50441052-ETT

download 50441052-ETT

of 7

Transcript of 50441052-ETT

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    1/7

    Endo Tracheal Tube (ETT)

    Intubasi endotrakeal mencakup memasukkan selang endotrakeal melalui mulut atau

    hidung ke dalam trakea. Intubasi memberikan jalan nafas yang paten saat pasien mempunyai

    gawat nafas yang tidak dapat diatasi dengan metode yang lebih sederhana. Intubasi

    endotrakeal adalah cara pemberian jalan nafas bagi pasien yang tidak dapat mempertahankan

    sendiri jalan nafas yang adekuat (pasien koma, yang menderita obstruksi jalan nafas), untuk

    ventilasi mekanis, dan untuk pengisapan sekresi dari bronkial

    Perawatan Endotracheal tube adalah perawatan rutin yang membutuhkan perawatan

    posisi dari selang yang benar dan memelihara hygiene dengan baik pada pasien yang

    terpasang endotracheal tube.

    Organ-organ yang terlibat dalam tindakan

    Organ-organ yang terlibat dalam tindakan perawatan pasien tersebut antara lain:

    a. Mulut

    b. Orofaring

    c. Trachea

    Indikasi perawatan

    Indikasi: Pasien yang terpasang endotracheal tube.

    Kontraindikasi: Tidak terdapat kontra indikasi yang absolute pada perawatan pasien yang

    terpasang endotracheal tube.

    Konsep Fisiologi tindakan terhadap tubuh

    Suatu selang endotrakeal biasanya dimasukkan dengan bantuan laringoskop oleh

    tenaga medis, keperawatan, atau terapi pernafasan yang secara khusus dilatih dalam teknik

    ini. Bila selang telah dipasang, cuff di sekeliling selang dikembangkan untuk mencegah

    kebocoran udara sekitar bagian selang dan untuk meminimalkan kemungkinan akibat aspirasi

    dan mencegah gerakan selang.

    Hampir semua ETT memiliki cuff berupa balon yang bisa dikembangkan dari luar

    menggunakan spuit kecuali ETT bayi, tekanan balon pada dinding trakea dapat menyebabkan

    hipoksi epitel mukosa trakea. Epitel ini mudah terinfeksi hingga terjadi erosi mukosa trakea.

    Di samping efek pada pangkal lidah, laring dan trachea, pemasangan ETT juga meniadakan

    proses pemanasan dan pelembaban udara inspirasi kecuali pasien dipasang ventilasi mekanik

    dengan humidifikasi yang baik. Perubahan ini menyebabkan gagalnya silia mukosa bronkus

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    2/7

    mengeluarkan partikel-partikel tertentu dari paru. Discharge trakea berkurang dan menjadi

    kental, akhirnya terjadi metaplasia skuamosa pada epitel trakea.

    Penumpukan sekresi mucus dapat terjadi pada jalan nafas setelah terpasangnya ETT.

    jika tidak mendapat perhatian, maka akan dapat menyumbat bersihan jalan nafas kemudian

    berpengaruh pada pola nafas pasien. Nafas pasien terdengar stridor dan dispneu. Oleh karena

    itu persiapan alat penghisap atau suction sangat dibutuhkan pada permasalahan tersebut.

    Pengisapan sekresi endotrakeal dilakukan melalui selang. Oksigen yang dihangatkan,

    dilembabkan harus selalu dimasukkan melalui selang, apakah pasien bernafas secara spontan

    maupun dalam ventilator. Intubasi endotrakeal dapat digunakan sampai 3 minggu, yang pada

    waktu tersebut trakeostomi harus dianggap dapat menurunkan iritasi dan trauma pada lapisan

    trakea, untuk mengurangi angka kejadian paralisis pita suara (sekunder terhadap kerusakan

    saraf laring), dan untuk mengurangi ruang rugi mekanis.

    Kerugian yang terdapat pada selang endotrakeal atau trakeostomi sama halnya seperti

    kerugian yang terdapat pada modalitas pengobatan lainnya. Satu yang paling nyata adalah,

    bahwa selang menyebabkan rasa tidak nyaman. Selain itu, refleks batuk ditekan karena

    penutupan glotis dihambat. Sekresi cenderung untuk lebih mengental karena efek

    penghangatan dan pelembaban saluran pernafasan atas telah dipintas. Refleks-refleks

    menelan, yang terdiri atas refleks glotis, faring, dan laring tertekan karena tidak digunakan

    dalam waktu lama dan trauma mekanis akibat selang endotrakeal atau trakeostomi, yang

    membuat klien semakin berisiko aspirasi. Ulserasi dan striktur laring atau trakea dapat terjadi.

    Kekhawatiran pasien yang paling besar adalah ketidakmampuan untuk berbicara dan

    mengkomunikasikan kebutuhan.

    Prinsip pencegahan infeksi

    Pada penderita dengan intubasi di mana ETT merupakan benda asing dalam tubuh

    pasien sehingga sering menjadi tempat ditemukan berbagai koloni bakteri, yang sering ialah

    Pseudomonas aeruginosa dan kokus gram positif. Pada fiksasi ETT juga sering kali

    menimbulkan penekanan pada salah satu sisi bibir pasien sehingga bisa menyebabkan

    luka/nekrotik sebagai penyebab masuknya kuman ke dalam tubuh pasien.

    Mengingat besarnya pengaruh tidak baik pemasangan ETT terhadap tubuh pasien maka

    diperlukan perawatan ETT yaitu:

    1. Fiksasi harus baik, plester jangan terlalu tegang.

    2. Pipa ET sebaiknya ditandai pada ujung mulut tercabut.

    3. Pantau tekanan balon, jangan lebih dari 30 cm H2O.

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    3/7

    4. Jaga patensi jalan napas dengan humidifikasi yang atau hidung sehingga bisa untuk

    mengetahui secara dini pipa kedalaman atau baik dan adekuat udara inspirasi.

    5. Lakukan penghisapan lendir jika berlebih dan jika diperlukan lakukan bronchiale

    toilet untuk mencegah penumpukan slym.

    6. Reposisi atau pindah-pindahkan penempatan pipa ET dari satu sisi mulut pasien ke

    sisi lainnya sesuai kebutuhan.

    Prinsip / hal lain untuk tindakan tersebut

    Perawatan intubasi

    1. Fiksasi harus baik

    2. Gunakan oropharing air way

    (guedel) pada pasien yang tidak

    kooperatif

    3. Hati-hati pada waktu mengganti

    posisi pasien.

    4. Jaga kebersihan mulut dan hidung

    5. Jaga patensi jalan napas

    6. Humidifikasi yang adekuat

    7. Pantau tekanan balon

    8. Observasi tanda-tanda vital dan

    suara paru-paru

    9. Lakukan fisioterapi napas tiap 4

    jam

    10. Lakukan suction setiap fisioterapi

    napas dan sewaktu-waktu bila ada

    suara lender

    11. Yakinkan bahwa posisi konektor

    dalam kondisi baik

    12. Cek blood gas untuk mengetahui

    perkembangan.

    13. Lakukan foto thorax segera setelah

    intubasi dan dalam waktu-waktu

    tertentu.

    14. Observasi terjadinya empisema

    kutis

    15. Air dalam water trap harus sering

    terbuang

    16. Pipa endotracheal tube ditandai

    diujung mulut / hidung

    Hal yang perlu dikaji sebelum tindakan

    1. Kaji tanda-tanda vital

    2. Kaji adanya suara stridor pada

    pasien dan adanya secret yang

    menyumbat jalan nafas

    3. Kaji sumber oksigen atau ventilator

    4. Kaji tekanan pada balon

    5. Kaji adanya lecet ataupun nekrosis

    pada mulut atau mukosa membrane

    6. Kaji letak ET tube dari rontgen

    dada

    Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    4/7

    1. Ketidakefektifan bersihan jalan

    napas

    2. Kerusakan ventilasi spontan

    3. Resiko infeksi

    4. Ketidakefektifan pola nafas

    5. Kerusakan Integrits kulit

    6. Kerusakan pertukaran gas

    7. Kerusakan menelan

    8. Resiko aspirasi

    Outcomes yang ingin dicapai

    1. Jalan udara klien bersih

    2. Oksigenasi adekuat dipertahankan seperti yang ditunjukkan pada hasil AGD

    3. Tidak terjadi infeksi pernafasan atau terjadi perbaikan setelah pipa dipasang

    4. Kulit dan mukosa oral sekitar pipa endotracheal bersih dan utuh

    5. Tidak terjadi kerusakan / nekrosis akibat pipa atau cuff

    Persiapan

    Persiapan Alat

    1. Suction

    2. Kateter penghisap dengan ukuran yang sesuai

    3. Mangkok steril

    4. Handuk

    5. Perlak karet

    6. Sarung tangan

    7. Ambu bag dengan penghubung ke sumber oksigen

    8. Plester adhesive / tahan air

    9. Gunting

    10. Hydrogen peroksida

    11. Sikat pembersih jalan udara mulut

    Persiapan Lingkungan

    1. Ciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman serta kooperatif

    2. Siapkan sampiran atau sketsel

    Persiapan Pasien

    1. Informasikan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan

    2. Posisikan klien terlentang, atau miring pada pasien tidak sadar.

    3. Pastikan pasien dalam keadaan aman untuk dilakukan tindakan

    Prosedur kerja

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    5/7

    1. Kaji status pernafasan klien termasuk kebutuhan akan penghisapan dan perawatan

    endotracheal

    Rasional: pengumpulan data untuk perawatan optimal

    2. Letakkan semua alat di dekat pasien

    Rasional: mempertahankan efisiensi

    3. Bantu klien untuk mengambil posisi semi fowler atau posisi terlentang. Posisi miring

    untuk klien yang tidak sadar.

    Rasional : Meningkatkan dan mempertahankan kenyamanan pasien. Posisi miring

    pada pasien tidak sadar mengurangi resiko aspirasi

    4. Jika diperlukan, hubungkan selang pada selang penghubung ke alat penghisap

    Rasional: Memberikan terapy suction dengan cepat saat dibutuhkan

    5. Bentangkan handuk diatas dada pasien

    Rasional: melindungi pakaian dan pasien

    6. Saat membuka set atau peralatan penghisap, jika membuka alat-alat yang dibutuhkan

    untuk membersihkan pipa endotrachal:

    a. Atur peralatan penghisap

    b. Buka dan letakkan alat-alat hygiene oral, termasuk lap, handuk dan baskom

    c. Tuangkan 50 ml hydrogen peroksida steril ke dalam kom sedang.

    7. Pasang handscoon bersih

    8. Lakukan tindakan penghisapan

    Rasional: membersihkan jalan udara

    9. Siapkan selalu kateter penghisap yang steril

    10. Minta bantuan perawat lain untuk menahan pipa endotracheal dengan kuat di

    tempatnya pada garis bibir klien

    11. Lepaskan semua plester sekitar pipa dengan hati-hati dan cermat, kemudian buang di

    bengkok

    Rasional: memungkinkan untuk hygiene kulit oral. Plester dapat menyebabkan iritsi

    kulit

    12. Jika terpasang jalan udara oral lepaskan dan letakkan dalam mangkok yang berisi

    hydrogen peroksida

    Rasional: memungkinkan untuk akses ke dalam rongga mulut ketika alat jaln udara

    direndam

    13. Lakukan oral hygiene pada sisi mulut yang tidak terhalang oleh pipa,gerakkan dengan

    perlahan kemudian bersihkan sisi yang lain

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    6/7

    14. Basuh wajah dan area sekitar leher menggunakan waslap bersabun, bilas dengan air

    basah, dan keringkan menggunakan handuk.

    15. Dengan sikat, bersihkan jalan udara oral dan bilas dengan bersih menggunakan air.

    Buang air yang sudah digunakan.

    16. Pasang kembali plester anti air atau plaster adhesive secara tepat dan cermat

    17. Pasang kembali jalan udara oral dengan tepat

    18. Atur kembali posisi klien

    Rasional: mempertahankan kenyamanan pasien

    19. Rapikan semua peralatan, lepaskan sarung tangan dan buang di tempat yang

    disediakan.

    Rasional: meminimaliasi penyebaran mikroorganisme

    20. Evaluasi status pernafasan klien

    21. Evaluasi kenyamanan klien

    22. Perawat mencuci tangan

    23. Dokumentasikan kegiatan

    Evaluasi

    1. Bandingkan dan kaji pernafasan sebelum dan sesudah dilakukan ET tube care.

    2. Observasi kedalaman dan posisi ET Tube sesuai rekomendasi dokter.

    3. Pastikan fiksasi sudah kuat sehingga tidak memungkinkan terjadinya perubahan posisi

    tube.

    4. Kaji kulit sekitar mulut dan keutuhan mukosa oral membran dan penekanan area.

    Dokumentasi

    Dokumentasikan tindakan sebelum dan sesudah perawatan, alat-alat yang digunakan,

    toleransi pasien terhadap prosedur, kesesuaian kedalama ET tube, lama dilakukannya

    perawatan ET tube, keutuhan mukosa oral, perawatan nyeri tekan jika dibutuhkan, waktu

    ketika prosedur dilakukan, kesulitan yang dihadapi, serta tanda tangan perawat pelaksana.

    Pendidikan pasien dan keluarga

  • 7/27/2019 50441052-ETT

    7/7

    1. Instruksikan klien dan keluarga untuk tidak menggerakkan ET tube, plester, atau

    pemegang ET tube. Jika klien mengeluh atau nampak tidak nyaman, instruksikan

    keluarga bertanya pada perawat.

    2. Informasikan pada klien dan keluarga bahwa jika tube menyebabkan sumbatan, untuk

    segera memberitahukan kepada perawat dan intervensi akan dilakukan untuk

    mengurangi sumbatan.

    REFERENSI

    Asih, Ni Luh Gede Yasmin, 2003, Keperawatan Medical bedah,Klien Dengan Gangguan

    Sistem Pernapasan. Jakarta:EGC

    Carpenito L.J, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Jakarta : EGC.

    Potter & Perry, 2002, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik

    Volume 2, Edisi 4, Jakarta: EGC

    Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

    Brunner & Suddarth, Edisi 8, Jakarta : EGC