Batu Vesika Urinaria
-
Upload
zherozhoneg -
Category
Documents
-
view
237 -
download
1
description
Transcript of Batu Vesika Urinaria
MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BATU VESIKA URINARIA
Ns. Ana Fitria Nusantara S,Kep
Kelompok 2 :
Harly Krisdianto
Junaedi Efendi
Kiki Riski. A
Nur Hidayati
Rohmawati
Safiqurrahman
Siti Zahrotul. M
Subaida
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG PAJARAKAN PROBOLINGGO2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.Puji syukur Alhamdulillah pada Allah swt atas bimbingan dan pertolongan-
Nya sehingga makalah system perkemihan ini dapat disusun. Dan semoga sholawat
dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw, yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman terang akan pengetahuan seperti
saat ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada:1. Ketua Yayasan Pesantren Zainul Hasan Genggong KH. Moch. Hasan Mutawakkil
Alaallah, SH. MM.2. Direktur STIKES Hafshawati Zainul Hasan Genggong yaitu: Ns. Iin aini Isnawati,
S.Kep. M.Kes.3. Ketua program studi S1 keperawatan STIKES Hafshawati Zainul Hasan genggong
yaitu: Ns. Ahmad Kyusairi, S.Kep.M.Kep.4. Dosen pembimbing mata kuliah Sistem Perkemihan yaitu: Ns. Ana Fitria
Nusantara,.S,Kep.5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.Dengan disusunnya makalah ini yang berjudul BATU VESIKA URINARIA
diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan menambah
pengetahuan bagi pembaca. Makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, untuk itu
kami mengharap kritik dan saran dari pembaca terutamanya dosen pembimbing.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Lembar Judul................................................................................................Kata Pengantar..............................................................................................Daftar Isi........................................................................................................BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang .................................................................................1.2.Rumusan Masalah............................................................................1.3.Tujuan Makalah................................................................................1.4.Manfaat.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN2.1 Anatomi dan fisiologi .......................................................................2.2 Pengertian.......................................................................................2.3 Insiden.............................................................................................2.4 Etiologi.............................................................................................2.5 Patofisiologi.....................................................................................2.6 Manifestasi Klinis ............................................................................
2.7 Pemeriksaan Penunjang..................................................................2.8 Penatalaksanaan.............................................................................2.9 Komplikasi.......................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN3.1 Pengkajian.......................................................................................3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................3.3 Rencana Keperawatan....................................................................
BAB IV PENUTUP4.1 Kesimpulan......................................................................................4.2 Saran...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vesikolitiasis adalah batu menghalangi aliran air kemih akibat penutupan
leher kandung kemih, maka aliran mula-mula lancar secara tiba-tiba akan
berhenti & menetes disertai dgn rasa nyeri.
Batu ginjal merupakan penyebab terbanyak kelainan batu saluran kemih. Di
Negara maju seperti Amerika serikat, Eropa, Australia, batu saluran kemih sering
dijumpai disaluran kemih bagian atas, sedangkan di Negara berkembang seperti
India, Thailanddan Indonesia lebih banyak dijumpai batukandung kemih (Tim FK
UI, 2000). Penyakit batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup
bermakna, baik di Indonesia maupun di dunia. Prevalensipenyakit batu
diperkirakan sebesar 13% pada laki-laki dewasa dan 7% pada perempuan
dewasa. Prevalensi batu ginjal di Amerika bervariasi tergantung pada ras, jenis
kelamin dan lokasi geografis. Empat dari lima pasien adalah laki-laki, sedangkan
usia puncak adalah dekade ketiga sampai keempat. Angka kejadian batu ginjal di
Indonesia tahun 2002 berdasarkan data yang dikumpulkan dari rumah sakit di
seluruh Indonesia adalah sebesar 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan
sebesar 58.959 orang. Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah sebesar
19.018 orang, dengan jumlah kematian adalah sebesar 378 orang atau sebesar
1,98% dari semua pasien yang dirawat.
Semua jumlah pasien yang dirawat. Salah satu penyebab batu kandung
kemih kira-kira 75% dari batu yang terbentuk terdiri atas kalsium. Penyebab lain
dari masukan diit tinggi purin, batu asam urat yang menyebabkan PH air kemih
rendah, batu struvit yang menyebabkan infeksi saluran kemih dengan organisme
yang memproduksi urease. Tanda dan gejal batu kandung kemih adalah nyeri
yang ditandai gejala tiba-tiba dan cukup hebat, nyeri bersifat kolik dan menjalar
ke perut bagian bawah.
Upaya penggobatan batu kandung kemih diantaranya
pengangkatan/pembedahan, terapi nutrisi dan medikasi ESWL, pelarutan batu,
uretroskopi, metode endourolodi, dll. Sehingga diperlukan peran seorang
perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada vesikolithiasis tidak hanya perawatan fisik tetapi juga keadaan
psikologis pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada penyakit Batu Vesika Urinaria?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa S1 keperawatan mampu memahami tentang Vesikholitiasi
dan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan Batu Vesika Urinaria
dengan baik
B. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelasakan pengertian Batu Vesika Urinaria
2. Mahasiswa mampu menjelasakan epidemilogi Batu Vesika Urinaria
3. Mahasiswa mampu menjelasakan etiologi Batu Vesika Urinaria
4. Mahasiswa mampu menjelasakan patofisiologi Batu Vesika Urinaria
5. Mahasiswa mampu menjelasakan manifestasi klinis Batu Vesika Urinaria
6. Mahasiswa mampu menjelasakan periksaan pununjang Batu Vesika
Urinaria
7. Mahasiswa mampu menjelasakan penatalaksanaan Batu Vesika Urinaria
8. Mahasiswa mampu menjelasakan asuhan keperawatan terhadap Batu
Vesika Urinaria
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Semoga dengan disusunnya makalah yang berjudul Batu Vesika Urinaria
,bisa memberikan manfaat bagi pembaca dan menjadi salah satu sumber
dalam penerapan asuhan keperawatan.
1.4.2 Manfaat Mahasiswa
Diharapkan dengan disusunnya makalah yang berjudul Batu Vesika
Urinaria ini, bisa menjadi sumber refrensi dalam pengembangan
penerapan asuhan keperawatan.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anatomi dan fisiologi
Secara anatomi, kedua ginjal terletak pada setiap sisi dari kolumna
tulang belakang antara T12 dan L3. Ginjal kiri terletak agak lebih superior di
banding ginjal kanan. Permukaan anterior ginjal kiri di selimuti oleh tabung,
pankreas, jejunum, dan sisi fleksi kolon kiri. Permukaan superior setiap ginjal
terdapa kelenjar adrenal. Posisi kedua ginjal di dalam rongga abdomen di
pelihara oleh
(1) dingding peritonium
(2) kontak dengan organ-organ veseral, dan
(3) dukungan jaringan penghubung.
Ukuran setiap ginjal orang dewasa adalah panjang 10 cm;5,5 cm pada
sisi lebar; dan 3 cm pada sempit tempit dengan berat setiap ginjal berkisar 150
g. Lapisan kapsul ginjal terdiri atas jaringan fibrous bagian dalam dan bagian
luar. Bagian dalam memperlihatkan anatomis dari ginjal. Pembuluh-pembuluh
darah ginjal dan drinase ureter melewati hilus dan cabang sinus renal. Bagian
luar berupa lapisan tipis yang menutup kapsul ginjal dan menstbilisasi struktur
ginjal (gambar1.2). korteks ginjal merupakan lapisan bagian dalam sebelah luar
yang bersentuhan dengan kapsul ginjal. Medula ginjal terdiri atas 6-18 piramid
ginjal. Bagian dasar piramid bersambungan dengan korteks dan di antara
piramid di pisahkan oleh jaringan kortikal yang di sebut kolum ginjal.
Ada sekitar 1 juta nefron pada setiap ginjal dimna apabila di rangkai
akan mencapai panjang 145 km (85 mil). Ginjal tidak dapat membentuk nefron
baru, oleh karena itu pada keadaan trauma ginjal atau proses penuaan akan
terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap dimana jumlah nefron yang
berfungsi akan menurun sekitar 10% setiap 10 tahun, jadi pada usia 80 tahun
jumlah nefron yang berfungsi 40% lebih sedikit darai pada usia 40 tahun.
Penurunan fungsi ini tidak mengancam jiwa karena perubahn adaptif sisa
nefron dalam pengeluarkan produk sisa yang tepat (Guyton,1997).
Ginjal menerima sekitar 1.200 ml darah per menit atau 21% dari curah
jantung. Aliran darah yang sangat besar ini tidak di tunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan energi yang berlebihan, tetapi agar ginjal dapat secara terus-
menerus menyesuaikan komposisi darah. Dengan menyesuaikan komposisi
darah, ginjal mampu mempertahankan volume darah memastikan
keseimbangan natrium klorida, kalium, kalsium, fosfat dan pH, serta membuang
produk-produk metabolisme sebagai urea. Kecepatan eksresi berbagai zat
dalam urine menunjukan jumlah ketiga proses ginjal, yang memperlihatkan
pada gambar 1.5, yaitu (1) filtrasi glomerulus, (2) reabsorpsi zat dari tubulus
renal ke dalam darah, dan (3) sekresi zat dari darah ke tubulus renal.
2.2 Pengertian
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak divesika urinaria yang
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya biasa sakitnya yang
menyebar ke paha, abdomen dan daerah genitalia. Medikasi yang diketahui
menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid diamox, vitamin
D, Laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria terutama
mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan fosfat,
oksalat, dan zat-zat lainnya (Suddarths dan Brunner, 2001)
Batu kandung keming (Vesikholitiasi) merupakan batu ginjal yang turun
kedalam kandung kemih dan membesar.mereka mungkin berbentuk di dalam
kandung kemih didalam urina yang terinfeksi, sebagai kalsium,magnesium
amonium fosfat (Mansyur, 2011)
Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika
urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung
kemih.( Smeltzer and Bare, 2000 ).Kesimpulannya vesikholitiasis adalah penyumbatan di dalam kandung
kemih yang disebabkan oleh peningkatan kadar kalsium ataupun peningkatan
kadar asam urat di dalam urin.
2.3 Insiden
Diperkirakan 10% pria dan 5% wanita di Amerika Serikat akan mengalami
penyakit batu kandung kemih dalam hidupnya (Pearle,2007). Prevelensi kejadian
penyakit ini telah bertambah dua kali lipat dari periode 1964 sampai 1972 dan
cenderung stabil sejak 1990 an (Romea et al, 2010). Pada tahun 2000, insiden
kejadian batu kandung kemih di Amerika Serikat dilaporkan 116 individu per
100.000 populasi.
2.4 Etiologi
Batu kandung kemih disebabkan infeksi, statis urin dan periode imobilitas
(drainage renal yang lambat dan perubahan metabolisme kalsium). Faktor- faktor
yang mempengaruhi menurut Soeparman (2001:378) batu kandung kemih
(Vesikolitiasis) adalah:
1. Hiperkalsiuria
Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena,
hiperkalsiuria idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi
natrium, kalsium dan protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan
kelebihan vitamin D atau kelebihan kalsium.
2. Hipositraturia
Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih,
khususnya sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap
atau tidak lengkap), minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein
tinggi.
3. Hiperurikosuria
Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu
pembentukan batu kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.
4. Penurunan jumlah air kemih
Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.
5. Jenis cairan yang diminum
Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus
anggur.
6. Hiperoksalouria
Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan
oleh diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan
penyakit usus kecil atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu
absorbsi garam empedu
7. Ginjal Spongiosa Medula
Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak
dijumpai predisposisi metabolik).
8. Batu Asan Urat
Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan
hiperurikosuria (primer dan sekunder).
2.5 Patofisiologi
A. Patwhay terlampir
B. Narasi
Kebanyakan kalkuli vesikalis terbentuk di nofo kandung kemih, tetapi
beberapa awalnya mungkin telah tebentuk didalam ginjal, kemudian menuju
kedalam kandung kemih, diamana dengan adanya pengendapan tambahan yang
akan menyebabkan tumbuhnya batu kristal. Pada pria yang lebih tua, batu
kandung kemih terdiri atas asam urat. Batu jenis ini merupakan batu yang paling
mungkin terbentuk didalam kandung kemih. Batu yang terdiri atas kalsiu oksalat
biasanya awalnya terbentuk diginjal.Jenis umum dari sebagian batu vesikalis pada orang dewasa terdiri atas
asam urat (>50%). Pada kondisi yang lebih jarang, btau kandung kemih terdiri
atas kalsium oksalat, kalsium pospat, amonium urat, sistein, atau magnesium
amonium fosfat (bila dikaitkan dengan infeksi). Menariknya, pasien dengan batu
asam urat jarang pernah memiliki gout atau hiperurisemia.Batu pada anak-anak terdiri atas asam urat amonium, kalsium oksalat,
atau campuran tercemar asam urat dan oksalat kalsium amonium dengan fosfat
kalsium. Pemberian air tajir (air mendidih atau pada saat menanak nasi) sebagai
pengganti ASI memiliki rendah fosfor, akhirnya menyebabkan ekskresi amonia
tinggi. Anak-anak biasanya juga memiliki asupan tinggi sayuran kaya oksalat
(meningkatkan kristaluria oksalat) dan protein hewani (siltrat diet rendah)Dengan terbentuknya batu didalam kandung kemih, maslah akan
tergantung pada besarnya batu dalam menyumbat muara uretra. Berbagai
manifestasi akan muncul sesuai dengan derajat penyumbatan tersebut.Ketika batu menghambat dari saluran urine, terjadi obstruksi, meningkatkan
tekanan hidrostatik. Bila nyeri mendadak terjadi secara akut dan disertai nyeri
tekan suprapupik, serta muncul mual muntah, maka klien mengalami episode
kolik rena. Diare, demam dan perasaan tidak nyaman di abdominal dapat terjadi.
Gejala gastrointestinal ini terjadi akibat reflek dan proksimitas anatomi ginjal ke
lambung, prankreaas dan usus besar. Batu yang terjebak dikandung kemih
menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke
kepala, abdomin dan genetalia. Klien sering merasa ingin BAK, namun hanya
sedikit urin yang keluar, biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu,
gejala ini disebabkan kolik ureter. Umumnya, klien akan mengeluarkan batu yang
berdiameter 0,5 sampai 1 cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1
cm biasayang harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan
secara spontan dan saluran urine membaik dan lancar.(Arif,2011)
2.6 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala vesikholitiasis
1. kencing kurang lancar
2. Nyeri tekan suprasimpisis karena infeksi/teraba adanya urine yang banyak
3. Rasa terbakar pada saat ingin kencing dan setelah kencing
4. Kalau terjadi infeksi ditemukan tanda: sistisis, kadang terjadi hematuria
5. Demam
6. Hematuria
7. Mual muntah
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi
pemeriksaan:
Urine
Ph lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat
berbentuk batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah
menyebabkan pengendapan batu asam urat.
Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan
batu, bila terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.
Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam
proses pembentukan batu saluran kemih.
Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah
terjadi hiperekskresi.
Darah
Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.
Lekosit terjadi karena infeksi.
Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.
Kalsium, fosfat dan asam urat.
b. Sistoskopi
Sistoskopi digunakan
untuk mengkonfirmasi keberadaan batu kandung kemih
c. Intravenous Pyelogram (IVP)
Pemeriksaan ini bertujuan menilai anatomi dan fungsi ginjal. Jika IVP belum
dapat menjelaskan keadaan sistem saluran kemih akibat adanya penurunan
fungsi ginjal, sebagai penggantinya adalah pemeriksaan pielografi retrograd.
d. Radiologis
Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi
bendungan atau tidak.
Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan
ini dapat dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad
pielografi tidak memberikan informasi yang memadai.
e. USG (Ultra Sono Grafi)
Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan
ginjal.Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.
Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi
intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam
untuk mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total
merupakan upaya dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya
riwayat batu ginjal, ureter, dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan
untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu kandung
kemih pada klien.
2.8 Penatalaksanaan
tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan
jenis batu, mencegah kerusakan nefron,mengendalikan infeksi dan mengurangi
obstruksi yang terjadi.
1. Penanganan nyeri
morfin diberikan untuk mencegah syok dan sinkop akibat nyeri yang luar
biasa.mandi air hangat diarea panggul dapat bermanfa'at
2. Terapi nutrisi dan medikasi
terapi nutrisi berperan penting dalam mencegah batu renal. masukan yang
adekuat dan menghindari makanan tertentu dalam diet yang merupakan bahan
utam pembentuk batu (kalsium) efektif untuk mencegah pembentukan batu atau
lebih jauh meningkatkan ukuran batu yang telah ada. Beberapa terapi medikasi
menurut jenis batunya, antara lain:
a. Batu kalsium dapat diturunkan dengan diet rendah kalsium, amonium klorida
atau asam asetohdrosemik (lithostat)
b. Batu fosfat dapat diturunkan dengan jeli alumunium hidroksida
c. Batu asam urat dapat diturunkan dengan allofurinol (zyloprime)
d. Batu oksalat bisa diturunkan dengan pembatasan pemasukan oksalat, terapi
gelombang kejut ekstrokoproreal, pengangkatan batu perkutan atau
uretroskopi
3. Litrottipsi gelombang kejut ekstrokoproreal (ESWL) adalah prosedur non infasif
yang digunakan untuk manghancurkan batu, setelah batu tersebut pecah
menjadi bagian yang kecil, seperti pasir sisa-sisa batu tersebut dikeluarkan
secara spontan
4. Cystotomi suprapubik terbuka, digunakan untuk menghilangkan batu.
5. Bidang endourologi mengembangkan ahli radiologi dan urologi untuk
mengangkat batu renal tanpa pembedahan
6. Uretroskopi
uretroskopi mencangkup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan
suatu alat uretroskop melalui sitoskop. batu dapat dihancurkan dengan
menggunakan laser, lithotripsi elektrohidrolik atau ultrasound kemudian
diangkat.
7. Pengangkatan batu pada kandung kemih dengan cara: vesikolitotomi
(pengangkatan batu pada kandung kemih)
2.9 Komplikasi
adapun komplikasi yang mungkin muncul pada penderita vesikolitiasis
1. Hipertensi adalah adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode.
2. Isk adalah infeksi akibat berkembang biaknya mikroorganisme didalam saluran
kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus
atau mikroorganisme lain.
3. Gagal ginjal adalah hilangnya kemampuannya untuk mempertahankan volume
dan kompesisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai,
status pendidikan dan pekerjaan pasien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama yang sering terjadi pada klien batu kandung kemih adalah rasa
terbakar pada saat kencing dan setelah kencing. klien dapat juga mengalami
gangguan gastrointestinal dan perubahan dalam eliminasi urine(kencing tidak
lancar).
c. Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit-penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang
mungkin berhubungan dengan batu saluran kemih antara lain
hiperparatiroidisme,gout, keadaan-keadaan yang mengakibatkan
hiperkaslemia, immobilisasi lama dan dehidrasi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan salah satu keluarganya ada yang mengalami batu ginjal
3.2 Pemeriksaan Fisik
Menurut Arif Muttaqin (2011:113) pada pemeriksaan fokus nefrolitiasis
didapatkan adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri kolik. Pasien terlihat
sangat kesakitan, keringat dingin, dan lemah.
a. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi
urine, dan sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual
dan muntah.
b. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa kasus
dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis dan pasien demam.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan
pada sudut kostovertebral dan didapatkan respon nyeri.
3.3 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d peningkatan kontraksi ureteral
2. Perubahan eliminasi urine b.d iritasi ginjal
3. Resiko infeksi b.d luka pasca bedah
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah
5. Ansietas b.d prognosis pembedahan
3.4 Intervensi
a. Nyeri b.d peningkatan kontraksi ureteral
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam nyeri hilang
KH : - skala nyeri(1-3)
- Wajah tampak rileks
Intervensi Rasional1. Catat karakteristik nyeri, lokasi,
intensitas, lama dan penyebarannya
Variasi penampilan dan perilaku klien
karena nyeri terjadi sebagai temuan
pengkajian2. Berikan tindakan kenyamanan contoh:
pijat punggung
Menurunkan tegangan otot,
meningkatkan relaksasi
3. Dorong penggunaan tehnik relaksasi
contoh: imajinasi
Membantu pasien untuk istirahat lebih
efektif dan menfokuskan kembali
perhatian dan menurunkan nyeri4. Berikan obat sesuai indikasi contoh
analgesik
Menghilangkan nyeri, meningkatkan
kenyamanan dan meningkatkan
kenyamanan
b. Gangguan eliminasi urine b.d obstruksi mekanik
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam pola
eliminasi urine membaik
KH : dapat mengidentifikasi aktivitas yang mengakibatkan atau menutunkan
perubahan pola miksi
Intervensi Rasional
1. Awasi intake dan output, karakteristik urine,
catat adanya pengeluaran batu
memberikan informasi tentang
fungsi ginjal dan adanya
komplikasi.penemuan batu
memungkinkan identifikasi tipe batu
dan mempengaruhi pilihan terapi
2. Dorong peningkatan asupan cairan peningkatan hidrasi dapat membilas
bakteri, darah, dan membantu
lewatnya batu
3. Observa perubahan status mental, perilaku,
atau tingkat kesadaran
akumulasi sisa uremik dan
ketidakseimbangan elektrolit dapat
menjadi toksik pada SSP
4. Kolaborasi pemberian obat seperti
asetazolamid
dapat meningkatkan PH urine
(alkalinitas) untuk menurunkan
pembentukan batu asam
c. Resiko infeksi b.d luka pasca bedah
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
tidak ada tanda infeksi
KH : - Meningkatkan penyembuhan luka tepat waktu
- Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko
infeksi
Intervensi Rasional
1. Diskusikan pentingnya mencuci tangan
sebelum menyentuh
Menurunkan jumlah bakteri pada
tangan, mencegah kontaminasi area
operasi
2. Ganti balutan sesuai indikasi Drainase basah bertindak sebagai
sumbu untuk luka dan memberikan
media untuk pertumbuhan bakterial
3. Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi
indikasi kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan.
4. Berikan antibiotik sesuai indikasi Mungkin diberikan secara profilaktik
sehubungan dengan peningkatan
resiko infeksi pada prostatektomi
d. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek
sekunder dari nyeri kolik
Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam setelah di berikan asupan nutrisi klien
terpenuhi KH :
- klien dapat mempertahankan status asupan nutrisi yang adekuat- pertanyaan motivasi kuat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya
Intervensi RasionalKaji nutrisi klien, turgor kulit, berat badan dan
derajat penurunan berat badan, integritas
mukosa oral, kemampuan menelan, riwayat
mual/muntah dan diare.
Memvalidasi dan menetapkan derajat
masalah untuk menetapkan pilihan
intervensi yang tepat.
Fasilitasi klien memperoleh diet biasa yang
disukai klien (sesuai indikasi) atau dengan
makan sedikit tapi sering.
Memperhitungkan keinginan individu
dapat memperbaiki nutrisi.
Lakukan dan ajarkan perawatan mulut
sebelum dan sesudah makan, serta sebelum
dan sesudah intervensi/pemeriksaan oral.
Menurunkan rasa tak enak Karena sisa
makanan atau bau obat yang dapat
merangsang pusat muntahKolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan
komposisi dan jenis diet yang tepat
Merencanak Merencanakan diet dengan kandungan
nutrisi yang adekuat untuk memenuhi
peningkatan kebutuhan energi dan kalori
sehubungan dengan status
hipermetabolik.
BAB IVPENUTUP
4.1. Kesimpulan
Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak divesika urinaria yang
menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya biasa sakitnya yang
menyebar kepaha, abdomen dan daerah genitalia. Medikasi yang diketahui
menyebabkan pada banyak klien mencakup penggunaan antasid diamox,
vitamin D, Laksatif dan aspirin dosis tinggi yang berlebihan. Batu vesika urinaria
terutama mengandung kalsium atau magnesium dalam kombinasinya dengan
fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya
Upaya penggobatan batu kandung kemih diantaranya
pengangkatan/pembedahan, terapi nutrisi dan medikasi ESWL, pelarutan batu,
uretroskopi, metode endourolodi, dll. Sehingga diperlukan peran seorang
perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan
keperawatan pada vesikolithiasis tidak hanya perawatan fisik tetapi juga keadaan
psikologis pasien.
4.2. Saran dan Kritikan
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini,oleh
karena itu kami mengharap sekali kritikan dan saran yang membangun bagi
makalah ini , agar kami dapat membuat lebih baik lagi di kemungkinan
hari.semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada
pembaca pada umunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, arif. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta :Salemba Medika.
Kowalak Welsh Mayer. 2011. Buku ajar patofisiologi. Jakarta: EGC
Mansjoer, A,.Suprohaita, Wardhani WI,.& Setiowulan, (2011). Kapita Selekta
Kedokteran edisi 2. Jakarta: EGCDoenges, M.E. Moorhouse M.F., Geissler A.C., (2000) Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, Jakarta, EGC.