79914215-gawat-darurat-paru

download 79914215-gawat-darurat-paru

of 14

Transcript of 79914215-gawat-darurat-paru

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    1/14

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Penyakit gawat paru adalah suatu keadaan pertukaran gas dalam

    paru terganggu, yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan suatau

    keadaan yang disebut gagal nafas akut yang ditandai dengan

    menurunnya kadar oksigen arteri (hipoksemia) atau naiknya kadar

    karbondioksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduannya1.

    Kedaruratan paru atau pernafasan merupakan faktor yang

    diperhitungkan dalam gawat darurat pasien, banyak kasus yang gagal

    bukan akibat penyakit primernya, tetapi karena kegagalan fungsi

    pernafasan baik karena gangguan sentral maupun akibat infeksi1.

    Berbagai keadaan dapat menimbulkan gangguan respirasi yang serius

    dan membahayakan jiwa. Keadaan ini berkisar antara:

    1. Penyakit primer yang mengenai sistim bronkopulmoner seperti

    hemoptisis masif, pneumotorak ventil, status asmatikus, danpneumonia berat.

    2. Gangguan fungsi paru yang sekunder terhadap gangguan organ lain

    seperti keracunan obat yang menimbulkan depresi pusat pernafasan.

    Pada semua keadaan, perhatian utama harus lebih ditujukan kepada

    tindakan penyelamatan nyawa daripada penyelidikan diagnostik. Bila

    tindakan penyelamatan telah berjalan, selanjutnya dilaksanakan evaluasi

    dan pengelolaan penyakit dasar pasien2.

    Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai kegawatdaruratanpenyakit paru primer.

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    2/14

    B. TUJUAN

    Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran secara

    singkat mengenai kegawatdaruratan paru, agar dapat mendiagnosis dan

    menangani kegawatdaruratan paru secara cepat dan tepat.

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    3/14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. DEFINISI

    Penyakit gawat paru adalah suatu keadaan pertukaran gas dalam

    paru terganggu, yang bila tidak segera diatasi akan menyebabkan suatau

    keadaan yang disebut gagal nafas akut yang ditandai dengan

    menurunnya kadar oksigen arteri (hipoksemia) atau naiknya kadar

    karbondioksida (hiperkarbia) atau kombinasi keduannya1.

    Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak

    yang mengandung darah, akibat perdarahan dari saluran nafas dibawah

    laring atau perdarahan yang keluar ke saluran nafas dibawah laring. Batuk

    darah lebih sering merupakan tanda atau gejala dari penyakit dasar

    sehingga etiologinya harus dicari melalui pemeriksaan yang seksama.Bilaperdarahan masif dapat terjadi sufokasi dan eksangunisasi/kekurangan

    darah hingga tindakan pencegahan perlu dilakukan. Hal ini merupakan

    keadaan darurat. Menurut Busroh (1978) yang disebut hemoptisis masifadalah :

    a. lebih dari 600 ml/24 jam dan perdarahan belum berhenti.

    b. 250600 ml/24 jam dengan disertai kadar Hb kurang dari/sama dengan

    10 g%, namun hemoptisis berlangsung terus.

    Penulis lain menyatakan kriteria hemoptisis lebih dari 150 ml/jam dan

    terus berlangsung.

    Pneumotorak adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang

    menyebabkan kolapsnya paru. Tersering disebabkan oleh ruptur spontanpleura visceralis yang menimbulkan kebocoran udara ke rongga thorak.

    Status asmatikus adalah episode progresif peningkatan gejala pendek

    nafas, batuk mengi, sesak dada atau kombinasi dari gejala-gejala

    tersebut. Hal ini adalah pertanda kegagalan pengelolaan asma jangka

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    4/14

    panjang atau adanya faktor pencetus. Status asmatikus mengacu padakasus asma yang berat yang tak berespon terhadap tindakan

    konvensional. Ini merupakan situasi yang mengancam kehidupan dan

    memerlukan tindakan segera.

    Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi

    bakteri, virus maupunjamur. Pneumonia berat jika gejala-gejala dari

    pneumonia bertambah progresif.

    B. ANATOMI VASKULARISASI PARU

    Sirkulasi darah paru berasal dari 2 sistem sirkulasi yaitu sirkulasi

    pulmoner dan sirkulasi bronkial.

    Arteri pulmonalis membawa darah dari ventrikel kanan menuju

    pembuluh darah kapiler paru dan kembali ke atrium kiri melalui vena

    pulmonalis. Arteri pulmonalis berjalan sepanjang bronkus dan hanya

    memperdarahi bronkiolus terminalis serta selanjutnya bercabang-cabang

    ke alveolus membentuk pembuluh darah kapiler paru yang berfungsi

    dalam pertukaran gas.Sirkulasi pulmoner merupakan suatu sistem

    sirkulasi dengan tekanan rendah yaitu berkisar antara 15-20 mmHg pada

    saat sistolik dan 5-10 mmHg pada saat diastolik.

    Sirkulasi bronkial berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada paru dan

    saluran nafas. Pembuluh darah pada sirkulasi bronkial memiliki tekanan

    sesuai tekanan pembuluh darah sistemik. Umumnya arteri bronkialis

    berasal dari aorta atau pada beberapa individu berasal dari arteri

    intercostalis. Namun arteri bronkialis dapat pula berasal atau memiliki

    kolateral dengan arteri subklavia, brakhiosefalik, mamaria interna, frenikus

    dan arteri koroner. Pleura parietalis diperdarahi oleh arteri interkostalis,

    mamaria interna, musculofrenikus, sedangkan pleura viseralis diperdarahi

    oleh cabang arteri bronkialis.

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    5/14

    C. ETIOLOGI

    Penyebab terjadinya penyakit gawat paru antara lain :

    1. Gangguan otak : trauma, stroke, obat-obatan (CNS Depressant),

    neoplasma dan epilepsi.

    2. Kelainan medula spinalis dan susunan neuromuskuler : miastenia

    gravis, polineuritis, lesi transversa medula spinalis daerah servikal dll.

    3. Gangguan dinding thorax dan ruptur diafragma.

    4. Obstruksi jalan nafas karena benda asing, pembengkakan jalan nafas,

    trauma jalan nafas, luka bakar.

    5. Kelainan parenkim paru, emfisema, infeksi paru, pneumothorax dan

    aspirasi.

    6. Gangguan kardiovaskuler yang menyebabkan perfusi paru

    7. Setelah infark miokard.

    D. KLASIFIKASI

    1. Hemoptisis masif

    Hemoptisis atau batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak

    yang mengandung darah, akibat perdarahan dari saluran nafas

    dibawah laring atau perdarahan yang keluar ke saluran nafas dibawah

    laring. Menurut Busroh (1978) yang disebut hemoptisis masif adalah :

    a. lebih dari 600 ml/24 jam dan perdarahan belum berhenti.

    b. 250600 ml/24 jam dengan disertai kadar Hb kurang dari/sama

    dengan 10 g%, namun hemoptisis berlangsung terus.

    Hemoptisis masif merupakan keadaan gawat dalam bidang medis dan

    perlu segera ditanggulangi.Asfiksia merupakan penyebab kematianterbanyak dari hemoptisis masif.

    2. Pneumothorak ventil

    Terjadi peningkatan progresif tekanan intrapleural yang menimbulkan

    kolaps paru yang progresif dan diikuti pendorongan mediastinal dan

    kompresi paru kontralateral.Pada pneumotorak berat terjadi penurunan

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    6/14

    ventilasi dan AV shuntdiikuti hipoksemi. Hal ini lebih berat dan cepat

    terjadi pada pneumotorak sekunder yang disertai penyakit paru lain.

    3. Status asmatikus

    asma merupakan penyakit inflamasi kronik jalan napas yang

    disebabkan oleh berbagai jenis sel radang termasuk sel mast dan

    eosinofil.

    Asma Akut Berat atau status asmatikus adalah episode progresif

    peningkatan gejala pendek napas, batuk, mengi, sesak dada atau

    kombinasi dari gejala-gejala tersebut. Hal ini adalah pertanda

    kegagalan pengelolaan asma jangka panjang atau adanya pencetus.

    Suatu serangan asma yang berat, berlangsung dalam beberapa

    jam sampai beberapa hari, yang tidak memberikan perbaikan pada

    pengobatan yang lazim. Status asmatikus merupakan kedaruratan

    yang dapat berakibat kematian, oleh karena itu apabila terjadi

    serangan, harus ditanggulangi secara tepat dan diutamakan terhadap

    usaha menanggulangi sumbatan saluran pernapasan. Keadaan

    tersebut harus dicegah dengan memperhatikan faktor-faktor yang

    merangsang timbulnya serangan (debu, serbuk, makanan tertentu,

    infeksi saluran napas, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti

    aspirin, dan lain-lain)

    4. Pneumonia Berat

    Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru yang disebabkan oleh

    bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda

    asing. Pneumonia adalah suatu peradangan pada paru yang

    disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus,

    jamur, dan benda asing. Penyakit ini merupakan penyakit yang serius

    yang dapat mengenai semua umur terutama pada bayi/ anak, usia lebih

    dari 65 tahun, dan orang dengan penyakit pemberat lain seperti

    penyakit jantung kongestif, diabetes, dan penyakit paru kronis.

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    7/14

    E. PATOFISIOLOGI

    1. Hemoptisis Masif

    Mekanisme terjadinya batuk darah adalah sbb. (Wolf, 1977) :

    a. Radang mukosa

    Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh

    darah menjadi rapuh, sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah

    cukup untuk menimbulkan batuk darah.

    b. Infark paru

    Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau inflasi mikroorganisme

    pada pembuluh darah, seperti infeksi coccus, virus dan infeksi oleh

    jamur.

    c. Pecahnya pembuluh darah vena atau kapiler

    Distensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminal

    seperti pada dekompensasi kordis kiri akut dan mitral stenosis. Pada

    mitral stenosis, perdarahan dapat terjadi akibat pelebaran vena

    bronkialis.

    d. Kelainan membran alveolokapiler

    Akibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, seperti pada

    Goodpastures syndrome.

    e. Perdarahan kavitas tuberkulosis

    Pecahnya pembuluh darah dinding kavitas tuberkulosis yang dikenal

    dengan aneurisma Rasmussen; pemekaran pembuluh darah ini

    berasal dari cabang pembuluh darah bronkial. Perdarahan pada

    bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah cabang

    bronkial.

    f. Invasi tumor ganas

    g. Cidera paru.

    2. Pneumothorak ventil

    Pneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista

    kecil yang diameternya tidak lebih dari 1 --2 cm yang berada di bawah

    permukaan pleura viseralis, dan sering ditemukan di daerah apeks

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    8/14

    lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya

    perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui jaringan

    intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura

    viseralis. Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum diketahui dengan

    pasti, tetapi diduga ada dua faktor sebagai penyebabnya.

    a. Faktor infeksi atau radang paru.

    Infeksi atau radang paru walaupun minimal akan membentuk

    jaringan parut pada dinding alveoli yang akan menjadi titik lemah.

    b. Tekanan intra alveolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan.

    Mekanisme ini tidak dapat menerangkan kenapa pneumotoraks

    spontan sering terjadi pada waktu penderita sedang istirahat.

    Dengan pecahnya bleb yang terdapat di bawah pleura viseralis,

    maka udara akan masuk ke dalam rongga pleura dan terbentuklah

    fistula bronkopleura. Fistula ini dapat terbuka terus, dapat tertutup,

    dan dapat berfungsi sebagai ventil.

    3. Status Asmatikus

    Kenaikan resistensi saluran nafas dapat disamakan dengan bernafas

    melalui tabung yang sempit. Meningginya tonus bronkus pada

    penderita asma, menyebabkan terjadinya penutupan saluran nafas

    yang dini. Obstruksi saluran nafas

    a. Spasme otot polos

    b. Hipertrofi otot polos

    c. Edema dinding bronkus dengan infiltrasi sel inflamasi

    d. Hipersekresi kelenjar dengan mukus yang menyumbat

    Semuanya ini merupakan hal-hal yang penting pada asma kronis

    dan status asmatikus

    4. Pneumonia berat

    Pneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu

    reaksi inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada

    alveoli dan menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan

    difusi oksigen serta karbon dioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    9/14

    neutrofil, juga bermigrasi ke dalam alveoli dan memenuhi ruang yang

    biasanya mengandung udara. Area paru tidak mendapat ventilasi

    yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan bronkospasme,

    menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan

    mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena

    yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang

    terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung tanpa mengalami

    oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau dari sisi kanan ke sisi kiri

    jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak

    teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.

    F. DIAGNOSIS

    1. Hemoptisis Masif

    Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan urutan pemeriksaan

    sebagai berikut .

    a. Anamnesis teliti

    Perlu dipastikan apakah penderita benar-benar mengalami batuk

    darah bukan epitaksis atau muntah darah. Muntah darah karena

    varises esofagus atau ulkus peptikum dapat menyerupai batuk

    darah. Untuk membedakan antara batuk darah dengan muntah

    darah dapat dipergunakan petunjuk sebagai berikut :

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    10/14

    Hal-hal yang perlu ditanyakan(4 ) :

    1) Batuk dan ekspektorasi dahak bersifat mukopurulen atau purulen

    Batuk dengan dahak purulen atau mukopurulen menunjukkan

    adanya infeksi seperti bronkitis, pneumoni atau abses paru sertabronkiektasis, yang semuanya dapat menyebabkan batuk darah.

    2) Riwayat kelainan katup jantung

    Adanya riwayat kelainan katup jantung, akan mengarahkan

    kecurigaan terhadap kemungkinan adanya stenosis katup mitral;

    dalam keadaan demikian darah yang dibatukkan berasal dari

    anastomosis vena bronkopulmonal yang terdapat di dinding bronkus.

    3) Batuk darah yang menyertai cedera dada

    Adanya cedera dada akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah

    trakeobronkial atau pecahnya kista paru, akan menimbulkan batuk

    darah.

    4) Perdarahan di tempat lain serempak dengan batuk darah

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    11/14

    Keadaan ini akan menunjukkan adanya diatesa hemoragik atau

    diskrasia darah

    5) Perokok berat yang telah berlangsung lama

    Adanya batuk darah pada penderita yang merokok dan telah

    berlangsung lama serta berumur lebih dari 40 tahun, akanmengarahkan perhatian kita terhadap proses keganasan di paru.

    6) Sakit pada tungkai atau adanya pembengkakan serta sakit dada

    Adanya batuk darah disertai dengan keluhan sakit di tungkai atau

    adanya edema akan mengarahkan perhatian terhadap adanya infark

    paru; untuk keadaan demikian, batuk darah merupakan petunjuk

    adanya penyakit dengan risiko tinggi.

    7) Hematuri yang disertai dengan batuk darah

    Adanya batuk darah disertai hematuri akan menimbulkan kecurigaan

    kita adanya kelainan yang disebabkan oleh Wegener's

    granulomatosis, Goodpastures syndrome atau Lupuserythematosus.

    b. Pemeriksan Fisik

    Path pemeriksaan fisik hendaklah dicari gejala/tanda lain diluar paru

    yang dapat mendasari terjadinya batuk darah, antara lain :

    1) Jari tabuh

    Tanda ini menunjukkan adanya karsinoma paru, bronkiekasis, abses

    paru yang bersifat kronis.

    2) Bising sistolik dan opening snap

    Tanda ini merupakan pertanda penyakit katup mitral.

    3) Pembesaran kelenjar limfe

    Pembesaran kelenjar servikal, skalenus dan supraklavikula dapat

    terjadi akibat anal sebar karsinoma bronkus.

    4) Ulserasi septum nasalis

    Kerusakan septum nasalis merupakan pertanda adanya penyakit

    granulomatosis.

    5) Teleangiektasi

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    12/14

    Teleangiektasi di bibir dan mukosa mcrupakan pertanda adanya

    penyakit Rendu-Osler-Weber.

    c. Pemeriksaan Laboratorium

    Pada keadaan darurat, pemeriksaan laboratorium dapat dibatasi pada

    pemeriksaan Hb yang kemudian diikuti denganpemeriksaan darah rutin,

    urine dan tinja. Pemeriksaan pembekuan darah meliputi protrombin dan

    partial thromboplastinetime dilakukan bila memang diperlukan.

    Pemeriksaan sputum berupa pemeriksaan Gram, BTA, kultur bakteri,

    jamur perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang mendasari

    terjadinya batuk darah tersebut. Pemeriksaan sitologi sputum dilakukan

    bila ada kecurigaan terhadap keganasan. Pemeriksaan ini ditujukan

    terutama pada penderita dengan risiko besar untuk mendapat kanker

    paru,seperti pada laki-laki perokok berat usia di atas 40 tahun,

    meskipun foto toraks tampak normal.

    d. Pemeriksaan Khusus

    a) Foto toraks dalam posisi PA dan lateral hendaklah dibuat pada

    setiap penderita hemoptisis masif, ditambah dengan dalam posisi

    lordotik dan oblik dengan tujuan untuk mendapatkan diagnosis lebih

    khusus. Gambaran opasitas dapat menunjukkan tempat dan

    kemungkinan penyebab.

    b) Batuk darah masif merupakan indikasi kuat untuk pemeriksaan

    bronkoskopi. Bronkoskopi dilakukan untuk mengevaluasi hemoptisis

    masif terutama pada orang tua di mana foto toraks tidak

    memperlihatkan kelainan, terlebih-lebih bila terdapat riwayat perokok

    berat. Hal ini sangat penting, mengingat pada stadium dini, kanker

    paru yang menyebabkan batuk darah masif dapat disembuhkan

    dengan tindakan bedah saja. Pemeriksaan bronkoskopi yang tidak

    memperlihatkan kelainan belum dapat menyingkirkan kemungkinan

    adanya tumor ganas paru Akibat benturan dinding dada, maka

    jaringan paru akan mengalami transudasi ke dalam alveoli dan

    keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    13/14

    c) Sputum, untuk pemeriksaan bakteriologik dan patologik.

    d) Analisis gas darah, dapat membantu dalam hal aneurisma AV.

    e) Lain-lain - pemeriksaan urine., Hb, hematokrit, lekosit, trombosit,

    pemeriksaan waktu perdarahan/pembekuan atau lainnya.

    2. Pneumothorax

    a. Anamnesis

    Sulit bernafas yang timbul mendadak dengan disertai nyeri dada

    yang terkadang dirasakan menjalar ke bahu. Dapat disertai batuk

    dan terkadang terjadi hemoptisis.

    Perlu ditanyakan adanya penyakit paru atau pleura lain yang

    mendasari pneumotorak, dan menyingkirkan adanya penyakit

    jantung.

    b. Pemeriksaan fisik

    1) Sesak nafas dan takikardi yang dapat disertai sianosis pada

    pneumotorak ventil atau ada penyakit dasar paru.

    2) Gerakan torak mungkin tampak tertinggal, deviasi trakhea, ruang

    interkostal melebar, perkusi hipersonor dan penurunan suara

    pernafasan.

    3) Dapat menghilangkan atau mengurangi pekak jantung atau hati.

    4) Pada tingkat yang berat terdapat gangguan respirasi/sianosis,

    gangguan vaskuler/syok.

    5) Komplikasi dapat berupa hemopneumotorak, pneumomediastinum

    dan emfisema kutis, fistel bronkopleural dan empiema.

    c. Foto thoraks

    Gambaran paru yang kolaps ke arah hilus dengan radiolusen ke

    sebelah perifer. Gambaran ini akan membesar pada posisi ekspirasi.

    3. Status Aasmatikus

    a. Anamnesis

    1) Serangan asma sekarang:

    a) Faktor pencetus : infeksi, alergen

    b) terapi awal dan respons dalam 12 jam

  • 7/30/2019 79914215-gawat-darurat-paru

    14/14

    c) lamanya serangan

    2) Keadaan asma sebelumnya/risiko tinggi:

    a) Penggunaan kortikosteroid

    b) Perawatan darurat/RS tahun sebelumnya

    c) Intubasi untuk asma

    d) Masalah psikososial

    e) Kelalaian dalam melaksanakan terapi asma.