3

6
3. Pemekatan dan pengenceran urin Mekanisme counter current a. Counter current multiple 5 Mekanisme ini tergantung pada : - Transport aktif Na+ dan Cl- yang keluar dari lumen pars ascenden tebal - Permeabilitas yang tinggi terhadap air di lumen pars descenden tipis - Aliran masuk dari tubulus proksimal ke tubulus distal Proses counter current multiple adalah sebagai berikut : 1. Sebelum gradient osmotic vertical terbentuk, konsentrasi cairan interstisium medulla adalah 300 mosm/liter, seperti cairan tubuh lainnya. 2. Pompa garam aktif di pars ascenden dapat memindahkan NaCl keluar dari lumen sampai cairan interstisium sekitar 200 mosm /liter lebih pekat daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars ascenden mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan interstisium medulla menjadi hipertonik. Air tidak dapat mengikuti secara osmotis dari pars ascenden karena bagian ini impermeable terhadap H20. Namun, difusi netto H20 terjadi di pars descenden ke dalam cairan interstisium. Cairan tubulus yang masuk ke pars descenden dari tubulus proksimal bersifat isotonic. Karena pars descenden sangat permeable terhadap H20 maka terjadi difusi netto H20 secara osmosis keluar dari pars

description

g

Transcript of 3

3. Pemekatan dan pengenceran urinMekanisme counter currenta. Counter current multiple5Mekanisme ini tergantung pada : Transport aktif Na+ dan Cl- yang keluar dari lumen pars ascenden tebal Permeabilitas yang tinggi terhadap air di lumen pars descenden tipis Aliran masuk dari tubulus proksimal ke tubulus distalProses counter current multiple adalah sebagai berikut :1. Sebelum gradient osmotic vertical terbentuk, konsentrasi cairan interstisium medulla adalah 300 mosm/liter, seperti cairan tubuh lainnya.2. Pompa garam aktif di pars ascenden dapat memindahkan NaCl keluar dari lumen sampai cairan interstisium sekitar 200 mosm /liter lebih pekat daripada cairan tubulus di bagian ini. Ketika pompa pars ascenden mulai secara aktif mengeluarkan garam, cairan interstisium medulla menjadi hipertonik. Air tidak dapat mengikuti secara osmotis dari pars ascenden karena bagian ini impermeable terhadap H20. Namun, difusi netto H20 terjadi di pars descenden ke dalam cairan interstisium. Cairan tubulus yang masuk ke pars descenden dari tubulus proksimal bersifat isotonic. Karena pars descenden sangat permeable terhadap H20 maka terjadi difusi netto H20 secara osmosis keluar dari pars descenden ke cairan interstisium yang lebih pekat.perpindahan pasif H20 berlanjut sampai osmolaritas cairan di pars descenden dan cairan interstisium sama. Karena itu, cairan tubulus yang masuk ke ansa henle segera mulai menjadi lebih pekat karena kehilangan H20. Pada keadaan seimbang, osmolaritas cairan pars ascenden adalah 200 mosm/liter dn osmolaritas cairan interstisium dan pars descenden adalah sama, yaitu 400 mosm/liter.3. Terdapat massa cairan 200 mosm/liter dari puncak pars ascenden ke dalam tubulus distal dan massa baru cairan isotonic 300 mosm/liter masuk dari puncak pars ascenden tubulus proksimal. Di bagian bawah lengkung, massa cairan 400 mosm/liter dai pars descenden bergerak maju memutari ujung ansa dan masuk ke pars ascenden menempatkannya berlwanan dengan reegio 400 mosm/liter di pars descenden.4. Pompa pars ascenden kembali memindahkan NaCl keluar sementara H20 secara pasif meninggalkan pars descenden sampai tercipta kembali perbedaan 200 mosm/liter antara pars ascenden dan baik cairan interstisium maupun pars descenden di masing-masing level horizontal. Konsentrasi cairan tubulus semakin meningkat di pars descenden dan semakin turun di pars ascenden.5. Sewaktu cairan tubulus teru maju, gradient konsentrasi 200 mosm/liter kembali terganggu di semua level horizontal.6. Sewaktu cairan kembali mengalir maju sedikit dan proses bertahap ini berlanjut, cairan di pars descenden menjadi semakin hipertonik sampai mencapai konsentrasi maksimal 1200 mosm/liter di dasar lengkung, empat kali daripada konsentrasi normal cairan tubuh. Karena cairan interstisium selalu mencapai keseimbangan dengan pars descenden maka tercipta gradient konsentrasi vertical berkisar dari 300-1200 mosm/liter di cairan intertisium medulla. Sebaliknya, konsentrasi cairan tubulus semakin berkurang di pars ascenden sewaktu garam dipompa keluar tetapi H20 tidak dapat mengikutinya. Pada kenyataannya cairan tubulus bahkan menjadi hipotonik sebelum meninggalkan pars ascenden untuk masuk ke tubulus distal dengan konsentrasi 100 mosm/ liter. b. Counter current exchanger61. Terjadi di vasa recta 2. NaCl dan ureum akan berdifusi keluar dari vasa recta ascenden dan masuk ke descenden3. Air berdifusi keluar vasa recta descenden ke ascenden4. Proses ini berlangsung secara pasifFisiologi urin pekat dan encer4,5Permeabilitas tubulus distal dan duktus kolingens kortikalis terhadap air dikontrol oleh konsentrasi ADH, yang juga disebut vasopressin. Dengan kadar ADH yang tinggi, segmen-segmen tubulus ini menjadi permeable terhadap air, tetapi bila tidak ada AD H, segmen-segmen ini tidak permeable tehadap air. Karakterisitik yang khusus ini menyediakan suatu mekanisme untuk pengaturan derajat pengenceran dan pemekatan urin.Ada suatu mekanisme yang kuat untuk mengatur osmolaritas plasma dan konsentrasi natrium, yang bekerja dengan cara menngubah ekskresi air oleh ginjal, da tidak bergantung pada kece[atan ekskresi zat terlarut. Pelaku utama dari sistem umpan balik ini dalah hormone antidiuretik (ADH).Bila osmolaritas cairan tubuh meningkat di atas normal (yaitu, zat terlarut dalam cairan tubuh menjadi terlalu pekat), kelenjar hipofisis posterior akan menyekresi lebih banyak ADH, yang meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus kolingens terhadap air. Keadaan ini memungkinkan terjadinya reasorbsi air dalam jumlah besar dan penurunan volume urin, tetapi tidak mengubah kecepatan ekskresi zat terlarut oleh ginjal secara nyata.Bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh dan osmolaritas cairan ekstrasel menurun, sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan menurun. Oleh sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air akan menurun, kecepat sekresi ADH sangat menentukan encer atau pekatnya urin yang akan dikeluarkan oleh ginjal.Osmolaritas CES bergantung pada jumlah relative H2O dibandingkan dengan zat terlarut. Pada konsentrasi zat terlarut dan keseimbangan cairan normal, cairan tubuh dikatakan isotonic pada osmolaritas 300 mosm/l. apabila terdapat banyak H2O relative terhadap jumlah zat terlarut, cairan tubuh bersifat hipotonik, yang berarti cairan tersebut terlalu encer. Apabila terjadi deficit H20 relatif terhadap jumlah zat terlart cairan tubuh menjadi lebih pekat dan bersifat hipertonik.Secara umum osmoralitas CES sama di seluruh tubuh. Dengan mengetahui bahwa gaya yang mendorong reasorpsi H2O disepanjang tubulus adalah gradient osmotic antara lumen tubulus dan cairan intersitium di sekitarnya, berdasarkan pertimbangan osmotic bahwa ginjal tidak dapat mengeksresi urin dengan konsentrasi yang lebih rendah atau tinggi daripada cairan tubuh. Memeang hal ini akan berlaku jika osmolaritas cairan intersitium yang mengililingi tubulus ginjal sama dengan cairan tubuh lain.Untungnya pada cairan interstitium medulla kedua ginjal terdapat gradient osmotic vertical besar. Konsentrasi cairan interstitium secara progresif meningkat dari batas korteks turun ke kedalaman medulla ginjal sampai mencapai maksimum 1200 mosm/l pada manusia di taut dengan pelvis ginjal. Gradient osmotic vertical ini tetap konstan tanpa bergantung pada keseimbangan cairan tubuh.Adanya gradient ini memungkinkan ginjal menghasilkan urin dengan konsentrasi antara 100 1200 mosm/l bergantung pada status hidrasi tubuh. Apakah tubuh berada pada keseimbangan cairan yang ideal , dihasilkan urin isotonic dengan kecepatan 1ml/ menit. Apabila tubuh mengalami hidrasi berlebihan ginjal mampu menghasilkan urin encer dalam volume yang besar (sampai 25ml/menit dan hipotonik yaitu 100 mosm/l) sehingga kelebihan H2O dapat dieiminasi dari tubuh. Ginjal mampu menghasilkan urin pekat dalam jumlah sedikit ( sampai 0.3 ml/menit dengan konsentrasi hipertonik yaitu 1200 mosm/l) apabila tubuh mengalami dehidrasi sehingga H2O tertahan ditubuh.