4.Cluster Headache

download 4.Cluster Headache

of 5

Transcript of 4.Cluster Headache

Cluster Headache

1. DefinisiCluster headcheadalah nyeri kepala primer yang dikarakteristikkan dengan serangan singkat yang berulang (15 sampai 180 menit) berupa nyeri periorbital unilateral disertai dengan tanda-tanda otonom ipsilateral (lakrimasi, hidung tersumbat, ptosis, miosis, edema kelopak mata dan kemerahan mata).1Cluster headache muncul sebagai nyeri kepala harian selama beberapa minggu atau bulan dan kemudian diikuti suatu interval bebas nyeri kepala dalam waktu yang lama.2

2. InsidensiCluster headache merupakan kondisi yang langka, dimana penyakit ini terjadi pada kurang dari 1% populasi dan prevalensi dari cluster headache ini diestimasikan kira-kira 0,5 1.0/1,000.3

3. PatofisiologiCluster headache merupakan bentuk nyeri kepala yang kronik dan berulang. Kondisi ini tampaknya berkaitan dengan pelepasan histamin dan serotonin yang tiba-tiba. Daerah hipotalamus mungkin terlibat dalam terjadinya serangan ini. Terdapat beberapa hal yang dapat memicu serangan cluster headache, di antaranya adalah4: Alkohol dan merokok Berada pada ketinggian Cahaya yang terang Aktivitas kuat Panas Makanan dengan kadar nitrit yang tinggi Obat-obat tertentu KokainPenyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui. Terdapat hipotesis yang didasarkan pada teori neurovaskular, dimana efek vasoaktif terdapat pada penyakit ini. Disfungsi atau inflamasi dari pembuluh darah pada daerah parasellar atau sinus kavernosa dapat mengaktifkan nyeri orbital trigeminal.3,4

4. Manifestasi KlinisNyeri yang dirasakan pada cluster headache hampir selalu unilateral dan khas terpusat di belakang atau sekitar bola mata. Cluster headache sering kali muncul pada saat si penderita dalam keadaan tidur lelap. Rasa nyeri pada cluster headache langsung mencapai puncak pada saat penderita terbangun dari tidurnya, ataupun memuncak dalam beberapa menit setelah awitan pada penderita dalam keadaan tidak tidur. Hal yang memperberat gejala adalah bila penderita istirahat baring, sedangkan penekanan lokal atau pemberian kompres hangat atau dingin dapat mengurangi rasa nyeri. Cluster headache sering kali diiringi oleh miosis dan ptosis ipsilateral, epifora dan konjungtiva kemerahan.5

5. Pemeriksaan PenunjangPencitraan (imaging) pada penyakit ini menunjukkan gambaran yang normal, kecuali pada kondisi dengan kasus sekunder, dapat dijumpai adanya lesi. Adanya hubungan dengan tumor kelenjar pituitari telah diduga. Pemeriksaan seperti MRI digunakan sebagai pemeriksaan penapis yang mengeksklusi kemungkinan-kemungkinan lain.6

6. Diagnosis BandingDiseksi karotis harus dikesampingkan melalui doppler ultrasound ataupun Magnetic Resonance Angiography pada pembuluh darah leher. Diagnosa banding berupa nyeri kepala primer lainnya yaitu migren dan Trigeminal Autonomic Cephalgias (TACs) yang lainnya. Berikut perbedaan antara migren dan cluster headache5,6,7:MigrenCluster headache

Tidak periodikPeriodik (tahunan dan harian)

Perempuan > laki-lakiLaki-laki > perempuan

Lemah, cenderung diamGelisah

Nyeri sedang sampai beratNyeri berat

Nyeri dapat bilateralNyeri unilateral

Nausea dan fotofobia tipikalDapat nausea dan fotofobia, tapi tidak tipikal

Makanan dan hormonal mempengaruhiTidak ada pengaruh makanan, kecuali alkohol

7. DiagnosisPenegakan diagnosis didasarkan pada kriteria klinis dan penapisan penyebab sekunder. Serangan pertama kalinya pada pasien harus diselidiki secara penuh. Dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan neurologis. Ketika dari anamnesis ditemukan riwayat khas dengan berbagai periode serangan dan tidak dijumpai kelainan pada pemeriksaan neurologis interiktal, maka pemeriksaan MRI tidak wajib dilakukan (Leroux dan Ducros, 2008). Jika pemeriksaan fisik dilakukan pada saat serangan sedang belangsung, dapat dijumpai adanya pupil yang kecil atau terkulainya kelopak mata pada sebelah mata saja. Gejala ini tidak dijumpai setiap saat. Tidak ada perubahan neurologis yang terlihat.5,8

8. PenatalaksanaanPenatalaksanaan penyakit ini terdiri dari penatalaksanaan ketika nyeri terjadi dan penatalaksanaan untuk mencegah nyeri terjadi. Pada saat nyeri terjadi, dapat diberikan triptans (seperti sumatriptan), anti-inflamasi (steroid, seperti prednison) dimulai dengan dosis tinggi, kemudian diturunkan setelah 2-3 minggu, oksigen 100% dan injeksi dihdroergotamin (DHE), yang dapat menghentikan serangan dalam 5 menit, tetapi obat ini berbahaya bila dibarengi dengan penggunaan sumatriptan. Dalam pencegahan serangan, pasien dapat menghndari merokok, alkohol dan faktor lain yang dapat memicu serangan. Pencatatan episode nyeri dapat membantu pasien dalam mengidentifikasi pemicu serangan. Beberapa obat dapat digunakan untuk mencegah gejala muncul, yaitu obat tekanan darah seperti beta-bloker (propanolol) atau kasium kanal bloker (verapamil), cyproheptadin, lithium karbonat, obat untuk kejang (seperti topiramate dan asam valproic) dan obat untuk terapi depresi (seperti amitriptyline).9,10

9. KomplikasiCluster headache bukan merupakan kondisi yang mengancam jiwa dan biasanya tidak menyebabkan perubahan permanen pada otak.7,8

10. PrognosisCluster headache merupakan kondisi yang tidak terduga. Beberapa pasien hanya mengalami satu kali serangan, sementara pada pasien lainnya penyakit berevolusi dari bentuk episodik ke bentuk kronik. Tidak ada faktor yang diketahui dalam kronisitas penyakit. Dengan penuaan, serangan seringnya menurun, dimana serangan jarang dijumpai setelah usia 75 tahun.10

DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.2. Blanda, Michelle. 2008. Headache, tension. Available from : www.emedicine.com3. Finkel, A. G. 2003. Epidemiology of cluster headache. Curr Pain Headache Rep, 7(2): 144-9.4. Rasmussen, BK. 2009. Tension Headache. Available from : www.en.wikipedia.org

5. Jasmin, L. 2012. Cluster Headache. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000786.htm. [diakses pada April 2013].

6. Millea, Paul J, MD. 2008. Tension type Headache. Available from : www.aafp.com7. Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid kedua. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI.8. Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit edisi 4. Jakarta : EGC.9. Mardjono, Mahar, Prof, dr. 2004. Neurologi klinis dasar. Jakarta : Dian Rakyat.10. Turana, Yuda dr.Sp.S 2008. Nyeri kepala karena ketegangan otot. Available from : www.medikaholistik.com