4 Biokimia Urinaria 2011
Transcript of 4 Biokimia Urinaria 2011
Biokimia Modul ginjal dan cairan tubuh 2011
Endah Wulandari
Ginjal Cairan ekstrak sel merupakan medium sel-sel
Claude Bernard Millieu Interieur (lingkungan intrasel)
Setiap perubahan dalam cairan ekstrasel perubahan dalam intrasel gangguan fungsi sel ekstraksel iharap tetap normal
Mempertahankan cairan ekstraksel normal (mempertahankan susunan optimal cairan tubuh):ginjal fungsi homeostatik & ekskresi hasil
metabolismeParu-paru mengatur kadar O2 & CO2
Fungsi homeostasis Ginjal 3 Proses urin :1. Filtrasi plasma oleh Glomerulus2. Reabsorpsi selektif zat :garam, air, gula sederhana dan
asam amino lingkungan internal atau mempertahankan proses metabolisme
3. Sekresi : a. Zat-zat dari darah ke dalam lumen tubulus untuk diekskresi
dalam urinb. Pembentukan H+ dan NH4+ untuk menahan basa
(mempertahankan Buffer Darah)c. Penahanan kalium, asam urat, anion organik, ion hidrogen
Pembentukkan UrinPembentukkan Urin Urin terbentuk melalui 3 tahap :
1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi
Tubulus Proksimal
Filtrasi
H2OSalts (NaCl and others)HCO3
–
H+
UreaGlucose; amino acidsSome drugs
Key
Active transportPassive transport
KORTEKS
MEDULALUAR
MEDULADALAM
Lengkung Henle turun
Lengkung Henlenaik
Tubulus Pengumpul
NaCl
NaCl
NaCl
Tubulus Distal
NaCl Nutrients
Urea
H2O
NaClH2O
H2OHCO3 K+
H+ NH3
HCO3
K+ H+
H2O
1 4
2
3 5
Struktur Nefron Unit 3 Proses Nefron Mekanisme :Darah dari aorta arteria renalis
arteriole afferen bergabung membentuk arteriole efferen (mampu mengubah diameter lumennya) jaringan kapiler yang mengelilingi nefron
Kapsula Bowman terdapat jumbai glomerulus tubulus kontortus proksimal tubulus rektus proksimal dan lengkung Henle (pars descendens, pars ascendens tipis dan pars ascendens tebal)
Terletak di Medula dan Kortek ginjal Pars ascendens tebal tubulus kontortus distal,
tubulus koligens kortikal dan tubulus koligen medula dan papila
Proses Filtrasi Plasma Darah Volume darah ginjal +1L/menit 20-
25% Curah jantung istirahat 4-5 menit seluruh darah melalui ginjal sirkulasi ginjal luas ginjal mudah rusak
Tenaga filtrasi diperoleh :1. Tekanan hidrostatik jantung2. Tekanan intratubuler tekanan
berlawann
3. Tekanan Onkotik
Persamaan Starling
SNGFR =Kf x a[(Pq –Pt)] –( q - t )]
SNGFR : Single Nefron GFR (laju filtrasi untuk 1 nefron) Kf : Koefisien Permeabilitas a : Luas permukaan membran (Pq-Pt) : Tekanan hidrostatik ( q- t) : gaya onkotik
Tekanan Filtrasi Tekanan hidrostatik jantung yang sampai ke kapiler
(arteriol aferent nefron) = + 40% tekanan darah Bila tekanan darah 110 mmHg tekanan pada arteriol
aferent nefron = 40/100 x 110 = 44 mmHg (+ 45) Tekanan ini dilawan oleh: tekanan intra tubuler = -10 mmHg tekanan hidrostatik efektif = 45-10 = 35 mmHg Tekanan hidrostatik efektif ini tidak berubah sepanjang
seluruh kapiler glomerulus Tekanan onkotik tubulus = 0 kapiler permulaan = 20 mmHg kapiler akhir glomerulus = 35 mmHg
Kapiler Aferent & Eferent Pada permulaan kapiler Aferent (tekanan
filtrasi) 45 mmHg -20 mmHg onkotik – 10mmHg intratubuler = 15 mmHg
Pada kapiler Eferent dari onkotik 35 mmHg terjadi pemekatan menjadi 15 mmHg (~ tekanan filtrasi 15 mmHg) tekanan 0
Pada kapiler aferent terjadi filtrasi (perbedaan tekanan = 15 mmHg) Filtrasi ini menurun hingga pada kapiler eferent = 0 (tidak terjadi filtrasi)
Bila terjadi perubahan tekanan darah terjadi perubahan tonus arteriole aferent tekanan hidrostatik kapiler tetap normal Autoregulasi
Gambar Atriol Aferent dan Eferent
Autoregulasi Diatur :1. Sistem saraf intrinsik2. Faktor-faktor humoral
a. Angiotensin IIb. Prostaglandin intrarenal (Pg)c. Vasopresin dari hipofisa posterior
Bila tekanan darah rendah sekali tekanan filtrasi O (berhenti sama sekali ) anuria Bila tekanan darah naik lagi terjadi filtrasi lagi dan pembentukan urin
Faktor yang mempengaruhi Filtrasi1. Tekanan darah peningkatan dan penurunan
tekanan darah GFR dipertahankan tetap oleh autoregulasi
2. Obstruksi jalan arteri yang menuju ke glomerulus3. Peningkatan tekanan intertubuler oleh proses
peradangan4. Peningkatan tekanan intratubuler oleh penyumbatan
dalam d.clligentes, ureter, urethraMembran glomerulus dapat rusak oleh proses peradangan misal : Glomerulo Nephritis tidak berfungsi sebagai saringan lagi (bocor) protein dalam sel-sel darah masuk ke Urin luas membran berkurang filtrasi menurun
GFR(glomerulus Filtration Rate) 1 menit :
darah melalui ginjal 1Lmengalami filtrasi 2 juta
nefron filtrat yang terbentuk 120 ml
GFR = 120 ml/menit (dewasa) Cairan glomerulus : plasma-protein atau
darah-protein-sel-sel darah
Komponen filtrat Glomerulus1. Zat yang dibutuhkan tubuh
(air, glukosa, as.amino, elektrolit)1. Zat-zat yang harus dibuang (urea,
kreatinin, asam urat)Filtrat urin dengan 2 proses: 1. Reabsorbsi selektif oleh tubulus2. Ekskresi oleh tubulus
Reabsobsi Selektif1. Na, Cl dan air2. Glukosa3. Asam Amino4. Ca dan fosfat
Na, Cl dan airTubulus Proximal 60-80% volume filtrat diabsorbsi kembali
dalam tubulus proximal Cairan tubulus isosmotik karena
penyerapan air dan Cl mengikuti penyerapan Na (aktif)
Pasif : penyerapan air obligatoris Perubahan volume cairan yang berdifusi ke
lumen tubuli di atur oleh rapat/renggangnya tight junction
Gambar filtrasi selektif Na, Cl & air
Na, Cl dan airDalam lengkung Henlea. Pars.descendens Lebih permeabel terhadap air 70% air diserap
kembali disebabkan bag.medulla & papilla hiperosmotik filtrat Hiperosmotik
b. Pars. Ascendenstidak permeble terhadap air permeable terhadap NaCl & sebagian urea filtrat hipoosmotik volume tetap karena air ikut berdifusi
c. Cairan tubulus isosmolarmrp akhir tubulus proximal tubulus distal tjd reabsobsi Cl aktif dan Na pasif cairan hipotonik
Kerja ADH Bila minum banyak plasma encer
rangsangan ke hipofisi posterior sekresi ADH menurun reabsobsi air fakultatif menurun urin encer osm < 285 mOsm/L volume urin meningkat
Bila kurang minum/kehilanngan air darah menjadi pekat osm meningkat rangsangan osmoreseptor/hipofisa posterior peningkatan sekresi ADH reabsobsi fakultatif meningkat volume urin menurun & Bj meningkat (pekat)
Obat/keadaan yang mempengaruhi sekresi ADH- Alkohol menurunkan sekresi ADH Vol.urin meningkat- Stress Operasi/obat anastesi meningkatkan sekresi ADH
volume urin menurun (Oliguria)
Pengaturan Pembentukk
an Urin
Pusat PengaturanOsmoregulasi
Minum air dalamJumlah cukup
Penyerapan airMemulihkan kekurangan
Cairan tubuhSTIMULUS:
Ketika kadar air pada tubuh berkurangMisalnya pada saat
panas hari, atau berolah raga, maka tubuh menstimulus hipotalamus
Kadar Cairan TubuhNormal (Homeostasis)
Hypothalamus
ADH
Hipofisis Posterior
meningkatkan Penyerapan air
Haus
Tubulus Pengumpult
Tubulus Ginjal
Zat Ambang Zat-zat dalam filtrasi glomerulus dibagi dalam :1. Zat dengan ambang tinggi (High treshold
substance) yaitu zat yang bila bila kadarnya dalam darah normal, hampir seluruhnya diabsobsi kembali dalam tubulus distal. Zat tersebut baru ada dalam urin dalam jumlah yang berarti bila kadar dalam darah lebih dari normal. Contoh :asam amino, glukosa dan elektrolit
2. Zat dengan ambang rendah (Low threshold subbstance) yaitu zat sedikit/hampir tidak diserap kembali oleh tubuli distal. Contoh : urea, kreatinin dan asam urat
Na, Cl dan airDalam tubulus distal Sensitif ADH (vasopresin/Petresin)
Reabsobsi Fakultatif Bila ada ADH permeable terhadap air
& bila tidak ada ADH tidak permeabel terhadap air
Osmolaritas plasma : 85 – 295 mOsmol/L Kapasitas ginjal:
- pembentukan filtrat 120 ml/menit- pembentukan urin 1 ml/menit
Reabsorbsi Glukosa Terjadi dalam tubuli Cont.proximal Kapasitas max. absorbsi glukosa (TmG) = 350
mg/menit Bila glukosa difiltrasi > TmG Glukosuria Banyak glukosa yang difiltrasi tergantung kadar
glukosa darah dan GFR Bila GFR menurun diperlukan kadar glukosa
darah yang lebh tinggi untuk terjadinya glukosuria Contoh : bila kadar glukosa 200 mg%, GFR 120
ml/menit, maka glukosa yang difiltrasi 120/100 x 200 mg = 240 mg
Reabsorbsi Fosfat Dipengaruhi 2 mekanisme :a. Sistem yang sensitif terhadap PTH, bekerja thd
+ 2/3 fosfat yang difiltrasib. Sistem yang tergantung Ca++, bekerja terhadap +
1/3 fosfat yang difiltrasi- Reabsorbsi fosfat menurun hiperfosfaturia (banyak fosfat dibuang dalam urin akibat perubahan metabolisme tulang penyakitnya : Vit D resistant Rickets (anak) dan Osteomalacia (Milmans syndrome/dewasa)- Hipofosfatemik-glukosuric Rickets : De Toni- Fanconi Syndrome,
EKSKRESI Kreatinin Asam urat K+
H+
Ion-ion anorganik Zat asing
Sekresi Tubuli Distal (aktif)
Memerlukan energi dan zat pengemban (carrier) (suksinat dan SAS)
Kecepatan maksimal sekresi (Tm sekresi) ditentukan oleh kapasitas pengemban
Contoh : Tm PAH (Para amino Hipurat) pasien 20 mg/menit dan Tm PAH 80 mg/menit, maka bagian ginjal yang berfungsi 20/80 x100% = 25% atau 75% ginjal rusak.
Mobilisasi ion hidrogen dalam tubulus proksimal
Sekresi ion hidrogen dalam tubulus distal
Pembentukan amoniak dalam tubulus distal
Ginjal sebagai organ endokrin Merupakan hormon dan zat-zat yang
mempengaruhi organ/jaringan lain1. Renin2. Prostaglandin3. Lipid netral antihipertensi4. Eritropoietin5. Eritrogenin6. 1,25 diOH-cholekalsiferol
Ginjal sebagai penghancur hormon Hormon yang dihancurkan :1. Insulin2. Glukagon3. 25 OH-colekalsiferol4. aldosteron
Mekanisme kerja diuretika Diuretika : obat yang mempercepat
kehilangan air dan garam melalui urin Diuretika osmotik : zat yang tidak dapat
diserap kembali yang menaikkan osmolaritas tubulus.
Ex. Diamox
Aktivitas Vasopresin
Diamox Inhibitor karbonik anhidrase sehingga
CO2 yang masuk sel terhambat diubah menjadi H2COO3 pemecahan HCO3 dan H+ menurun sekresi H+ menurun H+ urin menurun Na+ yang masuk ke sel menurun karena Na+ mengimbangi keluarnya H+ ke urin banyak HCO3- yang disekresi ke urin pH alkalis H+ yang disekresi sedikit jadi harus diimbangi oleh K+ yang diekskresikan supaya H+ meningkat dan jumlah urin menjadi meningkat
Efek Diuretika DM/Glukosa meningkat dalam darah
dikeluarkan melalui urin glukosa akan bertindak sebagai diuretik substance (menarik air) urin meningkat dan sering buang air kecil
Tes Fungsi Ginjal Clearance/Klirens (penjernihan) Kecepatan ekskresi
suatu zat oleh ginjal volume darah/plasma yang dijernihkan dari zat-zat yang diekkresi dalam 1 menit.
Eksogen : Disuntik dari luar/memerlukan zat dari luar (inulin clearance 120mL/1,73 m2 manitol clearance)
Endogen : tidak memerlukan zat dari luar (Kreatinin clearance 95-109 mL/menit dan urea clearance)
C inulin = u x v/pU = kadar inulin dalam urinV = volume urin (ml/menit)P = kadar inulin plasma
Tes Fungsi Ginjal Klirens Kreatinin Bila kadar kreatinin darah normal
kreatinin difiltrasi, tidak direabsorbsi dan tidak disekresi sehingga kadar kreatinin = GFR
Kadar kreatinin dapat dipakai untuk memperkirakan GFR dan keuntungannya tidak perlu menyuntikkan zat dari luar
Normal : 95 -105 ml/menit
Tes Fungsi Ginjal RPF (Renal Plasma Flow) = plasma yang melalui
ginjal permenit Pengukuran RPF menggunakan PAH (para amino
hipurat) PAH difiltrasi dan disekresi lebih besar dari GFR Bila kadar dalam darah rendah (2 mg%) PAH
hanya difiltrasi saja dalam 1 kali sirkulasi sehingga clearence PAH konsentrasi rendah dapat dipakai untuk mempertahankan RPF
Normal RPF = 574 ml/menit/1,73 m2 luas permukaan tubuh
Diupayakan persentasinya meningkat maka ia akan difiltarsi dan disekresi
Tes Fungsi Ginjal Filtration Fraction Jumlah plasma yang melalui ginjal dan
difiltrasi persatuan waktu FF = C inulin/RPF = GFR/RPF =
125/574 = 0,217 (=21,7%) Normal : 1/5
Tes Fungsi Ginjal Tubular Secretory Mass Tm PAH/Diodrast = kapasitas maksimum sekresi PAH
oleh tubuli Cara : diberikan PAH sedemikian rupa sehingga kadar
PAH dalam darah 50 mg%, karena sistem pengemban (carrier) untuk sekresi bekerja maksimal
Perhit : selisih PAH urin dan PAH yang difiltrasi Tm PAH = 80 mg/menit/1.73 m2 LPT Pengukuran PAH dapat untuk melihat berapa bagian
ginjal yang masih berfungsi Jika Tm PAH = 40 mg/menit/1.73 m2 LPT maka
kemungkinan ginjal yang masih berfungsi 50%
Tes Fungsi Ginjal Tes Pemekatan = Concentration Test Kelainan dalam daya pemekatan ginjal
merupakan gejala permulaan penyakit ginjal
Bila ginjal berfungsi baik : pada kekurangan air dikeluarkan urin yang pekat yang volumenya kecil, Bj besar
Bila ginjal tidak berfungsi : pada kekurangan air dikeluarkan urin yang osmolaritasnya sama dengan filtrat (285-295 mOsm/L atau Bj 1,010
Tes Fungsi Ginjal Tes Pemekatan :Addis Test Intake cairan sangat dibatasi Percobaan dilakukan 24 jam (08.00 pagi -
08.00 pagi esok) Tidak boleh dilakukan pada : penderita
fungsi ginjal berat, keadaan udara panas, DM poliuria)
Diukur Bj urin 24 jam (norma > 1.025) Bila < 1,025 berarti ada kerusakan ginjal,
kecuali pada : kehamilan, diet protein/garam
Tes Fungsi Ginjal Tes pemekatan : Mosenthal Test Pembatasan cairan tidak seketat Addis Test Urin jam 08.00 dibuang tes dimulai dengan
pengosongan kantung kencing Urin ditampung setiap 2 jam (sampai 24 jam)
dan Bj-nya Urin dikumpulkan jadi satu dan diukur
volumenya Hasil : Siang (Bj > 1,018 dan beda Bj urin yang
terkecil dan terbesar 0.009), malam (Bj > 1,018 dan volume < 725 ml
Tes Fungsi Ginjal Tes Radioisotop Pemeriksaan ginjal dengan radioisotop Iodothalamate untuk melihat GFR Hipurat untuk melihat RPF
Susunan Urin Volume : dewasa normal 600-2500 ml Dipengaruhi : intake air, suhu luar,
makanan, mental-fisik individu Volume urin berkurang pada musim panas
karena berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat
Nitrogen, kopi, teh dan alkohol bersifat efek diuretik
Urin pada saat tidur setengah dari jumlah urin pada waktu beraktivitas
Susunan Urin Berat Jenis Normal : 1,003 – 1,030 : bervariasi
menurut zat yang terlarut Jumlah total zat padat urin normal 50 g
zat padat dalam 1200 ml sehari (24 jam) atau 30-70 g/L
Susunan Urin pH 4.7-8.0 Bila intake protein tinggi urin asam
karena berlebih fosfat dan sulfat sebagai hasil met. Protein
Urin bisa alkali bila dibiarkan di udara luar karena urea dan amoniak kehilangan CO2
Susunan Urin Warna Normal : kuning pucat/ambar Berwarna bervariasi : urokrom, urobilin, hematoporfirin Demam : kuning tua karena pemekatan urin Penyakit hati : pigmen empedu akan mewarnai urin
menjadi hijau, coklat atau kuning tua, Hb memberi warna merah pada urin (infeksi)
Methemoglobin dan asam homogentisat memberi warna coklat pada urin
Metilen blue/pencahar memberi warna coklat pada urin Urin umumnya jernih keruh bisa disebabkan
pengendapan kalsium fosfat
Susunan Urin Bau Normal amonia, bervariasi : umumnya
berubah sesuai makanan yang dimakan Ketosis : bau aseton
Unsur Normal Dalam Urin
Urea Amonia Kreatinin dan kreatin Asam urat Asam amino bebas Allantoin Klorida Sulfat (sulfur/sulfur etereal/sulfur netral Fosfat Oksalat Mineral lain : natrium, kalium, kalsium, Mg Vitamin, hormon, enzim
Unsur abnormal urin Protein < 0,5% atau 30-200 mg volume
24 jam (Proteinuria/albuminuria) Glukosa (tidak lebih 1 g dalam volume 24
jam) Gula lain : Fruktosuria, Pentosuria,
galaktosuria Benda keton (3-15 mg volume 24 jam) Bilirubin (Ikterus) Darah (kerusakan ginjal atau infeksi) Porfirin (60-280 ug/ml volume 24 jam)
Not Me, Boss! Ini cerita dari seorang teman yang bertahun silam pergi ke
Papua New Guinea untuk urusan bisnis. Ia ditemani oleh dua orang temannya dan tinggal di sebuah rumah di pedalaman. Rumah ini dirawat oleh seorang lokal, yang tugasnya hanya dua yakni merawat rumah dan memasak. Semuanya oke-oke saja, kecuali satu hal: mereka punya satu botol anggur yang mahal yang disimpan di ruang makan, yang setiap harinya sepertinya terus berkurang padahal mereka tidak pernah meminumnya. Anggur ini mahal dan mereka ingin menyimpannya untuk acara spesial. Yang mereka temukan adalah setiap hari jumlahnya sedikit demi sedikit berkurang.
Mereka pun memutuskan untuk mengukur kekurangannya dengan membuat garis kecil pada botol, sehingga apabila memang berkurang lagi mereka bisa tahu dengan jelas. Dan setelah membuat garis tersebut, mereka menemukan memang jumlah anggur dalam botol tersebut berkurang terus setiap hari, walau sedikit demi sedikit. Mereka tidak punya tertuduh lain lagi selain sang penunggu rumah lugu tersebut, sebab ketiganya memang jarang di rumah.
Suatu kali ketiganya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan mereka merencanakan memberi pelajaran si penunggu rumah. Mereka mengambil botol anggur dan mengganti isinya dengan air seni mereka. Setelah itu mereka letakan kembali seperti biasa. Dan yang mereka temukan, setiap hari jumlah air seni ini pun berkurang seperti halnya anggur.
Suatu hari mereka tidak tega lagi membayangkan bahwa si penunggu rumah yang baik hati ini sampai meneguk air seni mereka. Mereka memutuskan untuk memanggil si penunggu rumah dan menanyakan perihal anggur. Dan dengan gaya yang tidak menuduh langsung, mereka mengatakan bahwa mereka perhatikan persediaan anggur mereka di satu-satunya botol di rumah itu selalu menipis, dan pasti ada seorang di rumah ini yang meminumnya! Serta merta si penunggu rumah polos ini menyahut "Not me, Boss! Selama ini saya hanya selalu pakai untuk keperluan memasak untuk para Boss!"