76672466 Lp Berduka Disfungsional

15
LAPORAN PENDAHULUAN BERDUKA DISFUNGSIONAL KONSEP MEDIS KEHILANGAN A. PENGERTIAN Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. B. TIPE-TIPE KEHILANGAN Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

Transcript of 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Page 1: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

LAPORAN PENDAHULUAN

BERDUKA DISFUNGSIONAL

KONSEP MEDIS

KEHILANGAN

A. PENGERTIAN

Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari

kehidupan. Kehilangan adalah suatu kondisi yang terputus atau terpisah

atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak kejadian tersebut.

Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa

kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga,

sebagian atau total dan bisa kembali atau tidak dapat kembali.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan

sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi

sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang

pernah dialami oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak

lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan

mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.

B. TIPE-TIPE KEHILANGAN

Kehilangan dibagi dalam 2 tipe yaitu:

1. Aktual atau nyata

Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,

kematian orang yang sangat berarti / di cintai.

2. Persepsi

Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan,

misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan

perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi menurun.

C. JENIS JENIS KEHILANGAN

Terdapat lima kategori kehilangan :

Kehilangan seseorang yng dicintai

Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self)

Page 2: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Kehilangan objek eksternal

Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal

Kehilangan kehidupan

D. RENTANG RESPON KEHILANGAN

Denial Anger Bergaining Depresi Acceptamce

BERDUKA

A. PENGERTIAN

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap

kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas,

sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.

Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian

kehilangan. NANDA merumuskan ada dua tipe dari berduka yaitu berduka

diantisipasi dan berduka disfungsional.

Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan

pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun

yang dirasakan seseorang, hubungan/kedekatan, objek atau

ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini

masih dalam batas normal.

Berduka disfungsional adalah suatu status yang merupakan

pengalaman individu yang responnya dibesar-besarkan saat individu

kehilangan secara aktual maupun potensial, hubungan, objek dan

ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang menjurus ke tipikal,

abnormal, atau kesalahan/kekacauan.

B. TEORI DARI PROSES BERDUKA

1. Teori Engels

Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase

yang dapat diaplokasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun

menjelang ajal.

Page 3: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Fase I (shock dan tidak percaya)

Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin

menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik

termasuk pingsan, diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa

istirahat, insomnia dan kelelahan.

Fase II (berkembangnya kesadaran)

Seseoarang mulai merasakan kehilangan secara nyata/akut dan

mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi,

depresi, dan kekosongan jiwa tiba-tiba terjadi.

Fase III (restitusi)

Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang

hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima

perhatian yang baru dari seseorang yang bertujuan untuk mengalihkan

kehilangan seseorang.

Fase IV

Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap

almarhum. Bisa merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang

perhatiannya di masa lalu terhadap almarhum.

Fase V

Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai

diketahui/disadari. Sehingga pada fase ini diharapkan seseorang sudah

dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah berkembang.

2. Teori Kubler-Ross

Kerangka kerja yang ditawarkan oleh Kubler-Ross (1969) adalah

berorientasi pada perilaku dan menyangkut 5 tahap, yaitu sebagai berikut:

a)  Penyangkalan (Denial)

Individu bertindak seperti seolah tidak terjadi apa-apa dan dapat

menolak untuk mempercayai bahwa telah terjadi kehilangan. Pernyataan

seperti “Tidak, tidak mungkin seperti itu,” atau “Tidak akan terjadi pada

saya!” umum dilontarkan klien.

Page 4: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

b)    Kemarahan (Anger)

Individu mempertahankan kehilangan dan mungkin “bertindak

lebih” pada setiap orang dan segala sesuatu yang berhubungan dengan

lingkungan. Pada fase ini orang akan lebih sensitif sehingga mudah sekali

tersinggung dan marah. Hal ini merupakan koping individu untuk

menutupi rasa kecewa dan merupakan menifestasi dari kecemasannya

menghadapi kehilangan.

c)    Penawaran (Bargaining)

Individu berupaya untuk membuat perjanjian dengan cara yang

halus atau jelas untuk mencegah kehilangan. Pada tahap ini, klien sering

kali mencari pendapat orang lain.

d)     Depresi (Depression)

Terjadi ketika kehilangan disadari dan timbul dampak nyata dari

makna kehilangan tersebut. Tahap depresi ini memberi kesempatan untuk

berupaya melewati kehilangan dan mulai memecahkan masalah.

e)      Penerimaan (Acceptance)

Reaksi fisiologi menurun dan interaksi sosial berlanjut. Kubler-

Ross mendefinisikan sikap penerimaan ada bila seseorang mampu

menghadapi kenyataan dari pada hanya menyerah pada pengunduran diri

atau berputus asa.

3. Teori Martocchio

Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang mempunyai

lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat diharapkan. Durasi kesedihan

bervariasi dan bergantung pada faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu

sendiri. Reaksi yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12

bulan dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5 tahun.

4. Teori Rando

Rando (1993) mendefinisikan respon berduka menjadi 3 katagori:

Penghindaran

Pada tahap ini terjadi shock, menyangkal dan tidak percaya.

Page 5: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Konfrontasi

Pada tahap ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien

secara berulang-ulang melawan kehilangan mereka dan kedukaan mereka

paling dalam dan dirasakan paling akut.

Akomodasi

Pada tahap ini terjadi secara bertahap penurunan kedukaan akut dan

mulai memasuki kembali secara emosional dan sosial dunia sehari-hari

dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehidupan mereka.

C. POHON MASALAH BERDUKA DISFUNGSIONAL

Gangguan konsep diri : HDR (akibat)

Bersuka disfungsional (Core problem)

Kehilangan (etiologi)

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Data yang dapat dikumpulkan adalah:

a. Perasaan sedih, menangis.

b. Perasaan putus asa, kesepian

c. Mengingkari kehilangan

d. Kesulitan mengekspresikan perasaan

e. Konsentrasi menurun

f. Kemarahan yang berlebihan

g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.

h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.

i. Reaksi emosional yang lambat

j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

Page 6: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

B. Diagnosa keperawatan: Berduka disfungsional

Definisi: sesuatu respon terhadap kehilangan yang nyata maupun yang

dirasakan dimana individu tetap terfiksasi dalam satu tahap proses berduka

untuk suatu periode waktu yang terlalu lama, atau gejala berduka yang normal

menjadi berlebih-lebihan untuk suatu tingkat yang mengganggu fungsi

kehidupan.

C. ETIOLOGI

Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa konsep nilai untuk

individu

Kehilangan yang terlalu berat (penumpukan rasa berduka dari kehilangan

multiple yang belum terselesaikan)

Menghalangi respon berduka terhadap suatu kehilangan

Tidak adanya antisipasi proses berduka

Perasaan bersalah yang disebabkan oleh hubungan ambivalen dengan

konsep kehilangan.

D. BATASAN KARAKTERISTIK

Idealisasi kehilangan (konsep)

Mengingkari kehilangan

a. Kemarahan yang berlebihan, diekspresikan secara tidak tepat

b. Obsesi-obsesi pengalaman-pengalaman masa lampau

c. Merenungkan perasaan nersalah secara berlebihan dan dibesar-

basarkan tidak sesuai dengan ukuran situasi.

Regresi perkembangan

Gangguan dalam konsentrasi

Kesulitan dalam mengekspresikan kehilangan

Afek yang labil

Kelainan dalam kebiasaan makan, pola tidur, pola mimpi, tingkat aktivitas,

libido.

Page 7: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

E. SASARAN/TUJUAN

Sasaran jangka pendek

Pasien akan mengekspresikan kemarahan terhadap konsep kehilangan dalam 1

minggu.

Sasaran jangka panjang

Pasien akan mampu menyatakan secara verbal perilaku-perilaku yang

berhubungan dengan tahap-tahap berduka yang normal. Pasien akan mampu

mengakui posisinya sendiri dalam proses berduka sehingga ia mampu dengan

langkahnya sendiri terhadap pemecahan masalah.

F. INTERVENSI DENGAN RASIONAL TERTENTU

o Tentukan pada tahap berduka mana pasian terfiksasi. Identifikasi perilaku-

perilaku yang berhubungan dengan tahap ini.

Rasional

Pengkajian data dasar yang akurat adalah penting untuk perencanaan

keperawatan yang efektif bagi pasien yang berduka.

o Kembangkan hubungan saling percaya dengan pasien. Perlihatkan empati

dan perhatian. Jujur dan tepati semua janji

Rasional

Rasa percaya merupakan dasar unutk suatu kebutuhan yang terapeutik.

o Perlihatkan sikap menerima dan membolehkan pasien untuk

mengekspresikan perasaannya secara terbuka

Rasional

Sikap menerima menunjukkan kepada pasien bahwa anda yakin bahwa ia

merupakan seseorang pribadi yang bermakna. Rasa percaya meningkat.

o Dorong pasien untuk mengekspresikan rasa marah. Jangan menjadi

defensif jika permulaan ekspresi kemarahan dipindahkan kepada perawat

atau terapis. Bantu pasien untuk mengeksplorasikan perasaan marah

sehingga pasien dapat mengungkapkan secara langsung kepada objek atau

orang/pribadi yang dimaksud.

Rasional

Page 8: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Pengungkapan secara verbal perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak

mengancam dapat membantu pasien sampai kepada hubungan dengan

persoalan-persoalan yang belum terpecahkan.

o Bantu pasien untuk mengeluarkan kemarahan yang terpendam dengan

berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas motorik kasar (mis, joging, bola

voli,dll)

Rasional

Latihan fisik memberikan suatu metode yang aman dan efektif untuk

mengeluarkan kemarahan yang terpendam.

o Ajarkan tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang

berhubungan dengan setiap tahap. Bantu pasien untuk mengerti bahwa

perasaan seperti rasa bersalah dan marah terhadap konsep kehilangan

adalah perasaan yang wajar dan dapat diterima selama proses berduka.

Rasional

Pengetahuan tentang perasaan-perasaan yang wajar yang berhubungan

dengan berduka yang normal dapat menolong mengurangi beberapa

perasaan bersalah menyebabkan timbulnya respon-respon ini.

o Dorong pasien untuk meninjau hubungan dengan konsep kehilangan.

Dengan dukungan dan sensitivitas, menunjukkan realita situasi dalam

area-area dimana kesalahan presentasi diekspresikan.

Rasional

Pasien harus menghentikan persepsi idealisnya dan mampu menerima baik

aspek positif maupun negatif dari konsep kehilangan sebelum proses

berduka selesai seluruhnya.

o Komunikasikan kepada pasien bahwa menangis merupakan hal yang dapat

diterima. Menggunakan sentuhan merupakan hal yang terapeutik dan tepat

untuk kebanyakan pasien.

Bantu pasien dalam memecahkan masalahnya sebagai usaha untuk

menentukan metoda-metoda koping yang lebih adaptif terhadap

pengalaman kehilangan. Berikan umpan balik positif untuk identifikasi

strategi dan membuat keputusan.

Page 9: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

Rasional

Umpan balik positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan

perilaku yang diharapkan.

G. HASIL PASIEN YANG DIHARAPKAN/KRITERIA PULANG

1. Pasien mampu untuk menyatakan secara verbal tahap-tahap proses

berduka yang normal dan perilaku yang berhubungan debgab tiap-tiap

tahap.

2. Pasien mampu mengidentifikasi posisinya sendiri dalam proses berduka

dan mengekspresikan perasaan-perasaannya yang berhubungan denga

konsep kehilangan secara jujur.

3. Pasien tidak terlalu lama mengekspresikan emosi-emosi dan perilaku-

perilaku yang berlebihan yang berhubungan dengan disfungsi berduka dan

mampu melaksanakan aktifitas-aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri.

Page 10: 76672466 Lp Berduka Disfungsional

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.

Suseno, Tutu April. 2004. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto.

Townsend, Mary C. 1998. Diagnosa Keperawatan pada Keperawatn Psikiatri, Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.

stikes.fortdekock.ac.id

Stuart and Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa, ed.3. Jakarta: ECG.