urinaria unggas

55
3. Histologi Sistem Pencernaan Unggas Posted by INK Bes Rongga Mulut Ayam tidak memiliki pallatum mole, karenanya rongga mulut dan faring praktis jadi satu disebut orofaring. Selaput lendirnya terdiri dari selaput lendir kutan dengan epitel yang mengalami pertandukan didaerah punggung lidah, langit-langit sampai laring. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan folikel getah bening yang tersebar merata. Ayam tidak memiliki gigi, bibir dan pipi, sebagai gantinya adalah paruh. Suatu modifikasi dari kulit seperti halnya dengan kuku dan tanduk pada kuda dan sapi. Paruh ayam terdiri dari 4 lapis yakni : tulang , kutis dan epidermis yang bertnaduk. Pada pangkal paruh dan selaput lendir orofaring terdapat ujung saraf dalam bentuk korpuskulus Grandy dan korpuskulus Herbat. Lidah berbentuk memanjang dan runcing dengan punggung yang bertanduk.

Transcript of urinaria unggas

Page 1: urinaria unggas

3. Histologi Sistem Pencernaan Unggas

Posted by INK Bes Rongga Mulut

Ayam tidak memiliki pallatum mole, karenanya rongga mulut dan faring praktis jadi satu disebut orofaring. Selaput lendirnya terdiri dari selaput lendir kutan dengan epitel yang mengalami pertandukan didaerah punggung lidah, langit-langit sampai laring. Pada tunika propria terdapat kelenjar mukous dan folikel getah bening yang tersebar merata.

Ayam tidak memiliki gigi, bibir dan pipi, sebagai gantinya adalah

paruh. Suatu modifikasi dari kulit seperti halnya dengan kuku dan

tanduk pada kuda dan sapi. Paruh ayam terdiri dari 4 lapis yakni :

tulang , kutis dan epidermis yang bertnaduk. Pada pangkal paruh dan

selaput lendir orofaring terdapat ujung saraf dalam bentuk

korpuskulus Grandy dan korpuskulus Herbat. Lidah berbentuk

memanjang dan runcing dengan punggung yang bertanduk.

Putik pengecap tidak terdapat pada lidah ayam, tapi sel-sel pengecap

banyak terdapat tersebar pada lidah, palatum durum dna paruh. Tetapi

peranannya masih diragukan diduga hanya sebagai penangkap

singgungan. Tapi burung merpati mempunyai putik pengecap pada

lidahnya. Kelenjar air liur banyak ragamnya, ada beberapa kelenjar

yang dianggap membentuk kelompok kelenjar airliur yaitu :

- Glandula Maxillares, pada langit-langit

- Glandula Palatinae pada sekitar permuaraan rongga hidung

Page 2: urinaria unggas

- Glandula Submandibulares anterior dan posterior.

- Glandula linguales pada lidah

- Glandula Spheno-pterygoidens, pada atas laring

- Glandula Croco-aryteniodea, disekitar laring

Kelenjar tersebut semuanya berbentuk mirip satu dengan lainnya.

Ujung kelenjar bersifat mukous dan mempunyai epitel silindris,

sitoplasmanya pucat dan berbusa sekretanya adalah lendir dialirkan

melalui alat penyalur kedalam rongga mulut.

2. Lambung

Pada ayam dikenal adanya : Lambung kelenjar (proventriculus) dan

lambung otot (Gizzard / ventriculus).

a. Lambung kelenjar :

Secara mikroskopis, sinus kelenjar membentuk lipatan-lipatan

selaput lendir konsentris dengan epitel silindris. Dibagian dalam

sinus kelenjar membentuk sinus colligentes yang merupakan

penampung sekreta dari kelenjar yang tersusun secara radier.

Ujung kelenjarnya berbentuk buluh (tubulus) bercabang dengan

epitel kubis. Diantara ujung kelenjar terdapat jaringan ikat yang

Page 3: urinaria unggas

banyak mengandung pembuluh darah dan limfosit, muskularis

mukosa berbatasan dengan tunika muskularis.

b. Lambung otot

Secara makroskopis berbentuk sebagai lensa biconveks.

Dindingnya tebal dan terdiri atas otot polos dengan laterap

aponeorosis. Pada mukosa terdapat kelenjar tubulus bercabang

dengan epitel kubis. Sekreta kelenjar ini setelah sampai di lumen

lambung mengeras membentuk keratinoid plate. Tebalnya kira-kira

1 mm dengan permukaan yang kasar. Dalam lumen lambung otot

sering dijumpai benda kasar misalnya kerikil atau pecahan kaca

yang membantu menghancurkan makanan berbentuk butiran.

3. Usus Halus

Secara anatomis duodenum membentuk huruf “U” dengan

pankreas pada lekuk dalamnya. Secara mikroskopis hampir sepanjang

usus ayam selaput lendirnya membentuk villi, dan pada duodenum

paling tinggi kira-kira 1-1,5 mm. Semakin kebelakang menjadi

semakin rendah dan tebal.

Susunan vili mirip pada mammalia dengan epitel silindris dan sel

mangkok diantaranya. Hanya saja pada tunika propria tersebar

jaringan limfoid yang hampir merata dengan sel eosinofil. Kelenjar

lieberkhun relatif pendek.

Page 4: urinaria unggas

Muskularis mukosa terdiri dari otot polos yang tersusun

memanjang dan dibawahnya terdapat sub mukosa tanpa adanya

kelenjar Brunner. Tunika muskularis interna tersusun melingkar dan

lebih tebal dari tunika muskularis eksterna.

4. Usus Kasar (Colorectum)

Ditandai dengan tempat bermuaranya caecum. Colorectum ini

pendek saja dan segera bermuara pada cloaca, yang berakhir pada

anus, Caecum pada ayam panjangnya 15-25 cm, pada burung merpati

5-6 cm. Tempat permuaraan caecum ini menyempit karena dilengkapi

dengan sphincter. Pada mukosa tersebar banyak limfosit membentuk

folikel dan membentuk penonjolan selaput lendir. Cloaca terbagi

dalam 3 daerah yakni : Koprodeum, Urodeum dan Proktodeum.

5. Hati

Hati ayam dibandingkan dengan besar tubuhnya relatif besar.

Warnanya coklat tua dan terdiri dari 2 lobus. Struktur umum mirip

dengan hati mammalia dengan lobulasi kurang jelas. Kapsula tipis,

jaringan interlobularis tipis dan agak jelas pada segitiga kiernan.

Limfosit dan leukosit banyak terdapat pada stroma hepatitis. Susunan

sel hati yang radier dalam lobulus kurang jelas, sebaliknya sinusoid

lebih jelas.

Page 5: urinaria unggas

Ayam memiliki kantung empedu dengan selaput lendir membentuk

lipatan. Epitel permukaan selaput lendir silindris sebaris dan pada

tunika propria tidak terdapat kelenjar Tunia muskularis agak tipis

tetapi serosa relatif tebal.

6. Pankreas

Kelenjar pankreas ayam cukup jelas. Lobulasi cukup jelas tapi

jaringan ikat interlobuler tipis. Sel asinus ujung kelenjar berbentuk

piramid dengan butir sekreta mengumpul didaerah kutub bebas. Inti

di basal dan tampak sel sentroasiner.

Pulau langerhans relatif lebih banyak dari pada mammalia, bahkan

dapat dibedakan 2 bentuk yaitu pulau betha yang mengandung sel

alpha tapi sedikit sel betha. Secara mikroskopik pulau alpha lebih

besar dan pada jaringan interlobuler pankreas banyak terdapat

jaringan limfoid.

HATI

Menurut Dellman (1971) hati (hepar) dianggap kelenjar yang paling

besar dalam tubuh hewan dan memiliki fungsi banyak. Pada tahap

kehidupan awal (intra uterin) hati berfungsi sebagai pembentuk benda-

benda darah. Baru kemudian bangun hati disesuaikan dengan fungsinya

sebagai kelenjar eksokrin dan mengatur metabolisme tubuh. Bahkan

pendapat mutakhir mengatakan hati sebagai kelenjar endokrin, karena

Page 6: urinaria unggas

mampum engadakan sintesa berbagai bahan yang selanjutnya dilepas

kedalam aliran darh seperti halnya hormon.

Letak hati yang strategis diantara usus dan aliran darah umum,

menyebabkan hati menerima darah portal, yang mengangkut zat

makanan dari usus halus, kecuali lemak yang diangkat melalui

pembuluh khil. Jadi lemak akan melalui duktus thorasikus masuk aliran

darah venosus dekat jantung (Delmann, 41 ; Ham, 74).

Bahan makanan yang telah diserap setelah sampai dihati diolah dan

keluar sebagai bahan baru dalam aliran darah umum. Sebagian bahan

tersebut disimpan dlaam sel-sel tertentu dan selebihnya dipergunakan

untuk metabolisme tubuh. Bersama makanan dapat pula terserap zat

toksis yang setelah sampai dihati akan ditawar melalui oksidasi, hasil

yang tidak berbahaya dibuang melalui empedu.

Fungsi Hati

Sebagai kelenjar eksokrin hati menghasilkan empedu, pada empedu

terkandung pigmen, musim, asam empedu, garam empedu, lipoida,

lesitin, kholesterol. Pada empedu sering terdapat sel epitel yang berasal

dari saluran empedu (Bloom and Fawcett. 78).

Mengatur kadar bahan-bahan tertentu misalnya : glukagon, kalsium dan

sebagainya. Kadar glukosa diatur dengan cara melepas cadangan

glikogen atau merubahnya melalui lemak atau protein.

Page 7: urinaria unggas

Selain itu hati berfungsi : Sintesa komponen protein plasma darah,

merubah karoten menjadi vitamin A dan menyimpannya, membentuk

erythrocyt maturing faktor, membersihkan darah dari benda asing oleh

sel kuffer pada sinusoid.

Bangun Histologi

Hati menurut Hurst and Brown. 1976 adalah sebagai berikut :

Kapsula :

Hati dibalut kapsula yang terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula yang

terdiri dari dua unsur, yakni Kapsula serosa terdiri dari serosa dan

Kapsula fibrosa (Glisson capsule) yang terdiri dari jaringan ikat fibrous.

Kapsula dibrosa ini tipis, tetapi menebal didaerah hilus (porta hepatis)

yang menunjang pembuluh darah, saraf dan aliran empedu.

Lobulus :

Tiap lobulus dibatasi oleh jaringan ikat interlobularis, yang tebal pada

babi sedangkan pada hewan lain misalnya : anjing, kucing, kambing,

sapi, kuda, ayam tipis bahkan tidak jelas. Bentuk lobulus adalah

heksagonal dan pada daerah antara 3 lobulus jaringan ikat interlobularis

menebal membentuk segitiga kiernan (portal triad) didalamnya terdapat :

arteria interlobularis, vena interlobularis dan duktus interlobularis.

Parenkhim :

Page 8: urinaria unggas

Parenkhim hati terdiri dari sel-sel hati yang membentuk laminae

tersusun radier terhadap vena sentralis sebagai pusat lobulus. Diantara

laminae terdapat sinusoid, suatu kapiler dengan lumen meluas dna

dindingnya terdiri dari endotelial dan sel kuffer (sel RES) (Husrt and

Brown, 1970).

Sel hati berbentuk polihedral, diameter 20-25 mikron pada hewan

dewasa, sedang pada hewan muda 2-7 mikron. Inti bulat terletak

ditengah, dan tiap sel sering mempunyai lebih dari satu inti. Dengan

perawrnaan HE pada sitoplasma sering tampak lubang-lubang yang

sebenarnya suatu artefak, karena glikogen dan lemak yang larut pada

proses pengerjaan sediaan. Untuk menunjukkan glikogen dan lemak

pada sel hati diperlukan teknik pewarnaan khusus misalnya : Metode

Best untuk glikogen, dan metode Sudan II atau asam osmeum untuk

lemak.

Secara mikroskop elektron terlihat pada inti dekat masa khromatin

tampak butir-butir berukuran 300 A, dikelilingi daerah agak cerah

disebut butir perikhromatin (perichromatin granules). Ternyata butir

tersebut mengandung asam nuklein. Pada sitoplasma terdapat daerah

Rough dan smmoth endoplasmik retikulum. Rough ER merupakan

tempat sintesa protein daerah smmoth terdapat partikel-partikel glikogen

Apparatus golgi terdapat berbatasan dengan kanalikuli empedu.

Mithokondria tersebar lisosoma terdapat disekitar kanalikuli empedu.

Page 9: urinaria unggas

Peranan lisosoma adalah untuk pencernaan intraseluler, khususnya untuk

organoida dan bahan lain yang telah rusak.

Kanalikuli empedu :

Berbentuk saluran halus terdapat 2 atau 3 sel hati yang berbatasan.

Karena sel hati membentuk laminae dan saling beranastosoma maka

kanalikuli empedupun saling beranastomose. Secara mikroskopik

elektron kanalikuli empedu berbentuk ruang meluas berdiameter 0,5

mikron, dindingnya terdiri dari membran plasma sel hati, yang memiliki

mikrovilli menjulur kedalam lumen (Junqucira dkk, 1977 ; Mariano,

1981).

Jalinan kanalikuli empedu akhirnya bermuara kedalam duktus intra

lobularis dengan epitel pipih selapis. Selanjutnya empedu dialirkan

kedalam duktus intelobularis pada segitiga kerinan.

Saluran empedu :

Pada saluran empedu yang agak besar epithelnya silindris sebaris

dengan sel mangkok (Kuda dan kambing). Bahkan dibawah membran

basal sering terdapat otot polos (ruminansia). Saluran empedu

ekstrahepatis memiliki selaput lendir berkelenjar dengan epitel silindris

sebaris dan sel mangkok. Pada tunika propria terdapat kelenjar serous

(sapi) dan mukous pada hewan lain. Sering tampak pula adanya folikel

getah bening. Tunika muskularis jelas didaerah permuaraan duodenum

Page 10: urinaria unggas

membentuk diverticulum duodeni. Diverticulum duodeni adalah daerah

permuaraan saluran empedu (ductus coledochus) dan saluran getah

pankreas (ductus pancreaticus).

Kantung empedu (Vesica fellea)

Bekerja menampung empedu. Dengan banyaknya pembuluh darah

dalam dindingnya diduga terjadi pengurangan air atau penambahan

sesuatu seperti halnya pada ginjal. Selaput lendir membentuk lipatan-

lipatan, epitel permukaan berbentuk silindris sebaris dengan sel

mangkok. Pada kutub bebasnya terdapat mikrovilli disebut Antennulae

microvilares. Pada beberapa jenis hewan terdapat kelenjar serous dan

mukous (Leeson and Leeson, 1976).

Tunika muskularis terdapat 2 lapis, lapis dalam sering memberikan

penjuluran kedalam mukosa, lapis luar lebih tebal dari lapis dalam. Kuda

tidak memiliki kantong empedu. Empedu tetap dihasilkan tetapi

langsung disekresikan kedalam duodenum lewat diverticulum duodeni.

Pembuluh daran dan sinussoid (vaskularisasi)

Sneel (1984) mengatakan hati seperti juga paru-paru mendapat 2 sumber

vaskularisasi, satu bersifat nutritif dan dua bersifat fungsional.

- Fungsi Nutritif :

Page 11: urinaria unggas

Pemberian darah untuk kebutuhan jaringan hati melalui arteria

hepatica, satu cabang dari aorta. Arteria hepatica memasuki hilus hati

bercabang menjadi arteria interlobularis selanjutnya masuk lobulus

menjadi sinussoid.

- Fungsi Fungsional :

Membawa darah yang mengandung zat-zat makanan yang diserap

dari usus halus melalui vena porta. Vena porta memasuki hillus hati

bercabang-cabang menjadi vena interlobularis, kemudian menjadi

vena interlobularis (segi tiga kiernan) dan akhirnya memasuki lobulus

menjadi sinussoid.

Sampai pada sinusoid kedua sumber pembuluh darah bersatu

darahnya bercampur. Zat-zat makanan diolah parenkhim hati pada

benda asing dibersihkan oleh sel kuffer. Selanjutnya darah masuk

kedalam vena sentralis, kemudian bergabung menjadi vena sub

lobularis pada jaringan ikat interlobularis diluar segitiga kiernan.

Vena terakhir bergabung menjadi vena hepatika dari hati dan

bermuara kedalam vena cava caudalis .

PANKREAS

Pankreas adalah kelenjar kedua setelah hati yang berperan penting dalam

pencernaan makanan, bahkan lebih penting lagi karena ikut mengatur

Page 12: urinaria unggas

metabolisme hidrat arang. Pankreas adalah kelenjar ganda, yakni sebagai

:

- Kelenjar esokrin :

Kelenjar pankreas sendiri mampu menghasilkan getah pankreas yang

mengandung berbagai macam enzim, dan dialirkan kedalam

Duodenum.

- Kelenjar endokrin :

Terdiri dari pulau Langerhans yang tersebar secara merata. Hormon

yang dihasilkan berperan dalam metabolisme hidrat arang.

Kelenjar pankreas terletak menempel pada Duodenum, kapsula kurang

jelas karena mengandung jaringan ikat longgar dna lobulus yang cukup

jelas.

Bangun Histologi :

Pankreas merupakan kelenjar tubuloasineus. Lobulasi cukup jelas

dengan jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah dan saraf, dan

saluran getah pankreas. Struktur ujung kelenjarnya mirip dengan

kelenjar parotis. Adapun ciri-ciri kelenjar pankreas ini adalah sebagai

berikut :

Page 13: urinaria unggas

a. Epitel ujung kelenjar berbentuk piramid yang dapat dibedakan adanya

dua daerah. Sitoplasma daerah basal mengambil warna gelap dengan

biru metilin (basa) klarena mengandung banyak ribonukleoprotein,

sedangkan sitoplasma daerah apeks berwarna agak cerah karena

banyak mengandung butir skreta (zymogen).

b. Pada lumen ujung kelenjar terdapat sel sentroasiner yang merupakan

bagian dari duktus interkalatus yang menjorok ke dalam.

c. Pankreas memiliki duktus interkalatus panjang yang langsung

bermuara ke dalam duktus interlobularis diluar lobulus. Duktus

striatus tidak terdapat pada pankreas.

d. Pada ujung kelenjar pankreas dilengkapi oleh sel-sel myoepitel

(Basket cells)

e. Pankreas memiliki pulau langerhans.

Dengan mikroskop elektron sel asinus ujung kelenjar menunjukkan,

pada kutub basal terdapat rough ER dalam bentuk cysternae tersusun

paralel. Ribosoma bebas banyak tersebar dalam sitoplasma. Struktur

mitokhondria panjang dengan krista mitokhondria cukup jelas.

Apparatus golgi terdapat supra nuklear. Lisosoma banyak terdapat

disekitar golgi komplek.

Page 14: urinaria unggas

Pada kutub bebas sel asinus mikrovilli, meskipun sedikit pendek.

Sitoplasmanya banyak mengandung butir zymogen pada saat butir

zymogen dieksresikan. Selaput hancur bersama membran plasma,

sehingga sekreta berasfek homogen mengisi lumen asinus. Dan

membran plasma akan terbentuk kembali.

Pulau Langerhans

Pankreas mammalia memiliki pulau Langerhans yang tersebar pada tiap

lobulus, terutama pada ekor pankreas. Diameternya sekitar 100-400

mikron.

Bangun Histologi

Pulau Langerhans merupakan kumpulan sel dengan banyak pembuluh

darah rambut, dipisah dari pankreas oleh jaringan ikat tipis. Susunan

selnya tidak teratur dan mengambil warna lebih pucat dari sel-sel asinus.

Dengan pewarnaan HE butir-butir sekreta tidak jelas, tapi dengan

pewarnaan Mallory-azan dapat dibedakan :

a. Sel alpha (Sel A)

Bentuk selnya besar, inti lonjong dan dalam sitoplasma tersebar butir

bersifat asidofil (merah) yang tidak larut dalam alkohol.

b. Sel betha (sel B)

Page 15: urinaria unggas

Sel serta butir sekretanya lebih kecil dari sel A tapi pada anjing

jumlahnya lebih banyak, sekitar 75 % dari seluruh sel. Butir sekreta

mudah larut dalam alkohol. Pada anjing, kelelawar dan manusia

bentuk sel betha memberikan gambaran kristal dengan matrik cerah

mengelilinginya.

c. Sel Delta (sel C)

Sel ini tidak banyak jumlahnya, memiliki butir sekreta berwarna biru.

Pada anjing diperkirakan hanya 5 % saja. Butir sekretanya sedikit

lebih besar dari sel A.

d. Sel G

Sel ini jarang sekali dijumpai, hanya tampak pada cavia, dan tidak

memiliki butir sekreta sama sekali.

Susunan sel-sel pada pulau Langerhans terdapat mengitari pembuluh

darah kapiler. Butir sekretanya banyak terdapat pada sitoplasma

ebrbatasan dengan kapiler. Dua hormon yang penting adalah :

- Insulin :

Hormon ini dihasilkan oleh sel betha, dan bekerja merangsang

perubahan glukosa menjadi glikogen. Apabila tubuh kekurangan

insulin, kadar glukosa darah naik (Diabetes Melitus) dan simpanan

glikogen dalam otot berkurang. Diabetes yang tidak ditangani dapat

Page 16: urinaria unggas

mempercepat kematian hewan. Pemberian Alloxan pada hewan

percobaan dapat mernagsang kemunduran sel betha.

- Glikogen :

Hormon ini dihasilkan oleh sel alpha yang bekerja yang berlawanan dengan insulin. Bahan ini disebut Hyperglicemic-glycogenolytic factor, sebab dengan pemberian glukagon dapat mengurangi cadangan glikogen hati dan kadar glukosa darah naik. Pemberian kobal klorida berakibat mundurnya sel A sehingga produksi glukagon menurun.at 8:51 PM

0 comments:

4. Histologi Sistem Urinaria

Posted by INK Bes

SISTEM URINARIA

Sistem perkencingan atau sistem urinaria meliputi : Ginjal, Vesika urinaria dan beberapa salurannya.

4.1 Ginjal / Ren

Pada umumnya jumlah ginjal sepasang (dua buah) yang terdapat

di dalam rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis

dengan hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh darah dan

keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang rata, kecuali pada sapi

ginjalnya berlobus. Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal,

Page 17: urinaria unggas

tersusun dari campuran jaringan ikat yakni serabut kolagen dan beberapa

serabut elastis.

Struktur histologi ginjal pada berbagai jenis hewan piara tidak

sama, sehingga bentuk ginjal dibedakan menjadi:

Unilober atau unipiramidal : pada kelinci dan kucing mempunyai

struktur histologi sama, yakni tidak dijumpai adanya percabangan

pada kalik renalis, papila renalis turun ke dalam pelvis renalis,

dan duktus papilaris bermuara pada kalik. Pada kuda, domba,

kambing, dan anjing terjadi peleburan dari beberapa lobus,

sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang tersusun

longitudinal.

Multilober atau multipiramidal : bentuk ini dijumpai pada babi,

sapi, dan kerbau. Lobus (piramid) dan papila renalis lebih dari

satu jelas terlihat.

Fungsi ginjal :

1. Membuang sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari

darah berupa air seni (urin)

2. Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta berbagai bahan lain

dari darah

3. Membuang bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh

Page 18: urinaria unggas

4. Sebagai kelenjar endokrin (sel juksta-glomeruli dan makula densa)

yang mengatur hemodinamika serta tekanan darah dengan

menghasilhan zat renin.

5. Fungsi ginjal erat hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam

mempertahankan volume dan komposisi darah terhadap beberapa

zat tertentu. Pada darah zat tersebut mempunyai nilai ambang yang

konstan, dan bila melebihi nilai ambang, maka zat tersebut dibuang

melalui ginjal, paru-paru, maupun kulit.

Sinus renalis

Disusun atas :

1. Pelvis renal, dibentuk oleh kalik mayor dan kalik minor. Pelvis ini

merupakan bagian atas ureter yang melebar.

2. Arteri, vena dan nervus.

3. Lemak dengan jumlah sedikit dan tidak dijumpai jaringan konektif.

Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua daerah, yaitu : Kortek

(luar ) dan Medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malfigi

piramid yang juga disebut piramid medula hingga ke daerah kapsula

ginjal. Daerah kortek diantara piramid tadi membentuk suatu kolum

disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar,

daerah kortek terlihat bercak merah yang kecil (petikhie) yang

Page 19: urinaria unggas

sebenarnya merupakan kumpulan vaskuler khusus yang terpotong,

kumpulan ini dinamakan renal korpuskle atau badan malphigi.

Kortek ginjal terdiri atas nefron pada bagian glomerulus, tubulus

konvulatus proksimalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada

daerah medula dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop of

Henle’s dan tubulus kolektivus. Setiap ginjal mempunyai satu sampai

empat juta filtrasi yang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm

yang disebut nefron.

Renal Korpuskula

Renal korpuskula terdiri atas berkas kapiler glomeruli dan

glomerulus yang dikelilingi oleh kapsula berupa epithel yang berdinding

ganda disebut : Kapsula Bowman.

Dinding sebelah dalam disebut lapisan viseral sedangkan yang

disebelah luar disebut lapisan pariental, yakni menerima cairan yang

akan difiltrasi melalui dinding kapiler. Korpuskula renalis mempunyai

katup vaskular dimana darah masuk ke arteriole aferent dan keluar

melalui arteriole aferent.

Tubulus Konvulatus Prokimalis

Page 20: urinaria unggas

Struktur ini merupakan segmen berkelok-kelok, yang bagian

awal dari tubulus ini panjangnya dapat mencapai 14 mm dengan

diameter 57-60 . Tubulus konvulatus proksimalis biasanya ditemukan

pada potongan melintang kortek yang dibatasi oleh epithel selapis

kubis atau silindris rendah, dengan banyak dijumpai mikrovilli yang

panjangnya bisa mencapai 1,2 dengan jarak satu dengan yang lainnya

0.03 . Karakteristik dari tubulus ini ditemukan apa yang disebut Brush

Border, dengan lumen yang lebar dan sitoplasma epithel yang jernih.

Loop of Henle’s

Loop of Henle’s banyak dijumpai di daerah medula dengan

diameter bisa mencapai 15 . Loop of henle’s berbentuk seperti huruf

“U” yang mempunyai segmen tebal dan diikuti oleh segmen tipis. Pada

bagian desenden mempunyai lumen yang kecil dengan diameter 12

panjang 1-2 mm, sedangkan bagian asenden mempunyai lumen yang

agak besar dengan panjang 9 mm dengan diameter 30 .

Epithel dari Loop of Henle’s merupakan peralihan dari epithel

silindris rendah / kubus sampai squomus, biasanya pergantian ini

terdapat di daerah sub kortikal pada medula, tapi bisa juga terjadi di

daerah atas dari Loop of Henle’s.

Tubulus Konvulatus Distalis

Page 21: urinaria unggas

Perbedaan struktur histologi dengan Tubulus Konvulatus

proksimalis antara lain : Sel epithelnya besar, mempunyai brush border,

lebih asidofil, potongan melintang pada tempat yang sama mempunyai

epithel lebih sedikit, Tubulus Konvulatus distalis : Sel epithel lebih kecil

dan rendah, tidak mempunyai brush border, kurang asidofil, lebih

banyak epithel pada potongan melintang

Sepanjang perjalanan pada kortek, tubulus ini mengadakan

hubungan dengan katup vaskuler badan ginjal dari nefronnya sendiri

yakni dekat dengan anteriole aferent dan eferent. Pada tempat

hubungan ini, tubulus distalis mengadakan modifikasi bersama

dengan arteriola aferens. Segmen yang mengadakan modifikasi

bersama dengan arteriola aferens. Segmen yang mengadakan

modifikasi ini pada mikroskop cahaya tampak lebih gelap ini

disebabkan dekatnya dengan inti disebut : Makula dense.

Fungsi Makula dense belum begitu jelas, tapi beberapa ahli

mengatakan, fungsinya adalah sebagai penghantar data osmolaritas

cairan dalam tubulus distal ke glomerulus. Pada makula dense yang

dekat dengan arteriola aferent mengandung sel juksta glomerulus

yaitu sel yang mempunyai bentuk epitheloid dan bukan sel otot

polos dan ini mungkin merupakan modifikasi dari otot polos. Sel ini

yang nantinya menghasilkan enzim renin. Hormon ini mengubah

Page 22: urinaria unggas

hipertensinogen menjadi hipertensin (angiotensin). Angiotensin

mempengaruhi tunika media dari arteriola untuk berkontraksi, yang

mengakibatkan tekanan darah menjadi naik.

Tubulus kolektivus

Tubulus kolektivus merupakan lanjutan dari nefron bagian tubulus

konvulatus distalis dan mengisi sebagian besar daerah medula.

Tubulus kolektivus bagian depan mempunyai lumen yang kecil

berdiameter sekitar 40 dengan panjang 20-22 mm. Lumennya

dilapisi epithel kubis selapis, sedangkan tubulus kolektivus bagian

belakangnya sudah berubah menjadi bentuk silindris dengan

diameter 200 , panjangnya mencapai 30-38 mm.

Sirkulasi Darah

Ginjal menerima darah dari arteria renalis yang masuk melalui hilus

dan bercabang membentuk arteria interlobularis yang terletak

antara piramid malpighi. Selanjutnya arteri ini bercabang lagi

menjadi arteri arkuata dan bercabang lagi menjadi arteria

interlobularis. Arteria Interlobularis bercabang lagi menjadi arteria

aferent yang masuk ke glomerulus, selain itu ada juga arteri

interlobularis melanjutkan diri menuju kapsula ginjal yang disebut

arteri stelata.

Page 23: urinaria unggas

Setelah darah mengalami filtrasi, maka akan keluar melalui arteriola

eferent gromeruli. Cabang arteriol eferent akan memberikan

makanan untuk tubulus dan daerah distal untuk kortek ginjal.

Cabang arteriola eferent bersatu membentuk arteriola rekta, dari

venula ini bersatu lagi menjadi vena interlobularis dan selanjutnya

menjadi vena interlobularis yang akhirnya keluar ginjal melalui vena

renalis. Pada manusia dengan berat badan ± 70 kg pada kedua buah

ginjalnya dialiri darah sebanyak 1200 cc setiap menit

Histofisiologi Ginjal

Ginjal mempunyai fungsi yang sangat komplek, yakni sebagai filtrasi,

absorpsi aktif maupun pasif, resorpsi dan sekresi. Total darah ke dua

ginjal dapat mencapai 1200 cc/menit atau sebesar 1700 liter darah /

hari. Semua ini akan difiltrasi oleh glomeruli dimana setiap menit

dihasilkan 125 cc filtrat glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli

setiap 24 jam pada ke dua ginjal. Dari jumlah ini beberapa bagian di

resorpsi lagi keluar dari tubulus.

Pada tubulus konvulatus proksimalis dan distalis terjadi proses

resorpsi dan ekskresi, dimana beberapa bahan seperti : glukosa dan

sekitar 50 % natrium klorida dan sejumlah air di resorpsi oleh sel

tubulus melalui absorbsi aktif yang memerlukan energi, sedangkan

air berdifusi secara pasif. Selanjutnya filtrat glomeruli yang tidak

Page 24: urinaria unggas

mengalami resorpsi diteruskan ke distal sampai tubulus kolektivus.

Pada daerah ini terjadi pemekatan urin atau pengenceran terakhir

tergantung dari keadaan cukup tidaknya anti-diuretik hormon (ADH).

Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus kolektivus

terhadap air.

Pelvis Renalis

Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang menampung urin dari

papila renalis. Pada ginjal yang multi-piramid urin pertama

ditampung oleh kaliks renalis kemudian dari sini baru ke pelvis

renalis.

Bangun histologinya adalah sebagai berikut : Mukosa memiliki

epithel peralihan dengan sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal

epithel hanya 2 sampai 3 sel. Dengan mikroskop cahaya tidak

tampak adanya membran basal tetapi dengan EM tampak

membrana basalis yang sangat tipis. Propria mukosa terdiri atas

jaringan ikat longgar dan pada kuda terdapat kelenjar yang agak

mukus.

Bentuk kelenjar adalah tubulo-alveolar. Tunika muskularis terdiri

atas otot polos, jelas pada kuda, babi dan sapi. Lapis dalam tersusun

longitudinal dan lapis luar sirkuler. Pada hewan lain otot relatif

sedikit, pada kalises renalis otot relatif sedikit, tetapi pada daerah

Page 25: urinaria unggas

permulaan ureter membentuk semacam sphinter. Tunika adventitia

terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel lemak, pembuluh

darah, pembuluh limfe serta saraf.

2. URETER

Ureter adalah saluran tunggal yang menyalurkan urine dari pelvis

renalis menuju vesika urinaria (kantong air seni). Mukosa

membentuk lipatan memanjang dengan epithel peralihan, lapisan sel

lebih tebal dari pelvis renalis. Tunika propria terdiri atas jaringan ikat

dimana pada kuda terdapat kelenjar tubulo-alveolar yang bersifat

mukous, dengan lumen agak luas. Tunika muskularis tampak lebih

tebal dari pelvis renalis, terdiri dari lapis dalam yang longitudinal dan

lapis luar sirkuler, sebagian lapis luar ada yang longitudinal

khususnya bagian yang paling luar. Dekat permukaan pada vesika

urinaria hanya lapis longitudinal yang nampak jelas.

Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat yang mengandung

pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf, ganglia sering terdapat

didekatnya. Selama urine melalui ureter komposisi pokok tidak

berubah, hanya ditambah lendir saja.

Dinding ureter terdiri atas beberapa lapis, yakni:

1. Tunika mukosa : lapisan dari dalam ke luar sebagai berikut :

Page 26: urinaria unggas

Epithelium transisional : pada kaliks dua sampai empat

lapis, pada ureter empat sampai lima lapis, pada

vesica urinaria 6-8 lapis.

Tunika submukosa tidak jelas

Lamina propria beberapa lapisan

Luar jaringan ikat padat tanpa papila, mengandung

serabut elastis dan sedikit noduli limfatiki kecil, dalam

jaringan ikat longgar

Kedua-dua lapisan ini menyebabkan tunika mukosa

ureter dan vesika urinaria dalam keadaan kosong

membentuk lipatan membujur.

2. Tunika muskularis : otot polos sangat longgar dan saling

dipisahkan oleh jaringan ikat longgar dan anyaman serabut elastis.

Otot membentuk tiga lapisan : stratum longitudinale internum,

stratum sirkulare dan stratum longitudinale eksternum

3. Tunika adventisia : jaringan ikat longgar

3.VESIKA URINARIA

Kantong air seni merupakan kantong penampung urine dari kedua

belah ginjal Urine ditampung kemudian dibuang secara periodik.

Struktur histologi :

Page 27: urinaria unggas

1. Mukosa, memiliki epithel peralihan (transisional) yang terdiri

atas lima sampai sepuluh lapis sel pada yang kendor, apabila

teregang (penuh urine) lapisan nya menjadi tiga atau empat lapis

sel.

2. Propria mukosa terdiri atas jaringan ikat, pembuluh darah, saraf

dan jarang terlihat limfonodulus atau kelenjar. Pada sapi tampak

otot polos tersusun longitudinal, mirip muskularis mukosa.

3. Sub mukosa terdapat dibawahnya, terdiri atas jaringan ikat yang

lebih longgar.

4. Tunika muskularis cukup tebal, tersusun oleh lapisan otot

longitudinal dan sirkuler (luar), lapis paling luar sering tersusun

secara memanjang, lapisan otot tidak tampak adanya pemisah

yang jelas, sehingga sering tampak saling menjalin. Berkas otot

polos di daerah trigonum vesike membentuk bangunan

melingkar, mengelilingi muara ostium urethrae intertinum.

Lingkaran otot itu disebut m.sphinter internus.

5. Lapisan paling luar atau tunika serosa, berupa jaringat ikat

longgar (jaringan areoler), sedikit pembuluh darah dan saraf

4. URETRA

Page 28: urinaria unggas

Berupa saluran yang menyalurkan urine dari kantong seni keluar

tubuh. Pada hewan jantan akan mengikuti penis, sedangkan pada

hewan betina mengikuti vestibulum.

Sistem Urinaria pada Unggas

Beberapa perbedaan dengan mamalia tampak jelas antara lain :

1. Bentuk ginjal yang agak komplek, terdiri atas tiga sampai

empat lobus

2. Tidak memiliki vesika urinaria dan urethra jadi urine dari

ureter langsung masuk kloaka (urodeum)

3. Urine yang dihasilkan agak kental, sedangkan pada mamalia

bersifat lebih cair.

4. Pada ayam terdapat sepasang ginjal multilober yang erat

hubungannya dengan kilumna vertebralis dan ilia, terletak

pada bagian kaudal dari paru-paru. Warnanya kecoklatan dan

konsistensinya lunak sehingga mudah rusak pada proses

pengeluaran dari tempatnya.

Ginjal

Bagian paling luar adalah kapsula, serabut halus keluar dari kapsula

menyisip parenkhim ginjal bersama pembuluh darah. Renal tubulus

dianggap identik dengan nefron pada mamalia. Terdiri atas :

Page 29: urinaria unggas

a. Korpuskuli renalis dengan glomeruli relatif lebih kecil dari

mamalia.

b. Tubuli kontorti proksimalis, memepunyai epithel kubis dengan

brush border, inti ditengah dan sitoplasma berbutir halus, diduga

butiran urat.

c. Jerat henle memiliki epithel sama, namun tidak memiliki brush

border, tetapi pada sitoplasma terdapat vakuola.

d. Tubuli konturti distalis memiliki lumen lebih luas, epithelnya lebih

pucat dan berbentuk kubis.

e. Alat penyalur mulai dari duktuli koligentes dengan epithel kubis,

terus ke duktus Bellini dan akhirnya masuk ureter.

Ureter

Selaput lendir ureter membentuk lipatan memanjang (longitudinal)

dengan epithel banyak baris. Pada tunika propria sebagaimana pada

bangsa burung banyak ditemukan limfosit.

Tunika muskularis terdiri atas otot polos, lapis terluar adalah

adventitia. Ureter sebelum memasuki ginjal bercabang menuju

lobus. Ureter sebenarnya pendek dan lurus, bermuara kedalam

uredeum medial dari duktus deferens pada hewan jantan, dan

medial dari oviduktus pada hewan betina.

Page 30: urinaria unggas

at 8:53 PM

0 comments:

Post a Comment

Jangan Lupakan Tubuh Ayam

Infovet

Jangan Lupakan Tubuh Ayam

(( Membahas produksi telur ayam jangan lupakan anatomi dan faali ayam, sebagai dasar bagi kita agar kuat memahami bagaimana ternak ini berproduksi dan terjaga pro

Kerangka unggas ringan tetapi kuat, sesuai dengan keperluannya untuk duksinya. ))terbang dan berjalan. Adapun tengkorak unggas kecil dengan hubungan antartulang yang kuat, berhubungan dengan atlas yaitu tulang pertama columna vertebrae (susunan luas tulang belakang).

Menurut sumber di Universitas Terbuka, tulang-tulang pinggang dan punggung unggas saling berhubungan dengan erat, merupakan tempat melekatnya otot-otot yang digunakan untuk terbang, dan untuk menahan

Page 31: urinaria unggas

tekanan. Ujung pasterior tulang pubis dan ujung posterior sternum digunakan untuk memperkirakan daya bertelur pada kegiatan culling ayam.

Selanjutnya menurut sumber yang sama, tulang-tulang unggas yang bersifat pneumatik berhubungan dengan sistem pernapasan. Tulang-tulang pneumatik terdapat pada humeras, tulang-tulang kepala klavicula as sternum, vertebrae lumbales dan os sacrum.

“Unggas mempunyai tulang-tulang meduler yang digunakan untuk menimbun kasium. Tulang-tulang meduler terdapat pada tibia, femur, pubis, tulang-tulang rusuk ulna, tulang-tulang telapak kulit dan scapula,” kata sumber di UT.

Sistem pencernaan unggas sendiri, sederhana jika dibandingkan dengan ruminansi dalam arti hanya sedikit tempat tersedia bagi kehidupan mikrorganisme ynag dapat membantu pencernaan makanan.

Karena unggas tidak bergigi akan pengunyahan makanan tidak terjadi di mulut. Di tembolok, makanan dilunakkan dan mulai dicerna. Di perut pengunyah, makanan dipecah dan digiling. Makanan terutama dicerna dan diabsorp (diserap) oleh usus halus.

Berbeda dengan vertabrata lainnya, unggas memiliki kloaka yaitu ruang pertemuan dari tiga saluran, pencernaan, urinaria dan reproduksi.

Sistem reproduksi unggas jantan berupa testes ductus (vas) deferens, dan ogan kopulasi yang bentuknya rudimenter. Unggas tidak mempunyai penis. Sperma

Page 32: urinaria unggas

diproduksi di dalam testis, disalurkan ke luar tubuh melalui ductus deferens yang bermuara pada papilla. Perkawinan unggas jantan dengan unggas betina pada hakikatnya ialah mempersatukan dua kloaka untuk memungkinkan pemancaran sistem yang mengandung sperma.

Sistem reproduksi unggas betina terdiri atas ovarium dan oviduk. Ovarium yang mengandung sekitar 1.000-3.000 folikel dan di dalam folikel terdapat kuning telur (yolk). Ukuran folikel berkisar dari yang mikrokopik hingga yang sebesar yolk, tergantung pada tingkat kemasakan yolk di dalamnya. Setelah sebuah yolk diovulasikan, kemudian diterima oleh infudibulum dan melewati bagian-bagian lain dari oviduk, menjadi telur yang sempurna yang dikeluarkan melalui anus.

Menurut sumber Infovet yang lain, kuning telur (yolk) dari ayam yang diimunisasi (divaksin) sudah sangat terkenal sebagai salah satu sumber antibodi. Produksi immunoglobulin yolk (IgY) dengan memanfaatkan kuning telur ayam sebagai pabrik biologis mempunyai beberapa keunggulan. Ayam memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap pemaparan antigen asing, sehingga sistem imun ayam sangat responsif dan persisten untuk produksi IgY

Faali Ayam

“Sistem pencernaan unggas berfungsi mencerna dan mengabsorpsi zat-zat makanan serta mengeluarkan sisanya yang tidak dapat dicerna melalui anus, “ ungkap Sumber di Universitas Terbuka

Page 33: urinaria unggas

Menurut sumber UT ini, unggas tidak bergigi dan sebagai-gantinya maka makanan yang besar atau yang keras digiling di dalam perut pengunyah. Di situ makanan dipecah menjadi partikel-partikel kecil.

Pankreas menghasilkan HCl dan pepsin, sedangkan hati menghasilkan empedu. Zat-zat yang dihasilkan oleh kedua organ pencernaan tambahan ini memberikan lingkungan yang baik bagi terjadinya reaksi-reaksi pencernaan yang bersifat enzimatis.

Penyerapan zat-zat makanan sebagian besar terjadi di dalam usus halus (duodenum) karena permukaan dinding usus ini diperluas oleh adanya lipatan-lipatan dan villi, zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna, tidak banyak bermanfaat bagi unggas karena mikroorganisme (bakteri) yang seharusnya membantu pemecahan bahan-bahan makanan tidak mempunyai tempat khusus, dalam sistem pencernaan unggas. Hal ini sangat berbeda dengan ruminansia.

Air sebagai zat makanan yang berada di dalam bahan makanan tersisa, diserap kembali oleh dinding usus besar dan dimanfaatkan kembali oleh tubuh unggas.

Seperti halnya unggas betina, sistem produksi unggas jantan (termasuk ayam) dipengaruhi oleh intesitas cahaya dan kerja hormon-hormon reproduksi.

Sistem reproduksi unggas betina melibatkan kegiatan interaksi kerja berbagai macam hormon reproduksi yang dipengaruhi oleh banyaknya cahaya yang diterima oleh kelenjar pituitari. Cahaya yang sangat kurang dapat menghentikan kegiatan.

Dengan demikian kita lebih kenal Sang Ayam Produsen Telur untuk

Page 34: urinaria unggas

kesehatan kita.(UT/ YR)

ekanisme Pencernaan Ayam

Diposkan oleh Slam di 10.31 . Sabtu, 23 Mei 2009

Label: Ayam, Ekskreta, Pencernaan

MulutPakan masuk mulut dalam keadaan utuh atau sudah dikoyak oleh paruh, kemudian dengan tekanan lidah akan masuk ke rongga pharink dank e oesofagus. Dalam mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase dan maltase, pencernaan belum optimal karena di mulut pakan hanya lewat.

OesofagusDi dalam oesofagus pakan akan menuyju ke tembolok dengan bantuan mucosa yang dihasilkan oleh oesofagus.

Tembolok (Crop)

Page 35: urinaria unggas

Tembolok adalah modifikasi dari oesofagus yang berfungsi menyimpan pakan sementara. Di tembolok pakan sekaligus direndam sehingga menjadi lebih lunak.

ProventrikulusAtau juga disebut dengan perut kelenjar yang mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna Protein dan lemak. Pencernaan belum maksimal karena di proventrikulus pakan hanya tinggal sebentar.

Empedal (gizzard)Berfungsi sebagai pelumat pakan dan mencampur dengan air sehingga menjadi pasta (Chymne). Kekuatan empedal dipengaruhi dari kebiasaan makan ayam, ayam yang hidup bebas berkeliaran memilki empedal yang lebih kuat dari pada empedal ayam yang dikurung dengan pakan yang lebih lunak. Pada empedal disekresikan coilin untuk melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang disebabkan oleh pakan atau benda lain yang tertelan. Di empedal ini pakan dicerna secara mekanik.

Usus halus atau small intestineUsus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu:1. DuodenumBagian ini adalah bagian paling atas dari usu halus. Di sini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan hidrolisis dari nutrient kasar yang berupa pati lemak dan protein. Penyerapan hasil pencernaan sebagian besar terjadi di duodenum ini. Di duodenum disekresikan enzim dari pankreasdan dari getah empedu.

Page 36: urinaria unggas

2. Jejenum Adalah kelanjutan duodenum yang berfungsi seperti duodenum yaitu penyerapan makanan yang belum selesai saat di duodenum.

3. Ileumkelanjutan dari jejunum dengan fungsi yang sama yaitu penyerapan makanan dan pencernaan secara enzimatis.

CoecumTerdiri atas 2 ceca atau saluran buntu. Nutrient yang tidak tercerna akan mengalami dekomposisi oleh microba coecum. Tetapi penyerapan sangat sedikit. Di coecum pakan mengalami pencernaan secara mikrobiologi.

Usus besarAtau disebut juga intestinum crasum. Disini terjadi perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Di bagian ini juga bermuara saluran urine dari ginjal. Sehingga urine dan feses yang keluar akan menjadi satu dan disebut ekskreta. Feses dan urine juga akan mengalami penyerapan air sekitar 72-75%. Disini juga terdapat muara saluran reproduksi.

KloakaAdalah tempat keluarnya ekskreta juga telur pada ayam betina. Pakan dalam saluran pencernaan ayam kurang lebih 4 jam.

2 komentar:

Page 37: urinaria unggas

http://slamet-riyadi03.blogspot.com/2009/05/mekanisme-pencernaan-ayam.html

Kulit ayam yg tidak mempunyai kelenjar keringat dipisahkan menjadi 2 bagian penting yaitu Epidermis dan Dermis. Epidermis merupakan bagian luar dari kulit yg terdiri dari Stratum Germinativum dan berikutnya Stratum Corneum. Stratum corneum merupakan bagian kulit paling luar yang terdiri dari sel yg pipih, mengeras dan disertai beberapa sel yg mati.

Bulu ayam menutup seluruh tubuh sebetulnya berfungsi untuk menjaga suhu badan dari udara dingin, terutama bulu halus yg menyelimuti seluruh tubuh, sedangkan bulu sayap dan bulu ekor sebagai alat terbang dan kemudi. Pada ayam laga, bulu halus diubah fungsinya sebagai alat pendingin, bukan sebagai penjaga suhu tubuh agar keseimbangan suhu tubuh ayam laga dapat terjaga dan tidak terbuang keluar.

Sebagai yang telah diinformasikan di atas, tujuan pemberian kemin adalah utk mempertebal kulit, pemberian kemin dapat dilakukan dengan mencampurkannya dengan kapur sirih sehingga dapat memberikan hasil yang lebih maksimal. Selain itu pemberian kombinasi ramuan ini juga ditujukan untuk melarutkan lemak yg ada pada bulu halus yg menutupi tubuh ayam, sehingga air akan mudah menyerap ketika bulu dibasahi dan juga mudah menguap ketika suhu tubuh meningkat seiring dgn meningkatnya aktivitas tubuh ketika ayam laga diadu.

Ayam akan melakukan pernapasan sangat cepat ketika merasa kepanasan, hal ini adalah satu-satunya cara bagi ayam untuk membuang panas tubuh, karena ayam tidak mempunyai kelenjar keringat.