87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

20
AUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN HIPERPARATIROID MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Program Studi Ilmu Keperawatan Oleh : ALVIAN PRISTY WINDIRAMADHAN R 10.01.003

Transcript of 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

Page 1: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

AUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN

HIPERPARATIROID

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Program Studi Ilmu Keperawatan

Oleh :

ALVIAN PRISTY WINDIRAMADHAN

R 10.01.003

YAYASAN INDRA HUSADA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU

2011

Page 2: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

BAB I

KONSEP DASAR

HIPERPARATIROID

I. PENGERTIAN

Hiperparatiroid adalah penyakit yang disebabkan oleh kelebihan sekresi

hormon paratiroid (PTH) yang ditandai dengan dekasifikasi tulang dan terbentuknya

batu ginjal yang mengandung kalsium..

Hormon paratiroid mengawal konsentrasi kalsium dan fosfat didalam badan

seseorang. Kesan utama dari hormon paratiroid adalah meningkatkan konsentrasi

cairan kalsium dengan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfat dari matriks

tulang, meningkatkan penyerapan kalsium oleh ginjal, dan meningkatkan produksi

ginjal.

II. KLASIFIKASI

Hiperparatiroidisme primer (Primary hyperparathyroidism)

Kebanyakan pesakit yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai

konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kira-kira 85% dari keseluruhan

hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya

melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hiperplasia). Sedikit

hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.

Hiperparatiroidisme sekunder (Secondary hyperparathyroidisme)

Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratiroid yang

berlebihan kerana rangsangan produksi yang tidak normal. Secara khusus, kelainan ini

berkaitan dengan kegagalan ginjal akut. Penyebab umum lainnya adalah disebabkan

oleh kekurangan vitamin D.

Hiperparatiroidisme tersier (Tertiary hyperparathyroidisme)

Hiperparatiroidisme tersier adalah perkembangan dari hiperparatiroidisme

sekunder yang telah diderita lama. Penyakit hiperparatiroidisme tersier ini ditandai

dengan perkembangan hipersekresi hormon paratiroid dan ini akan menyebabkan

peningkatan kalsium di dalam darah yaitu hiperkalsemia(hypercalcemia).

Page 3: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

III. PATOFISIOLOGI

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathyroid hormone,

PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3 (1.25-dthydroxycholccalciferal), dan

kalsitonin mengatur kadar kalsium dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh

kadar kalsium plasma, hormon tidak akan di sintesis bila kadar kalsium tinggi dan

akan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH akan merangsang reabsorbsi kalsium

pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi kalsium pada usus halus, sebaliknya

mengurangkan reabsorbsi fosfat dan melepaskan kalsium dari tulang. Jadi PTH akan

aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam mengendalikan homeostasis kalsium

iaitu di ginjal, tulang dan usus.

Hiperparatiroid primer terjadi akibat meningkatnya sekresi PTH, biasanya

adanya suatu edema paratiroid. Normalnya, kadar kalsium yang rendah menstimulasi

sekresi PTH, sedangkan kadar kalsium yang tinggi menghambat sekresi PTH. Pada

hiperparatiroid primer, PTH tidak tertekan dengan meningkatnya kadar kalsium, hal

ini menimbulkan keadaan hiperkalsemia. Dalam beberapa hal, peningkatan kalsium

serum merupakan satu – satunya tanda disfungsi paratiroid dan terdeteksi dengan

pemeriksaan rutin. Akibat peningkatan kalsium pada otot menimbulkan hipotonusitas

otot – otot kerangka, reflek tendon dan otot – otot gastrointestinal. Melemahnya otot

dan timbulnya kelemahan sering dijumpai. Jika kadar kalsium serum meningkat

antara 16 sampai 18 mg/dl, krisis hiperkalsemia akut terjadi. Muntah –muntah dengan

hebat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.

Hiperparatiroid sekunder timbul karena suatu keadaan hipokalsemi kronik,

seperti pada gagal ginjal. Hiperplasi kelenjar paratiroid terjadi dengan meningkatnya

PTH. Pada beberapa pasien dengan keadaan ini, kelenjar paratiroid memiliki sifat

otonom dan kehilangan sifat responsivitasnya terhadap kadar kalsium serum

(hiperparatiroid tersier)

Hiperparatiroid menyebabkan hiperkalsemia dan hipofosfatemia. Terdapat

peningkatan ekresi baik kalsium maupun fosfat urin dengan efek sebagai berikut :

1. Ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin.

2. Poliuria

3. Peningkatan risiko terjadinya batu ginjal dengan akibat selanjutnya berupa

obstruksi saluran kencing maupun infeksi.

4. Kalsifikasi tubuli renalis.

Page 4: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

Kehilangan kalsium dari jaringan tulang mengawali demineralisasi tulang,

fraktur patologis, atau penyakit kista tulang yang menyebabkan nyeri tulang.

IV. ETIOLOGI

1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai )

Adenoma (tersering > 80 %)

Hiperplasi

- mungkin familial

- mungkin disertai dengan neoplasia endokrin multipel

- mungkin familial dan disertai dengan kalsium urin rendah

(hiperkalsemi hipokalsiurik familial)

kira – kira 50% tanpa gejala

2. Sekunder (sekresi PTH sesuai)

Gagal ginjal kronik

Malabsorbsi

- kelainan gastrointestinal

- kelainan hepatobilier

Penyebab lain dari hipokalsemi

3. Tersier (sekresi PTH autonom ditambah dengan hiperparatiroid sekunder

terdahulu)

Sangat jarang

Hipernefroma

Karsinoma sel skuamuosa paru

V. MANIFESTASI KLINIS

Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda – tanda dan gejala akibat

terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan

otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini

berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Manifestasi psikologis

dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga

keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem

Page 5: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

syaraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan syaraf

dan otot.

Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroid dapat terjadi akibat

demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel – sel raksasa benigna

akibat pertumbuhan osteoklas yang berlebihan. Pasien dapat mengalami nyeri skeletal

dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian; nyeri ketika

menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekan badan. Kehilangan

tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroid merupakan faktor resiko terjadinya

fraktur.

Insidens ulukus peptikum dan pankeatis meningkat pada hiperparatiroid dan

dapat menyebabkan terjadinya gejala gastrointestinal.

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis hiperparatiroid primer ditegakan berdasarkan kenaikan persisten

kadar kalsium serum dan peningkatan kadar parathormon. Pemeriksaan

radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan dapat membedakan

hipertiroid primer dengan penyebab hiperkalsemia lainnya pada lebih dari 90% pasien

yang mengalami kenaikan kadar kalsium serum saja merupakan gambaran yang non

spesifik karena kadar dalam serum ini dapat berubah akibat diet, obat – obatan dan

perubahan pada ginjal serta tulang. Perubahan tulang dapat dideteksi dengan

pemeriksaan sinar – X atau pemindai tulang pada kasus – kasus penyakit yang sudah

lanjut. Pemeriksaan antibodi ganda hormon paratiroid digunakan untuk membedakan

hiperparatiroid primer dengan keganasan, yang menjadi penyebab hiperkalsemia.

Pemeriksaan USG , MRI, pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah digunakan

untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma

serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.

VII. PENATALAKSANAAN

Awitan hiperparatiroid yang berlangsung perlahan – lahan dan sifatnya yang

kronis disertai berbagai gejala yang sering tidak jelas dapat menimbulkan depresi dan

frustasi. Keluarga mungkin sudah menganggap sakit pasien bersifat psikosomatik.

Kewaspadaan terhadap perjalanan kelainan ini dan pendekatan perawat yang penuh

pengertian dapat membantu pasien serta keluarga untuk menghadapi seluruh reaksi

dan perasaan mereka. Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroid primer

Page 6: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal. Namun

demikian, pada sebagian pasien yang asimtomatik deisertai kenaikan kadar kalsium

serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan keadaan

pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah parahnya

hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau pembentukan batu

ginjal. Pada hipertiroid sekunder, penatalaksanaannya dengan cara menghilangkan

penyebab yang mendasarinya dan memperbaiki kadar kalsium plasma.

Page 7: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIPERPARATIROID

I. PENGKAJIAN

Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroid dan hiperkalsemia

resultan. Kumpulkan riwayat kesehatan yang lengkap dari klien untuk mencari apakah

terdapat risiko. Klien mungkin menunjukan perubahan psikologis seperti letargi,

mengantuk, penurunan memori, dan labilitas emosional, semua manifestasi yang

tampak pada hiperkalsemia.

Pengkajian keperawatan yang reinci mencakup :

1. Riwayat kesehatan klien

2. Riwayat penyakit dalam keluarga

3. Keluhan utama antara lain :

Sakit kepala, kelemahan, lethargi, dan kelelahan otot

Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anoreksia, obstipasi,

dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan.

Depresi

Nyeri tulang dan sendi

4. Riwayat trauma / fraktur tulang

5. Riwayat radiasi daerah leher dan kepala

6. Pemeriksaan fisik yang mencakup

Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang

Amati warna kulit, apakah tampak pucat

Perubahan tingkat kesadaran

7. Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak

tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani

kematian akan mengancam.

8. Pemeriksaan diagnostik termasuk :

Pemeriksaan laboratorium: dilakukan untuk

menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan

terpenting dalam menegakan kondisi hiperparatiroid. Hasil pemeriksaan

laboratorium pada hperparatiroid. Hasil pemeriksaan laboratorium pada

hiperparatiroid primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum;

Page 8: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

kadar serum posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posfat

urine meningkat.

Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan

tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan

hiperparatiroid antara lain :

1. Risiko cedera berhubungan

dengan demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi.

2. Kerusakan eliminasi urine

berhubungan dengan keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia,

dan hiperfosfatemia.

3. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan mual

4. Konstipasi berhubungan

dengan efek merugikan dari hiperkalsemia pada saluran gastrointestinal.

III. INTERVENSI

Dx I : Risiko cedera berhubungan dengan demineralisasi tulang yang

mengakibatkan fraktur patologi.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak akan

mengalami cedera.

NOC : Pengendalian resiko

Kriteria hasil :

- Pantau faktor resiko perilaku pribadi dan lingkungan

- Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian resiko

- Mempersiapkan lingkungan yang aman

- Mengidentifikasikan yang dapat meningkatkan reiko cedera

- Menghindari cedera fisik

Keterangan skala:

1: Tidak pernah menunjukan

2: Jarang menunjukan

Page 9: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

3: Kadang menunjukan

4: Sering menunjukan

5: Selalu menunjukan

NIC : Mencegah jatuh

- Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan.

- Identifikasi faktor lingkungan yang memungkinkan risiko jatuh

- Periksa pasien apakah mengalami /terkena kontriksi karena bekuan darah

tersayat, luka bakar, atau memar.

DX II : Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan keterlibatan ginjal

sekunder terhadap hiperkalsemia, dan hiperfosfatemia.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien akan

kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukan oleh tidak

terbentuknya batu dan haluaran urine 30 – 60 ml/jam

NOC: Eliminasi urine

Kriteria hasil:

- Mampu ke toilet secara mandiri

- Tidak ada infeksi saluran kemih

- Pola pengeluaran urine yang dapat diperkirakan

- Eliminasi urine tidak terganggu

Keterangan skala:

1: Tidak pernah menunjukan

2: Jarang menunjukan

3: Kadang menunjukan

4: Sering menunjukan

5: Selalu menunjukan

NIC : Penatalaksanaan eliminasi urine

Intervensi :

- Pantau eliminasi urine meliputi frekuensi,konsistensi, bau, volume, dan

warna yang tepat.

- Dapatkan spesimen urine pancar tengah untuk urinalisis dengan tepat

- Instruksikan pasien untuk berespon segera terhadap kebutuhan eliminasi

urine.

Page 10: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

- Ajarkan pasien untuk minum 200 ml cairan saat makan diantara waktu

makan dan diawal petang.

- Informasikan pada pasien tentang tanda dan gejala infeksi saluran kemih.

DX III : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia dan mual

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien akan

mendapat asupan makanan yang adekuat, seperti yang dibuktikan oleh tidak

adanya mual dan kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal.

NOC : Nutritional status : food and fluid intake

Kriteria hasil :

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

- Berat badan ideal seuai dengan tinggi badan.

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi.

- Tidak ada tanda – tanda malnutrisi.

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.

Keterangan skala:

1: Tidak pernah menunjukan

2: Jarang menunjukan

3: Kadang menunjukan

4: Sering menunjukan

5: Selalu menunjukan

NIC : Nutrition management

Intervensi :

- Kaji adanya alergi makanan

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang

dibutuhkan pasien.

- Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah

konstipasi.

- Berikan makanan yang sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi (diit rendah

kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia)

Dx IV : Konstipasi berhubungan dengan efek merugikan dari hiperkalsemia

pada saluran gastrointestinal.

Page 11: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien akan

mempertahankan pola BAB normal, seperti yang dibuktikan oleh BAB setiap

hari (sesuai dengan kebiasaan pasien).

NOC : Eliminasi defekasi

Kriteria hasil :

- Mengeluarkan feses tanpa bantuan

- Mengkonsumsi cairan dan serat yang adekuat

- Latihan dalam jumlah yang adekuat

- Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri.

Keterangan skala :

1 : ekstrim

2 : berat

3 : sedang

4 : ringan

5 : tidak

NIC : Penatalaksanaan konstipasi

- Kaji warna dan konsistensi feses

- Kaji adanya inpaksi

- Pantau adanya tanda dan gejala ruptur usus

- Ajarkan pada pasien tentang efek diet (misal : cairan dan serat ) pada

eliminasi.

- Tekankan penghindaran mengejan selama defekasi untuk mencegah

perubahan pada tanda vital.

Page 12: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

IV. EVALUASI

Dx I : Risiko cedera berhubungan dengan demineralisasi tulang yang

mengakibatkan fraktur patologi.

Kriteria hasil : skala

- Pantau faktor resiko perilaku pribadi dan lingkungan (5)

- Mengembangkan dan mengikuti strategi pengendalian resiko (5)

- Mempersiapkan lingkungan yang aman (5)

- Mengidentifikasikan yang dapat meningkatkan reiko cedera (5)

- Menghindari cedera fisik (5)

DX II : Kerusakan eliminasi urine berhubungan dengan keterlibatan ginjal

sekunder terhadap hiperkalsemia, dan hiperfosfatemia.

Kriteria hasil: skala

- Mampu ke toilet secara mandiri (5)

- Tidak ada infeksi saluran kemih (5)

- Pola pengeluaran urine yang dapat diperkirakan (5)

- Eliminasi urine tidak terganggu (5)

DX III : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia dan mual

Kriteria hasil : skala

- Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan. (5)

- Berat badan ideal seuai dengan tinggi badan. (5)

- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi. (5)

- Tidak ada tanda – tanda malnutrisi. (5)

- Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti. (5)

Dx IV : Konstipasi berhubungan dengan efek merugikan dari hiperkalsemia

pada saluran gastrointestinal.

Kriteria hasil : skala

- Mengeluarkan feses tanpa bantuan (5)

- Mengkonsumsi cairan dan serat yang adekuat (5)

- Latihan dalam jumlah yang adekuat (5)

Page 13: 87043034-ASKEP-HIPERPARATIROID

- Melaporkan keluarnya feses dengan berkurangnya nyeri. (5)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Hiperparatiroid adalah penyakit yang disebabkan oleh kelebihan sekresi

hormon paratiroid (PTH). Hiperparatiroid ada tiga jenis yaitu hiperparatiroid pimer,

sekunder dan tersier. Hipertiroid menyebabkan keadaan hiperkalsemia dan

hipofosfatemia.

Saran :

Hal – hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hiperparatiroid :

Minum banyak air terutama air putih. Meminum banyak cairan dapat

mencegah pembentukan batu ginjal.

Senam dan olah raga. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuat

dan memlambatkan kerusakkan tulang.

Pengambilan vitamin D. Pengambilan vitamin D yang mencukupi dapat

membantu dalam penyerapan kalsium.

Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan tulang seiring

meningkatnya masalah kesehatan.

Berwaspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium.

Kondisi tertentu seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar

kalsium dalam darah meningkat.