62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
-
Upload
fatchul-choiri -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
1/17
LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK
HIPERTENSI PADA LANSIA
DIBUAT OLEH :
NAMA : BENDI IRA APLONIA MANU
NIM : 10160015
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STASE KEPERAWATAN GERONTIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
2/17
HIPERTENSI PADA LANSIA
a.
Definisi
Hipertensi adalah apabila tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan
diastolik > 90 mmHg, atau apabila pasien memakai obat anti hipertensi (Slamet Suyono,
2001 dan Arif Mansjoer, 2001).
Hipertensi menurut WHO adalah hipertensi jika tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg atau tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Hipertensi adalah peningkatan
dari tekanan sistolik standar dihubungkan dengan usia, tekanan darah normal adalah
refleksi dari kardiak out put atau denyut jantung dan resistensi puerperal. Hipertensi
adalah desakan darah yang berlebihan dan hampir konstan pada arteri. Tekanan
dihasilkan oleh kekuatan jantung ketika memompa darah, hipertensi, berkaitan dengan
kenaikan tekanan diastolik, dan tekanan sistolik atau kedua-duanya secara terus menerus.
b.
Etiologi
Hipertensi dapat disebabkan oleh interaksi bermacam-macam faktor antara lain:
1. Kelelahan
2. Proses penuaan
3. Keturunan
4. Diet yang tidak seimbang
5.
Stress6. Akibat/ komplikasi dari penyakit hipertensi: Gagal jantung, gagal ginjal, stroke
(kerusakan otak), kelumpuhan.
c.
Patofisiologi
Komponen-komponen utama pada system kardiovaskuler adalah jantung dan
vaskularisasinya. Jantung pada lansia normal tanpa hipertensi atau penyalit klinis tetap
mempunyai ukuran yang sama atau menjadi sedikit lebih kecil daripada usia setengah
bayi. Secar umum frekuensi denyut jantung menurun, isi sekuncup menurun dan curah
jantung berkurang 30-40%.
Perubahan juga terjadi pada katup mitral dan aorta, katup-katup tersebut
mengalami sklerosis dan penebalan. Endokardium menebal dan terjadi sklerosis, miokard
menjadi lebih kaku dan lebih lambat dalam pemulihan kontraktilitas dan kepekaan,
sehingga stress mendadak/lama dan takikardia kurang diperhatikan. Peningkatan
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
3/17
frekuensi jantung dalam berespon terhadap stress berkurang dan peningkatan frekuensi
jantung lebih lama untuk pengembalian pada kondisi dasar. Untuk mengkompensasi
adanya masalah dalam frekuensi jantung, maka isi sekuncup meningkat, sehingga
meningkatkan curah jantung yang dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah
Penurunan kadar hemoglobin pada lansia mengakibatkan penurunan pada
konsentrasi oksigen yang dapat ditransportasi oleh darah sehinga oksigenasui menjadi
tidak adekuat. Ditambah lagi dengan masukan diet yang buruk, kondisi psikologis seperti
kesepian, serta adanya penyakit kronis dapat menjadi faktor pemberat anemia
Perubahan-perubahan normal pada jantung (kekuatan otot jantung berkurang),
pembuluh darah (arteriosklerosis;elastisitas dinding pembuluh darah berkurang), dan
kemampuan memompa dari jantung harus bekerja keras sehingga terjadi hipertensi.
Semua hal tersebut ini berhubungan dengan proses menua dimana dapat mengubah
fungsi dan menempatkab para lansia pada resiko terhadap penyakit.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Jantung :
1. Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment)
pada serat-serat miokardium.
2. Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens
menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang
disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3. Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur
irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75% sejak
manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan
terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan kehilangan pada
tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
4. Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini
menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun
terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga
melambat.
5. Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini disebabkan
karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun.
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
4/17
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah :
1. Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya. Ini menyebabkan
meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri memompa sehingga tekanan sistolik
dan afterload meningkat. Keadaan ini akan berakhir dengan yang disebut Isolated
aortic incompetence. Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam tekanan
diastolik.
2. Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor -adrenergik. Selain itu
reaksi terhadap perubahan-perubahan baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun.
Perubahan respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi
Ortostatik pada lansia.
3.
Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah :
1. Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun menurun.
2. Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga terjadi
penurunan jumlah Leukosit yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Hal
ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi menurun.
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
5/17
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanandarah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis,
hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
d. Pathway
e. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hipertensi pada lansia secara umum adalah : Sakit kepala,
Perdarahan hidung, Vertigo, Mual muntah Perubahan penglihatan, Kesemutan pada kaki
dan tangan, Sesak nafas, Kejang atau komaNyeri dada
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
6/17
2. Gejalayang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas,
gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
f.
Komplikasi
Akibat atau komplikasi dari penyakit hipertensi yang dapat terjadi pada lansia adalah :
1. gagal jantung
2. gagal ginjal3. stroke
4. kelumpuhan.
g.
Pemeriksaan penunjang
1. Hemoglobin / hematokrit : Untuk mengkaji hubungan dari selsel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktorfaktor resiko seperti
hiperkoagulabilitas dan anemia
2. BUN : Memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Glukosa : Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4. Kalium serum : Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5. Kalsium serum : Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
6.
Kolesterol dan trigliserid serum : Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
7. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan
hipertensi
8. Kadar aldosteron urin/serum : Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
7/17
9. Urinalisa : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes.
10.Asam urat : Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
11.Steroid urin : Kenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
12.IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal,
batu ginjal/ureter.
13.Foto dada : Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
14.CT scan :Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
15.EKG : Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
h. Penatalaksanaan
1.
Pencegahan Primer
Faktor resiko hipertensi antara lain: tekanan darah diatas rata-rata, adanya hipertensi
pada anamnesis keluarga, ras (negro), tachycardi, obesitas dan konsumsi garam yang
berlebihan dianjurkan untuk:
a) Mengatur diet agar berat badan tetap ideal juga untuk menjaga agar tidak terjadi
hiperkolesterolemia, Diabetes Mellitus, dsb.
b) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
c) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi rendah garam.
d) Melakukan exercise untuk mengendalikan berat badan.
e) Pencegahan sekunder
2. Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah diketahui menderita hipertensi
berupa:
a) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan obat maupun dengan
tindakan-tindakan seperti pada pencegahan primer.
b) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol secara normal dan
stabil mungkin. Faktor-faktor resiko penyakit jantung ischemik yang lain harus
dikontrol.
c) Batasi aktivitas
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
8/17
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas
akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan
pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg.
Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
a. Terapi tanpa Obat
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat
ini meliputi :
1) Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
- Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
- Penurunan berat badan
- Penurunan asupan etanol
- Menghentikan merokok
2) Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah dianjurkan untuk
penderita hipertensi. Macam olah raganya yaitu isotonis dan dinamis
seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga
yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut
nadi maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20
25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x
perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3) Edukasi Psikologis. Pemberian edukasi psikologis untuk penderita
hipertensi meliputi :
- TehnikBiofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
9/17
- Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4) Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
b. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja
tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar
penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu
dilakukan seumur hidup penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh
Komite Dokter Ahli Hipertensi (JOINT NATIONAL COMMITTEE ON
DETECTION, EVALUATION AND TREATMENT OF HIGH BLOOD
PRESSURE, USA, 1988) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta,
antagonis kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal
pertama dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada
pada penderita.
Pengobatannya meliputi :
1) Step 1 : Obat pilihan pertama : diuretika, beta blocker, Ca antagonis,
ACE inhibitor
2) Step 2 : Alternatif yang bisa diberikan : Dosis obat pertama dinaikkan.,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke 2 jenis
lain, dapat berupa diuretika , beta blocker, Ca antagonis, Alpa blocker,
clonidin, reserphin, vasodilator
3)
Step 3 : Alternatif yang bisa ditempuh : Obat ke-2 diganti, Ditambah
obat ke-3 jenis lain
4) Step 4 : Alternatif pemberian obatnya : Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-
evaluasi dan konsultasi dan Follow Up untuk mempertahankan terapi
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
10/17
Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan
komunikasi yang baik antara pasien dan petugas kesehatan (perawat, dokter)
dengan cara pemberian pendidikan kesehatan.
2.
Pengkajian
1. Aktifitas/ istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi
jantung murmur, distensi vena jugularis
3. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan
yang meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicara
4.
EliminasiGejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal ), obstruksi.
5. Makanan/ cairan
Gejala : Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual,
muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
6. Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan
penglihatan.
Tanda : Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan
retina optik. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyamanan
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
11/17
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
12/17
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan selama 4 hari kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi secara adekuat
Kriteria : - nafsu makan klien meningkat
- porsi yang disediakan habis
- klien makan 3 kali dengan kalori yang cukup
- Dalam waktu 1-2 bulan ada peningkatan BB
Intervensi :
a.
Kaji pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh
Rasional : Pengetahuan yang kurang tentang nutrisi mempengaruhi dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
b. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh terutama
pada lansia
Rasional : Penjelasan yang adekuat akan meningkatkan pemahaman tentang
nutrisi
c. Anjurkan klien makan sedikit sedikit tapi sering
Rasional : meningkatkan asupan makanan
d. Anjurkan klien membiasakan makan pagi
Rasional : pola yang baik meningkatkan asupan makanan disamping menghindari
kekosongan lambung
e. Ajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh usila dan pentingnya
tinggi serat bagi tubuh
Rasional : dengan mengetahui makanan yang dikonsumsi serta pentingnya serat
akan memperbaiki pencernaan usus/proses asorbsi
f. Ciptakan lingkungan tempat makan yang nyaman
Rasional : lingkungan yang nyaman akan meningkatkan selera makan.
g. dampingi klien saat makan
Rasional : Mendeteksi asupan makanan klien
h. Pantau berat badan klien setiap 2 hari sekali
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
13/17
Rasional : dengan pemantauan BB diketahui peningkatan atau penurunan BB
i. Kerjasama dengan petugas panti menu klien lansia yang adekuat
Rasional : Sebagai upaya perbaikan menu agar meningkatkan nafsu makan
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
Tujuan : tidak terjadi intoleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
- Klien dapat berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan atau diperlukan
- Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur
Intervensi
a.
Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunkan parameter :
frekwensi nadi 20 x/menit diatas frekwensi istirahat, catat peningkatan TD,
dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan kelemahan, berkeringat, pusing atau
pingsan.
Rasional : Parameter menunjukan respon fisiologis pasien terhadap stress, aktivitas dan
indikator derajat pengaruh kelebihan kerja jantung.
b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh : penurunan
kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi, peningkatan perhatian pada
aktivitas dan perawatan diri.
Rasional : Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk memajukan tingkat
aktivitas individual.
c. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri.
Rasional : Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan aktivitas bertahap mencegah
peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan kursi mandi,
menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya.
Rasional : Teknik penghematan energi menurunkan penggunaan energi dan sehingga
membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
14/17
4. Inefektif koping individu b.d mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak
terpenuhi, persepsi tidak realistik.
Tujuan : klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda inefektif koping
Kriteria Hasil : - Mengidentifikasi perilaku koping efektif dan konsekuensinya
- menyatakan kesadaran kemampuan koping / kekuatan pribadi
- mengidentifikasi potensial situasi stress dan mengambil langkah untuk
menghindari dan mengubahnya
Intervensi
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku, Misalnya : kemampuan
menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan.
Rasional : Mekanisme adaptif perlu untuk megubah pola hidup seorang, mengatasi
hipertensi kronik dan mengintegrasikan terapi yang diharuskan kedalam kehidupan
sehari-hari
b. Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi untuk
mengatasinya
Rasional : Pengenalan terhadap stressor adalah langkah pertama dalam mengubah respon
seseorang terhadap stressor
c.
Libatkan klien dalam perencanaan perwatan dan beri dorongan partisipasi maksimumdalam rencana pengobatan.
Rasional : Keterlibatan memberikan klien perasaan kontrol diri yang berkelanjutan.
Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat menigkatkan kerjasama dalam regiment
teraupetik
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan kurangnya
informasi mengenai penyakitnya.
Tujuan : Klien menunjukkan peningkatan pengetahuan mengenai penyakitnya
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regiment
pengobatan
Intervensi
a) Kaji tingkat pemahaman klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
15/17
Rasional : Mengidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses penyakit hipertensi
dan mempermudah dalam menentukan intervensi.
b) Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardivaskuler yang dapat
diubah, misalnya : obesitas, diet tinggi lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup
monoton, merokok, pola hidup penuh stress dan minum alcohol (lebih dari 60
cc/hari dengan teratur).
Rasional : Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan dalam menunjang
hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta ginjal.
c) Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional : Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena perasaan sejahtera
yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minimal klien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit, kemajuan dan prognosis. Bila klien tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan pengobatan kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan
dipertahankan.
d) Jelaskan pada klien tentang proses penyakit hipertensi (pengertian,penyebab,tanda
dan gejala,pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut) melalui penkes.
Rasional : Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan klien tentang proses
penyakit hipertensi.
6. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh
darah.
Tujuan : Tidak terjadi penurunan curah jantung
Kriteria Hasil :
- Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban
kerja jantung
- Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima,
- Memperlihatkan norma dan frekwensi jantung stabil dalam rentang normal
pasien
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
16/17
Intervensi
a. Observasi tekanan darah
Rasional : Perbandingan dari tekanan darah memberikan gambaran yang lebih
lengkap tentang keterlibatan vaskuler.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
Rasional : Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis mungkin teramati
saat palpasi. Denyut pada tungkai mungkin menurun, mencerminkan efek dari
vasokontriksi dan kongesti vena.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertropi atrium,
perkembangan S3 menunjukan hipertropi ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya
krakels, mengi dapat mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik.
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat
mencerminkan dekompensasi/penurunan curah jantung.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pembrian terapi anti hipertensi dan diuretik.
Rasional : Menurunkan tekanan darah.
7. Resiko tinggi terhadap cedera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang,
motorik atau persepsi.
Tujuan : Tidak terjadi cidera
Kriteria hasil:
- Mengidentifikasi faktor yang meningkatkan resiko terhadap cedera.
- Memperagakan tindakan keamanan untuk mencegah cedera.
-
Meminta bantuan bila diperlukan
Intervensi:
a. Lakukan tindakan untuk mengurangi bahaya lingkungan.
Rasional : Membantu menurunkan cedera.
-
8/11/2019 62812488 Laporan Pendahuluan Gerontik
17/17
b. Bila penurunan sensitifitas taktil menjadi masalah ajarkan klien untuk melakukan:
- Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan.
- Kaji ekstremitas setiap hari terhadap cedera yang tak terdeteksi.
- Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan lotion
emoltion.
Rasional : Kerusakan sensori pasca CVA dapat mempengaruhi persepsi klien
terhadap suhu.
c. Lakukan tindakan untuk mengurangi resiko yang berkenaan dengan pengunaan
alat bantu.
Rasional : Penggunaan alat bantu yang tidak tepat atau tidak pas dapat
meyebabkan regangan atau jatuh.
d. Anjurkan klien dan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah.
Rasional : Keamanan yang baik meminimalkan terjadinya cidera