SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH,...

47
SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR SKRIPSI PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN Oleh: MIFTAHUL JANNAH MOJOKERTO JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2014 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR MIFTAHUL JANNAH

Transcript of SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH,...

Page 1: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

SKRIPSI

WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax

quadricarinatus) AIR TAWAR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

Oleh:

MIFTAHUL JANNAH

MOJOKERTO – JAWA TIMUR

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2014

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 2: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

SKRIPSI

WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax

quadricarinatus) AIR TAWAR

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan

pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Oleh :

MIFTAHUL JANNAH

NIM 140911054

Menyetujui

Komisi Pembimbing

Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua

Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M.Agr Dr. Kusnoto, drh., M.Si.

NIP. 19580916 198502 1 001 NIP. 19631003 199702 1 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 3: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

SKRIPSI

WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax

quadricarinatus) AIR TAWAR

Oleh :

MIFTAHUL JANNAH

140911054

Telah diujikan pada

Tanggal : 03 Juni 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Rahayu Kusdarwati, Ir., M. Kes..

Anggota : Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D.

Dr. Ir. Gunanti Mahasri, M. Si.

Prof. Dr. Hari Suprapto, Ir., M.Agr

Dr. Kusnoto, drh., M.Si.

Surabaya,

Fakultas Perikanan dan Kelautan

Universitas Airlangga

Dekan,

Prof. Dr. Hj. Sri Subekti B. S., DEA., Drh

NIP. 19520517 1977803 2 001

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 4: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

RINGKASAN

MIFTAHUL JANNAH. Waktu Henti Chloramphenicol Pada Lobster

(Cherax quadricarinatus) Air Tawar. Dosen Pembimbing Prof.Dr.Hari

Suprapto,Ir.,M.Agr. dan Dr. Kusnoto, drh., M.Si.

Tingginya permintaan konsumen terhadap produk perikanan terutama

lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu

perkembangan industri budidaya lobster yang sangat pesat. Namun dalam proses

budidaya tersebut banyak sekali kendala yang muncul. Salah satu kendala yang

umum dihadapi dalam budidaya ikan adalah adanya serangan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah

diaplikasikan dalam budidaya lobster, salah satunya menggunakan antibiotik.

Salah satu antibiotik yang sering digunakan pembudidaya adalah

Chloramphenicol. Antibiotik ini sejak lama digunakan dalam industri peternakan

dan perikanan sebagai feed additive dalam pakan yang bersifat sebagai obat dalam

penanganan beberapa penyakit yang menjangkit ikan, residu yang ditinggalkan

dalam tubuh ikan yang dikonsumsi manusia dapat menyebabkan alergi, toksisitas

bahkan kematian pada penderita anemia yang bisa berlanjut ke leukemia.

Sedangkan pada Lobster, penggunaan Chloramphenicol dengan dosis tinggi akan

menyebabkan resistensi terhadap bakteri patogen.

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga dan Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamana Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II. Penelitian

ini berlangsung pada bulan November 2013 sampai bulan Januari 2014. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu henti obat yang diperlukan

agar residu antibiotik Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax

quadricarinatus) air tawar menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi.

Penelitian ini menggunakan alat UPLC. Lobster yang diberi pakan dengan

campuran chloramphenicol dengan dosis 2g/kg pakan terdeteksi residu

Chloramphenicol tertinggi sebanyak 31,962 ppb pada minggu pertama dan terjadi

penurunan residu menjadi 3.53 ppb selama delapan minggu.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 5: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

SUMMARY

MIFTAHUL JANNAH. Withdrawl Time Chloramphenicol In Fresh Water

Lobster (Cherax quadricarinatus). Academic Advisor Prof.Dr.Hari

Suprapto,Ir.,M.Agr. and Dr. Kusnoto, drh., M.Si.

The high demand for consumers on fishery products especially of Fresh

Water Lobster (Cherax quadricarinatus) from year to year has made the

development of Lobsters cultivation industry which is very fast. But in the process

of cultivation was widely all obstacles appeared. One of the difficulties faced in

the cultivation of fish common is the presence of attack of a disease caused by the

bacterium. Some prevention strategies of disease that has been applied in the

cultivation of lobsters, one of them is the use of antibiotics.

One of an antibiotic that is often used by cultivator is Chloramphenicol.

This antibiotic has been used in the industry of animal husbandry and fishery as

feed additive in animal feed as a drug in the treatment of some diseases which

infected fish, The residue that abandoned in the body of fish which consumed by

humans can cause an allergy, toxicity even death in people with anemia can get

into leukemia. While the Lobster, the use of Chloramphenicol with high doses

will cause resistance to pathogenic bacteria.

The research was held in Fisheries educational laboratory, Faculty of

Fisheries and marine, Airlangga University and in Fish Quarantine Quality

Control and Safety of Fishery Centre Class I Surabaya II Tanjung Perak. The

research was conducted in November 2013 and was completed in January 2014.

The purpose of this research was to determine the amount decrease of

chloramphenicol residues against withdrawl time in Fresh Water Lobsters

(Cherax quadricarinatus) until limit safe for consumption.

This research using UPLC (Ultra Performance Liquid Chromatografi).

Lobster feed with a mixture of Chloramphenicol with a dose of 2g/kg of food was

detected residue of Chloramphenicol highest as many as 31,962 ppb on the first

week and decreased to 3.53 ppb for eight weeks later.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 6: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul

”Waktu Henti Chloramphenicol pada Lobster (Cherax quadricarinatus) Air

Tawar” dapat terselesaikan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Januari 2014.

Pada kesempatan kali ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih

kepada : 1) Bapak Prof. Dr. Hari Suprapto,Ir.,M.Agr. selaku Dosen Pembimbing

pertama yang telah memberikan dan mendanai penelitian ini serta Bapak Dr.

Kusnoto, drh., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan saran yang membangun dengan penuh

kesabaran mulai dari penyusunan proposal hingga terselesaikannya Laporan

skripsi ini, 2) Kedua orang tua saya yang telah memberi semangat dan dukungan

dalam penyelesaian laporan ini, 3) semua pihak yang telah membantu penulis

dalam pelaksanaan maupun penyelesaian Skripsi ini, 4) Penelitian ini didanai dari

DIP A BOPTN Th Anggaran 2014 a.n. Prof. Dr. Hari Suprapto,Ir.,M.Agr dengan

kode kegiatan 2013.109.001.B. MAK 521219 . Skripsi ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi

Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga

Surabaya.

Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan

informasi bagi semua pihak.

Surabaya, 27 April 2014

Penulis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 7: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................... iii

RINGKASAN ....................................................................................... iv

SUMMARY ......................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xii

I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................... 3

1.4 Manfaat .................................................................................. 4

II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1 Lobster Air Tawar ................................................................ 5

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi ............................................. 5

2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku .............................................. 7

2.1.3 Kebiasaan Makanan ...................................................... 7

2.2 Chloramphenicol .................................................................... 8

2.3 Residu Antibiotik dan Waktu Henti Obat ....................................... 9

III Kerangka Konseptual ....................................................................... 10

3.1 Kerangka Konseptual ...................................................................... 10

3.2 Hipotesis ......................................................................................... 15

IV METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 16

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 16

4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 16

4.3 Materi Penelitian ...................................................................... 16

4.3.1 Alat Penelitian .................................................................. 16

4.3.2 Bahan Penelitian .............................................................. 16

4.4 Metode Penelitian .................................................................... 17

4.5 Prosedur Kerja ......................................................................... 18

4.5.1 Persiapan Akuarium dan Sampel ..................................... 18

4.5.2 Pembuatan Pakan ............................................................ 18

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 8: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

4.5.3 Perhitungan Residu ......................................................... 19

4.6 Analisis Data ........................................................................... 19

4.7 Alir Penelitian ................................................................................20

V HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 21

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 21

5.1.1 Pemilihan Lobster Air Tawar. ......................................... 21

5.1.2 Kadar Chloramphenicol dalam Lobster Air Tawar .......... 22

5.1.3 Pengukuran Kualitas Air .................................................. 23

5.2 Pembahasan .................................................................................... 23

5.2.1 Residu Chloramphenicol ................................................. 23

5.2.2 Kualitas Air .................................................................... 25

VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 26

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 26

6.2 Saran ....................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 27

LAMPIRAN ....................................................................................... 31

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 9: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1. Rataan ANOVA Waktu Pengukuran Kadar Chloramphenicol

pada Lobster Air Tawar ….......................................................... 22

2. Hasil pengukuran kualitas air pada lobster air tawar ………..... 23

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 10: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lobster Air Tawar ............................................................. 5

2. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................ 14

3. Diagram Alir Penelitian. .................................................... 20

4. Lobster Air Tawar ............................................................. 21

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 11: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil Residu Chloramphenicol pada Lobster Air Tawar ................... 31

2. Perhitungan ANOVA ....................................................................... 32

3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Lobster Air Tawar ................. 35

4. Hasil UPLC pada Laboratorium ..................................................... 36

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 12: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Penggunaan antibiotik atau obat-obatan dalam menangani masalah

kesehatan dalam budidaya lobster air tawar dapat menyebabkan terjadinya residu

dalam daging. Menurut Adam (2002) residu antibiotik terjadi akibat penggunaan

antibiotik yang tidak memperhatikan waktu henti obat, penggunaan antibiotik

yang melebihi dosis yang dianjurkan, serta penggunaan atibiotika sebagai feed

additive dalam pakan hewan. Salah satu antibiotik yang sering digunakan

pembudidaya adalah Chloramphenicol. Chloramphenicol sejak lama digunakan

dalam industri peternakan dan perikanan sebagai feed additive dalam pakan yang

bersifat sebagai obat dalam penanganan beberapa penyakit yang menjangkit ikan,

residu yang ditinggalkan dalam tubuh ikan yang dikonsumsi manusia

dapat menyebabkan alergi, toksisitas bahkan kematian pada penderita anemia

yang bisa berlanjut ke leukemia. Hingga saat ini lama waktu henti

Chloramphenicol belum diketahui secara pasti dikarenakan minimnya penelitian

dan sumber informasi yang menggunakan Chloramphenicol sebagai obyek

penelitian. Hal ini harus diperhatikan sebelum produk diekpor ke Negara tujuan,

dimana standar perdagangan internasional yang ditetapkan untuk residu

Chloramphenicol yaitu 0,3 ppb (Commision Decision: 2003/181/EC).

Penelitian mengenai residu Chloramphenicol di Indonesia masih belum

banyak dilakukan untuk mengetahui lama waktu henti Chloramphenicol terutama

pada lobster air tawar. Di Indonesia penggunaan Chloramphenicol tersebut belum

sepenuhnya dipatuhi oleh pembudidaya yang menyebabkan pembudidaya udang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 13: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

dan lobster air tawar di Indonesia masih bebas menggunakan antibiotik untuk

kalangan pasar lokal, sehingga dampak residu yang terdapat pada udang dan

lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya di

Indonesia. Penggunaan antibiotik dalam dosis pencegahan secara rutin telah

menjadi panutan para pembudidaya untuk meningkatkan angka kelulusan

kehidupan benih lobster di hatchery.

Adanya kandungan residu Chloramphenicol pada produk lobster air tawar

disebabkan karena pada saat lobster masih ditambak diberikan Chloramphenicol

pada pakan untuk membasmi serangan penyakit pada Lobster air tawar. Pada

tahun 2004-2005 kebutuhan pasar di Eropa dan Asia Tenggara akan lobster air tawar

dapat mencapai 1.589 ton (Lukito dan Surip, 2007). Hal tersebut akan terus

meningkat dari tahun ke tahun namun produksinya belum dapat mengimbangi

permintaan tersebut. Tingginya permintaan konsumen terhadap produk perikanan

terutama lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu

perkembangan industri budidaya lobster yang sangat pesat. Namun dalam proses

budidaya tersebut banyak sekali kendala yang muncul. Salah satu kendala yang

umum dihadapi dalam budidaya ikan adalah adanya serangan penyakit yang

disebabkan oleh bakteri. Beberapa strategi pencegahan penyakit yang telah

diaplikasikan dalam budidaya lobster, salah satunya menggunakan antibiotik.

Penggunaan antibiotik seperti oxytetracycline, oxolinic acid,

Chloramphenicol dan furazolidone umumnya digunakan untuk menanggulangi

penyakit yang disebabkan oleh bakteri (Tendencia dan de La Pena, 2001).

Chloramphenicol merupakan antibiotik dengan spektrum kegunaan yang cukup

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 14: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

luas dalam membunuh bakteri. Adanya larangan penggunaan senyawa ini

dikarenakan sifatnya yang tidak mudah diurai oleh tubuh. Asupan

Chloramphenicol dalam waktu lama akan meninggalkan deposit berlebih dalam

tubuh dan ini tentunya akan bersifat toksik bagi tubuh manusia.

Antibiotika ini diberikan melalui suntikan, melalui oral yang ditambahkan

dalam pakan maupun olesan pada permukaan kulit. Seluruh cara pemberian

antibiotika tersebut dapat menimbulkan residu pada bahan pangan asal hewan

yang dihasilkan (Mitchell et al., 1998). Munculnya residu pada bahan pangan asal

hewan terkait dengan tidak diperhatikannya lama waktu henti obat (withdrawal

time) dan setiap obat memiliki masa waktu henti obat yang berbeda-beda. Adanya

residu Chloramphenicol dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan

manusia.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dirumuskan yaitu apakah lama waktu

henti obat dapat menurunkan residu antibiotik Chloramphenicol yang terdapat

pada Lobster dan berapa lama waktu henti obat yang diperlukan agar residu

antibiotik Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus)

air tawar menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pengaruh lama waktu henti

obat terhadap jumlah residu Chloramphenicol yang terkandung pada Lobster dan

mengetahui lama waktu henti obat yang diperlukan agar residu antibiotik

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 15: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Chloramphenicol yang terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar

menurun hingga batas aman untuk dikonsumsi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat mempelajari waktu

henti obat terhadap penurunan residu Chloramphenicol pada Lobster (Cherax

quadricarinatus) air tawar sehingga dapat menambah wawasan tentang waktu

henti untuk mendapatkan lobster sesuai dengan standar yang ditentukan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 16: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lobster Air Tawar

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Jenis lobster air tawar yang dikembangkan di Indonesia adalah jenis

Cherax quadricarinatus, jenis ini termasuk ke dalam Famili Parasticidae. Menurut

Holthuis (1949) dalam Kurniasih (2008) mengklasifikasikan lobster air tawar

sebagai berikut:

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famili : Parastacidae

Genus : Cherax

Spesies : Cherax quadricarinatus

(A) (B)

Gambar 1. Lobster air tawar. A) Struktur morfologis Cherax sp. Sumber: Masser

dan Rouse (1997). B) Lobster air tawar. Sumber:http://www.sea-

ex.com, diakses tanggal 24 Oktober 2013. 2

Lobster air tawar merupakan hewan avertebrata air yang memiliki pelindung

tubuh berupa rangka eksoskeleton yang keras. Lobster air tawar tergolong sebagai

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 17: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

hewan krustasea dari famili Parastacidae. Hewan ini umumnya dikenal dengan

sebutan red claw, karena memiliki sepasang capit yang berwarna merah. Lobster air

tawar selain dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi juga dimanfaatkan sebagai

spesies hias, karena lobster jenis ini memiliki keunggulan pada bentuk tubuhnya dan

warna biru yang mengkilap (Hartono dan Wiyanto 2006).

Morfologi tubuh lobster terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan

bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bagian kepala dan dada. Kedua bagian

itu disebut cephalothorac. Kepala lobster ditutupi oleh cangkang kepala, yang

disebut carapace (karapas). Kelopak kepala bagian depan disebut rostrum.

Bentuknya runcing dan bergerigi. Kepala lobster terdiri dari enam ruas. Sepasang

mata berada pada ruas pertama. Kedua mata itu memiliki tangkai dan bisa

bergerak. Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sungut kecil, yang disebut

antennula, dan sungut besar yang disebut antenna. Sedangkan pada ruas keempat,

kelima dan keenam terdapat rahang (mandibula), maxilla I dan maxilla II. Ketiga

bagian ini berfungsi sebagai alat makan (Wiyanto dan Rudi, 2003).

Organ lain yang ada pada bagian kepala adalah kaki jalan, jumlahnya

empat pasang, dengan ukuran kaki paling depan lebih besar. Bagian belakang

terdiri dari badan dan ekor (Iskandar, 2003). Kedua bagian itu disebut abdomen.

Pada bagian atas abdomen ditutupi dengan enam buah kelopak, sedangkan bagian

bawahnya tidak tertutup, tetapi berisi enam kaki renang (pleopoda). Ekor terdiri

dari bagian tengah yang disebut telson dan bagian samping yang disebut uropoda.

Untuk menghindari pemangsaan Cherax senang sekali menggali untuk

bersembunyi terutama saat molting, sebagai tempat berlindung, biasanya

digunakan bahan-bahan seperti pipa PVC, batu koral, batu bata atau mesh.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 18: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Sehingga Cherax dapat bersembunyi dan menghindari pemangsaan terutama pada

saat molting. Molting adalah proses pergantian cangkang pada lobster dan terjadi

ketika ukuran daging lobster bertambah besar sementara eksoskeleton tidak

bertambah besar karena eksoskeleton bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan

keadaan ini lobster akan melepas eksoskeleton lama dan membentuk kembali

dengan bantuan kalsium (Wickins dan Lee, 2002). Semakin baik pertumbuhannya

semakin sering Cherax berganti cangkang.

2.1.2 Habitat dan Tingkah Laku

Habitat Cherax adalah pada aliran air yang dangkal dan pada perairan air

tawar. Disamping itu habitat alam yang selalu ditempati lobster air tawar juga

harus dilengkapi tumbuhan air atau tumbuhan darat yang memiliki akar atau

batang terendam air dan daunnya berada diatas permukaan air. Cherax dapat

hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah (Widha, 2003). Lobster ini

hidup pada perairan dengan pH air 7 dan suhu air berkisar 20-31ºC.

2.1.3 Kebiasaan Makanan

Menurut Wickins dan Lee (2002), Cherax bersifat nokturnal, artinya aktif

mencari makan dan beraktivitas pada malam hari atau pada suasana gelap.

Sebaliknya pada siang hari aktivitasnya menurun dan lebih banyak membenamkan

diri kedalam lumpur, pasir atau bersembunyi di sela-sela batu. Ketika mencarii

makan Cherax akan berenang dan merayap di dasar perairan sambil menangkap

mangsanya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 19: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

2.2 Chloramphenicol

Munculnya serangan penyakit pada lobster air tawar disebabkan oleh tiga

faktor, yaitu kondisi tubuh lobster air tawar yang kurang baik, lingkungan yang

kurang mendukung, dan adanya patogen atau vektor. Ketiga faktor tersebut

mempunyai hubungan erat sebab bila salah satu faktor terjadi, serangan penyakit

pasti akan muncul (Lukito dan Surip, 2007). Penyakit yang sering menyerang

lobster air tawar yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Oleh sebab itu, untuk

mencegah timbulnya penyakit, tubuh lobster air tawar dan lingkungan harus

dijaga agar tetap dalam kondisi stabil. Salah satu cara yang sering digunakan agar

lobster tetap sehat adalah menggunakan antibiotik. Antibiotik yang sering

digunakan adalah Chloramphenicol.

Chloramphenicol pada budidaya perikanan digunakan sebagai pengobatan

dari infeksi bakteri (Weifen et al., 2004). Chloramphenicol merupakan antibiotika

golongan amphenicol yang bersifat bakteriostatik dengan memiliki aktifitas

spektrum luas aktif terhadap bakteri yang patogen. Selain digunakan untuk

pengobatan, Chloramphenicol juga digunakan pada pembilasan kolam dalam

proses produksi dan sebagai desinfektan sebelum produk tersebut diproses lebih

lanjut.

Chloramphenicol mempunyai rumus C11H29N7O12. Chloramphenicol

merupakan serbuk kristal berwarna putih atau putih kekuningan, tidak berbau,

sukar larut dalam air namun sangat larut dalam alkohol. Chloramphenicol

termasuk antibiotika yang paling stabil. Larutan Chloramphenicol pada pH 6

menunjukkan kecenderungan terurai yang paling rendah. Senyawa ini cepat dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 20: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

hampir sempurna diabsorsi dari saluran pencernaaan, oleh karena itu pemberian

Chloramphenicol umumnya dilakukan secara peroral (Wattimena, 1990).

Chloramphenicol dahulu digunakan dalam pengobatan untuk hewan dan

manusia tetapi karena adanya laporan bahwa Chloramphenicol menimbulkan

penyakit anemia aplastik bagi manusia sehigga sejak tahun 1994 di Uni Eropa

penggunaan Chloramphenicol tidak diijinkan (Akhmadi, 2006). Anemia aplastik

(aplastic anemia) adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh berhenti

memproduksi cukup sel darah baru. Walaupun demikian, penggunaan

Chloramphenicol pada komoditas perikanan (udang-udangan dan ikan) telah

merebak di pasaran lokal, regional maupun internasional sehingga menghambat

bahkan menggagalkan ekspor terutama udang dari Indonesia ke berbagai negara

di dunia (Ismulhayati dkk., 2005).

2.3 Residu Antibiotik dan Waktu Henti Obat

Penggunaan jangka panjang antibiotik atau terlalu sering memberikan

antibiotik pada lobster dengan dosis semakin meningkat akan menyebabkan

resistensi (kekebalan) terhadap bakteri patogen pada lobster. Selain itu

penyalahgunaan antibiotik tersebut mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia

sebagai residu dalam daging udang dan ikan yang dikhawatirkan dalam jumlah

dan waktu lama akan menimbulkan gangguan pada konsumennya (Ismulhayati

dkk, 2005). Residu obat adalah sisa dari obat dalam jaringan atau organ hewan

setelah pemakaian obat (Rahayu, 2009). Pemberian antibiotik dalam campuran

pakan yang diberikan dalam waktu yang cukup lama dengan tidak memperhatikan

aturan pemberiannya akan terakumulasi di dalam tubuh lobster sehingga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 21: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

menyebabkan terdapatnya residu di dalam tubuh lobster. Residu Chloramphenicol

pada lobster apabila dikonsumsi manusia akan memiliki dampak negatif yakni

depresi sumsum tulang belakang, yang menimbulkan kelainan darah yang serius,

seperti anemia aplastik, granulositopenia, dan trombositopenia. Selain itu, obat ini

juga dapat menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensitivitas.

Pakan yang mengandung antibiotika akan berinteraksi dengan jaringan

(organ) dalam tubuh lobster, meskipun dalam jumlah yang kecil pengaruh yang

ditimbulkan tidak secara langsung tetapi akan berefek kronis dan tetap berada

dalam tubuh lobster. Sebagian dari senyawa metabolik akan dikeluarkan dari

tubuh melalui air seni dan feces, tetapi sebagian lagi akan tetap tersimpan di

dalam jaringan (organ tubuh) yang disebut sebagai residu. Jika pakan yang

dicampur antibiotika secara terus menerus, maka residu antibiotika tersebut akan

terakumulasi di dalam jaringan dengan konsentrasi yang bervariasi antara organ

tubuh (Bahri et al., 2005).

Kecepatan proses penyerapan tersebut di atas tergantung kepada jenis dan

bentuk senyawa, cara masuknya dan kondisi jaringan yang memprosesnya.

Apabila antibiotik tersebut dimasukkan melalui mulut, penyerapan terjadi di

dalam saluran pencernaan yang sebagian besar dilakukan oleh usus. Setelah

terjadi penyerapan, antibiotik yang berbentuk asli maupun metabolitnya akan

dibawa oleh darah dan akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh. Metabolisme

akan terjadi di dalam alat-alat tubuh yang memang berfungsi untuk hal tersebut

dan pada sel-sel serta jaringan yang mampu melakukannya. Eliminasi akan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 22: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

dilakukan oleh alat-alat ekskresi, terutama ginjal, dalam bentuk kemih dan lewat

usus dalam bentuk tinja (Rahayu, 2010).

Antibiotik dalam bentuk asli maupun metabolitnya akan tertinggal atau

tertahan di dalam jaringan untuk waktu tertentu tergantung pada waktu paruh

senyawa tersebut atau metabolitnya. Lobster yang sehat memiliki kecepatan

eliminasi antibiotik yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan lobster yang

sakit. Dalam keadaan tubuh lemah atau terdapat gangguan alat metabolisme, maka

eliminasi antibiotik akan terganggu (Rahayu, 2010). Apabila antibiotik tersebut

diberikan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi timbunan antibiotik di dalam

tubuh yang disebut dengan residu.

Waktu henti obat pada lobster adalah kurun waktu dari saat pemberian

obat terakhir hingga lobsternya dapat dikonsumsi. Ini merupakan waktu yang

cukup sampai konsentrasi obat dalam tubuh lobster menurun ke batas toleransi.

Waktu henti obat sangat bervariasi bergantung pada jenis obat, spesies, faktor

genetika, iklim setempat, cara pemberian, dosis obat, status kesehatan, batas

toleransi residu obat, dan formulasi obat (Bahri et al., 2005).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 23: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar merupakan salah satu

komoditas perikanan yang mulai banyak diminati oleh masyarakat. Selain untuk

konsumsi, lobster air tawar juga digunakan sebagai penghias akuarium. Namun

masyarakat lebih mengenal lobster air tawar sebagai lobster konsumsi yang

memiliki cita rasa yang lebih gurih dan lezat. Lobster air tawar kini mulai

dibudidayakan secara luas seperti lobster lainnya. Lobster air tawar yang hidup di

daerah tropis dan subtropis mempunyai sifat toleran yang tinggi terhadap

lingkungan. Lobster air tawar juga lebih tahan terhadap penyakit.

Pertumbuhannya pun relatif cepat. Karena sifat-sifat itulah lobster air tawar

bernilai komersial tinggi dan layak dibudidayakan. Berkembangnya

pembudidayaan lobster air tawar tidak lepas dari permintaan pasar dalam negeri

dan ekspor (Kurniawan dan Rudi, 2007).

Permintaan pasar yang tinggi terhadap produk perikanan terutama Lobster

(Cherax quadricarinatus) air tawar dari tahun ketahun memacu perkembangan

industri budidaya lobster yang sangat pesat (Lukito dan Surip, 2007). Melalui

kegiatan budidaya diharapkan kebutuhan lobster untuk pasar ekspor maupun

domestik akan terpenuhi, baik dalam jumlah maupun kualitas. Namun dalam

proses budidaya serangan penyakit pada lobster tidak dapat dihindari. Salah satu

cara menanggulangi penyakit yang disebabkan bakteri pada lobster adalah dengan

menggunakan antibiotik Chloramphenicol. Pemberian antibiotik ini dapat melalui

suntikan, oral yang dicampur pada pakan, maupun olesan pada permukaan kulit.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 24: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Antibiotika yang digunakan dalam campuran pakan perlu dicermati karena pakan

memberikan kontribusi yang besar dalam usaha pemeliharaan, pemberian dalam

jumlah besar dan diberikan secara terus menerus akan menyebabkan akumulasi

dalam tubuh (Teuber, 2001).

Disisi lain penggunaan antibiotik Chloramphenicol ini akan menghasilkan

residu dalam tubuh lobster yang memiliki dampak negatif yakni lobster

mengalami resisten terhadap bakteri. Sedangkan dampak negatif yang terjadi pada

manusia apabila mengonsumsi lobster yang mengandung Chloramphenicol antara

lain berupa reaksi alergi, anemia aplastik, resistensi dan keracunan pada tubuh

manusia. Untuk menghindari dampak-dampak negatif tersebut, maka perlu

dilakukan tindakan-tindakan seperti pemberian antibiotik dengan dosis yang

sesuai, frekuensi pemberian yang tepat serta mematuhi waktu henti obat. Dengan

melakukan tindakan-tindakan tersebut, diharapkan residu antibiotik yang

terkandung dalam tubuh lobster air tawar dapat menurun hingga mencapai titik

aman untuk dikonsumsi. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada

Gambar 2.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 25: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Gambar 2. Kerangka konseptual penelitian. : Alur yang diamati,

: Alur Penunjang Penelitian

Budidaya lobster

Penyakit

Pemberian antibiotik

Chloramphenicol Ketahanan tubuh

lobster

Penurunan residu

Keamanan lobster

untuk dikonsumsi

Mematuhi waktu henti

obat Frekuensi pemberian

tepat

Dosis yang sesuai

Residu

Oral pada pakan

Reaksi alergi, anemia aplastik,

resistensi dan keracunan pada

tubuh manusia

Olesan pada kulit Suntikan

Bakteri yang menyerang lobster

menjadi resisten terhadap

Chloramphenicol

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 26: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

3.2 Hipotesis

Terdapat pengaruh waktu pemeriksaan terhadap waktu henti obat dan lama

waktu henti obat yang diperlukan agar residu antibiotik Chloramphenicol yang

terdapat pada Lobster (Cherax quadricarinatus) air tawar menurun hingga batas

aman untuk dikonsumsi adalah delapan minggu.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 27: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

IV METODE PENELITIAN

4.1Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga dan Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamana Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II. Penelitian

ini berlangsung pada bulan November2013 sampai bulan Januari 2014.

4.2 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental. Pada penelitian

ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan percobaan dengan pengamatan

berulang (repeated measures). Pengamatan berulang adalah salah satu bentuk

rancangan pengukuran dimana pengukuran dilakukan pada individu yang sama

namun pada waktu yang berbeda (Purwanto, 2007).

4.3 Materi Penelitian

4.3.1 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan untuk penelitian ini adalah 18 buah akuarium

ukuran 100x40x40cm, plastik hitam, aerator, pH paper, DO dan ammonia tes kit

dan termometer. Alat yang digunakan pada pengujian Chloramphenicol adalah

alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).

4.3.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah lobster air tawar

sebanyak 18ekor, Chloramphenicol, pellet (pakan komersial) dan progol. Bahan

yang digunakan pada pengujian Chloramphenicol adalah aquabides, etil asetat,

dan hexana-klorofom.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 28: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

4.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.

Menurut Hadi (1985) penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan

secara sengaja oleh peneliti. Penelitian ini terdiri dari dua perlakuan yaitu kontrol

dan Chloramphenicol. Penelitian ini dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali.

Perlakuan Chloramphenicol yang diberikan berupa perbedaan waktu pengecekan

residu dengan rincian sebagai berikut.

1) T0 : merupakan kontrol, berisi lobster yang diberi pakan berupa pellet tanpa

campuran Chloramphenicol.

2) T1 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol

dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu kemudian dilakukan pengecekan

residu.

3) T2 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol

dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa

campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 4

minggu dari awal pemberian pakan.

4) T3 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol

dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa

campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 6

minggu dari awal pemberian pakan.

5) T4 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol

dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa

campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 7

minggu dari awal pemberian pakan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 29: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

6) T5 : Lobster diberi pakan berupa pellet dengan campuran Chloramphenicol

dengan dosis 2g/kg pakan selama seminggu, setelah itu diberi pakan pellet tanpa

campuran Chloramphenicol kemudian dilakukan pengecekan residu setelah 8

minggu dari awal pemberian pakan.

4.5 Prosedur Kerja

4.5.1 Persiapan akuarium dan sampel

Akuarium yang akan digunakan di cuci dahulu menggunakan detergen

kemudian di sterilisasi menggunakan chlorine dan dikeringkan sampai chlorine

tidak berbau. Setelah kering, akuarium diisi air tawar kemudian diberi aerasi dan

pipa-pipa kecil sebagai tempat persembunyian lobster.

Sampel yang digunakan diseleksi terlebih dahulu dan dilakukan

aklimatisasi agar lobster dapat bertahan dari lingkungan yang berbeda dari

sebelumnya. Lobster sebanyak 40 ekor yang memiliki ukuran antara 5-8 cm

dipelihara dalam 8 buah akuarium dan diberi pakan berupa pellet yang dicampur

dengan Chloramphenicoldan diukur residunya pada minggu ke-1, minggu ke-4,

minggu ke-6, minggu ke-7 dan minggu ke-8 (± delapan minggu).

4.5.2 Pembuatan pakan

Pakan yang dipakai terdiri dari campuran satu kilogram pellet yang

dicampur dengan Chloramphenicol sebanyak 2g/kg pakan dan progol sebanyak

5g/kg pakan kemudian dilarutkan dengan air secukupnya. Progol berbentuk

serbuk dan memiliki fungsi sebagai perekat yang mempunyai daya rekat tinggi

dan praktis penggunaannya. Campuran tersebut kemudian dijemur hingga kering

dan siap digunakan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 30: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

4.5.3Perhitungan residu

Penghitungan jumlah residu (jumlah residu yang terdapat dalam tubuh

losbter setelah perlakuan) dilakukan pada minggu ke-1, minggu ke-5, minggu ke-

6, minggu ke-7 dan minggu ke-8. Penetapan residu Chloramphenicol pada lobster

dilakukan dengan menggunakan metode UPLC (Ultraperformance

liquid chromatografi).Langkah-langkahnya antara lain:

1) Mengambil 5g daging lobster basah kemudian dipotong-potong dimasukkan ke

dalam makro tube .

2) Menambahkan 2ml aquabides, vortex selama satu menit kemudian didiamkan

selama sepuluh menit.

3) Menambahkan 6ml etil asetat, vortex selama satu menit.

4) Mensentrifusgasi selama lima menit dengan kecepatan 3500 rpm.

5) Mengambil 4,2ml lapisan organik (lapisan paling atas) menggunakan pipet dan

mengeringkan pada suhu 30ºC dengan menggunakan evaporator .

6) Mensuspensikan residu dengan 1,4 ml hexana-klorofom, kemudian

menambahkan 0,7 ml air pro KCKT dan memvortex selama 5 menit (low speed).

7) Mensentrifugasi pada kecepatan 3500 rpm selama 10 menit, mengambil

supernatannya (lapisan bagian atas).

8) Menginjeksi supernatan ke alat KCKT.

4.6 Analisis Data

Dari hasil penelitian dianalisis menggunakan Analysis of Varianceuntuk

mengetahui adanya perbedaan antarwaktu yang diberikan. Dilanjutkan dengan uji

Jarak Duncan 5% untuk mengetahui perlakuan yang terbaik (Kusriningrum,

2008).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 31: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

4.7 Alir Penelitian

Alir penelitian yang akan dilakukan mulai dari proses pemeliharaan

sampel Lobster Air Tawar sampai dengan analisis data. Diagram alir penelitian

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Diagram alir penelitian.

Pemberian pakan tanpa Chloramphenicol

sebagai kontrol (T0)

Lobster air tawar

Pemberian pakan yang dicampur

Chloramphenicoldosis 2g/kg pakanselama

seminggu

Analisis data

Pemeriksaan residu awal (T1)

Pemeriksaan residu minggu ke-V (T2)

Pemberian pakan tanpa Chloramphenicol

Pemeriksaan residu minggu ke-VIII (T5)

Pemeriksaan residu minggu ke-VII (T4)

Pemeriksaan residu minggu ke-VI (T3)

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 32: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Pemilihan Lobster Air Tawar

Penelitian ini menggunakan Lobster Air Tawar atau yang biasa dikenal

dengan sebutan lobster capit merah sebanyak 18 ekor. Lobster yang diambil

berumur tiga bulan dengan rata-rata berat tubuh kurang lebih 28-35 gram. Lobster

didapat dari Pasar Ikan Hias Gunung Sari Surabaya dengan pengambilan secara

acak namun memenuhi kriteria yang layak digunakan sebagai obyek penelitian.

Kriteria yang dimaksud yaitu tubuh lobster berwarna biru gelap dengan

sedikit warna merah pada kedua capitnya, memiliki capit lengkap, bergerak aktif,

dan tidak terdapat luka disekitar tubuhnya. Lobster yang digunakan sebagai

sampel dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Lobster Air Tawar.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 33: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

5.1.2 Kadar Chloramphenicol dalam Lobster Air Tawar

Pada penelitian yang telah dilakukan pada bulan November 2013 sampai

bulan Januari 2014 yang menggunakan alat Ultra performance

liquid chromatografi (UPLC). Berikut pada Tabel 1 adalah data yang didapat

dari hasil penelitian di Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan Kelas I Surabaya II.

Hasil pengukuran residu Chloramphenicol tertinggi terdapat pada

perlakuan minggu pertama yaitu 31,962 ppb, pada perlakuan minggu keempat

yaitu 21,324 ppb, pada perlakuan minggu keenam yaitu 10,852 ppb, pada

perlakuan minggu ketujuh yaitu 5,68 ppb dan pada perlakuan minggu kedelapan

yaitu 3,53 ppb. Hal ini menunjukkan adanya penurunan kadar Chloramphenicol

pada minggu pertama hingga minggu kedelapan. Sedangkan pada kontrol kadar

Chloramphenicol menunjukkan hasil yang rendah yaitu sebesar 0,558 ppb.

Tabel 1. Rataan ANOVA Waktu Pengukuran Kadar Chloramphenicol pada

Lobster Air Tawar

Perlakuan (waktu) Residu Chloramphenicol (ppb)

Kontrol 0,558±0.370 f

Minggu I 31,962±1.818 a

Minggu IV 21,324±1.985 b

Minggu VI 10,852±0.643 c

Minggu VII 5,68±0.552 d

Minggu VIII 3,53±0.590 e

a-f Superskrip berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata

(p<0,05).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 34: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

5.1.2 Pengukuran Kualitas Air

Lingkungan media pemeliharaan sangat berpengaruh terhadap lobster yang

diteliti. Baik buruknya lingkungan media pemeliharaan akan menentukan

keberhasilan dalam suatu penelitian. Kualitas air memegang peranan dalam

budidaya lobster karena lobster mempunyai batas toleransi tertentu terhadap

faktor lingkungan di mana organisme tersebut berada.

Chloramphenicol yang masih terkandung dalam air, jika tidak dilakukan

penggantian air maka residunya akan tetap berada di dalam air dan terus

dikonsumsi oleh lobster sehingga kadar residu dalam tubuh lobster tidak akan

menurun. Selain itu kualitas air yang buruk akan mempengaruhi kesehatan tubuh

lobster sehingga metabolisme lobster terganggu dan proses eliminasi residu akan

berjalan lambat. Data kualitas air selama pemeliharaan lobster berlangsung dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 2. Hasil pengukuran kualitas air pada Lobster Air Tawar

Parameter Nilai Pengukuran

Suhu 28 ºC - 30 ºC

Amoniak 0 ppm

pH 7,5-8,0

DO (Dissolve Oxygen) 6 ppm

5.2 Pembahasan

5.2.1 Residu Chloramphenicol

Chloramphenicol merupakan antibiotik yang bekerja dengan jalan

menghambat sintesis protein bakteri. Bagian yang dihambat adalah enzim peptidil

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 35: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

transferase yang berperan sebagai katalisator untuk ikatan-ikatan peptida pada

proses sintesis protein bakteri (Ganiswara, 1995). Apabila antibiotik tersebut

diberikan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi timbunan antibiotik di dalam

tubuh yang disebut dengan residu.

Pada Tabel 1, hasil yang didapat yaitu kontrol memiliki kadar

Chloramphenicol sebanyak 0,558 ppb. Dari hal diatas menunjukkan bahwa

pembudidaya lobster menggunakan antibiotik Chloramphenicol selama proses

budidaya dikarenakan pada sampel lobster terkandung Chloramphenicol. Pada

waktu pengamatan awal terdapat perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan.

Pada rata-rata residu Chloramphenicol tertinggi terdapat pada perlakuan minggu

pertama yaitu 31,962 ppb yang berbeda nyata dengan perlakuan minggu ke-4,

minggu ke-6, minggu ke-7 dan minggu ke-8. Rata-rata residu Chloramphenicol

terendah ditemukan pada kontrol yaitu 0,558 ppb.

Selama seminggu pada awal perlakuan, lobster diberi pakan pelet yang

dicampur dengan Chloramphenicol sebanyak 2g/kg pakan dan dilakukan

pemeriksaan sehingga didapatkan kadar sebanyak 31,962 ppb. Pada akhir

perlakuan, yaitu setelah delapan minggu Chloramphenicol pada tubuh lobster

menurun sehingga didapatkan hasil akhir sebanyak 3,53 ppb.

Penurunan residu Chloramphenicol pada tubuh Lobster Air Tawar pada

minggu pertama hingga minggu ke delapan rata-rata sebesar 28,432 ppb. Hal ini

dikarenakan pertumbuhan lobster berjalan dengan baik. Faktor-faktor yang

berperan dalam pertumbuhan lobster antara lain pemberian pakan dan faktor

lingkungan. Pemberian pakan sebanyak 5% dari bobot tubuh lobster setiap

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 36: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

harinya mampu memberikan pertumbuhan yang baik bagi lobster. Hal ini juga

disebabkan pakan pellet yang diberikan memiliki bau yang khas, sehingga

memudahkan lobster untuk mendeteksi pakan yang diberikan (Hakim, 2007)

Beberapa faktor lingkungan abiotik yang mempengaruhi pertumbuhan

lobster adalah temperatur, kualitas air (terutama oksigen terlarut, kalsium dan pH),

tingkat gizi dan komposisi habitatnya (Aiken and Waddy, 1992). Faktor

lingkungan yang mendukung, tentu akan memberikan dampak yang baik terhadap

nafsu makan lobster. Meningkatnya nafsu makan merupakan salah satu ciri lobster

yang sehat. Jika kondisi lobster dalam keadaan sehat maka akan mempercepat

proses metabolisme senyawa dalam tubuh dan mempercepat proses eliminasi

residu Chloramphenicol yang terdapat dalam tubuh. Eliminasi akan dilakukan

oleh alat-alat ekskresi, terutama ginjal, dalam bentuk kemih dan lewat usus dalam

bentuk tinja (Rahayu, 2010).

Menurut penelitian sebelumnya terhadap jenis Crustacea (Nurhamida,

2012) bahwa udang galah yang diberi campuran Chloramphenicol dengan dosis 2

g/kg pakan terdeteksi residu Chloramphenicol sebesar 7,71 ppm (7710 ppb) dan

menurun menjadi sebesar 2,90 ppm (2900 ppb) setelah 30 hari masa perlakuan.

Hal ini menunjukkan bahwa selama 30 hari, residu Chloramphenicol tereduksi

sebanyak 4,81 ppm.

5.2.2 Kualitas Air

Pengelolaan kualitas air dilakukan agar air sebagai media hidup lobster

selalu sesuai antara kebutuhan lobster terhadap faktor lingkungan dan

perkembangan biologisnya. Kegiatan pengelolaan air meliputi penyiponan,aerasi

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 37: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

dan pergantian air. Untuk pergantian air dilakukan seminggu sekali sebanyak 50%

dari total air dalam akuarium.

Penyiponan dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan kotoran dan

sisa pakan yang terdapat di dalam akuarium sebagai media pemeliharaan. Menurut

Satyani (2003) tujuan dari penyifonan adalah memperbaiki kualitas air melalui

pergantian air lama dengan air baru yang lebih sehat, menambah kandungan

oksigen terlarut, menghilangkan kotoran dan parasit yang ada pada air, dan

menghilangkan gas - gas yang beracun.

Perhitungan suhu yang telah diukur selama penelitian berlangsung berkisar

antara 28-30ºC. Menurut Rouse (1977) Cherax jenis redclaw mengalami

pertumbuhan terbaik pada suhu 24-29ºC. Walaupun dalam beberapa media

pemeliharaan suhunya berada diatas kisaran optimum, akan tetapi kisaran tersebut

masih layak untuk pemeliharaan lobster.

Nilai pH selama penelitian berkisar antara 7,5-8 yang sesuai dengan

pendapat Sukmajaya dan Suharjo (2003) bahwa pH yang baik untuk Lobster Air

Tawar adalah 6,5-8,5 tetapi di alam Lobster Air Tawar sering ditemukan pada

perairan pH kurang dari 7. Suhu air mempengaruhi reaksi kimia, baik dalam

media luar maupun dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka reaksi kimia akan

terjadi semakin cepat. Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi terlalu besar

akan berpengaruh terhadap sistem metabolisme (Fujaya, 2004).

Amonia merupakan hasil eskresi atau pengeluaran kotoran lobster yang

berbentuk gas, selain itu amonia juga berasal dari pakan yang tersisa (tidak

termakan) sehingga larut dalam air. Nilai amonia selama penelitian adalah 0 ppm.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 38: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Ini menandakan bahwa kualitas air dalam kolam pemeliharaan sudah bagus

karena menurut Bachtiar (2006) kandungan amonia dalam air pada budidaya

Lobster Air Tawar hanya ditoleransi sampai 1 ppm.

Kandungan oksigen terlarut (DO) merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan pada pemeliharaan lobster selama penelitian berlangsung. Nilai DO

selama penelitian adalah 6 ppm. Pemberian aerasi cukup efektif untuk menjaga

kestabilan kandungan oksigen terlarut setiap perlakuan dalam kisaran normal

untuk mendukung kelangsungan hidup Lobster Air Tawar yaitu berkisar antara

5,4 hingga 7,3 ppm. Menurut Boyd (1982), kisaran nilai optimum oksigen terlarut

bagi pertumbuhan crustacea adalah 5 ppm.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 39: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Lobster yang diberi pakan dengan campuran Chloramphenicol dengan dosis

2g/kg mengandung kadar antibiotik sebanyak 31,962 ppb, selama delapan minggu

menurun menjadi 3,53 ppb dan belum dapat menurun hingga batas aman

dikonsumsi.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, perlu dilakukan

penelitian lanjutan mengenai efek Chloramphenicol terhadap lobster pada

manusia sehingga dapat menanggulangi bahaya yang disebabkan oleh penggunaan

Chloramphenicol yang tidak mematuhi batas maksimal penggunaan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 40: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

DAFTAR PUSTAKA

Adam, R. 2002. Veterinary Pharmacology and Therapeutics. IOWA State

University Press/Ames. USA

Akhmadi, Y. N. 2006. Aplikasi Bagan Kendali Proses Berdasarkan Tingkat

Residu Chloramphenicol Pada Daging Rajungan Di PT. Mina Global

Mandiri Purwakarta. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Aiken, D.E., Waddy, S.L., 1992. The growth Process in Crayfish. Rev. Aquat. Sci.

6.

Bahri, S. Masbulan dan Kusumaningsih. 2005. Proses Praproduksi sebagai Faktor

Penting dalam Menghasilkan Produk Ternak yang Aman untuk Manusia.

Jurnal Litbang Pertanian 24 (1).

Boyd, C. E. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam:

Elsevier Scientific Publishing Company.

Cie, W.L. dan Kusman. 2006. Pembenihan Lobster Air Tawar: Meraup Untung

dari Lahan Sempit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisisologi Ikan. Jakarta: P.T Rineka Cipta.

Hadi, S. 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi

UGM. Yogyakarta. Hakim, R. R. 2008. Addition of Calcium with Different Dose to Success of Red Claw

(Cherax quadricarinatus) Gastrolisation. Proceeding of International

Research Seminar and Exhibition. Research Center of UMM. Malang.

Harlia, E., Roostita dan D. Suryanto. 2006. Pengaruh Suhu Pemanasan Terhadap

Kandungan Residu Antibiotik Dalam Air Susu Sapi. Lokakarya Nasional

Keamanan Pangan Produk Peternakan. Jurusan Tknologi Hasil Ternak.

Fakultas Peternakan .Universitas Padjajaran.

Hartono, R. dan Wijayanto. 2006. Lobster Air Tawar: Pembenihan dan

Pembesaran. Jakarta. Penebar Swadaya.

Islamulhayati, Soedjajadi dan R. Yudhastuti. 2005. Pengaruh Residu

Khloramfenikol Dalam Udang Windu Terhadap Kejadian Anemia

Aplastik Pada Mencit. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 1, No 2.

Juwana, S. 1990. Tinjauan Tentang Kebiasaan Menggunakan Antibiotik Dalam

Dosis Pencegahan Pada Hatchery. Oseana, volume XV, Nomor 3: 93-

105.

Karlina, A. 2011. Pemeriksaan Residu Kloramfenikol Dalam Telur Ayam Secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Skripsi. Program Ekstensi Sarjana

Farmasi. Fakultas Farmasi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Koeman. 1983. Pengantar Toksikologi Umum. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Kurniasih, T. 2008. Peranan Pengapuran Dan Faktor Fisika Kima Air Terhadap

Pertumbuhan Dan Sintasan Lobster Air Tawar (Cherax sp). Balai Riset

Perikanan Budidaya Air Tawar. Bogor.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 41: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Kurniawan, T. dan R. Hartono. 2007. Pembesaran Lobster Air Tawar secara

Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kusriningrum, R.S. 2008. Perancangan Percobaan. Fakultas Kedokteran Hewan.

Universitas Airlangga. Surabaya: Airlangga University Press.

Lucelia, M.D.S., A. E. de Almaida and H.R.N. Salgado. 2012. Thermal Analysis

and Validation of UV and Visible Spectrophotometric Methods For The

Determination of New Antibiotic Tiglecycline In Pharmaceutical Product.

Journal of Advances In Analytical Chemistry, 2(1):10-15.

Lowy, F. 1986. Penisilin dalam Antibiotika dan Infeksi. Penerbit Buku

Kedokteran, ECG. Jakarta.

Martaleni. 2007. Deteksi Residu Antibiotika Pada Karkas, Organ dan Kaki Ayam

Pedaging yang Diperoleh dari Pasar Tradisional Kabupaten Tangerang.

Skripsi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Mariyono dan A. Sundana. 2002. Teknik Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit

Bercak Merah Pada Ikan Air Tawar Yang Disebabkan Oleh Bakteri

Aeromonas hydrophila. Buletin Teknik Pertanian. 7(1).

Masser, M.P and D.B. Rouse. 1997. Australian Red Claw Crayfish. Southern

Regional Aquaculture Center. SRAC Publication No. 244.

Mitchell, J., M.W. Griffiths, S.A. McEwen,W.B. McNab, A.J. Yee. 1998.

Antimicrobial Drug Residues In Milk and Meat: Causes, Concerns,

Prevalence, Regulations, Tests, and Test Performance. J. Food Protection

61(6).

Murdiati, T. B. dan S. Bahri. 1994a. Pengaruh Pemanasan Terhadap Kandungan

Penisilin dalam Susu Sapi. Makalah Seminar Teknologi Veteriner. Balai

Penelitian Veteriner. Bogor.

Murdiati, T.B. dan S. Bahri. 1994b. Residu dan Cemaran dalam Bahan Pangan

Asal Hewan. Makalah Seminar Teknologi Veteriner. Balai Penelitian

Veteriner. Bogor.

Murdiati, T.B. 1997. Pemakaian Antiotika dalam Usaha Peternakan. Bull.

Wartazoa Vol. 6 No. 1. Balai Penelitian Veteriner. Bogor.

Moriarty, D.J.W. 1999. Disease Control in Shrimp Aquaculture with Probiotic

Bacteria. Journal of Microbial Interaction In Aquaculture : 237- 243.

Naim, R. 2002. Antibiotik dan resistensi mikroba. Tesis. Sekolah Pascasarjana

Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nurhamida, L. 2012. Lama Waktu Henti Obat (Withdrawl Time)Chloramphenicol

Pada Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii). Fakultas Perikanan

dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.

Phillips, I.C., C. Friis, R. Nightingale, R. Preston and J. Waddell. 2004. Does the

Use of Antibiotics in Food Animals Pose A Risk to Human Health.

Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 53;28-52.

http://www.oxfordjournals.org/faq.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 42: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Purwanto, Y.Y. 2007. Kajian Rancangan Pengukuran Berulang serta Efektivitas

Analisis Ragam terhadap Analisis Peragam. Skripsi. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Brawijaya. Malang.

Rahayu, S. 2009. Penggunaan Metode Durbin Watson dalam Menyelesaikan

Model Regresi yang Mengandung Autokorelasi. Skripsi. [On-line].

http://repository-usu.ac.id/bitstream/123456789/14035/1/09e0120.

Rinawati, N.D. 2011. Daya Anti Bakteri Tumbuhan Majapahit (Crescentia cujete

L.) terhadap Bakteri Vibrio Alginolyticus. Skripsi. Fakultas Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Teknologi Sepuluh November.

Surabaya.

Rouse, D.B.,1997. Production of Australian Red Claw Crayfish. Auburn

University. Alabama. USA

Satyani, D. 2003. Pengaruh Umur Induk Ikan Cupang (Betta splenden Regan) dan

Jenis Pakan terhadap Fekunditas dan Produksi Larvanya. Jurnal

Penelitian Perikanan Indonesia.

Tendencia, E.A dan de La Pena L.D. 2001. Antibiotic Resistance of Bacteria from

Shrimp ponds. Aquaculture 195:193-204.

Teuber, M. 2001. Veterinary Use and Antibiotic Resistance in Microbiology.

Current Opinion in Microbiology.

Wattimena, J.R. 1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung. Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

Wickins, J.F and D.O. Lee. 2002. Crustacean Farming, Ranching and Culture.

Oxford: Blackwell Science.

Widha, W. 2003. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Lobster Air Tawar Jenis

Redclaw (Cherax quadricarinatus Von Martens) Crustacea:

Parastacidae. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Windholz, M., S. Budavari, Lorraine, Stroumtsos, M.N.Fertig. 1976. An

Encyclopedia of Chemicals and Drugs Ninth Edition. USA.

Weifen, W. L, H. X. Chang and K. Jamil. 2004. Elimination od chloramphenicol,

sulphumethoxazole and oxytetracycline in shrimp, Penaeus chinensis

following medicated-feed treatment. Environment International 30.

Department of Food Science and Technology. Ocean University of

China. China.

Yogaswara, Y. dan L. Setia. 2006. Kajian Hasil Monitoring Dan Surveilans

Cemaran Mikroba Dan Residu Obat Hewan Pada Produk Pangan Asal

Hewan Di Indonesia. Lokakarya Nasional Keamanan Pangan Produk

Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 43: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Penurunan Residu Chloramphenicol pada Lobster Air Tawar

Waktu Sampel I Sampel II Sampel III

Kontrol 0,145 ppb 0,860 ppb 0,670 ppb

Minggu I 30,199 ppb 31,855 ppb 33,382 ppb

Minggu IV 21,135 ppb 23,397 ppb 19,440 ppb

Minggu VI 11,400 ppb 11,014 ppb 10,144 ppb

Minggu VII 5,447 ppb 6,311 ppb 5,282 ppb

Minggu VIII 4,209 ppb 3,243 ppb 3,139 ppb

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 44: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Lampiran 2. Perhitungan ANOVA ONEWAY Chloramphenicol BY Perlakuan /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Oneway

Notes

Output Created 01-Apr-2014 20:58:12

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data

File 18

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated

as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on

cases with no missing data for any

variable in the analysis.

Syntax ONEWAY Chloramphenicol BY

Perlakuan

/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING ANALYSIS

/POSTHOC=DUNCAN ALPHA(0.05).

Resources Processor Time 00:00:00.140

Elapsed Time 00:00:00.172

[DataSet0]

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 45: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Descriptives

Chloramphenicol

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol 3 .55833 .370349 .213821 -.36166 1.47833 .145 .860

Minggu 1 3 3.19620E1 1.818862 1.050120 27.44370 36.48030 30.199 33.832

Minggu 4 3 2.13240E1 1.985259 1.146190 16.39234 26.25566 19.440 23.397

Minggu 6 3 1.08527E1 .643355 .371441 9.25448 12.45085 10.144 11.400

Minggu 7 3 5.68000 .552655 .319075 4.30713 7.05287 5.282 6.311

Minggu 8 3 3.53033 .590038 .340659 2.06460 4.99607 3.139 4.209

Total 18 1.23179E1 11.383843 2.683197 6.65684 17.97894 .145 33.832

ANOVA

Chloramphenicol

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 2186.154 5 437.231 310.307 .000

Within Groups 16.908 12 1.409

Total 2203.062 17

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Chloramphenicol

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 46: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Duncan

Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5 6

Kontrol 3 .55833

Minggu 8 3 3.53033

Minggu 7 3 5.68000

Minggu 6 3 1.08527E1

Minggu 4 3 2.13240E1

Minggu 1 3 3.19620E1

Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH

Page 47: SKRIPSI WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER …repository.unair.ac.id/26316/1/JANNAH, MIFTAHUL.pdf · lobster air tawar masih harus dikontrol penggunaannya dalam dunia budidaya

Lampiran 3. Hasil Pengukuran Kualitas Air Pada Lobster Air Tawar.

PERLAKUAN NILAI PENGUKURAN

Suhu Amoniak pH DO

Minggu I 29ºC 0 8 6

Minggu II 29ºC 0 8 7

Minggu III 28ºC 0 7,5 7

Minggu IV 30ºC 0 8 6

Minggu V 28ºC 0 8 7

Minggu VI 29ºC 0 7,5 6

Minggu VII 29ºC 0 7,5 6

Minggu VIII 30ºC 0 8 6

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi WAKTU HENTI CHLORAMPHENICOL PADA LOBSTER (Cherax quadricarinatus) AIR TAWAR

MIFTAHUL JANNAH