2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga...

12
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan hewan avertebrata air yang memiliki pelindung tubuh berupa rangka eksoskeleton yang keras. Lobster air tawar tergolong sebagai hewan krustasea dari famili Parastacidae. Hewan ini umumnya dikenal dengan sebutan red claw, karena memiliki sepasang capit yang berwarna merah. Lobster air tawar selain dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi juga dimanfaatkan sebagai lobster hias, karena lobster jenis ini memiliki keunggulan pada bentuk tubuhnya dan warna biru yang mengkilap (Hartono dan Wiyanto 2006). Lobster air tawar berbeda dengan lobster air laut. Lobster air laut berasal dari Famili Palinuridae, Penasidae dan Scyllaridae; sedangkan lobster air tawar berasal dari Famili Astacidae, Cambridae dan Parastacidae (Kurniawan dan Hartono 2007). Lobster air tawar termasuk kelompok udang air tawar ( crustaceae) yang secara alami memiliki ukuran tubuh relatif besar dan daur siklus hidupnya hanya di lingkungan air tawar. Beberapa nama internasional lobster air tawar yaitu crayfish, crawfish dan crawdad (Sukmajaya dan Suharjo 2003). Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah penyebarannya di dunia, yaitu famili Astacidae dan Cambridae yang tersebar di belahan bumi utara serta famili Parastacidae yang tersebar di belahan bumi selatan (Sukmajaya dan Suharjo 2003). Lobster air tawar di Indonesia umumnya berasal dari Famili Parastacidae yang terdiri dari beberapa jenis seperti Cherax albertisi, Cherax lorentzi, Cherax lorentzi auranus (Iskandar 2003), Cherax papuanus, Cherax quadricarinatus, Cherax monticola, Cherax black-tiger (Lukito dan Prayugo 2007) dan Cherax zebra (Panggabean et al. 2006). Jenis lobster air tawar yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah Cherax quadricarinatus atau yang lebih dikenal dengan sebutan red claw. Cherax quadricarinatus adalah salah satu jenis lobster air tawar yang berasal dari Australia. Lobster jenis ini banyak ditemukan di sungai air deras serta danau di pantai utara dan daerah timur laut Queensland (Lukito dan Prayugo 2007).

Transcript of 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga...

Page 1: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus)

Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan hewan avertebrata

air yang memiliki pelindung tubuh berupa rangka eksoskeleton yang keras.

Lobster air tawar tergolong sebagai hewan krustasea dari famili Parastacidae.

Hewan ini umumnya dikenal dengan sebutan red claw, karena memiliki sepasang

capit yang berwarna merah. Lobster air tawar selain dimanfaatkan untuk

keperluan konsumsi juga dimanfaatkan sebagai lobster hias, karena lobster jenis

ini memiliki keunggulan pada bentuk tubuhnya dan warna biru yang mengkilap

(Hartono dan Wiyanto 2006).

Lobster air tawar berbeda dengan lobster air laut. Lobster air laut berasal

dari Famili Palinuridae, Penasidae dan Scyllaridae; sedangkan lobster air tawar

berasal dari Famili Astacidae, Cambridae dan Parastacidae (Kurniawan dan

Hartono 2007). Lobster air tawar termasuk kelompok udang air tawar (crustaceae)

yang secara alami memiliki ukuran tubuh relatif besar dan daur siklus hidupnya

hanya di lingkungan air tawar. Beberapa nama internasional lobster air tawar yaitu

crayfish, crawfish dan crawdad (Sukmajaya dan Suharjo 2003).

Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah

penyebarannya di dunia, yaitu famili Astacidae dan Cambridae yang tersebar di

belahan bumi utara serta famili Parastacidae yang tersebar di belahan bumi selatan

(Sukmajaya dan Suharjo 2003). Lobster air tawar di Indonesia umumnya berasal

dari Famili Parastacidae yang terdiri dari beberapa jenis seperti Cherax albertisi,

Cherax lorentzi, Cherax lorentzi auranus (Iskandar 2003), Cherax papuanus,

Cherax quadricarinatus, Cherax monticola, Cherax black-tiger (Lukito dan

Prayugo 2007) dan Cherax zebra (Panggabean et al. 2006).

Jenis lobster air tawar yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah

Cherax quadricarinatus atau yang lebih dikenal dengan sebutan red claw.

Cherax quadricarinatus adalah salah satu jenis lobster air tawar yang berasal

dari Australia. Lobster jenis ini banyak ditemukan di sungai air deras serta danau

di pantai utara dan daerah timur laut Queensland (Lukito dan Prayugo 2007).

Page 2: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

Klasifikasi lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) menurut

Holthuis (1950) adalah sebagai berikut:

Filum : Arthropoda

Subfilum : Crustacea

Kelas : Malacostraca

Ordo : Decapoda

Famili : Parastacidae

Genus : Cherax

Spesies : Cherax quadricarinatus (von Martens)

Gambar 1 Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) (Sumber: Bintaro Fish Center 2004)

Lobster air tawar (red claw) memiliki ciri morfologi berupa tubuh yang

berwarna biru kehijauan (Lukito dan Prayugo 2007), hijau kemerahan (Sukmajaya

dan Suharjo 2003), hingga berwarna biru laut dengan sedikit bercak kemerahan

(Kurniawan dan Hartono 2007). Perbedaan warna tubuh pada lobster air tawar

tersebut disebabkan oleh perbedaan strain induk dan lingkungan pemeliharaan

(Iskandar 2003). Strain yang bagus untuk lobster budidaya yaitu walkamin,

flinders dan gilbert (Lukito dan Prayugo 2007).

Ciri utama lobster air tawar yang sangat menonjol yaitu memiliki sepasang

capit yang ujungnya berwarna merah (Kurniawan dan Hartono 2007), terutama

pada induk jantan yang telah berumur lebih dari 7 bulan (Sukmajaya dan

Suharjo 2003). Warna antar ruas kelopak berwarna putih (Kurniawan dan

Hartono 2007) serta memiliki duri-duri kecil yang terletak di atas setiap segmen

capit (Sukmajaya dan Suharjo 2003).

Page 3: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian

belakang. Bagian depan terdiri dari kepala dan dada yang disebut cephalothorax.

Kepala ditutupi oleh cangkang kepala (carapace) dan bagian depan kepala

memiliki kelopak yang disebut rostrum. Rostrum berbentuk seperti segitiga

memipih, lebar, dikelilingi duri (Sukmajaya dan Suharjo 2003) serta meruncing di

bagian ujung dan bergerigi (Hartono dan Wiyanto 2006).

Bagian belakang tubuh lobster terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen

(Hartono dan Wiyanto 2006). Bagian badan terdiri dari enam ruas badan dengan

bentuk agak memipih. Lebar badan rata-rata hampir sama dengan lebar kepala

(Sukmajaya dan Suharjo 2003). Morfologi lobster air tawar dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2 Morfologi lobster air tawar (Sumber: Dery 2007)

Panjang tubuh lobster air tawar dapat mencapai 50 cm dengan bobot sekitar

800-1000 g per ekor. Lobster termasuk hewan nokturnal yang memiliki sifat

kanibal, yaitu suka memangsa jenisnya sendiri. Lobster yang berada dalam

kondisi lemah atau sedang mengalami ganti kulit (moulting) akan dimangsa oleh

lobster lainnya. Kanibalisme lobster air tawar tersebut dapat dihindari dengan

menyediakan tempat persembunyian bagi lobster (Hartono dan Wiyanto 2006).

Page 4: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

2.2 Komposisi Kimia Lobster Air Tawar

Komposisi kimia daging lobster air tawar jantan dan betina yang

dibudidayakan di kolam tanah tidak memiliki perbedaan yang nyata

(p>0.05) setelah dianalisis menggunakan basis basah dan basis kering

(Thompson et al. 2004). Komposisi kimia lobster air tawar (red claw) berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi kimia daging lobster air tawar jantan dan betina

Komposisi Jantan (%) Betina (%)

Basis Basah

Air

Protein

Lipid

Serat

Abu

Basis Kering

Protein

Lipid

Serat

Abu

80,37±0,45

16,71±0,33

0,14±0,02

0,10±0,01

1,41±0,08

85,36±2,59

0,70±0,10

0,50±0,10

7,18±0,35

86,61±0,68

16,20±0,66

0,17±0,02

0,10±0,01

1,42±0,056

88,04±1,21

0,94±0,11

0,52±0,02

7,75±0,35 (Sumber: Thompson et al. 2004)

2.3 Budidaya Lobster Air Tawar

Budidaya lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) saat ini telah

berkembang menjadi suatu industri yang sukses secara komersial terutama di

negara-negara tropis dan subtropis di seluruh dunia (Rodgers et al. 2006).

Budidaya lobster air tawar sebagai komoditas konsumsi cukup diminati karena

menyimpan banyak potensi. Udang jenis ini memiliki pertumbuhan yang cepat,

relatif tahan terhadap serangan penyakit, perubahan lingkungan dan kepadatan

yang tinggi, tidak memiliki stadia larva serta pemeliharaannya relatif mudah

(Thompson et al. 2004). Jenis yang saat ini banyak dipilih pembudidaya adalah

red claw dan yabby yang habitat aslinya berasal dari Australia (Ruscoe 2006).

Kondisi alam di Indonesia yang beriklim tropis dan tidak mengenal musim

dingin merupakan tempat yang cocok bagi budidaya lobster air tawar. Beberapa

faktor yang mendukung dalam budidaya lobster air tawar di Indonesia antara lain

iklim dan geografi yang kondusif, teknik budidaya yang sudah ada dan terus

berkembang, pasar konsumsi yang nyata, serta ragam bentuk olahan yang

Page 5: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

menarik. Tingkat kesulitan budidaya lobster air tawar dapat disejajarkan dengan

komoditas perikanan lainnya. Kendala budidaya lobster air tawar umumnya

terganjal pada lama waktu pembesaran. Lobster air tawar dapat dibudidayakan di

akuarium, kolam semen skala kecil hingga kolam yang luas dengan manajemen

pemeliharaan yang intensif (Lukito dan Prayugo 2007).

Kualitas air merupakan faktor penting dalam budidaya lobster air tawar

karena air merupakan media hidup yang utama. Beberapa faktor fisika dan kimia

air yang dapat mempengaruhi hidup lobster air tawar adalah suhu, oksigen terlarut

(dissolved oxygen), karbondioksida (CO2) bebas, pH, alkalinitas, amoniak, nitrat

dan nitrit. Air yang digunakan untuk pemeliharaan lobster air tawar secara umum

memiliki beberapa persyaratan seperti suhu, pH, degree of hardness (dH),

alkalinitas, oksigen terlarut, CO2, amoniak dan H2S (Lukito dan Prayugo 2007).

Kualitas air pemeliharaan lobster air tawat ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kualitas air pemeliharaan lobster air tawar

Parameter Standar

Suhu

pH

dH

Alkalinitas

Oksigen Terlarut

Karbondioksida

Amoniak

H2S

Sumber air

25-29 oC

7-9

50-500 ppm

50-200 ppm

± 5 ppm

Maks. 10 ppm

Maks. 0,05 ppm

Maks. 0,02 ppm

Air sungai, air tanah, irigasi (Sumber: Lukito dan Prayugo 2007)

2.4 Penanganan dan Transportasi Lobster Air Tawar

Salah satu kelebihan lobster air tawar dibandingkan lobster air laut adalah

kemampuan hidupnya di luar media air dalam lingkungan yang lembab dengan

waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, lobster air tawar dapat diperdagangkan

hidup dan transportasi dilakukan dengan sistem kering. Media kemasan yang

digunakan untuk transportasi harus bersifat lembab dan suhu di dalam kemasan

dipertahankan berkisar antara 12,9-25,4 oC. Transportasi lobster dalam kondisi ini

lebih lama dan kelulusan hidupnya tinggi (Suryaningrum et al. 2007).

Page 6: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

Lobster air tawar yang ditransportasikan umumnya merupakan lobster

ukuran konsumsi. Lobster hidup untuk konsumsi adalah lobster hidup yang sehat

dan memiliki kelengkapan organ tubuh dengan berat tubuh lebih besar atau sama

dengan 60 g/ekor sesuai dengan SNI 4488.2:2011. Lobster harus dalam keadaan

bugar, sehat, tidak sedang ganti kulit (moulting) dan tidak sedang bertelur. Organ

tubuh lobster seperti antena dan kaki juga harus lengkap dan tidak boleh patah

(BSN 2011a). Lobster yang mengalami ganti kulit (moulting) atau bertelur

mempunyai daya tahan tubuh yang lemah dan berpeluang mati selama proses

transportasi (Suryaningrum et al. 2005). Lobster yang berasal dari tambak atau

hasil budidaya perlu diadaptasikan terlebih dahulu sebelum proses pemindahan

atau transportasi hidup (Wibowo dan Soekarto 1993).

Tahap penanganan lobster air tawar untuk transportasi yang ditetapkan

oleh SNI 4488.3:2011 yaitu penanganan awal, sortasi, penampungan dan

pengkondisian, penenangan dan pengemasan (BSN 2011b). Penanganan awal

dilakukan segera setelah lobster dipanen. Lobster terlebih dahulu dicuci dengan

air mengalir dalam bak penampungan selama 24 jam untuk menghilangkan

kotoran terutama kotoran yang masuk dalam karapas, yang dapat menyebabkan

infeksi insang selama proses transportasi (Suryaningrum et al. 2007). Selama

penanganan awal, kualitas air dipertahankan sesuai habitatnya. Sortasi dilakukan

dengan cara memisahkan lobster sesuai mutu dan ukuran dengan mempertahankan

lobster tetap dalam keadaan hidup.

Penampungan diperlukan apabila lobster yang dipasarkan tidak langsung

dikirim ke konsumen atau jumlah lobster yang hendak dijual belum mencukupi

sehingga dikumpulkan terlebih dahulu dalam bak penampungan. Hal penting yang

harus diperthatikan selama penampungan adalah kualitas air, kelarutan oksigen,

pH dan suhu air selama penampungan. Pengkondisian dilakukan apabila lobster

yang akan dipasarkan tidak dalam keadaan bugar, sehingga dibutuhkan

pemeliharaan terlebih dahulu selama beberapa hari (Suryaningrum et al. 2007).

Penenangan dilakukan untuk mendapatkan lobster dalam keadaan pingsan

sempurna (mencapai metabolisme basal). Penenangan dapat dilakukan dengan

pembiusan menggunakan suhu rendah, baik secara bertahap maupun langsung

hingga lobster imotil. Pengemasan dilakukan dengan membungkus lobster

Page 7: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

menggunakan kertas koran di bagian badan dan ekor dengan bagian kepala

terbuka dan/atau disusun berlapis dalam media kemasan kemudian dimasukkan ke

dalam kotak stirofoam dan ditutup rapat (BSN 2011b).

Lobster air tawar yang akan ditransportasikan terlebih dahulu dipuasakan

selama 1-2 hari. Pemuasaan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ada pada

organ pencernaan lobster sebanyak mungkin serta mengurangi aktivitas

metabolisme lobster selama transportasi (Suryaningrum et al. 2005). Waktu

transportasi maksimal lobster air tawar yang dipasarkan untuk tujuan ekspor

adalah 72 jam atau 3 hari (Suryaningrum et al. 2008).

2.5 Transportasi Hidup Sistem Kering

Transportasi hidup biota perairan yaitu memindahkan biota perairan dalam

keadaan hidup dengan diberi tindakan untuk menjaga agar derajat kelulusan hidup

(survival rate) tetap tinggi hingga di tempat tujuan. Metode transportasi hidup

biota perairan secara umum ada dua jenis, yaitu menggunakan media air (sistem

basah) dan tanpa media air (sistem kering). Transportasi hidup sistem basah

umumnya digunakan untuk transportasi jarak dekat (lokal), sedangkan transportasi

hidup sistem kering digunakan untuk transportasi jarak jauh dengan tujuan ekspor

(Suryaningrum et al. 2005).

Transportasi hidup dengan media non air (sistem kering) menggunakan

prinsip hibernasi. Hibernasi merupakan upaya untuk menekan metabolisme biota

perairan sehingga dapat bertahan dalam kondisi lingkungan yang minimum

(Junianto 2003). Hibernasi dapat dilakukan melalui teknik pembiusan

(imotilisasi). Metabolisme biota perairan pada kondisi ini berada pada kondisi

basal dan oksigen yang dikonsumsi sangat sedikit, hanya sekedar untuk

mempertahankan kelangsungan hidup biota tersebut (Shigeno 1979 dalam

Andasuryani 2003). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam transportasi biota

perairan hidup sistem kering antara lain suhu lingkungan, kadar oksigen dan

proses metabolisme (Andasuryani 2003), serta tingkat kepadatan dalam kemasan

(Suryaningrum et al. 2008). Biota yang dikemas dengan kepadatan yang lebih

tinggi akan memiliki risiko kelulusan hidup yang lebih rendah (Ning 2009).

Transportasi hidup sistem kering memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat

mengurangi stres pada organisme yang ditransportasikan, menurunkan kecepatan

Page 8: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

metabolisme dan konsumsi oksigen, mengurangi mortalitas akibat perlakuan fisik

(getaran, kebisingan, cahaya), tidak mengeluarkan hasil metabolisme (feses) serta

tidak perlu media air sehingga daya angkut lebih besar. Stabilitas suhu dalam

kemasan memegang peranan yang penting karena fluktuasi suhu yang tajam dapat

menyebabkan kematian biota yang ditransportasikan (Nitibaskara et al. 2006).

Hubungan suhu dengan lama penyimpanan pada transportasi lobster hidup sistem

kering ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3 Hubungan lama penyimpanan dengan suhu penyimpanan

Lama pengangkutan (jam) Suhu penyimpanan (oC)

12-15

15-20

20-80

30-50

50-90

16-14

14-12

12-10

10-6

6-4 (Sumber: Rahman dan Srikirishnadhas 1994)

2.6 Pembiusan (Imotilisasi)

Pembiusan (imotilisasi) merupakan proses yang dilakukan untuk

menurunkan aktivitas, metabolisme dan respirasi biota perairan sebelum

ditransportasikan. Kondisi imotil diperlukan agar proses metabolisme lobster

berkurang sehingga aktivitas fisiologis, kebutuhan oksigen dan produksi CO2

lobster menjadi rendah (Nitibaskara et al. 2006).

Terdapat beberapa teknik imotilisasi biota perairan, yaitu dengan

menggunakan suhu rendah atau zat anti metabolit (anestesi). Teknik imotilisasi

menggunakan suhu rendah dapat dilakukan dengan penurunan suhu secara

bertahap maupun secara langsung, sedangkan zat anti metabolit yang digunakan

dapat bersifat alami atau sintetis (Suryaningrum et al. 2005).

Bahan anti-metabolit alami yang dapat digunakan untuk membius udang

atau lobster antara lain ekstrak biji karet dan minyak cengkeh, sedangkan bahan

anti-metabolit sintetis yang biasa digunakan dalam transportasi ikan hidup adalah

MS-222 dan CO2. Pemakaian CO2 yang disarankan adalah dengan mencelupkan

campuran gelembung CO2 dan O2 (1:1) dalam media air (Nitibaskara et al. 2006).

Coyle et al. (2005) menambahkan bahwa bahan anti-metabolit yang paling cocok

digunakan untuk membius udang galah adalah minyak cengkeh dengan dosis

Page 9: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

100 mg/l, sedangkan MS-222 dengan dosis 25 mg/l dan 100 mg/l tidak efektif bila

digunakan dalam proses imotilisasi udang galah. Namun dari berbagai cara

imotilisasi tersebut, pembiusan menggunakan suhu rendah lebih menguntungkan

dibandingkan menggunakan zat anti-metabolit, karena lebih murah, mudah dan

aman serta tidak meninggalkan residu kimia yang membahayakan konsumen

(Junianto 2003; Suryaningrum et al. 2005; Nitibaskara et al. 2006).

Imotilisasi menggunakan suhu rendah secara bertahap dapat dilakukan

dengan menurunkan suhu media air dari suhu normal (±27 oC) ke suhu pembiusan

secara perlahan-lahan. Penurunan suhu dilakukan dengan kecepatan 5-10 oC/jam

atau 0,4-0,8 oC/menit (Suryaningrum et al. 2005). Penurunan suhu secara bertahap

ini dimaksudkan agar ikan secara bertahap direduksi aktivitas, respirasi dan

metabolismenya sampai titik imotil yang diperlukan. Aktivitas ikan pada kondisi

imotil diharapkan sudah cukup rendah bahkan sudah pingsan sehingga mudah

ditangani untuk proses transportasi (Nitibaskara et al. 2006).

Hasil penelitian Suparno et al. (1994a) pada biota lobster hijau pasir

(Panulirus homarus) menunjukkan bahwa imotilisasi dengan penurunan suhu

secara bertahap mampu mempertahankan kelangsungan hidup lobster di dalam

media serbuk gergaji dingin (14-15 oC) selama 25 jam dengan tingkat kelulusan

hidup 100% atau 35 jam dengan tingkat kelulusan hidup 66,5%. Hasil penelitian

Handini (2008) menunjukkan bahwa teknik pembiusan melalui penurunan suhu

secara bertahap hingga suhu pembiusan 15 oC pada udang galah menghasilkan

kelulusan hidup lebih baik dibandingkan pembiusan secara langsung. Perbedaan

kecepatan penurunan suhu pada proses pembiusan dapat menghasilkan kelulusan

hidup yang berbeda selama proses transportasi (Salin et al. 2001).

2.7 Pengemasan

Pengemasan berfungsi sebagai wadah, pelindung, penunjang, sarana dalam

penyimpanan dan transportasi serta alat persaingan dalam pemasaran suatu produk

(Hambali et al. 1990). Pengemasan juga berperan penting untuk mencegah atau

mengurangi kerusakan bahan yang dikemas serta mempermudah penyimpanan,

pengangkutan dan distribusi hasil pertanian (Herodian et al. 2004).

Pengemasan lobster air laut yang biasa dilakukan adalah mengemas lobster

dalam kotak stirofoam yang berisi media serbuk gergaji dingin kemudian kotak

Page 10: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

pengemas disegel dengan lakban. Suhu media kemasan dipertahankan sama

dengan suhu pembiusan menggunakan satu atau dua bongkahan es seberat

0,5-1 kg yang dibungkus plastik. Bongkahan es ini diletakkan di bagian atas atau

bawah kemasan. Jumlah es yang digunakan disesuaikan dengan ukuran kotak

kemasan. Kemasan berukuran 50x50x50 cm3 menggunakan es seberat 0,5-1 kg;

kemasan berukuran 40x60x40 cm3 dan 40x30x30 cm

3 menggunakan es seberat

0,5 kg; sedangkan kemasan berukuran 30x30x40 cm3 menggunakan es seberat

0,3-0,5 kg (Setiabudi et al. 1995; Jailani 2000; Suryaningrum et al. 2005).

Jumlah es yang digunakan dalam media kemasan harus tepat. Apabila

jumlah es yang ditambahkan terlalu banyak maka suhu dalam kemasan akan turun

menjadi lebih rendah dari suhu pembiusan (Suryaningrum et al. 2007). Udang

windu tambak (Penaeus monodon) tidak mampu hidup lama pada suhu di bawah

suhu pembiusan (12 oC) karena pada suhu ini terjadi kerusakan sistem syaraf dan

otak yang berakibat pada kelumpuhan dan kematian (Andasuryani 2003).

Pengemasan dalam transportasi lobster hidup untuk tujuan ekspor biasanya

menggunakan kotak stirofoam sebagai kemasan primer dan kotak karton sebagai

kemasan sekunder. Kotak stirofoam berfungsi sebagai isolator panas untuk

mencegah penetrasi panas yang masuk ke dalam kemasan. Kotak karton yang

digunakan sebaiknya memiliki dinding ganda yang dilapisi dengan lapisan lilin.

Tujuan penggunaan karton adalah untuk menekan goncangan yang terjadi selama

pengangkutan dan memperbaiki penampilan dan estetika kemasan. Lapisan lilin

dimaksudkan untuk mencegah kerusakan kotak kardus karena kelembaban yang

tinggi selama pengemasan (Junianto 2003; Herodian et al. 2004).

Media pengemas udang dalam kemasan stirofoam yang dibantu dengan

penggunaan es tidak mampu dipertahankan suhunya tetap stabil selama

penyimpanan pada suhu kamar. Suhu kemasan yang digunakan akan terus

mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi kelulusan hidup udang

(Herodian et al. 2004). Peningkatan suhu terjadi karena penetrasi udara luar yang

lebih tinggi ke dalam kemasan sehingga dapat meningkatkan suhu media serbuk

gergaji (Kumum 2006). Suhu awal bahan pengisi dan suhu lingkungan luar yang

terlalu tinggi akan menyebabkan kenaikan suhu kemasan lebih cepat terjadi

(Nitibaskara et al. 2006).

Page 11: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

2.8 Media Pengisi Kemasan

Media pengisi kemasan adalah bahan yang ditempatkan di antara biota

hidup dalam kemasan untuk menahan atau mencekal posisi biota tersebut

(Herodian et al. 2004). Media pengisi yang digunakan dalam transportasi hidup

sistem kering berfungsi untuk mencegah biota tidak mengalami pergeseran dalam

kemasan, menjaga suhu lingkungan di dalam kemasan tetap rendah sehingga biota

tetap dalam keadaan pingsan serta memberikan kelembaban dan lingkungan udara

yang memadai untuk kelangsungan hidupnya selama transportasi (Prasetyo 1993;

Wibowo dan Soekarto 1993; Junianto 2003).

Penggunaan media pengisi harus memperhatikan kestabilan suhu media

kemasan. Suhu media kemasan harus dapat dipertahankan serendah mungkin

mendekati suhu pembiusan (imotilisasi). Hal ini karena suhu media kemasan

berperan dalam mempertahankan tingkat terbiusnya biota perairan selama

pengangkutan, sehingga ketahanan hidup biota dalam media bukan air dapat

dijaga (Junianto 2003). Suryaningrum et al. (1994) menyatakan bahwa suhu akhir

media pengisi kemasan yang ideal untuk transportasi sistem kering adalah tidak

lebih dari 20 oC. Beberapa jenis media pengisi dapat digunakan dalam transportasi

lobster hidup sistem kering, seperti serbuk gergaji, sekam padi, serutan kayu,

kertas koran, karung goni, rumput laut jenis Gracilaria sp. dan spons busa

(Prasetyo 1993; Ning 2009), akan tetapi dalam aplikasinya memiliki keunggulan

dan kelemahan masing-masing.

Syarat media pengisi kemasan yang baik adalah memiliki sifat berongga,

dapat mempertahankan posisi biota dalam kemasan, tidak mudah rusak atau

menimbulkan bau serta memiliki nilai ekonomis yang rendah ditinjau dari harga

bahan baku (Prasetyo 1993). Media pengisi yang baik juga harus memiliki daya

serap air yang tinggi, mampu mempertahankan suhu rendah dalam waktu relatif

lama dan kondisi media harus stabil (Suryaningrum et al. 2007).

Sampai saat ini, serbuk gergaji merupakan jenis media pengisi yang paling

sering digunakan pada transportasi biota perairan hidup sistem kering. Serbuk

gergaji mempunyai panas jenis yang lebih besar daripada sekam padi atau serutan

kayu, memiliki tekstur yang baik dan seragam serta nilai ekonomisnya relatif

rendah. Serbuk gergaji yang digunakan sebaiknya berasal dari jenis kayu yang

Page 12: 2.1 Deskripsi Lobster Air Tawar Cherax quadricarinatus · Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah ... Arthropoda Subfilum : Crustacea ... oleh SNI 4488.3:2011

sedikit mengandung getah atau resin, kurang beraroma terpenten, tidak beracun,

tidak berbau tajam dan bersih (Junianto 2003). Jenis kayu yang umum digunakan

antara lain kayu mindi (Melia azedarach), jeungjing (Albizia falcata) dan jati

(Tectona grandis) (Karnila dan Edison 2001).

Srikirishnadhas dan Kaleemur (1994) menyatakan bahwa penggunaan

serbuk gergaji sebagai media kemasan dapat dikombinasikan dengan jerami atau

sisa potongan karung goni. Bahan tersebut didinginkan menggunakan freezer

terlebih dahulu sebelum digunakan. Suhu kemasan dijaga tetap rendah dengan

menambahkan es batu pada bagian dasar kemasan. Pada lapisan dasar kemudian

ditebarkan serbuk gergaji ±0,5 cm dan diatasnya ditempatkan lapisan jerami atau

potongan karung goni.

Spons busa mempunyai prospek yang baik untuk digunakan sebagai media

pengisi kemasan dalam transportasi lobster air tawar hidup sistem kering

(Suryaningrum et al. 2007). Spons busa diketahui dapat menyerap air sebanyak

empat belas kali berat spons itu sendiri (Hastarini et al. 2006). Penggunaan media

pengisi spons pada penyimpanan udang galah (Macrobrachium rosenbergii)

menghasilkan tingkat kelulusan hidup sebesar 74% pada kemasan sebanyak satu

lapis yang berisi 20 ekor udang selama 24 jam penyimpanan (Ning 2009). Media

pengisi yang memiliki daya serap air tinggi mampu mempertahankan suhu dingin

kemasan lebih lama (Prasetyo 1993).

Kestabilan suhu media kemasan dalam transportasi biota hidup sistem

kering merupakan faktor yang harus dapat dipertahankan mendekati titik imotil.

Suhu media di bawah suhu pembiusan akan menyebabkan lobster mengalami

kejang (eklamsia) dan kematian, sedangkan suhu media kemasan di atas 21 oC

akan mengakibatkan aktivitas lobster kembali normal sehingga memerlukan

banyak oksigen untuk respirasi dan metabolismenya (Suryaningrum et al. 1999).

Suhu media kemasan berperan dalam mempertahankan tingkat terbiusnya lobster

selama pengangkutan (Junianto 2003).