7.Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Lobster Air Tawar

7
 41 PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN RASIO KONVERSI PAKAN LOBSTER AIR TAWAR ( Cherax quadricarinatus ) DENGAN SISTEM BOTOL DIFFERENT FEEDING TO GROWTH AND FOOD CONVERTION RATIO OF FRESHWATER LOBSTER (Cherax quadricarinatus ) WITH BOTTLE SYSTEM Yunita Kakam, Laksmi Su lmartiwi d an M. Anam Al -Arif Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kampus C Jl. Mulyorejo    Surabaya, 60115 Telp. 031-5992785 Abstract Freshwater lobster is shrimp which become on e of freshwater commodities in Indonesia since 2000. Culturing freshwater lobster need a long time, so supply correct ly feed formulation needed in order to support nutrition for growth. The aim of this research was to know the effect of differents kinds feeding to growth and food convertion ratio of freshwater lobster ( Cherax quadricarinatus ) i n bott le syst em. The experiment was completely randomized block design with 6 treatment and three replication. The experiment used group randomi zed design with 6 treatment P1: feed 100 % pellet , P2: feed 100 % tongko l fish, P3: feed 100 % tubifex worm, P4: feed combination 50 % pellet + 50 % tongkol fish, P5: feed combination 50 % pellet + 50 % tubifex worm dan P6: feed combination 50 % tongkol fish + 50 % tubifex wor m dan 4 replication. Feed doses 3 % of body weight. The re sult indicate d that differen t feed in bot tle sy stem no t give signifi cantly differe nt in freshwat er lobst er growth r ate and fo od conver tion rat io. The h ighest gro wth rate ( 0.0516 g ), Spesific Growth Rate (2.9729 %/d ay), long growth (2.9640 mm) and the lowest food conv ertion rat io ( 5.5980) was reached by fresh water lobste r that feeding pel let, while the lowe st growth rate ( 0.0245 g), Spesific Growth Rate (1.9601 %/day), long growth (1.9645 mm) and the highest food convertion ratio (9.8647) was reached by freshwater lobster that feeding tubifex worm. Key words :  Feed, Cherax quadricarinatus, Bottle system Pendahuluan Lobster air tawar merupakan udang konsumsi yang menjadi salah satu komoditas perikanan tawar yang mulai dikembangkan untuk budidaya di Indonesia sejak tahun 2000 (Sukmajaya dan Suharjo, 2003). Lobster air tawar ukuran konsumsi mempunyai permintaan pasar yang relatif tinggi tetapi jumlahnya masih mengalami kelangkaan. Hal i ni te rja di kar ena wa ktu p emel ihar aan sampai uku ran konsums i sangat la ma sekitar 7 - 10 bulan (Dermawan, 2004). Sistem botol mulai dikembangkan untuk mengatasi kendala tersebut. Sistem botol digunakan untuk memelihara lobster air tawar secara soliter. Hamiduddin (2005), menyatakan bahwa sistem botol ini memiliki keunggulan yaitu pertumbuhan lobster yang dipelihara dapat lebih cepat, jumlah produksi lebih besar, ukuran tubuhnya menjadi seragam serta tidak terjadi kanibalisme. Pertumbuhan yang optimal memerluk an suplai pakan yang tep at agar nutri si yang diperlukan untuk pertumbuhan dapat terpenuhi. Salah satu upaya yang dilakukan agar pertumbuhan lobster air tawar yang dipelihara dapat optimal yaitu dengan pemilihan formulasi pakan yang tepat. Pakan buatan berbentuk pellet, ikan tongk ol, dan c acing tubifex beserta kombinasinya diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki Rasio Konversi Pakan pada lobster air tawar yang dipelihara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari pakan terbaik diantara pakan y ang diberikan yaitu pakan buatan berbentuk pellet, ikan t ongkol, cacing tubifex , kombin asi pel let dengan ikan tongkol, kombinasi pellet dengan cacing tubifex, dan kombinasi ikan tongkol dengan cacing tubifex yang berpeng aruh p ada peertumbuhan dan rasio konversi pakan lobster air tawar ( Cherax quadricarinatus ) yang dipelihara dengan sistem botol. Manfa at pe ne li tian in i ada la h memberikan informasi ilmiah bagi ilmuwan,

description

lobster air tawar

Transcript of 7.Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Rasio Konversi Pakan Lobster Air Tawar

  • Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

    41

    PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN RASIOKONVERSI PAKAN LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus)

    DENGAN SISTEM BOTOL

    DIFFERENT FEEDING TO GROWTH AND FOOD CONVERTION RATIO OF FRESHWATERLOBSTER (Cherax quadricarinatus) WITH BOTTLE SYSTEM

    Yunita Kakam, Laksmi Sulmartiwi dan M. Anam Al -Arif

    Program Studi Budidaya PerairanFakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

    Kampus C Jl. Mulyorejo Surabaya, 60115 Telp. 031-5992785

    Abstract

    Freshwater lobster is shrimp which become on e of freshwater commodities in Indonesia since2000. Culturing freshwater lobster need a long time, so supply correct ly feed formulation needed in orderto support nutrition for growth.

    The aim of this research was to know the effect of differents kinds feeding to growth and foodconvertion ratio of freshwater lobster ( Cherax quadricarinatus) in bottle system. The experiment wascompletely randomized block design with 6 treatment and three replication. The experiment used grouprandomized design with 6 treatment P1: feed 100 % pellet, P2: feed 100 % tongkol fish, P3: feed 100 %tubifex worm, P4: feed combination 50 % pellet + 50 % tongkol fish, P5: feed combination 50 % pellet +50 % tubifex worm dan P6: feed combination 50 % tongkol fish + 50 % tubifex wor m dan 4 replication.Feed doses 3 % of body weight.

    The result indicated that different feed in bottle system not give significantly different infreshwater lobster growth rate and food convertion ratio. The highest growth rate ( 0.0516 g), SpesificGrowth Rate (2.9729 %/day), long growth (2.9640 mm) and the lowest food convertion ratio ( 5.5980)was reached by freshwater lobster that feeding pellet, while the lowest growth rate ( 0.0245 g), SpesificGrowth Rate (1.9601 %/day), long growth (1.9645 mm) and the highest food convertion ratio (9.8647)was reached by freshwater lobster that feeding tubifex worm.

    Key words : Feed, Cherax quadricarinatus , Bottle system

    PendahuluanLobster air tawar merupakan udang

    konsumsi yang menjadi salah satu komoditasperikanan tawar yang mulai dikembangkanuntuk budidaya di Indonesia sejak tahun 2000(Sukmajaya dan Suharjo, 2003).

    Lobster air tawar ukuran konsumsimempunyai permintaan pasar yang relatif tinggitetapi jumlahnya masih mengalami kelangkaan.Hal ini terjadi karena waktu pemeliharaansampai ukuran konsumsi sangat lama sekitar 7 -10 bulan (Dermawan, 2004). Sistem botol mulaidikembangkan untuk mengatasi kendalatersebut.

    Sistem botol digunakan untukmemelihara lobster air tawar secara soliter.Hamiduddin (2005), menyatakan bahwa sistembotol ini memiliki keunggulan yaitupertumbuhan lobster yang dipelihara dapat lebihcepat, jumlah produksi lebih besar, ukurantubuhnya menjadi seragam serta tidak terjadikanibalisme.

    Pertumbuhan yang optimalmemerlukan suplai pakan yang tepat agar nutrisiyang diperlukan untuk pertumbuhan dapatterpenuhi. Salah satu upaya yang dilakukan agarpertumbuhan lobster air tawar yang dipeliharadapat optimal yaitu dengan pemilihan formulasipakan yang tepat. Pakan buatan berbentukpellet, ikan tongkol, dan cacing tubifex besertakombinasinya diharapkan dapat meningkatkanpertumbuhan dan memperbaiki Rasio KonversiPakan pada lobster air tawar yang dipelihara.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untukmencari pakan terbaik diantara pakan y angdiberikan yaitu pakan buatan berbentuk pellet,ikan tongkol, cacing tubifex, kombinasi pelletdengan ikan tongkol, kombinasi pellet dengancacing tubifex, dan kombinasi ikan tongkoldengan cacing tubifex yang berpengaruh padapeertumbuhan dan rasio konversi pakan lobsterair tawar (Cherax quadricarinatus) yangdipelihara dengan sistem botol.

    Manfaat penelitian ini adalahmemberikan informasi ilmiah bagi ilmuwan,

  • Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan ...........

    42

    mahasiswa dan para pembudidaya mengenaipakan yang sesuai untuk budidaya lobster airtawar dengan menggunakan sistem botol.

    Metode PenelitianPenelitian ini telah dilaksanakan pada

    tanggal 9 Nopember 28 Desember 2006 diLaboratorium Pendidikan Perikanan, FakultasKedokteran Hewan, Universitas Airlangga.

    Alat yang digunakan dalam penelitianadalah 4 buah bak semen berukuran 2 x 1,5 x 1m, 4 unit sistem botol yang masing -masingterdiri dari 6 botol air mineral 600 ml, aeratordan selang aerator, 4 buah pompa air, 4 buahfilter, wadah plastik untuk sampling, timbangananalitik digital, penggaris dan timbangan O-Hauss satu lengan, kertas lakmus, termometer,amonia test kit dan peralatan untuk metodetitrasi.

    Bahan penelitian yang digunakan yaitubenih lobster air tawar spesies Cheraxquadricarinatus yang berumur + 2 bulan denganukuran 2,8 - 3 cm dan bobot rata-rata 0,6-0,8 gsebanyak 24 ekor, ikan tongkol ( Euthynnus sp.),cacing tubifex dan pakan buatan bentuk pelletdengan kandungan protein 31 %.

    Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Kelompok (RAK) dengan 6 perlakuandan 4 ulangan. Perlakuan tersebut yaituP1:Pakan 100 % pellet, P2: Pakan 100 % ikantongkol, P3:Pakan 100 % cacing tubifex ,P4:Pakan kombinasi 50 % pellet dan 50 % ikantongkol, P5: Pakan kombinasi 50 % pellet dan50 % cacing tubifex dan P6:Pakan kombinasi 50% ikan tongkol dan 50 % cacing tubifex

    Parameter uji utama pada penelitian iniadalah pertumbuhan lobster air tawar dan RasioKonversi Pakan. Pertumbuhan meliputipertumbuhan berat dan pertumbuhan panjang.Pengukuran berat tubuh (W) dan panjang total(TL) dilakukan tiap 1 minggu dari awal sampaiakhir penelitian. Penghitungan Rasio KonversiPakan dilakukan pada akhir penelitian ( 7minggu). Penghitungan pertumbuhanmenggunakan rumus yang dikemukakan olehHariati (1989).1. Laju Pertumbuhan (Growth Rate)

    Growth Rate = GR = Wt - Wot

    Keterangan :G = pertumbuhanWt = berat rata-rata pada waktu ke-tWo = berat rata-rata awal t = waktu (hari)

    2. Spesific Growth Rate (SGR)SGR = (ln Wt ln Wo) x 100 %

    t

    Keterangan :SGR = persentase laju pertumbuhan ha rianWt = ln berat rata-rata pada waktu ke-tWo = ln berat rata-rata awalt = waktu

    3. Pertumbuhan panjang mutlakPertumbuhan panjang mutlak lobster

    air tawar dapat dihitung denganmenggunakan rumus yang dikemukakanEffendie (1997), sebagai berikut :Pertumbuhan panjang mutlak = T L 1 T L0Keterangan :TL1 = panjang total pada akhir

    pemeliharaan (mm)TL0 = panjang total pada awal

    pemeliharaan (mm)

    4. Penghitungan Rasio Konversi PakanPenghitungan Rasio Konversi Pakan

    menurut Pavasovic et al. (2005) denganmenggunakan rumus :

    RKP = Jumlah pakan selama pemeliharaan (g) Pertambahan bobot yang diperoleh (g)

    Parameter uji penunjang padapenelitian ini adalah kualitas air yaitu: suhu, pH,oksigen terlarut dan amonia.

    Hasil penelitian menggunakan Anova(Analysis of Variance) dan untuk mengetahuiperbedaan di antara semua perlakuan dilakukanuji Jarak Berganda Duncan dengan derajadkepercayaan 0,05 (Rochiman, 1989).

    Hasil dan PembahasanHasil

    Hasil penelitian menunjukkan lajupertumbuhan paling tinggi perlakuan pellet(0,0516 g/hari) diikuti perlakuan kombinasipellet + cacing tubifex (0,0503 g/hari). Lajupertumbuhan paling rendah pada perlakuancacing tubifex (0,0245 g/hari). Rata -rata lajupertumbuhan lobster air tawar setelah di beriperlakuan pakan yang berbeda untuk masing -masing perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

    Hasil pengujian Anova terhadap lajupertumbuhan berat menghasilkan nilaiF hitung < F tabel yang berarti bahwapemberian pakan yang berbeda tidakmemberikan perbedaan yang nyata (p>0,05)pada laju pertumbuhan berat lobster air tawar.(Tabel 1.) menunjukkan bahwa terdapatperbedaan yang nyata terhadap kelompokperlakuan (p

  • Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

    43

    Rata-rata Spesific Growth Rate lobsterair tawar setelah diberi perlakuan pakan yangberbeda untuk masing-masing perlakuan dapatdilihat pada Tabel 2. Spesific Growth Ratepaling tinggi diperoleh perlakuan pellet(2,9729 %/hari) diikuti oleh perlakuankombinasi pellet + cacing tubifex (2,9235%/hari), sedangkan Spesific Growth Rate palingrendah diperoleh perlakuan cacing tubifex(1,9601 %/hari).

    Hasil Anova menunjukkan bahwa Fhitung < F tabel (p>0,05) yang berarti bahwapemberian pakan yang berbeda tidak

    berpengaruh terhadap Spesific Growth Ratelobster air tawar. Tabel 2. menunjukkan bahwaterdapat perbedaan yang nyata terhadapkelompok perlakuan (p0,05). Hal ini berarti bahwa

    perlakuan pemberian pakan yang berbeda tidakberpengaruh pada pertumbuhan panjang mutlaklobster air tawar.

    Tabel 3. menunjukkan bahwa terdapatperbedaan yang nyata terhadap kelompokperlakuan (p

  • Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan ...........

    44

    Tabel 3. Data rata-rata pertumbuhan panjang mutlak lobster air tawar selama penelitian (mm)

    KelompokPerlakuan1 2 3 4

    Total Rata-rata

    I 2,571 4,857 1,714 2,714 11,856 2,9640nsII 2,714 2 2,143 1,857 8,714 2,1785nsIII 2 2 2,429 1,429 7,858 1,9645nsIV 2,429 3,286 2,571 1,571 9,857 2,4643nsV 2,143 4,571 2 2,571 11,285 2,8213nsVI 2,143 3,714 2,286 1 9,143 2,2858ns

    Total 14 20,428 13,143 11,142 58,713Rata-rata +

    SD2,3333b +

    0,25633,4047a +

    1,11992,1905bc +

    0,28181,857c +0,6115

    Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan (P0,05)ns = non significant

    Tabel 4. Data rata-rata rasio konversi pakan selama penelitian

    KelompokPerlakuan1 2 3 4

    Total Rata-rata

    I 6,0322 2,6772 9,4118 4,2706 22,3918 5,5980nsII 5,4649 11,6612 8,9779 9,1103 35,2143 8,8036nsIII 8,8093 11,7699 6,0705 12,8090 39,4587 9,8647nsIV 7,1181 5,5440 5,3770 12,4729 30,512 7,628nsV 6,7063 3,6917 9,0049 6,7635 26,1664 6,5416nsVI 8,2515 4,3697 8,1173 13,3395 34,078 8,5195ns

    Total 42,3823 39,7137 46,9594 58,7658 187,8212Rata-rata 7,0637ns 6,6190ns 7,8266ns 9,7943ns

    Keterangan : ns = non significant

    Tabel 5. Data Pengukuran Kualitas Air Rata -rata Tiap Minggu Selama Penelitian

    MingguBak Parameter0 1 2 3 4 5 6 7

    Rata-rata

    Suhu (oC) 27 28 27 27 27 28 28 27 27,37DO (ppm) 8,98 10,33 10,17 10 9,83 9,15 8,47 7,29 9,28

    pH 7,5 7 7 7 7 7 7 8 7,19IAmonia (ppm) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Suhu (oC) 26 28 27 27,5 27 27 27 27 27,06DO (ppm) 8,14 10,51 9,32 9,83 10 9,49 8,98 8,14 9,3

    pH 7,5 7 7 7 7 7 7 8 7,19IIAmonia (ppm) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Suhu (oC) 27 28 27 27 27 27 27 27 27,12DO (ppm) 8,47 9,15 8,47 10,33 10 9,66 10 8,47 9,32

    pH 7,5 7 7 7 7 7 7 8 7,19IIIAmonia (ppm) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Suhu (oC) 28 28 27 28 28 28 28 27 27,75DO (ppm) 8,14 10 9,49 10,51 9,32 10,68 10,17 10,33 9,83

    pH 7,5 7 7 7 7 7 7 8 7,19IVAmonia (ppm) 0 0 0 0 0 0 0 0 0

  • Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

    45

    Hasil penelitian pemberian pakan yangberbeda diperoleh data rata-rata Rasio KonversiPakan yang dapat dilihat pada Tabel 4.

    Rata-rata rasio konversi pakan palingrendah diperoleh perlakuan pellet (5,5980)diikuti perlakuan kombinasi pellet + cacingtubifex (6,5416), sedang rata -rata rasio konversipakan paling tinggi diperoleh perlakuan cacingtubifex (9,8647).

    Hasil perhitungan Anova menunjukkanbahwa F hitung < F tabel (p>0,05). Hal iniberarti bahwa perlakuan pemberian pakan yangberbeda tidak berpengaruh pada rasio konversipakan lobster air tawar.

    Data kualitas air dalam penelitian inimerupakan parameter penunjang. Parameterkualitas air yang diukur selama penelitianadalah suhu, pH, DO (Dissolved Oxygen) danamoniak.

    PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa

    laju pertumbuhan dan spesifik growth ratetertinggi didapat pada perlakuan pelle t,selanjutnya laju pertumbuhan berturut -turutcenderung menurun pada perlakuan pellet +cacing tubifex, perlakuan pellet + ikan tongkol,perlakuan cacing tubifex + ikan tongkol,perlakuan ikan tongkol dan perlakuan cacingtubifex.

    Laju pertumbuhan berat paling tinggidiperoleh perlakuan pellet. Hal ini disebabkankandungan nutrisi pellet paling memenuhidiantara pakan lain yang diberikan. Kandunganprotein pellet mencukupi kebutuhan proteinlobster yang hanya sebesar 21,6 %. KandunganBETN sebagai sumber energi utama berupaglukosa juga sangat mencukupi karenakebutuhan energi lobster yang didapatkan darikarbohidrat hanya sebesar 29,4 %. Kebutuhanlemak lobster sebesar 7 % hanya dapat dipenuhipakan pellet sebesar 5,7 %. Kekurangankandungan nutrisi lemak ini dapat dipenuhi darikandungan karbohidrat pellet yang jumlahnyaberlebih, karena kelebihan karbohidrat di dalamtubuh akan diubah menjadi lemak melaluiproses yang disebut lipogenesis. Proseslipogenesis ini mengubah glukosa menjadilemak. Kandungan protein yang berlebih jugadapat diubah menjadi lemak (Almatsier, 2005).

    Pellet merupakan pakan yangmengandung nilai nutrisi yang lengkap. Pelletdiproses dari berbagai bahan yang berjumlahsangat banyak (Zonneveld et al., 1991). Bahan-bahan yang digunakan sebagai pellet tersebutsudah merupakan bahan pilihan yang sudahdiperhitungkan, sehingga kebutuhan nutrisiyang dibutuhkan lobster air tawar untuk tumbuh

    sudah terdapat dalam pakan pellet yangdiberikan.

    Pakan cacing tubifex menunjukkanpertumbuhan paling rendah. Hal ini dapatdisebabkan kandungan BETN sebagai sumberenergi berupa glukosa dari proses glikolisissangat rendah. Kandungan BETN hanya sebesar0,1042 %, sedangkan kebutuhan karbohidratdari BETN sebesar 29,4 %. Kekurangan sumberenergi ini dapat dipenuhi dari protein yangjumlahnya sangat berlebihan pada cacingtubifex melalui proses glukoneogenesis.Menurut Almatsier (2005), karbohidrat yangcukup akan mencegah penggunaan proteinuntuk energi (sebagai penghemat energi). Bilakarbohidrat makanan tidak mencukupi, makaprotein akan digunakan untuk memenuhikebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsiutamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya,bila karbohidrat makanan mencukupi, proteinterutama akan digunakan sebagai zatpembangun.

    Pakan hidup seperti ikan tongkol dancacing tubifex memiliki kandungan proteinyang melebihi kebutuhan diet protein lobster airtawar, sebaliknya kandungan karbohidratnyasangat rendah. Protein tidak akan dioksidasisecara keseluruhan (Gaman and Sherrington,1992). Kandungan protein yang berlebihan padapakan jika tidak diperlukan untuk sintesisprotein akan dibuang menjadi amoniak, tetapijika tubuh masih memerlukan nutrisi berupaglukosa ataupun lemak maka protein dapatdiubah menjadi glukosa ataupun lemak(Almatsier, 2005 dan Hariati, 1989).

    Kandungan lemak pada cacing tubifexini sangat tinggi. Tingkat diet lemak yang tinggididuga dapat menyebabkan penyimpanan lemakpada lobster air tawar yang berakibat padakontrol lipostatik pada pengambilan makanansehingga menyebabkan penurunan konsumsipakan yang akan berpengaruh terhadappertumbuhan (Zonneveld et al., 1991). Lemakjuga merupakan sumber energi, tetapi energiberupa glukosa hanya didapat dari prosespemecahan karbohidrat dan protein. Prosespemecahan lemak menjadi glukosa tidak berartikarena glukosa hanya dapat dibentuk darigliserol yang jumlahnya hanya sekitar 5 %.Lemak dapat disimpan sebagai cadangan energiuntuk kebutuhan energi jangka panjang. Lemakjuga berfungsi untuk membantu penyerapanvitamin larut lemak (Almatsier, 2005).

    Pakan cacing tubifex yangdikombinasikan dengan pellet, menghasilkanlaju pertumbuhan dan spesifik growth rate yanglebih bagus daripada tidak dikombinasikan. Halini dapat disebabkan kandungan nutrisi pellet

  • Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan ...........

    46

    dapat melengkapi kekurangan nutrisi padapakan cacing tubifex. Pakan pellet yang menjadikombinasi pakan hidup memiliki kandunganBETN yang cukup tinggi sekitar 16,8521 %,sehingga dapat melengkapi rendahnyakandungan karbohidrat pada pakan hidup.Kekurangan energi dari karbohidrat dapatdipenuhi dari protein yang jumlahnya berlebih.Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi.Energi yang didapat dari pakan pertama -tamadigunakan untuk pemeliharaan tubuh,pergerakan dan selebihnya digunakan untukpertumbuhan (Hariati, 1989).

    Trijoko dan Madyaningrana (2004)menyatakan bahwa pertambahan panjang tubuhmutlak diperoleh dari selisih panjang tubuhpada akhir dan awal penelitian. Berdasarkanhasil perhitungan Anova menunjukkan bahwapemberian pakan yang berbeda tidakberpengaruh pada pertumbuhan panjang mutlaklobster air tawar.

    Pertumbuhan pada lobster jugaditandai dengan bertambahnya panjang.Pertambahan panjang rata-rata pada lobster airtawar yang diberi perlakuan pakan yang berbedaini mengalami peningkatan seiring d enganbertambahnya waktu pemeliharaan. Nilaipertambahan panjang yang diperoleh ini jikadikaitkan dengan nilai pertambahan berat, makaterdapat kesesuaian antara pertambahan panjangdan pertambahan berat. Hal ini sesuai denganpernyataan Effendie (1997) bahwa pertumbuhanmerupakan pertambahan ukuran panjang atauberat dalam suatu waktu, jadi pertambahan beratpada lobster selalu diikuti dengan pertambahanpanjang. Hasil penelitian yang dilakukan olehTrijoko dan Madyaningrana (2004) jugamenyebutkan bahwa pertambahan panjang yangdiperoleh terkait dengan pertambahan berat.

    Rasio konversi pakan terendahdiperoleh pada perlakuan pellet (5,5980),sedangkan rasio konversi pakan tertinggidiperoleh pada perlakuan cacing tubifex(9,8647). Semakin tinggi nilai ras io konversipakan menunjukkan bahwa pakan yangdiberikan semakin tidak efektif dalampertumbuhan lobster air tawar. Rasio konversipakan pada perlakuan pellet sebesar 5,5980berarti bahwa untuk menghasilkan 1 g daginglobster air tawar diperlukan 5,5980 g pakan.Hasil rasio konversi pakan yang telah diketahuimemberikan informasi banyaknya pakan yangdiberikan untuk memperoleh pertumbuhanterbaik pada lobster air tawar sehingga tidakbanyak sisa pakan yang akan terbuang.

    Rasio konversi pakan pada perlakuanpellet paling rendah dibandingkan perlakuancacing tubifex. Hal ini berarti bahwa pakan

    yang diberikan jumlahnya paling rendah yaituhanya 5,5980 g selama 7 minggu masapemeliharaan. Jika rasio konversi pakan rendahberarti biaya produksi yang dikeluarkan untukpembelian pakan juga rendah. Rasio konversipakan pada perlakuan cacing tubifex tinggidikarenakan kandungan air cacing tubifexsangat banyak.

    Secara ekonomis, pakan pellet lebihekonomis dibandingkan pakan ikan tongkol dancacing tubifex. Hal ini dikarenakan pakan pelletmempunyai harga lebih rendah dibandingkanpakan ikan tongkol dan cacing tubifex. Jumlahpakan pellet yang dibutuhkan, lebih sedikitdibandingkan pakan ikan tongkol dan cacingtubifex. Kebutuhan pakan ikan tongkol dancacing tubifex lebih banyak sehingga kurangekonomis jika digunakan sebagai pakan. Cacingtubifex walaupun harganya murah tetapikebutuhannya juga banyak sehingga nilaiekonomisnya juga masih lebih rendahdibandingkan pakan pellet.

    Kebutuhan ikan tongkol dan cacingtubifex yang lebih banyak ini disebabkankandungan air ikan tongkol dan cacing tubifexyang tinggi. Kebutuhan pakan yang tinggi jikatidak diikuti dengan pertambahan bobot yangbesar akan menyebabkan rasio konversi pakantinggi. Hal ini akan mempengaruhi keun tunganyang diperoleh karena jika rasio konversi pakantinggi maka akan berpengaruh pada biayaproduksi yang tinggi pula. Oleh karena itu,pakan pellet lebih dianjurkan dalampemeliharaan lobster air tawar untuk menekanbiaya produksi.

    Parameter kualitas air yang palingbanyak berperan dalam pertumbuhan organismeair diantaranya yaitu suhu, pH, oksigen terlarutdan amoniak. Oleh karena itu, selama penelitiandilakukan pengukuran parameter kualitas airtersebut.

    Selama penelitian dilaksanakan, suhuair berkisar antara 27,06 - 27,75oC. Pada kisaransuhu tersebut, lobster air tawar dapat hidupdengan baik. Menurut Pavasovic et al. (2005)bahwa suhu optimum untuk pertumbuhan danperkembangbiakan lobster air tawar berkisarantara 26 - 28 oC. Derajat keasaman (pH) airselama penelitian berkisar antara 7 - 8. KisaranpH ini sesuai dengan yang dinyatakan olehCortes-Jacinto et al. (2005) bahwa pHpemeliharaan lobster air tawar berkisar antara 7- 8. Konsentrasi oksigen terlarut pada penelitianini berkisar antara 9,28 - 9,83 mg/l. Tingkatkelarutan oksigen tersebut sudah sangatmemenuhi persyaratan untuk pemeliharaanlobster air tawar yaitu harus lebih dari 4 mg/l(Cortes-Jacinto et al., 2005).

  • Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

    47

    Konsentrasi amoniak dalam penelitianini dipertahankan tetap 0 ppm. Konse ntrasiamoniak tersebut sesuai dengan pernyataan(Cortes-Jacinto et al., 2005) bahwa amoniakpada media pemeliharaan lobster air tawar haruskurang dari 1 ppm.

    Kesimpulan dan SaranKesimpulan

    1. Pemberian pakan yang berbeda yaitupellet, ikan tongkol, cacing tubifex,beserta kombinasinya pada lobster airtawar (Cherax quadricarinatus) yangdipelihara dengan sistem botol tidakmemberikan pengaruh yang nyataterhadap pertumbuhan.

    2. Pemberian pakan yang berbeda yaitupellet, ikan tongkol, cacing tubifexbeserta kombinasinya pada lobster airtawar (Cherax quadricarinatus) yangdipelihara dengan sistem botol tidakmemberikan pengaruh yang nyataterhadap Rasio Konversi Pakan.

    Saran1. Ditinjau dari hasil penelitian, maka

    disarankan menggunakan pakan pelletuntuk mendapatkan pertumbuhanpaling tinggi dan rasio konversi pakanpaling rendah. Pakan hidup hanyadiberikan sebagai pakan tambahan.

    2. Penggunaan pakan yang mengandungkarbohidrat tinggi seperti ubi -ubianuntuk mengimbangi pakan hidup yangmengandung karbohidrat rendah.

    3. Pada penelitian ini, sistem botol tidakmemberikan pertumbuhan yang lebihtinggi dibandingkan pemeliharaanlobster air tawar di bak ataupun diakuarium dikarenakan jumlah pakanpellet yang diberikan kurang. Ol ehkarena itu, jumlah kebutuhan pakanpellet perlu diperhatikan.

    4. Pemilihan pakan sebaiknya yangberkadar lemak rendah.

    Daftar PustakaAlmatsier, S. 2005. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

    Percetakan PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta. 333 hal

    Cortes-Jacinto, E., H. Villarreal-Colmenares, L.E. Cruz-Suarez, R. Civera-Cerecedo,H. Nolasco-Soria, and A. Hernandez-Llamas. 2005. Effect Of DifferentDietary Protein and Lipid Levels OnGrowth and Survival Of JuvenileAustralian Redclaw Crayfish, Cheraxquadricarinatus (Von Martens).Blackwell Publishing. AquacultureNutrition 11; 283-291

    Dermawan, R. 2004. Permintaan TakTerbendung. Trubus. Jakarta. Hal 122-123

    Effendie, M. I. 1997. Biologi Perikanan.Yayasan Pustaka Nusatama.Yogyakarta. Hal 92-105

    Gaman, P.M dan K.B. Sherrington. 1992.Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi danMikrobiologi. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta. Hal 93-94

    Hamiduddin, H. 2005. Lebih Praktis DenganEDU Talang. Trubus. Jakarta. Hal142-143

    Hariati, A. M. 1989. Makanan Ikan.NUFFIC/UNIBRAW/LUW/FISHfisheries project. UniversitasBrawijaya. Malang. Hal 1-72

    Rochiman, K. 1989. Dasar PerancanganPercobaan dan Rancangan AcakLengkap. Universitas Airlangga.Surabaya. Hal 53-104

    Sukmajaya, Y dan I. Suharjo. 2003. Lobster airTawar Komoditas PerikananProspektif. Agromedia Pustaka.Jakarta. Hal 1-55

    Trijoko dan K. Madyaningrana. 2004.Pertumbuhan Juvenil Lobster AirTawar Cherax quadricarinatus denganPemberian Pakan yang Berbeda.Fakultas Biologi. Universitas GajahMada. Yogyakarta. 13 hal. (tidakditerbitkan).

    Zonneveld, N., E. A. Huisman dan J. H. Boon.1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.PT. Gramedia Pustaka