CA Vesika Urinari

32
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita (3:1). Biasanya dijumpai sebagai tumor yang superfisial dan pada umumnya belum disertai metastatis, namun rekurensinya tinggi. Ada dua bentuk kanker kandung kemih, yaitu : bentuk superfisial (yang cenderung kambuhan), dan bentuk invasif. Jenis histologi yang terbanyak adalah karisoma sel transisional (90%), sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5%-10%), mixed carcinoma (4%- 6%), adenocarcinoma (< 2%), undifferentiated carcioma (< 2%), dan yang sangat jarang dijumpai adalah adenoma, tumor karsinoid, karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma, limfoma, koriokarsinoma, hemangioma, sarkoma osteogenik, dan miosarkoma. B. Anatomi Fisiologi Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah, sehingga darah

description

Sistem Urologi

Transcript of CA Vesika Urinari

Page 1: CA Vesika Urinari

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang

berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki dari pada wanita

(3:1). Biasanya dijumpai sebagai tumor yang superfisial dan pada umumnya

belum disertai metastatis, namun rekurensinya tinggi. Ada dua bentuk kanker

kandung kemih, yaitu : bentuk superfisial (yang cenderung kambuhan), dan

bentuk invasif.

Jenis histologi yang terbanyak adalah karisoma sel transisional (90%),

sedangkan jenis lain yaitu karsinoma sel skuamosa (5%-10%), mixed

carcinoma (4%-6%), adenocarcinoma (< 2%), undifferentiated carcioma (<

2%), dan yang sangat jarang dijumpai adalah adenoma, tumor karsinoid,

karsinosarkoma, melanoma, feokromositoma, limfoma, koriokarsinoma,

hemangioma, sarkoma osteogenik, dan miosarkoma.

B. Anatomi Fisiologi

Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan

darah, sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh

dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak

diperlukan oleh tubuh larut dalam air dikeluarkan berupa urin (air kemih.

Ginjal

Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum

abdominalis di belakang peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III,

melekat langsung pada dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti

biji kacang, jumlahnya ada dua buah kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar

Page 2: CA Vesika Urinari

dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari

ginjal wanita.

Struktur ginjal

Setipa ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula

renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar

terdapat lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah dalam

bagian medula (subtansia medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal

piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-

lubang kecil disebut papila renalis. Masing-masing piramid saling dilapisi

oleh kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat pada piramid disebut tubulus nefron yang

merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus

proximal (tubulus kontorti satu), ansahenle, tubulus distal (tubuli kontorti

dua) dan tubulus urinarius (papila pateri).

Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24

jam dapat menyaring darah 170 L. Arteri renalis membawa darah murni

dari aorta ke ginjal, lubang-lubang yang terdapat pda piramid renal

masing-msaing membentuk simpul dan kapiler satu badan malfigi yang

disebut glomerulus. Pembuluh darah aferen yang bercabang membentuk

kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena

kava inferior.

Fisiologi Ginjal

Ginjal berfungsi :

1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam

tubuh akan ekskresikan oleh ginjal sebagai urin (kemih) yang encer

dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat)

menyebabkan urin yang diekskresikan berkurang dan

konsentyrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan

tubuh dapat dipertahankan relatif normal.

2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan

keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan

Page 3: CA Vesika Urinari

elektrolit). Bila terjadi pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-

ion akibat pemasukan garam yang berlihan/penyakit perdarahan

(diare, muntah ) gagal ginjal akan meningkatkan ekskresi ion-ion

yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan fosfat).

3. Mengatur keseimbangan asam basah cairan tubuh bergantung pada

apa yang dimakan, campuran makanan menghasilkan urin yang

bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir

metabolisme protein. Apabila banyak makanan sayur-sayuran, urin

akan bersifat basa. pH urin bervariasi antara 4,8 – 8,2. Ginjal

menyekresi urin sesuai dengan perubahan pH darah.

4. Ekskresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat

toksik, obat-obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia

asing (pestisida).

5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin

yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem

renin angiotensin aldesteron) membentuk eritropoiesis mempunyai

peranan penting untuk memperoses pembentukan sel darah merah

(eritropoiesis).

Disamping itu ginjal juga membentuk dihidroksi kolekalsiferol

(vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorpsi ion kalsium di usus.

Filtrasi Glomerulus

Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermiable terhadap

protein plasma yang lebih besar dan permiable terhadap air dan larutan

yang lebih kecil seprti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa

nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan darah 90 mmHg.

Kenaikan ini terjadi karena arteriole aferan yang mengarah ke

glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan

sedikit tahanan dari kapiler yang lain. Darah di dorong ke dalam

ruangan yang lebih kecil, sehingga darah mendrong air dan partikel

kecil yang terlarut dalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman.

Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan

Page 4: CA Vesika Urinari

hidrostatik (TH). Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman

disebut sebagai filtrasi glomerulus. Tiga faktor dalam proses filtrasi

dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga faktor

tersebut yaitu :

a. Tekanan osmotik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air

(sebagai pelarut) pada membran semipermiable sebagai usaha

untuk menembus membran semipermiable ke dalam area yang

mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membran

semipermiable. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat

membran semipermiable memungkinkan untuk melewati yang

lebih kecil dan air tetapi mencegah molekul yang lebih besar,

misalnya protein dan plasma.

b. Tekanan hidrostatik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh

adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan

hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmotik 1-3

mmHg yang berlawanan dengan osmotik darah.

c. Perbedaan tekanan osmotik plasma dengan cairan dalam kapsula

bowman mencerminkan perbedaan konsentrasi protein, perbedaan

ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk

difiltrasi.

Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotik filtrat kapsula

bowman bekeja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul

permeabel, molekul permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam

kapsula bowman. Tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik fitrat

dalam kapsula bowman bersama-sama mempercepat gerakan air dan

molekul permeabel dari kapsula bowman masuk ke kapiler jumlah

tekanan (90-3)-(32-15) = 70 mmHg akan mempemudah pemindahan

filtrat dari aliran darah ke dalam kapsula bowman. Laju ini dinamakan

laju filtrasi glomerulus (LFG). Pada orang sehat jumlah pertukaran

filtrasi pemenit 125 ml, faktor klinis yang mempengaruhi LFG adalah

Page 5: CA Vesika Urinari

TH dan TO filtrat, hipoproteinemia terjadi pada kelaparan akan

menurunkan TO dan meningkatkan LFG.

Prose Pembentukan Urin

Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi simpai bowman,

berfungsi untuk menampung hasil filtrasi, dari glomerulus. Pada

tubulus ginjal akan terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah

disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal

terus berlanjut ke ureter.

Urin berasal dari darah yang dibawa arteri renalis yang masuk ke

dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah

dan bagian plasma darah. Ada tiga tahap pembentukan urin :

a. Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjado karena permukaan aferen

lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah.

Sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah

kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai

bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat,

bikarbonat, dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.

b. Proses reabsorpsi

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa,

natrium, klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi

secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada

tubulus atas, sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi

kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan

akan diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah.

Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan rebsorpsi

fakultatif dan sisanya dialirkan pada papila renalis.

Page 6: CA Vesika Urinari

c. Proses sekresi

Sisanya penyerapan urin kembali yang terjadi pada tubulus dan

diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk

ke dalam vesika urinaria.

Peredaran Darah

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai

percabangan arteria renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan.

Arteria renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian

menjadi arteri arkuata. Arteria interloburalis yang berada di tepi ginjal

bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang

disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi alat yang disebut

simpai Bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan kapiler

darah yang meninggalkan simpai Bowman kemudian menjadi vena

renalis masuk ke vena kava inferior.

Persarafan Ginjal

Ginjal mendapat persarafan dari fleksus rebalis (vasomotor). Saraf

ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke ginjal,

saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke

ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini

merupakan sebuah kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam

hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kartison. Adrenalin

dihasilkan oleh medula.

Reabsorpsi dan Sekresi Tubulus

Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini

mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum dieksresikan

sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali secara selektif dari

tubulus kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain diekskresikan

Page 7: CA Vesika Urinari

dari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan

semua zat dalam urin akan menggambarkan penjumlahan dari tiga

proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi

tubulus).

Ekskresi urin = filtrasi glomerulus – reabsorpsi tubulus + seksresi

tubulus.

Ureter

Terdiri dari dua saluran pipa, masing-masing bersambung dari

ginjal ke vesika urinaria, panjangnya ± 25-30 cm dengan penampang ± 0,5

cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak

dalam rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari :

a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

b. Lapisan tengah lapisan otot polos

c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan

peristaltik setiap lima menit sekali yang akan mendorong air kemih

masuk ke dalam kandung kemih. Gerakan peistaltik mendorong

urin melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan

disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis

masuk ke dalam kandung kemih.

Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia

muskulus psoas dan dilapisi oleh peritonium. Penyempitan ureter

terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh

darah, saraf, dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh sekitarnya

mempunyai saraf sensorik.

Page 8: CA Vesika Urinari

Ureter kanan terletak pada pars desendens duodenum. Sewaktu

turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon

dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan

dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium.

Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sisnistra dekat apertura pelvis

superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.

Ureter pada pria terdapat dalam fisura seminalis atas dan

disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis.

Selanjutnya ureter berjalan obliq sepanjang 2 cm di dalam dinding

vesika urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu

menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter

akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan

membentuk katup (vulva) dan mencegah pengambilan urin dari

vesika urinaria..

Ureter pada wanita terletak di belakang fossa ovarika dan

berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks

uteri bagian atas vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria.

Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina

sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter

menuju ke atas di antara lapisan ligamentum.

Pembuluh darah ureter

a. Arteri renalis

b. Arteri spermatika interna

c. Arteri hipogastrika

d. Arteri vesikalis inferior

Page 9: CA Vesika Urinari

Persarafan Ureter

Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus

mesentrikus inferior, pleksus spermatikus, dan pleksus pelvis;

sepertiga dari nervus vagus; rantai eferens dan nervus vagus rantai

eferens dari nervus torakali ke 11 dan ke 12, nervus lumbalis ke 1,

dan nervus vagus mempunyai rantai afren untuk ureter.

Vesika Urinaria

Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon

karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk

kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,

berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:

1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan

bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium

rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen,

vesika seminalis, dan prostat.

2. Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus

3. Verteks bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan

dengan ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar

(peritonium), tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa,

dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam). Pembuluh limfe vesika

urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nodi limfatik iliaka

interna dan eksterna.

Lapisan Otot Vesika Urinaria

Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang

tersusun dan saling berkaitan dan disebut muskulus detrusor

Page 10: CA Vesika Urinari

vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri

vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri

iliaka interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis

yang berhubungan dengan pleksus prostatikus yang mengalirkan

darah ke vena iliaka interna.

Persarafan Vesika Urinaria

Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika

inferior. Serabut gangglion simpatikus berasal dari gangglion

lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika urinaria

melalui pleksus hipogastrikus. Serabut pregangglion parasimpatis

yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus

sakralis 2, 3 dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai

dinding vesika urinaria.

Sebagian besar serabut aferen sensori yang keluar dari

vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus

splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui pleksus

hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2

medula spinalis.

Uretra

Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada

kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Uretra Pria

Pada laki-laki uretra berjalan berkelok-kelok melalui tengah

prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus

tulang pubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. Lapisan uretra

laki-laki terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam) dan lapisan

submukosa. Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam

Page 11: CA Vesika Urinari

vesika urinaria sampai orifisium uretra eksterna. Uretra pada laki-

laki terdiri dari:

1. Uretra prostatia

Merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hapir

vertikulum melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai ke

apeks dan lebih dekat ke permukaan anterior. Bentuk

salurannya seperti kumparan yang bagian tengahnya lebih luas

dan makin ke bawah makin dangkal kemudian bergabung

dengan pars membran. Potongan transversal saluran ini

menghadap ke depan.

2. Uretra membranosa

Merupakan saluran yang paling pendek dan paling dangkal,

berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apeks

glandula prostata dan bulbus uretra. Pars membran menembus

diafragma urogenitalis, panjangnya kira-kira 2,5 cm, di bawah

belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra

membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis

yang mencapai pelvis dan ligamentum arquarta pubis.

3. Uretra kavernosa

Merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di dalam

korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai

dari pars membranasea sampai ke orifisium dari diafragma

urogenitalis. Pars kavernosus uretra berjalan ke depan dan ke

atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan penis

berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke

depan. Pars kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis

6 mm dan berdilatasi ke belakang. Bagian depan berdilatasi di

dalam gland penis yang akan membentuk fossa navikularis

uretra.

Page 12: CA Vesika Urinari

Uretra Wanita

Uretra pada waita terletak di belakang simfisi pubis

berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4 cm. Lapisan

uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar), lapisan

spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa

(lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di

sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra disini

hanya sebagai saluran ekskresi. Apabila tidak berdilatasi

diameternya 6 cm. Uretra ini menembus fasia urogenitalis dan

orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di

belakang gland klitoris. Glandula uretra bermuara ke dalam

orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.

Uretra wanita jauh lebih pendek dari pada uretra pria dan terdiri

lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada

muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa

longgar yang ditandai dengan banyak sinus venosus mirip jaringan

kavernosus.

Berkemih

Distensi kandung kemih oleh air kemih akan merangsang

stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan

jumlah ±250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses

miksi). Akibatnya akan terjadi refleks kontraksi dinding kandung

kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi sfingter internus,

segera diikuti oleh relaksasi sfingter eksternus, akhirnya terjadi

pengosongan kandung kemih.

Rangsangan yang menyebabkan pengosongan kandung kemih dan

relaksasi sfingter internus dihantarkan oleh serabut-serabut saraf

parasimpatis. Kontraksi sfingter eksternus secara volunter

bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. Kontrol

volunter ini hanya mungkin bila saraf-saraf yang menangani

kandung kemih uretra, medula spinalis dan otak, masih utuh. Bila

Page 13: CA Vesika Urinari

tidak ada saraf-saraf tersebut maka akn terjadi inkontinensia urin

(kencing keluar terus-menerus tanpa disari) dan retensi urin

(kencing tertahan). Persarafan vesika urinaria diatur oleh

torakolumbar dan kranial dari sistem persrafan otonom.

Torakolumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi

sfingter interna.

C. Etiologi

Faktor resiko untuk kanker kandung kemih mencakup karsinogen dalam

lingkungan kerja, seperti bahan pewarna, karet, bahan kulit, tinta atau cat.

Faktor resiko lainnya adalah infeksi bakteri kambuhan atau kronis pada

saluran kemih dan kebiasaan merokok. Skistosomiasis kronis (infeksi parasit

yang meniritasi kandung kemih) juga merupakan faktor resiko. Kanker yang

tumbuh dari kelenjar prostat, kolon serta rektum pada laki-laki dan dari traktus

ginekologis bawah pada wanita dapat bermetastatis ke kandung kemih.

D. Klasifikasi

Ta : Tumor terbatas pada epitalium

Tis : Karsinoma in situ

T1 : Tumor sampai dengan lapisan subepitelium

T2 : Tumor sampai dengan lapisan otot superfisial

T3a : Tumor sampai dengan lapisan otot dalam

T3b: Tumor sampai dengan lapisan lemak perivesika

T4 : Tumor sampai dengan jaringan di luar buli-buli; prostat, uterus,

vagina, dinding pelvis, dan dinding abdomen.

Stadium Ta, Tis, dan T1 digolongkan sebagai tumor superfisial,

sedangkan stadium T2 sampai dengan T4 digolongkan sebagai tumor

invasif.

Page 14: CA Vesika Urinari

Stadium

Stadium 0a Ta N0 M0

Stadium 0is Tis N0 M0

Stadium I T1 N0 M0

Stadium II T2a

T2b

N0

N0

M0

M0

Stadium III T3a

T3b

T4a

N0

N0

N0

M0

M0

M0

Stadium IV T4b

Setiap T

Setiap T

Setiap T

Setiap T

N0

N1

N2

N3

Setiap N

M0

M0

M0

M0

M1

Page 15: CA Vesika Urinari

E. Patofisiologi

BULI - BULI

CA BULI - BULI

ULSERASI METASTASE OKLUSI URETER/PELVIC RENAL

ULSERASI

Infeksi Sekunder :

- Panas Waktu Kencing

- Merasa panas dan tubuh lemah

- Kencing campur darah

METASTASE

Invasi pada bladder

Retensio urin :

- Sulit/sukar kencing

OKLUSI URETER/PELVIC

RENAL

Refluks

Hidronefrosis :

- nyeri suprapubi

- Nyeri pinggang

GINJAL MEMBESAR

Page 16: CA Vesika Urinari

F. Manifestasi Klinik

Keluhan yang paling utama adalah hematuri mikroskopik maupun

makroskopik tanpa disertai rasa nyeri. Selain itu dapat juga dijumpai adanya

keluhan disuria dan tanda-tanda iritasi buli lainnya atau obstruksi saluran

kemih bagian bawah bila tumor menyumbat muara urertra interna. Rasa nyeri

pinggang dapat terjadi bila tumor menyumbat muara ureter sehingga terjadi

hidronefrosis.

Pada pemeriksaan fisik biasanya tidak dijumpai kelainan. Penebalan

kandung kemih atau terbalnya massa tumor baru didapatkan dengan perabaan

bimanual pada pasien dengan pengaruh obat anastesi bila tumor berukuran

besar atau invasif. Massa tumor teraba bila ukurannya sangat besar atau sudah

tumbuh keluar dinding kandung kemih. Bila telah terjadi metastatis dapat

ditemukan hepatomegali atau limfadenopati supraklavikula.

G. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium rutin

Biasanya tidak dijumpai kelainan selain dari adanya hematuria.

Anemia dapat dijumpai bila terjadi perdarahn yang umunya dijumapai

pada tumor yang sudah lanjut, sedangkan gangguan fungsi ginjal dapat

dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter.

b. Pemeriksaan radiologi

Dilakukan foto polos abdomen, pielografi intravena, dan foto toraks.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktus urinarius

yaitu berupa adanya gangguan fungsi ekskresi ginjal, hidronefrosis,

hidroureter, dan filling defect pada buli-buli; menilai infiltrasi tumor ke

dinding buli-buli; dan melihat adanya metastatis regional atau jauh.

c. Sistoskopi dan biopsi

Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan

sistoskopi adalah mutlak dilakukan. Dengan ini dapat dilihat adanya

Page 17: CA Vesika Urinari

tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsy atau reseksi tumor yang

juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor-tumor superficial.

H. Penatalaksanaan

Penanganan kanker kandung kemih bergantung pada derajat tumornya

(yang didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan tumor

(derajat invasi lokal serta ada tidaknya metastase), dan multisentrisitas tumor

tersebut (apakah tumor tersebut memiliki banyak pusat). Usia dan status fisik,

mental, serta emosional harus dipertimbangkan dalam menentukan bentuk

terapinya.

Stadium Terapi Inisial pilihan

Tis TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika

Ta (single, tidak rekurens) TUR

Ta (ukuran besar, multiple,

rekurens) TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapi

intravesika

T1 TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapi

intravesika

T2-T4 Sistektomi radikal

Kemoterapi neoajuvan diikuti

sistektomi radikal

Sistektomi radikal diikuti kemoterapi

ajuvan

Kemoterapi neoajuvan diikuti diikuti

kemoterpi dan radiasi secara bersamaan

Page 18: CA Vesika Urinari

T apapun dengan N+, M+ Kemoterapi sistemik diikuti pembedahan

atau radiasi paliatif.

TUR = transurethral resection

Terapi kanker kandung kemih dapat dibagi lagi berdasarkan pengertian

menjadi superfisialis, invasif, atau metastatik. Karsinoma superfisialis kandung

kemih meliputi pasien dengan karsinoma insitu, keterlibatan mukosa (stadium 0),

atau keterlibatan submukosa (stadium A). Pasien ini umumnya di terapi dengan

reseksi endoskopik dan biopsi kandung kemih dengan evaluasi sistoskopik

berulang setiap 3 sampai 6 bulan. Kurang lebih 50 sampai 70 persen paien ini

mengalami kekambuhan superfisialis (terbatas pada mukosa dan submukosa)

dalam periode waktu 3 tahun setelah diagnosis awal. Pasien dengan kekambuhan

superfisialis selanjutnya dilakukan terapi intravesikal, yaitu meliputi thiotepa,

doxorubisin, mitomisin, basil calmette-guerin (BCG) atau interferon, selain

resepsi sistokopik. BCG merupakan obat yang paling efektif untuk mengobati

karsinoma insitu pada kandung kemih. Cara lain meliputi terapi laser yang di

gunakan secara langsung pada lesi superfisial dan terapi fotodinamik, yaitu

dengan memberikan hematoporfirin secara intravesikal, dapat membantu

melokalisir karsinoma superfisialis. Penggunaan teapi intrafersikal pada pusat

kesehatan tertentu dapat menurrunkan jumlah kekambuhan superfisial dan

memperpanjang interval bebas-kambuh.

Suatu tambahan 12 persen dengan penyakit superfisialis awal akhirnya

mengalami penyakit yang progresif kedalam otot kandung kemih (stadium B) dan

lemak perifesikal (stadium C) atau metatase penyakit kelenjar getah bening

(stadium D1), tulang, atau visera lainnya (stadium D2). Secara alternatif, pasien

mula-mula datang dengan penyakit invasif atau metastatik.

Penyakit invasif : pasien ini umumnya mengalami penyebaran tumor

kedalam otot dan/atau lemak perivesikal. Terapi tradisional adalah sistektomi

(radikal atau sedehana) atau terapi radiasi. Terapi radiasi pra oprasi yang di ikuti

Page 19: CA Vesika Urinari

tindakan sistektomi tidak memberikan manfaat untuk bertahan hidup

dibandingkan bila di terapi dengan sistektomi saja. Rata-rata ketahanan hidup 5

tahun kurang lebih 50 persen dengan pengobatan seperti ini. Sebagian besar

pasien ini meninggal dengan penyakit metastatik jauh walaupun telah menjalani

terapi pembedahan yang radikal dan radiasi, namun sebagian besar pasien ini

meninggal akibat penyakit bermestatase-jauh dari pada akibat kekambuhan yang

bersifat lokal. Lagi pula, penggunaan terapi dengan berbagai cara, meliputi

kemotrapi yang di sertai terapi radiasi, dapat menyelamatkan individu pasien

penyakit invasif yang telah menjalani sistektomi radikal. Tenik pembedahan,

menggunakan bagian usus kecil sebagai reserfior telah meningkatkan kualitas

hidup individu yang menjalani sistektomi radikal. Prosedur kandung kemih yang

demikian memungkinkan deversi kantong urinarius (misalnya, kantong koch,

kantong indiana, atau kantong maimz), dengan demikian mengakhiri kebutuhan

alat ostomi eksternal. Sekarang ini, banyak penelitian klinis yang menggunakan

kemoterapi sistemik sebelum melakukan pembedahan definitif atau terapi radiasi

dalam upaya untuk “mengendalikan” penyakit yang di curigai bersifat mikro

metastatik sistemik, juga untuk meningkatkan pengendalian terhadap lesi

primernya. Data persiapan membesarkan hati.

Penyakit metastatik : pada pasien yang menderita penyakit metastatik jauh

pada limfonodus, visera, atau tulang, penggunaan kemoterapi sistemik

menghasilkan respon dari 30 sampai 70 persen pasien tapi biasanya tidak berakhir

lebih dari 6 bulan. Setelah timbul penyakit metastatik, sebagian besar pasien

meninggal dalam 2 tahun. Agen yang paling aktif adalah cisplatin, metotreksate,

doxsorodisin, siklofosfamit, dan vinblastin, serta kombinasi obat ini kadang-

kadang menghasilkan remisi yang berarti dan tahan lama. Mielosupresi, suatu

toksisitas yang umum terjadi pada program kemoterapi, dapat di peringan dengan

pemberian aritropoietin secara bersama-sama.

I. Komplikasi

o Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi

o Retensi urine bila tumor mengadakan invasi ke bladder neck

Page 20: CA Vesika Urinari

o Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi

Page 21: CA Vesika Urinari

Daftar Pustaka

Smeltzer, Suzanne C.dkk. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner

& Suddarth edisi 8.Volume 2. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta:

Syaifuddin, AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.

Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta:

Mansjoer, Arif.dkk.2000. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, jilid 2. Penerbit

Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI. Jakarta:

Isselbaher.dkk.2000.Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam edisi 13 volume 3.Alih

Bahasa:Prof.Dr.Ahmad,dkk. Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

http://dc366.4shared.com/doc/ZBUuQ1Ty/preview.html