajemen, serta diterapakan untuk dan waktu. Pola ini mempunyai keuntungan dan kontrak kerjasama lainnya. Polakegiatan-kegiatan promosi yang dapat mendorong terciptanyahasil mengolah dan memasarkan alih banyak komoditas, dan untuk mencoba teknologi, modal dan ketrampilan serta produksi, disamping memproduksi menyelesaikan permasalahan kesulitan menjamin produk kelompok mitra usahanya. kebutuhan perusahaan.

pemasaran produk agribisnis hilir.

TERIMA KASIH

Lanjutan..Prosentase tutupan lahan yang mengalami penurunandanau/wadu k Hutan Lindung Hutan Produksi 26.60% Kawasan Pertanian lahan basah 6.96% LUASAN TUTUPAN LAHAN YANG TETAP 24.98% Kawasan Pertanian Lahan Kering Kawasan Perkebunan Permukiman

TOTAL LUASAN LAHAN

207.121 HaLuas Tutupan Lahan yang Mengalami PeningkatanIndustri

2.92% 7.79%26.99% 62.31%

kawasan Pariwisata

16.21%

25.25%

Pertambangan

1105,887

Permukiman berkembang cukup signifikan dikarenakan fungsi wilayah Kabupaten Bogor sebagai penompang atau kota satelit dari ibukota DKI Jakarta.